Volume X, No. X, Bulan YYYY Tahun ZZZZ, pp. x-x (diisi oleh editor)
ISSN 2549-1164 (online)
Available online at https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/transformasi
Diterima : (diisi oleh editor), Revisi: (diisi oleh editor), Diterbitkan : (diisi oleh editor)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan penalaran matematis
siswa pada salah satu SMP Negeri di Kabupaten Karawang dalam
menyelesaikan soal sistem persamaan linear dua variabel. Metode yang
digunakan ialah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IX E sebanyak 32 siswa. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan pemberian lembar tes kemampuan penalaran
matematis yang berupa uraian sebanyak 4 butir soal. Teknik analisis data yang
digunakan pada penelitian ini yaitu berdasar pada teknik analisis data Miles
dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajan data, serta penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai tes kemampuan
penalaran matematis siswa tergolong sangat rendah, karena hanya ada 2 orang
siswa yang mencapai nilai KKM. Kemudian diutnjuukan juga dengan nilai
presentase terdapat 2 orang siswa dengan persentase 6% pada kategori tinggi,
23 orang siswa dengan persentase 72% pada kategori sedang dan 7 orang
siswa dengan persentase 22% pada kategori rendah.
Kata kunci : Kemampuan Penalaran, SPLDV, dan SMP.
ABSTRACT
Abstract This study aims to determine the mathematical reasoning ability of students
in one of the State Junior High Schools in Karawang Regency in solving two-variable
system of linear equations. The method used is a descriptive method with a
qualitative approach. The subjects in this study were 32 students of class IX E. The
data collection technique was carried out by giving a mathematical reasoning ability
test sheet in the form of a description of 4 questions. The data analysis technique
used in this study is based on Miles and Huberman's data analysis technique which
consists of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results
of this study indicate that the test scores of students' mathematical reasoning
abilities are classified as very low, because there are only 2 students who achieve the
KKM score. Then also indicated by the percentage value there are 2 students with a
Pendahuluan
Matematika ialah bagian dari pengetahuan dasar yang dapat dipakai sebagai suatu
alat pendukung terutama dalam aspek pendidikan maupun dalam aspek kehidupan
sehari-hari. Karena hal tersebut, matematika ialah mata pelajaran wajib bagi siswa
dari jenjang SD sampai tingkat universitas. Adanya pembelajara matematika di
sekolah tentu memiliki fungsi bagi siswa, salah satunya sebagai sarana agar dapat
mengembangkan kemampuannya dalam berpikir logis, kritis, kreatif serta kolaboratif
(Sariningsih dan Kadarisma, 2016). Banyak siswa memiliki stigma bahwa matematika
merupakan materi yang cukup sulit dimengerti, hal ini tentu berimplikasi pada hasil
belajar siswa yang belum sesuai capaian (Julaeha dan Kadarisma, 2020). Oleh sebab
itu, untuk dapat menyelesaikan suatu persoalan matematika, siswa dituntut harus
memiliki hard skill matematika, salah satunya ialah kemampuan penalaran
matematis. Perihal kondisi tersebut, melalui kemampuan bernalar diharapkan
siswa dapat beranggapan bahwa matematika merupakan kajian yang logis (Nurjanah
dkk, 2019). Dengan demikian siswa akan benar-benar percaya bahwa mereka dapat
memahami, membuktikan, mengevaluasi suatu masalah matematika serta dapat
mengerjakan suatu hal yang berkaitan dengan nalar jika diperlukan.
