Anda di halaman 1dari 9

Firda Nur Istiqomah_2019004003_6B_Penelitian Pendidikan MTK

Anotasi 7

Sagita Dyah Putranti, Rully Charitas Indra Prahmana. (2018). Kemampuan Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Matematika Berbasis Masalah. Jurnal JNPM (Jurnal Nasional
Pendidikan Matematika). Vol 2 (1). Halaman: 86-97.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan


soal matematika berbasis masalah dan mengetahui respon siswa terhadap soal
matematika berbasis masalah yang diberikan. Penelitian ini termasuk penelitian
kuantitatif diskriptif. Subyek penelitian ini adalah 6 siswa kelas VIII SMP Negeri 11
Yogyakarta yang terdiri dari 2 siswa berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan
rendah. Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika berbasis masalah
masuk kategori kurang (2 siswa), cukup (3 siswa), dan baik (1 siswa) dilihat dari level
kemampuan siswa, yang dapat dilihat pada Tabel 3. Selanjutnya, respon siswa
terhadap soal matematika berbasis masalah yang diberikan sangat baik. Siswa dapat
menerima soal matematika berbasis masalah untuk belajar, walaupun terdapat terdapat
satu siswa yang tidak dapat menerima soal matematika berbasis masalah dikarenakan
soal tersebut membuat efek jenuh.

Nurwani, Rizki Wahyu Yunian Putra, Fredi Ganda Putra, Nugraha Wisnu Putra. (2017).
Pengembangan Desain Didaktis Bahan Ajar Materi Pemfaktoran Bentuk Aljabar pada
Pembelajaran Matematika SMP. Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan
Matematika. Vol 1 (2). Halaman: 97-102.

Kemampuan memahami suatu konsep dalam pembelajaran matematika merupakan


sesuatu yang dibutuhkan oleh setiap peserta didik. Namun nyatanya menunjukkan
bahwa dalam proses pembelajaran, mengajar materi yang digunakan belum melatih
peserta didik dalam melakukan suatu penemuan dan peserta didik kurang aktif dalam
proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar berupa
desain modul didaktik bahan ajar Aljabar pada Mata Pelajaran Matematika untuk
Kelas VIII Semester 1 Materi Pelajaran Aljabar di SMP Negeri 1 Pakuan Ratu. Itu
Modul bahan ajar dengan desain didaktis adalah modul yang berupa modul milik
peserta didik panduan yang berisi informasi, materi tentang Aljabar, contoh soal
sebagai serta latihan soal, sesuai dengan masalah yang dialami peserta didik secara
alami bahan ajar, bahan ajar ini dibuat untuk membatu peserta didik dalam
memecahkan masalah pada materi Aljabar. Berdasarkan hasil penelitian, Bahan ajar
(modul) desain didaktis yang dikembangkan oleh peneliti layak digunakan menurut
hasil validasi dari ahli materi, ahli bahasa, ahli praktisi pendidikan, ahli media, dan
membantu peserta didik untuk belajar lebih mandiri dan nyaman dalam proses belajar
serta peserta didik sangat tertarik dengan bahan ajar (modul) desain didaktis ini. Saran
bagi para peneliti berikutnya adalah agar melanjutkan oenelitian ke tahap eksperimen
modul ini untuk melihat kualitas dari modul ini sendiri.

