Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH

PROFESI KEPENDIDIKAN

Oleh :

Dewi Nadzifah
NPM 2111001210028

Dosen :
Widodo, S.Pd., M.Pd.

Mata Kuliah :
Profesi Kependidikan

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BUDI UTOMO

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah i


MALANG 2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas ridho dan karunianya Saya
dapat menyelesaikan makalah Profesi Kependidikan ini dengan lancar.

Terima kasih yang tulus kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan makalah ini, semoga segala bantuan yang telah diberikan menjadi kebaikan
dan diridhoi oleh Allah SWT.

Kami menyadari sepenuhnya makalah ini masih memiliki kekurangan dan masih jauh
dari kesempurnaan baik dari sistematika penulisan maupun dari pemilihan kata-kata yang
digunakan. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritikan yang membangun demi
penyempurnaan makalah yang lain di masa yang akan datang.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatian dari
semua pihak kami mengucapkan terima kasih.

Malang, 27 Mei 2012

Penulis

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah ii


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………… i


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………...…………………………… 1
B. Batasan Masalah ………………………………………………………………… 2
C. Rumusan Masalah ……………………………………………………………….. 2
D. Tujuan dan manfaat …………………………..……………………………….… 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Profesi Guru ………………………………………………………………….…... 3
A.1. Pengertian .……………………..………………………..…………………. 3
A.2. Ciri - ciri Pekerjaan dapat disebut sebagai profesi ……………………..…… 5
A.3. Ciri - ciri profesi …………………………….………………………….…… 5
A.4. Prinsip etika profesi ……………………….………………………………… 6
A.5. Kode etik profesi ………………………………….…………………..…….. 6
A.6. Tujuan dan fungsi kode etik profesi ……………..………………………….. 7

B. Menjadi guru ……………………………………………..……………………….. 7


B.1. Alasan - alasan menjadi guru …………………………………..…….….…. 7
B.2. Hak dan kewajiban guru ……………………………………………………. 10
B.3. Peranan guru sebagai pendidik …………………………………….……….. 12
B.4. Standar kompetensi guru …………………………………………………… 13

C. Guru profesional ………………………………………………………………….. 20


C.1. Pengertian ……………………………………………………..……….…... 20
C.2. Ciri - ciri guru profesional ……………………………………………….... 21
C.3. Perlunya guru profesional ………………………………………………….. 22
C.4. Kompetensi professional guru …………………………………….……….. 23
C.5. Kiat menjadi guru profesional ……………………..…………………….… 24
C.6. Sikap profesional keguruan ……………………….……………………….. 26

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah iii


C.7. Strategi peningkatan profesionalisme guru ………………………………… 33

D. Pendidikan ………………………………………………………………………… 34
D.1. Nilai - nilai pendidikan ……………………………………………………… 34
D.2. Unsur - unsur pendidikan …………………………………………………… 36
D.3. Mendidik dan mengajar …………………………………………………….. 36
D.4. Batas - batas kemampuan pendidikan …………………………………….... 37
D.5. Macam - macam tujuan pendidikan………………………………………… 37

E. Pengembangan profesi pendidik/guru ………………………………………….…. 38


F. Strategi pengembangan profesi pendidik/guru …………………………………… 40

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN ………………………………………………………………..…. 42
B. SARAN ……………..……………………………………………………………. 42

DAFTAR PUSTAKA …………………………..…………………………………..……. 43

BAB I
Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah iv
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Profesi adalah suatu pekerjaan yang sedang digeluti oleh seseorang yang mencari
mata pencaharian. Seseorang pendidik atau guru dapat dikatakan sebagai profesi karena
menjadi seorang guru dituntut suatu keahlian tertentu (mengajar, mengelola kelas,
merancang pengajaran) dan dari pekerjaan ini seseorang dapat memiliki nafkah bagi
kehidupan selanjutnya.
Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses
kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat ditunjukkan melalui nilai yang
diberikan oleh seorang guru dari jumlah bidang studi yang telah dipelajari oleh peserta
didik. Setiap kegiatan pembelajaran tentunya selalu mengharapkan akan mengahasilkan
pembelajaran yang maksimal. Dalam proses pencapaiannya, prestasi belajar sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh
dalam keberhasilan pembelajaran adalah keberadaan guru. Mengingat keberadaan guru
dalam proses kegiatan belajar mengajar sangat berpengaruh, maka sudah semestinya
kualitas guru harus diperhatikan.
Guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar megajar
yang sangat berperan dalam usaha pembentukan sumberdaya manusia yang potensial
dibidang pembangunan. Guru sebagai salah satu unsure dibidang pembangunan. Guru
sebagai salah satu unsur dibidang pendidikan harus berperan akif dan menempatkan
kedudukan sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang
semakin berkembang, hal ini dapat diartikan bahwa pada setiap guru terletak tanggung
jawab untuk membawa para siswa kepada suatu kedewasaan atau taraf pematangan
tertentu dalam rangka ini guru tidak semata-semata sebagai salah pengajar yang hanya
menstransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik dan pembimbing yang
memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar.
Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat
apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau
teladan masyarakat sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap
dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak.
Baimana guru meningkatkan pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi
arahan dan dorongan kepada anak didiknya dan bagaimana cara guru berpaiakan dan
berbicara serta cara bergaul baik dengan siswa, teman-temannya serta anggota
masyarakat, sering menjadi perhatian masyarakat luas.
Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah v
B. Batasan Masalah
Penulisan makalah ini hanya terbatas pada profesi pendidikan.

C. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian profesi guru?
2. Apa saja ciri-ciri profesi?
3. Apa saja alasan menjadi guru?
4. Bagaimana peranan guru sebagai pendidik?
5. Apa itu guru professional?
6. Bagaimana kiat menjadi guru profesional?
7. Apa saja tujuan pendidikan?
8. Bagaimana pengembangan profesi pendidik/guru?
9. Bagaimana Strategi pengembangan profesi pendidik/guru?

D. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui mengapa
memilih profesi guru sebagai pendidik dan bagaimana kiat menjadi guru yang
professional.

2. Manfaat
Dari Penulisan ini diharapkan dapat mendatangkan manfaat berupa
penambahan pengetahuan serta wawasan kepada pembaca tentang profesi
pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Profesi Guru
A.1. Pengertian
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk
menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. Profesi berasal dari
bahasa latin "Proffesio" yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan.
Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi: kegiatan "apa saja" dan
"siapa saja" untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keah-lian tertentu.
Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan
keahlian tertentu dan sekaligus dituntut dari padanya pelaksanaan norma-norma sosial
dengan baik.

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah vi


Sedangkan guru menurut pepatah jawa adalah digugu lan ditiru yang berarti bahwa
guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi siswanya dan masih ada banyak
pepatah yang berhubungan dengan guru lainnya walaupun intinya sama. Saat ini sosok
guru sudah ikut "ter-reformasi". Guru dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang
selalu berkembang dan mengikuti kemajuan jaman. Sudah tidak waktunya lagi guru yang
kaku, memiliki pengetahuan terbatas, dan tidak mau terbuka dengan kemajuan teknologi
Secara pengertian tradisional guru adalah seorang yang berdiri di depan kelas untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan (guru professional dan implementasi kuurikulum.
Sedangkan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.( Undang-undang system pendidikan
Nasional No 20. Tahun 2003 tentang sisitem pendidikan nasional) Dengan menelaah dari
pengertian guru diatas dapat disimpulkan bahwa seorang guru bukan hanya sekedar
pemberi ilmu pengetahuan saja yang berada di depan kelas akan tetapi guru merupakan
tenaga professional yang dapat menjadikan murid-muridnya mampu merencanakan,
menganalisis dan menyimpulkan masalah yang dihadapi.

Sedangkan menurut beberapa ahli, profesi guru dapat diartikan sebagai berikut :
1. Makagiansar, M. 1996
profesi guru adalah orang yang Memiliki latar belakang pendidikan keguruan
yang memadai, keahlian guru dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan
diperoleh setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu.

2. Nasanius, Y. 1998
Mengatakan bahwa profesi guru adalah kemampuan yang tidak dimiliki oleh
warga masyarakat pada umumnya yang tidak pernah mengikuti pendidikan
keguruan. Ada beberapa peran yang dapat dilakukan guru sebagai tenaga pendidik,
antara lain:
a) sebagai pekerja profesional dengan fungsi mengajar, membimbing dan melatih
b) pekerja kemanusiaan dengan fungsi dapat merealisasikan seluruh kemampuan
kemanusiaan yang dimiliki,
c) sebagai petugas kemashalakatkatan dengan fungsi mengajar dan mendidik
masyarakat untuk menjadi warga negara yang baik.

3. Galbreath, J. 1999
Profesi guru adalah orang yang Bekerja atas panggilan hati nurani. Dalam
melaksanakan tugas pengabdian pada masyarakat hendaknya didasari atas dorongan
Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah vii
atau panggilan hati nurani. Sehingga guru akan merasa senang dalam melaksanakan
tugas berat mencerdakan anak didik.

4. Menurut Dra. Ani M.Hasan,M.Pd,


Profesi dalam pengertian yang lebih luas yaitu kegiatan untuk memperoleh
nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit
profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus
dituntut dari padanya pelaksanaan norma - norma sosial dengan baik.

5. Sumargi
Profesi guru adalah profesi khusus luhur. Mereka yang memilih profesi ini
wajib menginsafi dan menyadari bahwa daya dorong dalam bekerja adalah
keinginan untuk mengabdi kepada sesama serta menjalankan dan menjunjung tinggi
kode etik yang telah diikrarkannya, bukan semata-mata segi materinya belaka

Menurut Dr. B. Kieser Jabatan guru dapat dikatakan sebuah profesi karena menjadi
seorang guru dituntut suatu keahlian tertentu (mengajar, mengelola kelas, merancang
pengajaran) dan dari pekerjaan ini seseorang dapat memiliki nafkah bagi kehidupan
selanjutnya.

