Anda di halaman 1dari 10

Saintifik@ Jurnal Pendidikan MIPA

Vol. 4, No. 1, Maret 2019, hlm. 18-27 e-ISSN: 2598-3822

Analisis Kesalahan Konsep dalam Menyelesaikan Soal Sistem


Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (Sptldv) pada Studi Kasus Siswa Kelas
X MIA6 SMANegeri 4 Kota Ternate Tahun Pelajaran 2019/2020

Hairul Muchsin1), Yahya Hairun2), Ariyanti Jalal3)


1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
2)
Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Khairun
3)
Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Khairun

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk kesalahan konsep siswa
kelas X MIA 6 SMA Negeri 4 Kota Ternate dalam menyelesaikan soal sistem
pertidaksamaan linear dua variabel. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
tipe studi kasus, subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 6 SMA Negeri 4
Kota Ternate. Pengumpulan data penelitian ini mengunakan instrumen tes soal
sistem pertidaksamaan linear dua variabel berbentuk essay sebanyak lima butir
soal serta telah divalidasi oleh dua dosen penguji dan instrumen non tes
wawancara tak terstruktur.
Hasil analisis data menunjukan kesalahan konsep yang dilakukan siswa
dalam mengerjakan soal sistem pertidaksamaan linear dua veriabel pada ketiga
butir adalah salah memahami tentang konsep variabel sebagai peubah, konsep
tentang koefisien sebagai patokan dalam mengerjakan soal, salah tentang konsep
titik pada koordinat kartesius, konsep bentuk aljabar, bentuk umum sistem
pertidaksamaan linear dua variabel dan pemodelan matematika serta konsep
operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian. Kesalahan
yang dilakukan siswa pada dasarnya dikarenakan lemahnya tingkat pemahaman
siswa terhadap konsep dasar sebagai materi prasyarat pada materi sistem
pertidaksamaan linear dua veriabel. Terdapat 16 dari 20 siswa (80%) yang
melakukan kesalahan pada indikator memahami konsep yaitu tidak menuliskan
informasi apa yang diketahui, 16 dari 20 siswa (80%) yang melakukan kesalahan
pada indikator menuliskan konsep yaitu tidak menuliskan pemisalan variabel yang
dipakai pada pembuatan model matematika, dan 8 dari 20 siswa (20%) yang
mengalami kesalahan pada indikator merumuskan konsep yaitu kesalahan dalam
menggunakan metode eliminasi dan substitusi.

Kata Kunci: Analisis Kesalahan Konsep Matematika, Sistem Pertidaksamaan


Linear Dua Variabel.

PENDAHULUAN aktif mengembangkan potensi dirinya.


Perwujudan suasana belajar dan proses
Undang-Undang RI Nomor 20 pembelajaran sebagaimana yang
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan dimaksud merupakan tugas dan
Nasional, bahwa pendidikan sebagai tanggung jawab pendidik yang
usaha sadar dan terencana untuk direalisasikan dalam bentuk kegiatan
mewujudkan suasana belajar dan mendidik yang terintegrasi dalam
proses pembelajaran agar siswa secara proses peningkatan kualitas akademik