Yustinus Setio Laksono, Gregoria Ariyanti, Fransiskus Gatot Iman Santosa. Hubungan Minat
Belajar Matematika Siswa Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Menggunakan
Komik. Jurnal Edukasi Matematika dan Sains. Vol 1 (2). Halaman: 60-64.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minat belajar siswa menggunakan
komik sebagai media pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD
terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Jenis penelitian yang
digunakan ialah penelitian kuantitatif yang dikategorikan sebagai hubungan
(asosiatif). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMPK Santo Yusuf
Madiun dan yang menjadi sampel adalah siswa-siswi kelas VII dengan rincian kelas
VII A dengan jumlah 27 siswa dan kelas VII B dengan jumlah 38 siswa. Hasil
penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan antara minat belajar siswa dalam
hal perasaan senang, perhatian dan kemauan secara bersama-sama terhadap prestasi
belajar siswa dengan hubungan positif antara minat belajar siswa dalam hal perasaan
senang, perhatian dan kemauan secara bersama-sama dengan prestasi belajar pada
mata pelajaran matematika dan regresi berganda tiga prediktor didapatkan bentuk
persamaan y = 6.4112 + 0.4003x1 + 0.5417x2 + 0.2961x3 dengan x1 untuk minat
belajar siswa dalam hal perasaan senang siswa, x2 untuk minat belajar siswa dalam
hal perhatian siswa, dan x3 untuk minat belajar siswa dalam hal kemauan siswa
bernilai positif yang artinya diprediksikan akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Refiesta Ratu Anderha, Sugama Maskar. (2020). Analisis Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa Pada Pembelajaran Daring Materi Eksponensial. Jurnal Ilmiah
Matematika Realistik (JI-MR). Vol 1 (2). Halaman: 1-7.

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui serta menganalisis kemampuan


komunikasi matematis siswa SMA pada materi Eksponensial. Sampel dalam
penelitian ini adalah 5 orang siswa kelas X MIPA 5 SMA Negeri 5 Bandarlampung.
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah deksriptif kualitatif. Instrumen
penelitian adalah soal tes kemampuan komunikasi matematis berupa 5 butir soal essay
serta video penjelasan. Hasil tes yang telah dilaksanakan pada beberapa soal
komunikasi matematis menunjukan hasil yang baik. Terlihat dari presentase skor per
butir soal yaitu soal nomor 1 diperoleh persentase 50% untuk indikator dalam
menjelaskan ide, situasi secara lisan atau tulisan dengan bahasa sendiri. Soal nomor 2
dengan perolehan persentase 85% untuk indikator menyelesaikan masalah disertai
aturan yang digunakan. Soal nomor 3 diperoleh persentase 85% dan soal nomor 4
memperoleh persentase 70 % untuk indikator menyelesaikan suatu masalah
berdasarkan konsep matematika. Soal nomor 5 diperoleh persentase 25% untuk
indikator mencari dan menyelesaikan model matematika ke dalam bahasa biasa.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uraikan, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa kemampuan komunikasi matematis pada siswa SMA Program IPA pada materi
eksponensial masih termasuk kategori rendah ke tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil
persentase skor pada setiap butir soal dari 5 persoalan dua soal ada pada kategori
sedang dan rendah serta tiga soal ada pada kategori tinggi dan sangat tinggi. Selain itu
masih banyak siswa yang kesulitan dalam mengisi tes pemahaman matematis tersebut.
Dimana untuk kemampuan pemahaman yang di analisis siswa masih kurang
menguasai soal atau pertanyaan, rata-rata siswa sebelum mulai mengerjakan soal
sudah terlebih dahulu menganggap soal terlihat sulit sehingga siswa kurang antusias
dalam memahami pertanyaan dalam soal tersebut, siswa juga masih merasa bingung
untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Sedangkan untuk kemampuan komunikasi
siswa masih banyak belum memahami konsep eksponensial.
Marchamah Ulfa, Very Hendra Saputra. (2019). Pengaruh Media Pembelajaran Makromedia
Flash dengan Pendekatan Matematika Realistik pada Hasil Belajar Siswa. Trple S
(Journals on Mathematics Education). Vol 2 (1). Halaman: 12-21.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran


macromedia flash dengan pendekatan matematika realistik (PMRI) pada hasil belajar
siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu. Populasinya adalah
seluruh siswa kelas XI IPA di Bandarlampung. Teknik pengambilan sampel
menggunakan random sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan pre tes
dan post test hasil belajar. Pengujian hipotesis menggunakan uji T kesamaan dua rata-
rata dengan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis
serta pembahasan mengenai penerapan pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran macromedia flash dengan pendekatan matematika realistik dalam
meningkatkan hasil belajar siswa diperoleh kesimpulan bahwa media pembelajaran
macromedia flash dengan pendekatan matematika realistik berpengaruh positif
terhadap hasil belajar siswa. Media pembelajaran macromedia flash dengan
pendekatan matematika realistik yang mampu membantu dan memotivasi siswa dalam
meningkatkan keterampilan berfikir kritis dan mengkomunikasikan pengetahuannya
tersebut, efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Secara umum siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan media pembelajaran macromedia flash dengan
pendekatan matematika realistik menunjukkan hasil yang lebih baik dalam hal berikut
ini: 1. Rata-rata hasil belajar yang tampak dari rata-rata skor tes akhir siswa. 2. Rata-
rata peningkatan (gain) hasil belajar siswa yang termasuk dalam kategori gain
“tinggi”.