A.2. Ciri-Ciri Pekerjaan Dapat Disebut Sebagai Profesi


Setidaknya-tidaknya ada lima hal suatu pekerjaan dapat dibilang sebagai sebuah
profesi: (ibid hal 74)
1. Adanya pengakuan oleh masyarakat dan pemerintah mengenai bidang layanan
tertentu, dan hanya dapat dilakukan oleh mereka yang mempunyai keahlian
tertentu pula.
2. Bidang ilmu pengetahuan yang menjadi landasan teknik dan prosedur kerja
yang unik yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan bidang pekerjaan
lainnya.
3. Memerlukan proses persiapan yang sengaja dan sistematis sebelum orang
mengerjakan professional tersebut.
4. Memiliki mekanisme yang diperlukan untuk melakukan seleksi secara
efektif. Sehingga hanya merekalah yang benar – benar kompetitif
diperbolehkan melaksanakan bidang tersebut.
5. Memiliki organisasi profesi yang dapat melindungi anggotanya, serta berfungsi
untuk menyakinkan pihak nlain yang terkait bahwa para anggota profesi
tersebut dapat menyelenggarakan layanan keahlian yang terbaik.

A.3. Ciri-Ciri Profesi

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah viii


1) Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini
dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
2) Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi Hal ini biasanya setiap
pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi
3) Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat
4) Izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu
berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan
berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka
untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
5) Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi

A.4. Prinsip Etika Profesi


 Tanggung jawab
- Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya
- Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat
pada umumnya
 Keadilan Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa
yang menjadi haknya.
 Otonomi Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri
kebebasan dalam menjalankan profesinya.

A.5. Kode Etik Profesi


Kode yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau
benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu
berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga dapat berarti
kumpulan peraturan yang sistematis. Sedangkan kode etik yaitu norma atau azas yang
diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di
masyarakat maupun di tempat kerja.
Menurut UU NO. 8 (Pokok-Pokok Kepegawaian) Kode etik profesi adalah pedoman
sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-
hari. Kode etik profesi sebetulnya tidak merupakan hal yang baru. Sudah lama diusahakan
untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh kelompok
itu.
Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan
lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam
etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan merinci norma-norma ke
bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma tersebut sudah tersirat

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah ix


dalam etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan
yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik,
apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh
dilakukan oleh seorang professional.

A.6. Tujuan dan Fungsi Kode Etik Profesi


Berikut adalah tujuan dari kode etik profesi, yaitu :
1) Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
2) Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
3) Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
4) Untuk meningkatkan mutu profesi
5) Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
6) Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi
7) Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat
8) Menentukan baku standarnya sendiri
Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah :
1) Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan
2) Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan
3) Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan
etika dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dlam
berbagai bidang.

B. Menjadi Guru
Guru adalah profesi yang terbuka, ini yang dikatakan UU Guru dan Dosen (UU
GD). Guru dikatakan sebagai profesi, secara eksplisit-yuridis baru pada 2005, ketika UU
GD disahkan. Karena profesi terbuka, maka apapun latar belakang pendidikan seseorang
dia bisa menjadi guru.

B.1. Alasan - alasan Menjadi Guru


Banyak alasan mengapa seseorang ingin menjadi seorang guru, di antarnya yaitu :

1) Potensi murid
Karena potensi ini merupakan sebuah hal yang menarik, karena setiap
tahun akan selalu muncul tantangan baru yang diikuti dengan potensi baru untuk
sukses. Mendidik lagi bibit-bibit baru dan tentu dengan inovasi dan improvisasi
baru dalam cara bimbingan agar dapat menciptakan generasi yang bermutu.

2) Kesuksesan murid
Kesuksesan murid akan membawa pada kelangsungan karier seorang guru.
Setiap murid yang tidak mengerti tentang satu hal lalu belajar untuk
mengetahuinya lewat bantuan guru , akan memberikan perasaan gembira seorang
guru . Dan ketika seorang murid yang telah diprediksikan tidak naik kelas bisa
Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah x
berhasil di tangan guru, maka ini bisa membuat stres yang biasanya datang
dalam pekerjaan hilang. Bayangkan perasaan yang dirasakan ketika ada seorang
murid yang berhasil karena kerja keras guru

3) Mengajar = belajar
Guru akan mempelajari sesuatu dengan lebih baik ketika mulai mengajar
tentang hal tersebut. Ketika berada di bangku kuliah, guru hanya mempelajari
segala sesuatu yang harus dipelajari dan ditanyakan ketika ujian. Tapi ketika
menjadi seorang guru, pertanyaan dari para murid akan membuat kita menggali
lebih dalam tentang suatu hal. Jadi ilmu antar si anak didik dengan guru juga
bisa saling sharing...menjadi suatu hal yang baik dalam menambah pengalaman
dari kedua pihak.

4) Daily humour
Memiliki selera humor yang baik, maka kita akan menemukan banyak hal
untuk tertawa setiap hari. Kadang-kadang silly jokes bisa membuat para murid
tertawa, ataujok es tersebut bisa berasal dari para murid. Terkadang para murid
bisa memberikan sebuah pernyataan yang sangat lucu tanpa mereka sadari.
Inilah yang akan membuat kita menikmatinya.

5) Awet muda
Berada di tengah orang-orang muda setiap hari akan membantu kita
mengingat tentang tren dan juga ide-ide terbaru dari 'daerah jajahan' kita Ini juga
membantu memecahkan segala hambatan. Bisa menambah semangat riang
gembira, mengurai dari rasa stress yang ada.

6) Pengusasa Kelas
Sekali seorang guru menutup pintu dan mulai mengajar, maka ia benar-
benar menjadi seseorang yang paling berhak untuk memutuskan segalanya.
Tidak banyak pekerjaan yang mengizinkan individu untuk bisa berkreatifitas di
banyak ruang dan juga berkuasa atas banyak hal seperti profesi ini. Bisa menjadi
sang moderator kelas dari anak-anak didiknya

7) Sangat kondusif untuk keluarga


Jika telah memiliki anak, bekerja sebagai seorang guru memberikan
kesempatan pada kita untuk memiliki hari libur yang bisa dihabiskan bersama-
anak-anak. Seburuk-buruknya, jika kita harus membawa PR ke rumah, tetap saja

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xi


kita bisa sampai di rumah sama seperti anak-anak kita. Bahkan jika kita
memanfaatkan waktu luang untuk memberikan les tambahan pada para murid,
kita tetap bisa mengatur waktu sesuka hati. Jadi bekerja sebagai guru sangat
fleksibel bagi kita yang sudah berkeluarga.

8) Keamanan Bekerja
Untuk beberapa komunitas, profesi guru termasuk langka. Jadi bisa
dipastikan kita bisa selalu mendapatkan pekerjaan, walaupun harus menunggu
sampai tahun ajaran baru, dan terkadang mengharuskan kita untuk melakukan
perjalanan ke berbagai daerah. Persyaratan untuk menjadi guru di tiap daerah
mungkin berbeda- beda, tapi sekali kita membuktikan kesuksesan sebagai guru,
akan relatif mudah untuk bergerak menemukan pekerjaan baru. Jika masih
miskin pengalaman, menjadi guru privat bisa mengisi pengalaman yang kita
butuhkan.

9) Liburan
Ketika para murid libur panjang, kita juga mendapatkan kesempatan yang
sama. Kita bisa memanfaatkannya untuk berlibur bersama keluarga atau
melakukan pekerjaan paruh waktu yang lain.

10) Guru itu Model


Bisa dikatakan menjadi guru itu adalah sang model bagi anak-anak
didiknya, dari segi penampilan, sopan santun, kharismatik dan apa yang ada
didalam dirinya. Guru mencerminkan sifatnya kepada murid-murid.

11) Menjauhkan diri dari sifat yang negative


Guru yang baik dan berkualitas seyogyanya kan mencontohkan sifat yang
baik toh, hal ini juga bisa menjadikan kita agar menjauhi dari sifat yang negatif.
misalkan pergi ke diskotik, mabuk-mabukan, dll. Setidaknya dapat mereduksi
hal-hal yang tidak baik.

12) Amal kebaikan yang tak akan pernah putus


Ketika menjadi guru, guru menyampaikan materi demi materi. Di tiap
suatu hal yang diajarkan kepada anak didik, itu merupakan hal kebaikan yang
mulia. Mendidik kebaikan, memupuk sikap, moral, budi luhur disamping juga
mengajarkan pengetahuan dari yang tidak mengerti menjadi mengerti.
melihat si anak didik menjadi sukses atas bimbingannya, sungguh luar biasa

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xii


Dan amal kebaikannya pun tidak akan pernah putus walaupun sampai akhir
hayat.
Walaupun si guru itu telah meninggal skalipun, ilmu yang diberikan kepada
anak didiknya masih bermanfaat, dan bahkan berkembang luas. Itulah guru yang
mulia pekerjaannya.

