Anda di halaman 1dari 17

Transformasi : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika

Volume X, No. X, Bulan YYYY Tahun ZZZZ, pp. x-x (diisi oleh editor)
ISSN 2549-1164 (online)
Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/transformasi

KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA


PADA KELAS IX DALAM MENYELESAIKAN SOAL SPLD

Wilya Rahma Tresna1, Kiki Nia Sania Effendi2


1,2 Progra, Studi Pendidikan Matematika, Universitas Singaperbangsa Karawang
email korespondensi : 1910631050171@student.unsika.ac.id

Diterima : (diisi oleh editor), Revisi: (diisi oleh editor), Diterbitkan : (diisi oleh editor)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan penalaran matematis
siswa pada salah satu SMP Negeri di Kabupaten Karawang dalam
menyelesaikan soal sistem persamaan linear dua variabel. Metode yang
digunakan ialah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IX E sebanyak 32 siswa. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan pemberian lembar tes kemampuan penalaran
matematis yang berupa uraian sebanyak 4 butir soal. Teknik analisis data yang
digunakan pada penelitian ini yaitu berdasar pada teknik analisis data Miles
dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajan data, serta penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai tes kemampuan
penalaran matematis siswa tergolong sangat rendah, karena hanya ada 2 orang
siswa yang mencapai nilai KKM. Kemudian diutnjuukan juga dengan nilai
presentase terdapat 2 orang siswa dengan persentase 6% pada kategori tinggi,
23 orang siswa dengan persentase 72% pada kategori sedang dan 7 orang
siswa dengan persentase 22% pada kategori rendah.
Kata kunci : Kemampuan Penalaran, SPLDV, dan SMP.

ABSTRACT
Abstract This study aims to determine the mathematical reasoning ability of students
in one of the State Junior High Schools in Karawang Regency in solving two-variable
system of linear equations. The method used is a descriptive method with a
qualitative approach. The subjects in this study were 32 students of class IX E. The
data collection technique was carried out by giving a mathematical reasoning ability
test sheet in the form of a description of 4 questions. The data analysis technique
used in this study is based on Miles and Huberman's data analysis technique which
consists of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results
of this study indicate that the test scores of students' mathematical reasoning
abilities are classified as very low, because there are only 2 students who achieve the
KKM score. Then also indicated by the percentage value there are 2 students with a

KONTAK: Nama Penulis Korespondensi, email@gmail.com, Universitas/Institusi


2 Tresna & Effendi: kemampuan Penalaran …

percentage of 6% in the high category, 23 students with a percentage of 72% in the


medium category and 7 students with a percentage of 22% in the low category.
Key words: Reasoning Ability; SPLDV, and Junior High School

Pendahuluan
Matematika ialah bagian dari pengetahuan dasar yang dapat dipakai sebagai suatu
alat pendukung terutama dalam aspek pendidikan maupun dalam aspek kehidupan
sehari-hari. Karena hal tersebut, matematika ialah mata pelajaran wajib bagi siswa
dari jenjang SD sampai tingkat universitas. Adanya pembelajara matematika di
sekolah tentu memiliki fungsi bagi siswa, salah satunya sebagai sarana agar dapat
mengembangkan kemampuannya dalam berpikir logis, kritis, kreatif serta kolaboratif
(Sariningsih dan Kadarisma, 2016). Banyak siswa memiliki stigma bahwa matematika
merupakan materi yang cukup sulit dimengerti, hal ini tentu berimplikasi pada hasil
belajar siswa yang belum sesuai capaian (Julaeha dan Kadarisma, 2020). Oleh sebab
itu, untuk dapat menyelesaikan suatu persoalan matematika, siswa dituntut harus
memiliki hard skill matematika, salah satunya ialah kemampuan penalaran
matematis. Perihal kondisi tersebut, melalui kemampuan bernalar diharapkan
siswa dapat beranggapan bahwa matematika merupakan kajian yang logis (Nurjanah
dkk, 2019). Dengan demikian siswa akan benar-benar percaya bahwa mereka dapat
memahami, membuktikan, mengevaluasi suatu masalah matematika serta dapat
mengerjakan suatu hal yang berkaitan dengan nalar jika diperlukan.
Pembelajaran matematika di sekolah diarahkan supaya siswa dapat menguasai
kemampuan nalar yang baik dalam mengerjakan suatu soal matematika. Maka dari
itu, kemampuan penalaran matematis ditetapkan sebagai acuan serta visi dari
pembelajaran matematika yang menjadi bukti bahwa kemampuan bernalar perlu
dikuasai siswa (konita dkk, 2019). Hal ini sejalan dengan Sumarmo (Sugandi dkk,
2021) yakni pembelajaran matematika ditujukan bagi siswa supaya dapat
mengembangkan kompetensi bernalar, mengenali manfaat matematika, membangun
self-confidence, bersikap objektif, serta berpikir terbuka dalam menghadapi suatu
masalah di masa mendatang ayang akan terus berbeda. Pernyataan ini menyatakan
penalaran sangat diperlukan guna menciptakan suatu gagasan matematika,

