Edisi kesatu
Cetakan pertama, Juli 2008 Cetakan kedua belas, Juni 2013
Cetaskan keempat, November 2009 Cetakan kelima belas, September 2014
Cetakan kelima, Mei 2010 Cetakan keenam belas, September 2015
Cetakan keenam, Januari 2011 Cetakan ke tujuh belas, Mei 2016
Cetakan kedelapan, November 2011 Cetakan kedelapan belas, November 2016
Cetakan kesepuluh, Agustus 2012
Penulis:
1. Dr. Aria Djalil 3. Dra. Andayani, M.Ed.
2. Prof.Dr. H.Udin S.Winataputra,M.A. 4. Prof.Dr.I.G.A.K.Wardani
Penelaah Materi: 1. Prof. Dr.
I.G.A.K.Wardani
2. Dra. Andayani, M.Ed.
Desain oleh Tim P2M2 :
Kover & Ilustrasi : Aris Suryana S.
Tata Letak : Sapriyadi
Penyunting Bahasa : E.R. Palupi/ Siti Nurhayati
400
MAT (PKR); 1 – 6/ PDGK4302/ 2 sks/ Aria Djalil [et al]. -- Cet.18; Ed.1--. Tangerang Selatan: Universit
pokok pembelajaran kelas rangkap
ill.; 21 cm
8-979-011-345-9
Daftar Isi
Kegiatan Belajar 2:
Gambaran PKR yang Ideal dan Praktik yang Terjadi di Lapangan 1.17
Latihan …………………………………………............................... 1.35
Rangkuman ………………………………….................................... 1.36
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 1.36
Kegiatan Belajar 2:
Prinsip Didaktik-Metodik dan Prosedur Dasar PKR ......................... 2.18
Latihan …………………………………………............................... 2.43
Rangkuman ………………………………….................................... 2.43
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 2.45
iv
Kegiatan Belajar 3:
Aneka Model Interaksi Kelas Rangkap dalam PKR .......................... 2.48
Latihan …………………………………………............................... 2.56
Rangkuman ………………………………….................................... 2.57
Tes Formatif 3 ……………………………..…….............................. 2.57
Kegiatan Belajar 2:
Pengorganisasian Murid ..................................................................... 3.25
Latihan …………………………………………............................... 3.54
Rangkuman ………………………………….................................... 3.55
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 3.56
Kegiatan Belajar 3:
Disiplin Kelas ..................................................................................... 3.59
Latihan …………………………………………............................... 3.71
Rangkuman ………………………………….................................... 3.71
Tes Formatif 3 ……………………………..…….............................. 3.72
Kegiatan Belajar 2:
Sekolah dan Lingkungan sebagai Sumber Belajar ............................ 4.18
Latihan …………………………………………............................... 4.26
Rangkuman ………………………………….................................... 4.26
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 4.27
Kegiatan Belajar 3:
Lingkungan sebagai Sumber Belajar ................................................. 4.30
Latihan …………………………………………............................... 4.43
Rangkuman ………………………………….................................... 4.44
Tes Formatif 3 ……………………………..…….............................. 4.45
Kegiatan Belajar 2:
Perumusan Indikator, Penataan Pengalaman Belajar dan Kegiatan
Pembelajaran Kelas Rangkap ............................................................ 5.22
Rangkuman ………………………………….................................... 5.46
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 5.47
vi
Kegiatan Belajar 3:
Evaluasi Program Pembelajaran Kelas Rangkap ............................... 5.50
Latihan …………………………………………............................... 5.54
Rangkuman ………………………………….................................... 5.55
Tes Formatif 3 ……………………………..…….............................. 5.55
Petunjuk Pelaksanaan Praktik ............................................................ 5.58
Kegiatan Belajar 2:
Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan
Perseorangan ...................................................................................... 6.15
Latihan …………………………………………............................... 6.24
Rangkuman ………………………………….................................... 6.26
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 6.27
Kegiatan Belajar 3:
Penerapan Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan
Perseorangan dalam Pembelajaran Kelas Rangkap ........................... 6.32
Latihan …………………………………………............................... 6.41
Rangkuman ………………………………….................................... 6.43
Tes Formatif 3 ……………………………..…….............................. 6.43
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai serta bobot SKS mata kuliah
PKR, mata kuliah ini terdiri dari 6 modul, yaitu:
Modul 1 : Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR).
Modul 2 : Model Pengelolaan dan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR).
Modul 3 : Pengorganisasian Kelas.
Modul 4 : Lingkungan sebagai Sumber Belajar dalam PKR.
Modul 5 : Penyusunan Rencana PKR.
Modul 6 : Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan dalam
PKR.
Untuk mencapai tujuan ini, Anda dituntut untuk mempelajari modul PKR
dari Modul 1 sampai dengan 6. Ikutilah petunjuk yang ada dalam modul ini,
dan kerjakanlah semua latihan dan tugas yang diberikan.
Selamat belajar!
Peta Kompetensi
Pembelajaran Kelas Rangkap/PDGK4302/2 sks
Menyusun Rencana
Pembelajaran Kelas Rangkap
5
Menjelaskan Hakikat
Pembelajaran Kelas Rangkap
1
Mo DUL 1
PENDAHULUAN
N egara ribuan pulau yang tersebar luas seperti Indonesia, tak pelak lagi
akan menghadapi masalah distribusi atau penyebaran dan masalah
disparitas atau perbedaan. Tak terkecuali dalam sistem pendidikan kita.
Dalam masalah distribusi guru misalnya, kita belum mampu untuk
menyebarkan guru SD secara merata hingga ke pelosok tanah air. Padahal,
jumlah guru SD secara keseluruhan tidaklah termasuk kurang. Akibatnya,
terjadilah kekurangan guru secara lokal di mana-mana, khususnya di daerah
kecil, sulit dan terpencil. Dalam masalah disparitas kualitas, hasil belajar
rata-rata murid SD di kota-kota besar umumnya jauh lebih tinggi daripada
rekan-rekan mereka di daerah terpencil.
Mengajar lebih dari dua kelas akibat kekurangan guru, semakin
memperburuk disparitas ini. Akan tetapi, perangkapan kelas bukanlah alasan
yang selalu pantas untuk dituding. Mungkin yang lebih tepat dituding adalah
karena kita belum menemukan teknik yang tepat untuk melakukan
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR). Dalam Modul 1, Kegiatan Belajar 1,
Anda akan kami ajak untuk memahami hakikat PKR. Jika Anda memahami
hakikat atau esensi PKR, diharapkan Anda tidak lagi memandang PKR
sebagai suatu masalah yang sulit diatasi. Sebaliknya, dalam diri Anda akan
tumbuh pemahaman bahwa PKR adalah suatu tantangan yang pasti dapat
diatasi. Dengan kata lain, PKR adalah suatu kenyataan atau realita, yang
harus Anda hadapi.
Bahkan, PKR tidak hanya sebagai kenyataan yang tak dapat Anda
elakan, melainkan PKR pun mempunyai sejumlah keunggulan yang tidak
dimiliki oleh guru yang tidak mengajar rangkap. Topik ini akan kita kaji
melalui gambaran PKR yang ideal serta praktik yang terjadi di lapangan,
yang akan kita bahas dalam Kegiatan Belajar 2. Jika keunggulan ini dapat
Anda kuasai, Anda akan menikmati tugas Anda sebagai guru yang harus
merangkap kelas. Agar Anda berhasil menguasai modul ini, ikutilah petunjuk
belajar berikut.
1.2 PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
1. Bacalah
Bacalah tujuan Instruksional. Maksudnya agar Anda tahu arah modul ini
yaitu apa yang dituntut dari Anda. Kemudian, baca uraiannya. Modul banyak
memuat kasus yang ditempatkan dalam kotak. Bacalah dengan saksama
karena kasus memaparkan konsep, fakta, dan praktik PKR.
2. Garis Bawahi
Garis bawahi kata, kalimat atau alinea yang Anda anggap penting.
Penting dilakukan karena dapat meningkatkan cara Anda mengajar dan untuk
menempuh tes atau Ujian Akhir Semester (UAS).
4. Pahami
Baca berulang-ulang catatan dan ringkasan ini dengan baik sehingga
Anda paham benar konsep yang sedang Anda pelajari.
5. Hafalkan
Jika perlu, bagian-bagian tertentu harus Anda hafalkan di luar kepala.
Selamat belajar!
K EGIATAN B ELAJAR 1
D alam Kegiatan Belajar 1, Anda akan membaca uraian dan contoh yang
berhubungan dengan pengertian PKR. Uraian kedua mengenai
mengapa PKR diperlukan. Kemudian, peranan, fungsi, dan manfaat PKR
juga akan kita bahas.
Akhirnya, Anda akan menjumpai pembahasan mengenai prinsip-prinsip
yang terkandung dalam PKR. Melalui uraian ini, Anda diharapkan
memahami konsep dan teori PKR, kemudian berminat menerapkannya di
dalam kelas Anda sendiri.
1. Alasan Geografis
Sulitnya lokasi, terbatasnya sarana transportasi, permukiman yang
berpindah-pindah, dan adanya mata pencaharian khusus, seperti menangkap
ikan, menebang kayu dan sebagainya, mendorong penggunaan PKR. Saat itu
(1995), demam mencari mas sedang memanas di Kalimantan Tengah. Di
desa Karombang misalnya, di antara para penambang mas tradisional ada
yang memboyong anak-anaknya yang sudah berumur seusia anak SD. Di
antaranya bahkan ada yang sudah duduk di SD. Dengan kondisi ini, sekolah
dengan satu guru (one-school teacher) adalah jawabannya.
2. Alasan Demografis
Untuk mengajar murid dalam jumlah yang kecil, apalagi tinggal di
daerah pemukiman yang amat jarang maka PKR dinilai sebagai pendekatan
pengajaran yang praktis. Di daerah perkotaan sekalipun alasan demografis ini
juga berlaku. Dalam beberapa tahun belakangan ini, khususnya sejak tahun
ajaran 1992, sejumlah daerah menjerit karena kekurangan murid. Di SD
Margoyasan misalnya, jumlah seluruh murid saat itu hanya 72 orang. Ini
terjadi karena kecilnya jumlah pendaftar baru dan pada tahun ajaran
1989/1990, SD ini hanya mendapat 8 orang murid baru. Pada tahun ajaran
1990/1991 memperoleh 11 orang murid baru. Pada tahun ajaran 1991/1992
jumlah murid baru bahkan semakin berkurang; hanya 7 orang (Kompas, 18
Juni 1992). Alangkah borosnya, jika SD Margoyasan masih tetap bertahan
dengan konsep lama yaitu, satu tingkat kelas diajar oleh satu guru. Oleh
karena itu, PKR merupakan cara yang lebih praktis dan ekonomis.
3. Kurang Guru
Walaupun jumlah guru secara keseluruhan mencukupi, sulit untuk
mencari guru yang dengan suka cita siap mengajar di daerah, seperti Ketuk
Ketimpun itu. Praktik penempatan guru SD mirip kerucut terbalik. Yang
lancip adalah SD di daerah terpencil dan jumlah guru yang bersedia bertugas
di daerah terpencil. Terbatasnya sarana transportasi, alat dan media
komunikasi dapat menciutkan "nyali" guru untuk bertugas di daerah
terpencil. Belum lagi harga keperluan sehari-hari yang jauh lebih mahal
daripada di daerah perkotaan, sementara besarnya gaji yang diterima tidak
berbeda. Ditambah dengan tanggal gajian yang lambat dan tidak teratur, dan
terbatasnya peluang untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan lanjutan,
serta pengembangan karier maka lengkaplah sudah kecilnya minat guru
untuk mengadu nasib di daerah terpencil.
6. Alasan lainnya
Realita yang dihadapi seorang guru, baik ia mengajar di daerah terpencil
maupun di perkotaan adalah ia menghadapi murid dengan tingkat
kemampuan dan kemajuan belajar yang berbeda. Bahkan hal ini pun dapat
terjadi di ruang dan tingkat kelas yang sama. Di daerah perkotaan yang padat
penduduknya, ada kemungkinan seorang guru menghadapi murid lebih dari
40 atau 50 orang. Hal ini pun juga dapat terjadi di satu sekolah “favorit”
karena besarnya minat orang tua untuk mengirimkan anak-anak mereka ke
sekolah tersebut, sementara jumlah ruang kelas dan mungkin pula gurunya
tidak mencukupi. Sudah barang tentu, sulit untuk mengharapkan
berlangsungnya proses belajar-mengajar yang efektif dan efisien jika itu
terjadi dalam sebuah kelas dengan jumlah murid di atas 40 orang.
Dalam konteks seperti ini maka PKR dapat menjadi salah satu pilihan
yang tepat. Satu ruang kelas yang tadinya berjumlah 40 orang atau lebih,
yang diajar oleh seorang guru pada waktu dan dalam mata pelajaran yang
sama maka dengan PKR dimungkinkan memilah murid menjadi dua atau
lebih subkelas yang terdiri atas 10 - 20 murid. Di setiap subkelas inilah,
dalam waktu yang hampir bersamaan, berlangsung pembelajaran dengan
bimbingan guru, tutor sebaya atau tutor kakak.
Dengan demikian, pengertian perangkapan tidak lagi semata-mata dilihat
dari dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda, tetapi juga dalam satu tingkat
kelas yang sama, namun terdiri dari murid dengan tingkat kemampuan dan
kemajuan yang berbeda. Perbedaan kemampuan dan kemajuan belajar di
antara murid pada tingkat kelas yang sama dapat terjadi tidak hanya dalam
satu mata pelajaran yang sama, tetapi juga dalam mata pelajaran yang
berbeda.
Namun, pada saat ini pengertian PKR di Indonesia lebih ditekankan pada
mengajar dua atau lebih kelas yang berbeda pada waktu yang sama.
Sejumlah penelitian melaporkan bahwa ukuran murid dalam satu kelas
(class size) berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar. Jeremy D Finn &
Gina M. Pannozzo, Charles M. Achiklles (2003), misalnya melaporkan
bahwa kelas kecil berkorelasi signifikan dan positif dengan kinerja akademik
siswa. Keterangannya adalah … when class sizes are reduced, major changes
occur in students’ engagement on the classroom (jika jumlah murid dalam
kelas berkurang, perubahan besar terjadi pada partisipasi aktif murid dalam
kelas). Selanjutnya, ia membubuhkan keterangan tambahan: Engagement is
composed of “learning behaviour” and pro – and anti social behaviour.
Both are highly related to academic performance (partisipasi aktif ini terdiri
atas “perilaku belajar” dan disiplin murid. Kedua-duanya sangat
berhubungan dengan kinerja akademik murid).
Lebih tegas lagi sebagaimana dilaporkan oleh Glass & Smith (1978) dan
Robinson (1990) … that reduced – size classes – below 20 pupils were
associated with improved academic performance (mengurangi jumlah murid
dalam satu kelas di bawah 20 orang ada hubungannya dengan meningkatnya
kinerja akademik) . Mengapa hal yang positif itu terjadi, dijelaskan oleh
Stasz & Stecher (2002) … that the key to the academic benefits of small
classes resides in student behaviour. Students become more engaged
academically and socially which lead to increased learning in all subject
areas ... (bahwa kunci manfaat akademik dari kecilnya jumlah murid dalam
satu kelas terletak pada perilaku murid. Murid menjadi lebih terlibat aktif
secara akademis dan sosial yang pada gilirannya meningkatkan pembelajaran
dalam semua mata pelajaran)”.
Barbara & Hedges (2001) mempertegas kembali dan bahkan terkesan
alami … that the quality of teaching and learning process diminishes once
class size rises above 30, especially at the senior secondary level, where the
level of syllabus complexity increases (... bahwa mutu proses pengajaran dan
pembelajaran akan berkurang pada saat jumlah murid dalam satu kelas
bertambah menjadi di atas 30 orang)”.
Dengan demikian, penerapan PKR tidak hanya cocok untuk
menggabungkan jumlah murid yang kecil dari berbagai tingkat kelas yang
berbeda, tetapi juga memperkecil jumlah murid yang terlalu besar dalam satu
kelas, dengan cara menempatkan mereka di dalam beberapa subkelas, dengan
tingkat kelas yang sama.
2. Ekonomis
Dengan seorang guru atau beberapa guru saja proses pembelajaran dapat
berlangsung. Begitu juga dengan satu ruang atau beberapa ruang kelas,
proses pembelajaran tetap dapat berlangsung. Dengan demikian, satuan biaya
pendidikan yang ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat akan jauh lebih
kecil. Bersamaan dengan itu, dengan jumlah dana pendidikan yang sama,
perluasan pelayanan pendidikan dapat diberikan hingga ke daerah yang sulit,
kecil dan terpencil.