Pembelajaran matematika di sekolah diarahkan supaya siswa dapat menguasai
kemampuan nalar yang baik dalam mengerjakan suatu soal matematika. Maka dari
itu, kemampuan penalaran matematis ditetapkan sebagai acuan serta visi dari
pembelajaran matematika yang menjadi bukti bahwa kemampuan bernalar perlu
dikuasai siswa (konita dkk, 2019). Hal ini sejalan dengan Sumarmo (Sugandi dkk,
2021) yakni pembelajaran matematika ditujukan bagi siswa supaya dapat
mengembangkan kompetensi bernalar, mengenali manfaat matematika, membangun
self-confidence, bersikap objektif, serta berpikir terbuka dalam menghadapi suatu
masalah di masa mendatang ayang akan terus berbeda. Pernyataan ini menyatakan
penalaran sangat diperlukan guna menciptakan suatu gagasan matematika,
https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/transformasi
Transformasi (Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika)
Volume X, No. X, Bulan YYYY Tahun YYYY, pp. x-x (diisi oleh editor)
ISSN 2549-1664 (online)
akibatnya proses belajar akan berlangsung satu arah saja. Serta disimpulkan dari
penelitian Suprihatin, dkk (2018) bahwa bebrapa siswa masih belum memenuhi
indikator manipulasi matematika, ini terjadi karena siswa jarang dilatih untuk
mengerjakan suatu soal berhungan dengan masalah sehari-hari dan pembelajaran
yang kurang universal.
Merujuk dari data diatas, kemampuan penalaran matematis ialah kemampuan
yang perlu dikuasai siswa khususnya bagi siswa SMP. Oleh karena itu, peneliti cukup
tertarik bagaimana hasil jawaban dari siswa kelas IX dengan menyelesaikan soal tes
kemampuan penalaran matematis dalam materi SPLDV. Dengan dilakukannya
penelitian ini, diharapkan untuk proses pengajaran matematika, guru mampu
mengkontruksi siswa agar lebih membangun kemampuan penalaran matematisnya
seperti dengan membiasakan siswa untuk berlatih menyelesaiakan persoalan dalam
keterkaitan kehidupan sehari-hari.
Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk
mengetahui serta untuk mendeskripsikan hasil dari kemampuan penalaran
matematis siswa SMP dalam menyelesaikan suatu masalah SPLDV. Menurut Lexy dan
Moelong (Rosyidah dkk, 2021) penelitian kualitatif ialah jenis penelitian yang dapat
membentuk suatu data deskriptif menjadi suatu data tertulis, lisan, dan termasuk
perilaku subjek yang diamati
Penelitian ini dilaksanakan disalah satu SMP Negeri yang berada di Kecamatan
Kutawaluya pada semester gasal tahun ajaran 2022/2023 dengan subyek yang
diambil yakni kelas IX E dengan total 32 siswa. Metode pengumpulan data yang
diterapkan ialah melalui pemberian soal tes pada siswa. Kemudian instrumen yang
diterapkan yakni instrumen tes kemampuan penalaran matematis berjumlah 4 butir
berupa persoalan cerita pada materi SPLDV berdasarkan indikator kemampuan
penalaran yang diadopsi dari Nurhalin, (2022). Analisis data yang diterapkan
berdasar pada Miles dan Huberman (Sugiyono, 2015) diantaranya dengan mereduksi
data, presentasi data dan penarikan kesimpulan. Berikutnya, subyek penelitian yang
diambil dikelompokkan berdasarkan kemampuan penalaran dengan tingkatan tinggi,
sedang, serta rendah, melalui cara kategorisasi berdasarkan Arikunto (Effendi, 2017).
Tabel 1. Klasifikasi Tingkat Kemampuan Penalaran Matematis
https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/transformasi
Transformasi (Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika)
Volume X, No. X, Bulan YYYY Tahun YYYY, pp. x-x (diisi oleh editor)
ISSN 2549-1664 (online)
Total 32 100%
Berdasarkan uraian sebelumnya terkait perolehan analisis data, tujuan dari
penelitian ini ialah agar mengetahui kemampuan penalaran matematis siswa pada
salah satu SMP Negeri di Kecamatan Kutawaluya dalam penyelesaian tes kemampuan
penalaran matematis dengan pokok materi SPLDV berisikan empat soal essay yang
berdasar pada indikator kemampuan penalaran matematis.