B.2. Kewajiban dan hak guru


Menurut Trianto dan Titik, kewajiban seorang guru merujuk segala apa yang harus
dilakukan oleh guru, termasuk tugas pengetahuan dan kemampuan professional, personal
dan sosial. Sedangkan hak merujuk pada apa yang seharusnya didapatkan dari yang telah
dilakukan (kewajiban), sehingga antara hak dan kewajiban harus sinergis, seimbang dan
konstruktif.
1. Kewajiban guru
a) Mengajar dan mendidik
Beberapa pandangan ahli mengakui bahwa manusia perlu dididik
karena mempunyai potensi untuk berkembang yang dibawa sejak lahir. Kalau
potensi tersebut tidak dibina dan diarahkan (tidak dididik), maka ia akan
berkembang salah kearah yang negatif.

b) Guru sebagai pengajar


Sebagai pengajar, guru berkewajiban membantu peserta didik yang
sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya,
membentuk kompetensi dan memahami materi standar yang dipelajari. Ini
berarti bahwa sebagai pengajar, guru hanya dituntut untuk memberikan
pelajaran kepada peserta didik supaya mereka cerdas dan dapat memahami
pelajaran yang diberikan. Artinya, sebagai tugas pengajar, yang diutamakan
adalah membina kecerdasan intelektual peserta didik.

c) Guru sebagai pendidik


Guru sebagai pendidik dapat diartikan bahwa selain mengajar, ia juga
mendidik anak menjadi berbudi pekerti luhur. Artinya, selain membina
kecerdasan intektual anak, ia juga membina kecerdasan emosional,
kecerdasan spiritual dan kecerdasan sosial peserta didik. Oleh karena itu,
seorang guru harus melaksanakan tugasnya secara professional dan mesti
memiliki kompetensi-kompetensi sebagai seorang guru.

2. Hak guru
a) Mendapatkan jaminan kesejahteraan lahir batin (kesejahteraan lahir, meliputi
gaji dan tunjangan lain yang memadai. Kesejahteraan batin, meliputi

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xiii


penghargaan pemerintah, orang tua anak didik, masyarakat dan anak didik
sendiri).
b) Mendapat perlindungan kepastian hokum.
c) Menggunakan fasilitas pembelajaran yang memadai.
d) Mendapatkan iklim kerja yang kondusif (ruangan istirahat, ruangan kelas
yang sejuk dan representatif).
e) Mendapat kepastian dan jaminan jenjang karir.
f) Dapat menyalurkan aspirasi secara bebas, tetapi bertanggung jawab melalui
lembaga resmi atau organisasi profesi keguruan.

B.3. Peranan Guru Sebagai Pendidik


Sebagai seorang guru tentunya mempunyai peranan-peranan di dalam dunia
pendidikan, terutama dalam mendidik sebagai tugas utamanya. Berikut adalah beberapa
peranan guru sebagai pendidik :
1) Guru Sebagai Korektor
Guru harus dapat membedakan nilai yang baik dan man nilai yang
buruk.Semua nilai yang baik harus guru pertahankan dan nilai yang buruk harus
disingkirkan dari watak dan jiwa anak didik.
2) Guru Sebagai Inspirator
Guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan anak didik.
Guru harus dapat memberi petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik
3) Guru Sebagai Informator
Guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu penetahuan dan
teknologi, selain bahan pelajarn untuk setiap mata pelajaran yang telah
diprogramkan dalam kurikulum.
4) Guru Sebagai Organisator
Guru memiliki kegiatan pengelolaan akademik, menyusun tata tertib sekolah,
menyusun kalender akademik, dan sebagainya.
5) Guru Sebagai Motivator
Guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif
belajar. Peran ini sangat penting dalam interaksi edukatif.
6) Guru Sebagai Inisiator
Guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan
pengajaran. Bukan mengikuti terus tanpa mencetuskan ide-ide inovasi.

7) Guru Sebagai Fasilitator


Guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan
kemudahan kegitan belajar anak didik, menciptakan lingkungan belajar yang
menyenangkan.
8) Guru Sebagai Pembimbing

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xiv


Guru membimbing anak menjadi manusia dewasa susila yang cakap dan
mandiri.
9) Guru Sebagai Demonstrator
Mempergakan apa yang diajarkan secara diktatis, sehingga apa yang guru
inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik, tujuan pengajaran tercapai
dengan efektif dan efisien.
10) Guru Sebagai Pengelola Kelas
Agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk
senantiasa belajar di dalamnya.
11) Guru Sebagai Mediator
Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang media
pendidikan baik jenis dan bentuknya, baik media material maupun nonmaterial.
12) Guru Sebagai Supervisor
Guru dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap
proses pengajaran.
13) Guru Sebagai Evaluator
Guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan
memberikan penilaian yang menyngkut intrinsik maupun ekstrinsik. Guru tidak
hanya menilai produk, tetapi juga menilai proses.

B.4. Standar Kompetensi Guru


Seorang pendidik setidaknya memiliki empat kompetensi yaitu:
1. Kompetensi Pedagogik
Pedagogik berasal dari bahasa Yunani paedos yang artinya anak laki-
laki, dan agogos yang artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara
harfiah membantu anak laki-laki zaman Yunani Kuno yang pekerjaannya
mengantarkan anak majikannya pergi ke sekolah (Uyoh Sadullah).
Menurut Prof Dr. J. Hoogeveld (Belanda), pedagogik ialah ilmu yang
mempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya
kelak ia akan mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya.
Langeveld (1980) membedakan istilah pedagogik dengan istilah
pedagogi. Pedagogik diartikannya sebagai ilmu pendidikan yang lebih
menekankan pada pemikiran dan perenungan tentang pendidikan. Sedangkan
pedagogi artinya pendidikan yang lebih menekankan kepada praktek yang
menyangkut kegiatan mendidik, membimbing anak.
Pedagogik adalah ilmu tentang pendidikan anak yang ruang lingkupnya
terbatas pada interaksi edukatif antara pendidik dengan siswa. Sedangkan
kompetensi pedagogik adalah sejumlah kemampuan guru yang berkaitan

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xv


dengan ilmu dan seni mengajar siswa (Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus :
2009)
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pedagogik yaitu suatu
ilmu tentang mendidik anak untuk mencapai suatu tujuan pendidikan yaitu
kedewasaan melalui interaksi antara pendidik dengan siswa.
Kompetensi pedagogik (Samani, Mukhlas : 2008) ialah kemampuan
dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang meliputi :
a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan,
b. Pemahaman terhadap peserta didik,
c. Pengembangan kurikulum,
d. Perancangan pembelajaran,
e. Pemanfaatan teknologi pembelajaran,
f. Evaluasi proses dan hasil belajar,
g. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.

2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru
dalam menggeluti profesinya adalah meliputi fleksibilitas kognitif dan
keterbukaan psikologis. Fleksibilitas kognitif atau keluwesan ranah cipta
merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan
dan memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada umumnya
ditandai dengan adanya keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu, ia
memiliki resistensi atau daya tahan terhadap ketertutupan ranah cipta yang
prematur dalam pengamatan dan pengenalan. Dalam Undang-undang Guru dan
Dosen dikemukakan kompetensi kepribadian adalah “kemampuan kepribadian
yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan
peserta didik”.
Surya (2003:138) menyebut kompetensi kepribadian ini sebagai
kompetensi personal, yaitu kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan
agar dapat menjadi guru yang baik. Kompetensi personal ini mencakup
Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xvi
kemampuan pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diri, penerimaan diri,
pengarahan diri, dan perwujudan diri.
Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut
for Teacher Education, mengemukakan kompetensi pribadi meliputi
(1) Pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama,
(2) Pengetahuan tentang budaya dan tradisi,
(3) Pengetahuan tentang inti demokrasi,
(4) Pengetahuan tentang estetika,
(5) Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial,
(6) Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan,
(7) Setia terhadap harkat dan martabat manusia.

Sedangkan kompetensi guru secara lebih khusus lagi adalah bersikap


empati, terbuka, berwibawa, bertanggung jawab dan mampu menilai diri
pribadi. Johnson sebagaimana dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan
kemampuan personal guru, mencakup :
 Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru,
dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya,
 Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut
oleh seorang guru,
 Kepribadian, nilai, sikap hidup ditampilkan dalam upaya untuk menjadikan
dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya.

Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi personal


mengharuskan guru memiliki kepribadian yang mantap sehingga menjadi
sumber inspirasi bagi subyek didik dan patut diteladani oleh siswa.

3. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan
dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan
mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum
tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru.

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xvii


Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
kompetensi profesional adalah “kemampuan penguasaan materi pelajaran
secara luas dan mendalam”. Surya (2003:138) mengemukakan kompetensi
profesional adalah berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat
mewujudkan dirinya sebagai guru profesional. Kompetensi profesional
meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan
yang harus diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan
tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya.
Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut
for Teacher Education, mengemukakan kompetensi profesional guru
mencakup kemampuan dalam hal
(1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan baik filosofis,
psikologis, dan sebagainya,
(2) Mengerti dan menerapkan teori belajar sesuai dengan tingkat
perkembangan perilaku peserta didik,
(3) Mampu menangani mata pelajaran atau bidang studi yang ditugaskan
kepadanya,
(4) Mengerti dan dapat menerapkan metode mengajar yang sesuai,
(5) Mampu menggunakan berbagai alat pelajaran dan media serta fasilitas
belajar
(6) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pengajaran,
(7) Mampu melaksanakan evaluasi belajar dan
(8) Mampu menumbuhkan motivasi peserta didik.

Johnson sebagaimana dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan


kemampuan profesional mencakup
(1) Penguasaan pelajaran yang terkini atas penguasaan bahan yang harus
diajarkan, dan konsep-konsep dasar keilmuan bahan yang diajarkan
tersebut,
(2) Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan
keguruan,
(3) Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran
siswa.

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xviii


Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi profesional
mengharuskan guru memiliki pengetahuan yang luas dan dalam tentang
subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta penguasaan
metodologi yaitu menguasai konsep teoretik, maupun memilih metode yang
tepat dan mampu menggunakannya dalam proses belajar mengajar.