3. Pedagogis
Sejak lama dan hingga saat ini, pendidikan kita dikritik sebagai sistem
yang belum mampu menghasilkan lulusan atau tenaga kerja yang mandiri.
Lulusan kita dinilai kurang kreatif, pasif dan mudah menyerah. Pengalaman
sejumlah negara yang mempraktikkan PKR menunjukkan bahwa strategi ini
mampu meningkatkan kemandirian murid. Jika Anda baca lebih lanjut
pembahasan mengenai PKR dalam modul-modul berikutnya, Anda akan
menyimak bahwa seorang guru PKR berusaha kuat untuk mendorong anak
agar aktif dan mandiri. Murid yang pintar diminta untuk membantu murid
yang ketinggalan. Murid-murid banyak diberikan tugas individual, tugas
berpasangan atau bekerja dalam kelompok kecil. Mereka pun dilibatkan
secara aktif untuk menciptakan dan menambah sumber belajar, khususnya
dengan memanfaatkan bahan yang ada di sekitar sekolah, rumah, dan desa
mereka. Pajangan kelas yang dibuat oleh murid-murid misalnya, dapat
dianggap sebagai sarana belajar melalui pengalaman (experiential learning).
4. Keamanan
Dengan pendekatan PKR, pemerintah dapat mendirikan SD di lokasi
yang mudah dijangkau oleh anak. Dengan demikian, kekhawatiran orang tua
terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada anak-anak mereka,
berkurang. Mengunjungi SD yang jauh, selain dapat meningkatkan
pengulangan kelas dan putus sekolah, mungkin saja mengundang kecelakaan.
Misalnya, perahu terbalik, diterkam, disengat, dibelit atau digigit binatang
buas atau tergelincir ke jurang, pada waktu mereka pergi atau pulang sekolah,
setiap saat dapat terjadi.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
Selamat berdiskusi!
Petunjuk Jawaban Latihan
Agar diskusi Anda menjadi lebih terarah, bacalah terlebih dahulu rambu-
rambu pengerjaan latihan berikut ini.
1) Kerjakan latihan ini ketika Anda belajar dalam kelompok kecil sehingga
teman diskusi berkisar antara 3 - 5 orang.
2) Buat lebih dahulu ringkasan materi Kegiatan Belajar 1 sebelum
berdiskusi. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab terhadap satu
topik.
3) Hasil diskusi hendaknya dicatat oleh setiap anggota kelompok, dan bila
perlu dikemukakan dalam tutorial.
RANGKUMAN
7) Kadar tinggi WKA ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain ....
A. banyaknya waktu menunggu
B. kualitas dan kuantitas pengalaman belajar
C. jumlah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas rutin
D. kualitas dan jumlah pesan kurikulum yang disampaikan guru
8) Ibu Tuti yang merangkap kelas 4 dan kelas 3 segera pergi membantu
kelompok kelas 4 ketika beliau melihat kelompok ini sedang bertengkar.
Keadaan ini mencerminkan salah satu prinsip PKR, yaitu ....
A. kontak psikologis guru murid yang berkelanjutan
B. keserempakan kegiatan belajar-mengajar
C. kebiasaan mandiri
D. pemanfaatan sumber secara efisien
10) Melalui PKR dapat ditanamkan kebiasaan mandiri pada diri murid
karena dalam PKR, murid lebih banyak mendapat kesempatan untuk ....
A. bertanggung jawab dalam penyelesaian tugasnya
B. belajar sesuai dengan keinginannya
C. membantu guru
D. membantu teman
Kotak 1
Kotak 2
Kotak 3
Ada 2 ruang kelas yang kosong. Tidak dipakai lagi. Tadinya karena
tidak ada lagi murid-murid yang memerlukannya; lambat laun karena
dibiarkan tidak terurus, akhirnya rusak. Ruang kelas yang dipakai pun
cukup memprihatinkan.
Di sudut belakang ada setumpuk bangku dan kursi yang tidak
terpakai dan dalam keadaan rusak. Pajangan di dinding kelas hanya ada
beberapa; itu pun sudah kusam, mungkin karena terlalu lama berada di
dinding itu. Tidak satu pun pajangan itu yang berasal dari karya murid.
Ketika saya tanyakan pada murid di samping saya, apakah Pak Ajung
pernah membicarakan pajangan dinding ketika menerangkan pelajaran,
jawaban mereka "tidak pernah". Kecuali meja guru dan beberapa deret
bangku murid, terdapat sebuah lemari. Itu pun sudah reyot; pintunya
tidak dapat dikunci. Di dalamnya kami temui buku yang tidak tersusun,
dan hampir seluruhnya buku yang sudah lama. Kecuali, ada seikat buku
yang tampak masih baru. Ketika kami tanyakan, Pak Ajung mengatakan
itu kiriman dari Kancam setahun yang lalu. "Mengapa tidak dipakai?".
Menurut Pak Ajung, agar tidak cepat rusak. "Maklum anak-anak di
sini belum bisa menjaga buku", begitulah alasan Pak Ajung.
Apakah yang mengusik pikiran Anda ketika membaca hasil pengamatan
dalam Kotak 3? Baiklah. Terlintaskah pada pikiran Anda, betapa hampanya
suasana kelas dan sekolah Pak Ajung? Entah berapa lagi kelas dan sekolah
yang suasananya seperti ini. Dengan suasana hampa seperti ini, muncul
pertanyaan berikut dalam diri kita.
1. Terdorongkah murid untuk bekerja?
2. Akan bertahankah murid sampai lulus?
3. Berapa banyakkah yang dapat dipelajari murid?
4. Bukankah suasana ini yang menyebabkan terjadinya pengulangan kelas
dan putus sekolah yang masih cukup tinggi?
5. Mengapa Pak Ajung tampaknya begitu pasrah?
6. Apa sebenarnya yang menyebabkan Pak Ajung tak bersedia
menggunakan buku bacaan yang dikirim oleh Kancam Depdikbud?
Dapat Anda bayangkan, bertahun-tahun para murid (dan Pak Ajung juga
tentu saja), hidup dalam suasana kelas dan sekolah seperti itu. Tidak ada
kehidupan kelas yang menggairahkan, tidak hanya bagi murid, tetapi juga
bagi gurunya.
Mengajar kelas rangkap, bukanlah keadaan yang amat pantas dituding
sebagai penyebab. Ketidakmampuan guru, ditambah (lagi) enggannya guru
untuk mengeluarkan keringat, itulah yang menjadi penyebab utama. Terlebih-
lebih lagi matinya hasrat guru untuk mencari inspirasi agar ia dapat
menghasilkan sesuatu yang terbaik bagi anak didiknya, amat pantas kita
persoalkan. Bukankah Thomas Alpa Edison, suatu kali pernah berujar bahwa
90% sukses penemuannya karena unsur preparation (keringat) dan 10% lagi
karena unsur inspiration (inspirasi)?
Kita, acap kali tidak mau capai, sebaliknya kita lebih sering cepat capai
(walaupun baru bergerak sedikit). Kita juga tidak gemar berinspirasi,
sebaliknya kita lebih gemar bermimpi. Nah, itulah gambaran singkat tentang
bagaimana praktik mengajar kelas rangkap, pada umumnya di kelas kita. Dan
itu pulalah yang ingin kita ubah dan perbaiki. Dalam uraian berikut, Anda
akan melihat lebih jeli, perbedaan yang mendasar antara praktik mengajar
kelas rangkap saat ini dengan apa yang kita harapkan, yaitu pembelajaran
kelas rangkap yang telah dikembangkan oleh para ahli dan yang telah
dipraktikkan di sejumlah negara.
B. GAMBARAN PKR YANG IDEAL (YANG DIINGINKAN)
Sampai saat ini kita telah membahas hakikat PKR. Dari uraian ini Anda
paham tentang definisi PKR; mengapa PKR kita perlukan; tujuan, fungsi dan
manfaat PKR; dan prinsip yang melandasi PKR. Kemudian, Anda juga telah
mengkaji beberapa hasil pengamatan tentang praktik mengajar kelas rangkap
yang masih banyak berlaku di sekolah dasar kita. Praktik yang kita nilai
masih banyak mengandung kelemahan dan karenanya memerlukan
perbaikan. Dari kajian tersebut, Anda tentu sudah mempunyai bayangan
bagaimana sebaiknya kita melakukan perubahan dan perbaikan.
Berikut ini dapat Anda kaji sebuah ilustrasi tentang PKR yang
dilaksanakan di salah satu kelas. Ilustrasi ini bukanlah mengenai praktik PKR
yang terbaik. Namun, paling tidak dapat menggambarkan unsur-unsur
penting dalam PKR sehingga Anda dapat menemukan perbedaannya dari
praktik mengajar kelas rangkap yang sudah Anda kaji di atas.
Kotak 4 a
Kotak 4 b
RANGKUMAN
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
Baca peristiwa pembelajaran berikut, kemudian jawab/kerjakan soal
nomor 1 dan nomor 2.
Ibu Ina yang merangkap kelas 5 dan kelas 4 mulai dengan menjelaskan
konsep di kelas 5 sementara kelas 4 menunggu. Setelah selesai menjelaskan,
barulah Bu Ina ke kelas 4, sementara kelas 5 menyalin dari papan tulis.
5) Pada awal pelajaran Pak Ade dan Bu Neneng bertanya kepada murid,
tetapi hampir tidak berkaitan dengan materi pelajaran hari itu. Untuk apa
hal itu dilakukan?
A. mengulur waktu supaya waktu mengajar tidak terlalu lama
B. untuk menyiapkan mental anak terhadap pelajaran hari itu
C. agar murid terbiasa menjawab pertanyaan
D. agar murid memahami materi yang telah disampaikan
6) Sudut sumber belajar yang ditata oleh guru dapat digunakan untuk ....
A. hiasan ruang kelas
B. mempraktikkan konsep belajar menemukan sendiri dan konsep
pemecahan masalah
C. menyalurkan keinginan guru
D. khusus praktik IPA
9) Dalam PKR guru dapat memanfaatkan murid sebagai tutor. Hal ini dapat
dilakukan sehingga murid yang pandai dapat ....
A. menunjukkan kelebihannya
B. meringankan beban guru mengajar
C. membantu murid pada kelas yang lebih rendah atau murid pada
kelas yang sama
D. menggantikan peran guru jika guru tidak hadir
10) Ibu Neneng mendatangkan Pak Isar ke kelas untuk melatih murid
membuat jenis-jenis "bubu". Hal ini dilakukan untuk menunjukkan
bahwa guru ....
A. mengetahui sumber-sumber yang ada di desa
B. tidak mampu mengajar keterampilan membuat bubu
C. mempunyai kemampuan terbatas
D. dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di desa
Alasan Sebab
1. Geografis Lokasi sulit
Transpor terbatas
Penduduk berpindah-pindah
2. Demokratis Murid sedikit
Jumlah murid baru makin
menurun
Ilustrasi 3
Alasan Sebab
1. Ekonomis Tidak perlu guru
yang lengkap
Tidak perlu ruang yang
banyak
Dapat melayani murid dalam
jumlah yang kecil dan besar
2. Kuantitas Satu guru dapat
mengajar banyak kelas
dan juga banyak murid
3. Equity Walaupun satu guru kita
dapat mendirikan SD
Murid di daerah terpencil
mendapat kesempatan
bersekolah yang sama
4. Pedagogis Meningkatkan
kemandirian Murid
didorong saling membantu
Belajar dalam suasana yang
bervariasi, individual,
berpasangan, kelompok
kecil, seluruh kelas
Ilustrasi 4
Kunci Jawaban Tes Formatif
Tes Formatif 1
1) B. Yang dirangkap dapat lebih dari dua kelas, dan tempat belajar pun
dapat lebih dari satu ruangan.
2) A. Kurang guru, menyebabkan guru harus merangkap.
3) C. PKR tidak menghemat waktu dan tenaga.
4) B. Dalam pembelajaran, murid dapat belajar tanpa guru.
5) B. Pembelajaran tidak hanya dilakukan dalam kelompok kecil, tetapi
juga secara klasikal dan perorangan.
6) D. Guru sebagai fasilitator tidak secara khusus merupakan prinsip PKR
karena juga berlaku secara umum dalam setiap pembelajaran.
7) B. Banyaknya waktu untuk belajar dan kualitas yang dipelajari
menentukan kadar WKA.
8) A. Ibu Tuti tanggap terhadap peristiwa yang terjadi, ini membuktikan
adanya kontak psikologis antara Ibu Tuti dengan murid.
9) D. Dalam hal ini Pak Udin memanfaatkan narasumber.
10) A. Kebiasaan bertanggung jawab dapat membentuk kebiasaan mandiri.
Tes Formatif 2
1) B. Bu Ina mula-mula mengajar di kelas 5, kemudian baru ke kelas 4.
2) B. Waktunya banyak terbuang.
3) D. PKR tidak membuat beban guru menjadi ringan.
4) C. Yang paling tepat
5) B. Merupakan pendahuluan.
6) B. Merupakan tujuan sudut sumber belajar.
7) A. Inilah tugas guru yang utama dalam menerjemahkan kurikulum
yang ada.
8) A. Administrator berarti bertugas menata/mengatur.
9) C. Tutor kakak atau tutor sebaya.
10) D. Salah satu cara untuk memanfaatkan sumber, bukan karena alasan
lain.
Daftar Pustaka
Barbara, N., & Hedges, L. (2001). The Influence Elementary School Class
Size on Ninth Grade Math Test Scores. Journal of Experimental
Education Vol.69, pp. 218 – 233.
Brophy, J.e. & Evertson, C.M. (1974). Process Product Correlation in The
Texas Teacher Effectiveness Study: Final Report, no. 74-4, Austin,
Texas: Research and Development Center for Teacher Education,
University of Texas.
Bennet, N. (1976). Teaching Styles and Pupil Progress. London: Open Book
Publishing Limited.
Brophy, J. et. al (1976). Coding System for The First Grade Reading Group
Study Report. No. 4012. Austin, Texas: Research and Development
Center for Teacher Education, University of Texas.
Berliner. D.C. (1979). Allocated Time, Engage Time and Academic Learning
Time, and Elementary School Math Instruction. ERIC (ED 1715339.
Gage, N.L. (1978). The Scientific Basic of The Art for Teaching. New York:
Teachers College Press.
Glass, G.V., & Smith, M.L. (1978). Meta Analysis of Research on the
Relationship of Class Size and Achievement. San Francisco: Far West
Laboratory of Educational Research and Development.
Good, T.L. & Beckerman, T.M. (1978). Time on Task: A Naturalistic Study
in Sixth Grade Classroom. The Elementary School Journal, 78, 3, 193-
201.
Hiller, J. et al. (1969). A Computer Investigation of Verbal Characteristics of
Effective Classroom Lecturing. American Educational Research Journal,
6, 661-75.
Mc. Ginn, N., & Street, S. Education Decentralization: Weak State or Strong
State?. Comparative Education Review No. 30, Nov., 1986: pp. 471 –
490.
Stasz, C., & Stecher, B. (2002). Before and after class size reduction: A tale
of two teachers. In M.C. Wang & J.D. Finn (Eds). Taking small classes
one step further. Greenwich, C.T.: Information Age.
Turney, C., et al. (1973). Sydney Micro Skills: Series 1, Reinforcement, Basic
Questioning, Variability. Sidney: Sydney University Press.
Model Pengelolaan
dan Pembelajaran Kelas Rangkap
Prof. Dr. H. Udin S. Winataputra, M.A.
PENDAHULUAN
M odul ini merupakan kelanjutan dari Modul 1. Tentu Anda masih ingat,
dari modul pertama Anda telah memperoleh pengertian tentang apa
pembelajaran kelas rangkap (PKR), mengapa dan untuk apa PKR, dan apa
saja yang menjadi prinsip PKR. Selain itu, Anda telah mengenal praktik-
praktik PKR yang terjadi saat ini sebagaimana adanya. Dengan cara
membandingkan prinsip dan kenyataan PKR serta pembelajaran di SD pada
umumnya, tentu Anda sudah dapat menjelaskan perbedaannya.