Butir soal tes nomor 1 berkaitan pada indikator pengajuan dugaan. Siswa
diberikan permasalahan yakni diminta untuk mengajukan dugaan berdasarkan
pendapatnya apakah pengeluaran uang hani jika membeli satu lusin pulpen gel akan
kurang dari Rp 20.000? Kemudian, terkait penyelesaiannya siwa dapat
mengerjakannya dengan SPLDV menggunakan metode eliminasi substitusi berdasar
informasi soal yang tertulis yakni Agnia membayar 3 stabilo dan 5 pulpen gel dengan
harga Rp37.500, sedangkan Peppy membayar 2 stabilo dan 4 pulpen gel dengan
haraga Rp28.000. Kemudian jika sudah mendapatkan hasil jawabannya, siswa harus
memberikan kesimpulan. Berikut ini ialah penyelesaian yang dikerjakan siswa:
https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/transformasi
Transformasi (Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika)
Volume X, No. X, Bulan YYYY Tahun YYYY, pp. x-x (diisi oleh editor)
ISSN 2549-1664 (online)
Ardiyanti, dkk (2019) yaitu siswa dengan tingkatan kelompok tinggi memenuhi
indikator mengajukan dugaan dengan menuliska jawaban yang lengkap dan tepat.
sistem persamaan liniear dua variabel. Siswa langsung melakukan perhitungan yang
asal dengan operasi perkalian tanpa menuliskan pemodelan matematika, tidak
menuliskan pernyataan yang diketahui maupun ditanyakan, serta tidak menyusun
dugaan untuk menarik kesimpulan. Maka dapat dikatakan siswa tidak memahami
soal tersebut. Berdasarkan analisis jawaban ini, relevan dalam penelitian Wahyuni,
dkk (2019) dimana siswa dengan klasisifikasi rendah belum dapat mengerjakan soal
yang disajikan.
Butir soal tes nomor 2 berkaitan pada indikator melakukan manipulasi
matematis. Siswa diberikan permasalahan yakni diminta untuk membuat pemodelan
matematika dalam menentukan berapa banyak maskara dan pensil alis yang terjual
hari ini. Kemudian terkait penyelesaiannya, informasi yang tertulis pada soal dapat
diterapkan dengan SPLDV yaitu menuliskan, Hari ini seorang penjual toko kosmetik
berhasil menjual maskara dan pensil alis sebanyak dua lusin. Dia memperoleh uang
dari penjualan tersebut sebesar Rp1.140.000 dengan harga satu maskara Rp60.000
dan harga satu pensil alis Rp30.000. Setelah itu dilakukan eliminasi substitusi untuk
menentukan hasil yang didapat serta menyimpulkannya. Berikut ini ialah
penyelesaian yang dikerjakan siswa:
https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/transformasi
Transformasi (Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika)
Volume X, No. X, Bulan YYYY Tahun YYYY, pp. x-x (diisi oleh editor)
ISSN 2549-1664 (online)
tepat serta lengkap, sehingga belum dapat memberikan kesimpulan dan tidak dapat
menyelesaikan hasil akihirnya. Selain itu Erfani, dkk (2020) menyebutkan, beberapa
siswa pada klasifikasi tinggi melakukan kesalahan pada bagian menyusun langkah
disebabkan kurangnya ketelitian dalam operasi perhitungan
mengakibatkan pada solusi yang dibuat juga tidak sepenuhnya benar. Oleh karena itu,
hal ini berdampak dengan indikator melakukan manipulasi matematika yang tidak
akan muncul.