Depdiknas (2004:9) mengemukakan kompetensi profesional meliputi


(1) Pengembangan profesi, pemahaman wawasan, dan penguasaan bahan
kajian akademik. Pengembangan profesi meliputi
 Mengikuti informasi perkembangan iptek yang mendukung profesi
melalui berbagai kegiatan ilmiah,
 Mengalihbahasakan buku pelajaran/karya ilmiah,
 Mengembangkan berbagai model pembelajaran,
 Menulis makalah
 Menulis/menyusun diktat pelajaran,
 Menulis buku pelajaran,
 Menulis modul,
 Menulis karya ilmiah,
 Melakukan penelitian ilmiah (action research),
 Menemukan teknologi tepat guna,
 Membuat alat peraga/media,
 Menciptakan karya seni,
 Mengikuti pelatihan terakreditasi,
 Mengikuti pendidikan kualifikasi, dan
 Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum
.
(2) Pemahaman wawasan meliputi
 Memahami visi dan misi,
 Memahami hubungan pendidikan dengan pengajaran,
 Memahami konsep pendidikan dasar dan menengah,
 Memahami fungsi sekolah,

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xix


 Mengidentifikasi permasalahan umum pendidikan dalam hal proses
dan hasil belajar,
 Membangun sistem yang menunjukkan keterkaitan pendidikan dan
luar sekolah.

(3) Penguasaan bahan kajian akademik meliputi


 Memahami struktur pengetahuan,
 Menguasai substansi materi,
 Menguasai substansi kekuasaan sesuai dengan jenis pelayanan yang
dibutuhkan siswa.

Berdasarkan uraian di atas, kompetensi profesional guru tercermin dari


indikator :
(1) kemampuan penguasaan materi pelajaran,
(2) kemampuan penelitian dan penyusunan karya ilmiah,
(3) kemampuan pengembangan profesi, dan
(4) pemahaman terhadap wawasan dan landasan pendidikan.

4. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua / wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya
dengan berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas
merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi. Menurut Undang-
undang Guru dan Dosen kompetensi sosial adalah “kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik,
sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar”. Surya
(2003:138) mengemukakan kompetensi sosial adalah kemampuan yang
diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain.
Untuk dapat melaksanakan peran sosial kemasyarakatan, guru harus
memiliki kompetensi

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xx


(1) Aspek normatif kependidikan, yaitu untuk menjadi guru yang baik tidak
cukup digantungkan kepada bakat, kecerdasan, dan kecakapan saja, tetapi
juga harus beritikad baik sehingga hal ini bertautan dengan norma yang
dijadikan landasan dalam melaksanakan tugasnya,
(2) Pertimbangan sebelum memilih jabatan guru, dan
(3) Mempunyai program yang menjurus untuk meningkatkan kemajuan
masyarakat dan kemajuan pendidikan.
Johnson sebagaimana dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan
kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada
tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya
sebagai guru.
Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi sosial mengharuskan
guru memiliki kemampuan komunikasi sosial baik dengan peserta didik,
sesama guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha, bahkan dengan anggota
masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, kompetensi sosial guru tercermin
melalui indikator
(1) Interaksi guru dengan siswa,
(2) Interaksi guru dengan kepala sekolah,
(3) Interaksi guru dengan rekan kerja,
(4) Interaksi guru dengan orang tua siswa, dan
(5) Interaksi guru dengan masyarakat.

C. Guru Profesional
C.1. Pengertian
Profesional adalah suatu predikat yang disandang seseorang individu sebagai sebuah
konsekwensi dari apresiasi, interpretasi dan performansi tugas dan kewajiban yang harus
diembannya. Professional berasal dari kata profesi yang mempunyai
makna menunjuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut
keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan pada pekerjaan itu.. (guru sebagai profesi. Drs
Suparlan. Halm. 71). Sedangkan kata professional menunjuk pada dua hal yakni
orangnya dan penamp[ilan atau kinerja orang tersebut dalam
melaksanakan tugas atau pekerjaannya.
H.A.R.Tilaar menjelaskan pula bahwa seorang profesional menjalankan
pekerjaannya sesuai dengan tuntutan profesi atau dengan kata lain memiliki kemampuan
dan sikap sesuai dengan tuntutan profesinya. Seorang professional menjalankan

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxi


kegiatannya berdasarkan profesionalisme, dan bukan secara amatiran. Profesionalisme
bertentangan dengan amatirisme. Seorang professional akan terus-menerus meningkatkan
mutu karyanya secara sadar, melalui pendidikan dan pelatihan.
Guru profesional adalah guru yang mengenal tentang dirinya. Yaitu bahwa dirinya
adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik untuk/dalam belajar.
Guru dituntut untuk mencari tahu terus-menerus bagaimana seharusnya peserta didik itu
belajar. Maka apabila ada kegagalan peserta didik, guru terpanggil untuk menemukan
penyebab kegagalan dan mencari jalan keluar bersama dengan peserta didik; bukan
mendiamkannya atau malahan menyalahkannya.
Adapun mengenai pengertian profesionalisme itu sendiri adalah, suatu pandangan
bahwa suatu keahlian tertentu diperlukan dalam pekerjaan tertentu yang mana keahlian
itu hanya diperoleh melalui pendidikan khusus atau latihan khusus. Profesionalisme guru
merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam
bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang
menjadi mata pencaharian. Sementara itu, guru yang profesional bisa dsebut juga
sebagai guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas
pendidikan dan pengajaran. Dengan kata lain, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian
guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam
bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan
kemampuan maksimal.

C.2. Ciri-ciri Guru Profesional


1. Selalu punya energi untuk siswanya
Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan
atau diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuam
mendengar dengan seksama.

2. Punya tujuan jelas untuk Pelajaran


Seorang guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap
pelajaran dan bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.

3. Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif


Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif
sehingga bisa mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas.

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxii


4. Punya keterampilan manajemen kelas yang baik
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik
dan dapat memastikan perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja
sama secara efektif, membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh
komponen didalam kelas.

5. Bisa berkomunikasi dengan Baik Orang Tua


Seorang guru yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan
membuat mereka selalu update informasi tentang apa yang sedang terjadi di
dalam kelas dalam hal kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat
diri mereka selalu bersedia memenuhi panggilan telepon, rapat, email dan
sekarang, twitter.

6. Punya harapan yang tinggi pada siswa nya


Seorang guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan
mendorong semua siswa dikelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan
potensi terbaik mereka.

7. Pengetahuan tentang Kurikulum


Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang
kurikulum sekolah dan standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga
memastikan pengajaran mereka memenuhi standar-standar itu.

8. Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan


Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang
guru yang baik memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk
subyek yang mereka ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan
menyimpan bahan menarik bagi para siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang
studi lain demi pembelajaran yang kolaboratif.

9. Selalu memberikan yang terbaik untuk Anak-anak dan proses Pengajaran


Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak.
Mereka gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan mereka dan
Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxiii
memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan
siswanya, sekarang dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa.

10. Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa


Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling
hormat menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat
dipercaya

C.3. Perlunya Guru Profesional


Dalam pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan
pemimpin yang dapat menciptakan iklim belajar yang menarik, memberi rasa aman,
nyaman dan kondusif dalam kelas. Keberadaannya di tengah-tengah siswa dapat
mencairkan suasana kebekuan, kekakuan dan kejenuhan belajar yang terasa berat
diterima oleh para siswa. Kondisi seperti itu tentunya memerlukan keterampilan dari
seorang guru dan tidak semua mampu melakukannya. Guru yang profesional merupakan
faktor penentu proses pendidikan yang bermutu.

C.4. Kompetensi Profesional Guru


Kemampuan dan keahlian atau sering disebut dengan kompetensi profesional guru
sebagaimana dikemukakan oleh Piet A. Sahartian dan Ida Aleida adalah sebagai berikut:
“Kompetensi profesional guru yaitu kemampuan penguasaan akademik (mata pelajaran
yang diajarkan) dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya sekaligus sehingga guru itu
memiliki wibawa akademis”
Kompetensi profesional yang dimaksud adalah kemampuan guru untuk menguasai
masalah akademik yang sangat berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar-mengajar,
sehingga kompetensi ini mutlak dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya sebagai
pendidik dan pengajar. Para pakar dan ahli pendidikan mengemukakan bahwa kompetensi
guru merupakan salah satu syarat yang pokok dalam pelaksanaan tugas guru dalam
jenjang apapun.
Adapun kompetensi profesional yang dikembangkan oleh proyek pembina
pendidikan guru adalah sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Nana Sujdana sebagai
berikut:
1. Menguasai bahan
2. Mengelola program belajar mengajar.
3. Mengelola kelas.
4. Mengunakan media atau sumber belajar.

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxiv


5. Menguasai landasan pendidikan.
6. Mengelola interaksi belajar-mengajar.
7. Menilai prestasi belajar-mengajar.
8. Mengenal fungsi bimbingan dan penyuluhan.
9. Mengenal dan meyelenggarakan admistrasi sekolah.
10. Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran

C.5. Kiat Menjadi Guru Profesional


Untuk menjadi guru professional, tentunya ada cara atau kiat-kiat yang bisa
dilakukan di antaranya yaitu :
1. Merancang strategi pembelajaran terbaik
Hasan Basri (Abdul Rahman,1998) menyatakan bahwa: “Orang yang bekerja
tanpa pengetahuan dan rencana, sama seperti orang yang berjalan meraba-raba di jalan
raya yang terbentang. ”Orang yang bekerja tanpa tujuan, lebih banyak merusak
daripada membangun.” Program pembelajaran sangat penting dipersiapkan serta
diaplikasikan sesuai kondisi di lapangan. Agar pola mengajar dapat terarah, maka
perlu mencatat peristiwa harian, misalnya: tugas, ulangan, laporan, dst. Sebuah
tindakan akan menghasilkan produk yang berkualitas jika dipersiapkan secara
optimal. Agar menjadi siswa terdidik dan unggul, maka perlu dibiasakan untuk
merencanakan segala pekerjaan yang akan dilakukan.