Efrata Gee. (2020). Hubungan Gaya Kognitif Dengan Kemampuan Penalaran Matematika
Siswa SMP Kelas VIII. Jurnal Education and Development Institut Pendidikan
Tapanuli Selatan. Vol 8 (3). Halaman: 225-230.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan gaya kognitif dengan kemampuan
penalaran matematis siswa kelas VIII. Jenis penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan metode survey dan korelasional. Penelitian ini dilaksanakan di
SMP Negeri 1 O‘O‘U khususnya dikelas VIIIb. Instrumen penelitian yang digunakan
pada penelitian ini yaitu tes, yakni: tes gaya kognitif dengan menggunakan tes GEFT
dan tes kemampuan penalaran siswa. Selanjutnya, analisis data yang digunakan adalah
uji korelasi dan regresi. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa adanya
hubungan gaya kognitif dengan kemampuan penalaran siswa, ini diperoleh hasil uji
korelasi dimana nilai sig. = 0,028 < = 0,05 sehingga Ho ditolak dan H1 diterima.
Selanjutnya, untuk analisis hasil uji regresi diperoleh bahwa adanya kontribusi gaya
kognitif terhadap kemampuan penalaran siswa sebesar 20% dan 80% dipengaruhi oleh
karena faktor lain. Berdasarkan hasil uji korelasi diperoleh nilai sig. = 0,028 < = 0,05
sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Artinya adanya hubungan gaya kognitif dengan
kemampuan penalaran siswa. Hubungan gaya kognitif dengan kemampuan penalaran
berada pada kategori sedang. Hubungan ini akan ditandai dari kotribusi variabel gaya
kognitif terhadap kemampuan penalaran. Selanjutnya, untuk hasil uji regresi,
kontribusi gaya kognitif terhadap kemampuan penalaran siswa sebesar 20%. Hasil
dari kontribusi tersebut, menandakan bahwa adanya hubungan yang positif gaya
kognitif terhadap kemampuan penalaran siswa. Seperti yang diketahui bahwa
kemampuan penalaran merupakan salah satu kemampuan yang ditargetkan dalam
pembelajaran matematika. Maka melalui peningkatan skor gaya kognitif akan
memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan penalaran siswa.
Siswa yang skor gaya kognitifnya berada pada taraf tinggi atau berada pada kategori
Field Independen dapat diketahui pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan saat
pembelajaran. Siswa yang Field Independen cenderung lebih aktif, mandiri (mau
berusaha sendiri), mampu menggagas setiap ide atau pendapat dalam menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi. Sejalan dengan itu, Siswa FI lebih berhasil dalam
mengisolasi informasi target dari keseluruhan yang kompleks, dan dapat memproses
informasi dengan kinerja yang lebih akurat pada tugas-tugas pencarian visual,
menganalisis ide-ide menjadi bagian-bagian penyusunnya, dan mereorganisasi ideide
ke dalam konfigurasi baru. Aktivitas-aktivitas siswa seperti ini sangat erat atau
berhubungan dengan indikator kemampuan penalaran yang meliputi: 1) Menyajikan
pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, dan diagram. 2) Melakukan
manipulasi matematika. 3) Menarik kesimpulan, dan menyusun bukti, memberikan
alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi, 4) Menarik kesimpulan dari pernyataan.
5) Memeriksa kesahihan suatu argument. 6) Menentukan pola atau sifat dari gejala
matematis untuk membuat generalisasi. Oleh karena itu, guna meningkatkan
kemampuan penalaran siswa maka skor gaya kognitif siswa perlu ditingkatkan.
Karena semakin tinggi skor gaya kognitif maka akan mempengaruhi pula pada
peningkatan kemampuan penalaran siswa.