Butir soal tes nomor 3 berkaitan pada indikator menarik kesimpulan,
mengumpulkan fakta dan memberikan argumen untuk validitas solusi. Siswa
diberikan permasalahan yakni diminta untuk membuktikan apakah benar nilai dari
𝐾 ≠ 2 dan diminta untuk memberikan alasan dari pembuktiannya. Kemudian terkait
penyelesaiannya, dalam mengumpulkan fakta siswa dapat menggunakan informasi
yang tertulis pada soal yaitu menuliskan dengan SPLDV pada persamaan 8𝑎 + 𝑏 = 𝐾,
2𝑎 + 10𝑏 = 20, dan 𝑎 + 20𝑏 = 40. Setelah itu dilakukan eliminasi substitusi untuk
menyusun bukti dan mendapat hasil yang tepat serta menyimpulkannya dengan
argumen untuk validitas penyelesaian. Berikut ini penyelesaian yang dikerjakan
siswa :
https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/transformasi
Transformasi (Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika)
Volume X, No. X, Bulan YYYY Tahun YYYY, pp. x-x (diisi oleh editor)
ISSN 2549-1664 (online)
subjek kategori tinggi memiliki pemahaman yang baik tentang masalah serta mampu
mencapai indikator dalam melakukan manipulasi matematika, mengumpulkan
fakta dan memberikan argumen untuk validitas solusi pada penyelesaiannya dalam
wawancara bahwa subjek dapat memaparkankan tahapan penyelesaian secara rinci
dan tepat.
bahwa harga satu porsi nasi ayam bakar adalah Rp20.000 dan satu porsi nasi rendang
adalah R15.000. Kemudian terkait penyelesaiannya, informasi yang tertulis pada soal
dapat diterapkan dengan SPLDV yaitu dituliskan, Disebuah rumah makan nasi
padang, pelanggan pertama membeli 12 nasi ayam bakar dan 6 nasi rendang dengan
total Rp 234.000, sedangkan pelanggan kedua membeli 3 nasi ayam bakar dan 4 nasi
rendang dengan total Rp 96.000. Setelah itu dilakukan eliminasi substitusi untuk
memeriksa kebenaran pada dua persamaan serta menyimpulkan terhadap dua
persamaan dengan benar dan lengkap. Berikut ini ialahpenyelesaian yang dikerjakan
siswa :
Berdasarkan gambar 10. terlihat jawaban siswa pada kategori tinggi telah
memenuhi indikator, yaitu dengan menuliskan pernyataan diketahui dan ditanyakan
pada soal lengkap dengan melakukan pemodelan matematika 12𝑥 + 6𝑦 = 234.000
dan 3𝑥 + 4𝑦 = 96.000. Kemudian siswa juga sudah memeriksa kebenaran dari dua
pernyataan dengan lengkap dan benar menggunakan eliminasi dan substitusi sampai
terbukti benar harga 1 porsi nasi ayam bakar adalah 𝑅𝑝20.000 dan 1 porsi nasi
rendang adalah 𝑅𝑝15.000, karena pernyataan pada soal untuk harga 1 porsi nasi
ayam bakar terbukti salah, siswa juga menuliskan kesimpulan yang benar dan lengkap
dari hasil pembuktian sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian
Purwaningtyas (2019) mengemukakan bahwa siswa dengan kalompok tinggi mampu
menuliskan tahap-tahap dalam menyelesaikan masalah dan menuliskan kesimpulan
dari keseluruhan solusi dengan tepat sehingga mampu memeriksa kesahihan
terhadap hasil jawaban.
https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/transformasi
Transformasi (Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika)
Volume X, No. X, Bulan YYYY Tahun YYYY, pp. x-x (diisi oleh editor)
ISSN 2549-1664 (online)
Berdasarkan gambar 12. siswa pada kategori rendah belum memenuhi indikator.
Terlihat dalam jawaban, siswa terlebih dahulu menulis tahapan-tahapan penyelesaian
dengan melakukan perhitungan yang belum tepat, karena siswa tersebut tidak
menggunakan metode eliminasi dan substistusi dalam menyelesaikan soal. Maka dapat
dikatakan siswa tersebut tidak memahami dengan baik dari infrormasi soal, hal ini sama
seperti Jelita & Zulkarnaen (2020) bahwa siswa pada kelompok penalaran rendah belum
14 Tresna & Effendi: kemampuan Penalaran …
menginterpretasikan penjelasan yang terdapat dalam soal serta tidak dapat mengerjakannya
dengan benar.