2. Jernihkan visi dan peran sebagai guru


Guru sebagai pelaku perubahan dan pendidik karakter dan mempraktikkan
pembelajaran kolaboratif, menumbuhkan kejujuran akademis, mengembangkan
sekolah sebagai komunitas belajar profesional, membangkitkan kultur kemandirian
yang bertanggung jawab. Jadi, mengedepankan perubahan paradigma sebagai guru
profesional.
Pada tataran teknis guru berperan sebagai pengajar dengan tugas utama
mengajar, mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai peserta didik pada
satuan pendidikan tertentu. Apa saja yang dipertontonkan guru kepada para siswanya
adalah termasuk proses pendidikan. Mereka akan merekam sedemikian rupa segala
peristiwa yang ada di sekelilingnya.

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxv


3. Hakikat anak didik
Hakikat anak didik menurut al-Ghazali merupakan anak yang sedang berada
dalam proses perkembangan dan pertumbuhan sesuai fitrahnya masing-masing.
Mereka memerlukan bimbingan serta pengarahan dari pendidik secara konsisten
menuju titik yang optimal berdasarkan potensi fitrahnya. Karena kemampuan anak
didik sangat ditentukan oleh usia dan perkembangannya.
Dengan proses sedemikian rupa, sesuatu yang sederhana menjadi luar biasa,
Barang yang kelihatan murah akan menjadi sangat tinggi nilainya jika isi dan
kemasannya hebat.
Dengan mengkaji kelemahan dan kekuatan dalam menjalankan proses
pembelajaran guru berhadapan dengan subyek didik yang unik, beraneka ragam
intelegensinya, kekuatan daya pikir dan nalarnya serta kecenderungannya.
Multikarakter subyek didik, akan menjadikan bahan bagi guru untuk ‘menanaknya’
sedemikian rupa. Mereka sedang mengalami proses perkembangan. Oleh karena itu,
mereka membutuhkan bimbingan, arahan, teladan secara konsisten ke arah titik yang
optimal sesuai fitrahnya.

4. Peran Guru
Guru sebagai motivator yang mendorong siswa melakukan sesuatu.
Adakalanya cukup dengan penjelasan sekedarnya, namun ada pula yang memerlukan
contoh serta teladan agar mudah diikuti siswa.
Guru harus terus menerus berintuisi serta menggali berbagai macam informasi
untuk menemukan inovasi baru dengan cara mendapatkan sumber pembelajaran dari
mana saja. Observasi media informasi, serta melibatkan teknologi harus terus
dikembangkan.
Sebagai fasilitator, guru melayani, membimbing membina dengan piawai serta
menghantarkan siswa ke gerbong kesuksesan. Guru selayaknya dengan ringan hati
memfasilitasi siswa untuk menunjang proses pembelajaran.
Hendaknya ia memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik
terhadap perilaku tertentu. Berikan kemandirian untuk beraktivitas secara kreatif dan
inovatif. Temukan metodologi yang tepat sebagai sarana pembelajaran.

5. Menentukan metode pembelajaran

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxvi


Untuk menentukan metode pembelajaran hendaknya guru berangkat dari
masalah yang dihadapi, baik dari perspektif guru maupun subyek didik. Bagi guru
misalnya, rendahnya disiplin siswa, minat belajar tidak maksimal, interaksi belajar
yang tidak efektif, cara mengajar yang membosankan, partisipasi belajar rendah, atau
intensitas bertanya minim. Dari siswa dapat dilihat dari partisipasi belajar menurun,
meremehkan guru, atau motivasi belajar yang bergelombang/tidak konsisten.
Apapun kondisinya, guru hendaknya mengedepankan pemahaman, bahwa
metode belajar siswa sekurangnya ada tiga macam jenis. Auditoris, visual, dan terakhir
mekanis/kinetis. Maksudnya yaitu agar anak lebih mudah memahami dengan uraian
yang langsung ia dengar dan mereka juga lebih mudah menyerap materi pelajaran jika
disampaikan dengan peragaan langsung/gambar atau imitasi dari tampilan objek yang
sebenarnya. Selanjutnya, penjelasan dengan gerak atau ekspresi yang terhayati
(gerakan sholat, seni suara, kungfu). Desain belajar bisa di mana saja asal
lingkungannya mendukung ke arah KBM.

6. Menyelenggarakan program bimbingan bagi siswa yang belum tuntas


Realita membuktikan bahwa ada sebagian siswa yang lamban dalam
mengapresiasi bidang studi yang sedang dipelajari. Oleh karena itu, guru perlu
mengadakan pendekatan. Terdapat faktor intrinsik yang harus digali, selanjutnya
solusi akan terkuak. Hendaknya guru pintar menyederhanakan persoalan yang rumit,
sehingga mudah dimengerti oleh peserta didik.

7. Memperhatikan adab pendidik


Berikut ini adalah adab bagi pendidik yang ideal :
a. Memperlakukan murid bagaikan anaknya sendiri.
b. Tidak merendahkan ilmu lain yang bukan bidangnya.
c. Mengamalkan ilmu. Jangan sampai perkataannya sendiri diingkari oleh
perbuatannya.

C.6. Sikap Profesional Keguruan


Walaupun segala perilaku guru selalu diperhatikan masyarakat, tetapi yang akan
dibicarakan adalah perilaku guru yang berhubungan dengan profesinya. Hal ini
berhubungan dengan bagaimana pola tingkah laku guru dalam memahami, menghayati,
serta mengamalkan sikap kemampuan dan sikap profesionalnya. Pola tingkah laku guru

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxvii


yang berhubungan dengan itu akan dibicarakan sesuai dengan sasarannya, yakni sikap
profesional keguruan terhadap:
1. Sikap Terhadap Peraturan Perundang-undangan
Dalam rangka pembangunan di bidang pendidikan di Indonesia, Departemen
Pendidikan Nasional mengeluarkan ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan
yang meruapakankebijaksanaan yang akan dilaksanakan oleh aparatnya, yang
meliputi antara lain: pembangunan gedung-gedung pendidikan, pemerataan
kesempatan belajar antara lain dengan melalui kewajiban belajar, peningkatan
mutu pendidikan, pembinaan generasi muda dengan menggiatkan kegiatan karang
taruna, dan lain-lain. Kebijaksanaan pemerintah tersebut biasanya akan dituangkan
ke dalam bentuk ketentuan-ketentuan pemerintah. Dari ketentuan-ketentuan
pemerintah ini selanjutnya dijabarkan ke dalam program - program umum
pendidikan.
Guru merupakan unsur aparatur negara dan abdi negara. Karena itu, guru
mutlak perlu mengetahui kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan, sehingga dapat melaksanakan ketentuan-ketentuan yang merupakan
kebijaksanaan tersebut. Kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan ialah
segala peraturan-peraturan pelaksanaan baik yang dikeluarkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional, di pusat maupun di Daerah, maupun departemen lain dalam
rangka pembinaan pendidikan di negara kita.
Setiap guru Indonesi awajib tunduk dan taat kepada ketentuan-ketentuan
pemerintah. Dalam bidang pendidikan ia harus taat kepada kebijaksanaan dan
peraturan, baik yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional maupun
Departemen yang berwenang mengatur pendidikan, di pusat maupun di daerah
dalam rangka melaksanakan kebijaksanan-kebijaksanaan pendidikan di Indonesia.

2. Sikap Terhadap Organisasi Profesi


Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. Dasar ini menunjukkan kepada
kita betapa pentingnya peranan organisasi profesi sebagai wadah dan sarana
pengabdian. PGRI sebagai organisasi profesi memerlukan pembinaan, agar lebih
berdaya guna dan berhasil guna sebagai wadah usaha untuk membawakan misi dan
memantapkan profesi guru. Keberhasilan usaha tersebut sangat tergantung kepada
kesadaran para anggotanya, rasa tanggung jawab, dan kewajiban para anggotanya
Organisasi PGRI merupakan suatu sistem, di mana unsur pembentukannya adalah
guru-guru. Oleh karena itu, guru harus bertindak sesuai dengan tujuan sistem. Ada

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxviii


hubungan timbal balik antara naggota profesi dengan organisasi, baik dalam
melaksanakan kewajiban maupun dalam mendapatkan hak.
Untuk meningkatkan mutu suatu profesi, khususnya profesi keguruan, dapat
dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan melakukan penataran,
lokakarya, pendidikan lanjutan, pendidikan dalam jabatan, studi perbandingan, dan
berbagai kegiatan akademik lainnya. Jadi, kegiatan pembinaan profesi tidak hanya
terbatas pada pendiidkan prajabatan atau pendidikan lanjutan di perguruan tinggi
saja, melainkan dapat juga dilakuka setelah yang bersangkutan lulus dari
pendidikan prajabatan ataupun sedang dalam melaksanakan jabatan.
Usaha peningkatan dan pengembangan mutu profesi dapat dilakukan secara
perseorangan oleh para anggotanya, ataupun juga dapat dilakukan secara bersama.
Lamanya program peningkatan pembinaan itu pun beragam sesuai dengan yang
diperlukan. Secara perseorangan peningkatan mutu profesi seorang guru dapat
dilakukan baik secara formal maupun secara informal. Peningkatan secara formal
merupakan peningkatan mutu melalui pendidikan dalam berbagai kursus, sekolah,
maupun kuliah di perguruan tinggi atau lembaga lain yang berhubungan dengan
bidang profesinya.
Di samping itu, secara informal guru dapat saja meningkatkan mutu
profesinya dengan mendapatkan informasi dari mass media (surat kabar, majalah,
radio, televisi, dan lain-lain) atau dari buku-buku yang sesuai dengan bidang
profesi yang bersangkutan.
Peningkatan mutu profesi keguruan dapat pula direncanakan dan dilakukan
secara bersama atau berkelompok. Kegiatan berkelompok ini dapat beruap
penataran, lokakarya, seminar, simposium, atau bahkan kuliah di suatu lembaga
pendidikan yang diatur secara tersendiri. Misalnya program penyetaraan D-III
guru-guru SMP, adalah contoh-contoh, kegiatan berkelompok yang diatur
tersendiri.
Kalau sekarang kita lihat kebanyakan dari usaha peningkatan mutu profesi
diprakarsai dan dilakukan oleh pemerintah, maka di waktu mendatang diharapkan
organisasi profesilah yang seharusnya merencanakan dan melaksanakannya, sesuai
dengan fungsi dan peran organisasi itu sendiri.