18
Saintifik@ Jurnal Pendidikan MIPA
Vol. 4, No. 1, Maret 2019, hlm. 18-27 e-ISSN: 2598-3822

(Tamsil dalam Abbas, 2019: 2). Berdasarkan hasil observasi dan


Kegiatan pembelajaran yang dilakukan wawancara peneliti dengan salah satu
merupakan suatu sistem yang terdiri guru matematika di SMA N 4 Kota
atas berbagai komponen yang saling Ternate diperoleh informasi bahwa di
berhubungan yang satu dengan yang kelas X MIA 6 masih terdapat beberapa
lain. Komponen tersebut meliputi: siswa yang pemahaman konsepnya
tujuan, materi, metode dan evaluasi rendah sehingga sulit untuk memahami
(Rusman, 2016: 1). Seorang guru harus materi yang diberikan. Ketika siswa
mampu memaknai pembelajaran, serta diminta untuk mendefinisikan suatu
menjadikan pembelajaran sebagai masalah yang sudah ada penyelesain
ajang pembentukan kompetensi dan dan pemodelannya kemudian siswa
perbaikan kualitas pribadi siswa hanya diberitahu bentuk dari sistem
(Getteng, 2011: 38). pertidaksamaan linear dua variabel,
Matematika sebagai salah satu untuk mendefinisikannya siswa
mata pelajaran yang diajarkan di mengalami kesulitan, hal ini
Sekolah, memiliki peranan yang sangat dikarenakan siswa masih terbiasa
penting karena matematika dengan pembelajaran yang hanya diberi
berpengaruh bagi semua bidang tahu oleh guru. Penyebab kesalahan
pengetahuan diantaranya bidang konsep pada siswa adalah karena
ekonomi, teknologi, sosial budaya dan kurangnya informasi terkait materi
sebagainya. Trends International yang diberikan. Pemahaman konsep
Matematics and Science Study (Nadia sebenarnya hanya permasalahan dalam
dan Isnarto, 2017: 243) menerangkan, mencermati bahasa. konsep menjadi
siswa Indonesia lemah di semua aspek sangat penting sebab matematika itu
konten matematika (merepresentasikan hanya pemahaman konsep saja asalkan
ide atau konsep matematik pada materi dasarnya sudah ada.
bilangan, geometri, penyajian data, Berdasarkan latar belakang
pengetahuan, penerapan, dan diatas, maka penulis terdorong untuk
pemikiran). Oleh karenanya, siswa meneliti tentang “Analisis Kesalahan
Indonesia perlu penguatan dalam hal Konsep dalam Menyelesaikan Soal
pengintegrasian informasi, menarik Sistem Pertidaksamaan Linear Dua
kesimpulan, serta menggeneralisasikan Variabel (SPtLDV) Pada Studi Kasus
pengetahuan mereka, (Nadia dan Siswa kelas X MIA 6 SMA Negeri 4
Isnarto, 2017: 243) Kota Ternate Tahun Pelajaran
Sistem pertidaksamaan linear dua 2019/2020”
variabel (SPtLDV) adalah salah satu
materi yang diajarkan di Sekolah METODE PENELITIAN
Menengah Atas (SMA). Materi Penelitian ini dilaksanakan di
SPtLDV sebagai salah satu materi kelas X MIA-6 SMA 4 Kota Ternate
prasyarat untuk tingkatan lebih tinggi yang berlokasi di Jl. Batu Angus
lagi yaitu program linear, harusnya Kelurahan Dufa-dufa, Kecamatan Kota
sudah dikuasai oleh siswa yang sudah Ternate Utara. Waktu Penelitian ini
berada di jenjang SMA, akan tetapi dilaksanakan pada tanggal 19
masih banyak siswa yang melakukan Desember 2019 dengan materi sistem
kesalahan dalam menyelesaikan soal pertidaksamaan linear dua variabel
SPtLDV. Hal itu akan menjadi (SPtLDV).
hambatan dalam proses pembelajaran Jenis penelitian ini adalah
selanjutnya ketika mempelajari materi penelitian kualitatif dengan cara
program linear. deskriptif. Menurut Hadari Nawawi