https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/transformasi
Transformasi (Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika)
Volume X, No. X, Bulan YYYY Tahun YYYY, pp. x-x (diisi oleh editor)
ISSN 2549-1664 (online)

menunjukkan fakta sebenarnya. Dengan kata lain, bisa dikatakan kemampuan


penalaran matematis menjadi sebuah landasan atau fondasi bagi siswa untuk dapat
mengkontruksi pemahaman dalam pembelajaran matematika, (Cahya dkk, 2021).
Menurut Sumartini (2015) mengungkapkan penalaran ialah suatu cara berpikir
dalam menyimpulkan ataupun dalam membuat gagasan yang baru didasarkan dari
gagasan sebelumnya yang sudah dibuktikan kebenarannya atau sudah diperiksa
kesahihannya. Sedangakan menurut Gradner (Pawesti, 2017) Penalaran matematis
ialah kemampuan untuk mengkaji, menyatukan, membuat argumen dengan benar,
serta memecahkan suatu masalah non rutin. Adapun indikator kemampuan
penalaran matematis menurut Sumarmo (Saragih, 2020) diantaranya yaitu : (1)
menarik kesimpulan, (2) membuat pernyataan dengan pemomodelan, bukti, sifat, dan
konteks terkait, (3) memperkirakan jawaban dengan menuliskan tahapan-tahapan
menggunakan analogi dan generalisasi, (4) membuktikan atau memeriksa kebenaran
dari generalisasi yang telah dibuat sebelumnya. Dengan indikator penalaran tersebut,
diharapkan siswa mampu menggunakan penalarannya untuk menyelesaikan suatu
masalah matematika.
Berbeda dengan hal tersebut, faktanya yang terjadi menyebutkan siswa belum
dapat menguasai kemampuan penalaran dengan baik. Hal ini ditunjukkan dalam
penelitian Soemarmo (Yurianti dkk, 2019) yang menunjukkan bahwa keadaan
tingkat nilai prestasi siswa dalam kemampuan pemahaman dan penalaran matematis
masih tergolong kurang, tidak sedikit siswa menghadapi permaslahan pada
interpretasi relasioanal serta berpikir. Sehingga dapat dikatakan siswa menghadapi
kesukaran pada tes penalaran. Kemudian ditunjukkan juga dari hasil ujian pada salah
satu SMP di semester gasal siswa kelas VII menunjukkan sebanyak 20% siswa dapat
mengerjakan soal penalaran (Burais dkk, 2016). Hal tersebut akan menjadi suatu
permasalahan, sebab jika siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan
kemampuan penalarannya maka akan berakibat pada hasil belajarnya yang belum
sesuai capaian.
Rendahnya kemampuan matematis siswa dalam bernalar diakibatkan oleh
beberapa faktor, seperti dalam proses pembelajaran matematika berlangsung yang
lebih didominasi oleh guru dan hanya ada beberapa siswa yang aktif (Mariyam dan
Wahyuni, 2019). Hal ini relavan dengan yang dikatakan Nurjanah dkk (2019) bahwa
hanya sedikit siswa yang aktif saat pembelajaran berlangsung, sedangkan siswa
lainnya pasif cenderung sekedar mendengarkan serta menulis dari penjelasan guru,
4 Tresna & Effendi: kemampuan Penalaran …

akibatnya proses belajar akan berlangsung satu arah saja. Serta disimpulkan dari
penelitian Suprihatin, dkk (2018) bahwa bebrapa siswa masih belum memenuhi
indikator manipulasi matematika, ini terjadi karena siswa jarang dilatih untuk
mengerjakan suatu soal berhungan dengan masalah sehari-hari dan pembelajaran
yang kurang universal.
Merujuk dari data diatas, kemampuan penalaran matematis ialah kemampuan
yang perlu dikuasai siswa khususnya bagi siswa SMP. Oleh karena itu, peneliti cukup
tertarik bagaimana hasil jawaban dari siswa kelas IX dengan menyelesaikan soal tes
kemampuan penalaran matematis dalam materi SPLDV. Dengan dilakukannya
penelitian ini, diharapkan untuk proses pengajaran matematika, guru mampu
mengkontruksi siswa agar lebih membangun kemampuan penalaran matematisnya
seperti dengan membiasakan siswa untuk berlatih menyelesaiakan persoalan dalam
keterkaitan kehidupan sehari-hari.

Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk
mengetahui serta untuk mendeskripsikan hasil dari kemampuan penalaran
matematis siswa SMP dalam menyelesaikan suatu masalah SPLDV. Menurut Lexy dan
Moelong (Rosyidah dkk, 2021) penelitian kualitatif ialah jenis penelitian yang dapat
membentuk suatu data deskriptif menjadi suatu data tertulis, lisan, dan termasuk
perilaku subjek yang diamati
Penelitian ini dilaksanakan disalah satu SMP Negeri yang berada di Kecamatan
Kutawaluya pada semester gasal tahun ajaran 2022/2023 dengan subyek yang
diambil yakni kelas IX E dengan total 32 siswa. Metode pengumpulan data yang
diterapkan ialah melalui pemberian soal tes pada siswa. Kemudian instrumen yang
diterapkan yakni instrumen tes kemampuan penalaran matematis berjumlah 4 butir
berupa persoalan cerita pada materi SPLDV berdasarkan indikator kemampuan
penalaran yang diadopsi dari Nurhalin, (2022). Analisis data yang diterapkan
berdasar pada Miles dan Huberman (Sugiyono, 2015) diantaranya dengan mereduksi
data, presentasi data dan penarikan kesimpulan. Berikutnya, subyek penelitian yang
diambil dikelompokkan berdasarkan kemampuan penalaran dengan tingkatan tinggi,
sedang, serta rendah, melalui cara kategorisasi berdasarkan Arikunto (Effendi, 2017).
Tabel 1. Klasifikasi Tingkat Kemampuan Penalaran Matematis

https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/transformasi
Transformasi (Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika)
Volume X, No. X, Bulan YYYY Tahun YYYY, pp. x-x (diisi oleh editor)
ISSN 2549-1664 (online)

Kategori Kriteria Nilai


Tinggi 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 ≥ (𝑥̅ + 𝑆𝐷)
Sedang (𝑥̅ − 𝑆𝐷) ≤ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 < (𝑥̅ + 𝑆𝐷)
Rendah 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 < (𝑥̅ − 𝑆𝐷)

Hasil dan Pembahasan


Data yang didapatkan berbentuk hasil tes, atau nilai dari kemampuan penalaran
matematis siswa dalam menyelesaikan suatu soal essay pada materi sistem
persamaan linear dua variabel. Adapun hasil tes disajikan seperti berikut :
Tabel 2. Hasil Tes Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
Nilai Nilai Standar
Jumlah Siswa Rata-Rata
Minimal Maksimal Deviasi
32 8,33 87,5 35,29 16,53
Berdasarkan tabel 2, diperoleh pada hasil tes terdapat beberapa siswa yang
belum menjangkau Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal, dimana sekolah tersebut
menetapkan KKM dalam pelajaran matematika pada kelas IX yakni 65. Namun nilai
minimal yang didapatkan siswa hanya 8,33 dan nilai maksimalnya diperoleh 87,5
dengan perolehan nilai rata-rata yaitu 35,29 serta memperoleh nilai standar deviasi
16,53. Berdasarkan hasil uji tes yang diberikan, kemampuan penalaran matematis
siswa di kelas IX E terbilang rendah, karena hanya ada 2 dari 32 siswa yang berhasil
mencapai nilai KKM. Hal ini berarti dapat dikatakan beberapa siswa kurang mampu
menyelesaikan suatu masalah kemampuan penalaran matematis dalam persoalan
SPLDV.
Kemudian dalam menetapkan tingkat kategorisasi kemampuan penalaran
matematis dipenelitian ini, akan digunakan aturan yang dicetuskan oleh Arikunto
(Effendi, 2017). Hasil kategorisasi ini berlaku di kelas IX E pada salah satu SMPN di
Kecamatan Kutawaluya. Berikut ialah deskripsi presentase subjek disajikan pada
tabel 3:
Tabel 3. Presentase Tingkat Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
Kategori Kriteria Nilai Jumlah Siswa Persentase
Tinggi 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 ≥ 51,82 2 66%
Sedang 18,76 ≤ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 < 51,82 23 72%
Rendah 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 < 18,76 7 22%
6 Tresna & Effendi: kemampuan Penalaran …

Total 32 100%
Berdasarkan uraian sebelumnya terkait perolehan analisis data, tujuan dari
penelitian ini ialah agar mengetahui kemampuan penalaran matematis siswa pada
salah satu SMP Negeri di Kecamatan Kutawaluya dalam penyelesaian tes kemampuan
penalaran matematis dengan pokok materi SPLDV berisikan empat soal essay yang
berdasar pada indikator kemampuan penalaran matematis.
Butir soal tes nomor 1 berkaitan pada indikator pengajuan dugaan. Siswa
diberikan permasalahan yakni diminta untuk mengajukan dugaan berdasarkan
pendapatnya apakah pengeluaran uang hani jika membeli satu lusin pulpen gel akan
kurang dari Rp 20.000? Kemudian, terkait penyelesaiannya siwa dapat
mengerjakannya dengan SPLDV menggunakan metode eliminasi substitusi berdasar
informasi soal yang tertulis yakni Agnia membayar 3 stabilo dan 5 pulpen gel dengan
harga Rp37.500, sedangkan Peppy membayar 2 stabilo dan 4 pulpen gel dengan
haraga Rp28.000. Kemudian jika sudah mendapatkan hasil jawabannya, siswa harus
memberikan kesimpulan. Berikut ini ialah penyelesaian yang dikerjakan siswa:

Gambar 1. Jawaban Siswa Kategori Tinggi

Berdasarkan gambar 1. terlihat jawaban siswa pada kategori tinggi telah


memenuhi indikator, yaitu dengan menulis keterangan yang diketahui maupun
ditanyakan dengan lengkap dan memisalkan dua persamaan kedalam pemodelan
matematika yakni3𝑥 + 5𝑦 = 32.500 dan2𝑥 + 4𝑦 = 28.000 serta melakukan proses
perhitungan menggunakan metode eliminasi sebagai langkah penyelesaian sampai
mendapatkan hasil 𝑦 = 4.500, kemudian siswa juga sudah dapat menyusun dugaan
untuk menarik kesimpulan dengan menuliskan uang yang dikeluarkan Hani untuk
membeli 1 lusin pulpen gel lebih dari 20.000 . Analisis tersebut sesuai dengan

https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/transformasi
Transformasi (Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika)
Volume X, No. X, Bulan YYYY Tahun YYYY, pp. x-x (diisi oleh editor)
ISSN 2549-1664 (online)

Ardiyanti, dkk (2019) yaitu siswa dengan tingkatan kelompok tinggi memenuhi
indikator mengajukan dugaan dengan menuliska jawaban yang lengkap dan tepat.

Gambar 2. Jawaban Siswa Kategori Sedang

Berdasarkan gambar 2. siswa pada kategori sedang cukup dapat memenuhi


indikator. Terlihat dalam jawaban, siswa tidak menulis keterangan yang diketahui
serta yang ditanya. Siswa langsung melakukann perhitungan menggunakan metode
eliminasi sebelum menuliskan pemodelan matematika dengan lengkap namun siswa
mendapatkan hasil perhitungan yang benar yaitu 𝑦 = 4.500 dari persamaan 3𝑥 +
5𝑦 = 32.500 dan 2𝑥 + 4𝑦 = 28.000. Selain itu, siswa juga sudah menyusun dugaan
dengan benar dan lengkap untuk menarik kesimpulan dari pengeluaran uang Hani,
hal ini sependapat dengan Nurfalah, dkk (2021) yaitu dalam jawaban siswa dengan
klasifikasi sedang, siswa tidak menulis bagian yang diketahui ataupun tidak mencatat
keterangan secara rinci. Kemudian, siswa juga tidak mencatat pertanyaan yang
dimaksud dalam soal. Dengan kata lain siswa kesulitan dalam membuat pemodelan
matematika dan belum mampu menginterpretasikan soal secara keseluruhan.

Gambar 3. Jawaban Siswa Kategori Rendah

Berdasarkan gambar 3. siswa pada kategori rendah belum dapat memenuhi


indikator. Terlihat dalam jawaban, siswa tidak menggunakan penyelesaian dengan
8 Tresna & Effendi: kemampuan Penalaran …

sistem persamaan liniear dua variabel. Siswa langsung melakukan perhitungan yang
asal dengan operasi perkalian tanpa menuliskan pemodelan matematika, tidak
menuliskan pernyataan yang diketahui maupun ditanyakan, serta tidak menyusun
dugaan untuk menarik kesimpulan. Maka dapat dikatakan siswa tidak memahami
soal tersebut. Berdasarkan analisis jawaban ini, relevan dalam penelitian Wahyuni,
dkk (2019) dimana siswa dengan klasisifikasi rendah belum dapat mengerjakan soal
yang disajikan.
Butir soal tes nomor 2 berkaitan pada indikator melakukan manipulasi
matematis. Siswa diberikan permasalahan yakni diminta untuk membuat pemodelan
matematika dalam menentukan berapa banyak maskara dan pensil alis yang terjual
hari ini. Kemudian terkait penyelesaiannya, informasi yang tertulis pada soal dapat
diterapkan dengan SPLDV yaitu menuliskan, Hari ini seorang penjual toko kosmetik
berhasil menjual maskara dan pensil alis sebanyak dua lusin. Dia memperoleh uang
dari penjualan tersebut sebesar Rp1.140.000 dengan harga satu maskara Rp60.000
dan harga satu pensil alis Rp30.000. Setelah itu dilakukan eliminasi substitusi untuk
menentukan hasil yang didapat serta menyimpulkannya. Berikut ini ialah
penyelesaian yang dikerjakan siswa:

Gambar 4. Jawaban Siswa Kategori Tiggi

Berdasarkan gambar 4. siswa pada kategori tinggi belum dapat sepenuhnya


memenuhi indikator. Dalam jawaban siswa sudah menulis keterangan yang diketahui
maupun ditanyakan, kemudian siswa sudah melakukan pemodelan matematika dari
pernyataan sebelumnya yaitu 60.000𝑥 + 30.000𝑦 = 1.140.000 dan diperkecil
menjadi 6𝑥 + 3𝑦 = 1.140.000 , sehingga siswa sudah melakukan menipulasi
matematika dengan benar. Namun siswa belum menerapkan operasi hitung dengan

https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/transformasi
Transformasi (Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika)
Volume X, No. X, Bulan YYYY Tahun YYYY, pp. x-x (diisi oleh editor)
ISSN 2549-1664 (online)

tepat serta lengkap, sehingga belum dapat memberikan kesimpulan dan tidak dapat
menyelesaikan hasil akihirnya. Selain itu Erfani, dkk (2020) menyebutkan, beberapa
siswa pada klasifikasi tinggi melakukan kesalahan pada bagian menyusun langkah
disebabkan kurangnya ketelitian dalam operasi perhitungan

Gambar 5. Jawaban Siswa Kategori Sedang


Berdasarkan gambar 5. siswa pada kategori sedang belum dapat sepenuhnya
memenuhi indikator dengan baik, terlihat siswa tidak mencatat pernyataan dalam
soal. Namun, siswa sudah berhasil memanipulasi pernyataan kedalam pemodelan
matematika yaitu 60.000𝑥 + 30.000𝑦 = 1.140.000. Siswa tidak menerapkan operasi
hitung dengan tepat serta lengkap sehingga tidak menuliskan kesimpulan. Hal ini
sejalan dengan lesmana dan Effendi (2022) bahwa dalam jawaban siswa kategori
sedang, mengalami kekeliruan pada operasi hitung serta tidak menulis kesimpulan

Gambar 6. Jawaban Siswa Kategori Rendah

Berdasarkan gambar 6. siswa pada kategori rendah belum dapat memenuhi


indikator. Sama seperti pada indikator dan soal sebelumnya, siswa tidak mencatat
pernyataan diketahui maupun ditanyakan, sehingga siswa tidak bisa menuliskan
manipulasi matematika dari pernyataan. Selain itu, siswa hanya melakukan operasi
hitung perkalian tanpa menyusun langkah yang tepat untuk melakukan perhitungan
sampai menarik kesimpulan. Berdasarkan hal tersebut, sama seperti penelitian
Suprihatin, dkk (2018) menyebutkan bahwa penafsiran soal yang tidak tepat,
10 Tresna & Effendi: kemampuan Penalaran …

mengakibatkan pada solusi yang dibuat juga tidak sepenuhnya benar. Oleh karena itu,
hal ini berdampak dengan indikator melakukan manipulasi matematika yang tidak
akan muncul.
Butir soal tes nomor 3 berkaitan pada indikator menarik kesimpulan,
mengumpulkan fakta dan memberikan argumen untuk validitas solusi. Siswa
diberikan permasalahan yakni diminta untuk membuktikan apakah benar nilai dari
𝐾 ≠ 2 dan diminta untuk memberikan alasan dari pembuktiannya. Kemudian terkait
penyelesaiannya, dalam mengumpulkan fakta siswa dapat menggunakan informasi
yang tertulis pada soal yaitu menuliskan dengan SPLDV pada persamaan 8𝑎 + 𝑏 = 𝐾,
2𝑎 + 10𝑏 = 20, dan 𝑎 + 20𝑏 = 40. Setelah itu dilakukan eliminasi substitusi untuk
menyusun bukti dan mendapat hasil yang tepat serta menyimpulkannya dengan
argumen untuk validitas penyelesaian. Berikut ini penyelesaian yang dikerjakan
siswa :

Gambar 7. Jawaban Kategori Tinggi

Berdasarkan gambar 7. pada jawaban siswa kategori tinggi telah memenuhi


indikator, dengan mencatat keterangan diketahui maupun ditanya pada informasi
soal 8𝑎 + 𝑏 = 𝑘 , 2𝑎 + 10𝑏 = 20 , 𝑎 + 20𝑏 = 40 dan 𝑘 = 10 . Kemudian siswa
sudah menyusun bukti dengan menerapkan pola substitusi sampai membuktikan
bahwa benar jika nilai 𝑘 = 2. Langkah terakhir siswa menuliskan alasan atau bukti
kebenaran untuk kesimpukan dari solusi nilai 𝐾 ≠ 2 adalah salah, yang banar
adalah nilai 𝑘 = 2 . Hal ini sama seprti Siahaya, dkk (2021) pada analisis jawaban

https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/transformasi
Transformasi (Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika)
Volume X, No. X, Bulan YYYY Tahun YYYY, pp. x-x (diisi oleh editor)
ISSN 2549-1664 (online)

subjek kategori tinggi memiliki pemahaman yang baik tentang masalah serta mampu
mencapai indikator dalam melakukan manipulasi matematika, mengumpulkan
fakta dan memberikan argumen untuk validitas solusi pada penyelesaiannya dalam
wawancara bahwa subjek dapat memaparkankan tahapan penyelesaian secara rinci
dan tepat.