Dalam modul ini Anda akan mempelajari aneka model pengelolaan PKR
dan metode pembelajaran dalam PKR. Setelah mempelajari Modul ini Anda
diharapkan memiliki kemampuan:
1. menjelaskan prinsip-prinsip pengelolaan PKR;
2. menerapkan aneka model pengelolaan PKR di SD;
3. menjelaskan prinsip-prinsip didaktik-metodik PKR;
4. menerapkan prosedur dasar PKR;
5. menerapkan aneka model interaksi kelas dalam PKR.
Kemampuan tersebut sangat penting bagi semua guru kelas, baik yang
selalu bertugas mengajar kelas rangkap di SD kecil maupun yang sewaktu-
waktu harus mengajar kelas rangkap karena ada guru lain yang terpaksa tidak
hadir mengajar. Anda akan tampil lebih percaya diri dan mantap, siswa Anda
pun akan merasa lebih puas dapat belajar dari Anda. Lebih dari itu, suasana
kelas Anda akan lebih menarik, menantang, dan menyenangkan.
Untuk membantu Anda mendapatkan semua hal tersebut di atas, dalam
modul ini akan disajikan pembahasan dan latihan dalam butir uraian sebagai
berikut.
2.2 PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
Agar Anda berhasil dengan baik mempelajari modul ini ikuti petunjuk
belajar sebagai berikut.
1. Bacalah dengan cermat bagian Pendahuluan modul ini sampai Anda
memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari modul ini.
2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dan kata-
kata yang Anda anggap baru. Carilah dan baca pengertian kata-kata
kunci dalam Senarai Kata Kunci (SKK) modul ini atau dalam kamus
yang ada.
3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi modul ini melalui
pemahaman sendiri dan tukar pikiran dengan mahasiswa atau guru lain
dan dengan tutor Anda.
4. Terapkan prinsip, prosedur, dan model PKR secara imaginer (dalam
pikiran) dan dalam situasi terbatas melalui simulasi sejawat pada saat
tutorial.
5. Mantapkan pemahaman Anda melalui diskusi atas pengalaman simulasi
dalam kelompok kecil atau klasikal pada saat tutorial.
K EGIATAN B ELAJAR 1
S ebagai awal pembahasan kita dalam modul ini, coba Anda sebutkan
kembali ciri-ciri utama pembelajaran kelas rangkap! Apabila ternyata
Anda lupa coba lihat kembali Modul 1. Apakah Anda menemukan prinsip-
prinsip itu? Baiklah, coba perhatikan rumusan singkat dari ciri-ciri utama
PKR sebagai berikut.
1. Seorang guru.
2. Menghadapi dua kelas atau lebih.
3. Satu kelas dengan dua atau beberapa kelompok siswa yang
berbeda kemampuan.
4. Untuk membimbing belajar dalam satu mata pelajaran atau lebih.
5. Beberapa topik yang berbeda dalam satu mata pelajaran.
6. Dalam satu atau lebih dari satu ruangan.
7. Pada jam pelajaran yang bersamaan.
Melihat ciri-ciri utama PKR tersebut, persoalan apa yang dihadapi oleh
guru agar dapat melaksanakan PKR dengan baik? Apakah Anda mengatakan
persoalan pengelolaan? Ya, memang benar, masalah pengelolaan atau
manajemen. Secara umum inti dari pengelolaan adalah mencapai tujuan yang
setinggi-tingginya dengan memanfaatkan segala sumber daya manusia, alam,
sosial, budaya yang tersedia.
Dengan menggunakan inti pengelolaan tersebut marilah kita kaji
bagaimana mengelola PKR. Proses pembelajaran yang baik adalah proses
pembelajaran yang efektif yang menurut Karweit (1987) ditandai oleh 3 hal
sebagai berikut.
1. Sebagian terbesar dari waktu yang tersedia benar-benar digunakan untuk
belajar siswa.
2. Kualitas pembelajaran guru sangat memadai.
3. Sebagian terbesar atau seluruh siswa terlibat secara aktif dalam
kegiatan belajar.
Berpijak pada 3 prinsip tersebut dapat kita rumuskan 3 pertanyaan
mengenai pengelolaan PKR.
Untuk Pertanyaan 1:
a. Berikan tugas untuk setiap kelas atau kelompok secara terencana.
b. Atur penugasan sesuai dengan waktu, tempat, alat, dan sumber yang
tersedia.
c. Perkecil waktu tunggu/kosong bagi siswa.
d. Terapkan prinsip guru selalu di hati dan pikiran siswanya.
Untuk Pertanyaan 2:
a. Kuasai materi pelajaran yang akan diajarkan.
b. Pahami dengan baik ciri-ciri (karakteristik) siswa dan kelas yang
dihadapi, misalnya pengalamannya, gaya belajarnya, lingkungannya.
c. Kuasai dengan terampil aneka model, metode, dan teknik pembelajaran
yang sesuai.
d. Tampillah sebagai guru yang penuh percaya diri, terpercaya, menarik,
dan penuh keteladanan.
Untuk Pertanyaan 3:
a. Gunakan dengan baik keterampilan bertanya, memberi penguatan,
mengadakan variasi, menjelaskan, dan mengajar kelompok kecil dan
perorangan.
b. Terapkan prinsip guru selalu siaga memperhatikan siswa (alertness) dan
prinsip pada waktu yang sama dapat menangani beberapa kegiatan
(overlappingness).
c. Ciptakan suasana kelas yang demokratis, penuh rasa aman, dan
menyenangkan.
Gambar 2.1
Dalam Model PKR 221, Anda sebagai guru menghadapi dua kelas,
dalam hal ini Kelas 5 dan Kelas 6, untuk mengajar mata pelajaran IPA
dengan topik sumber daya alam di Kelas 5, dan mata pelajaran IPS topik
sumber kekayaan alam di Kelas 6. Kedua topik memiliki saling keterkaitan.
Proses pembelajaran berlangsung dalam satu ruangan. Model PKR 221
merupakan Model PKR Murni karena prinsip keserempakan terpenuhi tanpa
batas fisik. Perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru
terhadap kelas dapat berlangsung terus menerus. Model ini sangat dianjurkan
untuk digunakan karena paling efektif di antara model PKR lainnya. Namun,
model ini hanya mungkin diterapkan jika jumlah siswa tidak terlampau
banyak (15-20 orang).
Dalam menerapkan model PKR 221 di atas, ikuti petunjuk sebagai
berikut.
1. Pada kegiatan Pendahuluan 10 menit pertama berikan pengantar dan
pengarahan dalam satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu
papan tulis dibagi 2. Tuliskan topik dan hasil belajar yang diharapkan
dari Kelas 5 dan 6. Ikuti dengan langkah-langkah untuk masing-masing
kelas yang akan ditempuh selama pertemuan itu 80 menit.
2. Pada kegiatan Inti 60 menit berikutnya terapkan aneka metode yang
sesuai untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan belajar berlangsung
adakan pemantapan, bimbingan, balikan sesuai keperluan. Terapkan
prinsip wittiness, alertness, dan overlappingness. Gunakan keterampilan
dasar mengajar yang sesuai.
3. Pada kegiatan Penutup 10 menit terakhir berdirilah di depan kelas
menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviu atas materi dan
kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai
keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa saja
sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya atau mungkin juga untuk hari
berikutnya.
Model PKR 222: PKR Modifikasi
Gambar 2.2
Dalam Model PKR 222, sebagai guru Anda menghadapi dua kelas,
dalam hal ini Kelas 5 dan 6, untuk mengajar mata pelajaran Matematika topik
Bangun Ruang di Kelas 5 dan mata pelajaran IPA topik Tumbuhan Hijau di
Kelas 6. Kedua topik tidak memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran
berlangsung dalam 2 ruangan berdekatan yang terhubungkan dengan pintu.
Model PKR 222 merupakan Model PKR Modifikasi, untuk kondisi jumlah
siswa lebih dari 20 orang, yang tidak mungkin ditampung dalam satu
ruangan. Penerapan model ini mempunyai dampak, antara lain perhatian
tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat
berlangsung terus menerus karena masing-masing kelas harus menunggu
hadirnya guru secara fisik secara bergiliran. Waktu tunggu tentunya lebih
lama karena guru harus berpindah-pindah di antara 2 ruangan. Oleh karena
itu, harus dirancang dengan cermat agar tanpa kehadiran guru untuk
sementara, siswa tetap dapat belajar dengan penuh perhatian. Dalam praktik
Model ini tidak seefektif Model PKR 221.
Gambar 2.3
Pengelolaan PKR 222 memang agak lebih rumit dari pada PKR 221.
Dapat Anda pahami dengan berkumpul dalam satu ruangan, seperti dalam
PKR 221 perhatian Anda tanpa penghalang. Model PKR 221 sangat cocok
untuk dua materi yang saling berkaitan, sedangkan Model PKR 222 sangat
cocok untuk materi pelajaran yang tidak berkaitan dan memerlukan perhatian
khusus dari masing-masing kelas.
Model PKR 333: PKR Modifikasi
Gambar 2.4
Dalam Model PKR 333, Anda sebagai guru menghadapi 3 kelas, dalam
hal ini Kelas 4, 5, dan 6, untuk mengajar tiga mata pelajaran yang berbeda.
Di Kelas 4 mata pelajaran IPS dengan topik Penduduk, di Kelas 5 IPA
dengan topik Makhluk Hidup dan Lingkungan, dan di Kelas 6 Matematika
dengan topik Pecahan. Ketiga topik satu sama lain tidak ada kaitannya secara
langsung. Proses pembelajaran berlangsung dalam tiga ruangan berjejer yang
satu sama lain terhubungkan dengan pintu penghubung. Model PKR 333,
sama dengan Model PKR 222, merupakan Model PKR Modifikasi karena
prinsip keserempakan tidak terkendalikan dengan utuh secara tatap muka
mengingat terdapat batas fisik. Dampaknya perhatian tatap muka sebagai
wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat berlangsung terus
menerus karena masing-masing kelas harus menunggu hadirnya guru secara
fisik. Waktu tunggu tentunya jauh lebih lama lagi karena guru harus
berpindah-pindah di antara 3 ruangan. Model ini tidak dianjurkan untuk
sering digunakan karena kurang efektif. Model ini hanya digunakan apabila
memang secara fisik tidak dimungkinkan penerapan Model PKR 222.
Gambar 2.5
Demikianlah tiga model dasar pengelolaan PKR telah kita bahas
bersama. Setiap model memiliki keunggulan dan kelemahan.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
Tidak ada kunci jawaban untuk matriks itu. Oleh karena itu, Anda
diminta untuk saling berbagi ide dengan mahasiswa lain melalui diskusi
dalam kelompok kecil. Apabila perlu mintalah pendapat tutor pada saat
pertemuan tutorial tatap muka.
RANGKUMAN
Beberapa butir penting telah Anda pahami dari kegiatan belajar satu
ini.
1. Hakikat pengelolaan PKR adalah upaya mencapai tujuan yang
setinggi-tingginya dengan memanfaatkan segala sumber daya
(manusia, alam, sosial, budaya) yang tersedia.
2. Pengelolaan PKR yang efektif ditandai oleh pemanfaatan sebagian
terbesar dari waktu yang tersedia untuk kegiatan belajar siswa;
penampilan kualitas pembelajaran yang memadai; dan keterlibatan
yang luas dari seluruh siswa dalam kegiatan belajar.
3. Guru PKR dituntut untuk melakukan aneka cara mengisi waktu
belajar, menampilkan kualitas pembelajaran, dan melibatkan siswa
dalam belajar.
4. Tiga model dasar pengelolaan pembelajaran kelas rangkap.
4.1 PKR 221 : Dua kelas, dua mata pelajaran dalam satu ruangan.
4.2 PKR 222 : Dua kelas, dua mata pelajaran dalam dua ruangan.
4.3 PKR 333 : Tiga kelas, tiga mata pelajaran dalam tiga ruangan.
5. Setiap model memiliki kekuatan dan kelemahan. Dalam praktik
semua terpulang pada tujuan belajar, kemampuan, dan sarana belajar
yang tersedia.
TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Ciri khas PKR dilihat dari sudut sasaran pembelajaran adalah adanya ....
A. pembedaan isi pelajaran
B. variasi kemampuan atau kelas
C. tuntutan pengelompokan yang homogen
D. sasaran belajar yang berjenjang
4) Model PKR 221 lebih cocok untuk pembelajaran mata pelajaran yang
topik-topiknya ....
A. bertentangan
B. berhubungan
C. berjenjang-naik
D. berjenjang-meluas
6) Model PKR 222 dan PKR 333 lebih cocok dalam pembelajaran mata
pelajaran yang topik-topiknya ....
A. berjenjang-naik
B. berjenjang-meluas
C. berdiri sendiri
D. berkaitan
8) Dalam pelaksanaan Model PKR 222 dan 333 perpindahan guru dari
kelas satu ke kelas lainnya ....
A. berjarak waktu yang sama
B. terserah guru apa maunya
C. tergantung pada kemauan siswa
D. sesuai dengan kebutuhan pembelajaran
9) Proses saling bimbing antar siswa dalam PKR perlu digalakkan untuk ....
A. menggantikan tugas guru
B. mengatasi kekurangan sumber
C. meningkatkan pemahaman
D. mengurangi kejenuhan guru
10) Salah satu keunggulan Model PKR 333 adalah dampak belajar berupa ....
A. korelasi pemahaman
B. saling ketergantungan
C. pengisian waktu senggang
D. kemandirian belajar
P
ernahkah Anda mengenal istilah didaktik dan metodik? Tentu Anda telah
lama mengenalnya bukan? Setidaknya pada saat Anda mengikuti
pendidikan di SGA/SPG/KPG. Sekadar untuk menyegarkan kembali ingatan
Anda, marilah kita lihat secara sepintas. Secara populer didaktik (berasal dari
bahasa Latin didasco/didascein, artinya saya mengajar) diartikan sebagai
Ilmu Mengajar atau pengetahuan tentang bagaimana mengajar. Metodik, di
lain pihak (berasal dari bahasa Latin, yang artinya metodos atau jalan ke)
diartikan secara populer sebagai cara atau strategi mengajar. Cara atau
strategi mengajar pada dasarnya berkenaan dengan penataan urutan kegiatan
pembelajaran, yang secara operasional dapat diperinci menjadi bagaimana
mengawali pembelajaran mengisi kegiatan inti pembelajaran dan mengakhiri
pembelajaran. Itulah hakikat metodik.
Sementara itu ilmu mengajar atau didaktik berkenaan dengan bagaimana
menerapkan teori dan konsep psikologi, sosiologi, komunikasi dan dari ilmu
lain yang sesuai dalam upaya membimbing dan menciptakan situasi belajar.
Jadi, didaktik sebenarnya merupakan ilmu terapan atau ilmu pendidikan
praktis.
Dengan menggunakan pengertian dari konsep didaktik dan metodik,
seperti diuraikan di atas maka yang kita maksudkan dengan prinsip-prinsip
didaktik-metodik dan prosedur dasar PKR dalam kegiatan belajar ini adalah
berikut ini.
1. Konsep-konsep pembelajaran yang relevan dan perlu diterapkan dalam
PKR sehingga membentuk suatu sistem.
2. Keterampilan prosedural pembelajaran, khususnya berkenaan dengan
membuka dan menutup pembelajaran, mendorong belajar aktif dan
belajar mandiri, dan mengelola kelas PKR.
a. Mengawali pelajaran
Berikut ini sebuah contoh kasus seorang guru yang mengajar tiga kelas
dalam dua mata pelajaran dalam satu ruangan (PKR 321).
Guru : Selamat pagi anak-anak!
Siswa : (serempak) selamat pagi ibu guru!
Guru : 1. Coba anak-anak kelas 3, 4, dan 5 semuanya perhatikan!
2. Kelas 3 dan 4 belajar IPS dan Kelas 5 Bahasa Indonesia
3. Kelas 5 membuat karangan bebas, Kelas 4 menggambar peta
Kabupaten dan Kelas 3 mencari nama-nama kota kecamatan di
Kabupaten.
Marilah kita bahas keempat hal tersebut satu per satu. Anda patut
memahami dan menghayati hal-hal pokok yang perlu mendapatkan perhatian
Anda.
1) Menarik perhatian siswa
Menghadapi siswa dalam PKR memerlukan perhatian khusus. Ingat
bahwa sebagai guru Anda berhadapan dengan kelompok siswa lebih dari
satu kelas pada saat yang bersamaan. Pada awal pelajaran semua kelas
seyogianya Anda hadapi sekaligus. Untuk ini, Anda dapat menggunakan
salah satu ruangan atau di luar kelas. Apabila PKR itu dilaksanakan
dalam satu ruangan setelah pembukaan pelajaran, Anda tinggal
meneruskan mengatur penempatan siswa tiap kelas dalam ruangan itu.