3. Sikap terhadap Teman Sejawat


Dalam hal ini Kode Etik Guru Indonesia menunjukkan kepada kita betapa
pentingnya hubngan yang harmonis perilaku diciptakan dengan mewujudkan
persaan bersaudara yang mendalam antara sesama anggota profesi. Hubungan
Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxix
sesama anggota profesi dapat dilihat dari dua segi, yakni hubungan formal dan
hubungan kekeluargaan.
Hubungan formal ialah hubungan yang perlu dilakukan dalam rangka
melakukan tugas kedinasan. Sedangkan hubungan keleuargaan ialah hubungan
persaudaraan yang perlu dilakukan, baik dalam lingkungan kerja maupun dalam
hubungan keseluruhan dalam rangka menunjang tercapainya keberhasilan anggota
profesi dalam membawakan misalnya sebagai pendidik bangsa.

a) Hubungan Guru Berdasarkan Lingkungan Kerja


Seperti diketahui, dalam setiap sekolah terdapat seorang kepala sekolah
dan beberapa orang guru ditambah dengan beberapa orang personel sekolah
lainnya sesui dengan kebutuhan sekolah tersebut. Berhasil tidaknya sekolah
membawakan misinya akan banyak bergantung kepada semua manusia yang
terlibat di dalamnya. Agar setiap personel sekolah dapat berfungsi sebagimana
mestinya, mutlak adanya hubunga yang baik di antara sesma personel yaitu
hubungan baik antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru,
dankepala sekolah ataupun guru dengan semua personel sekolah lainnya.
Semua personel sekolah in iharus dapat menciptakan hubungan baik dengan
anak didik di sekolah tersebut.
Sikap profesional lain yang perlu ditumbuhkan oleh guru adalah sikap
ingin bekerja sama, saling harga menghargai, saling pengertian, dan tanggung
jawab. Jika ini sudah berkembang, akan tumbuh rasa senasib sepenanggungan
seta menyadari akan kepentingan bersama, tidak mementingkan kepentingan
diri sendiri dengan mengorbankan kepentingan orang lain (Hermawan, 1979).
Dalam suatu pergaulan hidup, bagaimanapun kecilnya jumlah manusia, akan
terdapat perbedaan-perbedaan pikiran, perasaan, kemauan, sikap, watak, dan
lain sebagainya. Sekalipun demikian hubungan tersebut dapat berjalan lancar,
tenteram, dan harmonis, jika di antara meraka tumbuhan sikap saling
pengertian dan tenggang rasa antara satu dengna lainnya.
Adapun kebiasaan kita pada umumnya, untuk kadang-kadang bersikap
kurang sungguh-sungguh dan kurang bijaksana, sehingga hal ini menimbulkan
keretakan di antara sesama kita. Hal ini tidak boleh terjadi karena kalau
diketahui murid ataupun orang tua murid, apalagi masyarakat luas, mereka
akan resah dan tidak percaya kepada sekolah. Hal ini juga dapat mendatangkan

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxx


pengaruh yang negatif kepada anak didik. Oleh sebab itu, agar jangan terjadi
keadaan yang berlarut-larut, kita perlu saling maaf-memaafkan dan memupuk
suasana kekeluargaan yang akrab antara sesama guru dan aparatur di sekolah.

b) Hubungan Guru Berdasarkan Lingkungan Keseluruhan


Kalau kita ambil sebagai contoh profesi kedokteran, maka dalamsumpah
dokter yang diucapkan pada upacara pelantikan dokter baru, antara lain
terdapat kalimat yang menyatakan bahawa setiap dokter akan memperlakukan
teman sejawatnya sebagai saudara kandung. Dengan ucapan ini para dokter
menganggap profesi mereka sebagai suatu keluarga yang harus dijunjung
tinggi dan dimuliakan.
Sebagai saudara mereke berkewajiban saling mengoreksi dan saling
menegur, jika terdapat kesalahan-kesalihan atau penyimpangan yang dapat
merugikan profesinya. Meskipun dalam prakteknya besar kemungkinan tidak
semua anggota profesi dokter itu melaksanakan apa yang diucapkannya dalam
sumpahnya, tetapi setidak-tidaknya sudah ada norma-norma yang mengatur
dan mengawasi penampilan profesi itu.

4. Sikap Terhadap Anak Didik


Tujuan pendidikan nasional dengan jelas dapat dibaca dalam UU No. 2/1989
tentang Pendidikan Nasional, yakni membentuk manusia Indonesia seutuhnya
yang berjiwa Pancasila. Prinsip yang lain adalah membimbing peserta didik, bukan
mengejar, atau mendidik saja. Pengertian membimbing seperti yang dikemukakan
oleh Ki Hajar Dewantara dalam sistem amongnya. Tiga kalimat padat yang
terkenal daari sistem itu adalah ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso,
dan tut wuri handayani. Ketiga kalimat itu mempunyai arti bahwa pendidikan
harus dapat memberi contoh, harus dapat memberikan pengaruh, dan harus dapat
mengendalikan peserta didik.
Dalam tut wuri terkandung maksud membiarkan peserta didik menuruti
bakat dan kodratnya sementara guru memperhatikannya. Dalam handayani berarti
guru mempengaruhi peserta didik, dalam arti membimbing atau mengajarnya.
Dengan demikian membimbing mengandung arti bersikap menentukan ke arah
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila, dan bukanlah
mendikte peserta didik, apalagi memaksanya menurut kehendak sang pendidik.

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxxi


Mottto tut wuri handayani sekarang telah diambil menjadi motto dari Departemen
Pendidikan Nasional RI.
Prinsip manusia seutuhnya dalam kode etik ini memandang manusia sebagai
kesatuan yang bulat, utuh, baik jasmani maupun rohani, tidak hanya berilmu tinggi
tetapi juga bermoral tinggi pula. Guru dalam mendidik seharusnya tidak hanya
mengutamakan pengetahuan atau perkembangan intelektual saja, tetapi juga harus
memeperhatikan perekmbangan seluruh pribadi peserta didik, baik jasmani,
rohani, sosial maupun yang lainnya yan gsesuai dengna hakikat pendidikan. Ini
dimaksudkan agar peserta didik pada akhirnya akan dapat menjadi manusia yang
mampu menghadapi tantangan-tantangan dalam kehidupan sebagai insan dewasa.
Peseta didik tidak dapat dipandang sebagai obyek semata yangharus patuh kepada
kehendak dan kemauan guru.

5. Sikap Terhadap Tempat Kerja


Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa suasana yang baik di tempat kerja
akan meningkatkan produktivitas. Hal ini disadari dengan sebaik-baiknya oleh
seetiap guru, dan guru berkewajiban menciptakan suasana yang demikian dala
lingkungannya. Untuk menciptakan suasana kerja yang baik ini ada dua hal yang
harus diperhatikan, yaitu:
1. Guru sendiri,
2. Hubungan guru dengan orang tua dan masyarakat sekeliling.

Terhadap guru sendiri dengan jelas juga dituliskan dalm salah satu butir dari
Kode Etik yang berbunyi: “Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya
yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.” Oleh sebab itu, guruharus
aktif mengusahakan suasan yang baik itu dengna berbagai cara, baik dengan
penggunaan metode mengajar yang sesuai, maupun dengan penyediaan alat belajar
yang cukup, serta pengaturan organisasi kelas yang mantap, ataupun pendektan
lainnya yang diperlukan.
Suasana yang harmonis di sekolah tidak akan terjadi bila personil yang
terlihat di dalamnya, yakni kepala sekolah, guru, staf administrasi dan siswa, tidak
menjalin hubungan yang baik di antara sesamanya. Penciptaan suasana kerja
menantang harus dilengkapi dengan terjalinnya hubungan yang baik dengan orang
tua dan masyarakat sekitarnya. Ini dimaksudkan untuk membina peran serta dan
rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan. Hanya sebagian kecil dari
Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxxii
waktu, di waktu justru digunakan peserta didik di luar sekolah, yakni di rumah dan
di masyarakat sekitar. Oleh sebab itu, amatlah beralasan bahwa orang tua dan
masyarakat bertanggung jawab terhadap pendidikan mereka. Agar pendidikan di
luar ini terjalin dengan baik dengan apa yang dilakukan oleh guru di sekolah
diperlukan kerja sama yang baik antara guru, orang tua, dan masyarakat sekitar.
Dalam menjalin kerjasama dengan orang tua dan masyarakat, sekolah dapat
mengambl prakarsa, misalnya dengan cara mengundang orang tua sewaktu
pengambilan rapor, mengadakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat
sekitar, mengikut sertakan persatuan orang tua siswa atau Komite Sekolah dalam
membantu meringankan permasalahan sekolah, terutama menanggulangi
kekurangan fasilitas ataupun dana penunjang kegiatan sekolah.

