Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH TENTANG KURIKULUM 2013

Di susun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Perencanaan Pembelajaran Matematika

Dosen Pengampu : Dr. Saminanto, S. Pd., M. Si dan Riska Ayu Wardani, M. Pd.

Disusun oleh:

Madda Salimatul Hikmah (1708056084)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2019
A. Landasan Hukum Kurikulum 2013
Kurikulum menurut UU No. 20 tahun 2003, kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan yang mengenai tujuan, isi, bahan ajar dan cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiaan belajar untuk mendapatkan sebuah tujuan
pendidikan nasional. Menurut Mulyasa, Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang lebih
menekankan kepada karakter, terutama tingkat dasar yang menjadi pondasi bagi tingkat
berikutnya. Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan kurikulum sebelumnya yang lebih
menekankan kepada standar isi, standar proses, standar penilaian dan standar
pengelolaan.
Hal mendasar dari kurikulum 2013, menurut Mulyoto adalah masalah
pendekatan pembelajarannya. Selama ini, pendekatan yang digunakan adalah
materi. Jadi materi di berikan pada anak didik sebanyak-banyaknya sehingga
mereka menguasai materi itu secara maksimal.1
Landasan kurikulum 2013, sebagai berikut : 2
Berdasarkan permendikbud no 67 tahun 2013, landasan hukum Kurikulum 2013 yaitu
sebagai berikut;
1. Undang undang dasar negara republic Indonesia tahun 1945
2. Undang undang nomor 20 tahun 2003tentang sistem pendidikan nasional
3. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 54 tahun 2013 tentang standar
kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah
4. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 65 tahun 2013 tentang standar
proses pendidikan dasar dan menengah
5. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 57 tahun 2014 tentang
kurikulum sekolah dasar dan menengah
6. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 103 tahun 2014 tentang
pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah

B. Perubahan Kurikulum 2013 pada Tahun 2017

1
Suarga, Kerangka Dasar Dan Landasan Pengembangan Kurikulum 2013. Volume VI, Nomor 1, Januari - Juni 2017,
hlm 15
2
Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementerian Agama RI tahun 2014, “ Panduan penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013”, h.2-4.
Adapun perubahan perubahan pada kurikulum 2013 tahun 2017, sebagai berikut :3
1. Nama kurikulum tidak berubah menjadi kurikulum nasional, melainkan tetap memakai
nama Kurikulum 2013 Edisi revisi yang berlaku secara Nasional.
2. Penilaian sikap Kompetensi Inti (KI 1 & KI 2) sudah ditiadakan di setiap mata pelajaran
kecuali mapel agama dan PPKn; namun demikian Kompetensi Inti tetap dicantumkan
dalam penulisan RPP.
3. Jika ada 2 nilai praktek dalam 1 KD (Kompetensi Dasar), maka yang diambil adalah nilai
yang tertinggi. Penghitungan nilai ketrampilan dalam 1 KD dijumlahkan (praktek,
produk, portofolio) dan diambil nilai rata-rata. untuk pengetahuan, bobot penilaian harian
dan penilaian akhir semester itu sama.
4. Pendekatan scientific 5M bukanlah satu-satunya metode saat mengajar dan apabila
digunakan maka susunannya tidak harus berurutan.
5. Silabus kurtilas edisi revisi lebih ramping hanya 3 kolom yaitu KD, materi pembelajaran
dan kegiatan pembelajaran 27
6. Perubahan terminologi Ulangan Harian menjadi Penilaian Harian, UAS menjadi
Penilaian Akhir Semester untuk semester ganjil dan Penilaian Akhir Tahun untuk
semester genap. Sedangkan untuk Ulangan Tengah Semester (UTS) sudah tidak ada lagi
dan langsung ke Penilaian Akhir Semester atau Penilaian Akhir Tahun.
7. Dalam RPP, tidak perlu disebutkan nama metode pembelajaran yang digunakan dan
materi dibuat dalam bentuk lampiran berikut dengan rubrik penilaian (jika ada).
8. Skala penilaian menjadi 1-100. Penilaian sikap diberikan dalam bentuk predikat dan
deskripsi.
9. Remedial diberikan untuk yang memperoleh hasil / nilai kurang, namun sebelumnya
siswa harus diberikan pembelajaran ulang. Nilai Remedial adalah nilai yang dicantumkan
dalam hasil.14
10. Mengintergrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) didalam pembelajaran.
Karakter yang diperkuat terutama 5 karakter, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong
royong, dan integritas.
11. Mengintegrasikan literasi; keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Creative,
Critical thinking, Communicative, dan Collaborative).

