Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL

PROFIL METAKOGNISI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL


SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL BERDASARKAN
GAYA KOGNITIF DITINJAU DARI GENDER

Oleh:
SITI MASRUROH
14.1.01.05.0087

Dibimbing oleh :
1. Bambang Agus Sulityono, M.si
2. Drs. Samijo, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2018
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Siti Masruroh | 14.1.01.05.0087 simki.unpkediri.ac.id


FKIP – Pendidikan Matematika || 1||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

PROFIL METAKOGNISI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL


SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL BERDASARKAN
GAYA KOGNITIF DITINJAU DARI GENDER
Siti Masruroh
14.1.01.05.0087
FKIP-Pendidikan Matematika
Ruroh.unp96@gmail.com
Bambang Agus Sulistiyono, M.Si dan Drs. Samijo, M.Pd
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ABSTRAK

Permasalahan Penelitian ini adalah (1) Bagaimana metakognisi siswa dalam menyelesaikan
soal sistem persamaan linear dua variabel berdasarkan gaya kognitif reflektif siswa laki-laki? (2)
Bagaimana metakognisi siswa dalam menyelesaikan soal sistem persamaan linear dua variabel
berdasarkan gaya kognitif reflektif siswa perempuan? (3) Bagaimana metakognisi siswa dalam
menyelesaikan soal sistem persamaan linear dua variabel berdasarkan gaya kognitif impulsif siswa
laki-laki? (4) Bagaimana metakognisi siswa dalam menyelesaikan soal sistem persamaan linear dua
variabel berdasarkan gaya kognitif impulsif siswa perempuan?. Dimana penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan metakognisi siswa yang dilihat dari bagaimana siswa menyelesaikan soal
berdasarkan langkah-langkah Polya.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah kata-kata dengan menggunakan dokumen berupa
tes, dan dokumen wawancara. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes dan
wawncara
Hasil dari penelitian ini, Siswa laki-laki yang bergaya kognitif reflektif dalam memecahkan
masalah matematika hanya mampu melaksanakan secara keseluruhan indikator pada aktivitas
metakognisi mengembangkan perencanaan, namun tidak mampu melaksanakan secara keseluruhan
pada aktivitas metakognisi memonitor pelaksanaan dan mengevaluasi tindakan. Pada aktivitas
metakognisi memonitor pelaksanaan subjek tidak mampu melakukan analisis kesesuaian rencana yang
dibuat dengan pelaksanaan. Sedangkan pada aktivitas metakognisi mengevaluasi tindakan tidak dapat
melakukan dengan cara yang berbeda. Siswa perempuan yang bergaya kognitif reflektif dalam
memecahkan masalah matematika mampu melaksankan secara keseluruhan aktivitas metakognisi
sesuai dengan indikator pada masing-masing aktivitas metakognisi yang meliputi: Mengembangkan
perencanaan, Memonitor pelaksanaan, dan Mengevaluasi tindakan. Siswa laki-laki yang bergaya
kognitif impulsif dalam memecahkan masalah matematika tidak mampu melaksanakan keseluruhan
aktivitas metakognisi sesuai dengan indikator pada masing-masing aktivitas metakognisi. Pada
aktivitas metakognisi memonitor pelaksanaan subjek mampu menetapkan hasil namun tidak sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai. Siswa perempuan yang bergaya kognitif impulsif dalam
memecahkan masalah matematika tidak mampu melaksanakan keseluruhan aktivitas metakognisi
sesuai dengan indikator pada masing-masing aktivitas metakognisi. Pada aktivitas metakognisi
memonitor pelaksanaan subjek tidak mampu menetapkan hasil.