19
Saintifik@ Jurnal Pendidikan MIPA
Vol. 4, No. 1, Maret 2019, hlm. 18-27 e-ISSN: 2598-3822

(Abbas, 2019: 49), jenis penelitian terukur kualitas validitas dan


kualitatif dengan cara deskriptif reliabilitasnya.
merupakan prosedur pemecahan Wawancara (interview) dilakukan
masalah yang diselidiki dengan untuk mendapatkan informasi, (Raco,
menggambarkan/melukiskan keadaan 2010: 116). Wawancara yang
subjek/objek penelitian (seseorang, digunakan merupakan wawancara tak
lembaga, masyarakat, dan lain-lain) terstruktur (bebas), dimana subjek
pada saat sekarang berdasarkan fakta- mempunyai kebebasan untuk
fakta yang tampak, atau sebagaimana mengutarakan pendapatya tanpa
adanya. Tipe penelitian ini adalah dibatasi oleh patokan patokan yang
berbentuk studi kasus. Rahardjo dan telah dibuat oleh subjek evaluasi.
Gudnanto (Azis dkk, 2018: 196), Pertanyaan yang digunakan saat
menyatakan bahwa “studi kasus adalah wawancara sebanyak 14 butir
suatu metode untuk memahami pertanyaan. Wawancara dalam
individu yang dilakukan secara penelitian ini dilakukan dengan tujuan
komprehensif agar diperoleh untuk mengetahui kesalahan yang
pemahaman yang dihadapinya dengan dilakukan oleh siswa dan mengetahui
tujuan masalahnya dapat terselesaikan penyebab terjadinya kesalahan yang
dan memperoleh perkembangan diri dialami subjek dalam menyelesaikan
yang baik”. soal sistem pertidaksamaan linear dua
Menurut Arikunto (2005: 116), variabel.
“Subjek penelitian adalah benda, hal, Data yang diperoleh dalam
atau orang tempat data untuk variabel penelitian ini dianalisis dengan terlebih
penelitian”. Subjek dalam penelitian ini dahulu menghitung presentasi dari skor
adalah Siswa Kelas X MIA 6 SMA N 4 yang dicapai siswa dalam tes secara
Kota Ternate Matematika Wajib yang keseluruhan sesuai dengan pedoman
berjumlah 20 siswa. Pemilihan subjek penskoran yaitu:
penelitian berdasarkan indikator
kesalahan konsep yaitu memahami
konsep dengan tidak menuliskan
informasi apa yang diketahui,
menuliskan konsep dengan tidak Kegiatan dalam menganalisis data
menuliskan pemisalan variabel yang kualitatif menurut (Sugiyono, 2015:
digunakan untuk membuat model 334), menggunakan model Miles dan
matematika secara benar dan Huberman yaitu reduksi data,
merusmuskan konsep salah penyajian data dan penarikan
menggunakan metode elimminasi dan kesimpulan/verifikasi.
substitusi. 1. Reduksi data (Data Reduction)
Teknik pengumpulan data yang Mereduksi data berarti merangkum,
digunakan dalam penelitian ini memilih hal-hal yang pokok,
dilakukan dengan tiga cara yaitu memfokuskan pada hal-hal yang
menggunakan teknik tes, wawancara penting, dicari tema dan polanya
dan dokumentasi. Soal tes yang dan membuang yang tidak perlu.
digunakan adalah tes essay sebanyak Dengan demikian data yang telah
tiga butir soal materi SPtLDV. Soal tes direduksi akan memberikan
SPtLDV tersebut merupakan soal gambaran yang jelas dan
standar yang divalidasi oleh ahli guru mempermudah peneliti untuk
dan dosen sehingga dipandang telah melakukan pengumpulan data
selanjutnnya. Reduksi data dalam

