PENDAHULUAN
3
NCTM mengilustrasikan bahwa siswa perlu memiliki keterampilan
perilaku afektif ketika ia melaksanakan kegiatan matematik (doing math)
termasuk dalam melaksanakan penalaran matematik(Bernard & Rohaeti, 2016).
Perilaku afektif yang berlangsung berkelanjutan akan membentuk suatu
kebiasaan, keinginan, dan kesadaran, dedikasi dan kecenderungan yang kuat pada
diri siswa untuk berpikir secara matematik dengan cara yang positif. Hal ini pula
yang membuat minat dan ketertarikan terhadap matematika akan membentuk
kecenderungan yang kuat yang biasa disebut disposisi matematis.
Sikap dan kebiasaan berpikir yang baik pada hakekatnya akan membentuk
dan mengembangkan disposisi matematis(Akbar et al., 2018). Disposisi
matematis merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan belajar
siswa. Dengan kemampuan disposisi matematis ini, dapat menjadikan siswa gigih
dalam menghadapi masalah yang menantang, bertanggung jawab dalam belajar,
mengembangkan kebiasaan yang baik di matematika.
METODE PENELITIAN
1. Tinggi 2
2. Sedang 4
3. Rendah 2
Soal yang diberikan kepada subjek yaitu soal cerita yang berkaitan dengan
masalah sehari-hari pada materi aritmatika sosial. Soal yang diberikan merupakan
soal terbuka, sehingga membuat siswa tertarik untuk memikirkan berbagai
jawaban dan cara penyelesaian. Pada penelitian ini subjek mendapatkan soal
sebanyak 4 butir soal. Pada soal nomor 1 subjek SA dapat menyelesaikan soal
dengan benar. Seperti gambar 1 berikut!
Gambar 1
P : Apa ada cara lain yang kamu gunakan untuk mengerjakan soal?
SA : Ada bu ...
Berdasarkan petikan wawancara dan hasil tes tertulis di atas, SA menjawab soal
nomor 1 dengan jawaban yang benar. SA juga menyatakan bahwa sebenarnya ada
cara lain yang dapat digunakan dalam menyelesaikan soal, tetapi yang digunakan
hanya 1 cara karena SA percaya akan cara tersebut akan menghasilkan jawaban
yang benar. Hal ini menunjukkan bahwa SA mempunyai aspek fleksibilitas, tekun
dalam menyelesaikan soal dan mempunyai rasa percaya diri dalam memahami
masalah yang ada, dan juga mengevaluasi kembali hasil pekerjaannya. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa SA memilki tingkat kemampuan disposisi
matematis 4 dalam menyelesaikan soal nomor 1.
Siswa NL dalam menyelesaikan soal nomor 1 dapat menjawab soal dengan benar
seperti Gambar 2 berikut:
Gambar 2
Dalam menyelesaikan soal nomor 1, NL terlihat kesulitan dalam memahami soal.
NL juga masih mengalami kebingungan saat mengubah masalah yang ada ke
dalam model matematika. Akan tetapi, NL terus berusaha menyelesaikan soal
dengan sepemahaman yang ia miliki. Cara penyelesaian soal tidak runtut dan
sistematis. Namun demikian hasil pekerjaan yang dihasilkan NL benar.
NL : Kan pada soal disuruh mencari harga jual sepeda motor bu. Tapi saya
masih bingung apa yang harus saya kerjakan terlebih dahulu bu.
NL : Ya saya kira-kira bu, untuk mencari harga jual berarti harus mencari
harga beli, ataupun hal-hal yang lain.
NL : Tidak ada bu
NL : Iya, yakin bu
Berdasarkan petikan wawancara dan hasil tes tertulis di atas, NL menjawab soal
nomor 1 dengan jawaban yang benar. NL juga menyatakan bahwa hanya terdapat
satu cara yang digunakan dalam menyelesaikan soal. Dalam menyelesaikan soal
nomor 1, NL bersungguh-sungguh dalam mengerjakannya. Hal ini menunjukkan
bahwa NL mempunyai aspek tekun dalam menyelesaikan soal. NL juga telah
menunjukkan aspek percaya diri dalam menyelesaikan dengan meyakini hasil
pekerjaannya benar. Aspek evaluasi juga muncul karena NL memeriksa kembali
hasil pekerjaanya. Maka dapat disimpulkan bahwa NL memilki tingkat
kemampuan disposisi 3 dalam menyelesaikan soal nomor 1.
Untuk soal nomor 2, 3, dan 4, NL menyelesaikan soal dengan benar seperti hasil
pekerjaan soal nomor 1. Masalah yang dialami juga sama dengan soal nomor 1,
yaitu masih kesulitan dalam memahami soal. Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan, NL juga menunjukkan jawaban yang sama sesuai dengan jawaban soal
nomor 1.