3
.jurnal
12. Mengintegrasikan HOTS (Higher Order Thinking Skill).

C. Saintifik
Pendekatan Saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan
pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi
menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan
saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. 4
Pendekatan saintifik ini menerapkan beberapa proses, seperti mengamati,
mengklasifikasi, mengukur, mengamalkan, menjelaskan dan menyimpulkan. Siswa
dituntun untuk lebih aktif dan guru hanya sebagai fasilitator ketika siswa kebingungan
dalam suatu masalah. Ada tiga teroi belajar yang sangat relevan dalam pendekatan
saintifik ini, yakni teori Bruner, teori Piaget dan teori Vygotsky.
Karakteristik pembelajaran dalam pendekatan saintifik yaitu, pembelajaran
berpusat pada siswa, melibatkan ketrampilan proses sains dan kognitif, serta dapat
mengembangkan karakter siswa.5
Tujuan – tujuan dalam pendekatan saintifik, sebagai berikut6
a. Meningkatkan kemampuan intelek dalam kemapuan berpikir tingkat tinggi siswa
b. Membnetuk kemampuan menyeleaikan masalah secara berurutan
c. Menciptakan pola piker siswa dalam belajar adalh suatu kebutuhan
d. Diperoleh hasil belajar yang tinggi
e. Mengembangkan karakter siswa

Langkah –langkah dalam pendekatan saintifik, yaitu :

a. Mengamati
b. Bertanya
c. Percobaan
d. Menganalisis
e. Menalar
4
Dr. M. Hosnan, Dipl.Ed., M. Pd., Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, (Bogor :
Ghalia Indonesia, 2014), hlm 34
5
Ibid. hlm 36
6
Ibid. hlm 37
f. Mengomunikasikan
D. 4C ( Communication, Collaborative, Critical Thinking dan Creativity)
Keterampilan abad 21 atau diiistilahkan dengaan 4C ( Communication,
Collaboration, Critical Thingking, and Creativity innovatio). Ini lah sesungguhnya
yang ingin dituju oleh K-13, tidak hanya taransfer materi, tetapi pembentukan 4C.
Berikut ini pengrtian nya ;
a. Communication
Komunikasi adalah sebuah kegiatan mengirim informasi yang didapat baik melalui
lisan maupun tulisan. Manusia sebagai makhluk social tentunya akan berinteraksi
dengan yang lainnya, karena itu komunikasi adalah hal yang penting dalam peradaban
manusia. Tujuan komunikasi supaya menyampaikan infomasi kepda penerima
informasi dengan informasi yang disampaikan dapat dimengerti.
b. Collaborative
Kolaborasi adalah kemampuan bekerjasama, saling bersinergi dalam berbagai peran
maupun tanggung jawab yang telah diemban, kolaborasi menjalankan tanggung
jawab pribadi pada tenoat kerja maupun hubungan masyarakat.
c. Critical Thinking
Berfikir kritis dalam memecahkan masalah adalah kemampuan seseorang dalam
menalar, memahami, menganalisa, menyusun, mengungkaopkan maupun
menganalisis suatu masalah dan menemukan penyelesaiannya.
d. Creativity
Kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam menemukan gagasan atau penemuan
baru.

E. HOTS (High Order Thinking Skill)

Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat dilatih dalam proses pembelajaran di


kelas. Pembelajaran yang dilakukan harus memberikan ruang kepada peserta didik untuk
menemukan konsep pengetahuan berbasis aktivitas dan bermakna. Pembelajaran yang
bermakna dapat tercipta dengan pembelajaran yang kontekstual yaitu peserta didik
mengkonstruk pengetahuan melalui pengalamannya sendiri. Pembelajaran konstektual di
tingkat sekolah dasar dapat dicapai melalui pembelajaran tematik. Dalam pembelajaran
tematik peserta didik belajar dengan tema. Antara mata pelajaran yang satu dengan mata
pelajaran yang lain terintegrasi dalam satu tema. Tema yang diangkat adalah tema yang
berhubungan dengan permasalahan sehari-hari peserta didik. Hal ini memudahkan peserta
didik memahami materi yang diajarkan, karena materi pelajaran tidak terpetak-petak
dalam bermacam-macam bidang studi.7

Menurut Kemendikbud 2017, adapun karakteristik HOTS adalah: (1) mengukur


kemampuan berpikir tingkat tinggi, meminimalkan aspek ingatan atau pengetahuan, (2)
berbasis permasalahan kontekstrual, (3) stimulus menarik, dan (4) tidak rutin. Ciri-ciri
berpikir tingkat tinggi adalah mencakup kemampuan menemukan, menganalisis,
menciptakan metode baru, merefleksi, memprediksi, berargumen, dan mengambil
keputusan yang tepat.