Indah Lestari, Rully Charitas Indra Prahmana, Wiwik Wiyanti. (2016). Peningkatan
Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Menggunakan Pendekatan Matematika
Realistik. Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar. Vol 1 (2). Halaman: 45-50.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan rata-rata N-Gain kemampuan


penalaran matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan
pendekatan pendidikan matematika realistik dan siswa yang memperoleh
pembelajaran matematika dengan pendekatan konvensional. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen semu dengan non-equivalent control group design
yang dilaksanakan di salah satu SMP Swasta kelas VII di Tangerang. Instrumen yang
digunakan adalah instrumen tes yang telah valid berupa soal tes awal dan tes akhir
yang berbentuk uraian dengan reliabilitas kategori tinggi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kemampuan penalaran matematis
yang signifikan pada materi aritmatika sosial antara siswa yang memperoleh
pembelajaran matematika dengan pendekatan pendidikan matematika realistik dan
siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan pendekatan konvensional.
Kemampuan penalaran matematis pada materi aritmatika sosial antara siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan pendekatan PMR lebih tinggi dibandingkan dengan
siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan pendekatan konvensional.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru dan calon guru matematika,
agar menggunakan pendekatan PMR untuk meningkatkan kemampuan penalaran
matematis siswa. Dalam upaya meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa,
guru hendaknyamemperhatikan kondisi lingkungan belajar siswa pada saat
pembelajaran matematika dengan pendekatan matematika realistik, agar hasilnya
menjadi lebih maksimal.

Dian Handayani. (2017). Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Konsep Diri Siswa Terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa. JPD: Jurnal Pendidikan Dasar. Vol 8 (1). Halaman:
127-143.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh perhatian orang tua, konsep diri siswa terhadap hasil belajar matematika.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Wilayah binaan Kelurahan Duren Sawit, Jakarta
Timur.Sampel diambil dengan menggunakan Teknik Cluster Random Sampling,
terdapat 120 siswa kelas VI yang dilibatkan dalam penelitian.Waktu pelaksanaan
penelitian pada semester 2 tahun pelajaran 2016/2017. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survei dengan analisis jalur (path analysis). Instrumen
pengumpulan data melalui tes hasil belajar matematika dan kuesioner telah diuji
validitas dan reliabilitasnya, kemudian dianalisis untuk membuktikan hipotesis.
Berdasarkan pengujian terhadap kedua persyaratan yang berlaku dalam analisis jalur
yaitu: 1) Uji Normalitas; dan 2) Uji Signifikansi dan Linieritas Koefisien Regresi.
Berikut ini beberapa kesimpulan yang diperoleh dari pengujian analisis adalah sebagai
berikut: Perhatian orang tua berpengaruh langsung positif terhadap hasil belajar
matematika, maksudnya bahwa semankin tinggi (baik) perhatian orang tua
mengakibatkan peningkatan hasil belajar matematika (semakin tinggi juga hasil
belajar matematika siswa). Konsep diri berpengaruh langsung positif terhadap hasil
belajar matematika, maksudnya bahwa semankin tinggi (baik) konsep diri
mengakibatkan peningkatan hasil belajar matematika (semakin tinggi juga hasil
belajar matematika siswa). Perhatian orang tua berpengaruh langsung positif terhadap
konsep diri, maksudnya bahwa semakin tinggi (baik) perhatian orang tua
mengakibatkan peningkatan konsep diri (semakin tinggi/ baik juga konsep diri siswa).

Nurul Fitri, Said Munzir, M. Duskri. (2017). Meningkatkan Kemampuan Representasi


Matematis melalui Penerapan Model Problem Based Learning. Jurnal Didaktik
Matematika. Vol 4 (1). Halaman: 59-67.