Apabila PKR itu dilaksanakan di lebih dari satu ruangan setelah
pembukaan siswa dapat menuju ruangan kelasnya untuk meneruskan
pelajaran. Apabila pembukaan pelajaran dilakukan secara bergiliran,
sebagai dampak dari ruangan yang terpisah, dapat mengakibatkan
lamanya waktu tunggu kelas-kelas yang berikutnya. Apabila hal itu
terjadi, berarti waktu belajar siswa di ruangan lainnya menjadi
berkurang. Cobalah Anda perhatikan diagram berikut ini.
Pembukaan secara bersamaan sebagai berikut. Pukul 07.30
Kelas 4
Kelas 5
Lanjutan Kelas 6
Pembukaan Lanjutan
Lebih efektif atau lebih baik dariLanjutan
pada:
Pembukaan secara berurutan sebagai berikut.
Apabila pembukaan dilakukan dalam ruangan cara apa yang paling baik?
Apabila pembukaan dilakukan di luar ruangan cara apa yang paling baik?
Apakah Anda merasakan bedanya dalam membuka pelajaran kelas
tunggal dengan membuka pelajaran PKR? Jawablah semua pertanyaan
itu sebagai bahan diskusi pada saat pertemuan tutorial.
Cobalah Anda cari sebuah kasus dari koran dan kasus hipotesis.
Kaji dalam diskusi kelompok seberapa jauh kasus tersebut dapat
menimbulkan terjadinya disonansi kognitif.
d) Minat siswa
Secara sederhana, minat dapat diartikan sebagai rasa tertarik pada
sesuatu. Minat seseorang biasanya tercermin dari perhatian dan
kebiasaan atau hobi. Dapatkah Anda memberi contoh? Minat
seseorang dapat terpusat pada sesuatu hal yang dirasakan memberi
kepuasan batiniah atau karena bermula dari tuntutan. Minat dapat
pula mencakup banyak hal. Setiap orang memiliki minat yang
berbeda dan orang lain dalam jenis atau kadarnya. Ada orang yang
memiliki minat lebih banyak pada olahraga tertentu atau kesenian
tertentu. Ada pula beberapa orang memiliki minat pada sesuatu
dengan kadar yang bervariasi. Minat juga terkait pada kebutuhan.
Seseorang yang sedang memiliki kebutuhan rasa aman biasanya
punya minat besar pada olahraga bela diri atau pada barang-barang
yang secara psikologis dapat menjamin rasa aman. Motivasi harus
dikaitkan pada variasi minat siswa.
3) Memberi acuan belajar
Proses belajar dalam situasi pendidikan formal, antara lain ditandai oleh
keterarahan. Keterarahan merupakan perwujudan dari proses belajar
yang terpandu oleh dan terkait dengan tujuan belajar. Keterpaduan
belajar harus dimulai pada saat pembukaan pelajaran. Mengapa? Tentu
Anda dapat menjawab pertanyaan itu dalam hati. Ya, memang benar
acuan atau rambu-rambu yang diberikan pada awal pelajaran dapat
memberi jalan bagi terjadinya proses belajar yang berorientasi tujuan.
Tentu saja hal itu tanpa maksud mengabaikan adanya proses belajar yang
tidak terkira pada tujuan, tetapi mengiringi dan memperkaya pencapaian
tujuan. Tentu Anda pun masih ingat pada dampak instruksional dan
dampak pengiring belajar. Agar dapat menjamin keterarahan belajar
sebagaimana dimaksudkan di atas, pada awal pelajaran guru perlu
memberi acuan. Memang benar acuan yang dimaksudkan adalah acuan
dalam situasi PKR.
Acuan belajar dapat diberikan, antara lain dengan 4 cara berikut.
a) Tujuan dan batas-batas tugas
Tujuan adalah gambaran perilaku yang diharapkan terbentuk
sebagai dampak dari proses pembelajaran. Tujuan dapat bersifat
jangka pendek yang dapat dilihat pada akhir suatu tahap atau
episode pembelajaran. Misalnya, kemampuan menjelaskan, dan
keterampilan manual/termasuk kategori tujuan jangka pendek.
Tujuan ini sering disebut pula tujuan akhir (terminal behavior).
Tujuan dapat pula bersifat jangka panjang yang hasilnya baru dapat
dilihat dalam jangka waktu tertentu, misalnya kebiasaan, komitmen,
dan kesenangan.
Pada awal pelajaran guru harus mengemukakan tujuan
pembelajaran. Menurut Anda untuk apa? Bukankah dengan
diketahuinya tujuan oleh anak dapat memberi arah pada proses
belajar? Ya, memang demikian.
Dalam rangka PKR tujuan pasti bersifat neka aras atau multi level
dan atau neka matra atau multidimensional. Tujuan belajar untuk
Kelas 4, 5, 6, dalam PKR 321 pasti memiliki tujuan yang beraneka
dalam tingkat dan bidangnya. Untuk kejelasan bagi siswa guru harus
mengemukakan aras dan matra tujuan untuk ketiga kelas itu.
Misalnya, "Kelas 4 dan 5 akan mempelajari IPS dengan topik
kekayaan alam. Setelah selesai pelajaran Kelas 4 diharapkan dapat
mengidentifikasi sumber daya alam dan Kelas 6 dapat memberi
contoh pemanfaatan sumber daya alam. Sedang Kelas 6 akan
mempelajari PPKN dengan harapan setelah selesai belajar siswa
Kelas 6 dapat memecahkan kasus pencemaran lingkungan dari sudut
hukum".
Batas tugas adalah garis yang dapat dipegang oleh siswa seberapa
jauh mereka harus melakukan suatu tugas atau pengalaman belajar.
Batas tugas secara konseptual tercermin dalam tujuan dan prosedur
kegiatan belajar yang akan dilalui. Misalnya, tujuan
mengidentifikasi sumber daya alam akan dilakukan melalui studi
kepustakaan/dokumentasi atau observasi lingkungan sekitar. Baik
batas tugas maupun tujuan seyogianya dikemukakan pada awal
pelajaran sebagai acuan bagi siswa dan juga bagi guru dalam
menjalani proses pembelajaran pada episode yang akan
berlangsung.
b) Langkah-langkah yang akan ditempuh
Langkah-langkah yang akan ditempuh bersisi urut-urutan kegiatan
yang dirancang guru untuk siswa-siswanya dalam mencapai tujuan
belajar. Langkah-langkah tersebut sering pula disebut strategi
instruksional. Atau dapat pula kita sebut jalan menuju pencapaian
tujuan oleh siswa di bawah pengarahan guru. Dalam rangka PKR
321, harus dikemukakan dengan jelas urutan kegiatan yang harus
dilakukan oleh masing-masing Kelas 4, 5, dan 6. Dengan demikian,
masing-masing kelas itu akan dapat memperoleh pengalaman
belajar yang sistematis dan terancang untuk mencapai tujuan dengan
baik.
Apabila langkah-langkah itu tidak jelas dapat Anda bayangkan
apa yang mungkin terjadi? Dapatkah PKR berjalan dengan
baik? Selama ini bagaimana pengalaman Anda?
Coba bandingkan daya picu dari dua pertanyaan yang Anda buat.
Pertanyaan sebagai pemicu dan sekaligus sebagai acuan belajar
secara psikologis mempunyai kemampuan merangsang pikiran dan
menumbuhkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, gunakanlah
pertanyaan pada awal pelajaran Anda.
4) Membuat kaitan atau jalinan konseptual
Awal pelajaran merupakan jembatan antara pengalaman lama dan
pengalaman baru. Apabila pengalaman lama dan baru dapat dijembatani
dengan baik maka proses belajar akan berlangsung lebih bermakna.
Ingatlah bahwa proses belajar dalam diri seseorang akan lebih bermakna
bila pengalaman lama dan pengalaman baru saling bersesuaian atau
cocok satu sama lain. Oleh karena itu, pada pembukaan pelajaran
sebagai guru, Anda harus membangun kaitan antar materi melalui cara-
cara berikut.
a) Penyampaian pertanyaan apersepsi, yakni pertanyaan mengenai
bahan lama yang telah dipelajari sebelumnya. Dari pertanyaan ini
diharapkan dapat diperoleh jawaban yang menggambarkan perilaku
awal (entry behavior) siswa. Perilaku awal ini pada dasarnya berupa
pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan yang telah dikuasai
sebelum memulai pelajaran baru.
b) Perangkuman materi pelajaran yang lalu dengan maksud untuk
memetakan apa-apa yang telah dipelajari siswa.
Apabila jawaban atas pertanyaan apersepsi dan perangkuman dipadukan,
Anda akan dapat membaca bekal belajar siswa sehingga materi baru
dengan mudah dapat dikaitkan untuk menghasilkan proses belajar yang
bermakna. Bagi siswa, dengan diperolehnya apersepsi dan rangkuman
materi lama akan membuka kesadaran dirinya mengenai apa yang telah
dikuasai dan apa yang seyogianya dikuasai dengan baik. Dengan kata
lain, siswa akan dapat melihat nilai tambah apa yang akan diperoleh
setelah mempelajari materi baru.
Sekarang Anda telah memperoleh rambu-rambu bagaimana mengawali
pelajaran dalam rangka PKR. Selanjutnya, mari kita lihat bagaimana
mengakhiri pelajaran.
b. Mengakhiri pelajaran
Mengakhiri pelajaran atau menutup pelajaran sama pentingnya dengan
membuka pelajaran, walau tentu saja berbeda tujuan dan fungsinya. Seperti
juga dalam membuka pelajaran, dalam rangka menutup pelajaran seyogianya
dilakukan secara bersama-sama dengan dihadiri oleh siswa semua kelas yang
dirangkap dalam satu ruangan atau satu tempat. Hal ini dimaksudkan agar
guru dapat mengontrol suatu episode pembelajaran untuk setiap kelas secara
utuh.
Dalam rangka menutup pelajaran ada 3 kegiatan pokok yang seyogianya
kita lakukan hal-hal berikut.
1) Meninjau kembali
Suatu episode pembelajaran dibangun untuk mencapai seperangkat
tujuan yang dirumuskan lebih dulu. Pengalaman belajar yang ditata oleh
guru dimaksudkan untuk memberikan aktivitas akademis dan sosial bagi
siswa dalam upaya mencapai tujuan belajarnya. Dari sudut guru
penataan pengalaman belajar siswa berfungsi sebagai takaran seberapa
banyak bimbingan belajar yang seyogianya diberikan kepada siswa.
Untuk mengecek apakah penataan pengalaman belajar itu memenuhi
tuntutan pedagogis sebagaimana diisyaratkan dalam tujuan, pada akhir
pelajaran perlu diadakan peninjauan kembali. Kegiatan tersebut dapat
dilakukan dengan cara merangkum atau membuat ringkasan. Pembuatan
rangkuman atau ringkasan sebaiknya dilakukan oleh guru dengan
melibatkan siswa sejauh mungkin. Dengan demikian, siswa dapat
memahami apa saja yang telah ia pelajari dalam satu episode
pembelajaran.
c. Mengadakan variasi
Belajar bagi siswa SD dan mengajar bagi guru-guru SD bisa merupakan
kegiatan yang menyenangkan dan menantang dan bisa juga menjadi kegiatan
tidak menarik dan membosankan. Bagi siswa SD, belajar bisa merupakan
kegiatan yang menyenangkan dan menantang apabila peristiwa belajar itu
memenuhi hasrat ingin tahu, memberi kepuasan, dan suasananya membuat
siswa merasa betah belajar.
Demikian pun bagi guru peristiwa belajar-mengajar bisa merupakan
kebiasaan yang menyenangkan dan menantang apabila strategi pembelajaran
yang ia gunakan benar-benar dapat melahirkan kesenangan, kepuasan, dan
kebetahan belajar siswa. Namun sebaliknya, apabila peristiwa belajar siswa
dan peristiwa belajar-mengajar guru itu tidak bisa memenuhi tuntutan, seperti
tersebut di atas sudah bisa dipastikan peristiwa belajar akan tidak menarik
dan sekaligus akan membosankan siswa. Dalam saat bersamaan guru pun
tidak akan bergairah melaksanakan tugasnya yang mulia itu. Lebih-lebih guru
yang komitmennya terhadap pelaksanaan tugas sangat rendah.
Bagaimana peranan tersebut dapat dimainkan oleh Guru PKR? Mengapa
guru PKR harus memainkan peran-peran tersebut? Cobalah Anda renungkan
sendiri, kemudian diskusikan dalam kelompok belajar Anda. Catat
kesimpulan diskusi tersebut sebagai bahan diskusi lebih lanjut pada
pertemuan tutorial.
Untuk dapat memainkan peran-peran tersebut di atas Guru PKR perlu
menguasai sejumlah keterampilan sebagai berikut.
1) Mengadakan pendekatan secara pribadi
Pendekatan pribadi adalah cara kita sebagai guru menyikapi atau
menunjukkan perhatian terhadap siswa secara tulus dan jujur. Untuk itu,
guru perlu memperhatikan dan melakukan hal-hal sebagai berikut.
a) Menunjukkan perhatian yang hangat.
b) Mendengarkan pendapat siswa.
c) Memberikan respons yang positif.
d) Menciptakan hubungan saling percaya.
e) Menunjukkan kesediaan membantu siswa.
f) Menunjukkan sikap terbuka terhadap perasaan siswa.
g) Mengendalikan situasi agar siswa merasa aman.
2) Menata kegiatan belajar-mengajar
Menata kegiatan mengandung arti merancang, mengatur, dan
mengendalikan kegiatan belajar pembelajaran yang tepat.
Untuk itu, Anda sebagai guru perlu memperhatikan dan melakukan hal-
hal sebagai berikut.
a) Mengadakan pengenalan umum mengenai isi dan latar kegiatan
belajar yang akan dilaksanakan.
b) Menggunakan variasi kegiatan sesuai kebutuhan.
c) Mengadakan pengelompokan siswa yang sesuai dengan tujuan.
d) Mengkoordinasikan aneka kegiatan yang berlangsung.
e) Memberikan perhatian pada berbagai tugas yang diberikan.
f) Mengusahakan agar pada akhir kegiatan selalu ada penyimpulan.
3) Mengarahkan dan memberi kemudahan belajar.
Di dalam belajar siswa memerlukan arahan dan kemudahan. Arahan
berfungsi memberi jalan bagaimana sebaiknya siswa mempelajari
sesuatu. Kemudian, belajar berfungsi memberikan suasana yang
mendorong siswa untuk meningkatkan aktivitas belajarnya. Untuk itu,
guru perlu memperhatikan dan melakukan hal-hal sebagai berikut.
a) Memberikan penguatan terhadap perilaku siswa yang baik.
b) Bersikap tanggap terhadap keadaan siswa.
c) Memberikan bantuan belajar sesuai kebutuhan untuk belajar lebih
lanjut.
d) Mengadakan pemantapan terhadap kegiatan kelompok dan
perorangan.
Dapatkah kita sebagai guru mengubah suasana kelas PKR yang tidak
menarik dan membosankan menjadi kelas PKR yang membuat siswa-siswa
senang, puas dan betah belajar? Tentu saja sebagai guru PKR Anda dapat
menjadikan kelas PKR membuat siswa senang, puas, dan betah belajar.
Caranya adalah mengadakan variasi dalam pembelajaran. Ingatlah Anda
selalu menghadapi kelompok siswa dari kelas yang berbeda pada saat yang
bersamaan. Untuk itu, semua guru lebih-lebih guru PKR harus menguasai
keterampilan mengadakan variasi.
Variasi, artinya keanekaragaman. Dalam pembelajaran, keaneka-
ragaman menyangkut gaya mengajar, media, sumber, dan pola interaksi serta
kegiatan belajar-mengajar.
Marilah sekarang kita mengkaji ketiga jenis variasi tersebut.
1) Variasi gaya mengajar
Gaya mengajar atau teaching style adalah pola penampilan guru dalam
mengolah dan mengelola rangsangan belajar dan lingkungan belajar
yang memungkinkan tumbuhnya dinamika proses belajar siswa.
Dinamika proses belajar tercermin pada perhatian, semangat, dan rasa
senang, dan kebetahan atau keasyikan siswa dalam mempelajari sesuatu.