20
Saintifik@ Jurnal Pendidikan MIPA
Vol. 4, No. 1, Maret 2019, hlm. 18-27 e-ISSN: 2598-3822

penelitian ini akan memfokuskan melakukan kesalahan konsep dalam


pada hasil tes tulis, wawancara dan menyelesaikan soal tes sistem
dokumentasi yang diperoleh dari pertidaksamaan linear dua variabel.
siswa kelas X MIA-6 SMA Negeri 4 Adapun kesalahan konsep yang dialami
Kota Ternate. siswa kelas X MIA-6 SMA N 4 Kota
2. Penyajian data (Data Display) Ternate dalam menyelesaikan soal tes
Penyajian data merupakan proses sistem pertidaksamaan linear dua
penyusunan informasi secara variabel sebagai berikut:
sistematis dalam rangka memeroleh 1. Butir nomor 1, terdapat 16 dari 20
kesimpulan sebagai temuan peneliti subjek penelitian (80%) yang
dalam pengambilan tindakan. mengalami kesalahan konsep pada
Penyajian data dilakukan dalam indikator memahami konsep yaitu
bentuk teks naratif dari sekumpulan salah menuliskan informasi yang
informasi yang berasal dari hasil diketahui, terdapat 3 dari 20 subjek
reduksi data sehingga dapat penelitian (15%) yang tidak
memungkinkan untuk ditarik suatu menjawab sedangkan yang yang
kesimpulan. Dalam penyajian data tidak mengalami kesalahan konsep
ini dilengkapi dengan analisis data yaitu hanya 1 dari 20 subjek
yang meliputi anlisis hasil tes tulis, penelitian (5%) dan pada indikator
wawancara dan dokumtasi. menuliskan konsep yaitu salah
3. Penarikan kesimpulan (Conclusion menuliskan pemisalan variabel
Drawing) yang dipakai dalam menyelesaikan
Pada tahap penarikan kesimpulan ini soal secara benar dalam
yang dilakukan adalah memberikan menyelesaikan soal sistem
kesimpulan dari hasil pertidaksamaan linear dua variabel
analisis/penafsiran data dan evaluasi terdapat 16 dari 20 subjek (80%)
kegiatan yang mencakup pencarian yang mengalami kesalahan dan
makna serta pemberian penjelasan terdapat 4 dari 20 subjek penelitian
dari data yang telah diperoleh. (20%) yang tidak menjawab.
Kesimpulan dalam penlitian 2. Butir nomor 2, terdapat 16 dari 20
kualitatif merupakan temuan subjek penelitian (80%) yang
penelitian. Temuan dapat berupa mengalami kesalahan konsep pada
deskripsi atau gambaran suatu objek indikator merumuskan konsep
yang sebelumnya masih remang- sistem pertidaksamaan linear dua
remang atau gelap sehingga setelah veriabel yaitu salah dalam
diteliti menjadi jelas, dapat berupa menggunakan metode eliminasi dan
hubungan kausal atau interaktif, substitusi, terdapat 3 dari 20 subjek
hipotesa, teori. penelitian (15%) yang tidak
menjawab, dan terdapat 1 dari 20
HASIL DAN PEMBAHASAN subjek penelitian (5%) yang tidak
Berdasarkan hasil tes 20 siswa mengalami kesalahan konsep.
kelas X MIA 6 SMA N 4 Kota Ternate 3. Butir nomor 3, terdapat 7 dari 20
menunjukkan bahwa 19 dari 20 subjek subjek penelitian (35%) yang
penelitian (95%) belum dapat mengalami kesalahan konsep pada
menyelesaikan soal tes sistem indikator memahami konsep yaitu
pertidaksamaan linear dua variabel. salah menuliskan informasi apa
Oleh karena itu dari hasil penelitian ini yang diketahui, terdapat 7 dari 20
dapat dikatakan bahwa siswa kelas X subjek penelitian (35%) yang tidak
MIA-6 SMA N 4 Kota Ternate masih menjawab, dan terdapat 6 dari 20

21
Saintifik@ Jurnal Pendidikan MIPA
Vol. 4, No. 1, Maret 2019, hlm. 18-27 e-ISSN: 2598-3822

subjek penelitian (30%) yang tidak masing butir akan diambil hasil subjek
mengalami kesalahan konsep. penelitian yang mencirikan indikator
Sedangkan pada indikator kesalahan konsep tersebut sebagai
kesalahan menuliskan konsep yaitu
keterwakilan kesalahan konsep yang
tidak menuliskan pemisalan
variabel yang dipakai dalam dilakukan oleh subjek penelitian
menyelesaiakn soal secara benar lainnya.
dalam menyelesaikan soal sistem 1. Analisis kesalahan konsep yang
pertidaksamaan linear dua veriabel, dilakukan subjek penelitian dalam
terdapat 8 dari 20 subjek penelitian menyelesaikan butir 1.
(40%) yang melakukan kesalahan Berdasarkan data yang ada pada lembar
dan terdapat 12 dari 20 subjek setiap subjek penelitian, diperoleh
penelitian (60%) yang tidak informasi bahwa setiap subjek
menjawab. penelitian tersebut masih mengalami
Peneliti akan menjelaskan kesalahan konsep. Terdapat 16 dari 20
kesalahan konsep yang dilakukan oleh subjek penelitian (80%) yang
subjek penelitian yang telah ditentukan mengalami kesalahan konsep pada
indikator memahami konsep yaitu
setelah melakukan penelitian. menuliskan apa yang diketahui tetapi
Pemilihan subjek penelitian didasarkan jawabannya tidak lengkap. Hasil kerja
pada hasil tes tulis. Subjek penelitian yang diambil sebagai bukti data
ini merupakan subjek penelitian yang kesalahan konsep pada indikator ini
mencirikan indikator kesalahan konsep. yaitu hasil kerja (SP-15) dengan hasil
Setiap kesalahan konsep pada masing- kerja sebagai berikut:

Gambar 1.Hasil Kerja Butir No 1 Option a Oleh SP-15


Berdasarkan gambar 5 terlihat bahwa diatas, merupakan kesalahan karena
pada hasil kerja SP-15 mengalami ketidaktelitian dalam menuliskan
kesalahan pada indikator yang pertama informasi pada saat menjawab soal
yaitu memahami konsep dengan salah sehingga jawabannya salah. Hal
menuliskan apa yang diketahui. Saat demikian dijelaskan juga menurut
subjek Penelitian SP-15 yang harusnya Hidayat, dkk. (dalam Abbas, 2019: 57)
menuliskan semua titik-titik yang yang mengatakan bahwa kesalahan
diketahui dalam grafik pada soal tetapi jawaban siswa dapat dimungkinkan
SP-15 tidak menuliskan secara lengkap karena proses menerima dan
titik yang diketahui. Memperjelas mengorganisasi informasi yang tidak
kesalahan hasil kerja tersebut, tepat namun tetap digunakan siswa
dilakukan wawancara kepada subjek untuk alasan menjawab. Sebenarnya
penelitian SP-15 dengan diperoleh kesalahan yang dilakukan SP-15 adalah
informasi bahwa kesalahan yang kesalahan tentang konsep bilangan dan
dilakukan subjek penellitian SP-15 konsep titik koordinat pada bidang

22
Saintifik@ Jurnal Pendidikan MIPA
Vol. 4, No. 1, Maret 2019, hlm. 18-27 e-ISSN: 2598-3822

kartesius, karena ketidakpahaman SP- dipakai dalam menyelesaikan soal


15 tentang konsep titik pada bidang secara benar dalam menyelesaikan soal
kartesius sehingga menyebabkan SP-15 sistem pertidaksamaan linear dua
salah dalam menuliskan titik-titik yang variabel dan terdapat 4 dari 20 subjek
diketahui dalam grafik pada soal penelitian (20%) yang tidak menjawab.
tersebut. subjek penelitian yang dipilih hasil
Terdapat 16 dari 20 subjek kerjanya adalah subjek penelitian
penelitian (80%) yang mengalami dengan kode (SP-14). Berikut hasil
kesalahan konsep pada indikator pengerjaan SP-14:
menuliskan konsep yaitu tidak
menuliskan pemisalan variabel yang

Gambar 2.Hasil Kerja Butir No 1 Option b Oleh SP-14


Berdasarkan gambar 6 bahwa hasil sehingga siswa salah dalam
pekerjaan yang dilakukan, tampak mengerjakan soal. Faktor lain yang
bahwa SP-14 salah dalam menuliskan menyebabkan SP-14 mengalami
konsep sistem pertidaksamaan linear kesalahan adalah SP-14 tidak
dua veriabel yaitu tentang konsep memahami maksud dari soal tersebut
persamaan garis. Karena untuk mencari sehingga jawaban SP-14 tidak sesuai
model matematika dari suatu dengan apa yang diminta pada soal
permasalahan yang berbentuk grafik tersebut. SP-14 menganggap bahwa
terlebih dahulu subjek penelitian harus jawabannya sudah selesai padahal
mengetahui titik-titik yang diketahui sebenarnya belum selesai. Hal ini
pada grafik kemudian titik-titik tersebut disebabkan karena SP-14 tidak
dimasukkan dalam rumus persamaan memahami dengan cermat maksud dari
garis yaitu . Pemisalan soal yang akan diselesaikannya.
Butir soal nomor 2 subjek
huruf (variabel) pada rumus persamaan
penelitian diminta untuk
garis tersebut bisa diganti oleh huruf
menyelesaikan soal sistem
(variabel) apa saja yang dimisalkan
pertidaksamaan linear menggunakan
oleh subjek penelitian pada soal
metode gabungan (eliminasi dan
tersebut sehingga untuk mencari model
substitusi). Ada beberapa hal yang
matematika dari soal tersebut bisa
harus diperhatikan untuk menjawab
dikerjakan. Selanjutnya peneliti
soal menggunakan metode gabungan
mewawancarai SP-14, yang melakukan
(eliminasi dan substitusi) yaitu:
kesalahan tersebut untuk mengetahui
1) Metode substitusi, yaitu metode atau
permasalahan yang dialami SP-14.
cara menyelesaikan persamaan
Hasil yang diperoleh stetlah
linear dengan mengganti salah satu
diwawancara yaitu bahwa SP-14 hanya
peubah dari salah satu persamaan
menjawab sesuai dengan garis yang
dengan peubah yang diperoleh dari
diketahui dalam soal tetapi tidak tahu
persamaan linear lainnya.
bagaimana cara mengerjakan. Hal ini
2) Metode eliminasi, yaitu metode atau
mengakibatkan SP-14 tidak
cara penyelesaian sistem persamaan
menggunakan persamaan garis sebagai
linear dengan cara mengeliminasi
syarat utama untuk menyelesaikan soal
atau meghilangkan salah satu pubah