Dari pemaparan di atas berdasarkan hasil penguraian jawaban, terdapat beberapa siswa
tidak mampu mengerjakan suatu masalah sistem linear dua variabel, khusunya pada
indikator manipulasi matematika yang berdasar pada informasi soal. Hal ini terjadi akibat
siswa tidak menginterpretasikan permasalahan yang terkandung dalam masala atau soal,
sehingga apabila siswa belum mampu melakukan manipulasi matematika pada suatu
permasalahan maka siswa tidak dapat menentukan langkah dalam menyelesaikannya
sampai tidak dapat menarik kesimpulan dan hanya cenderung mengerjakan dengan asal
serta melakukan kesalahan dalam perhitungan. Sejalan dengan penelitian Jelita dan
Zulkarnaen (2019) rendahnya kemampuan penalaran dikarenakan siswa tidak memahami
soal, sehingga dalam penyelesaiannya banyak yang asal dan tidak mampu menjelaskan
kembali. Siswa juga belum mampu menemukan langkah penyelesaian yang tepat untuk
menyusun argumen. Berdasarkan hal tersebut, siswa perlu dibiasakan dalam pengerjaan
soal-soal berkaitan dengan kemampuan penalaran matematis agar melatih kemampuan
siswa untuk menyelesaikan jenis permasalahan apapun.
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pemaparan sebelumnya, kemampuan
penalaran matematis siswa dalam menyelesaikan persoalan sistem persamaan linear
dua variabel berdasarkan subyek yang diambil pada kelas IX E disalah satu SMP
Negeri yang berada di Kecamatan Kutawaluya jumlah 32 orang siswa dapat
dismpulkan tergolong rendah. Hal tersebut dapat diketahui dari analisis jawaban
siswa yang masih banyak belum mampu mengerjakan soal, belum memenuhi
indikator, serta berdasarkan skor tes kemampuan penalaran matmatis yang didapat
siswa dengan nilai minimal yaitu 8,33 serta rata-rata 35,29 bila dibandingkan dengan
KKM untuk mata pelajaran matematika masih belum dapat tercapai.
Daftar Pustaka
Anggraini, T. P., & Rejeki, S. (2021). Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
Berkemampuan Tinggi dalam Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel. Laplace: Jurnal Pendidikan Matematika, 4(2), 117-129.
Ardiyanti, E., Sutriyono, dan Pratama, F. W. (2019). Deskripsi Kemampuan Penalaran
https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/transformasi
Transformasi (Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika)
Volume X, No. X, Bulan YYYY Tahun YYYY, pp. x-x (diisi oleh editor)
ISSN 2549-1664 (online)
https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/transformasi
Transformasi (Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika)
Volume X, No. X, Bulan YYYY Tahun YYYY, pp. x-x (diisi oleh editor)
ISSN 2549-1664 (online)
matematis siswa SMP pada materi segitiga dan segiempat. Jurnal kajian
pembelajaran matematika, 2(1), 9-13.
Wahyuni, Z., Roza, Y., & Maimunah, M. (2019). Analisis kemampuan penalaran
matematika siswa kelas X pada materi dimensi tiga. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Matematika Al Qalasadi, 3(1), 81-92.
Wicaksana, Y. (2017). Penalaran Matematis dan Kerja Keras Siswa Pembelajaran
Matematika Berorientasi Teori APOS Berbantuan Permainan Monopoli.
In PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika (pp. 305-311).
Yurianti, S., Yusmin, E., & Nursangaji, A. (2014). Kemampuan Penalaran Matematis
Siswa pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas X SMA. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 3(6).