Gambar 3
KN : Iya bu,
Berdasarkan petikan wawancara dan hasil tes tertulis di atas, KN menjawab soal
nomor 1 dengan jawaban yang belum benar. Dalam menyelesaikan soal nomor 1,
KN menyelesaikan soal dengan jawaban yang kurang tepat. Walau begitu, KN
tetap mengerjakannya dengan semampunya. Hal ini menunjukkan bahwa KN
mempunyai aspek tekun dalam menyelesaikan soal. Aspek evaluasi juga muncul
karena KN memeriksa kembali hasil pekerjaanya. Maka dapat disimpulkan bahwa
KN memilki tingkat kemampuan disposisi 2 dalam menyelesaikan soal nomor 1.
Untuk soal nomor 2, 3, dan 4, hasil pekerjaan KN ada yang benar dan ada juga
yang belum benar seperti hasil pekerjaan soal nomor 1. Masalah yang dialami
juga sama dengan soal nomor 1, yaitu masih kesulitan dalam memahami soal. Dan
jawaban yang dihasilkan juga acak-acakan belum teratur dan hanya dijawab
sebarang yang ia ketahui. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, KN juga
menunjukkan jawaban yang sama sesuai dengan jawaban soal nomor 1.
Siswa yang mempunyai minat belajar yang tinggi memiliki disposisi matematika
yang tinggi pula. Dapat dilihat ketika menyelesaikan soal aritmatika sosial siswa
tersebut bersungguh-sungguh dalam mengerjakan dan sebenarnya mempunyai 2
cara yang berbeda walaupun tidak dikerjakan menggunakan 2 cara yang ia miliki
karena siswa yakin jawaban dengan 1 cara menghasilkan jawaban yang benar,
siswa telah memenuhi aspek fleksibilitas, bersungguh-sungguh, tekun dan percaya
diri. Siswa juga memeriksa kembali cara serta jawaban yang sudah dikerjakan,
menunjukan aspek evaluasi. Sedangkan siswa yang mempunyai minat sedang
memiliki disposisi yang rendah. Dapat dilihat ketika menyelesaikan soal
aritmatika sosial bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tetapi hanya
mempunyai 1 cara. Siswa tersebut masih bingung dalam mengubah masalah
kedalam simbol matematika dan pengerjaanya tidak runtut, siswa belum
memenuhi aspek tekun dan fleksibilitas. Siswa tersebut yakin bahwa jawaban
benar karena sudah memeriksa jawaban, siswa ini memenuhi aspek evaluasi.
Sedangkan siswa yang mempunyai minat belajar yang rendah mempunyai
disposisi yang rendah pula. Dapat dilihat ketika menyelesaikan soal aritmatika
sosial tidak bisa memahami masalah yang ada disoal tersebut dan menyebabkan
jawaban salah, cara pengerjaannya juga tidak runtut dan tidak memeriksa apakah
jawabannya sudah benar atau salah sehingga tidak memenuhi aspek bersungguh-
sungguh, fleksibilitas, tekun, percaya diri dan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, P., Hamid, A., Bernard, M., Sugandi, A. I., Disposition, M., & Matematik, D. (2018).
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematik Siswa Kelas XI
SMA Putra Juang dalam Materi Peluang. Jurnal Pendidikan Matematika, 2(1), 144–153.
Bernard, M., & Rohaeti, E. E. (2016). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Disposisi
Matematik Siswa Melalui Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Game Asobe Flash CS
4 . 0 ( CTL-GAF ). Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Pengajaran, 3(1), 85–94.
Eva, R., & Siagian, F. (n.d.). Pengaruh Minat dan Kebiasaan Belajar Siswa Terhadap Prestasi
Belajar Matematika. Jurnal Formatif, 2(2), 122–131.
Komariyah, S., Septi, D., Afifah, N., & Resbiantoro, G. (2018). Analisis Pemahaman Konsep
dalam Memecahkan Masalah Matematika ditinjau dari Minat Belajar Siswa. Jurnal
LP3M, 4(1), 1–8.
Muldayanti, N. D. (2013). Pembelajaran Biologi Model STAD dan TGT ditinjau dari
Keingintahuan dan Minat Siswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2(1), 12–17.
Patmalasari, D., Septi, D., Afifah, N., Resbiantoro, G., Studi, P., Matematika, P., … Sains, P.
(2017). Karakteristik Tingkat Kreativitas Siswa yang Memiliki Disposisi Matematis
Tinggi dalam Menyelesaikan Soal Matematika. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika,
6(1), 30–38.
Widyasari, N., Dahlan, J. A., & Dewanto, S. (n.d.). Meningkatkan Kemampuan Disposisi
Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Metaphorical Thinking. FIBONACCI Jurnal
Pendidikan Matematika & Matematika, 02(2), 28–39.