23
Saintifik@ Jurnal Pendidikan MIPA
Vol. 4, No. 1, Maret 2019, hlm. 18-27 e-ISSN: 2598-3822

dengan menambahkan atau dengan Subjek penelitian yang dipilih hasil


menyamakan koefisien yang kerjanya untuk dianalisis adalah
dihilangkan tanpa memperhatikan (SP-12). Berikut hasil pengerjaan
nilai positif atau negatif. SP-12:

Gambar 3. Hasil Kerja Butir No 2 Oleh Subjek Penelitian SP-12

Berdasarkan gambar 7 hasil kerja dipilih oleh SP-12 adalah


yang dilakukan oleh subjek penelitian pertidaksamaan yang pertama akan
SP-12 mengalami kesahalan tetapi cara mensubstitusikannya yang
merumuskan konsep yaitu memberikan salah. Hal ini dikarenakan SP-12
jawaban menggunakan metode mengubah ke persamaan pembuat nol
eliminasi dan substitusi tetapi padahal membuat persamaan pemuat
jawabannya belum lengkap. Tampak nol itu untuk mencari titik koordinat.
bahwa untuk menyelsaikan metode Sehingga SP-12 mengalami kesalahan
eliminasi subjek penelitian SP-12 tentang konsep persamaan dan konsep
sudah bisa untuk menyelesaikan, akan variabel yang digunakan.
tetapi SP-12 belum bisa dengan cara Analisis kesalahan konsep yang
substitusi hal ini terlihat bahwa SP-12 dilakukan subjek penelitian dalam
melakukan kesalahan pada saat menyelesaikan butir soal 3. Terdapat 7
mensubstitusikan nilai –y = 0 ke salah
dari 20 subjek penelitian (35%) yang
satu persamaan. Pada saat
mensubstitusikan –y = 0 ke persamaan mengalami kesalahan konsep pada
x + y = 12 SP-12 menuliskan x + y = indikator memahami konsep yaitu tidak
6, -y = 0, x + y = 0, y = 6 SP-12 menuliskan informasi apa yang
mengganti nilai y = 6 dengan -y = 0 diketahui, terdapat 7 dari 20 subjek
yang seharusnya variabel –y nya yang penelitian (35%) yang tidak menjawab,
diaganti dengan 0 akan tetapi SP-12 Butir soal nomor 3 subjek penelitian
mengganti nilai 6 = 0 sehingga
diminta untuk menyelesaikan masalah
mengakibatkan SP-12 mengalami
kesalahan dalam konsep peubah atau sistem pertidaksamaan linear yang
variabel dalam mengerjakan metode berbentuk soal cerita. Menurut
substitusi. Soedjadi, (dalam Wijaya dan Masriyah,
Informasi yang diperoleh dari hasil 2012: 12) langkah-langkah yang
wawancara oleh SP-12 bahwa SP-12 dilakukan dalam menyelesaikan
sudah paham setelah mengeliminasi x masalah yang berbentuk soal cerita
dan mendapatkan nilai y selanjutnya
matematika yaitu:
mensubstitusikan y ke salah satu
pertidaksamaan, pertidaksamaan yang

24
Saintifik@ Jurnal Pendidikan MIPA
Vol. 4, No. 1, Maret 2019, hlm. 18-27 e-ISSN: 2598-3822

1. Membaca soal cerita dengan cermat 3. Menyelesaikan model matematika.


untuk memahami makna tiap Subjek penelitian yang dipilih
kalimat. untuk diteliti hasil kerjanya yaitu
2. Memisahkan dan mengungkapkan, subjek penelitian dengan kode SP-12.
apa yang ditanyakan oleh soal, Hasil kerja SP-12 sebagai berikut:
pengerjaan hitung apa yang
diperlukan model matematika.