6. Sikap Terhadap Pemimpin


Sebagai salah seorang anggota organisasi, baik organisasi guru maupun
organisasi yang lebih besar, guru akan berada dala bimbingan dan pengawasan
pihak atasan. Sudah jelas bahwa pemimpin suatu unit atau organisasi akan
mempunyai kebijaksanaan dan arahan dalam memimpin organisasinya, di mana
tiap anggota organisasi itu dituntut berusaha untuk bekerja sama dalam
melaksanakan tujuan organisasi tersebut. Dapat saja kerja sama yang dituntut
pemimpin tersebut berupa tuntutan akan kepatuhan dalam melaksanakan arahan
dan petunjuk yang diberikan mereka. Kerja sama juga dapat diberikandalam
bentuk usulan dan malahan kritik yang membangun demi pencapaian tujuan yang
telah digariskan bersama dan kemajuan organisasi.oleh sebab itu, dapat kita
simpulkan bahwa sikap seorang guru terhadap pemimpin harus positif, dalam
pengertian harus bekerja sama dalam menyukseskan program yang sudah
disepakati, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

7. Sikap Terhadap Pekerjaan


Profesi keguruan berhubungan dengan anak didik, yang secara alami
mempunyai persamaan dan perbedaan. Tugas melayani orang yang beragam
sangat memerlukan kesabaran dan ketelatenan yang tinggi, terutama bila
berhubungan dengna peserta didik yang masih kecil. Barangkali tidak semua orang
dikaruniai sifat seperti itu, namun bila seseorang telah memilih untuk memasuki
profesi guru, ia dituntut untuk belajar dan berlaku seperti itu.
Orang yang telah memilih suatu karier tertentu biasanya akan berhasil baik,
bila dia mencitai dengan sepenuh hati. Artinya, ia akan berbuat apa pun agar
Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxxiii
kariernya berhasil baik, ia committed dengan pekerjaannya. Ia harus mau dan
mampu melaksanakan tugsnya serta mampu melayani dengan baik pemakai jasa
yang membutuhkannya.
Agar dapat memberikan layanan yang memuaskan masyarakat, guru harus
selalu dapat menyesuaikan kemampuan dan pengetahuannya dengan keinginan
dan permintaan masyarakat, dalam hal ini peserta didik dan para orang tuannya.
Keinginan dan permintaan ini selalu berkembang sesuai dengan perkembangan
masyarakat yang biasanya dipengaruhi oleh perkembangan ilmu dan teknologi.
Oleh karenay, guru selalu dituntut untuk secara terus-menerus meningkatkan dan
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan mutu layanannya.
Untuk meningkatkan mutu profesi secara sendiri-sendiri,guru dapat
melakukannya secara formal maupun informal. Secara formal, artinya guru
mengikuti berbagai pendidikan lanjutan atua kursus yang sesuai dengan bidang
tugas, keinginan, waktu, dan kemampuannya.
Secara informal guru dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya
melalui mass media seperti televisi, radio, majalah ilmiah, koran, dan sebagainya,
ataupun membaca buku teks dan pengetahuan lainnya yang cocok dengan
bidangnya.

C.7. Strategi Peningkatan Profesionalisme Guru


Strategi yang dapat ditempuh dalam meningkatkan profesialisme guru adalah:
 Melalui pelatihan yang efektif, setelah pelatihan harus ada umpan balik berupa
ujian,
 Magang pada guru yang profesional,
 Membaca buku atau hasil penelitian tentang guru yang professional,
 Melakukan refleksi diri terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan,
 Melakukan refleksi diri terhadap prilaku yang ditampilkan di depan kelas dan di
sekolah,
 Melakukan evaluasi diri terhadap kinerja yang telah dicapai.

Selain itu untuk meningkatkan profesionalisme guru, kepala sekolah harus


mamantau kinerja guru melalui obervasi di kelas dan menggali informasi dari peserta
didik tentang pelaksanaan pembelajaran, dan menganalisis hasil ujian sekolah dan hasil
ujian nasional.
Kepala sekolah harus bekerja sinergis degan pengawas sekolah dalam membangun
guru yang professional. Untuk itu pengawas harus memiliki kemampuan dalam
membantu guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Kerja yang sinergis

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxxiv


antara kepala sekolah dengan pengawas pendidikan mutlak diperlukan dalam
meningkatkan kinerja guru.
Untuk itu perlu dilakukan pertemuan berkala membahas pencapaian kinerja guru
dan cara untuk meningkatkannya. Faktor lain yang penting dalam meningkatkan
profesionaslisme guru adalah pemberian pelatihan secara berkala. Setiap tahun guru
harus diberi kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya melalui pelatihan yang
terprogram dan sistematik. Pelatihan ini juga merupakan arena untuk penyegaran dan
tukar menukar pengalaman antar guru. Kinerja guru ditentukan oleh banyak faktor, namun
yang paling utama adalah ptofesionaslisme guru. Guru yang professional adalah yang
menguasai bahan ajar, menguasai peserta didik, trampil dalam memilih dan
menggunakan metode pembelajaran, dan menjadi teladan dalam penampilan maupun
ucapan di kelas dan di sekolah maupun di masyarakat.

D. Pendidikan
D.1. Nilai - Nilai Pendidikan
1. Nilai estetika pendidikan
Bahasa menunjukkan cerminan pribadi seseorang. Karakter, watak, atau
pribadi seseorang dapat diidentifikasi dari perkataan yang ia ucapkan.
Penggunaan bahasa yang lemah lembut, sopan, santun, sistematis, teratur, jelas,
dan lugas mencerminkan pribadi penuturnya berbudi. Sebaliknya, melalui
penggunaan bahasa yang sarkasme, menghujat, memaki, memfitnah,
mendiskreditkan, memprovokasi, mengejek, atau melecehkan, akan mencitrakan
pribadi yang tak berbudi.
Bahasa memang memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,
sosial, dan emosional. Begitu pentingnya bahasa dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga perlu suatu kebijakan yang
berimplikasi pada pembinaan dan pembelajaran di lembaga pendidikan. Salah
satu bentuk pembinaan yang dianggap paling strategis adalah pembelajaran
bahasa Indonesia, bahasa Sunda, bahasa Jawa, dan bahasa lainnya di sekolah.
Dalam KTSP, bahasa Indonesia termasuk dalam kelompok mata pelajaran
estetika. Kelompok ini juga merupakan salah satu penyangga dari kelompok
agama dan akhlak mulia. Ruang lingkup akhlak mulia mencakup etika, budi
pekerti, atau moral.
Kelompok mata pelajaran estetika sendiri bertujuan untuk meningkatkan
sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan mengapresiasi keindahan dan
harmoni. Kemampuan itu mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxxv


kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mesyukuri hidup, maupun
dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan
yang harmonis.
Tujuan rumpun estetika tersebut dijabarkan dalam pembelajaran yang
bertujuan agar peserta didiknya memiliki kemampuan antara lain
 Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulis.
 Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. Tujuan tersebut
dilakukan dalam aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

2. Nilai moral pendidikan


Kontradiksi dan disintegrasi antara pendidikan nilai moral di ruang sekolah
dan keadaan dalam masyarakat muncul karena beberapa alasan:
a. Penanaman nilai moral dalam dunia pendidikan formal umumnya masih
berupa seperangkat teori mentah, terlepas dari realitas hidup masyarakat.
Kurang digali akar terjadinya diskoneksitas antara penanaman nilai moral
dan praksis hidup moral dalam masyarakat.
b. Sebagai lembaga formal yang menyiapkan peserta didik untuk bertindak
dan mentransformasi diri sesuai nilai-nilai moral, ternyata sekolah belum
memiliki jaringan kerja sama yang erat dengan keluarga asal peserta didik,
lembaga pemerintah, nonpemerintah, dan seluruh masyarakat.
c. Adanya kesenjangan pandangan hidup antara mereka yang menjunjung
tinggi dan melecehkan pesan moral dalam hidup sosial sehari-hari. Masih
tumbuh subur kelompok sosial yang menghalalkan dan merestui segala cara
dan jalan mencapai sasaran yang digariskan.

Penanaman nilai-nilai moral dalam dunia pendidikan formal sama sekali


tak bersifat otonom, tetapi selalu terkait dunia lain di luar lingkaran dunia
pendidikan formal. Pemerintah dan masyarakat diharapkan menjadi sekolah
yang dapat mensosialisasikan (terutama dalam arti menghidupi) pendidikan
nilai-nilai moral.

D.2. Unsur - unsur pendidikan


Adapun unsur-unsur pendidikan adalah:
1. Anak didik : pihak yang menjadi obyek utama pendidikan
2. Pendidik : pihak yang menjadi subyek dari pelaksanaan pendidikan
3. Materi : bahan atau pengalaman belajar yang disusun menjadi kurikulum
4. Alat pendidikan : tindakan yang menjdi kelangsungan mendidik
5. Lingkumgan : keadaan yang berbengaruh terhadap hasil pendidikan

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxxvi


6. Dasar dan landasan pendidikan : landasan yang menjadi fundamental dari segala
kegiatan pendidikan.

D.3. Mendidik dan Mengajar


Secara teoritis pengertian mendidik dan mengajar tidaklah sama. Mengajar berarti
menyerahkan atau manyampaikan ilmu pengaetahuan atau keterampilandan lain
sebagainya kepada orang lain, dengan menggunakan cara - cara tertentu sehingga ilmu -
ilmu tersebut bisa menjadi milik orang lain.
Lain halnya mendidik, bahwa mendidik tidak hanya cukup dengan hanya
memberikan ilmu pengetahuan ataupun keterampilan, melainkan juga harus ditanamkan
pada anak didik nilai - nilai dan norma - norma susila yang tinggi dan luhur.
Dari pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa mendidik lebih luas dari pada
mengajar. Mengajar hanyalah alat atau sarana dalam mendidik .dan mendidik harus
mempunyai tujuan dan nilai - nilai yang tinggi.

D.4. Batas - Batas Kemampuan Pendidikan


Adapun faktor - faktor yang membatasi kemampuan pendidikan ialah :
1. Faktor anak didik
Anak didik adalah pihak yang dibantu. Pada dasarnya dalam diri anak
tersebut sudah terdapat potensi – potensi yang kemungkinan dapat
dikembangkan yang mana dalam pengembangannya membutuhkan bantuan
pihak lain.