Penampilan mengajar guru pada saat berhadapan dengan siswanya
diwarnai oleh keterampilan guru dalam melakukan hal-hal sebagai
berikut.
a) Mengolah suasana dan bicara termasuk di dalamnya kecepatan,
kejernihan, tekanan, besar-kecilnya atau volume dan kefasihan.
b) Memberi perhatian termasuk di dalamnya pemusatan perhatian
siswa dan penyebaran perhatian guru terhadap beberapa hal, seperti
kegiatan dan siswa secara bersamaan.
c) Membuat kesenyapan pada saat berbicara dalam memberi
kesempatan penyimak untuk mengendapkan ide.
d) Melakukan kontak pandang terhadap siswa, yang memberi kesan
semua siswa mendapatkan tatapan hangat guru.
e) Mengolah gerak dan mimik yang terlukis pada gerak fisik/badani
guru dan tampilan wajah pada saat menghadapi siswa-siswanya.
f) Melakukan alih posisi berdiri dalam menguasai kelas yang
memungkinkan guru dapat mendekati semua kelompok siswa dan
memungkinkan siswa merasakan perhatian yang sama dari guru.
Berhentilah sejenak membaca modul ini, coba bayangkan bagaimana
Anda mencoba menerapkan keterampilan di atas secara khayal. Setelah
itu Anda bandingkan dengan pengalaman Anda selama ini. Adakah
perbedaan pengalaman Anda dengan apa yang Anda khayalkan tentang
penerapan keterampilan itu? Ceritakan semua itu begitu Anda bertemu
dengan mahasiswa teman sekelompok Anda!
2) Variasi media dan sumber
Media adalah alat dan bahan yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan pesan yang dapat berupa ide, informasi, dari pendapat
kepada siswa. Media dapat berbentuk terlihat atau visual, terdengar atau
audio dan teraba atau taktil.
Untuk ini, Anda diminta memberikan contoh masing-masing jenis media
itu. Apabila Anda sendiri mendapat kesulitan mencari contoh tersebut,
cobalah bicarakan dengan teman Anda.
Sumber adalah benda, manusia, situasi yang berisikan atau menghasilkan
informasi, berupa data, fakta, ide, rangsangan yang dapat digunakan oleh
guru dan siswa dalam berkomunikasi. Sumber dapat berupa barang
tercetak, seperti buku, modul, bahan terekam, seperti kaset audio, bahan
tersiar, seperti siaran radio atau TV, manusia sumber, dan pengaruh yang
ditimbulkan oleh masing-masing jenis sumber tersebut.
Keterampilan guru memanfaatkan aneka ragam media dan sumber secara
tepat guna dan layak akan dapat membangun iklim atau suasana belajar-
mengajar yang menarik, menantang, menyenangkan, dan mengasyikkan.
Untuk itu guru seyogianya terampil dalam memilih, menyesuaikan,
menggunakan dan apabila mungkin mengolah kembali media dan
sumber itu sesuai kebutuhan.
3. Bercerita 4. Berdialog/berdiskusi
36 menit
45 menit 90% waktu 90% waktu
Memadai
IPA Kegiatan Siswa aktif
= belajar
belajar
RANGKUMAN
3) Memberi acuan belajar dalam PKR dapat diwujudkan dalam bentuk ....
A. pembagian ruang masing-masing kelas
B. pengaturan alat dan sumber belajar
C. pemberian tugas yang berbeda antarkelas
D. menunjukkan tutor sebaya
4) Salah satu keuntungan dari pembukaan kelas PKR secara bersama untuk
beberapa kelas adalah ....
A. menghemat waktu belajar yang terbuang
B. meningkatkan keterlibatan siswa
C. menyederhanakan tugas guru
D. mempersingkat waktu belajar
b. Saran penggunaan
Model PBAS ini di adaptasi dari model Thomas, Strage dan Curley
tahun 1988 dalam Miller tahun 1991. Model ini digunakan sebagai model
belajar mandiri. Belajar mandiri bisa dilakukan secara perseorangan maupun
kelompok. Inti dari belajar mandiri adalah mencari dan mengolah informasi
atas dasar dorongan belajar dari dalam diri. Artinya, tanpa menunggu
datangnya tugas atau perintah dari orang lain. Walaupun demikian, model ini
akan diterapkan di SD, arahan dari guru masih tetap diperlukan dalam kadar
yang tidak terlalu besar. Berikanlah petunjuk yang sesingkat, sejelas, setegas
mungkin. Dalam model ini, peran guru benar-benar sebagai pengarah dan
pemberi kemudahan belajar siswa. Model ini harus menjadi intinya PKR.
Dalam hubungan ini guru PKR bertugas untuk memelihara kelangsungan
kegiatan tersebut. Keberhasilan PKR sebagian terbesar terletak pada berhasil
tidaknya PBAS dibudayakan di lingkungan sekolah.
g. Tugas-Diskusi-Resitasi (TDR)
1) Langkah-langkah
Model TDR memiliki langkah-langkah sebagai berikut.
Tahap 1 : Pemberian tugas dari guru.
Tahap 2 : Pelaksanaan diskusi kelompok siswa.
Tahap 3 : Pelaporan hasil diskusi siswa.
2) Saran penggunaan
Model TDR merupakan kombinasi dari metode pemberian tugas dan
diskusi. Model ini cocok digunakan di Kelas 4 ke atas. Tujuan model ini
tertuju pada pengembangan keterampilan akademis yang digapai melalui
situasi kerja sama. Dalam model ini guru berperan sebagai manajer kelas
dan narasumber.
Model ini dapat digunakan untuk berbagai bidang studi. Dalam kelas
PMK model ini lebih tepat digunakan di Kelas 4 ke atas. Peran guru dalam
model ini adalah sebagai narasumber dan manager kelas. Misi utama model
ini adalah melatih keterampilan berpikir kognitif dan komunikasi secara
tertulis.
Untuk memantapkan pemahaman Anda terhadap kerangka berpikir
model atau format pembelajaran tersebut di atas Anda diminta untuk
melakukan tugas berikut ini.
Anda diminta untuk mensimulasikan/mempraktikkan salah satu model
yang paling menarik bagi Anda. Simulasi akan dilakukan pada saat
pelaksanaan tutorial. Rambu-rambu simulasi diberikan oleh masing-masing
tutor. Oleh karena itu, masing-masing kelompok belajar harus
mempersiapkannya dengan sebaik-baiknya.
Dengan kata lain, seorang guru harus menangani serbaneka atas aneka
ragam hal pada satu saat oleh seorang diri.
Menghadapi keadaan seperti itu Anda sebagai guru dituntut untuk dapat:
1. memelihara disiplin kelas untuk memungkinkan setiap siswa selalu
berada dalam tugas belajarnya dan tidak mengganggu siswa lainnya;
2. menciptakan dan memelihara suasana kelas yang menarik, artinya siswa
dan guru merasa betah dan menyenangkan, artinya siswa dan guru tidak
merasa bosan melakukan kegiatan belajar-mengajar;
3. selalu sadar dan merasa terikat oleh tujuan belajar yang telah dirumuskan
dengan tepat berani mengambil keputusan transaksional, yakni
keputusan yang diambil pada saat berlangsungnya pembelajaran demi
mencapai hasil belajar siswa yang setinggi-tingginya.
Perlu dicatat bahwa menjadi guru PKR merupakan suatu pekerjaan yang
sangat menarik asal kita sebagai guru menerima dan melaksanakannya
dengan penuh tanggung jawab.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
TES FORMATIF 3
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Dalam pembelajaran kelas rangkap (PKR)setiap hari seorang guru
menghadapi .....
A. sekelompok siswa dalam satu kelas
B. beberapa kelas untuk satu mata pelajaran
C. lebih dari satu kelas dalam satu ruangan
D. satu kelas untuk beberapa mata pelajaran
8) Siswa kelas yang lebih tinggi membantu siswa kelas yang lebih rendah
dalam situasi PKR. Situasi seperti ini dapat dilakukan dengan
menggunakan format belajar ....
A. ATTa
B. TLS
C. DMB
D. TLK
9) Dalam menggunakan setiap model belajar dalam PKR guru harus
memperhatikan ....
A. jumlah siswa dalam kelompok
B. sarana belajar yang tersedia
C. kepuasan guru dalam mengajar
D. dampak belajar yang diharapkan
10) Persamaan model belajar TDR dan ATTa/ATTu terletak pada ....
A. jumlah kelompok belajar yang dibentuk
B. hubungan pemberian tugas dan tukar pikiran
C. peran guru sebagai pemberi informasi
D. pengendalian yang ketat oleh guru
Tes Formatif 1
1) B. Merupakan pembelajaran yang memperhatikan penanganan siswa
sesuai variasi kemampuan dan aturan kelas.
2) B. Pengelolaan merupakan upaya mencapai tujuan dengan cara
memanfaatkan seluruh potensi sumber daya yang tersedia.
3) A. Gaji guru dan kesejahteraan keluarganya tidak secara langsung
berpengaruh pada kualitas pembelajaran.
4) B. Topik yang berhubungan memungkinkan penanganan kegiatan
dalam satu ruangan.
5) C. Artinya, membuat suasana agar siswa merasa selalu dekat dengan
gurunya.
6) C. Topik yang berdiri sendiri lebih cocok dikelola dalam dua ruangan.
7) C. Waktu belajar harus sama agar dapat dikelola dengan baik.
8) D. Disesuaikan dengan keserasian pembelajaran antarkelas yang
dirangkap.
9) C. Belajar dengan sesama siswa dapat mendorong pemahaman bersama
mengenai materi pelajaran
10) D. Masing-masing kelas dapat meningkatkan kemampuan mengisi
waktu belajar secara mandiri.
Tes Formatif 2
1) D. Teori mengajar merupakan dasar keilmuan dari perilaku guru.
2) A. Karena seni digali, dicerna, dan dibangun melalui pengalaman
belajar bagaimana mengajar dan mengajar bagaimana belajar.
3) C. Merupakan kegiatan guru dalam memicu proses belajar siswa
4) A. Dalam satu saat dapat menyampaikan informasi untuk semua siswa.
Dengan demikian, tidak ada kelas yang menunggu giliran.
5) D. Hal ini dapat mendorong siswa berupaya mencapai jawaban.
6) C. Perubahan perilaku merupakan sasaran utama proses pembelajaran.
7) D. Belajar atas arahan sendiri dapat membuat siswa memiliki
kepercayaan diri.
8) B. Penyajian masalah dengan baik dapat membawa siswa memiliki
kepercayaan diri.
9) B. Pengelolaan kelas yang baik dapat meningkatkan jumlah waktu
yang digunakan siswa dalam pelaksanaan tugas-tugas belajar.
10) D. Guru perlu selalu memperhatikan apa yang seyogianya dan nyatanya
dilakukan siswa.
Tes Formatif 3
1) C. Inti PKR adalah pengelolaan beberapa kelas secara bersamaan.
2) D. Pelaksanaan PKR memerlukan pengaturan jadwal khusus.
3) C. Kombinasi inisiatif siswa dan arahan guru sangat penting dalam
PKR.
4) B. Lebih dari satu siswa belajar hal yang sama dalam kelompok.
5) B. Ketersediaan ragam sumber belajar sangat mendukung PBAS.
6) C. Komunikasi antar pribadi siswa secara pasangan lebih intensif dari
pada interaksi klasikal.
7) D. Siswa secara berinteraksi mencari jawaban dari sumber belajar yang
tersedia.
8) D. Tutorial Lintas Kelas (TLK) dilakukan antara siswa kelas yang lebih
tinggi terhadap siswa kelas yang lebih rendah.
9) D. Dampak belajar merupakan wujud dari perubahan perilaku hasil
belajar.
10) B. Keduanya memiliki prosedur penugasan terhadap siswa.
Daftar Pustaka
Daughs, D.R. (1989). Sodia- Science. Utah: Utah State University Press.
Daughs, D.R. and Monson, J.A (1989). Science Technology and Society.
Utah State University Press.
Gagne, R.M and Briggs, L.J. (1974). Principles of Instructional Design. New
York: Holt Rinehart and Winston.
Pengorganisasian Kelas
Dr. Aria Djalil
PENDAHULUAN
Sesuai dengan tujuan tersebut maka dalam modul ini akan dibahas secara
terperinci pokok-pokok materi, seperti berikut ini.
1. Penataan ruang kelas.
2. Pengelompokan belajar murid (Study group).
3. Disiplin kelas.
3.2 PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
P
enataan ruang kelas merupakan salah satu unsur dari pengorganisasian
kelas secara keseluruhan yang memerlukan perhatian dan perencanaan
yang serius. Dalam PKR penataan ruang kelas perlu dilakukan dengan
terencana untuk mendukung pembelajaran. Ini disebabkan karena aktivitas
dan mobilitas belajar sangat tinggi. Murid dituntut untuk dapat aktif belajar
secara mandiri, mengerjakan tugas-tugas, mengambil dan mengembalikan
bahan belajar, menyimpan alat-alat, dan melakukan pengamatan, baik secara
individual maupun kelompok, semuanya dilakukan secara terarah tanpa
pengawasan yang terus menerus dari guru. Mereka harus dapat
melakukannya sendiri.
Untuk ini maka murid-murid harus akrab dengan ruang kelasnya.
Mereka harus, seperti di rumah sendiri, semua proses berjalan lancar karena
murid sudah mengenal ruang kelasnya, dan fasilitas yang ada di ruang kelas,
seperti di rumah sendiri.
Untuk mendukung kegiatan seperti ini maka ruangan kelas harus ditata
secara sempurna, untuk menciptakan lingkungan yang kondusif agar mereka
dapat belajar dengan efektif. Bagaimana caranya agar kita dapat menciptakan
lingkungan yang kondusif tersebut?
Marilah kita merenung dan membayangkan ruangan kelas di sekolah
Anda. Ruang kelas terdiri dari suatu ruangan di mana di dalamnya terdapat
tempat duduk murid, kursi dan meja guru, jendela, lubang cahaya, sumber
dan alat pembelajaran, lemari buku dan sebagainya. Penataan semua benda-
benda tersebut mempunyai pengaruh terhadap murid dan proses
pembelajaran.
Setiap hari lebih dari 30 orang murid yang datang ke ruang kelas ini
untuk belajar. Penataan ruangan kelas harus memberikan inspirasi bagi murid
bahwa di tempat inilah mereka akan menimba ilmu. Oleh karena itu,
penampilan ruangan kelas harus menunjukkan kepada murid bahwa Anda
ingin menyediakan lingkungan belajar yang kondusif. Seluruh kebutuhan
pembelajaran dapat diperoleh di ruangan kelas ini. Dengan demikian, murid
sudah mengetahui apa yang harus mereka lakukan di dalam kelas.
Dalam menghadapi murid yang bervariasi baik umur, kemampuan,
kematangan maupun minat, perlu diciptakan lingkungan yang bervariasi
pula.
Oleh karena itu, pengaturan ruang kelas perlu dilakukan secara periodik,
untuk menunjukkan dan mencerminkan kebutuhan belajar yang sewaktu-
waktu berubah.
Untuk menciptakan ruang kelas yang dimaksudkan di atas maka dalam
Kegiatan Belajar 1 ini akan diuraikan tentang hal-hal berikut.
A. PENATAAN RUANG
a. Daerah pajangan
Anda harus menentukan, di mana sebaiknya memajangkan hasil karya
murid. Manfaatkanlah sebaik-baiknya ruang kelas yang ada. Anda dapat
menggunakan kayu tipis yang lunak untuk menempelkan karya murid. Yang
penting, apa pun bahan yang Anda pakai, hendaklah yang murah dan mudah
diperoleh di tempat Anda.
b. Kemudahan bergerak
Anda dan murid Anda harus leluasa bergerak; dari kelompok ke
kelompok, dari murid ke murid, dari dan ke tempat sumber belajar, tanpa
menimbulkan gangguan yang berarti. Oleh karena itu, perlu ada lorong-
lorong untuk bergerak dengan mudah.
c. Sinar
Aturlah bangku agar murid tidak langsung menantang sinar matahari.
Sinar hendaknya datang dari samping murid-murid. Sangat baik jika sinar itu
datang dari sebelah kiri murid. Ini berkaitan dengan pengaturan bayangan
agar pada saat murid belajar, menulis atau membaca tidak gelap.
e. Papan tulis
1) Dua papan tulis yang diletakkan di depan biasanya sangat berguna untuk
PKR.