KATA KUNCI : Metakognisi, Gaya kognitif, Gender

Siti Masruroh | 14.1.01.05.0087 simki.unpkediri.ac.id


FKIP – Pendidikan Matematika || 2||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

I. LATAR BELAKANG menyelesaikan masalah matematika berkaitan


Pendidikan merupakan usaha sadar dengan konsep berfikir siswa dalam proses
yang sengaja dirancang untuk mencapai kognitif, khususnya metakognisi Dalam
tujuan yang telah ditetapkan, Salah satu dari proses ini siswa mampu merencanakan,
tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan mengatur, hingga sampai mengevaluasi
kualitas sumber daya manusia (Supriyanto kegiatan yang dilakukan. Huitt (dalam
dalam Nurmalasari, 2015: 133). Menyadari Nurmalasari, Winarso, dan Nurhayat, 2015:
akan hal tersebut dalam dunia pendidikan 139) mendefinisikan metakognisi sebagai
pemerintah sangat serius menangani dunia pengetahuan seseorang tentang kognitifnya,
pendidikan, dengan dilakukan upaya seperti berfikir seseorang tentang berfikirnya, dan
perubahan kurikulum, penambahan fasilitas keterampilan esensial seseorang dalam
pendidikan dan peningkatan kualitas guru. belajar untuk belajar. Sehingga pembelajaran
Hal tersebut diharapkan kedepannya muncul menjadi lebih bermakna, pemahaman siswa
generasi penerus bangsa yang berkualitas dan jadi lebih mendalam dan penerapan
mampu menyesuakan diri dengan lingkungan aplikasinya lebih luas.
terhadap pemahaman matematika yaang Keberhasilan pendidik dalam proses
didapat. pembelajaran sangat ditentukan sejauhmana
Pemahaman siswa terhadap ia memahami karakteristik peserta didiknya.
matematika masih rendah. Ruseffendi dan Kemampuan pendidik dalam hal ini sangat
Wahyudin (dalam Martuis, Ikhsan, dan Rizal, penting yaitu bagaimana pendidik mampu
2014: 76) menyatakan bahwa banyak anak mengidentifikasi karakter masing-masing
setelah belajar matematika, bagian yang individu. Perbedaan karakter tersebut
sederhanapun banyak yang tidak berpengaruh besar terhadap belajar mereka
dipahaminya, banyak konsep yang dipahami sesuai dengan gaya atau cara masing-masing
secara keliru. Salah satu pemahaman konsep yang sudah barang tentu berbeda antara anak
siswa yang masih kurang terdapat pada yang satu dengan yang lainya. Implikasinya
materi Sistem Persamaan Linear Dua dari karakter peserta didik yang begitu
Variabel. Berkaitan dengan pentingnya variatif mendorong pendidik menerapkan
komponen pemahaman dalam matematika, strategi, model maupun metode pembelajaran
pemahaman konsep dan prinsip matematika yang efektif untuk disesuaikan dengan
diperlukan dalam menyelesaikan masalah karakter masing-masing anak didik. Dari
matematika. Kemampuan dalam berbagai macam karakter yang dimiliki anak
didik tersebut yang tidak kalah penting yaitu penyelesaian masalahnya, yaitu (1) tahap
Siti Masruroh | 14.1.01.05.0087 simki.unpkediri.ac.id
FKIP – Pendidikan Matematika || 3||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

gaya kognitif dalam belajar. memahami masalah; (2) tahap perencanaan


II. METODE penyelesaian masalah; (3) tahap
Penelitian ini adalah adalah menyelesaiakn masalah sesuai rencana; dan
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian (4) tahap memeriksa kembali hasil
deskriptif, yang mendeskripsikan secara pemecahan masalah.
mendalam tentang profil metakognisi siswa Mengenai proses metakognisi siswa
dalam menyelesesaikan soal pada materi diperoleh dari hasil tes yang telah
sistem persamaan linear dua variabel. Data dilaksanakan dengan materi sistem