Gambar 8. Jawaban Siswa Kategori Sedang


Berdasarkan gambar 8. siswa pada kategori sedang tidak memenuhi indikator,
karena dari jawaban siswa hanya mengosongkan lembar jawabannya. Sehingga dapat
dikatakan, siswa belum menginterpretasikan apa yang dikamsud pada masalah.
Sejalan dengan Nurhalin dan Effendi (2022) bahwa siswa tidak memberikan jawaban
pada soal dalam menarik kesimpulan, mengumpulkan fakta dan memberikan
argumen untuk validitas solusi cenderung mencoret-coret pada soal tersebut.

Gambar 9. Jawaban Siswa Kategori Rendah

Berdasarkan gambar 9. siswa pada kategori rendah belum memenuhi indikator.


Terlihat siswa tidak mengerti maksud dalam soal, oleh karena itu siswa menuliskan
jawaban bukan dengan persamaan liniear dua variabel. Berdasar analisa, sesuai pada
penelitian Anggraini dan Rejeki (2021) bahwa Subjek T2 memiliki kemampuan yang
kurang baik dalam membangun kemampuan penalaran matematis serta belum
mampu mengemukakan pernyataan matematis secara verbal maupun tulisan,
mengumpulkan fakta, dan memberikan argumen untuk validitas solusi, serta
mengambil kesimpulan secara logis.
Butir soal tes nomor 4 berkaitan pada indikator memeriksa kesahihan argumen.
Siswa diberikan permasalahan yakni diminta untuk menunjukkan apakah benar
12 Tresna & Effendi: kemampuan Penalaran …

bahwa harga satu porsi nasi ayam bakar adalah Rp20.000 dan satu porsi nasi rendang
adalah R15.000. Kemudian terkait penyelesaiannya, informasi yang tertulis pada soal
dapat diterapkan dengan SPLDV yaitu dituliskan, Disebuah rumah makan nasi
padang, pelanggan pertama membeli 12 nasi ayam bakar dan 6 nasi rendang dengan
total Rp 234.000, sedangkan pelanggan kedua membeli 3 nasi ayam bakar dan 4 nasi
rendang dengan total Rp 96.000. Setelah itu dilakukan eliminasi substitusi untuk
memeriksa kebenaran pada dua persamaan serta menyimpulkan terhadap dua
persamaan dengan benar dan lengkap. Berikut ini ialahpenyelesaian yang dikerjakan
siswa :

Gambar 10. Jawaban Siswa Kategori Tinggi

Berdasarkan gambar 10. terlihat jawaban siswa pada kategori tinggi telah
memenuhi indikator, yaitu dengan menuliskan pernyataan diketahui dan ditanyakan
pada soal lengkap dengan melakukan pemodelan matematika 12𝑥 + 6𝑦 = 234.000
dan 3𝑥 + 4𝑦 = 96.000. Kemudian siswa juga sudah memeriksa kebenaran dari dua
pernyataan dengan lengkap dan benar menggunakan eliminasi dan substitusi sampai
terbukti benar harga 1 porsi nasi ayam bakar adalah 𝑅𝑝20.000 dan 1 porsi nasi
rendang adalah 𝑅𝑝15.000, karena pernyataan pada soal untuk harga 1 porsi nasi
ayam bakar terbukti salah, siswa juga menuliskan kesimpulan yang benar dan lengkap
dari hasil pembuktian sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian
Purwaningtyas (2019) mengemukakan bahwa siswa dengan kalompok tinggi mampu
menuliskan tahap-tahap dalam menyelesaikan masalah dan menuliskan kesimpulan
dari keseluruhan solusi dengan tepat sehingga mampu memeriksa kesahihan
terhadap hasil jawaban.

https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/transformasi
Transformasi (Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika)
Volume X, No. X, Bulan YYYY Tahun YYYY, pp. x-x (diisi oleh editor)
ISSN 2549-1664 (online)

Gambar 11. Jawaban Siswa Kategori Sedang

Berdasarkan gambar 11. memperlihatkan jawaban siswa pada kategori sedang


telah cukup mampu dalam memenuhi indikator. Terlihat siswa sudah memberikan
pemodelan matematik 12𝑥 + 6𝑦 = 234.000 dan 3𝑥 + 4𝑦 = 96.000. Siswa memilih
langkah dengan langsung melakukan perhitungan menggunakan eliminasi dan
substitusi dengan hasil jawaban yang benar yaitu 𝑥 = 12.000 dan 𝑦=
15.000 tanpa menuliskan permisalan atau pemodelan matemmatika dari informasi
soal, serta siswa juga sudah menuliskan kesimpulan, namun pernyataan dalam
esimpulan tersebut masih sedikit belum lengkap. Seharusnya siswa menuliskan
klimat benar untuk harga 1 porsi nasi rendang 𝑅𝑝15.000. Hal ini relevan dengan
Wahyuni, dkk (2019) dari hasil analisis lembar jawaban siswa pada kategori sedang
dalam indikator memeriksa kesahihan dari suatu argumen sudah cukup baik.