2) Papan tulis yang mudah dipindah-pindah untuk kepentingan kerja
kelompok juga akan sangat bermanfaat.
3) Jagalah jangan sampai ketinggian papan tulis tidak terjangkau oleh
murid.
4) Jangan letakkan papan tulis di samping atau terlalu dekat dengan jendela
yang besar. Murid-murid akan mengalami kesulitan untuk membacanya
karena silau.
g. Meja guru
Meja guru hendaklah ditempatkan pada posisi yang tidak menghambat
pandangan Anda ke seluruh kelas. Tentu saja guru yang efektif pasti tidak
akan duduk sepanjang waktu di kursinya. Ia pasti harus banyak bergerak
untuk membantu dan memantau kegiatan muridnya.
h. Sudut aktivitas
Anda mungkin memerlukan "sudut aktivitas" di kelas Anda. Putuskanlah
secara berhati-hati, di mana sebaiknya ditempatkan sehingga murid-murid
dapat bekerja di sudut ini tanpa mengganggu yang lainnya. Mungkin Anda
memerlukan penyekat yang terbuat dari bahan lokal sederhana seperti bambu,
daun nipah/sagu atau kayu.
Apakah yang dimaksud dengan sudut aktivitas itu? Berikut ini adalah
beberapa contoh tentang sudut aktivitas tersebut.
1) Sudut membaca
Murid-murid datang ke sudut membaca ini untuk mencari tempat yang
tenang, misalnya untuk membaca atau belajar. Sudut ini hendaklah
menyenangkan, dan apabila mungkin dilengkapi dengan tikar, bangku
pendek atau alas duduk/bantal untuk siswa bersila di lantai.
Sekali lagi perlengkapan seperti ini dapat dibuat dari bahan sederhana
dan dapat dibuat bersama murid. Penyekat dari bambu dapat pula
dipergunakan. Walaupun SD di daerah terpencil sangat sulit untuk
mendapatkan persediaan bahan bacaan, guru yang baik biasanya selalu
berusaha untuk mendapatkan majalah, koran atau buku bekas pakai.
2) Sudut IPA
Murid di tingkat SD mempunyai rasa ingin tahu yang besar mengenai
dunia sekitarnya. Ada baiknya apabila di setiap ruang kelas mempunyai
sudut IPA. Anda dan murid-murid Anda secara bersama-sama dapat
mengumpulkan benda-benda yang menarik perhatian untuk mengisi
sudut IPA tersebut. Mereka dapat menyemaikan biji-bijian,
mengumpulkan buah dan kacang-kacangan. Mereka mungkin tertarik
untuk mengumpulkan berbagai jenis serangga atau binatang kecil
lainnya untuk dibuat insektarium, binatang mamalia yang kecil atau ikan
dalam bak kaca.
Berbagai jenis ikan sungai mudah dipelihara di kelas. Dengan koleksi
seperti ini membuka peluang bagi murid untuk mempelajari siklus hidup
berbagai jenis binatang darat dan air, serta tanam-tanaman yang berasal
dari lingkungan dan alam sekitar mereka. Untuk lebih jelasnya dapat
Anda baca pada Modul 4. Gambar 3.1, misalnya mengilustrasikan tiga
murid yang sedang melakukan pengamatan di sudut IPA.
Gambar 3.1.
Beberapa keuntungan dari denah pada Gambar 3.3 dan 3.4 untuk PKR,
antara lain berikut ini.
a. Semua sumber belajar ada di dalam satu ruang, agar penggunaannya
maksimal maka guru harus mengatur penggiliran penggunaannya.
Pengaturan penggunaan dapat dilakukan dengan membagi-bagi murid
dalam bentuk kegiatan belajar yang berbeda. Misalnya, kelompok belajar
tanpa guru, kelompok belajar dengan guru, kegiatan berpasangan atau
kegiatan individual.
b. Oleh karena semua murid dan kegiatan belajar berlangsung di dalam satu
ruang maka supervisi relatif lebih mudah dilakukan. Guru dapat
menentukan bentuk bantuan atau umpan balik yang diperlukan oleh
kelompok atau seseorang murid.
c. Kegiatan belajar menjadi lebih bervariasi sehingga membuka peluang
untuk menghasilkan iklim kelas yang positif.
Gambar 3.5.
Gambar 3.5 adalah variasi sederhana dari Gambar 3.2 yang termasuk
denah kelas tradisional. Dengan denah pada Gambar 3.5, Anda akan lebih
mudah mengajar seluruh kelas pada saat yang sama atau mengajar dua
kelompok kelas secara terpisah. Semua murid menghadap ke papan tulis,
tetapi mereka dibagi dalam dua kelompok menurut kelas.
Gambar 3.6 berikut adalah contoh lain dari variasi penataan ruang kelas.
KELAS 5I
Gambar 3.6.
Gambar 3.8.
Guru yang menggunakan denah ini percaya bahwa murid yang lebih tua
dapat membantu murid yang lebih muda. Murid membantu murid disebut
"tutor". Tentang hal ini Anda dapat jumpai dalam Kegiatan Belajar 2.
Dalam contoh di atas murid Kelas 2 selain duduk dekat dengan murid
Kelas 2 lainnya, mereka juga duduk dekat dengan murid Kelas 5. Seorang
murid Kelas 2 dapat berpaling ke arah murid Kelas 5 apabila ia memerlukan
bantuan; misalnya apabila ia mengalami kesulitan untuk memahami atau
mengerjakan tugas yang diberikan.
Beberapa contoh di atas adalah contoh dalam satu ruang kelas. Apabila
Anda mempraktikkan PKR pada 2 kelas atau lebih maka pilihlah bentuk
ruang yang sesuai untuk kepentingan tersebut.
Ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhitungkan sebelum Anda
memutuskan denah kelas mana yang akan Anda ciptakan.
a. Bentuk kegiatan belajar (BKB) apakah yang pada umumnya
berlangsung di kelas Anda?
b. BKB apakah yang sekarang ingin Anda laksanakan?
c. Apakah Anda akan melangsungkan kegiatan belajar dalam bentuk
Proyek Kelompok?
d. Apakah akan ada murid yang menjadi Tutor Kakak atau Tutor Sejawat?
e. Apakah Anda akan menghadapi murid orang per orang atau kelompok
kecil atau kedua-duanya?
f. Apakah Anda menginginkan agar murid Anda mampu belajar mandiri
dengan sedikit saja campur tangan dari Anda?
Dalam PKR beberapa BKB dapat terjadi dalam waktu yang bersamaan.
Tugas Anda adalah mengatur ruang kelas agar BKB yang Anda inginkan
dapat terjadi dengan pengarahan, supervisi, dan campur tangan yang
minimum dari Anda. Yang perlu Anda ingat, jangan sampai 2 BKB yang
"kontras", misalnya "kerja perorangan" yang memerlukan ketenangan
didekatkan dengan "diskusi kelompok". Jika perlu Anda memasang papan
nama untuk masing-masing tempat kegiatan belajar sehingga murid Anda
tahu ke mana mereka pindah sesuai dengan BKB yang akan mereka ikuti.
Anda juga dapat menggunakan penyekat sebagai pembatas tempat
kegiatan belajar. Anda dapat menggunakan papan tulis, rak buku, lemari, dan
lain-lain sebagai alat pemisah pandang sehingga dapat mengurangi
gangguan.
3. Mengatur Pajangan
Pajangan mempunyai peranan yang penting untuk menjadikan ruang
kelas menarik dan membuat murid betah di kelas. Pajangan tersebut dapat
berbentuk grafik, gambar, dan hasil karya murid yang mengandung pesan
kependidikan. Yang termasuk karya murid, misalnya lukisan, kerajinan
tangan, dan karangan.
Di beberapa kelas yang kami kunjungi dinding-dinding kelas tampak
kosong dan menimbulkan suasana yang suram dan menyedihkan. Sebaliknya,
ada juga kelas yang dinding-dindingnya kepenuhan dekorasi, tetapi dengan
kualitas pesan pendidikan yang miskin.
"Guru yang sukses adalah guru yang selalu berusaha untuk menjadikan
lingkungan kelasnya nyaman dan membuat murid dari segala umur untuk
tenang berada di dalamnya". Inilah saran-saran yang dapat Anda
pertimbangkan untuk dilaksanakan.
a. Manfaatkanlah tempat yang ada untuk pajangan. Setiap ruang kelas
disediakan tempat untuk memajangkan hasil karya mereka.
b. Ciptakanlah lingkungan kelas yang menarik; semua murid merasa
seolah-olah Kelas 1tu milik mereka.
c. Pekerjaan murid hendaknya diamati dengan sungguh-sungguh sehingga
terbentuk kesan bahwa Anda menghargai upaya mereka.
d. Jika ada rekan guru Anda yang lebih ahli dalam menata pajangan,
belajarlah padanya. Juga pada saat Anda mengunjungi SD lain, amatilah
bagaimana mereka menata pajangan kelas. Sekembalinya dari kunjungan
itu, Anda perlu mengadakan pembaruan yang Anda nilai membawa
perbaikan bagi murid dan sekolah Anda.
e. Murid-murid dapat belajar banyak jika mereka memperoleh kesempatan
untuk berdiskusi dengan Anda dalam memilih benda-benda untuk
dipajangkan.
f. Dalam diskusi seluruh kelas dapat mendiskusikan dan memilih bersama-
sama dari karya murid yang ada: "mana yang lebih menarik, dan";
"mengapa karya ini begitu memukau".
g. Jagalah keseimbangan karya yang dipajangkan antara yang dihasilkan
oleh murid yang pintar dan kurang pintar, murid kelas rendah dan kelas
tinggi. Jangan sampai Anda hanya memajang karya murid yang "pintar"
atau yang berasal dari Kelas 5 atau 6 saja.
h. Murid-murid akan bangga melihat namanya tertera pada karyanya yang
dipajang. Anda atau murid Anda dapat menuliskan nama itu dengan
huruf yang rapi dan jelas di atas selembar kartu atau kertas yang
berukuran kecil.
i. Hindari memajang sesuatu karya murid dalam waktu yang terlalu lama.
Lakukan perubahan dan penggantian secara teratur. Dengan cara ini
dapat memacu perhatian murid untuk selalu menciptakan karya baru
yang akan dipajangkan. Teratur dalam melakukan penggantian akan
menciptakan lingkungan kelas yang menarik dan menyegarkan. Murid-
murid merasa bahwa suasana kelas yang menyenangkan ini tumbuh
karena peranan mereka.
j. Gunakan bahan lokal sekitar sekolah untuk bahan pajangan. Dengan
demikian, menghemat biaya. Hal yang lebih penting lagi adalah
menciptakan kebiasaan untuk tidak tergantung pada sumber dari luar.
k. Jangan lupa Anda bersama murid-murid Anda harus menjaga kebersihan
dari pajangan-pajangan tersebut agar tetap nyaman dipandang.
Gambar 3.9.
Gambar 3.10.
Gambar 3.11 adalah contoh dari gantungan baju yang dimanfaatkan
untuk menggantung pajangan.
Gambar 3.11.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Sebutkan aspek penting yang perlu diperhatikan pada pengorganisasian
kelas?
2) Mengapa penataan tempat duduk yang kaku menghambat Anda untuk
memberikan umpan balik, supervisi dan monitoring?
3) Mengapa bermain peran sangat penting bagi murid-murid?
RANGKUMAN
TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
Pengorganisasian Murid
P
ada Kegiatan Belajar 1 Anda telah mempelajari "pengorganisasian
kelas", yang lebih banyak membahas tentang penataan ruang dan
suasana kelas untuk mendukung proses pembelajaran. Pada Kegiatan Belajar
2 Anda akan diajak untuk mempelajari tentang pengorganisasian murid, yang
mencakup 2 hal, yaitu kelompok belajar dan tutor. Semua materi tersebut
berkaitan dengan penataan aktivitas murid untuk memperlancar dan
mengefektifkan pembelajaran kelas rangkap khususnya.
Perlu diingat kembali bahwa ruang kelas bukan hanya sebagai tempat
untuk "guru mengajar dan murid duduk dengan tenang untuk mendengarkan
pelajaran dari guru". Kelas adalah tempat "kegiatan pembelajaran" yang
menitikberatkan pada interaksi dan aktivitas belajar murid. Oleh karena itu,
keharmonisan perpaduan pengorganisasian kelas dan pengorganisasian murid
akan sangat mendukung terciptanya kelas yang berinteraksi pada kegiatan
pembelajaran. Salah satu dari dua hal tersebut terlepas maka kegiatan
pembelajaran yang diharapkan tidak akan terjadi dengan efektif.
Para mahasiswa, mari kita pelajari tentang pengorganisasian murid
tersebut dalam uraian berikut.
A. KELOMPOK BELAJAR
Contoh:
c. Pengelompokan sosial
Kelompok ini didasarkan pada kecocokkan di antara murid, dan
mencerminkan keharmonisan dalam lingkungan belajar. Kelompok seperti ini
bermanfaat untuk meningkatkan keyakinan diri pada murid yang lemah.
Mereka tidak akan ragu atau segan untuk mengeluarkan pikiran dan
pendapatnya karena teman sekelompoknya adalah teman akrabnya.
Kelompok seperti ini dibentuk berdasarkan pilihan dan kesukaan murid-
murid untuk memilih teman kelompoknya. Pengelompokan seperti ini cocok
baik untuk kelompok dalam satu kelas maupun kelompok dalam kelas
gabungan, misalnya dalam pelajaran PKK, olahraga dan kesenian.
Contoh:
1. KELAS : 4
2. MATA PELAJARAN : IPS
3. TOPIK : Hutan
4. TUJUAN : Agar murid menyadari tentang
pentingnya dan manfaatnya hutan.
Tugas:
Diskusikan dengan teman-teman kelompokmu "tentang
pentingnya dan manfaat hutan bagi manusia". Tutor bertugas
memimpin diskusi tersebut. Catat semua hasil diskusi dan
simpulkan. Kemudian, setiap kelompok melaporkan hasil diskusi
tersebut di depan kelas, dan masing-masing kelompok mencocokkan
dan bertanya tentang laporan hasil diskusi tersebut.
1. Alat/bahan:
a. 2 buah toples.
b. kapas.
c. 2 potong roti/makanan lain.
d. lalat buah (drosophila melanogratia).
e. lalat rumah.
3. Kegiatan:
a. Persiapan
1) Tempatkan segenggam kapas pada kedua toples.
2) Masukkan 2 - 3 lalat rumah dan lalat buah pada toples
yang berbeda.
3) Masukan bahan makanan ke kedua toples tadi.
b. Cara pengamatan
1) Amati dan catat setiap hari perkembangan dan
perubahan pada lalat.
2) Catat hari ke berapa lalat-lalat tersebut mulai bertelur
3) Catat pada hari ke berapa telur menetas.
4) Catat hari ke berapa lalat tersebut mulai dewasa.
4. Hasil:
a. Uraikan cara perkembangbiakan lalat-lalat tersebut dari mulai
ditempatkan sampai dengan bertelur dan dewasa
b. Bandingkan perkembangbiakan lalat rumah dengan lalat buah
5. Kesimpulan:
a. Mana yang banyak bertelurnya?
b. Mana yang lebih cepat bertelurnya?
c. Mana yang lebih cepat menetas?
d. Mana yang lebih cepat dewasa? Apa cirinya?
Contoh LKM tersebut adalah contoh yang ideal, Anda dapat
mengembangkannya lebih sederhana, tetapi tidak kehilangan perannya
sebagai panduan dan penuntun belajar.
Kegiatan belajar dengan menggunakan LKM, sangat mengaktifkan
murid-murid untuk belajar. Kelompok belajar sangat berperan sekali untuk
kegiatan seperti ini, misalnya pengamatan seperti di atas bisa dilakukan
secara bersama-sama, ada yang berperan sebagai pengamat, pencatat,
mengatur alat dan bahan, dan sebagainya.
Percobaan, pengamatan, demonstrasi atau simulasi merupakan metode
yang tepat untuk memanfaatkan sumber dan bahan yang ada. Pengamatan
seperti ini bisa di dalam kelas, di luar kelas, di kebun atau di kolam secara
langsung. Selain itu, kegiatan seperti ini tidak hanya dapat dilakukan pada
mata pelajaran IPA saja, tetapi juga dalam mata pelajaran lainnya. Berikut ini
adalah contoh penggunaan LKM.
1. Percobaan perkembangan biji kacang (IPA).
2. Pengamatan tentang ciri-ciri binatang serangga (IPA).
3. Pengukuran berbagai lingkaran atau segi empat untuk membuktikan
rumus (matematika).
