Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Kontrol Sosial atau Pengendalian

Sosial

Disusun Oleh:
1.Nur Iman Fathur Ridha
2.Rafael Brian Tama

Dosen Pengajar:
Diaz Restu Darmawan, S.pd, M.A.

PROGRAM STUDI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2018
BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Kontrol sosial atau pengendalian sosial adalah suatu mekanisme yang di
lakukan untuk mencegah penimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan
masarakat untuk berprilaku dan bersikap sesuai dengan norma dan nilai yang
berlaku. Dengan Adanya kontrol sosial yang baik diharapkan mampu meluruskan
anggota masyarakat yang berprilaku menyimpang atau membangkang. Telah
dijelaskan bahwa kontol sosial atau pengendalian sosial terjadi karena adanya
perilaku menyimpang.
Jadi, pengendalian sosial sangat berperan penting dalam kehidupan
masyarakat kita masing-masing. Oleh karena itu prngendalian sosialpun memiliki
fungsi dan tujuan. Sebagai mahasiswa ataupun masyarakat umum juga dapat
memahami ciri-ciri kontrol sosial, macam-macam kontrol sosial, dan bentuk-
bentuk kontrol sosial serta lembaga-lembaga sosial yang dapat melakukan kontrol
sosial.
Jika tidak ada penerapan pengendalian sosial atau kontrol sosial bagi
mahasiswa atau masyarakat umum tentunya negara indonesia cenderung drastis
meningkatkan perilaku menyimpang yang bersifat negatif.
Dari perilaku menyimpang itulah yang akan membuat mahasiswa dan juga
masyarakat umum tidak mempunyai moral dan etika. Jadi kita sebagai mahasiswa
dan masyarakat harus memahami kontrol sosial, karena adanya perilaku yang
menyimpang, maka kita harus memberikan solusi untuk mengontrol sosial kita
semua.
Setiap masyarakat pasti mendambakan keadaan yang aman, dan teratur.
Namun, kondisi normatif tersebut tidak selalu terwujud secara utuh. Banyak
penyimpangan sosial yang terjadi di dalam masyarakat yang berawal dari
ketidaksesuaian harapan dan kenyataan.

Banyak orang yang mendambakan kekayaan, tapi kenyataannya tidak


mudah, banyak diantara mereka yang berputus asa. Sehingga mereka
menghalalkan segala cara demi untuk mencapai keinginannya itu.

Pada zaman era sekarang ini, sering kita jumpai berbagai macam
perilaku menyimpang seperti perampokan, pencurian, tawuran antar masyarakat
dan maraknya pengedaran dan penggunaan obat-obat terlarang, sebagainya.
BAB II
Pembahasan

A.Pengertian Kontrol Sosial


Kontrol sosial merupakan suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan
sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap
yang baik sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Dengan adanya kontrol sosial yang baik diharapkan bisa muluruskan anggota
masyarakat yang berperilaku menyimpang dan membangkang terhadap norma yang
berlaku atau yang sudah di sepakati bersama oleh masyarakat tersebut.
Adapun pengertian kontrol sosial menurut beberapa ahli antara lain:
 Bruce J. Cohen
Kontrol sosial adalah sarana atau metode yang digunakan untuk mendorong
seseorang untuk berperilaku selaras dengan kehendak rakyat dalam kelompok
besar atau khusus.
 Horton
Kontrol sosial adalah semua jalan dalam proses dimana sekelompok orang
atau masyarakat, sehingga anggotanya dapat bertindak sesuai dengan
kelompok atau masyarakat.
 Josep S. Roucek
Kontrol sosial adalah istilah koliktif yang mengacu pada proses yang
direncanakan atau tidak direncanakan yang menghajar, membuuk atau
memaksa individu untuk beradaptasi dengan kebiasan dan nilai-nilai
kelompok.
 Peter L. Berger
Kontrol sosial adalah berbagai cara yang di gunakan oleh masyarakat untuk
mengkekang pemberontak atau pembangkang.
 Soetandyo Wignyo Subroto
Kontrol sosial adalah sanksi, yang merupakan bentuk penderitaan yang
sengaja disediakan oleh masyarakat atau lembaga-lembaga tertentu.
 Astrid S. Susanto
Kontrol sosial mengontrol psikologis dan non-fisik karena merupakan
“TEKANAN MENTAL” terhadap individu sehingga individu akan bersikap
dan bertindak sesuai dengan penilaian dalam kelompok.

Secara rinci, beberapa faktor penyebab yang membuat masyarakat berperilaku


menyimpang dari norma-norma dan nilai yang berlaku dalam masyakat adalah sebagai
berikut (Soekanto, 181:45)

1.karena kaidah-kaidah yang ada tidak memuaskan bagi pihak tertentu atau
karena tidak memenuhi kebutuhan dasarnya.
2.karena kaidah yang ada kurang jelas perumusannya sehingga menimbukan
banyak penafsiran dan penerapan.
3.karena dalam masyrakat ada konflik antara peranan-peranan yang di pegang
warga masyarakat.
4.karena memang tidak mungkin untuk mengatur semua kepentingan warga
masyarakat secara merata.
Pada situasi dimana orang memperhitungkan bahwa dengan melanggar suatu
norma dia akan mendapat sesuatu REWARD atau sesuatu keuntungan yang lebih
besar, maka di dalam hal demikianlah ENFORCEMENT demi tegaknya norma lalu
terpaksa harus dijalankan dengan sarana sustu kekuatan dari luar.

Apabila ternyata norma-norma tidak lagi self-enforcement dan proses


sosialisasi tidak cukup memberikan dampak positif, maka masyarakat atas dasar-dasar
kekuatan otoritasnya mulsai bergerak melaksanakan kontrol sosial. (sosial control)

Menurut Soerjono Soekanto pengendalian sosial adalah suatu proses baik yang
di rencanakan atau tidak di rencanakan yang bertuuan untuk mengajak, membimbing
atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai
yang berlaku dalam masyarakat.Objek (sasaran) pengawasan sosial adalah perilaku
masyarakat itu sendiri. Tujuan dari pengawasan ini adalah supaya masyakat hidup
dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang telah di sepakati bersama.

Dalam pengendalian sosial pada dasarnya merupakan proses yang mendidik,


mengajak dan bahkan memaksa masyarakat agar menaati norma-norma sosial.

1.Sistem mendidik dimaksudkan agar dalam diri seseorang terdapat perubahan sikap
dan tingkah laku untuk bertindak sesuai dengan norma-norma. Kita dapat ambil
contoh seperti:

 Seorang ibu yang memberi nasehat terhadap anaknya


 Seorang guru memberikan pelajaran di sekolahnya

2.Sistem mengajak bertujuan untuk mengarahkan agar perbuatan seseorang


didasarkan pada norma-norma, dan menurut kemauan individu-individu. Kita ambil
contoh seperti:

 Buanglah sampah pada tempatnya


 Sayangilah lingkungan kita
 dilarang merokok diruangan ini

3.Sistem memaksa bertujuan untuk mempengaruhi secara tegas agar seseorang


bertindak sesuai dengan norma-norma. Jika ia tidak mau menaati kaidah atau norma,
maka ia akan di kenakan sanksi
B. Jenis-Jenis Pengendalian Sosial
Jenis pengendalian sosial terbagi atas beberapa bagian dari sudut pandang yang
berbeda yaitu :
 A. PENGENDALIAN PREVENTIF merupakan kontrol sosial yang dilakukan
sebelum terjadinya pelanggaran atau penyimpangan dalam versi “mengancam sanksi”
atau usaha terhadap pencegahan penyimpangan norma dan nilai. Pada pengendalian i
ni dapat dilakukan melalui pendidikan seperti sekolah, keluarga dan bahkan
masyarakat. Contoh nya mengajak masyarakat untuk menciptakan pemilu yang
damai.
 B. PENGENDALIAN REPRESIF kontrol sosial yang dilakukan setelah terjadi
pelanggaran dengan maksud hendak memulihkan keadaan seperti semula. Pada
pengendalian pelanggar akan dijatuhkan hukuman atau sanksi. Pengendalian ini
bermaksud untuk mengembaliakan keserasian yang terganggu akibat adanya
pelanggaran norma dan nilai. Contohnya penjatuhan hukuman penjara terhadap
pidana korupsi.
 C. PENGENDALIAN GABUNGAN merupakan usaha yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya penyimpangan preventif sekaligus mengembalikan
penyimpangan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma sosial.(sosial control)
 D. PENGENDALIAN RESMI pengendalian yang didasarkan pada badan hukum
yang resmi, misalnya negara dan agama.
 E. PENGENDALIAN TIDAK RESMI dilaksanakan dan terpeliharanya peraturan-
peraturan yang tidak resmi milik masyarakat. Peraturan ini tidak resmi dikarenakan
tidak dirumuskan dengan jelas, tidak ditemukan hukum tertulis, tetapi hana diingat
oleh masyarakat.
 F. PENGENDALIAN INSTITUSIONAL ialah pengaruh yang datang dari satu pola
kebudayaan yang dimiliki lembaga tertentu.
 G. PENGENDALIAN BERPRIBADI pengaruh baik atau buruknya yang datang dari
orang-orang tertentu. Artinya tokoh-tokoh yang berpengaruh dapat dikenal, bahkan
silsilah dan riwayat hidupnya serta ajaran yang istimewa juga dikenal.
C. Agen-Agen Kontrol Sosial
Didalam masyarakat terdapat lembaga sosial yang memiliki peran penting dalam
melaksanakan kontrol sosial diantaranya:

A. Aparat Kepolisian
Kepolisian merupakan lembaga pertama yang mempunyai mandat sebagai penegak
hukum dan bertugas untuk mengatur ketertiban, keamanan, dan keselamatan
masyarakatdiberbagai tempat dan waktu.
B. Peradilan
Lembaga yang berfungsi sebagai pemberi keputusan hukuman kepada warga
masarakat yang melanggar norma-norma yang berlaku.
C. Tokoh Masyarakat
Yang dimaksud disini individu-individu yang mempunyai pengaruh atau wibawa
tertentu oleh warga masyarakat lain. Orang itu biasanya disegani dan dihormati.
D. Adat Istiadat
Adat istiadat merupakan tindakan sosial yang ada di masyarakat yang masih
berpegang teguh pada tradisi.

D. Cara Dan Fungsi Pengendalian Sosial


Pengendalian sosial dapat dilaksanakan melalui beberapa cara diantaranya:
1. Sosialisasi
Sosialisasi dilakukan agar anggota masyarakat bertingkah laku seperti yang
diharapkan tampa paksaan. Usaha penanaman pengertian nilai dan norma kepada
masyarakat diberikan melalui jalur informal dan formal secara rutin.
2. Tekanan Sosial
Tekanan sosial perlu dilakukan agar masyarakat sadar dan mau menyesuikan diri
dengan aturan kelompok. Masyarakat dapat memberi sanksi kepada orang yang
melanggar aturan kelompok tersebut. Dalam pengendalian sosial pada kelompok
dibagi menjadi dua bagian yakni kelompok primer dan sekunder. Kelompok primer
atau dikenal dengan kelompok kecil yang sifatnya akrab dan informal seperti
keluarga,kolompok bermain dan lain sebagainya, biasanya informal, spontan, dan
tidak direncanakan. Contoh tegurannya dapat berupa ejekan, menertawakan, gosip,
dan pengasingan.
Kelompok sekunder atau dikenal dengan kelompok masyarakat besar dan tidak
bersifat pribadi, contoh kelompoknya seperti serikat buruh, perkumpulan seniman,
dan perkumpulan wartawan, Ini bersifat formal. Alat pengendaliannya berupa
peraturan resmi, dan tata cara yang standar, kenaikan pangkat, pemberian gelar, serta
hukuman formal.
3. Kekuatan Dan Kekuasaan Dalam Bentuk Peraturan Hukum Dan Hukuman
Formal
Cara ini dilakukan bila cara sosialisasi dan tekanan gagal, agar proses pengendalian
berlangsung efektif dan mencapai tujuan yang di inginkan, perlu dilakukan cara
berikut sesuai budaya yang berlaku.
a. Pengendalian tampa kekerasan (persuasi)
Biasanya dilakukan terhadap masyarakat yang hidup dalam keadaan relatif
tentram. Sebagian besar nilai dan norma telah mendarah dingin terhap jiwa
mereka. Contohnya seorang guru menasehati muridnya yang membolos sekolah.
b. Pengendalian dengan kekerasan (koersi)
Biasanya dilakukan bagi masyarakat yang kurang tentram, misalnya GPK (
gerakan pengacau keamanan) jenis pengendalian dengan kekerasan dapat
dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Kompulsi ialah pemaksaan terhadap seseorang agar taat dan patuh terhadap
norma-norma sosial yang berlaku.
2. Pervasi ialah penanaman norma-norma yang ada secara berulang-ulang
dengan harapan bahwa hal tersebut dapat masuk ke dalam kesadaran
seseorang.
FUNGSI PENGENDALIAN SOSIAL
 Mempertebal keyakinan masyrakat tentang kebaikan norma
 Memberi imbalan kepada warga yang menaati norma
 Mengembangkan rasa malu
 Mengembangkan rasa takut
 Menciptakan sistem hukum
BAB 111
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengendalian sosial merupakan cara-cara atau metode yang digunakan untuk


mendorong seseorang agar berperilaku selaras dengan kehendak kelompok atau
masyarakat luas. Pengendaian ini sangat berpegang teguh kepada nilsai dan norma-
norma yang berlaku dalam masyrakat. Pengendalian sosial dapat menentukan baik
buruknya kehidupan masyarakat, dalam upaya pengendalian sosial diperlukan
partisipasi semua pihak baik itu aparat kepolisian, tokoh masyakat, dan pegangan
teguh terhadap adat istiadat.
DAFTAR PUSTAKA
(Sumber: sosiologi teks pengantar dan terapan, j. Dwi narwoko-bagong suyatno)
Soekanto, 181:45 “kontrol sosial atau pengenbdalian sosial”

Anda mungkin juga menyukai