Kemampuan representasi merupakan salah satu komponen penting untuk


mengembangkan kemampuan berpikir siswa, karena kemampuan ini sangat berperan
dalam membantu siswa untuk mengubah ide-ide abstrak menjadi ide nyata dan dapat
melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dengan berbagai
bentuk termasuk gambar, diagram, ekspresi matematika, atau kata-kata atau teks
tertulis. Salah satu model dari pembelajaran yang meningkatkan kemampuan
representasi matematis adalah pembelajaran model pembelajaran berbasis masalah.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menentukan representasi matematis meningkatkan
kemampuan siswa yang diajar dengan masalah model pembelajaran berbasis 2)
interaksi antara model pembelajaran problem based learning dan pengelompokan
siswa untuk meningkatkan kemampuan matematika perwakilan. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimental metode yang
memiliki desain kelompok pretest-posttest. Populasinya adalah semua siswa kelas X
SMA Unggul Pidie Jaya dengan sampel dua kelas yaitu kelas X3 sebagai kelas
eksperimen dan kelas X2 sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan tes. Dianalisis dengan uji-t dan ANOVA pada taraf signifikansi 0,05
setelah prasyarat pengujian terpenuhi. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan,
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Peningkatan kemampuan
representasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model
pembelajaran problem based learning lebih baik dari peningkatan kemampuan
representasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran secara konvensional.
(2) Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan pengelompokan siswa
terhadap peningkatan kemampuan representasi matematis. Adapun beberapa saran
dalam penelitian ini adalah (1) model pembelajaran Problem Based Learningdapat
menjadi salah satu alternatif pembelajaran di kelas, karena PBL menyajikan suatu
lingkungan belajar yang interaktif.Hanya perlu diperhatikan bahwa tidaklah mudah
untuk memulai masalah dalam tiap topik matematika, (2) diharapkan dalam
melaksanakan pembelajaran dikelas, guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membangun sendiri tentang pemahaman matematikanya, (3) untuk penelitian
lebih lanjut, diharapkan untuk meneliti kemampuan matematis lainnya yang belum
terjangkau oleh peneliti.

Laely Rohmatin Apriliani, Hardi Suyitno. (2016). Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Berdasarkan Kecemasan Matematika Pada Pembelajaran Creative Problem Solving
Berteknik Scamper. Unnes Journal of Mathematics Education Research. Vol 5 (2).
Halaman: 131-140

Kemampuan berpikir kreatif menjadi tuntutan dalam Pendidikan Matematika untuk


memunculkan penyelesaian baru. Kecemasan matematika mendominasi perasaan
emosional siswa remaja dalam hubungannya dengan matematika di sekolah.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) menguji dan menganalisis kualitas pembelajaran
CPS berteknik SCAMPER dan 2) menganalisis kemampuan berpikir kreatif
matematis berdasarkan kecemasan matematika siswa. Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian mixed method dengan desain concurrent embedded. Subjek penelitian
ini adalah siswa kelas X SMK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas
pembelajaran CPS berteknik SCAMPER termasuk kategori baik. Analisis kualitatif
menunjukkan bahwa siswa dengan kecemasan rendah sangat kreatif atau cukup
kreatif. Siswa tersebut dapat menyajikan lebih dari tiga ide jawaban yang beragam,
memberikan lebih dari satu cara penyelesaian, dan menuliskan penyelesaian dengan
caranya sendiri dengan cukup unik. Siswa dengan kecemasan sedang sangat kreatif
atau kreatif. Siswa tersebut dapat menyajikan lebih dari dua ide jawaban yang
beragam, memberikan lebih dari satu cara penyelesaian, dan menuliskan penyelesaian
dengan caranya sendiri dengan cukup unik. Siswa dengan kecemasan berat cukup
kreatif atau sangat kreatif. Siswa tersebut dapat menyajikan lebih dari dua ide jawaban
yang beragam, memberikan lebih dari satu cara penyelesaian, dan menuliskan
penyelesaian dengan caranya sendiri dengan cukup unik. Siswa dengan kecemasan
tingkat panik tidak kreatif. Siswa tersebut tidak dapat menyajikan lebih dari dua ide
jawaban yang beragam, hanya memberikan jawaban dan penyelesaian melalui satu
cara pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai