Anda di halaman 1dari 13

Analisis Kemampuan Disposisi Matematis dalam Menyelesaikan Soal

Aritmatika Sosial Ditinjau dari Minat Belajar Siswa

Safna Omega Pinta Dewi1, Erna Wulandari2, Ira Faradina3


Tadris Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Tulungagung

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai


peranan penting dalam pendidikan, matematika merupakan ilmu yang universal
karena banyak digunakan di berbagai disiplin ilmu(Akbar et al., 2018). Dalam
kehidupan sehari-hari, matematika sangat membantu dalam proses penyelesaian
masalah matematik yang ada. Tujuan keberhasilan belajar matematika, yang mana
siswa diharapkan memiliki kemampuan logis, analitis, sistematis, kritis, dan
kreatif serta memiliki kemampuan bekerja sama seperti yang diungkapkan oleh
Depdiknas(Patmalasari et al., 2017). Menurut Depdiknas ada ranah afektif
menetukan keberhasilan belajar seseorang(Mastuti, n.d.). Dalam pembelajaran
matematika, yang termasuk ranah afektif ini adalah disposisi matematis.

NCTM menyatakan bahwa disposisi matematis adalah kecenderungan


siswa dalam mengapresiasi dan tertarik untuk mengerjakan masalah-masalah
dalam matematika. Masalah-masalah ini dapat berupa tugas harian atau
ulangan(Patmalasari et al., 2017). Di samping itu, mayoritas siswa mengalami
kesulitan dalam memahami masalah dalam matematika. Hal ini mengakibatkan
rendahnya ketertarikan siswa terhadap masalah matematis. Padahal pembelajaran
matematika yang ada saat ini diharapkan mampu untuk menumbuhkan dan
mengembangkan disposisi matematis siswa. Karena dalam pembelajaran
matematika tidak hanya berkaitan dengan pembelajaran konsep, prosedural, dan
aplikasinya, tetapi juga terkait dengan pengembangan minat dan ketertaikan
terhadap matematika(Widyasari, Dahlan, & Dewanto, n.d.).

3
NCTM mengilustrasikan bahwa siswa perlu memiliki keterampilan
perilaku afektif ketika ia melaksanakan kegiatan matematik (doing math)
termasuk dalam melaksanakan penalaran matematik(Bernard & Rohaeti, 2016).
Perilaku afektif yang berlangsung berkelanjutan akan membentuk suatu
kebiasaan, keinginan, dan kesadaran, dedikasi dan kecenderungan yang kuat pada
diri siswa untuk berpikir secara matematik dengan cara yang positif. Hal ini pula
yang membuat minat dan ketertarikan terhadap matematika akan membentuk
kecenderungan yang kuat yang biasa disebut disposisi matematis.

Disposisi matematis yang diungkapkan oleh Polking (Bernard & Rohaeti,


2016) merinci beberapa indikator: a. rasa percaya diri, memecahkan masalah,
memeberi alasan dan mengkomunikasikan gagasan, b. bersifat fleksibel dalam
menyelediki gagasan matematik dan berusaha mencari beragam strategi
memecahkan masalah, c. bersifat tekun menunjukkan minat dan rasa ingin tahu, d.
cenderung memonitor, berpikir metakognitif, e. menerapkan matematika dalam
bidang studi lain dan masalah sehari-hari; serta f. menunjukkan apresiasi peran
matematika dalam kultur dan nilai, matematika sebagai alat, dan sebagai bahasa.
Disposisi matematis juga berkaitan dengan kecenderungan siswa untuk
merefleksikan pemikiran mereka sendiri.

Sikap dan kebiasaan berpikir yang baik pada hakekatnya akan membentuk
dan mengembangkan disposisi matematis(Akbar et al., 2018). Disposisi
matematis merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan belajar
siswa. Dengan kemampuan disposisi matematis ini, dapat menjadikan siswa gigih
dalam menghadapi masalah yang menantang, bertanggung jawab dalam belajar,
mengembangkan kebiasaan yang baik di matematika.

Faktor keberhasilan proses pembelajaran juga banyak ditentukan oleh


keingintahuan dan minat belajar siswa(Muldayanti, 2013). Keingintahuan
merupakan salah satu aspek yang bersifat kondisional bagi pengembangan siswa.
tanpa rasa ingin tahu, siswa akan kehilangan motivasi belajar. Minat sebagai
pernyataan psikis yang menunjukkan adanya pemusatan perhatian terhadap suatu
materi pelajaran karena objek tersebut menarik bagi dirinya. Minat merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara tetap dalam melakukan proses
belajar(Eva & Siagian, n.d.).

Minat belajar akan menciptakan hasil yang berbanding lurus dengan


pemahaman siswa(Komariyah, Septi, Afifah, & Resbiantoro, 2018). Minat belajar
yang tinggi akan memberikan pengaruh yang tinggi pula terhadap pemahaman
siswa. Apabila siswa tidak memiliki minat belajar yang tinggi, bisa dipastikan
siswa tersebut akan kesulitan dalam proses belajar. Matematika merupakan mata
pelajaran yang membutuhkan penyemangat dalam mempelajarinya. Karena dalam
matematika sendiri banyak mempelajari hal-hal yang bersifat abstrak sehingga
memungkinkan siswa mengalami kesulitan dan menganggap matematika sebagai
pelajaran yang membosankan.

Materi aritmatika sosial pada siswa kelas VIII berisikan masalah-masalah


matematika yang biasa ada di kehidupan sehari-hari. Berdasarkan wawancara
yang dilakukan peneliti dengan guru bahwa siswa masih kesulitan untuk
menerjemahkan masalah-masalah matematika tersebut ke dalam penyelesaian
aritmatika sosial. Belajar aritmatika sosial membutuhkan proses berpikir yang
baik dan minat belajar yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil-hasil nilai
peserta didik yang masih dibawah Kriteria Ketuntasan Maksimum (KKM). Oleh
karena itu, penting dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui masalah yang
terjadi yang bekaitan dengan judul yang diambil oleh penulis.

Penelitian terdahulu telah membuktikan munculnya indikator-indikator


dalam disposisi matematis. Namun, belum ada keterkaitan antara disposisi
matematis dengan minat belajar. Pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian
untuk disposisi matematis ditinjau dari minat belajar siswa. Penelitian ini
diharapkan mampu menunjukkan indikator-indikator disposisi matematis pada
siswa terhadap matematika jika ditinjau dari minat belajar yang dimiliki oleh
siswa.

Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, maka peneliti ingin menganalisis


sejauh mana kemampuan disposisi matematis siswa dalam menyelesaikan soal
aritmatika ditinjau dari minat belajar siswa. Sehingga judul penelitian ini adalah
“Analisis Kemampuan Disposisi Matematis dalam Menyelesaikan Soal
Aritmatika Sosial Ditinjau dari Minat Belajar Siswa”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kualitatif. Dengan


subjek penelitiannya adalah siswa kelas VIII di MTs Al-Huda Bandung. Subjek
dipilih secara acak dan berjumlah 3 siswa. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian adalah tes, pedoman wawancara dan angket. Teknik pengumpulan data
dengan tes diberikan kepada siswa untuk melihat seberapa besar ketertarikan
siswa dalam meemecahkan masalah-masalah yang disajikan dalam soal
matematika. Wawancara siswa untuk mengetahui keterkaitan antara disposisi
matematis siswa dengan masalah yang disajikan dalam soal matematika. Angket
diberikan kepada siswa untuk mengetahui seberapa besar minat siswa sehingga
menimbulkan ketertarikan siswa terhadap pemecahan masalah-masalah yang
disajikan dalam soal matematika (disposisi matematis).

Dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono data dinyatakan valid jika


tidak ada perubahan antara apa yang dilaporkan peneliti dengan apa yang
sesungguhya terjadi pada apa yang diteliti. Menurut Sugiyono untuk memeriksa
keabsahan data dalam penelitian kualitatif melalui uji kreadibilitas yaitu
triangulasi dan penggunaan referensi. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan
dengan berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus menerus terhadap data,
mengajukan petanyaan-pertanyaan analitis dan menulis catatan singkat sepanjang
penelitian. Langkah yang dilakukan dalam analisis data pada penelitian ini adalah
dari data yang sudah terkumpul, kemudian data direduksi, dirangkum, dan
memilah data yang pokok dan penting serta membuat kategorisasi berdasarkan
huruf kapital, non kapital, dan angka. Setelah data tereduksi, data disajikan dalam
bentuk teks yang bersifat naratif atau deksriptif. Dalam penyajian data, huruf
kapital, non kapital, dan angka pada saat direduksi data disusun ke dalam urutan
sehingga dapat dipahami urutannya. Langkah selanjutnya dilakukan verifikasi
aatau membuat kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemilihan subjek penelitian dilakukan menggunakan hasil angket minat


belajar. Angket minat belajar diberikan kepada 8 siswa kelas VIII MTs AL-Huda
Bandung. Hasil analis instrumen angket minat belajar dapat dilihat pada tabel

Tabel 1. Hasil Angket Minat Belajar

No. Minat Belajar Jumlah siswa

1. Tinggi 2

2. Sedang 4

3. Rendah 2

Berdasarkan hasil angket tersebut dipilih masing-masing 1 subjek dari setiap


tingkatan minat belajar untuk dilakukan analisis. Subjek yang dipilih adalah siswa
dengan inisial SA, NL, KN. SA memiliki kriteria skor angket tertinggi, NL
memiliki kriteria skor angket sedang, KN memiliki kriteria skor terendah.

Setelah pengisian angket minat belajar, siswa diberikan soal tes


matematika. Soal tes tersebut telah divalidasi oleh dosen pendidikan matematika.
Sehingga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan disposisi
matematis siswa dalam memecahkan masalah matematika pada materi aritmatika
sosial.

Soal yang diberikan kepada subjek yaitu soal cerita yang berkaitan dengan
masalah sehari-hari pada materi aritmatika sosial. Soal yang diberikan merupakan
soal terbuka, sehingga membuat siswa tertarik untuk memikirkan berbagai
jawaban dan cara penyelesaian. Pada penelitian ini subjek mendapatkan soal
sebanyak 4 butir soal. Pada soal nomor 1 subjek SA dapat menyelesaikan soal
dengan benar. Seperti gambar 1 berikut!
Gambar 1

Berdasarkan gambar 1, SA menjawab soal nomor satu dengan jawaban yang


benar. Selain itu dalam mengerjakan soal SA menggunakan satu cara yang telah
umum dipakai. SA menentukan hal-hal yang diketahui di dalam soal terlebih
dahulu dan mengubahnya ke dalam model matematika, kemudian barulah
mengoperasikannya dengan rumus yang dia pahami. Dengan cara menjumlahkan
harga motor bekas dengan biaya perbaikan, kemudian dikurangi dengan kerugian
saat menjualnya. Berdasarkan hasil tertulis maka dilakukan wawancara yang
hasilnya sebagai berikut:

P : Apa ada cara lain yang kamu gunakan untuk mengerjakan soal?

SA : Ada bu ...

P : Tetapi kenapa tidak kamu pakai saat mengerjakan soal tersebut?

SA : Menurut saya cara tersebut dapat menghasilkan jawaban yang benar,


dibanding cara yang lain bu ...

P : Apakah kamu yakin dengan hasil pekerjaanmu benar?

SA : Sangat yakin bu ...


P : Saat kamu selesai mengerjakan soal, apakah kamu akan mengevaluasi
atau melihat kembali hasil pekerjaan kamu?

SA : Iya bu , untuk memastikan apakah saya sudah mengerjakannya dengan


benar apa belum.

Berdasarkan petikan wawancara dan hasil tes tertulis di atas, SA menjawab soal
nomor 1 dengan jawaban yang benar. SA juga menyatakan bahwa sebenarnya ada
cara lain yang dapat digunakan dalam menyelesaikan soal, tetapi yang digunakan
hanya 1 cara karena SA percaya akan cara tersebut akan menghasilkan jawaban
yang benar. Hal ini menunjukkan bahwa SA mempunyai aspek fleksibilitas, tekun
dalam menyelesaikan soal dan mempunyai rasa percaya diri dalam memahami
masalah yang ada, dan juga mengevaluasi kembali hasil pekerjaannya. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa SA memilki tingkat kemampuan disposisi
matematis 4 dalam menyelesaikan soal nomor 1.

Sedangkan pada soal nomor 2, 3, dan 4, SA menyelesaikan soal dengan benar


seperti hasil pekerjaan soal nomor 1. Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan, SA juga menunjukkan jawaban yang sama sesuai dengan jawaban soal
nomor 1.

Siswa NL dalam menyelesaikan soal nomor 1 dapat menjawab soal dengan benar
seperti Gambar 2 berikut:

Gambar 2
Dalam menyelesaikan soal nomor 1, NL terlihat kesulitan dalam memahami soal.
NL juga masih mengalami kebingungan saat mengubah masalah yang ada ke
dalam model matematika. Akan tetapi, NL terus berusaha menyelesaikan soal
dengan sepemahaman yang ia miliki. Cara penyelesaian soal tidak runtut dan
sistematis. Namun demikian hasil pekerjaan yang dihasilkan NL benar.

Berdasarkan hasil tertulis dilakukan wawancara yang hasilnya sebagai berikut:

P : Bagaimana kamu mengerjakan soal nomor 1?