F. PPK (Peguatan Pendidikan Karakter)


PPK adalah upaya mempersiapkan menghadapi pergeseran karakter yang mana
masyarakat cerdas namun tidak berkarakter. Kemendikbud 2017 mengidentifikasikan 5
nilai utama karakter yakni religious, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas.
Gerakan PPK perlu mengintegrasikan, memperdalam, memperluas dan menyelaraskan
berbagai program dan kegiatan pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan sampai
sekarang
Penyelenggraan pendidikan berkarakter ini sudah dijelaskan dalam UU no.20 tahun 2003
tentang sisrem pendidikan nasional. Pendidikan berkarakter berfungsi membangun
kehiduoan kebangsaan yang multicultural, membangun bangsa yang cerdas dan
berbudidaya luhur, menjadikan warga yang cinta dmaai, kreatif, mandiri dan mampu
berdampingan dengan bangsa lain.

G. Literasi
Pengertian Literasi dalam konteks gerakan literasi sekolah adalah kemampuan
mengakses, memahami dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui beberaoa
aktivitas seperti membaca,melihat, menyimak, menulis dan berbicara.

7
Pipit Pudji Astutik , Integrasi Penguatan Pendidikan Karakter (Ppk) Dan Higer Order Thinking Skills (Hots) Dalam
Pembelajaran Tematik Sd, FIP UM
Menurut Elizabeth Sulzsy, arti literasi adalah kemampuan berbahasa yang
dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi (membaca, berbicara, menyimak, dan
menulis) dengan cara berbeda sesuai tujuannya.
Budaya literasi dimaksudkan untuk melakukan kebiasaan berfikir yang diawali
dengan kegiatan membaca dan menulis hingga tercipta sebuah karya bahkan terjadinya
perubahan tingkah laku dan budi pekerti yang baik.
Literasi lebih dari sekedar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan
berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital
dan auditori. Literasi dapat dijabarkan menjadi beberapa, sebagai berikut : 8
a. Litersi Dini (Early Literacy)
b. Literasi Dasar (Basic Literacy)
c. Literasi perpustakaan ( Library Literacy)
d. Literasi Media ( media Literacy)
e. Literasi Teknologi (Technology Literacy)
f. Literasi Visual ( Visual Literacy)

H. Implementasi Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 menerapkan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun
ajaran 2013/2014, namun mulai menyeluruh pada tahun ajaran 2014/2015. Kurikulum ini
sebernarnya pengembangan dari kurikulum KTSP 2006. Pada kurikulum ini lebih
menekankan kepada adanya nilai ketrampilan yang tercermin dalam sikap siswa. Hal- hal
yang menonjol dalam kurikulum 2013 seperti guru dituntut berpengetahuan yang luas,
karena siswanya sudah dalam tahapan mengeksplor atau mencari pengetahuan sendiri,
namun tetap dalam bimbingan guru. Murid juga dituntut lebih aktif untuk sering bertanya
supaya rasa penasarannya terpancing dan dituntun dapat menyampaikan pendapatnya.

8
Direktur pembinaan Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pedoman Penyusunan RPP
Kurikulum 2013 Revisi Tahun 2017, (Jakarta)
DAFTAR PUSTAKA

Astutik, Pipit Pudji. Integrasi Penguatan Pendidikan Karakter (Ppk) Dan Higer Order Thinking
Skills (Hots) Dalam Pembelajaran Tematik Sd, FIP UM
Cemetz. 9 Perubahan K13 Update Tahun 2017.
https://kreatifitastanpabatas17.blogspot.com/2017/08/9-perubahan-k13-kurikulum-2013-
update.html diakses pada 8 September 2019

Corner. Tujuan dan Landasan Kurikulum 2013. http:/sep-sp.blogspot.com/2014/10/tujuan-dan-


landaan-hukum-kurikulum-2013.html diakses pada 8 September 2019
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, (Bogor :
Ghalia Indonesia)
Suarga. 2017. Kerangka Dasar Dan Landasan Pengembangan Kurikulum 2013. Volume VI,
Nomor 1
Suragangga, I Made Ngurah. 2017. Mendidik Lewat Literasi Untuk Pendidikan Berkualita.
Jurnal Penjaminan Mutu Lembaga Penjaminan Mutu Institut Hindu Dharma Negeri
Denpasar, Volume 3 Nomor 2

Anda mungkin juga menyukai