OLEH:
SINTA NAULI PASARIBU
NIM: F1042161021
B. Latar Belakang
Matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang sangat penting.
Hal ini diisyaratkan oleh pemerintah dengan menjadikan matematika
sebagai pelajaran wajib di sekolah, mulai dari jenjang Sekolah Dasar
(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP/Sederajat), Sekolah Menengah
Atas (SMA/Sederajat), bahkan Perguruan Tinggi. Hal ini menunjukan
bahwa matematika memiliki eksistensi tersendiri.
Sebagai suatu mata pelajaran yang sangat penting tersebut, maka
sudah pasti ada kualifikasi kemampuan peserta didik yang hendak dicapai.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 21 Tahun 2016
tentang suatu Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah mengungkapkan
bahwa salah satu kompetensi pembelajaran Matematika adalah menjunjukan
sikap logis, kritis, analitis, cermat dan teliti, tanggung jawab, responsif, dan
tidak mudah menyerah dalam menyelesaikan masalah.
Menurut Sri Wardhani (2008:8) selaras dengan Permendikbud,
kualifikasi yang hendak dicapai dalam mempelajari Matematika juga
terdapat dalam Standar Isi (SI) Mata Pelajaran Matematika untuk jenjang
pendidikan dasaar dan menengah yang menyatakan bahwa tujuan mata
pelajaran matematika di sekolah dasar adalah agar peserta didik mampu:
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana kemampuan pemecahan masalah
matematis ditinjau dari minat belajar peserta didik dalam materi program
linear di kelas XI SMA Negeri 2 Nanga Pinoh?”.
Adapun sub-sub masalah dalm penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik
ditinjau dari minat belajar rendah pada materi program linear?
2. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik
ditinjau dari minat belajar sedang pada materi program linear?
3. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik
ditinjau dari minat belajar tinggi pada materi program linear?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi, maka tujuan yang
ingin peneliti capai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah peserta didik
SMAN 2 Nanga Pinoh.
2. Untuk mengetahui minat belajar peserta didik SMAN 2 Nanga Pinoh.
3. Untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematis peserta
didik ditinjau dari minat belajar matematika.
E. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan
pemikiran terhadap upaya peningkatan kemampuan peserta didik
dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika.
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis yang ingin dicapai adalah sebagai
berikut:
a. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui minat
dan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik,
sehingga guru diharapkan untuk memahami dan mengarahkan
peserta didiknya dalam belajar matematika.
b. Bagi sekolah
Sebagai masukan dalam pembaharuan proses pembelajaran
untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
c. Bagi peneliti
Dengan penelitian ini, peneliti dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai kemampuan pemecahan masalah peserta
didik sehingga mampu memberikan pembelajaran yang efektif
dan berkualitas.
d. Bagi peserta didik
Peserta didik dapat mengetahui seberapa besar kemampuan
pemecahan masalah yang dimilikinya ditinjau dari minat belajar
dalam pembelajaran matematika sehingga ia bisa meningkatkan
minat belajar terutama pembelajaran matematika dan peserta didik
lebih temotivasi lagi untuk belajar.
e. Bagi orang tua
Sebagai bahan acuan untuk memberikan arahan kepada anaknya
agar terus semangat belajar.
F. Definisi Operional
Beberapa istilah yang berkaitan dengan penelitian ini, agar tidak
menimbulkan salah penafsiran, yakni sebagai berikut
1. Analisis
Analisis diartikan sebagai kegiatan atau aktivitas yang terdiri
dari proses mengurai, membedakan, memilah suatu pokok atas
berbagai bagiannya dan penelahaan bagian itu untuk dikelompokkan
kembali berdasarkan kriteria tertentu untuk kemudian dicari kaitannya
lalu ditafsirkan maknanya. Analisis pada penelitian ini adalah analisis
kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik ditinjau dari
minat belajar matematika.
2. Pemecahan Masalah Matematika
Pemecahan masalah merupakan kemampuan yang dimiliki
peserta didik guna meneyelesaikan suatu masalah dengan
menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang telah
diperoleh sebelumnya.
3. Minta Belajar
Minat belajar adalah dorongan-dorongan yang berasal dari
dalam diri peserta didik untuk mempelajari sesuatu, yang mana minat
tersebut bukanlah bawaan dari lahir.
4. Program Linear
Program linear adalah suatu metode yang digunakan untuk
memecahkan masalah yang berkaitan dengan optimasi linear (nilai
maksimum dan nilai minimum). Pada penelitian ini akan mengambil
data dengan instrumen soal penyelesaian matematika yang
membutuhkan kemampuan untuk mengubah bahasa cerita menjadi
bahasa matematika atau model matematika. Model matematika yang
dimaksud adalah bentuk penalaran manusia dalam menerjemahkan
permasalahan menjadi bentuk matematika (dimisalkan dalam variabel
x dan y) sehingga dapat diselesaikan.
G. Kajian Teori
1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Menurut Baroody masalah matematika merupakan
suatu soal yang mana tidak terdapat prosedur rutin yang dengan
cepat dapat digunakan untuk menyelesaikannya (Roebyanto dan
Harmini, 2017: 3). Sedangkan menurut Hudoyo masalah
matematika adalah masalah yang untuk menyelesaikannya
menggunakan prosedur rutin atau non rutin, berdasarkan
kemampuan yang dimilikinya (Roebyanto dan Harmini, 2017: 3).
Masalah matematis dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu (1)
penemuan, yaitu mencari, menemukan atau mendapatkan nilai
tertentu yang tidak diketahui dari soal dan memenuhi syarat yang
sesuai dengan soal. (2) pembuktian, yaitu cara untuk menentukan
kebenaran suatu pernyataan (Roebyanto dan Harmini, 2017: 9).
Menurut Hamalik pemecahan masalah adalah suatu aktivitas
yang berhubungan dengan pemilihan cara atau jalan keluar yang
sesuai untuk mengubah situasi sekarang menuju ke situasi yang
diharapkan (Zulkarnain, 2015: 43). Sedangkan menurut Polya
pemecahan masalah adalah usaha untuk mencari jalan keluar dari
suatu kesulitan guna mencapai tujuan yang tidak segera dapat
dicapai (Hendriana, Rohaeti & Sumarmo, 2017: 44).
Krulik dan Rudnik menyatakan bahwa pemecahan
masalah adalah proses menggunakan pengetahuan,
ketrampilan dan pemahaman yang telah dimiliki oleh
individu untuk menyelesaikan masalah dalam situasi yang
belum dikenal sebelumnya (Hendriana, Rohaeti & Sumarmo,
2017: 44). Sedangkan menurut Nakin (Cahyono, 2015: 18)
pemecahan masalah adalah proses yang melibatkan penggunaan
model atau langkah-langkah pemecahan masalah untuk
menemukan solusi suatu masalah.
Menurut Lestari & Yudhanegara (2015: 84) kemampuan
pemecahan masalah adalah kemampuan individu dalam
menyelesaikan masalah. Gok dan Silay menyatakan bahwa
kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan siswa dalam
mereduksi informasi yang telah ada untuk menentukan langkah
yang harus dilakukan dalam suatu kondisi tertentu (Misbah, 2016:
2).
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, kemampuan
2. Minat Belajar
a. Pengertian Minta Belajar
Dilihat dari pengertian Etimologi, minat berarti perhatian,
kesukaan (kecenderungan) hati kepada suatu kegiatan (WJS.
Poerwodarminto, 1984:1134). Sedangkan menurut arti terminologi
minat adalah keinginan yang terus menerus untuk memperhatikan
dan melakukan sesuatu. Minat dapat menimbulkan semangat dalam
melakukan kegiatan agar tujuan dari pada kegiatan terebut dapat
tercapai. Dan semangat yang ada itu merupakan modal utama bagi
setiap individu untuk melakukan suatu kegiatan. Minat adalah
perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan. Menurut
Mahfud (2001:92) minat juga menentukan suatu sikap yang
menyebabkan seseorang berbuat aktif dalam suatu pekerjaan.
Dengan kata lain minat dapat menjadi sebab dari suatu kegiatan.
Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini (2012:173) Minat
adalah kecenderungan jiwa yang relatif menetap kepada diri
seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang .
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa minat
mempunyai hubungan yang erat dengan kemauan, aktifitas serta
perasaan dan didasari dengan pemenuhan kebutuhan. Minat
merupakan kemauan, aktifitas serta perasaan senang tersebut
memiliki potensi yang memungkinkan individu untuk memilih,
memperhatikan sesuatu yang datang dari luar dirinya sehingga
individu yang bersangkutan menjadi kenal dan akrab dengan obyek
yang ada. Minat adalah kecenderungan jiwa yang sifatnya aktif.
Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukn
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2013:2). Menurut
Fathurrohman, belajar adala suatu kegiatan yang menimbulkan
suatu perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan perubahan itu
dilakukan lewat kegiatan, atau usaha yang disengaja.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat
belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampkan diri
dalam beberapa gejala, seperti: gairah, keinginan, perasaan suka
untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbgai
kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman,
dengan kata lain minat belajar adalah perhatian, raa suka,
ketertrikan seseorang (peerta didik) terhadap belajar yang
ditunjukan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam
belajar.
b. Aspek-aspek Minat Belajar
Seperti yang telah dikemukakan bahwa minat dapat diartikan
sebagai suatu ketertarikan terhadap suatu objek yang kemudian
mendorong individu untuk mempelajari dan menekuni segala hal
yang berkaitan dengan minatnya tersebut. Minat yang diperoleh
melalui adanya suatu proses belajar dikembangkan melalui proses
menilai suatu objek yang kemudian menghasilkan suatu penilaian-
penilaian tertentu terhadap objek yang menimbulkan minat
seseorang. Penilaian-penilaian terhadap objek yang diperoleh
melalui proses belajar itulah yang kemudian menghasilkan suatu
keputusan mengenal adanya ketertarikan atau ketidakketertarikkan
seseorang terhadap objek yang dihadapinya. Hurlock ( 2002:442)
mengemukakn minat memiliki dua aspek yaitu:
1. Aspek Kognitif
Aspek ini didasarkan atas konsep yang dikembangkan
seseorang mengenai bidang yang berkaitan dengan minat.
Konep yang membngun aspek kognitif didasarkan atas
pengalaman dan apa yang dipelajari dari lingkungan.
2. Aspek Afektif
Aspek afektif adalah konsep yang membangun konsep kognitif
dan dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan atau objek yang
menimbulkan minat. Aspek ini mempunyai peranan yang besar
dalam memotivasikan tindakan seseorang.
c. Indikator Minat Belajar
Indikator minat belajar yang dikemukakan oleh Djamarah
yang dikutip Heris Hendriana (2014:164), diantaranya adalah:
1) Rasa suka atau senang
2) Pernyataan lebih menyukai sesuatu
3) Adanya rasa ketertarikan
4) Adanya kesadaran untuk belajar atas keinginan sendiri tanpa
disuruh
5) Berpartisipasi dalam aktivitas belajar, serta
6) Bersedia memberikan perhatian
3. Program Linear
Program linear adalah suatu metode yang digunakan untuk
memecahkan masalah yang berkaitn dengan optimasi linear (nilai
maksimum dan nilai minimun). Program linear tidak lepas dengan
sistem pertidaksamaan linear. Khususnya pada tingkat sekolah
menengah, sistem pertidaksamaan linear yang dimaksud adalah sistem
pertidaksamaan linear dua variabel. Penyelesaian program linear sangat
terkait dengan kemampuan melakukan sketsa daerah himpunan
penyeleaian sistem. Berikut ini adalah teknik menentukan daerah
himpunan penyelesaian:
1. Buat sumbu koordinat kartesius.
2. Tentukan titik potong pada sumbu x dan y dari semua persamaan-
persamaan linearnya.
3. Sketsa grafiknya dengan menghubungkan antara titik-titik
potongnya.
4. Pilih salah satu titik uji yang berada di luar garis
5. Subtitusikan pada persamaan
6. Tentukan daerah yang dimaksud
Contoh:
1. Buatlah grafik himpunan penyelesaian pertidaksamaan linear
3 x+ 2 y ≥ 12
Jawab:
3x + 2y = 12
Tabel 1 Titik Potong
X Y (x,y)
0 6 (0,6)
4 0 (4,0)
Contoh:
Sebuah pesawat udara berkapasits tempat duduk tidak lebih dari 48
penumpang. Setiap penumpang kelas utama boleh membawa bagasi 60
kg dan kelas ekonomi hanya 20 kg. Pesawat hanya dapat menampung
bagasi 1.440 kg. Jika harga tiket kelas utama Rp 600.000,00 dan kelas
ekonomi Rp 400.000,00, pendapatan maksimum yang diperoleh
adalah...
Jawab:
Misalkan:
x = banyaknya penumpang kelas utama
y = banyaknya penumpang kelas ekonomi
Tabel 2 Kapsitas Penumpang
H. Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Sugiyono (2017:3) merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode
penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data penelitiannya (Arikunto, Suharsimi, 2002).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode
penelitian adalah cara yang dipergunakan untuk mengumpulkan data yang
diperlukan dalam penelitian.
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini, maka
penelitian yang digunakan merupakan penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif merupakan suatu penelitian yang bermaksud memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan
dengan cara deksripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu
konteks khusus yang alamiah serta dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah (Tohirin, 2012:3). Wina Sanjaya (2013:44)
menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menjadikan kehidupan nyata sebagai sumber data serta peneliti sebagai
instrument utamanya dan penarikkan kesimpulan merupakan
kesepakatan antara peneliti dengan yang diteliti.
Sedangkan metode penelitiannya adalah deskriptif, yaitu suatu
metode penelitian yang berusaha untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan suatu gejala, peristiwa, atau keadaan yang sedang
diteliti secara mendalam (Trianto, 2010). Metode deskriptif juga
didefinisikan sebagai metode penelitian yang berkaitan dengan
pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan mengenai situasi yang
diteliti dalam bentuk uraian kata-kata. Dalam penelitian ini
pengumpulan data dengan metode angket, tes dan wawancara. Data
yang diperoleh kemudian akan dianalisis.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMA Negeri 2
Nanga Pinoh tahun ajaran 2020/2021 dan teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah sampel bertujuan (purposive sampling).
Penentuan subjek penelitian didasarkan pada hasil angket minat belajar
matematika dan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis
peserta didik. Minat belajar peserta didik dapat dikategorikan dalam
tiga jenis yakni Tinggi (H), Sedang (M), dan Rendah (S). Kemudian
dipilih 3 orang peserta didik masing-masing pada setiap kategori minat
belajar. Pemilihan kelas didasarkan pertimbangan guru matematika
yang mengampu kelas XI SMA Negeri 2 Nanga Pinoh. Subjek
penelitian yang telah terpilih secara purposive selanjutnya akan
dianalisis kemampuan pemecahan masalah matematisnya sesuai dengan
hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik.
3. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian yang dilalukan pada penelitian ini
terdiri dari tiga tahapan, yaitu:
a. Tahap persiapan
1) Melakukan observasi di SMA Negeri 2 Nanga Pinoh
2) Menyusun desain penelitian
3) Menyusun angket dan instrument penelitian berupa kisi-kisi tes,
soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis dan
alternatif penyelesaiannya serta pedoman wawancara.
4) Memvalidasi instrument penelitian.
5) Merevisi instrument penelitian berdasarkan hasil validasi.
6) Mengujicobakan instrument penelitian di SMA Negeri 2 Nanga
Pinoh.
7) Menganalisis data hasil uji coba instrument penelitian.
8) Merevisi instrument penelitian berdasarkan hasil uji coba.
9) Mengurus perizinan untuk melaksanakan penelitian di SMA
Negeri 2 Nanga Pinoh.
10) Menentukan waktu penelitian dengan guru mata pelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Menyebarkan angket dikelas uji coba.
2) Melakasanakan tes kemampuan pemecaan masalah matematis di
kelas uji coba.
3) Menganalisis data hasil angket dan tes kemampuan pemecahan
masalah matematis di kelas uji coba instrument untuk
mengetahui validitas tes, taraf kesukaran butir soal, dan daya
pembeda butir soal.
4) Merevisi soal tes berdasarkan masukan validator (guru bidang
studi mtematika).
5) Menyebarkan angket di kelas penelitian.
6) Melaksanakan tes kemampuan pemecahan masalah matematis
peserta didik di kelas penelitian.
7) Memilih subjek penelitian yang akan diwawancarai
8) Melaksanakan wawancara
9) Mengelolah dan menganalisis data yang telah dikumpulkan
c. Tahap Akhir
1) Mendeskripikan analisis kualitatif tes kemampuan pemecahan
masalah matematis peserta didik.
2) Membuat kesimpulan sebagaimana jawaban dari masalah dalam
penelitian dan saran.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan (Sugiyono 2015, 308). Adapun teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi melalui
angket, tes tertulis bentuk uraian, dan wawancara.
a. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui minat belajar peserta didik
kelas XI SMA Negeri 2 Nanga Pinoh dalam proses belajar mengajar.
Indikator-indikator minat belajar tersebut digunakan untuk menyusun
item-item intrument yang berupa pernyataan atau pertanyaan.
Pernyataan-pernyataan dalam angket diberikan kepada peserta didik
untuk mendapatkan jawaban/respon yang diperlukan sebagai bahan
penelitian.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini disusun
menggunakan skala Likret (Sugiyono, 2017:135). Skala Likert
memiliki lima alternatif jawaban, di mana terdapat pilihan jawaban
netral. Pilihan jawaban netral itu bisa dipilih orang yang ragu-ragu
dalam menjawab. Oleh karena itu, peneliti menghapus pilihan netral
agar minat belajar peserta didik terklasifikasi dengan jelas dan pasti.
Peserta didik diminta untuk memberikan jawaban dengan “√” pada
salah satu pilihan jawaban yang telah disediakan. Terdapat empat
pilihan jawaban, yakni Selalu (SS), Sering (S), Pernah (P), Tidak
Pernah (TP). Pernyataan yang diberikan bersifat tertutup, mengenai
pendapat peserta didik tentang pernyataan-pernyataan positif dan
negatif. Adapun penskoran angket minat belajar matematika dapat
dilihat di tabel 3.1.
Tabel 3.1
Penskoran angket minat belajar matematika
Alternatif Skor
Jawaban Pernyataan Positif (+) Pernyataan Negatif (-)
Selalu 4 1
Sering 3 2
Pernah 2 3
Tidak pernah 1 4
Keterangan:
x = Skor minat belajar peserta didik
x = Rata-rata skor minat belajar peserta didik
s = Simpangan baku dari skor minat belajar peserta didik
b. Tes
Tes merupakan suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan
aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, Suharsimi, 2019:45).
Metode tes digunakan untuk menggali kemampuan pemecahan
masalah matematis peserta didik. Tes tersebut disusun oleh peneliti
dengan langkah-langkah pembuatan soal tes sebelum soal tersebut
digunakan untuk mengambil data penelitian yakni:
a. Membuat kisi-kisi soal
Kisi-kisi soal disusun atas indikator dari kemampuan
pemecahan masalah matematis.
b. Menentukan bentuk dan model soal
Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes
bentuk uraian. Masing-masing soal akan disusun berdasarkan
indikator-indikator yang telah ditetapkan. Lalu setiap soal
diberi skor untuk setiap poin berdasarkan indikator tersebut.
c. Menentukan banyaknya item soal
d. Menyusun soal tes
e. Mengujicobakan sol tes
Sebelum tes diberikan ke kelas penelitian, terlebih dahulu
diujicobakan pada kelas uji coba untuk mengetahui validitas,
reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran butir soal.
c. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu
yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)
yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewe)
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara dalam
penelitian ini digunakan untuk memperoleh data secara langsung
mengenai kemampuan pemecahan masalah matematis peserta
didik ditinjau dari minat belajarnya. Esterberg sebagaimana yang
dikutip oleh Sugiyono mengemukakan beberapa macam
wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan
( )( )
2
n ∑S
r= . 1− 2 i
n−1 St
Keterangan:
r : Koefisien reliabilitas
n : Banyak butir soal
2
Si : Variansi skor butir soal ke-i
2
St : Variansi skor total
(Kurnia Eka Lestari dan R. Yudhanegara, 2018:206)
Untuk mengetahui apakah instrument tersebut reliabel atau
tidak, langkah selanjutnya adalah melihat standar reliabelitas.
Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas
instrument ditentukan berdasarkan kriteria menurut Guilford yang
dikutip oleh Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan dapat
dilihat pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1
Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrument
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretai
0,90 ≤ r ≤ 1,00 Sangat Tinggi Sangat baik
0,70 ≤ r ≤ 0,90 Tinggi Baik
0,40 ≤ r < 0,70 Sedang Cukup
0,20 ≤ r < 0,40 Rendah Buruk
r < 0,20 Sangat Rendah Sangat Buruk
(Sumber: Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara)
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau
terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang peserta
didik untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya
soal yang terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik menjadi
putua asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi
karena diluar jangkauannya (Rusydi Ananda dan Rosnita, 2015:
179).
4) Uji Daya Pembeda
Analisis butir soal untuk melihat daya beda perlu dilakukan
agar soal yang kita buat berfungsi dengan baik bagi guru, peserta
didik mampu proses pembelajaran yang dilakukan (M. Ali
Hamzahi, 2014:240). Secara tidak langsung dengan menganalisis
daya butir soal maka kita telah berusaha untuk meningkatkan
kualitas butir soal sehingga kita akan dapat mengukur hasil
belajar dengan tepat dan baik.
BA BB
DP= − =PA−PB
JA JB
Keterangan:
DP : daya beda suatu butir soal
JA : banyaknya peserta kelompok atas
JB : banyaknya peserta kelompok bawah
BA : banyaknya peserta kelompok atas yangg menjawab soal
itu dengan benar
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
itu dengan benar
BA
PA= : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
JA
(ingat, P sebagai indeks kesukaran)
BB
PB= : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JB
Keterangan:
r xy : Koefisien korelasi antara skor butir soal (X) dan Total Skor (Y)
N : Banyak subjek
X : Skor tiap butir soal atau skor item pernyataan/pertanyaan
Y : Total skor
( )( )
2
n ∑ Si
r= . 1− 2
n−1 St
Keterangan:
r : Koefisien reliabilitas
n : Banyak butir soal
2
Si : Variansi skor butir soal ke-iss
2
St : Variansi skor soal total
Doni, Erlando Sirait. (2016). Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Matematika. Jurnal Formatif.
Hendriana, H, Euis E. R. & Utari S. (2017). Hard Skills dan Soft Skills Matematik
Siswa. Bandung: PT Refika Aditama.
Hendriana, Heris., Euis Eti Rohaeti, dan Utari Sumarmo. (2018). Hard Skills dan
Soft Skills Matematik Siswa. Bandung: Refika Aditama.
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016. Standar Isi
Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Reski, Reny dkk. (2019). Peranan Model Problem Based Learning (PBL)
terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Kemandirian
Belajar Siswa. Vol. 2, No. 1. Journal for Research in Mathematics Learning.
Wardhani, Sri. (2008). Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/
MTs Untuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika. Yogyakarta:
PPPPTK.
Wena, Made. (2010). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta
Timur: PT Bumi Aksara
Zakaria, Effandi., Norazah Mohd Nordin, dan Sabri Ahmad. (2007). Trend
Pengajaran dan Pembelajaran Matematik. Kuala Lumpur: Perpustakaan
Negara Malaysia.