Gambar 12. Jawaban Siswa Kategori Rendah

Berdasarkan gambar 12. siswa pada kategori rendah belum memenuhi indikator.
Terlihat dalam jawaban, siswa terlebih dahulu menulis tahapan-tahapan penyelesaian
dengan melakukan perhitungan yang belum tepat, karena siswa tersebut tidak
menggunakan metode eliminasi dan substistusi dalam menyelesaikan soal. Maka dapat
dikatakan siswa tersebut tidak memahami dengan baik dari infrormasi soal, hal ini sama
seperti Jelita & Zulkarnaen (2020) bahwa siswa pada kelompok penalaran rendah belum
14 Tresna & Effendi: kemampuan Penalaran …

menginterpretasikan penjelasan yang terdapat dalam soal serta tidak dapat mengerjakannya
dengan benar.
Dari pemaparan di atas berdasarkan hasil penguraian jawaban, terdapat beberapa siswa
tidak mampu mengerjakan suatu masalah sistem linear dua variabel, khusunya pada
indikator manipulasi matematika yang berdasar pada informasi soal. Hal ini terjadi akibat
siswa tidak menginterpretasikan permasalahan yang terkandung dalam masala atau soal,
sehingga apabila siswa belum mampu melakukan manipulasi matematika pada suatu
permasalahan maka siswa tidak dapat menentukan langkah dalam menyelesaikannya
sampai tidak dapat menarik kesimpulan dan hanya cenderung mengerjakan dengan asal
serta melakukan kesalahan dalam perhitungan. Sejalan dengan penelitian Jelita dan
Zulkarnaen (2019) rendahnya kemampuan penalaran dikarenakan siswa tidak memahami
soal, sehingga dalam penyelesaiannya banyak yang asal dan tidak mampu menjelaskan
kembali. Siswa juga belum mampu menemukan langkah penyelesaian yang tepat untuk
menyusun argumen. Berdasarkan hal tersebut, siswa perlu dibiasakan dalam pengerjaan
soal-soal berkaitan dengan kemampuan penalaran matematis agar melatih kemampuan
siswa untuk menyelesaikan jenis permasalahan apapun.

Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pemaparan sebelumnya, kemampuan
penalaran matematis siswa dalam menyelesaikan persoalan sistem persamaan linear
dua variabel berdasarkan subyek yang diambil pada kelas IX E disalah satu SMP
Negeri yang berada di Kecamatan Kutawaluya jumlah 32 orang siswa dapat
dismpulkan tergolong rendah. Hal tersebut dapat diketahui dari analisis jawaban
siswa yang masih banyak belum mampu mengerjakan soal, belum memenuhi
indikator, serta berdasarkan skor tes kemampuan penalaran matmatis yang didapat
siswa dengan nilai minimal yaitu 8,33 serta rata-rata 35,29 bila dibandingkan dengan
KKM untuk mata pelajaran matematika masih belum dapat tercapai.

Daftar Pustaka
Anggraini, T. P., & Rejeki, S. (2021). Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
Berkemampuan Tinggi dalam Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel. Laplace: Jurnal Pendidikan Matematika, 4(2), 117-129.
Ardiyanti, E., Sutriyono, dan Pratama, F. W. (2019). Deskripsi Kemampuan Penalaran

https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/transformasi
Transformasi (Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika)
Volume X, No. X, Bulan YYYY Tahun YYYY, pp. x-x (diisi oleh editor)
ISSN 2549-1664 (online)

Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika Pada Materi Aritmatika Sosial.


