Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF

TENAGA KEPENDIDIKAN

I. BAGIAN AWAL
A. NAMA DIKLAT
Diklat Teknis Substantif Tenaga Kendidikan Peningkatan Kompetensi
Implementasi Kurikulum 2013 Revisi bagi Guru Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Kabupaten Sukoharjo Tahun 2017
B. WAKTU PELAKSANAAN
Diklat dilaksanakan mulai hari Senin s.d. Kamis, 2 s.d. 5 Oktober
2017
C. TEMPAT PELAKSANAAN
Diklat dilaksanakan di MTs Negeri Bekonang Kabupaten Sukoharjo
Jalan Mayor Achmadi no. 9 Bekonang Mojolaban Sukoharjo. Telepon
(0271) 611749
D. TUJUAN PENYELENGGARAAN DIKLAT
Penyelenggara melaksanakan diklat teknis substantif tenaga pendidik
peningkatan kompetensi implementasi kurikulum 2013 edisi revisi
bagi guru MTs Kabupaten Sukoharjo dengan tujuan :
1. Memiliki sikap yang terbuka untuk menerima kurikulum 2013
2. Memiliki pemahaman yang mendalam tentang kurikulum 2013
(filosofi, rasional, elemen perubahan, strategi implementasi,
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD))
3. Memiliki ketrampilan menganalisis keterkaitan antara Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), Kompetensi
Dasar (KD).
4. Memiliki ketrampilan menyusun Rencana Program pembelajaran
(RPP) yang mengacu pada kurikulum 2013

1
5. Memiliki ketrampilan mengajar dengan menerapkan pendekatan
scientific secara benar.
6. Memiliki ketrampilan mengajar dengan menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning, Project Based Learning,
Discovery Learning.
7. Memiliki ketrampilan melaksanakan penilaian autentik
E. JUMLAH JAM PELAJARAN :
Diklat dilaksanakan selama empat hari dengan durasi waktu selama 40
JP dengan rincian per hari 10 JP.
F. PENYELENGGARA/PELAKSANA DIKLAT
Diklat diselenggarakan dan dilaksanakan kerjasama antara Balai
Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Semarang Badan Litbang dan
Diklat Kementerian Agama dengan MTsN Bekonang Kabupaten
Sukoharjo.

2
G. SURAT TUGAS

3
H. FOTO KOPI STTPL

4
II. BAGIAN ISI
A. TUJUAN MENGIKUTI DIKLAT
Diklat diikuti dengan alasan sebagai salah satu bekal untuk
menambah pengetahuan tentang Kurikulum 2013 (filosofi,
rasional, elemen perubahan, strategi implementasi, Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar), menganalisis keterkaitan SKL, KI, Kd,
penyusunan RPP agar mind set perubahan kurikulum 2013, analisis
SKL, KI, KD, penyusunan RPP, pembelajaran dengan pendekatan
scientific, model-model pembelajaran PBL, PjBL, DL dan
perancangan penilaian autentik sehingga diharapkan setelah selesai
kegiatan diklat dapat segera diterapkan dalam pembelajaran.
Selain itu, diklat merupakan cara pengembangan diri yang
harus dilakukan seorang guru/PNS jika ingin mengajukan penilaian
angka kredit. Oleh karena itu, sesuai dengan alasan tersebut maka
perlu untuk mengikuti kegiatan diklat ini.
Diklat tentang peningkatan kompetensi implementasi
kurikulum 2013 edisi revisi bagi guru madrasah tsanawiyah
kabupaten Sukoharjo yang diselenggarakan oleh KKM Kabupaten
Sukoharjo bekerja sama dengan Balai Diklat Keagamaan
Semarang ini sama sekali belum pernah diikuti sehingga pada
kesempatan ini merupakan pengalaman pertama bagi saya.

B. DESKRIPSI MATERI
Materi yang dipelajari pada diklat ini meliputi :
a. Pembukaan (1 JP)
DDWK ini dibuka Drs. H. Istanso, MM dari Kemenag
Kabupaten Sukoharjo dan dihadiri juga Drs. Parmin Pengawas
MTs Kabupaten Sukoharjo. Beliau berharap semua peserta
diklat mengikuti semua sesi pembelajaran dengan baik agar
dapat menyerap ilmu K13 ini dengan baik dan nantinya dapat

5
menerapkannya dalam pembelajaran di madrasah masing-
masing.
b. Kebijakan Diklat Teknis (2 JP)
Pemateri : Drs. H. Syari’in , M.Ag (Kepala Balai Diklat
Keagamaan Semarang)
Selama ini guru masih disibukkan dengan administrasi
padahal tugas utama guru adalah mengajar dan mendidik.
Bahkan guru yang sudah disertifikasi selalu harus membuat
laporan-laporan yang monoton. Seyogyanya pekerjaan ini bisa
disederhanakan.
Mulai tahun 2016 guru diperketat dalam hal kenaikan
pangkat maupun sertifikasi. Pemerintah mengeluarkan PP no
11 tahun 2017 tentang manajemen PNS. Jika seseorang ingin
menjadi pengawas madrasah maka harus mengikuti seleksi
dengan serangkaian assesment ketika dinyatakan lolos masih
harus mengikuti diklat calon pengawas selama 15 hari dan
dinyatakan lulus barulah nanti akan turun SK. Begitu juga
untuk jabatan kepala madrasah dimulai proses seleksi dan
assessment dan lulus kemudian masih harus mengikuti diklat
tugas tambahan sebagai kepala madrasah selama 10 hari dan
dinyatakan lulus dan mendapatkan STTPL. Setelah itu barulah
akan mendapatkan SK.
PP no 11 tahun 2017 pasal 203 menyatakan bahwa setiap
ASN wajib mengikuti kegiatan pengembangan diri minimal 20
jam setiap tahunnya. Akan tetapi karena keterbatasan balai
diklat tidak bias memanggil semua ASN mengikuti diklat di
balai diklat. Maka sebagai solusinya diadakan diklat kerja sama
dengan balai diklat sehingga jika dinyatakan lulus berhak
mendapatkan STTPL.