NL : Kan pada soal disuruh mencari harga jual sepeda motor bu. Tapi saya
masih bingung apa yang harus saya kerjakan terlebih dahulu bu.

P : Pada akhirnya kamu dapat menyelesaikan soal nomor 1, apa yang


membuatmu memilih pengerjaan dengan cara tersebut?

NL : Ya saya kira-kira bu, untuk mencari harga jual berarti harus mencari
harga beli, ataupun hal-hal yang lain.

P : Menurutmu apakah ada cara lain untuk mengerjakannya?

NL : Tidak ada bu

P : Apakah kamu memeriksa kembali dan yakin dengan hasil pekerjaanmu?

NL : Iya, yakin bu

Berdasarkan petikan wawancara dan hasil tes tertulis di atas, NL menjawab soal
nomor 1 dengan jawaban yang benar. NL juga menyatakan bahwa hanya terdapat
satu cara yang digunakan dalam menyelesaikan soal. Dalam menyelesaikan soal
nomor 1, NL bersungguh-sungguh dalam mengerjakannya. Hal ini menunjukkan
bahwa NL mempunyai aspek tekun dalam menyelesaikan soal. NL juga telah
menunjukkan aspek percaya diri dalam menyelesaikan dengan meyakini hasil
pekerjaannya benar. Aspek evaluasi juga muncul karena NL memeriksa kembali
hasil pekerjaanya. Maka dapat disimpulkan bahwa NL memilki tingkat
kemampuan disposisi 3 dalam menyelesaikan soal nomor 1.

Untuk soal nomor 2, 3, dan 4, NL menyelesaikan soal dengan benar seperti hasil
pekerjaan soal nomor 1. Masalah yang dialami juga sama dengan soal nomor 1,
yaitu masih kesulitan dalam memahami soal. Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan, NL juga menunjukkan jawaban yang sama sesuai dengan jawaban soal
nomor 1.

Dalam penyelesaian soal nomor 1, subjek KN belum bisa menyelesaikannya


dengan benar seperti Gambar 3 berikut:

Gambar 3

Berdasarkan gambar 3, KN dalam menyelesaikan soal nomor 1, terlihat kesulitan


dalam memahami soal. KN juga masih mengalami kebingungan saat mengubah
masalah yang ada ke dalam model matematika. Cara penyelesaian soal tidak
runtut dan sistematis. KN hanya menjawab sebarang yang ia ketahui, hingga
akhirnya hasil pekerjaan yang dihasilkan ternyata belum benar.

Berdasarkan hasil tertulis dilakukan wawancara yang hasilnya sebagai berikut:

P : Apakah kamu mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal?

KN : Iya bu,

P : Coba kamu katakan, bagian mana yang belum kamu ketahui?

KN : Saat menuliskannya ke jawaban bu, masih bingung dalam


mengoperasikannya. Mana yang harus saya lakukan terlebih dahulu.

P : Dan dengan jawaban ini, apakah kamu yakin benar?


KN : tidak terlalu yakin,

P : Apakah kamu memeriksa kembali jawabanmu?

KN : Hanya sekedar memastikan sudah terjawab semua apa belum bu

Berdasarkan petikan wawancara dan hasil tes tertulis di atas, KN menjawab soal
nomor 1 dengan jawaban yang belum benar. Dalam menyelesaikan soal nomor 1,
KN menyelesaikan soal dengan jawaban yang kurang tepat. Walau begitu, KN
tetap mengerjakannya dengan semampunya. Hal ini menunjukkan bahwa KN
mempunyai aspek tekun dalam menyelesaikan soal. Aspek evaluasi juga muncul
karena KN memeriksa kembali hasil pekerjaanya. Maka dapat disimpulkan bahwa
KN memilki tingkat kemampuan disposisi 2 dalam menyelesaikan soal nomor 1.

Untuk soal nomor 2, 3, dan 4, hasil pekerjaan KN ada yang benar dan ada juga
yang belum benar seperti hasil pekerjaan soal nomor 1. Masalah yang dialami
juga sama dengan soal nomor 1, yaitu masih kesulitan dalam memahami soal. Dan
jawaban yang dihasilkan juga acak-acakan belum teratur dan hanya dijawab
sebarang yang ia ketahui. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, KN juga
menunjukkan jawaban yang sama sesuai dengan jawaban soal nomor 1.