4. Simulasi tentang musyawarah untuk mufakat (PMP, IPS).
5. Pengamatan tentang keteraturan berlalu lintas (PMP).
6. Mengamati cara murid dalam mematuhi tata tertib sekolah, dalam
berbaris, membuang sampah dan sebagainya (IPS).
7. Mengamati cara menggunakan bahasa Indonesia di sekolah (bahasa).
Tugas!
Sekolah Anda tidak memiliki sepotong pun alat peraga pelajaran yang
dapat digunakan untuk membelajarkan murid-murid Anda di Kelas 4 dalam
pelajaran IPS tentang "tertib lalu lintas", padahal pelajaran ini penting agar
murid mengetahui tentang kelalulintasan. Untuk dibawa ke kota jaraknya
sangat jauh dan tentu memerlukan ongkos yang mahal. Apa yang harus Anda
lakukan? Jawablah pertanyaan berikut.
a. Langkah-langkah apa yang harus Anda lakukan untuk mempersiapkan
pelajaran tersebut?
b. Metode pembelajaran bagaimana yang paling tepat untuk mengajarkan
materi tersebut?
c. Uraikan langkah-langkah pembelajarannya?
Untuk dapat menjawab pertanyaan ini dengan tepat, berikut ini adalah
kata-kata kunci menjawab pertanyaan tersebut.
a. Alat peraga.
b. Kelompok belajar.
c. Tutor.
d. proses pembelajarannya.
Maksud:
Anda memutuskan akan merencanakan tutorial untuk membantu si
Jelawat karena dia merupakan murid yang lamban dalam matematika tentang
"perkalian". Si Jelawat sudah diajari caranya "mengali", tetapi dalam
ketepatan dan kecepatan melaksanakan pekerjaannya masih sangat kurang.
Anda menyimpulkan bahwa si Jelawat belum mengetahui tentang prinsip
dasar dari perkalian. Anda memutuskan akan menggunakan si Lais untuk
membantu si Jelawat. Ia diharuskan duduk berpasangan, dan Anda
memberikan gambaran apa yang harus dilakukan dalam tutorial tersebut
sehingga keduanya mengerti.
Tujuan:
Si Jelawat akan belajar tentang dasar perkalian sampai dengan perkalian
4 sehingga ia dapat menyelesaikan 2 Lembar Kerja Murid (LKM) dalam
waktu 10 menit tanpa ada yang salah.
Contoh lain tentang tujuan khusus ini dapat berkaitan dengan:
1) Tutorial di Kelas 5, bertujuan untuk meningkatkan waktu belajar efektif;
2) Meningkatkan prestasi belajar murid-murid dalam mata pelajaran
matematika;
3) Tutorial akan dilaksanakan selama pelajaran membaca keras di Kelas 2,
untuk meningkatkan minat dan kemahiran membaca murid-murid;
4) Tutorial dilaksanakan untuk membantu murid Kelas 5 dalam
meningkatkan kemampuan menggunakan peta geografi.
Dari rumusan tujuan di atas terkandung 2 unsur, yaitu:
a) siapa yang akan ditutori (murid dari kelas berapa, apakah murid
yang lamban);
b) apa maksud diadakannya tutorial (untuk meningkatkan prestasi
belajar atau meningkatkan waktu belajar efektif).
d. Penjadwalan tutorial
Jadwal tutorial juga harus menjadi perhatian Anda. Untuk
mempersiapkannya maka jawablah pertanyaan berikut ini.
1) Apakah tutorial dilaksanakan sepanjang hari?
2) Apakah selama istirahat atau setelah pulang sekolah?
3) Untuk berapa lama tutorial dilaksanakan?
4) Apakah waktunya sama untuk setiap harinya atau bisa berubah-ubah?
e. Menentukan materi mana yang diberikan dalam tutorial
Sesuai dengan kurikulum, apapun materinya yang akan diberikan dalam
tutorial perlu didukung oleh pengetahuan Anda tentang kebutuhan murid.
Pada umumnya ada dua arahan yang dapat Anda pilih.
1) Dalam memilih materi perlu diarahkan terhadap materi akademik
(academic content), misalnya dalam matematika tutor membantu murid
dalam belajar dasar penjumlahan. Ini penting bagi Anda untuk
membantu memantapkan murid-murid dalam memahami penjumlahan.
2) Diarahkan terhadap belajar terbuka (open ended learning) di mana tutor
memberikan bantuan kepada murid yang memerlukan bimbingan dan
petunjuk untuk menyelesaikan pekerjaannya.
a. Tutor sebaya
Untuk memudahkan Anda dalam menerapkan sistem tutorial dengan
menggunakan tutor sebaya, terlebih dahulu kita perlu mempunyai pengertian
yang sama tentang tutor sebaya ini. Tutor sebaya adalah seorang murid
membantu belajar murid lainnya dalam tingkat kelas yang sama.
Pada saat penulis berkunjung ke SD, beberapa guru yang mengajar
merangkap kelas mengatakan bahwa akan sulit untuk menggunakan tutor dari
salah seorang murid karena hal-hal berikut.
1) Murid yang menjadi tutor mempunyai tugas dan kewajiban sendiri yaitu
belajar sebagaimana murid lainnya.
2) Apabila tutor berasal dari salah satu murid temannya maka disiplin
murid hilang, mereka tidak akan mau mematuhi temannya yang menjadi
tutor.
3) Sulit untuk menatar tutor karena dia harus seperti guru, mampu
menguasai mata pelajaran dan menguasai teman-temannya.
Apakah Anda sependapat dengan pendapat guru tersebut? Bagaimana
menurut pendapat Anda? ... Bagus. Ternyata pendapat Anda berbeda dengan
pendapat guru di atas. Anda seorang positifis (berpikir positif), yang
mengatakan "bisa" apabila kita mau berusaha.
Berikut ini adalah sebuah kasus PKR, di mana seorang guru ingin
memanfaatkan tutor yang berasal dari murid dalam satu kelas.
Kasus 1:
Pak Kruing adalah seorang guru yang mengajar merangkap Kelas 4 dan
Kelas 5. Pak Kruing tahu betul murid yang pintar di Kelas 4, dan murid yang
pintar di Kelas 5. Begitu sebaliknya dia juga tahu siswa yang kurang pintar di
kelas tersebut. Untuk memilih tutor, Pak Kruing harus memilih anak yang
termasuk pintar. Sebaiknya Pak Kruing mempunyai daftar anak pintar yang
dapat dijadikan tutor untuk setiap kelasnya.
Di kelas Pak Kruing terdapat 20 orang murid Kelas 4, dan 25 orang
murid Kelas 5. Di Kelas 4, terdapat 4 orang murid pintar dan di Kelas 5 ada 5
orang murid pintar yang dapat dijadikan tutor. Tugas Pak Kruing selanjutnya
adalah mengelompokkan murid, di Kelas 4 membuat 4 kelompok, dan di
Kelas 5 membuat 5 kelompok sesuai dengan jumlah murid yang pintar di
kelas itu.
Untuk jelasnya keadaan kelas Pak Kruing dapat dilihat pada matriks
berikut.
Tabel 3.1.
Keadaan Kelas PKR Pak Kruing
b. Tutor kakak
Tutor kakak adalah turor yang dipilih dari kelas yang lebih tinggi, tentu
saja tutor kakak ini kemampuannya harus di atas kemampuan rata-rata karena
ia berperan untuk membantu adik-adik kelasnya dalam belajar. Tutor kakak
sebaiknya diambil dari kelas-kelas tinggi, misalnya Kelas 4, 5 dan Kelas 6.
Sebagaimana pada tutor sebaya, pada tutor kakak inipun guru sudah pasti
mengetahui murid yang pintar dan murid yang lamban sehingga guru dapat
menetapkan murid mana yang akan ditetapkan sebagai tutor. Satu hal yang
perlu disadari betul oleh guru bahwa tutor adalah bukan untuk menggantikan
guru, tetapi hanya untuk "memperpanjang tangan guru" dan membantu murid
lainnya dalam belajar.
Berdasarkan pengamatan seperti telah diuraikan di atas, pada umumnya
guru melaksanakan perangkapan kelas pada 2 kelas yang berdekatan,
misalnya Kelas 1 dengan 2, 3 dengan 4, dan 5 dengan 6. Perangkapan kelas
seperti ini didasarkan pada alasan untuk memudahkan guru waktu mengajar
karena murid di dua kelas yang dirangkap tersebut tingkat kemampuannya
hampir sama. Di SD kecil, perangkapan kelas ini tidak berdasarkan kelas
yang berdekatan, tetapi berdasarkan penggunaan modul, yaitu kelas rendah
(1, 2, dan 3) yang tidak menggunakan modul dirangkap dengan kelas tinggi
(4, 5, dan 6) yang menggunakan modul. Ini dimaksudkan agar kelas tinggi
yang menggunakan modul dapat belajar mandiri, sementara guru pergi ke
kelas rendah yang memerlukan pembelajaran tatap muka.
Berdasarkan keadaan seperti itu maka tutor kakak bisa digunakan baik
untuk perangkapan 2 kelas yang berdekatan, maupun bagi kelas yang berbeda
jauh tingkatannya seperti Kelas 2 dengan Kelas 5 tadi. Yang menjadi dasar
dalam menggunakan tutor kakak adalah memanfaatkan murid dari kelas yang
lebih tinggi untuk membantu belajar murid-murid di kelas yang lebih rendah.
Bagaimana cara menggunakan tutor kakak?
Penggunaan tutor kakak dapat dilakukan dengan 2 cara sebagai berikut.
1) Cara 1, pemanfaatan tutor kakak yang dilakukan pada kelas yang
dirangkap oleh satu guru, misalnya Pak Ahmad mengajar merangkap
Kelas 3 dengan Kelas 4. Tutor dipilih dari Kelas 4 untuk membantu di
Kelas 3.
2) Cara 2, pemanfaatan tutor kakak yang dilakukan pada kelas yang
dirangkap oleh 2 guru, misalnya Pak Didi mengajar rangkap di Kelas 3
dan 4, sedangkan Bu Ida mengajar rangkap di Kelas 1 dan 5. Pak Didi
menggunakan tutor dari Kelas 5 Bu Ida untuk membantu murid di Kelas
4. Tentunya untuk cara yang ke-2 ini harus adanya kerjasama antara Pak
Didi dengan Bu Ida. Kerja sama tersebut, misalnya apakah di Kelas 5
anak-anak yang pintar tidak sedang digunakan sebagai tutor sebaya di
kelasnya, selain itu perlu penyesuaian jadwal antara kelas Bu Ida dengan
Pak Didi.
Sebagai pegangan bagi Anda dalam melakukan sistem tutor kakak ini,
sebaiknya Anda menggunakan tutor kakak dari kelas yang Anda rangkap
(cara 1). Hal ini untuk menghindari benturan jadwal dan penugasan ganda
bagi murid yang dijadikan tutor. Misalnya, kalau Anda menggunakan tutor
kakak dari kelas yang tidak Anda rangkap kemungkinan murid yang akan
dijadikan tutor tersebut sedang ulangan atau sedang menjadi tutor di kelasnya
atau murid tersebut sedang mengerjakan tugas pengamatan IPA, padahal
Anda memerlukannya untuk tutor matematika.
Untuk mempersiapkan mereka sebagai tutor, mereka perlu dilatih (diberi
penjelasan) tentang ketutoran. Misalnya, Pak Didi memilih 4 orang siswa
dari Kelas 4 yang dipersiapkan untuk menjadi tutor, yaitu si Cilok, Taro, Ciki
dan Donat. Pak Didi mengumpulkan keempat murid ini pada saat istirahat
untuk diberi penjelasan.
Pak Didi menjelaskan bahwa murid-murid di Kelas 3 belum menguasai
tentang materi "satuan ukuran panjang", sekalipun sudah diterangkan
beberapa hari yang lalu. Oleh karena itu, ia meminta bantuan tutor untuk
membantu murid Kelas 3, terutama murid-murid yang lamban. Cara yang
dilakukan oleh Pak Didi untuk melatih tutor sudah dijelaskan pada bagian
awal kegiatan belajar ini. Yang perlu dilakukan oleh Pak Didi adalah
memberi penjelasan tentang yang berkaitan dengan kekhususan tutor kakak,
yaitu ia memberi bimbingan kepada adik-adiknya dalam belajar. Oleh karena
itu, pengarahan juga dilakukan seperti berikut.
1) Tugas yang sudah disusun oleh Pak Didi untuk Kelas 3 diberikan kepada
tutor untuk dipelajari atau kalau perlu dikerjakan.
2) Pak Didi mengoreksi hasil pekerjaan tutor ini, dan mendiskusikannya
dengan mereka.
3) Pak Didi melakukan pemantapan, yaitu meluruskan dan memperbaiki
secara bersama bila ada yang masih kurang dipahami.
4) Memberikan petunjuk kepada mereka tentang cara menutori, yaitu:
a) memberikan petunjuk tentang cara mengerjakannya, misalnya cara
menghitung, cara mengamati, cara mendemonstrasikan, cara
melaporkan dan sebagainya;
b) cara membetulkan pekerjaan murid yang ditutori, misalnya dituntun
sampai dengan mencapai hasil akhir, dan ditunjukkan mana yang
masih keliru apabila adiknya yang ditutori masih belum tahu letak
kesalahannya atau dibandingkan dengan temannya yang sudah
mengerjakan dengan benar;
c) cara memberikan laporan kepada guru bila menghadapi berbagai
kesulitan.
c. Tutor dari masyarakat
Tutor yang berasal dari masyarakat berperan untuk membantu guru
dalam menangani kegiatan pembelajaran di sekolah. Peran tutor dari
masyarakat ini baru dapat dilaksanakan apabila keadaan memaksa, misalnya
Anda harus merangkap 3 kelas atau lebih sekali gas.
Siapakah yang dapat menjadi tutor dari masyarakat itu? Tidak ada
kriteria khusus untuk ini, yang penting tutor ini memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang lebih dari muridnya. Mereka berijazah paling rendah
SMP, mempunyai dedikasi yang tinggi dan dapat bergaul dengan murid SD.
Tutor dari masyarakat ini dapat dimanfaatkan oleh guru untuk membantu
kegiatan belajar murid, misalnya memeriksa pekerjaan murid, membantu
mencari informasi dari peta, membimbing kegiatan di PSB atau membina
murid pada saat kunjungan ke objek wisata. Tutor dari masyarakat ini bukan
guru sehingga kegiatannya juga terbatas untuk membantu murid dalam
mengerjakan berbagai tugas.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
Bagaimana, apakah Anda sudah memahami uraian Kegiatan Belajar 2
ini? Syukurlah, kalau begitu kerjakanlah tugas berikut ini!
Di SD Sambu, murid Kelas 2 hanya 1 orang, sedangkan murid Kelas 4
terdiri dari 5 orang. Oleh karena ruang kelas terbatas maka Kelas 2 dan Kelas
4 digabung dalam satu kelas. Anda mengajar rangkap di dua kelas tersebut.
Keadaan kelas seperti ini menguntungkan Anda apabila Anda mampu
memanfaatkan konsep atau teori yang telah diuraikan di muka.
Apa yang harus Anda lakukan agar pelajaran di kelas berjalan dengan
lancar, semua murid baik Kelas 2 maupun Kelas 4 dapat menyelesaikan
pelajarannya dengan baik, dan materi pelajaran dapat diberikan sesuai target?
Metode pembelajaran yang bagaimana yang cocok untuk ini? Jenis
tutorial mana yang paling cocok untuk keadaan seperti itu?
Untuk mengerjakan tugas ini dengan baik, berikut ini adalah kata-kata
kunci sebagai acuan Anda.
1. Jadwal.
2. Topik pelajaran.
3. Jenis tutor.
4. Proses tutorial.
5. Peran anda sebagai guru.
Apabila Anda sudah selesai mengerjakan tugas ini, diskusikan dengan
teman-teman Anda apa argumentasi Anda, mengapa Anda memilih cara
tersebut, kemudian konsultasikan dengan tutor Anda. Selamat bekerja!
RANGKUMAN
Salah satu cara agar murid dapat belajar mandiri, dapat dilakukan
dengan menggunakan Lembar Kerja Murid (LKM). LKM merupakan
panduan bagi murid untuk melakukan pengamatan, percobaan,
demonstrasi, simulasi, berdiskusi dan memecahkan berbagai masalah.