6
Dalam kegiatan PKB seorang guru harus melakukan
kegiatan pengembangan diri yaitu dengan diklat dan kegiatan
kolektif guru. Diklat minimal 40 jam pertemuan yang jika
lulus akan mendapatkan STTPL. Oleh karena itu dalam diklat
ada lulus dan tidak lulus. Selain itu diklat harus
diselenggarakan oleh lembaga diklat yang terakreditasi, durasi
jam diklat 45 menit dan harus ada MOU bila diselenggarakan
di tempat.
Pasal 210 PP no 11 tahun 2017 dijelaskan bahwa kegiatan
pengembangan diri guru dengan 3 cara, yaitu :
 Pendidikan formal
 Pelatihan-pelatihan seperti workshop, sosialisasi dan
seminar
 Diklat
Kegiatan PKB kedua adalah publikasi ilmiah diantaranya
dengan PTK. Oleh karena itu beliau menyarankan untuk segera
diselenggarakan diklat PTK.
Kegiatan PKB ketiga yaitu karya inovatif seperti video
pembelajaran, film.
c. Pre Tes (1 JP)
Kegiatan ini peserta harus mengerjakan 50 butir soal dengan
tujuan sebagai penjajagan awal seluruh materi. Kegiatan ini
dipandu dan diawasi panitia.
d. Mind Set Perubahan Kurikulum 2013 (3 JP)
Pemateri : Dra. Budi Lestari, M. Pd (Widyaiswara Balai Diklat
Keagamaan Semarang)
Tujuan pembelajaran: memahami kebijakan dan
dinamika perkembangan kurikulum 2013.
Makna “guru” yang sesungguhnya adalah pengusir
kebodohan/kegelapan. “Gu” adalah kebodohan/kegelapan dan

7
“ru” adalah pengusir. Arti umum guru adalah orang yang
mengungkap sasaran (guri) kepada siswa-siswanya yakni yang
menunjukkan tujuan dan cara hidup terbaik kepada mereka
yaitu kebijaksanaan yang menjadi prinsip ketuhanan.
Pendidikan telah diatur dalam UU no 20 tahun 2003
tentang system pendidikan nasional. Pada pasal 3 disebutkan
fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Pada pasal 3 juga disebutkan tentang tujuan pendidikan
nasional untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Kurikulum seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi, tujuan, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kerangka pengembangan kompetensi kurikulum 2013
berbasis kompetensi.

Rumusan proses dalam kurikulum 2013

8
Substansi perbaikan dokumen kurikulum 2013

NO PERMASALAHAN HASIL PERBAIKAN


1 Isu keselarasan antara Koherensi KI-KD dan
KI-KD dengan silabus penyelarasan dokumen
dan buku
2 Kompleksitas Penataan kompetensi sikap
pembelajaran dan spiritual dan sikap social
penilaian pada sikap pada semua mata pelajaran
spiritual dan sikap sosial
3 Pembatasan kemampuan Penataan kompetensi yang
9
siswa melalui tidak yang tidak dibatasi
pemenggalan taksonomi pemenggalan taksonomi
proses berfikir antar proses berfikir
jenjang
4 Penerapan proses berfikir Pemberian ruang kreatif
5M sebagai metode kepada guru dalam
pembelajaran yang mengimplementasikan
bersifat procedural dan kurikulum
mekanistik
Implikasi revisi kurikulum 2013 terhadap penilaian hasil
belajar:
a) Penilaian sikap spiritual dan sikap social diperoleh melalui
 Hasil pembelajaran langsung (direct teaching) pada
mapel pendidikan agama-budi pekerti dan mapel
PPKn
 Hasil pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching) dari semua mata pelajaran
 Penilaian sikap spiritual dan sikap social diberikan
dalam bentuk deskriptif
b) Penilaian pengetahuan dan ketrampilan
 Penilaian menggunakan skala 0-100
 Kriterian Ketuntasan Minimal (KKM) ditetapkan
oleh sekolah dengan skala 100
Kebijakan mengenai buku teks pelajaran :
a) Buku lama kurikulum 2013 tetap dapat digunakan sebagai
sumber belajar
b) Buku teks pelajaran pemerintah bukan satu-satunya sumber
belajar utama
c) Penerbitan buku teks pelajaran dapat dilakukan oleh
Kemdikbud atau swasta (Permendikbud no 8 tahun 2016)

10
Kerangka Sistem Pembelajaran
a) Penilaian sebagai penggerak mutu pembelajaran
b) Kerangka sistem umpan balik dan peningkatan mutu
Penumbuhan Pendidikan Karakter (PPK)
Membangun generasi emas 2045 yang dibekali
keterampilan abad 21. Keterampilan abad 21 yang
dibutuhkan setiap siswa:
a) Kualitas karakter
Bagaimana siswa beradaptasi dengan lingkungan yang
dinamis sehingga perlu dibekali dengan sikap religious,
nasionalis, mandiri, integritas, gotong royong, toleransi,
tanggung jawab, kreatif dan peduli lingkungan
b) Literasi dasar
Bagaimana siswa menerapkan ketrampilan dasar sehari-
hari sehingga perlu dibekali dengan literasi baca tulis,
literasi berhitung, sains, teknologi informasi dan
komunikasi, finansial, budaya dan kewarganegaraan.
c) Kompetensi
Bagaimana siswa memecahkan masalah kompleks
sehingga perlu dibekali berpikir kritis, kreatif,
komunikasi dan kolaborasi.
Upaya penumbuhan karakter dengan cara:
a) Pembelajaran yang bermakna
b) Ekosistem dan budaya sekolah yang sehat
c) Guru sebagai panutan
d) Lingkungan keluarga dan masyarakat yang memperkuat
penumbuhan nilai-nilai karakter dan budi pekerti anak
e. Analisis/Pemetaan SKL, KI, KD (5 JP)
Pemateri : Dra. Nurul Kamilati, S.pd, M.Ed
Tujuan pembelajaran:

11
1) Menjelaskan konsep SKL, KI, KD
2) Menbedakan SKL, KI, KD
3) Melakukan analisis SKL, KI, KD dalam kurikulum 2013
edisi revisi
Tujuan kurikulum 2013 yaitu mempersiapkan insane
Indonesia untuk memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi
dan warga Negara yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif
serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara dan peradaban dunia.
SKL adalah criteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap pengetahuan ketrampilan (setiap
jenjang satuan pendidikan). Sedangkan KI adalah gambaran
mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan dalam sikap,
pengetahuan dan ketrampilan yang harus dimiliki peserta didik
di satuan pendidikan. KI dirancang seiring meningkatnya usia
peserta didik pada kelas tertentu. Melalui KI integrasi vertical
berbagai kelas yang berbeda dapat dijaga. Empat macam KI:
1) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap
spiritual
2) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap social
3) Kompetnsi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan
4) Kompetenasi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti
ketrampilan
KD dirumuskan untuk mencapai KI yang harus diperoleh
peserta didik melalui pembelajaran. Empat macam KD:
1) KD spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1
2) KD sikap social dalam rangka menjabarkan KI-2
3) KD pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3
4) KD ketrampilan dalam rangka menjabarkan KI-4

12
SKL dimensi sikap jenjang MTs yaitu memiliki perilaku
yang mencerminkan sikap:
1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
2) Berkarakter, jujur dan peduli
3) Bertanggung jawab
4) Pembelajar sejati sepanjang hayat
5) Sehat jasmani dan rohani
Sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
Negara dan kawasan regional.
SKL dimensi pengetahuan jenjang MTs yaitu
1) memiliki kemampuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
budaya.
2) Mampu mengaitkan pengetahuan tersebut dalam konteks
diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara dan kawasan regiaonal.
SKL dimensi ketrampilan jenjang MTs yaiu memiliki
ketrampilan berpikir, bertindak secara kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif dan komunikatif melalui pendekatan
ilmiah sesuai dengan yang dipelajari di satuan pendidikan dan
sumber lain secara mandiri.
Rincian gradasi sikap, pengetahuan dan ketrampilan
sebagai berikut:
Sikap Pengetahuan Ketrampilan
Menerima Mengingat Mengamati
Menjalankan Memahami Menanya
Menghargai Menerapkan Mencoba
Menghayati Menganalisis Menalar

13
Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji
Mencipta
Analisis Keterkaitan SKL, KI, KD, IPK, Materi
Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, dan Penilaian

SKL KI KD IPK Materi Model / Renca


Pembel Kegiata na
ajaran n Penila
Pembel ian
ajaran

1 2 3 4 5 6 7

Dimensi 1. 1.1 1.1.1 DL/ Tes


sikap PBL/ lisan
Dimensi 2. 1.1.2 PjPL
pengetah Tes
3. 2.1 2.1.1 tulis
uan
Dimensi 4. 2.1.2 Unjuk
ketrampi kerja
3.1 3.1.1
lan
3.1.2

4.1 4.1.1

4.1.2

f. Penyusunan RPP (6 JP)


Pemateri : Dra. Budi Lestari, M.Pd.
Materi : RPP Kurikulum 2013 Revisi tahun 2017 Integrasi
PPK, GLS, HOTS, dan 4C
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat tenaga
pendidik harus memunculkan dan menginsert empat macam
point yaitu: PPK, literasi, 4C dan HOTS yang memerlukan
kreatifitas tenaga pendidik untuk meraciknya menjadi RPP
yang utuh.
1. PPK,
14
Karakter yang diperkuat terutama 5 karakter, yaitu:
religious, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas.
Pengintegrasian dapat berupa:
- pemaduan kegiatan kelas, luar kelas di sekolah, dan luar
sekolah (masyarakat/komunitas);
- pemaduan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler;
- pelibatan secara serempak warga sekolah, keluarga, dan
masyarakat
2. Literasi
*Pengertian Literasi* dalam konteks Gerakan Literasi
Sekolah adalah kemampuan mengakses, memahami, dan
menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai
aktivitas antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis,
dan/atau berbicara.
Literasi dapat dijabarkan menjadi Literasi Dasar (Basic
Literacy), Literasi Perpustakaan (Library Literacy), Literasi
Media (Media Literacy), Literasi Teknologi (Technology
Literacy), Literasi Visual (Visual Literacy).
3. 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking and
Problem Solving, dan Creativity and Innovation) sebagai
ketrampilan abad 21.
4. HOTS (Higher Order Thinking Skill) atau kemampuan
berpikir tingkat tinggi level 3/C4 sd C6)
HOTS adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif,
metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan
berpikir tingkat tinggi.
Adapun ranah dari HOTS yaitu analisis yang merupakan
kemampuan berpikir dalam menspesifikasi aspek-aspek/elemen
dari sebuah konteks tertentu; evaluasi merupakan kemampuan

15
berpikir dalam mengambil keputusan berdasarkan
fakta/informasi; dan mengkreasi merupakan kemampuan
berpikir dalam membangun gagasan/ide-ide.
Prinsip penyusunan RPP
- Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
- Berpusat pada peserta didik
- Berbasis Konteks
- Berorientasi Kekinian
- Mengembangkan kemandirian belajar
- Memberi umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran
- Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi
dan/atauantarmuatan
- Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Komponen dan sistematika RPP (Permendikbud no 22
tahun 2016 tentang Standar Proses Dikdas dan Menengah)
a) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan
b) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
c) Kelas/Semester;
d) Materi Pokok;
e) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
pencapaian KD dan beban belajar dengan
mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia
dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
f) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD,
dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan;
g) Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi;

16
h) Materi Pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir
sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
i) Metode Pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
j) Media Pembelajaran, berupa alat bantu proses
pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran;
k) Sumber Belajar, dapat berupa buku, media cetak dan
elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang
relevan;
l) Langkah-langkah Pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup; dan
m) Penilaian Hasil Pembelajaran.
2. Pembelajaran Remedial
Tulis kegiatan pembelajaran remedial antara lain dalam
bentuk:
- pembelajaran ulang
- bimbingan perorangan
- belajar kelompok
- pemanfaatan tutor sebaya
bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
belajar sesuai hasil analisis penilaian.
3. Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang
sudah mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan
pembelajaran pengayaan untuk perluasan dan/atau
pendalaman. Materi (kompetensi) antara lain dalam
bentuk tugas mengerjakan soal-soal dengan tingkat

17
kesulitan lebih tinggi, meringkas buku-buku referensi
dan mewawancarai narasumber
g. Model-model Pembelajaran (5 JP)
Oleh : Nurul Kamilati, M. Ed
Ciri pembelajaran saintifik:
- Siswa aktif mencari tahu
- Setiap langkah pembelajaran menjadi kompetensi yang
harus dilatih
- Penguatan dilakukan secara vertical dan horizontal pada
setiap mata pelajaran
- Setiap langkah pembelajaran dinilai
Langkah pokok:
- Mengamati (Observing)
- Menanya (Questioning)
- Mengumpulkan informasi/Mencoba
(Experimenting/Explorating)
- Mengasosiasi/Menalar (Associating)
- Mengkomunikasikan (Communicating)
Macam model pembelajaran:
1. Discovery Learning
Discovery learning adalah teori belajar yang
didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila
pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk

finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.

Sebagai strategi belajar, Discovery Learning


mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan
Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada
ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih
menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang

18
sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan
discovery ialah bahwa pada inquiry masalah yang
diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang
direkayasa oleh guru.
Dalam mengaplikasikan metode Discovery
Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara
aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing
dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan
tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar
mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented.
Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus
memberikan kesempatan muridnya untuk menjadi seorang
problem solver, seorang scientis, historin, atau ahli
matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir,
tetapi siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan
menghimpun informasi, membandingkan,
mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan,
mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-
kesimpulan.
Keuntungan model pembelajaran penemuan:
a) Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan
keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif.
Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini,
seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya
b) Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat
pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian,
ingatan dan transfer
c) Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena
tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil

19
d) Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan
cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.
e) Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya
sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri
f) Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep
dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama
dengan yang lainnya.
g) Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif
mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat
bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam
situasi diskusi
h) Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-
raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final
dan tertentu atau pasti
i) Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih
baik
j) Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer
kepada situasi proses belajar yang baru
k) Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif
sendiri
l) Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan
hipotesis sendiri
m) Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi
proses belajar menjadi lebih terangsang
n) Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju
pada pembentukan manusia seutuhnya
o) Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa
p) Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan
berbagai jenis sumber belajar
q) Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu

20
Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan
a) Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan
pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai,
akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau
mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang
tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan
menimbulkan frustasi.
b) Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa
yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama
untuk membantu mereka menemukan teori atau
pemecahan masalah lainnya.
c) Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini
dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang
telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama
d) Pengajaran discovery lebih cocok untuk
mengembangkan pemahaman, sedangkan
mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi
secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.
e) Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang
fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan
oleh para siswa
f) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk
berfikir yang akan ditemukan oleh siswa karena telah
dipilih terlebih dahulu oleh guru
g) Langkah-Langkah Operasional
 Langkah persiapan
 Menentukan tujuan pembelajaran
 Melakukan identifikasi karakteristik siswa
(kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan
sebagainya)

21
 Memilih materi pelajaran
 Menentukan topik-topik yang harus
dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-
contoh generalisasi)
 Mengembangkan bahan-bahan belajar yang
berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan
sebagainya untuk dipelajari siswa
 Mengatur topik-topik pelajaran dari yang
sederhana ke kompleks, dari yang konkret
ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik
sampai ke simbolik
 Melakukan penilaian proses dan hasil belajar
siswa
 Langkah pelaksanaan
a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
b. Problem statement (pernyataan/identifikasi
masalah)
c. Data collection (pengumpulan data)
d. Data processing (pengolahan data)
e. Verification (pembuktian)
f. Generalization (menarik
kesimpulan/generalisasi)
 Langkah penilaian
a. Penilaian dapat dilakukan dengan tes maupun
non tes.
b. Penilaian yang digunakan dapat berupa
penilaian kognitif, proses, sikap atau penilaian
hasil kerja siswa. Jika bentuk penilaiannya
berupa penilaian kognitif, maka dalam model
pembelajaran discovery learning dapat

22
menggunakan tes tertulis. Jika bentuk
penilaiannya menggunakan penilaian proses,
sikap, atau penilaian hasil kerja siswa maka
pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan
pengamatan.
Contoh discovery dengan media alat peraga. Air
di gelas aqua ditusuk dengan sedotan. Apa yang
terjadi?
2. Problem Based Learning
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah
pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah
kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk
belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran
berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk
memecahkan masalah dunia nyata (real world).
Kelebihan pembelajaran berbasis masalah (PBL):
a) Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna.
Peserta didik/mahapeserta didik yang belajar
memecahkan suatu masalah maka mereka akan
menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau
berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan.
Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas
ketika peserta didik/mahapeserta didik berhadapan
dengan situasi di mana konsep diterapkan
b) Dalam situasi PBL, peserta didik/mahapeserta didik
mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara
simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang
relevan
c) PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis,
menumbuhkan inisiatif peserta didik/mahapeserta didik

23
dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan
dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam
bekerja kelompok
Langkah-langkah operasinal dalam proses
pembelajaran:
 Konsep dasar (Basic consept)
Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk,
referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam
pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar
peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer
pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang akurat
tentang arah dan tujuan pembelajaran
 Pendefinisian masalah (Defining the problem)
Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario
atau permasalahan dan peserta didik melakukan
berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota
kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan
tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga
dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif
pendapat.

 Pembelajaran mandiri (Self learning)


Peserta didik mencari berbagai sumber yang
dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi.
Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel
tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman
web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan.

Tahap investigasi memiliki dua tujuan


utama, yaitu: (1) agar peserta didik mencari
informasi dan mengembangkan pemahaman yang
relevan dengan permasalahan yang telah
24
didiskusikan di kelas, dan (2) informasi
dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu
dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut
haruslah relevan dan dapat dipahami.
 Pertukaran pengetahuan (Exchange knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan
pendalaman materi dalam langkah pembelajaran
mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya
peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk
mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi
dari permasalahan kelompok. Pertukaran
pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara
peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan
fasilitatornya.

 Penilaian (Assesment)
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga
aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill),
dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan
pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir
semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis,
PR, dokumen, dan laporan.
Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur
dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik
software, hardware, maupun kemampuan
perancangan dan pengujian.
Contoh penerapan
Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam
kelas, peserta didik terlebih dahulu diminta untuk
mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu.
25
Kemudian peserta didik diminta mencatat masalah-
masalah yang muncul.
Setelah itu tugas guru adalah meransang
peserta didik untuk berpikir kritis dalam
memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah
mengarahkan peserta didik untuk bertanya,
membuktikan asumsi, dan mendengarkan pendapat
yang berbeda dari mereka.
Memanfaatkan lingkungan peserta didik
untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru
memberikan penugasan yang dapat dilakukan di
berbagai konteks lingkungan peserta didik, antara
lain di sekolah, keluarga dan masyarakat.
Tahapan-tahapan model PBL
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1 - Menjelaskan tujuan
Orientasi peserta pembelajaran, menjelaskan
didik kepada logistic yang diperlukan
masalah - Memotivasi peserta didik
untuk aktif dalam pemecahan
masalah yang dipilih
Fase 2 Membantu peserta didik
Mengorganisasikan untuk mendefinisikan dalam
peserta didik mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut
Fase 3 Mendorong peserta didik
Membimbing untuk mengumpulkan
penyelidikan informasi yang sesuai,
individu dan melaksanakan eksperimen

26
kelompok untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan
masalah.
Fase 4 Membantu peserta didik
Mengembangkan dalam merencanakan dan
dan menyajikan menyiapkan karya yang
hasil karya sesuai seperti laporan, model
dan berbagi tugas dengan
teman.
Fase 5 Mengevaluasi hasil belajar
Menganalisa dan yang telah dipelajari/meminta
mengevaluasi kelompok presentasi hasil
proses pemecahan kerja
masalah
Sintak pembelajaran berdasarkan masalah:
a) Orientasi siswa kepada masalah otentik
b) Mengorganisasi siswa untuk belajar
c) Membimbing penyelidikan individual/kelompok
d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
3. Project Based Learning
Pembelajaran berbasis proyek (Project Based
Learning/PjBL) adalah pembelajaran yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi
untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Dengan
kata laian dalam pembelajaran ini menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan

27
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
Pembelajaran ini dirancang untuk digunakan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam
melakukan investigasi dan memahaminya. Melalui PjBL,
proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan
penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta
didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam
kurikulum.
Ketika pertanyaan terjawab, secara langsung peserta
didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus
berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang
dikajinya. PjBL merupakan investigasi mendalam tentang
sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi
dan usaha peserta didik.
Keuntungan pembelajaran berbasis proyek:
a) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk
belajar, mendorong kemampuan mereka untuk
melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk
dihargai.
b) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
c) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil
memecahkan problem-problem yang kompleks.
d) Meningkatkan kolaborasi.
e) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi.
f) Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
mengelola sumber

28
g) Memberikan pengalaman kepada peserta didik
pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi
proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-
sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan
tugas.
h) Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan
peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk
berkembang sesuai dunia nyata.
i) Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil
informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki,
kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
j) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan,
sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati
proses pembelajaran.
Kelemahan pembelajaran berbasis proyek:
a) Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan
masalah.
b) Membutuhkan biaya yang cukup banyak
c) Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas
tradisional, di mana instruktur memegang peran utama
di kelas.
d) Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
e) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam
percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami
kesulitan.
f) Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif
dalam kerja kelompok.
g) Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing
kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak
bisa memahami topik secara keseluruhan

29
Langkah-langkah:
1) Menetapkan tema proyek
Tema proyek hendaknya memenuhi indikator-indikator
berikut: (a) memuat gagasan umum dan orisinil, (b)
penting dan menarik, (c) mendeskripsikan masalah
kompleks, (d) mencerminkan hubungan berbagai
gagasan, (e) mengutamakan pemecahan masalah ill
defined.
2) Menetapkan konteks belajar
Konteks belajar hendaknya memenuhi indikator-
indikator berikut: (a) Pertanyaan-pertanyaan proyek
mempersoalkan masalah dunia nyata, (b)
mengutamakan otonomi siswa, (c) Melakukan inquiry
dalam konteks masyarakat, (d) Siswa mampu
mengelola waktu secara efektif dan efesien, (e) Siswa
belajar penuh dengan kontrol diri, (f) Mensimulasikan
kerja secara professional.
3) Merencanakan aktivitas-aktivitas
Pengalaman belajar terkait dengan merencanakan
proyek adalah sebagai berikut: (a) membaca, (b)
meneliti, (3) observasi, (4) wawncara (5) merekam, (5)
mengunjungi obyek yang berkaitan dengan proyek,
(6)akses internet.
4) Memproses aktivitas-aktivitas
Indikator-indikator memeroses aktivitas meliputi antara
lain: (a) membuat sketsa, (b) melukiskan analisa, (3)
menghitung , (d) men-generate, (e) mengembangkan
prototipe.
5) Penerapan aktivitas untuk menyelesaikan proyek

30
Langkah-langkah yang dilakukan, adalah: (a) mencoba
mengerjakan proyek berdasarkan sketsa, (b) menguji
langkah-langkah yang telah dikerjakan dan hasil yang
diperoleh, (c) mengevaluasi hasil yang telah diperoleh,
(4) merevisi hasil yang telah diperoleh, (d) melakukan
daur ulang proyek yang lain, (e) mengklasifikasi hasil
terbaik.
6) Penilaian
- Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian
terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan
data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian
data.
- Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui
pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,
kemampuan penyelidikan dan kemampuan
menginformasikan peserta didik pada mata
pelajaran tertentu secara jelas.
h. Perancangan Penilaian Autentik (8 JP)
Pemateri : Dra. Budi Lestari, M. Pd

Prinsip khusus penilaian autentik


1) Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum.

31
2) Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran.
3) Berkaitan dengan kemampuan peserta didik.
4) Berbasis kinerja peserta didik.
5) Memotivasi belajar peserta didik.
6) Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta
didik.
7) Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi
responnya.
8) Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
9) Mengembangkan kemampuan berpikir divergen.
10) Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.
11) Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata
12) Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus.
13) Terkait dengan dunia kerja.
14) Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia
nyata.
15) Menggunakan berbagai cara dan instrumen.
Penilaian dialkukan melalui 3 pendekatan yaitu assessment of
learning (penilaian akhir pembelajaran), assessment for
learning (penilaian untuk pembelajaran) dan assessment as
learning (penilaian sebagai pembelajaran).
1. Penilaian Kompetensi Sikap
Penilaian sikap adalah kegiatan untuk mengetahui
kecenderungan perilaku spiritual dan sosial peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari di dalam dan di luar kelas sebagai hasil
pendidikan.
Ketuntasan belajar :
- Ketuntasan belajar untuk sikap (KI-1, KI-2) ditetapkan
dengan predikat baik.

32
- Jika perilaku peserta didik belum menunjukkan PREDIKAT
BAIK maka dilakukan pemberian umpan balik dan
pembinaan sikap secara langsung dan kontinyu sehingga
pesdik menunjukkan perilaku baik.
- Ketuntasan belajar untuk pengetahuan dan Keterampilan (KI-
3 & KI-4) ditetapkan oleh Satuan Pendidikan (KKM)
- Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar diberi
kesempatan untuk perbaikan (remedial teaching)
- Peserta didik tidak diperkenankan melanjutkan pembelajaran
kompetensi selanjutnya sebelum kompetensi tersebut tuntas
Cara menilai sikap:
- Observasi, wawancara
- Jurnal catatan anekdot (anecdotal record), catatan kejadian
tertentu (incidental record). Jurnal ini sebagai unsur
penilaian utama.
- Penilaian diri dan penilaian teman sebaya. Ini sebagai alat
konfirmasi/penunjang dari hasil penilaian sikap oleh
pendidik.
Sikap spiritual (KI-1) antara lain: ketaatan beribadah,
berperilaku syukur, berdoa sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan dan toleransi dalam beribadah.
Sikap sosial (KI-2) antara laian: jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli dan percaya diri serta bias ditambahkan santun,
responsive dan pro aktif.
Contoh jurnal spiritual dan social
Nama Madrasah : …………..
Kelas/Semester : …/…
Tahun Pelajaran : …………..

NO WAKTU NAMA CATATAN KETERANGAN


SISWA PERILAKU
33
Contoh lembar observasi
Nama : ……………………
Kelas : …………………….
Pelaksanaan pengamatan : …………………….

No Aspek yang diamati Tanggal Catatan guru

Pengolahan nilai sikap (KI-1 dan KI-2)


- Semua guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK member
informasi berdasarkan jurnal yang dibuat mengenai
sikap/perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik dari
peserta didik.
- Wali kelas merangkum dan menyimpulkan (member predikat
dan merumuskan deskripsi) capaian sikap spiritual sosial
setiap peserta didik berdasarkan kesepakatan rapat dewan
guru. Predikat terdiri atas sangat baik, baik, cukup atau
kurang dan deskripsi sikap ditulis dengan kalimat positif.
- Deskripsi yang ditulis adalah perilaku yang sangat baik,
sedangkan yang kurang baik dideskripsikan sebagai perilaku
yang perlu pembimbingan.
- Untuk siswa yang tidak ada informasi tambahan dari semua
guru, maka diasumsikan dengan berperilaku baik.
- Rekapitulasi hasil penilaian yang dibuat wali kelas berupa
predikat dan deskripsi diisikan dalam raport.
2. Penilaian kompetensi pengetahuan

34
Penilaian pengetahuan adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur proses dan hasil
pencapaian kompetensi peserta didik yang berupa kombinasi
penguasaan penguasaan proses kognitif (kecakapan berpikir)
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi dan mengkreasi dengan pengetahuan faktual,
konseptual, procedural maupun metakognitif.
Teknik penilaian berupa:
- Tes tertulis (pillihan ganda, isian, benar salah, menjodohkan
maupun uraian)
- Tes lisan
- Penugasan
Berdasarkan bentuknya pelaksanaan penilaian terdiri dari:
- Penilaian harian PH)
- Penilaian tengah semester (PTS)
- Penilian akhir semester (PAS)
3. Penilaian ketrampilan
Penilaian ketrampilan adalah penilaian yang dilakukan
untuk menilai kemampuan peserta didik menerapkan
pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu di berbagai
macam konteks sesuai dengan indicator pencapaian
kompetensi.
Teknik penilaian :
TEKNIK TUJUAN
Praktek Mengukur capaian pembelajaran yang
berupa ketrampilan proses
Produk Mengukur capaian pembelajaran yang
berupa ketrampilan dalam membuat produk-
produk teknologi dan seni
Proyek Menukur capaian kompetensi peserta didik

35
mengaplikasikan pengetahuannya melalui
penyelesaikan suatu tugas proyek dalam
waktu tertentu
potofolio Sampel karya peserta didik terbaikdari KD
pada KI-4 untuk melengkapi deskripsi
capaian kompetensi ketrampilan (dalam satu
semester)

i. Praktek Pembelajaran (6 JP)


Pemateri : Bambang Trianggono, S.Ag. MM
Kegiatan ini diisi dengan peer teaching untuk mempraktekkan
materi yang sudah didapat, mulai dari RPP, model
pembelajaran, penilaian. Pada kesempatan ini praktikan 2
model yaitu
- Dra. Zaidatul Hidayah dari MTsN Sukoharjo mapel Qur’an
Hadits
- Dra. Sriyani dari MTsN Sukoharjo mapel PPKn
Hasil praktek sangat baik. Keduanya mampu menerapkan ilmu
yang sudah diperoleh dengan baik.
j. Kebijakan Kementerian Agama (2 JP)
Pemateri : H. Ihsan Muhadi, S.Ag (Kepala Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Sukoharjo).
Visi kementerian agama kabupaten Sukoharjo : “Terwujudnya
masyarakat Sukoharjo yang yang taat beragama, rukun, cerdas,
dan sejahtera lahir batin dalam rangka mewujudkan Indonesia
yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan
gotong royong”
Misi Kankemenag Kabupaten Sukoharjo :
1. Meningkatkan pemahaman dan pengalaman ajaran agama;
2. Memantapkan kerukunan intra dan antar umat beragama;

36
3. Menyediakan pelayanan kehidupan beragama yang merata
dan berkualitas;
4. Meningkatkan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan
potensi ekonomi keagamaan;
5. Mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji dan umroh yang
berkualitas dan akuntabel;
6. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan umum, dan
pendidikan keagamaan;
7. Mewujudkan tatakelola pemerintahan yang bersih,
akuntabel dan terpercaya
Visi Seksi Pendidikan Madrasah : “Terwujudnya
penyelenggaraan madrasah, dan RA/BA/TA yang
menghasilkan peserta didik berakhlakul karimah, berkarakter,
cerdas, rukun, kompetitif dan mandiri.”
Misi Seksi Pendidikan Madrasah :
1. Mengembangkan madrasah yang mampu menghasilkan
lulusan yang Islami, unggul dalam ilmu pengetahuan,
berkarakter bersikap mandiri, dan berwawasan kebangsaan.
2. Mengembangkan pengelolaan madrasah dan RA memenuhi
SPM dan SNP yang akuntabel
3. Memberdayakn pendidik dan tenaga kependidikan
madrasah dan RA yang unggul berkarakter dan cerdas
4. Mengembangkan kurikulum dan pembelajaran yang kreatif,
inovatif dan menyenangkan bermuatan kearifan local dan
budaya dan karakter bangsa. Nasionalisme, pendidikan
kewirausahaan/ekonomi kreatif di madrasah dan RA sesuai
standar nasional.
5. Memfasilitasi pembangunan dan pengembangan sarana dan
prasarana madrasah dan RA sesuai standar nasional dan
memiliki keunggulan

37
6. Mengembangkan evaluasi pendidikan madrasah dan RA
yang valid, akuntabel, transparan dan berkesinambungan.
Tujuan Seksi Pendidikan Madrasah
1. Terciptanya madrasah yang mampu menghasilkan lulusan
yang Islami, unggul dalam ilmu pengetahuan, bersikap
mandiri, berkarakter dan berwawasan kebangsaan; dengan
proses penyelenggaraan yang bertumpu pada prinsip good
governance
2. Terwujudnya pengelolaan madrasah dan RA yang
memenuhi SPM dan SNP yang akuntabel
3. Terpenuhinya pendidik dan tenaga kependidikan madrasah
dan RA/BA yang profesional, unggul, dan berkarakter
cerdas
4. Terwujudnya kurikulum dan pembelajaran yang kreatif,
inovatif, dan menyenangkan bermuatan kearifan lokal,
budaya dan karakter bangsa, nasionalisme, pendidikan
kewirausahaan/ ekonomi kreatif di madrasah dan RA/BA
sesuai standar nasional
5. Terpenuhinya sarana dan prasarana madrasah, dan RA/BA
sesuai standar nasional dan memiliki keunggulan
6. Terwujudnya evaluasi pendidikan madrasah, dan RA/BA
yang valid, akuntabel, transparan, dan berkesinambungan
Madrasah di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan status lembaga :
LEMBAGA NEGERI SWASTA JUMLAH
Raudhatul Athfal (RA) - 199 199
Madrasah Ibtidaiyah (MI) 6 72 78
Madrasah Tsanawiyah (MTs) 3 13 16
Madrasah Aliyah (MA) 1 5 6
Jumlah 10 289 299

38
Tantangan dan realita madrasah di kabupaten Sukoharjo

Jumlah RA/madrasah 299


LEMBAGA STATUS AKREDITASI
A B C BELUM
RA 39 54 - 108
MI/MIN 33 40 - 8
MTs/MTsN 6 10 - -
MA/MAN 4 1 - 1
Jumlah 82 105 - 117

Potensi dan Masalah untuk meningkatkan mutu


madrasah :ADRASAH
a) Potensi yang dapat mendukung upaya peningkatan akses dan
mutu pendidikan madrasa:
1. Besarnya peran masyarakat dalam mendukung
penyelenggaraan pendidikan madrasah;
2. Kualitas pembelajaran di madrasah secara umum dapat
mengimbangi kualitas pembelajaran di sekolah umum;
3. Adanya kebijakan nasional yang memposisikan pendidikan
madrasah setara dengan pendidikan pada sekolah umum;
b) Masalah yang dapat menjadi kendala bagi upaya peningkatan
akses dan mutu pendidikan madrasah
1. Penyelenggaraan pendidikan RA dan madrasah yang
mayoritas dikelola oleh masyarakat dapat menimbulkan

39
masalah terkait upaya koordinasi dan standarisasi pelayanan
pendidikan;
2. Rasio jumlah siswa-pendidik yang masih terlalu rendah
menimbulkan persoalan dalam hal efisiensi pembiayaan
pendidikan;
3. Masih terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana
pendidikan madrasah yang dapat memenuhi SPM dan/atau
SNP;
4. Masih terbatasnya ketersediaan tenaga pendidik yang
berkualitas baik dari segi jumlah maupun ketersebarannya;
5. Masih lemahnya kualitas manajemen dan masih terbatasnya
ketersediaan pimpinan yang professional pada madrasah
Arah kebijakan Kemenag kabupaten Sukoharjo:
1. Peningkatan akses dan mutu PAUD
a) Peningkatan dana operasional (BOP) untuk RA dan BOS
untuk madrasah
b) Penyediaan ruang kelas pendidikan RA/Madrasah yang
berkualitas
c) Penyediaan peralatan dan perlengkapan RA?Madrasah
yang berkualitas
d) Pengembangan kurikulum yang disertai pelatihan,
pendampingan dan penyediaan buku pendidikan yang
berkualitas sesuai kurikulum RA/Madrasah yang sesuai
2. Peningkatan akses dan mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
(wajib belajar 12 tahun)
1. Perluasan akses masyarakat terhadap layanan pendidikan;
Strategi dan upaya yang dilakukan:
- Program Kartu Indonesia Pintar
- Pemberian dan BOS
- Penyediaan ruang kelas