Jurnal Cendekia: Pendidikan Indonesia, 3(1).
Burais, L., Ikhsan, M., & Duskri, M. (2016). Peningkatan kemampuan penalaran
matematis siswa melalui model discovery learning. Jurnal Didaktik
Matematika, 3(1), 77-86.
Cahya, I. M., Effendi, K. N. S., & Roesdiana, L. (2021). Pengaruh Kemandirian Belajar
terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP. ANARGYA: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Matematika, 4(1), 62-70.
Effendi, K. N. S. (2017). Pemahaman konsep siswa kelas VIII pada materi kubus dan
balok. Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and
Education, 2(2), 10-17.
Erfani, G. A., Rokhman, M. S., & Sholikhakh, R. A. (2020). Analisis Kesalahan Siswa
dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Materi Aritmetika Sosial Menurut
Polya. AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 11(2), 306-
314.
Julaeha, S., & Kadarisma, G. (2020). Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
SMP pada Materi Fungsi Kuadrat. JPMI (Jurnal Pembelajaran Matematika
Inovatif), 3(6), 663-670.
Konita, M., Asikin, M., & Asih, T. S. N. (2019, February). Kemampuan Penalaran
Matematis dalam Model Pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting,
Extending (CORE). In PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika (Vol. 2,
pp. 611-615).
Jelita, L., & Zulkarnaen, R. (2020). Studi Kasus Kemampuan Penalaran Matematis
Siswa Kelas VIII dalam Menyelesaikan Soal TIMSS. Prosiding Sesiomadika, 2(1c).
Lesmana, N. W. dan Effendi. K. N. S., (2022). Analisis Kemampuan Penalaran
Matematis Siswa SMP Pada Materi Himpunan. Jurnal Didactical
Mathematics, 4(1), 119-126.
Mariyam, M., & Wahyuni, R. (2016). Mengembangkan kemampuan penalaran
matematis siswa melalui problem centered learning pada materi peluang (studi
eksperimen di kelas VIII SMPN 6 Singkawang). JPMI (Jurnal Pendidikan
Matematika Indonesia), 1(2), 74-80.
Nurfalah, I. A., Novtiar, C., & Rohaeti, E. E. (2021). Analisis Kesalahan Siswa
Berdasarkan Kategori Newman Dalam Menyelesaikan Soal Materi Fungsi. JPMI
(Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif), 4(1), 205-214.
16 Tresna & Effendi: kemampuan Penalaran …

Nurhalin, Y. (2022). Pengaruh Self Confidence terhadap Kemampuan Penalaran


Matematis Siswa. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Sigaperbangsa: Karawang
Nurhalin, Y., & Effendi, K. N. S. (2022). Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP
pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Jurnal Educatio FKIP
UNMA, 8(1), 180-192.
Nurjanah, S., Kadarisma, G., & Setiawan, W. (2019). Analisis kemampuan penalaran
matematik dalam materi sistem persamaan linear dua variabel pada siswa SMP
kelas VIII ditinjau dari perbedaan gender. Journal on Education, 1(2), 372-381.
Pawesti, B. A. Kemampuan Penalaran Matematis Dalam Menyelesaikan Soal Garis
Singgung Lingkaran ditinjau Dari Gaya Belajar Pada Siswa Kelas VIII D SMP N 1
Nanggulan Tahun Ajaran 2016/2017.
Purwaningtyas, K. (2019). Penalaran Siswa Smp Terhadap Soal Geometri Tipe Hots
Ditinjau Dari Kemampuan Matematika. APOTEMA: Jurnal Program Studi
Pendidikan Matematika, 5(2), 95-102.
Rosyidah, U., Setyawati, A., & Qomariyah, S. (2021). Analisis Kemampuan Penalaran
dan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Mahasiswa Pendidikan
Matematika Pada Mata Kuliah Aljabar Dasar. SJME (Supremum Journal of
Mathematics Education), 5(1).
Sariningsih, R., dan Kadarisma, G. (2016). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP Melalui Pendekatan Saintifik
berbasis Etnomatematika. Jurnal Ilmiah P2M STKIP Siliwangi, 3(1), 53-56.
Siahaya, J. A., Ayal, C. S., dan Ngilawajan, D. A. (2021). ANALISIS KEMAMPUAN
PENALARAN MATEMATIS SISWA PADA MATERI PERSAMAAN
KUADRAT. Science Map Journal, 3(1), 1-18.
Sugandi, A. I., Bernard, M., & Linda, L. (2021). Pendekatan Metakognitif terhadap
Kemampuan Penalaran Matematik Siswa ditinjau dari Habits Of Minds. SJME
(Supremum Journal of Mathematics Education), 5(1), 72–84.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sumartini, T. S. (2015). Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa melalui
pembelajaran berbasis masalah. Mosharafa: Jurnal Pendidikan
Matematika, 4(1), 1-10.
Suprihatin, T. R., Maya, R., & Senjayawati, E. (2018). Analisis kemampuan penalaran

https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/transformasi
Transformasi (Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika)
Volume X, No. X, Bulan YYYY Tahun YYYY, pp. x-x (diisi oleh editor)
ISSN 2549-1664 (online)

matematis siswa SMP pada materi segitiga dan segiempat. Jurnal kajian
pembelajaran matematika, 2(1), 9-13.
Wahyuni, Z., Roza, Y., & Maimunah, M. (2019). Analisis kemampuan penalaran
matematika siswa kelas X pada materi dimensi tiga. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Matematika Al Qalasadi, 3(1), 81-92.
Wicaksana, Y. (2017). Penalaran Matematis dan Kerja Keras Siswa Pembelajaran
Matematika Berorientasi Teori APOS Berbantuan Permainan Monopoli.
In PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika (pp. 305-311).
Yurianti, S., Yusmin, E., & Nursangaji, A. (2014). Kemampuan Penalaran Matematis
Siswa pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas X SMA. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 3(6).

Anda mungkin juga menyukai