Masing-masing subjek memberikan jawaban yang berbeda-beda untuk setiap


masalah yang disajikan. Dan dengan adanya perbedaan tersebut, maka dapat
diketahui masing-masing subjek memiliki tingkat kemampuan disposisi
matematis yang berbeda antara satu sama lain. Yaitu tingkat 4 pada subjek SA,
tingkat 3 pada subjek NL, dan tingkat 2pada subjek KN. Perbedaan ini muncul
karena masing-masing mempunyai perbedaan terhadap pemahaman soal yang
diberikan.

Dari pembahasan tersebut, dapat diketahui bahwa subjek SA cenderung memiliki


tingkat kemampuan disposisi yang tinggi, subjek NL cenderung memiliki tingkat
kemampuan disposisi yang sedang, dan subjek KN memiliki tingkat kemampuan
disposisi yang rendah.
KESIMPULAN

Siswa yang mempunyai minat belajar yang tinggi memiliki disposisi matematika
yang tinggi pula. Dapat dilihat ketika menyelesaikan soal aritmatika sosial siswa
tersebut bersungguh-sungguh dalam mengerjakan dan sebenarnya mempunyai 2
cara yang berbeda walaupun tidak dikerjakan menggunakan 2 cara yang ia miliki
karena siswa yakin jawaban dengan 1 cara menghasilkan jawaban yang benar,
siswa telah memenuhi aspek fleksibilitas, bersungguh-sungguh, tekun dan percaya
diri. Siswa juga memeriksa kembali cara serta jawaban yang sudah dikerjakan,
menunjukan aspek evaluasi. Sedangkan siswa yang mempunyai minat sedang
memiliki disposisi yang rendah. Dapat dilihat ketika menyelesaikan soal
aritmatika sosial bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tetapi hanya
mempunyai 1 cara. Siswa tersebut masih bingung dalam mengubah masalah
kedalam simbol matematika dan pengerjaanya tidak runtut, siswa belum
memenuhi aspek tekun dan fleksibilitas. Siswa tersebut yakin bahwa jawaban
benar karena sudah memeriksa jawaban, siswa ini memenuhi aspek evaluasi.
Sedangkan siswa yang mempunyai minat belajar yang rendah mempunyai
disposisi yang rendah pula. Dapat dilihat ketika menyelesaikan soal aritmatika
sosial tidak bisa memahami masalah yang ada disoal tersebut dan menyebabkan
jawaban salah, cara pengerjaannya juga tidak runtut dan tidak memeriksa apakah
jawabannya sudah benar atau salah sehingga tidak memenuhi aspek bersungguh-
sungguh, fleksibilitas, tekun, percaya diri dan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, P., Hamid, A., Bernard, M., Sugandi, A. I., Disposition, M., & Matematik, D. (2018).
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematik Siswa Kelas XI
SMA Putra Juang dalam Materi Peluang. Jurnal Pendidikan Matematika, 2(1), 144–153.

Bernard, M., & Rohaeti, E. E. (2016). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Disposisi
Matematik Siswa Melalui Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Game Asobe Flash CS
4 . 0 ( CTL-GAF ). Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Pengajaran, 3(1), 85–94.

Eva, R., & Siagian, F. (n.d.). Pengaruh Minat dan Kebiasaan Belajar Siswa Terhadap Prestasi
Belajar Matematika. Jurnal Formatif, 2(2), 122–131.

Komariyah, S., Septi, D., Afifah, N., & Resbiantoro, G. (2018). Analisis Pemahaman Konsep
dalam Memecahkan Masalah Matematika ditinjau dari Minat Belajar Siswa. Jurnal
LP3M, 4(1), 1–8.

Mastuti, R. A. (n.d.). Identifikasi Disposisi Matematika Siswa dalam Pembelajaran Socrates


Kontekstual pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel pada Siswa Kelas VIII
SMP. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 3(2), 140–144.

Muldayanti, N. D. (2013). Pembelajaran Biologi Model STAD dan TGT ditinjau dari
Keingintahuan dan Minat Siswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2(1), 12–17.

Patmalasari, D., Septi, D., Afifah, N., Resbiantoro, G., Studi, P., Matematika, P., … Sains, P.
(2017). Karakteristik Tingkat Kreativitas Siswa yang Memiliki Disposisi Matematis
Tinggi dalam Menyelesaikan Soal Matematika. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika,
6(1), 30–38.

Widyasari, N., Dahlan, J. A., & Dewanto, S. (n.d.). Meningkatkan Kemampuan Disposisi
Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Metaphorical Thinking. FIBONACCI Jurnal
Pendidikan Matematika & Matematika, 02(2), 28–39.

Anda mungkin juga menyukai