2. Faktor si pendidik
Pendidik adalah pihak yang memberi bantuan kepada anak didik . dalam
hal ini pendidik memberi bantuan guna mengemabangkan potensi - potensi yang
ada dalm diri anak didik.para pendidik tentunya mempunyai cara - cara tersendiri
guna memberikan bantuan anak dan cara tersebut belum tentu sesuai dengan
anak, inilah yang menjadi penentu pada akhirnya dalam keberhasilan
pendidikan.

3. Faktor lingkungan
Lingkungan disini dapat berupa benda - benda, orang - orang , dan lain
sebagainya yang ada di sekitar anak didik. Suatu hal disekitar anak dapat
memberi pengaruh langsung terhadap pembentukan dan perkembangan anak.

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxxvii


D.5. Macam - Macam Tujuan Pendidikan
 Tujuan umum :
Menurut kohnstamm dan gunning, tujuan umum pendidikan adalah untuk
membentuk insan kamil atau manusia sempurna. Sedangkan menurut kihajar
dwantara, tujuan akhir pendidikan ialah agar anak sebagai manusia (individu)
dan sebagai anggota masyarakat (manusia sosial) , dapat mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi – tingginya.

 Tujuan khusus
Adalah tujuan - tujuan pendidikan yang telah disesuaikan dengan keadaan
tertentu, dalam rangka untuk mencapai yujuan umum pendidikan.

 Tujuan tak lengkap


Adalah tujuan dari masing - masing aspek pendidikan.

 Tujuan incidental
Adalah tujuan yang timbul secara kebetulan. Secara mendadak, misal
tujuan untuk mengadakan hiburan atau variasi dalam kehidupan sekolah.

 Tujuan sementara
Adalah tujuan - tujuan yang ingin kita capai dalam fase – fase tertentu dari
pendidikan.

 Tujuan perantara
Adalah merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan – tujuan lain.
Misal mempelajari bahasa guna mempelajari literatur – literatur asing.

E. Pengembangan profesi pendidik/guru


Profesi pendidik merupakan profesi yang sangat penting dalam kehidupan suatu
bangsa, hal ini tidak lain karena posisi pendidikan yang sangat penting dalam konteks
kehidupan bangsa. Pendidik merupakan unsur dominan dalam suatu proses pendidikan,
sehingga kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh kualitas pendidik dalam
menjalankan peran dan tugasnya di masyarakat
Dengan mengingat hal tersebut, maka jelas bahwa upaya-upaya untuk terus
mengembangkan profesi pendidik (Guru) menjadi suatu syarat mutlak bagi kemajuan
suatu bangsa, meningkatnya kualitas pendidik akan mendorong pada peningkatan kualitas
pendidikan baik proses maupun hasilnya
Dalam konteks Indonesia dewasa ini, nampak kecenderungan makin menguatnya
upaya pemerintah untuk terus mengembangkan profesi pendidik sebagai profesi yang kuat
dan dihormati sejajar dengan profesi lainnya yang sudah lama berkembang, hal ini terlihat
dari lahirnya UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-undang ini jelas

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxxviii


menggambarkan bagaimana pemerintah mencoba mengembangkan profesi pendidik
melalui perlindungan hukum dengan standard tertentu yang diharapkan dapat mendorong
pengembangan profesi pendidik.
Perlindungan hukum memang diperlukan terutama secara sosial agar civil effect dari
profesi pendidik mendapat pengakuan yang memadai, namun hal itu tidak serta-merta
menjamin berkembangnya profesi pendidik secara individu, sebab dalam konteks individu
justru kemampuan untuk mengembangkan diri sendiri menjadi hal yang paling utama
yang dapat memperkuat profesi pendidik. Oleh karena itu upaya untuk terus
memberdayakannya merupakan suatu keharusan agar kemampuan pengembangan diri
para pendidik makin meningkat.
Dengan demikian, dapatlah difahami bahwa meskipun perlindungan hukum itu
penting, namun pengembangan diri sendiri lebih penting dan strategis dalam upaya
pengembangan profesi, ini didasarkan beberapa alasan yaitu :
 Perlindungan hukum penting dalam menciptakan kondisi dasar bagi penguatan profesi
pendidik, namun tidak dapat menjadikan substansi pengembangan profesi pendidik
otomatis terjadi
 Perlindungan hukum dapat memberikan kekuasan legal (legal power) pada pendidik,
namun akan sulit menumbuhkan profesi pendidik dalam pelaksanaan peran dan
tugasnya di bidang pendidikan
 Pengembangan diri sendiri dapat menjadikan profesi pendidik sadar dan terus
memberdayakan diri sendiri dalam meningkatkan kemampuan berkaitan dengan peran
dan tugasnya di bidang pendidikan
 Pengembangan diri sendiri dapat memberikan kekuasaan keahlian (expert power) pada
pendidik, sehingga dapat menjadikan pendidik sebagai profesi yang kuat dan penting
dalam proses pendidikan bangsa.

Oleh karena itu, pendidik mesti terus berupaya untuk mengembangkan diri sendiri
agar dalam menjalankan peran dan tugasnya dapat memberikan kontribusi yang signifikan
dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi kepentingan pembangunan
bangsa yang maju dan bermoral sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

F. Strategi Pengembangan profesi Pendidik/Guru


Mengembangkan profesi tenaga pendidik bukan sesuatu yang mudah, hal ini
disebabkan banyak faktor yang dapat mempengaruhinya, untuk itu pencermatan
lingkungan dimana pengembangan itu dilakukan menjadi penting, terutama bila faktor

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xxxix


tersebut dapat menghalangi upaya pengembangan tenaga pendidik. Dalam hubungan ini,
faktor birokrasi, khususnya birokrasi pendidikan sering kurang/tidak mendukung bagi
terciptanya suasana yang kondusif untuk pengembangan profesi tenaga pendidik.
Sebenarnya, jika mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan pendidikan, birokrasi harus memberikan ruang dan mendukung proses
pengembangan profesi tenaga pendidik, namun sistem birokrasi kita yang cenderung
minta dilayani telah cukup berakar, sehingga peran ideal sebagaimana dituntun oleh
peraturan perundang-undangan masih jauh dari terwujud.
Dengan mengingat hal tersebut, maka diperlukan strategi yang tepat dalam upaya
menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan profesi tenaga pendidik, situasi kondusif
ini jelas amat diperlukan oleh tenaga pendidik untuk dapat mengembangkan diri sendiri
kearah profesionilisme pendidik. Dalam hal ini, terdapat beberapa strategi yang bisa
dilakukan untuk menciptakan situasi yang kondusif bagi pengembangan profesi pendidik,
yaitu :

 Strategi perubahan paradigma. Strategi ini dimulai dengan mengubah paradigma


birokasi agar menjadi mampu mengembangkan diri sendiri sebagai institusi yang
berorientasi pelayanan, bukan dilayani.
 Strategi debirokratisasi. Strategi ini dimaksudkan untuk mengurangi tingkatan
birokrasi yang dapat menghambat pada pengembangan diri pendidik.

Strategi tersebut di atas memerlukan metode operasional agar dapat dilaksanakan,


strategi perubahan paradigma dapat dilakukan melalui pembinaan guna menumbuhkan
penyadaran akan peran dan fungsi birokrasi dalam kontek pelayanan masyarakat,
sementara strategi debirokratisasi dapat dilakukan dengan cara mengurang dan
menyederhanakan berbagai prosedur yang dapat menjadi hambatan bagi pengembangan
diri tenaga pendidik serta menyulitkan pelayanan bagi masyarakat.

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xl


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Banyak orang beranggapan bahwa menjadi guru adalah pekerjaan yang mudah karena
guru adalah profesi yang terbuka maka apapun latar belakang pendidikan seseorang dia
bisa menjadi guru, namun sesungguhnya menjadi seseorang yang berprofesi sebagai guru
memikul tanggung jawab yang besar karena seorang guru pun mempunyai tugas dan
kewajiban serta peranan dalam pendidikan.
Profesi pendidik merupakan profesi yang sangat penting dalam kehidupan suatu
bangsa, hal ini tidak lain karena posisi pendidikan yang sangat penting dalam konteks
kehidupan bangsa. Pendidik merupakan unsur dominan dalam suatu proses pendidikan,
sehingga kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh kualitas pendidik dalam
menjalankan peran dan tugasnya di masyarakat. Guru sebagai pendidik profesional
mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat
bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya.
Usaha peningkatan dan pengembangan mutu profesi dapat dilakukan secara
perseorangan oleh para anggotanya, ataupun juga dapat dilakukan secara bersama.
Mengembangkan profesi tenaga pendidik bukan sesuatu yang mudah, hal ini
disebabkan banyak faktor yang dapat mempengaruhinya, untuk itu pencermatan
lingkungan dimana pengembangan itu dilakukan menjadi penting, terutama bila faktor
tersebut dapat menghalangi upaya pengembangan tenaga pendidik.

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xli


B. Saran
Diharapkan sesorang yang berprofesi sebagai guru dapat memahami tugas dan
peranannya sebagai pendidik.

DAFTAR PUSTAKA

Nurdin, Syafruddin. Guru Professional Dan Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat


Pres. 2002.

Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Komp etensi, Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2006.

Suparlan. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat Publising. 2006.

Mulyasa, E. (2006). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Brotowidjoyo, Mukayat D.1985. Penulisan Karangan Ilmiah.Jakarta: Akademika Pressindo.

Anwar, HM. Idochi dan YH Amir (2001). Administrasi Pendidikan, Teori, Konsep, dan Isu,
Program Pascasarjana. UPI

Imron, Ali, 1995. Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta

Makalah Profesi Kependidikan / Dewi Nadzifah xlii

Anda mungkin juga menyukai