Gambar 4. Hasil Kerja Butir No 3 Oleh SP-12

Berdasarkan hasil kerja yang subjek penelitian dikatakan mengalami


tampak pada gambar di atas kesalahan konsep (miskonsepsi) salah
menunjukan bahwa subjek penelitian satunya karena kesalahan pemahaman
SP-12 mengalami kesalahan konsep suatu konsep yang tidak akurat yang
pada option a dengan indikator tidak sesuai dengan konsep yang telah
memahami konsep yaitu menuliskan diterima dan disepakati secara ilmiah
apa yang diketahui tetapi jawabannya oleh pakar ahli dalam bidang tersebut.
tidak lengkap. Selanjutnya peneliti Kesalahan yang dilakukan subjek
mewawancarai subjek penelitian SP-12 penelitian SP-12 merupakan suatu
untuk mengetahui kendala atau kesalahan yang akan berdampak pada
masalah yang dialami sehingga SP-12 kesalahan selanjutnya, jika tidak
salah menuliskan informasi yang memahami konsep awal.
diketahui pada soal.
Dari hasil hasil wawancara dan
pekerjan subjek penelitian SP-12 pada PENUTUP
soal nomor 3 dapat disimpulkan bahwa Kesimpulan
subjek k penelitian tidak tahu maksud Berdasarkan hasil dan
dari soal yang diberikan. Terlihat dari pembahasan penelitian, maka diperoleh
hasil wawancara subjek penelitian SP- kesimpulan bahwa masih banyak siswa
12 tidak mengetahui cara kelas X MIA-6 SMA N 4 Kota Ternate
menyelesaikan soal tersebut dan malah tahun pelajaran 2019/2020 yang
menulis jawaban yang dikiranya benar. mengalami kesalahan konsep pada
Hal ini bisa terjadi karena dari awal ketiga indikator yaitu memahami
subjek penelitian SP-12 tidak mengerti konsep yaitu tidak menuliskan
konsep variabel sebagai peubah dan informasi apa yang diketahui,
juga konsep tentang koevisien yang menuliskan konsep yaitu tidak
menjadi patokan dalam mengerjakan menuliskan pemisalan variabel yang
soal sistem pertidaksamaan linear dua dipakai pada pembuatan model
veriabel itu sendiri terlebih soal nomor matematika, dan merumuskan konsep
3 berbentuk soal cerita yang membuat yaitu kesalahan konsep dalam
subjek penelitian SP-12 semakin tidak menerapkan metode gabungan
mengerti. Hal demikian sependapat (elimansi dan substitusi).
dengan Budiharjo (Ziadatul dan Amir, Kesalahan konsep yang dilakukan
2018: 77), yang mengatakan bahwa siswa dalam mengerjakan soal sistem

