PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pendidikan agar mampu bersaing dan menghadapi tantangan masa depan. Oleh
karena itu, kita harus mengetahui sejauh mana kesiapan pelajar Indonesia sebagai
sebagai dasar dari segala ilmu dan aktifitas dalam kehidupan. Karena pentingnya
pendidikan matematika, maka sejak dini sudah mulai dikenalkan dalam ligkungan
keluarga lalu lebih dikenalkan dan dibimbing oleh sekolah. Apabila ditelaah lebih
1
2
sekolah, yaitu “inti dari kurikulum 2013 adalah pada upaya penyederhanaan dan
kepada siswa bukan hanya hafalan, namun siswa diharapkan dapat lebih mengerti
konsep dalam materi tersebut. Penalaran merupakan suatu proses berpikir untuk
Penalaran menjadi penting dalam kehidupan dan juga dalam matematika karena
memuat proses yang aktif, dinamis, dan generatif yang dikerjakan oleh pelaku dan
matematika dan menarik kesimpulan dengan benar dan tepat. Oleh karena itu,
3
berpikir untuk bernalar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seseorang siswa
ingin memiliki kemampuan penalaran yang baik maka siswa tersebut perlu
umumnya masih belum memuaskan. Dari hasil studi pendahulu yang dilakukan
oleh Dewi (2017) kemampuan penalaran siswa tergolong rendah rendah yaitu
41%. Menurut Permana dan Sumarmo (2007) Kesulitan siswa dalam kemampuan
menarik suatu kesimpulan. Salah satu faktor lain yang menyebabkan kurangnya
sehingga siswa kurang tertarik dengan topik materi dan siswa kurang aktif dan
beragam pembelajaran inovatif masih level rendah pada tahap penelitian dan
optimal dan berdampak pula pada keaktifan dan kreatifitas siswa dalam
pembelajaran.
4
matematis menjadi dua yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran
induktif dapat diartikan sebagai penarikan kesimpulan yang bersifat umum atau
rasa percaya diri atau self confidence. Siswa merasa ragu dalam menyampaikan
sebuah kesimpulan karena konsep atau data diperoleh siswa masih kurang
dampak pada sikap percaya diri yang harus dimiliki. Melihat pentingnya self
menunjukkan bahwa self confidence masih rendah. Hal ini ditunjukkan oleh
TIMSS (2011) yang menyatakan bahwa dalam skala internasional hanya 14%
siswa yang memiliki self confidence yang tinggi terkait kemampuan matematik,
sedangkan 45% siswa termasuk dalam kategori sedang dan 41% sisanya termasuk
dalam kategori rendah. Hal serupa juga terjadi pada siswa di Indonesia, hanya 3%
siswa yang memiliki self confidence tinggi dalam matematika, sedangkan 52%
termasuk dalam kategori sedang dan 45% dalam kategori rendah. Menurut
5
Rohayati (2011) dan Suhardita (2011) mengatakan sekitar 50% siswa masih
kurang dalam sikap percaya diri karena selama pembelajaran siswa merasa malu,
tegang dan takut pada saat menyelesaikan masalah atau mengerjakan soal. Jika
pada proses pembelajaran seperti tidak bersemangat pada saat pelajaran dimulai
sebagai sumber kekuatan untuk dapat mengkualifikasikan diri siswa secara utuh
maka siswa dibutuhkan bantuan orang tua dan guru. Peran guru di sekolah
Kepercayaan diri sulit dikatakan secara nyata tetapi orang yang percaya diri akan
menyelesaikan sesuai tahapan dengan baik atau setidaknya dengan percaya pada
Namun yang menjadi masalah saat ini yaitu siswa mengalami hambatan
tidak mau mengerjakan soal di depan kelas serta takut secara berlebihan dan
merasa tidak yakin dengan jawabannya, maka diperlukan suatu pendekatan dalam
berpengaruh terhadap kepercayaan diri siswa. Salah satunya solusi adalah dengan
ajar yang abstrak lebih di konkretkan oleh guru dan dihubungkan dengan
kehidupan sehari-hari siswa, sehingga siswa dapat lebih paham terhadap materi.
Menurut Zulkardi, Putri dan Ilma (2010), RME adalah teori pembelajaran yang
bertitik tolak dari hal-hal yang real atau pernah dialami siswa, menekankan
(student inventing) sebagai kebalikan dari guru memberi (teacher telling) dan
Berdasarkan uraian diatas dan merujuk dari hasil penelitian yang telah
yang dikenal siswa dalam pengetahuan awal yang dimiliki. Peran guru hanya
7
pada siswa.
B. Rumusan Masalah
maka permasalahan yang akan dikaji dalam permasalahan ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
pendekatan saintifik ?
penalaran matematis ?
8
C. Tujuan Penelitian
dan menelaah :
pendekatan saintifik.
D. Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi
1. Bagi Guru
2. Bagi Siswa
9
E. Definisi Operasional
data, konsep dan metode yang tersedia atau relevan, dengan indikato
sebagai berikut :
matematika
2. Self Confidence
e. Menyimpulkan
aktif, kreatif, serta kritis sehingga akan muncul suatu pemikiran yang
a. Mengamati
b. Menanya
c. Mengumpulkan informasi
d. Mengasosiasi
e. Mengkomunikasikan
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kemampuan penalaran adalah salah satu pelengkap kurikulum 2013 yang dapat
aktivitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan atau membuat suatu pernyataan
baru berdasarkan pada pernyataan yang diketahui benar ataupun dianggap benar.
istilah reasoning yang memuat arti menarik kesimpulan. Hendriana, Rohaeti dan
berdasarkan fakta atau data konsep dari metode yang tersedia atau yang relevan.
1. Penalaran induktif
e. Memberikan penjelasan berupa fakta, hubungan, sifat, atau pola yang ada.
konjektur.
2. Penalaran Deduktif
penalaran deduktif ini bersifat mutlak benar atau salah dan tidak keduanya.
matematika.
keberhasilan siswa dalam pembelajaran ada dua yaitu meliputi faktor dalam dan
faktor luar. Faktor dalam yang meliputi bakat, kecerdasan, minat, kesiapan dan
kemauan anak sedangkan factor luar meliputi lingkungan sekitar kelas, suasana
matematika, dari sifat umum ke khusus ataupun dari sifat khusus ke umum. Dari
pernyataan diatas maka indikator penalaran yang dikaji dalam penelitian ini
adalah:
matematika
B. Self Confidence
utuh dengan mengacu pada kemampuan yang dia miliki. Percaya terhadap
kemampuan diri dalam menyatukan dan menggerakan memoti dan sumber daya
yang dibutuhkan lalu memunculkan dalam tindakan yang sesuai dengan apa yang
harus diselesaikan.
terhadap kemampuan diri sendiri dalam suatu tindakan yang sesuai dengan apa
umumnya, termasuk dalam interaksi dengan lingkungan yaitu faktor utama untuk
interaksi yang baik dengan guru maupun dengan sesama siswa agar timbulnya
harmonisasi.
keputusan terhadap apa yang dilakukan sendiri atau oleh oranglain, memiliki
a. Percaya pada kemampuan sendiri, yaitu suatu keyakinan atas diri sendiri
c. Memiliki konsep diri yang positif, yaitu adanya penilaian yang baik dari
dalam sendiri, baik dari pandangan maupun tindakan yang dilakukan yang
mengutarakan sesuatu dalam diri yang ingin diungkapkan kepada orang lain
perasaan tersebut.
b. Toleran, ambisius
d. Tidak berlebihan
e. Selalu optimis
kepercayaan diri dalam belajar matematika adalah penilaian terhadap diri sendiri,
Utrecht University, Belanda. Nama Institut diambil dari nama pendirinya yaitu
sehari-hari sebagai sumber inspirasi dalam pembentukan konsep atau dengan kata
lain pembelajaran matematika yang berlandaskan pada hal-hal nyata bagi siswa.
(human activities) dan harus dikaitkan dengan realitas. Menurut Ningsih (2014)
dikenal siswa dan proses kontruksi pengetahuan matematika oleh siswa sendiri.
Dengan pembelajaran menggunakan RME ini diawali dari dunia yang dekat
dengan siswa sehingga berbagai bentuk, simbol, rumus, teori, dalil, ketetapan
serta konsep matematika yang bersifat abstrak akan lebih mudah dipahami oleh
berinteraksi dengan siswa yang lain dan hal ini pula yang membuat siswa aktif
dalam pembelajaran.
17
1. Prinsip RME
kesempatan mengalami proses yang sama dengan proses yang dilalui para
dan 2). Mempertimbangkan kesesuaian situasi dari topik sebagai hal yang
ke matematika formal.
2. Karakteristik RME
disini sebagai suatu jembatan antara real dan abstrak yang membantu
siswa belajar matematika pada level abstraksi yang berbeda. Istilah model
oleh siswa sendiri (self develop models). Peran self develop models
yang disediakan guru serta aktif menyelesaikan soal dengan cara masing-
masing.
ini adalah :
kontekstual tersebut.
e. Menyimpulkan
Hasil dari diskusi akan diarahkan oleh guru sebagai pembimbing dan
a. Kelebihan RME :
3) Cara menyelesaikan suatu masalah tidak harus tunggal dan tidak harus
lingkungan.
b. Kelemahan RME :
1) Pencarian masalah yang kontekstual tidak terlalu mudah untuk setiap topik
pembelajaran konvensional.
berfikir.
pada pembelajaran matematika jika yang ia pelajari bermanfaat bagi diri sendiri,
kehidupan dan masa depannya. Oleh karena itu, perlu pembelajaran matematika
Mathematic Education.
D. Pendekatan Saintifik
rasa percaya diri dan semangat belajar dalam siswa untuk meraih Pendidikan yang
sedemikian rupa antara proses pembelajaran yang semula terfokus pada ekplorasi,
1. Mengamati
media objek secara nyata, guru memfasilitasi siswa untuk melakukan pengamatan,
2. Menanya
kepada siswa untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat dan diamati, guru
3. Mengumpulkan informasi
pola.
4. Mengasosiasi
Pada tahap ini adalah proses dimana siswa memproses informasi yang
5. Mengkomunikasikan
E. Penelitian Relevan
diantaranya :
23
matematik dan self confidence yang lebih baik daripada yang memperoleh
pembelajaran konvensional.
Berbantuan Geogebra”
F. Hipotesis Penelitian
ini adalah :
pendekatan saintifik.