dalam penelitian ini dideskripsikan secara persamaan linear dua variabel. Peneliti
kualitatif dan hasilnya berupa kata-kata menggunakan data perolehan hasil soal tes
tertulis, lisan atau uraian dari subjek dan didukung dengan hasil wawancara yang
penelitian dan selanjutnya dianalisis. menjadi subjek penelitian. Berikut ini data
hasil tes MFFT (Matching Familiar Figure
Subjek penelitian ini adalah siswa
Test).
kelas VIII MTs Negeri 3 Kediri yang telah
No Inisial Hasil Tes Kode
menerima materi sistem persamaan linear dua
MFFT
variabel sebelumnya. Proses pemilihan 1 MIA Reflektif R1
subjek mengacu pada hasil tes MFFT 2 VRW Reflektif R2
(Matching Familiar Figure Test). Instrumen 3 FARP Impulsif I1
bantu dalam penelitian ini adalah berupa tes 4 RKP Impulsif I2
tulis dan pedoman wawancara. Tes tulis
diberikan untuk mendeskripikan dan
1. Profil Metakognisi Siswa dalam
mengumpulkan data profil metakognisis
Menyelesaikan Soal Sistem Persamaan
siswa dalam menyelesaikan soal pada materi
Linear Dua Variabel untuk Siswa Laki-
sistem persamaan linear dua variabel,
laki yang Bergaya Kognitif Reflektif
sedangkan wawancara digunakan untuk
Hanya mampu melaksanakan secara
menelusuri lebih mendalam tentang soal yang
keseluruhan indikator pada aktivitas
telah diselesaikan terhadap profil metakognisi
metakognisi mengembangkan perencanaan
siswa dalam menyelesaikan soal
yang meliputi: menentukan tujuan,
III. HASIL DAN KESIMPULAN
menuliskan apa yang diketahui, dapat
Analisis data dalam penelitian ini
menemukan hubungan dengan soal yang
dilakukan untuk masing-masing subjek
pernah dikerjakan, memperoleh rencana
penelitian dan mengikuti tahap Polya dalam
penyelesaian soal, mengetahui alasan
mengapa memisalkan dan membuat model
pelaksanaan, dan Mengevaluasi tindakan.

Siti Masruroh | 14.1.01.05.0087 simki.unpkediri.ac.id


FKIP – Pendidikan Matematika || 4||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

matemtika, namun tidak mampu Pada aktivitas metakognisi Mengembangkan


melaksanakan secara keseluruhan pada perencanaan indikator yang terpenuhi
aktivitas metakognisi memonitor pelaksanaan meliputi: Menentukan tujuan, menuliskan
dan mengevaluasi tindakan. Pada aktivitas yang diketahui, yang ditanyakan,
metakognisi memonitor pelaksanaan subjek memperoleh rencana penyelesaian soal,
hanya mampu melaksanakan aktivitas mengetahui alasan mengapa memisalkan dan
metakognisi yang meliputi: Meyakini bahwa membuat model matematika, menemukan
jalan yangdipilihnya benar, menetapkanhasil, hubungan soal dengan soal yang pernah
melakukan langkah-langkah dengan mantap, dikerjakan. Pada aktivitas metakognisi
mengecek kebenaran langkah, memonitor pelaksanaan indikator yang
melihat cara yang berbeda, namun tidak terpenuhi meliputi: Meyakini bahwa jalan
mampu melakukan analisis kesesuaian yang dipilihnya benar, menetapkan
rencana yang dibuat dengan pelaksanaan. hasil, melakukan langkah-langkah dengan
Sedangkan pada aktivitas metakognisi mantap, mengecek kebenaran langkah,
mengevaluasi tindakan hanya mampu melihat cara yang berbeda, analisis
melaksanakan aktuvitas metakognisi kesesuaian rencana yang dibuat dengan
meliputi: Mengecek kelebihan dan pelaksanaan. Pada aktivitas mengevaluasi
kekurangan yang sudah dilakukan, tindakan indikator yang terpenuhi meliputi:
meyakinkan diri kalau evaluasinya sudah dapat menerapkan cara yang digunakan
benar, memperhatikan cara kerjasendiri, untuk soal lain, meneliti kembali
mengevaluasi pencapaian tujuan namun tidak pekerjaannya, mengecek kebenaran hasilnya,
dapat melakukan dengan cara yang berbeda. melakukan dengan cara yang berbeda,
2. Profil Metakognisi Siswa dalam mengevaluasi pencapaian tujuan.
Menyelesaikan Soal Sistem Persamaan 3. Profil Metakognisi Siswa dalam
Linear Dua Variabel untuk Siswa Menyelesaikan Soal Sistem Persamaan
Perempuan yang Bergaya Kognitif Linear Dua Variabel untuk Siswa Laki-
Reflektif laki yang Bergaya Kognitif Impulsif
Mampu melaksankan secara Tidak mampu melaksanakan
keseluruhan aktivitas metakognisi sesuai keseluruhan aktivitas metakognisi sesuai
dengan indikator pada masing-masing dengan indikator pada masing-masing
aktivitas metakognisi yang meliputi: aktivitas metakognisi. Pada aktivitas
Mengembangkan perencanaan, Memonitor. metakognisi mengembangkan perencanaan
indikator yang tidak terpenuhi meliputi:belum aktivitas metakognisi. Pada aktivitas