25
Saintifik@ Jurnal Pendidikan MIPA
Vol. 4, No. 1, Maret 2019, hlm. 18-27 e-ISSN: 2598-3822

pertidaksamaan linear dua veriabel menyelesaikan soal-soal matematika


adalah salah memahami tentang konsep khususnya soal sistem
variabel sebagai peubah, konsep pertidaksamaan linear dua variabel.
tentang koefisien sebagai patokan 3. Bagi siswa untuk mengatasi
dalam mengerjakan soal, salah tentang kesulitan dalam memahami maksud
konsep titik pada koordinat kartesius, soal dapat dilakukan dengan
konsep bentuk aljabar, bentuk umum membaca soal berulang-ulang atau
sistem pertidaksamaan linear dua sering mengerjakan soal. siswa
variabel dan pemodelan matematika diharapkan mempelajari materi
serta konsep operasi bilangan pertidaksamaan linier dua variabel
penjumlahan, pengurangan, pembagian dengan baik agar memiliki
dan perkalian. Kesalahan yang kemampuan dalam menyelesaikan
dilakukan siswa pada dasarnya soal cerita yang bisa dikerjakan.
dikarenakan lemahnya tingkat 4. Kepada pembaca dan peneliti agar
pemahaman siswa terhadap konsep terus melakukan penelitian lanjutan
dasar sebagai materi prasyarat pada dalam mengeksplorasi kesalahan
materi sistem pertidaksamaan linear yang dilakukan untuk mengetahui
dua veriabel. Terdapat 16 dari 20 siswa bentuk kesalahan konsep siswa demi
(80%) yang melakukan kesalahan pada peningkatan mutu pendidikan dan
indikator memahami konsep, 16 dari 20 mengurangi kesalahan-kesalahan
siswa (80%) yang melakukan siswa.
kesalahan pada indikator menuliskan
konsep, dan 8 dari 20 siswa (20%) DAFTAR PUSTAKA
yang mengalami kesalahan pada
indikator merumuskan konsep. [1] Abbas, H.M. 2019. Analisis
Kesalahan Konsep Dalam
Saran Menyelesaikan Soal Aljabar
1. Kepada guru bidang studi mata Linear Pada Studi Kasus
pelajaran matematika yang akan Mahasiswa Matematika Semester
mengajarkan materi sistem IV Angkatan 2016. Skripsi.
pertidaksamaan linear dua variabel, Ternate: Universitas Khairun,
agar: (a) Dalam proses belajar Tidak dipublikasikan.
mengajar harus mengembangkan
konsep pembelajaran yang [2] Arikunto, S. 2006. Prosedur
sistematis dan pemahaman atas Penelitian Suatu Pendekatan
konsep-konsep matematika, (b) Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dalam mengerjakan soal guru harus
membiasakan siswa untuk [3] Azis, dkk. 2018. Analisis Kesalahan
mengerjakan soal secara sistematis Siswa dalam Menyelesaikan Soal
dimulai dari apa yang diketahui, apa Matematika pada Sistem
yang ditanyakan kemudian jawab. Persamaan Linear Linear Tiga
(b) Hal penting lainnya adalah guru Variabel Kelas X SMAN 1 Cisaat.
dalam memberikan soal dan Jurnal Tadris Matematika.
penjelasan yang lebih bervariasi Volume (1), 193-206.
sehingga siswa tidak mengalami
kesulitan apabila menemui soal [4] Getteng, A.R. 2011. Menuju guru
dengan penyajian yang berbeda. professional dan Ber-Etika.
2. Kepada siswa agar lebih melatih Yogyakarta: Grha Guru.
kemampuannya dalam

26
Saintifik@ Jurnal Pendidikan MIPA
Vol. 4, No. 1, Maret 2019, hlm. 18-27 e-ISSN: 2598-3822

[5] Nadia, M.N & Isnarto, B.W. 2017. [8] Sugiyono. 2015. Metode penelitian
Analisis Kemampuan Representasi pendidikan (kuantitatif, kualitatif
Matematis Ditinjau Dari Self dan R & D). Bandung: Alfabeta.
Efficacy Peserta Didik Melalui
Inductive Discovery Learnng. [9] Wijaya, A.A dan Masriyah. 2012.
Unnes Journal Of Mathematics Analisis Kesalahan Siswa dalam
Education Research.Volume (6), Menyelesaikan Soal Cerita Materi
242-250. Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel. Jurnal Matematika.
[6] Raco, J.R. 2010. Metode Penelitian
Kualitatif Jenis, Karakter dan [10]Ziadatul M dan Amir, M.F.
Keunggulannya. Jakarta: Grasindo. 2018.Analisis Miskonsepsi Kelas
V-B MIN Buduran Sidoarjo pada
[7] Rusman. 2016. Model-Model materi pecahan ditinjau dari
Pembelajaran Mengembangkan Kemampuan
Profesionalisme Guru. Jakarta. Matematika.Mathematics
Raja Grafindo Persada. Education Jurnal. Volume
1.Nomor 2.

27

Anda mungkin juga menyukai