40
- Pengembangan layanan madrasah di 3T
- Pengembangan layanan madrasah satu atap
- Pengembangan pendidikan kejuruan berciri agama
(MAK)
2. Peningkatan penyediaan sarana prasarana pendidikan;
Strategi dan upaya yang dilakukan:
- Peningkatan sarana dan perlengkapan pembelajaran
- Penyediaan dn peningkatan ruang kelas yang memada
- Penyedian dan peningkatan perpustakaan
- Pengembangan dan peningkatan standar unit
kesehatan madrassah
- Peningkatan kelengkapan sarana meubelair
- Penyediaan laboratorium dan peralatannya
- Pengembangan madrasah berasrama
3. Peningkatan mutu peserta didik;
Strategi dan upaya yang dilakukan:
- Pengembangan penghargaan bagi peserta didik
berprestasi
- Penyelengggaraan kompetisi untuk peserta didik
- Peningkatan partisipasi peserta didik dalam berbagai
kompetisi nasional dan internasional
- Pengembangan fasilitas pendidikan ke luar negeri bagi
peserta didik berprestasi
- Penyelenggaraan UN bagi peserta didik
- Pengembangan program pemagangan di dunia
usaha/industri
4. Peningkatan jaminan kualitas kelembagaan;
Strategi dan upaya yang dilakukan:
- Peningkatan mutu akreditasi madrasah
- Pengembangan madrasah unggulan

41
- Peningkatan mutu manajemen
- Peningkatan kualitas ekstra dan intra kurikuler
- Peningkatan manajemen berbasis satuan pendidikan
- Pemberdayaan KKM, KKG dan MGMP
- Pengembangan program ketrampilan pada madrasah
- Pengembangan program keagamaan pada madrasah
- Pemberdayaan lembaga/organisasi mitra
pengembangan madrasah
- Pemberdayaan pusat pengembangan madrasah di
provinsi
- Penguatan regulasi penjaminan layanan pendidikan
yang bermutu
5. Peningkatan kurikulum dan pelaksanaannya;
Strategi dan upaya yang dilakukan:
- Penguatan penerapan kurikulum pendidikan
- Penyediaan dan peningkatan kualitas buku pendidikan
agama sesuai kurikulum yang berlaku
- Peningkatan pelatihan kurikulum yang berlaku
- Penguatan pendampingan dalam pelaksanaan
kurikulum yang berlaku
6. Meningkatkan kualitas guru dan tenaga kependidikan
Strategi dan upaya yang dilakukan:
- Peningkatan kompetensi gruru dan madrasah
- Peningkatan kompetensi tenaga pendidikan
- Peningkatan kulifikasi guru minimal S1/D4
- Pemberian tunjangan fungsional, tunjangan prifesi dan
tunjangan khusus
- Peningkatan partisipasi guru dalam Pendidikan Profesi
Guru (PPG)
- Peningkatan sertifikasi guru

42
- Penguatan system dan pelaksanaan Penilaian Kinerja
Guru (PKG)
- Peningkatan kualifikasi pendidikan S2 bagi bagi calon
kepala madrasah dan calon pengawas
- Pengembangan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan penyelenggara pendidikan inklusi
- Pengembangan penghargaan dan dan perlindungan
kepada pendidik dan tenaga kependidikan
k. Ujian ( 1 JP)
Sesi ujian merupakan sesi terakhir yang harus diikuti semua
peserta diklat. Bentuk ujian tes tulis sebanyak 50 soal baik
tentang regulasi kebijakan kurikulum 2013 edisi revisi,
penyusunan RPP, pendekatan saintifik, model-model
pembelajaran hingga penilaian autentik. Alhamdulillah
penyusun dapat mengerjakan dengan baik.

C. TINDAK LANJUT
Setelah selesai mengikuti diklat peningkatan kompetensi
implementasi kurikulum 2013 edisi revisi, para peserta melakukan
tindak lanjut di lingkungan tempat kerja masing-masing dengan
mengimbaskannya kepada rekan-rekan guru di madrasah tempat
tugas melalui forum MGMP tingkat madrasah.

D. DAMPAK
Pelaksanaan diklat selama 4 hari ini memberikan dampak
yang positif bagi peningkatan pengetahuan dan kemampuan para
guru untuk menyusun RPP, mengetahui dan mengembangkan
model-model pembelajaran dan pendekatan saintifik serta
merancang penilaian autentik.

43
Selain itu, guru bisa langsung dapat memraktikkan
pengetahuan dan kemampuan tugas pembuatan RPP yang telah
dijelaskan oleh widyaiswara sehingga harapannya di tempat kerja
para guru bisa melanjutkannya dan melaksanakannya dalam
pembelajaran.
Dengan demikian akan berdampak pada peningkatan
kualitas pembelajaran yang otomatis meningkatkan kualitas guru
dan madrasah.

E. PENUTUP
Laporan ini disusun sebagai salah satu bukti fisik telah
mengikuti diklat teknis substantif tenaga pendidik peningkatan
kompetensi implementasi kurikulum 2013 edisi revisi bagi guru
madrasah tsanawiyah yang diselenggarakan oleh KKM Kabupaten
Sukoharjo bekerja sama dengan Balai Diklat Keagamaan
Semarang.
Dengan terbentuknya laporan ini maka segala kegiatan
yang telah dilakukan selama diklat sudah dapat dituliskan mulai
dari kegiatan awal hingga akhir. Meskipun begitu,
penyusun sangat menyadari bahwa laporan ini masih terdapat
banyak keterbatasan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para
pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan pembuatan
laporan berikutnya.

Mengetahui Sukoharjo, 7 Oktober 2017


Kepala Madrasah Penyusun

Bambang Trianggono Betty Wahyu Prihatin

44
45

Anda mungkin juga menyukai