Siti Masruroh | 14.1.01.05.0087 simki.unpkediri.ac.id


FKIP – Pendidikan Matematika || 5||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

menuliskan apa yang diketahu, yang metakognisi mengembangkan perencanaan


ditanyakan, namun dapat menetukan tujuan, indikator yang tidak terpenuhi meliputi:
memperoleh rencana penyelesaian, Belum dapat menemukan hubungan soal
menemukan hubunganya dengan soal yang dengan soal yang sudah pernah diselesaikan,
pernah diselesaikan, mengetahui mengapa dapat menentukan tujuan,mengetahui
harus memisalkan dan membuat model mengapa harus memisalkan dan membuat
matematika. Pada aktivitas metakognisi model matemtika,namun belum menuliskan
memonitor pelaksanaan indikator yang tidak yang diketahui dan yang ditanyakan. Pada
terpenuhi meliputi: belum meyakini bahwa aktivitas metakognisi memonitor pelaksanaan
jalan yang dipilihnya benar, belum indikator yang tidak terpenuhi meliputi:
melakukan langkah-langkah dengan mantap, Belum meyakini bahwa jalan yang dipilihnya
tidak melihat cara yang berbeda, dan tidak benar, tidak melihat cara yang berbeda,
menganalisis kesesuaian hasil dengan tujuan belummenetapkan hasil tidak menganalisis
yang hendak dicapai, dan mampu kesesuaian hasil dengan tujuan yang hendak
menetapkan hasil namun tidak sesuai dengan dicapai, dan belum melakukan langkah-
tujuan yang hendak dicapai . Pada aktivitas langkah dengan mantap.
mengevaluasi tindakan indikator yang tidak IV. DAFTAR PUSTAKA
terpenuhi meliputi: Tidak mengecek Ahmadi, A. (1997). Strategi Belajar
Mengajar. Bandung: CV pustaka Setia
kelebihan dan kekurangan yang sudah
dilakukan, tidak meyakinkan diri kalau Arikunto, S. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
evaluasinya sudah benar, tidak
meperhatikan cara kerja sendiri, tidak Asrori, M. (2007). Psikologi Pembelajaran.
Bandung: CV Wacana Prima.
mengevaluasi pencapaian tujuan, tidak dapat
melakukan dengan cara yang berbeda Dharma, A. (1999). Pengantar Psikologi.
Jakarta: Erlangga.
4. Profil Metakognisi Siswa dalam
Endriyatul. (2010). “Gaya Kognit
Menyelesaikan Soal Sistem Persamaan
Endriyatul.blogspot.com/..../gaya-
Linear Dua Variabel untuk Siswa kognitif-dalam-pembelajaran-
html.
Perempuan yang Bergaya Kognitif Eysenck, M. (1990). Cognitive Psycologi.
Impulsif Britain: Courier International.
Tidak mampu melaksanakan Ghony, D. (1997). Dasar-dasar Penelitian
keseluruhan aktivitas metakognisi sesuai Kualitatif. Surabaya: PT Bina Ilmu.
.
dengan indicator pada masing-masing Hamalik, O. (2001). Proses Belajar
Istarini, F. (2010). “Metakognisi Siswa Mengajar. Jakarta: PT Bumi aksara.
Dalam Memecahkan Masalah Matematika
Siti Masruroh | 14.1.01.05.0087 simki.unpkediri.ac.id
FKIP – Pendidikan Matematika || 6||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Berdasarkan Tingkat Kemampuan Peirce, W. (2003). “Metacognition: Study


