PROFESI KEPENDIDIKAN
Oleh :
Dewi Nadzifah
NPM 2111001210028
Dosen :
Widodo, S.Pd., M.Pd.
Mata Kuliah :
Profesi Kependidikan
Puji syukur Saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas ridho dan karunianya Saya
dapat menyelesaikan makalah Profesi Kependidikan ini dengan lancar.
Terima kasih yang tulus kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan makalah ini, semoga segala bantuan yang telah diberikan menjadi kebaikan
dan diridhoi oleh Allah SWT.
Kami menyadari sepenuhnya makalah ini masih memiliki kekurangan dan masih jauh
dari kesempurnaan baik dari sistematika penulisan maupun dari pemilihan kata-kata yang
digunakan. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritikan yang membangun demi
penyempurnaan makalah yang lain di masa yang akan datang.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatian dari
semua pihak kami mengucapkan terima kasih.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………...…………………………… 1
B. Batasan Masalah ………………………………………………………………… 2
C. Rumusan Masalah ……………………………………………………………….. 2
D. Tujuan dan manfaat …………………………..……………………………….… 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Profesi Guru ………………………………………………………………….…... 3
A.1. Pengertian .……………………..………………………..…………………. 3
A.2. Ciri - ciri Pekerjaan dapat disebut sebagai profesi ……………………..…… 5
A.3. Ciri - ciri profesi …………………………….………………………….…… 5
A.4. Prinsip etika profesi ……………………….………………………………… 6
A.5. Kode etik profesi ………………………………….…………………..…….. 6
A.6. Tujuan dan fungsi kode etik profesi ……………..………………………….. 7
D. Pendidikan ………………………………………………………………………… 34
D.1. Nilai - nilai pendidikan ……………………………………………………… 34
D.2. Unsur - unsur pendidikan …………………………………………………… 36
D.3. Mendidik dan mengajar …………………………………………………….. 36
D.4. Batas - batas kemampuan pendidikan …………………………………….... 37
D.5. Macam - macam tujuan pendidikan………………………………………… 37
BAB I
Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah iv
PENDAHULUAN
C. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian profesi guru?
2. Apa saja ciri-ciri profesi?
3. Apa saja alasan menjadi guru?
4. Bagaimana peranan guru sebagai pendidik?
5. Apa itu guru professional?
6. Bagaimana kiat menjadi guru profesional?
7. Apa saja tujuan pendidikan?
8. Bagaimana pengembangan profesi pendidik/guru?
9. Bagaimana Strategi pengembangan profesi pendidik/guru?
2. Manfaat
Dari Penulisan ini diharapkan dapat mendatangkan manfaat berupa
penambahan pengetahuan serta wawasan kepada pembaca tentang profesi
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profesi Guru
A.1. Pengertian
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk
menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. Profesi berasal dari
bahasa latin "Proffesio" yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan.
Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi: kegiatan "apa saja" dan
"siapa saja" untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keah-lian tertentu.
Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan
keahlian tertentu dan sekaligus dituntut dari padanya pelaksanaan norma-norma sosial
dengan baik.
Sedangkan menurut beberapa ahli, profesi guru dapat diartikan sebagai berikut :
1. Makagiansar, M. 1996
profesi guru adalah orang yang Memiliki latar belakang pendidikan keguruan
yang memadai, keahlian guru dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan
diperoleh setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu.
2. Nasanius, Y. 1998
Mengatakan bahwa profesi guru adalah kemampuan yang tidak dimiliki oleh
warga masyarakat pada umumnya yang tidak pernah mengikuti pendidikan
keguruan. Ada beberapa peran yang dapat dilakukan guru sebagai tenaga pendidik,
antara lain:
a) sebagai pekerja profesional dengan fungsi mengajar, membimbing dan melatih
b) pekerja kemanusiaan dengan fungsi dapat merealisasikan seluruh kemampuan
kemanusiaan yang dimiliki,
c) sebagai petugas kemashalakatkatan dengan fungsi mengajar dan mendidik
masyarakat untuk menjadi warga negara yang baik.
3. Galbreath, J. 1999
Profesi guru adalah orang yang Bekerja atas panggilan hati nurani. Dalam
melaksanakan tugas pengabdian pada masyarakat hendaknya didasari atas dorongan
Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah vii
atau panggilan hati nurani. Sehingga guru akan merasa senang dalam melaksanakan
tugas berat mencerdakan anak didik.
5. Sumargi
Profesi guru adalah profesi khusus luhur. Mereka yang memilih profesi ini
wajib menginsafi dan menyadari bahwa daya dorong dalam bekerja adalah
keinginan untuk mengabdi kepada sesama serta menjalankan dan menjunjung tinggi
kode etik yang telah diikrarkannya, bukan semata-mata segi materinya belaka
Menurut Dr. B. Kieser Jabatan guru dapat dikatakan sebuah profesi karena menjadi
seorang guru dituntut suatu keahlian tertentu (mengajar, mengelola kelas, merancang
pengajaran) dan dari pekerjaan ini seseorang dapat memiliki nafkah bagi kehidupan
selanjutnya.
B. Menjadi Guru
Guru adalah profesi yang terbuka, ini yang dikatakan UU Guru dan Dosen (UU
GD). Guru dikatakan sebagai profesi, secara eksplisit-yuridis baru pada 2005, ketika UU
GD disahkan. Karena profesi terbuka, maka apapun latar belakang pendidikan seseorang
dia bisa menjadi guru.
1) Potensi murid
Karena potensi ini merupakan sebuah hal yang menarik, karena setiap
tahun akan selalu muncul tantangan baru yang diikuti dengan potensi baru untuk
sukses. Mendidik lagi bibit-bibit baru dan tentu dengan inovasi dan improvisasi
baru dalam cara bimbingan agar dapat menciptakan generasi yang bermutu.
2) Kesuksesan murid
Kesuksesan murid akan membawa pada kelangsungan karier seorang guru.
Setiap murid yang tidak mengerti tentang satu hal lalu belajar untuk
mengetahuinya lewat bantuan guru , akan memberikan perasaan gembira seorang
guru . Dan ketika seorang murid yang telah diprediksikan tidak naik kelas bisa
Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah x
berhasil di tangan guru, maka ini bisa membuat stres yang biasanya datang
dalam pekerjaan hilang. Bayangkan perasaan yang dirasakan ketika ada seorang
murid yang berhasil karena kerja keras guru
3) Mengajar = belajar
Guru akan mempelajari sesuatu dengan lebih baik ketika mulai mengajar
tentang hal tersebut. Ketika berada di bangku kuliah, guru hanya mempelajari
segala sesuatu yang harus dipelajari dan ditanyakan ketika ujian. Tapi ketika
menjadi seorang guru, pertanyaan dari para murid akan membuat kita menggali
lebih dalam tentang suatu hal. Jadi ilmu antar si anak didik dengan guru juga
bisa saling sharing...menjadi suatu hal yang baik dalam menambah pengalaman
dari kedua pihak.
4) Daily humour
Memiliki selera humor yang baik, maka kita akan menemukan banyak hal
untuk tertawa setiap hari. Kadang-kadang silly jokes bisa membuat para murid
tertawa, ataujok es tersebut bisa berasal dari para murid. Terkadang para murid
bisa memberikan sebuah pernyataan yang sangat lucu tanpa mereka sadari.
Inilah yang akan membuat kita menikmatinya.
5) Awet muda
Berada di tengah orang-orang muda setiap hari akan membantu kita
mengingat tentang tren dan juga ide-ide terbaru dari 'daerah jajahan' kita Ini juga
membantu memecahkan segala hambatan. Bisa menambah semangat riang
gembira, mengurai dari rasa stress yang ada.
6) Pengusasa Kelas
Sekali seorang guru menutup pintu dan mulai mengajar, maka ia benar-
benar menjadi seseorang yang paling berhak untuk memutuskan segalanya.
Tidak banyak pekerjaan yang mengizinkan individu untuk bisa berkreatifitas di
banyak ruang dan juga berkuasa atas banyak hal seperti profesi ini. Bisa menjadi
sang moderator kelas dari anak-anak didiknya
8) Keamanan Bekerja
Untuk beberapa komunitas, profesi guru termasuk langka. Jadi bisa
dipastikan kita bisa selalu mendapatkan pekerjaan, walaupun harus menunggu
sampai tahun ajaran baru, dan terkadang mengharuskan kita untuk melakukan
perjalanan ke berbagai daerah. Persyaratan untuk menjadi guru di tiap daerah
mungkin berbeda- beda, tapi sekali kita membuktikan kesuksesan sebagai guru,
akan relatif mudah untuk bergerak menemukan pekerjaan baru. Jika masih
miskin pengalaman, menjadi guru privat bisa mengisi pengalaman yang kita
butuhkan.
9) Liburan
Ketika para murid libur panjang, kita juga mendapatkan kesempatan yang
sama. Kita bisa memanfaatkannya untuk berlibur bersama keluarga atau
melakukan pekerjaan paruh waktu yang lain.
2. Hak guru
a) Mendapatkan jaminan kesejahteraan lahir batin (kesejahteraan lahir, meliputi
gaji dan tunjangan lain yang memadai. Kesejahteraan batin, meliputi
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru
dalam menggeluti profesinya adalah meliputi fleksibilitas kognitif dan
keterbukaan psikologis. Fleksibilitas kognitif atau keluwesan ranah cipta
merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan
dan memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada umumnya
ditandai dengan adanya keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu, ia
memiliki resistensi atau daya tahan terhadap ketertutupan ranah cipta yang
prematur dalam pengamatan dan pengenalan. Dalam Undang-undang Guru dan
Dosen dikemukakan kompetensi kepribadian adalah “kemampuan kepribadian
yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan
peserta didik”.
Surya (2003:138) menyebut kompetensi kepribadian ini sebagai
kompetensi personal, yaitu kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan
agar dapat menjadi guru yang baik. Kompetensi personal ini mencakup
Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xvi
kemampuan pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diri, penerimaan diri,
pengarahan diri, dan perwujudan diri.
Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut
for Teacher Education, mengemukakan kompetensi pribadi meliputi
(1) Pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama,
(2) Pengetahuan tentang budaya dan tradisi,
(3) Pengetahuan tentang inti demokrasi,
(4) Pengetahuan tentang estetika,
(5) Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial,
(6) Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan,
(7) Setia terhadap harkat dan martabat manusia.
3. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan
dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan
mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum
tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru.
4. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua / wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya
dengan berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas
merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi. Menurut Undang-
undang Guru dan Dosen kompetensi sosial adalah “kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik,
sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar”. Surya
(2003:138) mengemukakan kompetensi sosial adalah kemampuan yang
diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain.
Untuk dapat melaksanakan peran sosial kemasyarakatan, guru harus
memiliki kompetensi
C. Guru Profesional
C.1. Pengertian
Profesional adalah suatu predikat yang disandang seseorang individu sebagai sebuah
konsekwensi dari apresiasi, interpretasi dan performansi tugas dan kewajiban yang harus
diembannya. Professional berasal dari kata profesi yang mempunyai
makna menunjuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut
keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan pada pekerjaan itu.. (guru sebagai profesi. Drs
Suparlan. Halm. 71). Sedangkan kata professional menunjuk pada dua hal yakni
orangnya dan penamp[ilan atau kinerja orang tersebut dalam
melaksanakan tugas atau pekerjaannya.
H.A.R.Tilaar menjelaskan pula bahwa seorang profesional menjalankan
pekerjaannya sesuai dengan tuntutan profesi atau dengan kata lain memiliki kemampuan
dan sikap sesuai dengan tuntutan profesinya. Seorang professional menjalankan
4. Peran Guru
Guru sebagai motivator yang mendorong siswa melakukan sesuatu.
Adakalanya cukup dengan penjelasan sekedarnya, namun ada pula yang memerlukan
contoh serta teladan agar mudah diikuti siswa.
Guru harus terus menerus berintuisi serta menggali berbagai macam informasi
untuk menemukan inovasi baru dengan cara mendapatkan sumber pembelajaran dari
mana saja. Observasi media informasi, serta melibatkan teknologi harus terus
dikembangkan.
Sebagai fasilitator, guru melayani, membimbing membina dengan piawai serta
menghantarkan siswa ke gerbong kesuksesan. Guru selayaknya dengan ringan hati
memfasilitasi siswa untuk menunjang proses pembelajaran.
Hendaknya ia memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik
terhadap perilaku tertentu. Berikan kemandirian untuk beraktivitas secara kreatif dan
inovatif. Temukan metodologi yang tepat sebagai sarana pembelajaran.
Terhadap guru sendiri dengan jelas juga dituliskan dalm salah satu butir dari
Kode Etik yang berbunyi: “Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya
yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.” Oleh sebab itu, guruharus
aktif mengusahakan suasan yang baik itu dengna berbagai cara, baik dengan
penggunaan metode mengajar yang sesuai, maupun dengan penyediaan alat belajar
yang cukup, serta pengaturan organisasi kelas yang mantap, ataupun pendektan
lainnya yang diperlukan.
Suasana yang harmonis di sekolah tidak akan terjadi bila personil yang
terlihat di dalamnya, yakni kepala sekolah, guru, staf administrasi dan siswa, tidak
menjalin hubungan yang baik di antara sesamanya. Penciptaan suasana kerja
menantang harus dilengkapi dengan terjalinnya hubungan yang baik dengan orang
tua dan masyarakat sekitarnya. Ini dimaksudkan untuk membina peran serta dan
rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan. Hanya sebagian kecil dari
Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxxii
waktu, di waktu justru digunakan peserta didik di luar sekolah, yakni di rumah dan
di masyarakat sekitar. Oleh sebab itu, amatlah beralasan bahwa orang tua dan
masyarakat bertanggung jawab terhadap pendidikan mereka. Agar pendidikan di
luar ini terjalin dengan baik dengan apa yang dilakukan oleh guru di sekolah
diperlukan kerja sama yang baik antara guru, orang tua, dan masyarakat sekitar.
Dalam menjalin kerjasama dengan orang tua dan masyarakat, sekolah dapat
mengambl prakarsa, misalnya dengan cara mengundang orang tua sewaktu
pengambilan rapor, mengadakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat
sekitar, mengikut sertakan persatuan orang tua siswa atau Komite Sekolah dalam
membantu meringankan permasalahan sekolah, terutama menanggulangi
kekurangan fasilitas ataupun dana penunjang kegiatan sekolah.
D. Pendidikan
D.1. Nilai - Nilai Pendidikan
1. Nilai estetika pendidikan
Bahasa menunjukkan cerminan pribadi seseorang. Karakter, watak, atau
pribadi seseorang dapat diidentifikasi dari perkataan yang ia ucapkan.
Penggunaan bahasa yang lemah lembut, sopan, santun, sistematis, teratur, jelas,
dan lugas mencerminkan pribadi penuturnya berbudi. Sebaliknya, melalui
penggunaan bahasa yang sarkasme, menghujat, memaki, memfitnah,
mendiskreditkan, memprovokasi, mengejek, atau melecehkan, akan mencitrakan
pribadi yang tak berbudi.
Bahasa memang memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,
sosial, dan emosional. Begitu pentingnya bahasa dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga perlu suatu kebijakan yang
berimplikasi pada pembinaan dan pembelajaran di lembaga pendidikan. Salah
satu bentuk pembinaan yang dianggap paling strategis adalah pembelajaran
bahasa Indonesia, bahasa Sunda, bahasa Jawa, dan bahasa lainnya di sekolah.
Dalam KTSP, bahasa Indonesia termasuk dalam kelompok mata pelajaran
estetika. Kelompok ini juga merupakan salah satu penyangga dari kelompok
agama dan akhlak mulia. Ruang lingkup akhlak mulia mencakup etika, budi
pekerti, atau moral.
Kelompok mata pelajaran estetika sendiri bertujuan untuk meningkatkan
sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan mengapresiasi keindahan dan
harmoni. Kemampuan itu mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam
2. Faktor si pendidik
Pendidik adalah pihak yang memberi bantuan kepada anak didik . dalam
hal ini pendidik memberi bantuan guna mengemabangkan potensi - potensi yang
ada dalm diri anak didik.para pendidik tentunya mempunyai cara - cara tersendiri
guna memberikan bantuan anak dan cara tersebut belum tentu sesuai dengan
anak, inilah yang menjadi penentu pada akhirnya dalam keberhasilan
pendidikan.
3. Faktor lingkungan
Lingkungan disini dapat berupa benda - benda, orang - orang , dan lain
sebagainya yang ada di sekitar anak didik. Suatu hal disekitar anak dapat
memberi pengaruh langsung terhadap pembentukan dan perkembangan anak.
Tujuan khusus
Adalah tujuan - tujuan pendidikan yang telah disesuaikan dengan keadaan
tertentu, dalam rangka untuk mencapai yujuan umum pendidikan.
Tujuan incidental
Adalah tujuan yang timbul secara kebetulan. Secara mendadak, misal
tujuan untuk mengadakan hiburan atau variasi dalam kehidupan sekolah.
Tujuan sementara
Adalah tujuan - tujuan yang ingin kita capai dalam fase – fase tertentu dari
pendidikan.
Tujuan perantara
Adalah merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan – tujuan lain.
Misal mempelajari bahasa guna mempelajari literatur – literatur asing.
Oleh karena itu, pendidik mesti terus berupaya untuk mengembangkan diri sendiri
agar dalam menjalankan peran dan tugasnya dapat memberikan kontribusi yang signifikan
dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi kepentingan pembangunan
bangsa yang maju dan bermoral sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
A. Kesimpulan
Banyak orang beranggapan bahwa menjadi guru adalah pekerjaan yang mudah karena
guru adalah profesi yang terbuka maka apapun latar belakang pendidikan seseorang dia
bisa menjadi guru, namun sesungguhnya menjadi seseorang yang berprofesi sebagai guru
memikul tanggung jawab yang besar karena seorang guru pun mempunyai tugas dan
kewajiban serta peranan dalam pendidikan.
Profesi pendidik merupakan profesi yang sangat penting dalam kehidupan suatu
bangsa, hal ini tidak lain karena posisi pendidikan yang sangat penting dalam konteks
kehidupan bangsa. Pendidik merupakan unsur dominan dalam suatu proses pendidikan,
sehingga kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh kualitas pendidik dalam
menjalankan peran dan tugasnya di masyarakat. Guru sebagai pendidik profesional
mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat
bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya.
Usaha peningkatan dan pengembangan mutu profesi dapat dilakukan secara
perseorangan oleh para anggotanya, ataupun juga dapat dilakukan secara bersama.
Mengembangkan profesi tenaga pendidik bukan sesuatu yang mudah, hal ini
disebabkan banyak faktor yang dapat mempengaruhinya, untuk itu pencermatan
lingkungan dimana pengembangan itu dilakukan menjadi penting, terutama bila faktor
tersebut dapat menghalangi upaya pengembangan tenaga pendidik.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Komp etensi, Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2006.
Anwar, HM. Idochi dan YH Amir (2001). Administrasi Pendidikan, Teori, Konsep, dan Isu,
Program Pascasarjana. UPI