Matematika Siswa Kelas VIII SMP Strategies, Monitoring, and Motivation”.
Negeri I Sukodono”. Skripsi tidak Dalam http://academic.pgcc.edu/-
diterbitkan. Surabaya: Jurusan
Matematika Fakultas Matematika dan wpeirce/MCCCTR/metacognition.htm.
Ilmu Pengetahuan Alam Unesa. Polya, G. (1973). Hom to Solve It. Second
Edition. Princeton: Princeton
Kartono, K.(1986). Psikhologi Anak. University Press.
Bandung: Alumni.
Purwati, E. (2009). Psikologi Belajar.
Laurens, T. (2011). “Pengembangan Surabaya: Aprinta.
Metakognisi Dalam Pembelajaran
Matematika” dalam seminar Schoenfeld. (Ed). (1987). “Conitive Science
matematika Juli 2011. Dalam .Diakses and Mathematics Education”. Hillsdale
25 Juni 2012. .NJ: Lawrence Erlbaum Associates. Dalam
Lestari, Y. (2012). “Metakognisi Siswa http://mathforum.org/-
Dalam Memecahkan Masalah sarah/Discussion.Sessions/Schoenfeld.html.
Matematika Berdasarkan gaya
Kognitif Reflektif Dan Impulsif”. Saptari. (2010). “Gaya Kognitif”. Dalam Saptarigeg
Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: kognitif.html.
Jurusan Pendidikan Matematika Sarwono, S. (1982). Pengantar Psikologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Umum. Jakarta: Bulan Bintang.
Pengetahuan Alam.
Sumadi. (1986). Psikologi Pendidikan.
Manurung, O. (2011). “Profil Kreativitas Jakarta: Rajawali.
Penyelesaian Masalah Matematika
Siswa SMP Berdasarkan Gaya Suparman. (2007). Model Kurukulum Tingkat
Kognitif Reflektif Dan Impulsif”. Satuan Pendidikan (KTSP) SMP dan
Tesis tidak ditebitkan. Surabaya: MTs. Solo: PT Tiga Serangkai
Program Pascasarjana Unesa. Pustaka Mandiri.
Monks, F. (2002). Psikologi Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada Kuantitatif kualitatif Dan R &D.
University Press. Bandung: Alfabeta.
Trantono. (2008). ”Problem Solving
Moleong, J. (2000). Metodologi Style;Masalah dan Masalah,
Penelitian Kualitatif. Penyelesaiannya?”.
Bandung: PT Dalam Yuari.word
RemajaRosdakarya press.com/.../Problem-solving-style-
Nugrahaningsih, T. (2011). “Profil masalah-dan masalah. Diakses 3 Juli
Metakognisi Siswa Kelas Akselarasi dan Non
2012.
Akselarasi SMA dalam Memecahkan
Masalah Matematika Ditinjau dari Warli. (2010). “Profil Kreativitas Siswa Yang
Perbedaan Gender”. Disertasi tidak Bergaya Kognitif Reflektif Dan Siswa
diterbitkan. Surabaya: Program Pasca Yang Bergaya Impulsif Dalam
sarjana Unesa. Memecahkan Masalah Geometri”.
Disertasi tidak diterbitkan. Surabaya:
Program Pasca sarjana Unesa.

Siti Masruroh | 14.1.01.05.0087 simki.unpkediri.ac.id


FKIP – Pendidikan Matematika || 7||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Siti Masruroh | 14.1.01.05.0087 simki.unpkediri.ac.id


FKIP – Pendidikan Matematika || 8||

Anda mungkin juga menyukai