Dengan cara ini murid aktif belajar secara mandiri, baik itu dilakukan di
PSB atau pada "laboratorium raksasa". Dengan cara ini belajar mandiri
murid dapat ditingkatkan di mana murid dapat melakukan sendiri,
menemukan sendiri, menganalisis sendiri dan mengevaluasi sendiri.
Oleh karena itu, peranan tutor sangat diperlukan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran di sekolah.
Tutor adalah "perpanjangan tangan guru" (membantu guru dalam proses
pembelajaran murid karena ia bukan pengganti guru.
Potensi untuk memanfaatkan tutor ini cukup besar karena di setiap
sekolah terdapat murid yang lebih maju dari murid lainnya. Murid yang
paling maju ini dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya dalam
belajar. Oleh karena itu, tutor harus dipilih dari murid yang terbaik.
Dalam masyarakat juga terdapat berbagai ahli yang dapat dimanfaatkan
dalam membantu meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
Dalam rangka memanfaatkan tutor, langkah-langkah berikut
menjadi sangat penting.
1. Melakukan perencanaan yang meliputi:
a. menetapkan tujuan yang akan dicapai;
b. menentukan siapa yang akan ikut tutorial;
c. menentukan tempat tutorial;
d. penjadwalan tutorial;
e. menetapkan materi yang diberikan dalam tutorial.
2. Melatih tutor.
3. Melakukan pengawasan dan evaluasi.
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
2) Pemanfaatan tutor murid (tutor kakak dan tutor sebaya) dalam PKR
adalah ....
A. kurang tepat karena tingkat pengetahuan mereka sama
B. bertentangan dengan kodrat karena murid itu harus diajari
C. membantu meningkatkan prestasi belajar murid
D. untuk menggantikan guru mengajar
3) Tutor murid dipilih dari murid yang mempunyai ciri berikut ....
A. paling besar
B. paling tua
C. paling pintar
D. paling dekat dengan guru
10) Jenis kelompok belajar manakah yang sesuai dengan sistem pendidikan
di SD?
A. Kelompok terdiri dari usia sama.
B. Kelompok terdiri dari kemampuan sama.
C. Kelompok terdiri dari kemampuan yang berbeda.
D. Tergantung pada kebutuhan belajar.
Disiplin Kelas
Gambar 3.14.
b. Alat tulis
Memeriksa persediaan kapur tulis, penggaris dan penghapus sehingga
pada saatnya Anda tidak sibuk untuk mencari-cari kapur tulis.
c. Sumber bahan
Semua sumber bahan, alat peraga, dan alat pelajaran sudah disiapkan
sehingga pada saatnya diperlukan Anda tidak repot mencarinya.
d. Tutor
Anda sudah mempersiapkan tutor untuk membantu murid lain yang
memerlukan bantuan. Tutor harus sudah mengetahui tugas mereka kapan saja
diperlukan. Oleh karena itu, Anda sebagai guru harus sudah
mempersiapkannya dengan baik.
ARK yang efektif adalah ARK yang mampu mendorong murid untuk
memulai bekerja dengan cepat. Dengan adanya ARK murid dan guru sama-
sama mengetahui apa yang mesti dikerjakan hari itu karena semuanya sudah
terencana dengan baik. Kalau Anda sudah mempersiapkan segalanya dengan
baik maka tidak akan ada kesulitan yang Anda hadapi.
Masih berkaitan dengan ARK bagi murid, guru juga harus dapat
menciptakan kebiasaan seperti berikut:
a. mengangkat tangan apabila ingin bertanya atau ingin mengajukan
pendapat,
b. meminta izin bila ingin ke luar ruang kelas,
c. memberi tahu guru apabila harus meninggalkan tempat duduk untuk
meminjam penghapus, pensil dan lain-lain.
Nah, sekarang Anda sudah siap. Pada saat tertentu, umpamanya ketika
Anda sedang sibuk memeriksa pekerjaan murid atau ada murid yang sudah
selesai dengan pekerjaannya maka untuk mengisi waktu tersebut Anda dapat
menggunakan KS. KS ini dilakukan tanpa harus mengganggu Anda yang
sedang mengerjakan pekerjaan lain, misalnya sedang membantu murid lain
yang memerlukan bantuan.
KS juga membiasakan murid untuk bertindak kreatif dan teratur. Mereka
mengetahui apa yang harus dilakukan, bila mereka (Early-finisher) telah
menyelesaikan suatu rangkaian kegiatan. Sementara mereka menunggu
kegiatan berikutnya dimulai, mereka membutuhkan sesuatu untuk dikerjakan.
Jadi, mereka harus memperoleh pekerjaan tanpa harus menunggu atau
mengganggu temannya yang masih bekerja. Untuk menghadapi murid Early-
finisher, guru dapat melakukan hal seperti dicontohkan berikut.
a. Ani, coba kamu bantu Aminah menyelesaikan soal yang dikerjakannya!
b. Kelompok A, coba kamu tulis pengalamanmu pada hari libur kemarin!
c. Beni, coba selesaikan gambar yang belum selesai kemarin!
d. Ambil kartu huruf di lemari, susunlah menjadi beberapa kalimat tanya!
e. Ahmad, amati tanaman di sudut sana, apakah ada pengaruh dari sinar
matahari!
Satu hal yang ingin saya ingatkan kembali apabila Anda menghadapi
murid early-finisher, manfaatkanlah mereka menjadi tutor. Untuk jelasnya,
Anda harus membaca Kegiatan Belajar 2 modul ini.
Sebagaimana diuraikan di atas, bahwa PKR dapat digunakan baik secara
klasikal, kelompok ataupun individual. Tentunya masing-masing mempunyai
kelemahannya, namun PKR dapat mengatasi kelemahan tersebut. Berikut ini
adalah uraian tentang bagaimana KS digunakan dalam pembelajaran.
b. Pembelajaran individual
Di sini guru bekerja dengan murid secara individual. Untuk ini Anda
harus sudah mengetahui murid mana yang memerlukan bantuan. Pengertian
memberikan bantuan ini tidak hanya bagi murid yang mendapat kesulitan
dalam belajar, akan tetapi berlaku juga bagi murid yang maju, yang dapat
menyelesaikan pekerjaannya mendahului yang lain. Murid ini memerlukan
bantuan, berupa perhatian Anda apakah diberi pekerjaan lain atau diminta
untuk membantu temannya.
Dalam suasana pembelajaran seperti ini, persaingan sangat besar antara
sesama murid. Menjadi catatan bagi Anda bahwa pada pembelajaran
individual ini Anda tidak harus membantu satu per satu murid Anda. Ini tentu
akan merepotkan dan menghabiskan waktu dan tenaga Anda. Bantuan hanya
diberikan pada murid yang membutuhkan saja.
Masalah semacam ini coba Anda ajukan kepada murid Anda. Ini sangat
baik untuk melatih kemampuan murid Anda, antara lain keberanian,
daya pikir, cara mengeluarkan pendapat, dan menangkap pendapat orang
lain.
2) Kelompok sama kemampuan (achievement level)
Pengelompokan seperti ini dapat berupa kelompok murid yang pintar,
sedang dan kelompok murid yang berkemampuan rendah. Keuntungan
dari kelompok seperti ini adalah murid dapat bekerja sama dengan murid
yang tingkat kemampuannya sama sehingga mereka juga dapat
menyelesaikan pekerjaan secara bersamaan pula. Mereka dapat "berbagi
kesempatan" (sharing) menggunakan bahan belajar yang sama dan
diberikan tugas yang sama.
Oleh karena itu, Anda sebagai guru PKR dituntut membuat persiapan
yang berbeda untuk kelompok-kelompok murid yang berkemampuan
rendah, sedang dan berkemampuan tinggi. Kegiatan pembelajaran untuk
kelompok sama kemampuan ini adalah simulasi, pengamatan dan
percobaan. Anda dapat memberikan tugas yang berbeda (level of
instruction) untuk setiap kelompoknya. Dengan demikian, murid akan
bekerja dengan baik karena mereka bekerja dengan kemampuan dan
kecepatan yang sama untuk setiap kelompoknya.
Pembelajaran kelompok seperti ini mungkin lebih mudah bagi Anda
karena Anda menghadapi murid yang kemampuannya sama untuk setiap
kelompoknya. Dengan demikian, diharapkan dalam diskusi akan lebih
lancar.
Untuk hal ini, Anda dapat mengajukan persoalan kepada setiap
kelompok murid. Persoalan ini bisa berbeda tetapi bisa sama antara
kelompok satu dengan kelompok lainnya. Berikut ini adalah contoh KS
terbentuk permainan dalam pelajaran Bahasa Indonesia yang berkaitan
dengan memperkaya kosakata, dan melatih ingatan anak-anak di Kelas
1.
Sambung Menyambung
Kegiatan percakapan seperti ini akan menarik bagi murid, tanpa disadari
mereka sebenarnya memperoleh keuntungan paling sedikit 4 hal, yaitu
meningkatkan:
1) jumlah kosakata yang dimiliki oleh setiap murid;
2) daya ingat murid karena ia harus mengingat barang yang sudah
disebutkan temannya;
3) kreativitas, apabila anak mempunyai kreativitas yang tinggi, ia akan
mengambil catatan mencoba menuliskan apa yang sudah disebutkan
oleh temannya dan menuliskan barang lain yang belum disebutkan
oleh temannya;
4) minat belajar sehingga anak tidak bosan karena pelajaran kosakata
bisa dilakukan sambil bermain.
KS seperti ini dapat diberikan pada kelompok gabungan dua kelas
yang dirangkap.
3) Kelompok sosial
Kelompok ini tidak berbeda dengan kelompok campuran, seperti
diuraikan di atas. Anda masih ingat bedanya bukan? Coba lihat kembali
Kegiatan Belajar 2. Kelompok seperti ini baik untuk membina keyakinan
diri bagi murid yang lemah karena kelompok ini dibentuk berdasarkan
keinginan murid sendiri maka bagi anak yang mempunyai masalah,
misalnya pemalu, dan pendiam akan dapat bercampur dengan baik
dengan temannya. Keberadaan temannya menjadi pendorong bagi dia
untuk aktif berperan serta dalam berbagai kegiatan.
Kegiatan pembelajaran yang cocok untuk kelompok ini adalah
pengamatan, percobaan dan simulasi. Selain itu mereka juga dapat
diberikan kegiatan permainan seperti pada contoh di atas.
Berdasarkan uraian di atas, sekarang Anda mengetahui bahwa apabila
murid pada saat jam pembelajaran "diikat" oleh kegiatan pembelajaran
yang menarik, apakah ada kesempatan bagi murid untuk melakukan
kegiatan yang melanggar disiplin kelas? Tentu Anda sependapat, bahwa
disiplin dapat ditegakkan dalam suatu kelas yang kegiatan
pembelajarannya terarah.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
RANGKUMAN
TES FORMATIF 3
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
7) Dalam mempersiapkan KS, yang paling penting bagi Anda adalah ....
A. SP dan jadwal pelajaran
B. topik pelajaran
C. pengalaman
D. adanya tutor
8) ARK merupakan sesuatu yang bukan baru bagi Anda karena ....
A. sudah ada beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan
B. guru sudah memperoleh penataran
C. sudah belajar ketika di SPG
D. diatur oleh pemerintah
9) Kegiatan berikut termasuk ARK, kecuali ....
A. membersihkan dan membuat tugas di papan tulis
B. menyiapkan sumber bahan
C. menyiapkan tutor
D. cara murid meminta bantuan guru
Tes Formatif 1
1) D. Untuk mengorganisasikan kegiatan kelas perlu dibuat suatu aturan
yang jelas dan penataan lingkungan, ruang kelas dengan kondusif.
2) A. Menyayangi orang tua murid memang penting, tetapi tidak berkaitan
dengan pengorganisasian kelas.
3) A. Semua kegiatan tersebut dapat dilakukan di sudut IPA, tapi yang
paling penting adalah sudut IPA untuk kegiatan belajar IPA.
4) C. Pengertian denah tradisional, yaitu berderet ke belakang
menyulitkan bagi guru untuk melakukan umpan balik secara
perorangan.
5) D. Tidak menempatkan BKB individual dan kelompok saling
berdekatan.
6) C. Papan pajangan bukan untuk meramaikan kelas.
7) A. PKR diperlukan karena kurangnya jumlah guru di sekolah.
8) D. Tutorial berpasangan adalah bukan pembelajaran klasikal.
9) C. Strategi mengajar yang paling baik adalah yang sesuai dengan
kebutuhan.
10) D. Pajangan berfungsi untuk memberikan informasi sebagai hasil karya
siswa, menumbuhkan kebanggaan sekaligus menghiasi ruangan.
Oleh karena itu, harus ditata secara baik.
Tes Formatif 2
1) B. Perangkapan kelas secara bergilir menyebabkan pemborosan waktu
karena perpindahan dari kelas yang satu ke kelas lain memerlukan
waktu tersendiri.
2) C. Tutor murid akan meningkatkan prestasi belajar murid baik murid
yang jadi tutor maupun yang di tutor.
3) C. Tutor murid harus murid yang pintar.
4) D. Pemanfaatan tutor murid bukan untuk meringankan kerja guru.
5) B. Tutor berguna untuk membantu belajar.
6) D. Murid bukan hanya objek, yang hanya menerima pelajaran, sebagai
subjek yang harus aktif.
7) B. Tidak ada murid yang bodoh atau pintar, tetapi murid yang cepat
atau lambat.
8) A. Belajar mandiri terletak pada inisiatif dan disiplin pada murid.
9) A. Kelompok belajar adalah forum untuk saling membantu belajar.
10) D. Dibentuknya kelompok belajar tergantung pada kebutuhan.
Tes Formatif 3
1) A. Peran ARK adalah mengisi waktu luang.
2) D. Memberikan PR sudah termasuk ARK.
3) A. KSU berperan untuk mengisi waktu luang pada saat proses
pembelajaran.
4) D. LKM bukan tes.
5) A. KS tidak mungkin diberikan secara klasikal karena fungsinya adalah
mengisi kegiatan murid yang selesai tugas, sementara yang lain
belum.
6) B. Pembelajaran klasikal menjadi kunci atau dasar bagi penerapan
PKR.
7) A. KS dapat dilaksanakan bila guru memiliki SP dan jadwal pelajaran
sehingga siapa pun gurunya, berdasarkan SP dan jadwal tersebut
dapat memberikan KS.
8) A. ARK selama ini sudah dilaksanakan guru, tetapi perlu diarahkan
untuk menunjang belajar.
9) D. ARK adalah dipersiapkan oleh guru buka oleh murid sehingga
meminta bantuan guru bukan ARK.
10) B. ARK harus berkaitan dan menunjang pelajaran.
Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
Sesuai dengan kerangka materi tersebut maka tujuan yang ingin dicapai
apabila Anda telah mempelajari modul ini adalah "Anda dapat memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar dalam PKR".
Berdasarkan tujuan tersebut maka secara khusus Anda diharapkan dapat:
1. melakukan kerja sama dengan sekolah lain dan guru-gurunya sebagai
sumber yang dapat membantu Anda meningkatkan proses pembelajaran
kelas rangkap (PKR);
2. menciptakan sekolah dan lingkungannya menjadi sumber belajar;
3. menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar dalam pelaksanaan
PKR;
4. memanfaatkan potensi masyarakat untuk mendukung pelaksanaan.
baru boleh mengerjakan tes formatif pada akhir modul ini, apabila Anda telah
yakin betul bahwa Anda telah memahaminya.
S ebagaimana Anda pelajari dalam Modul 1 bahwa salah satu prinsip PKR
adalah memanfaatkan sumber belajar secara optimal. Oleh karena sumber
belajar yang tersedia sangat terbatas maka Anda sebagai guru dituntut untuk
selalu kreatif "menciptakan" berbagai sumber sehingga dapat dimanfaatkan
pada pembelajaran. Di antara sumber yang dapat dimanfaatkan untuk maksud
tersebut adalah teman sesama guru dan atau sekolah lain.
Untuk mencapai tujuan tersebut, sekolah perlu mengelola dan
mengorganisasikan kegiatannya untuk melakukan kerja sama baik di dalam
sekolah itu sendiri maupun dengan sekolah lain. Hal ini sangat penting agar
Anda dan kepala sekolah tidak merasa sendirian dalam mengelola sekolah
dan menyelenggarakan pendidikan. Saya yakin Anda sekarang merasa
sendirian karena Anda harus menjalankan berbagai tugas dan "instruksi"
yang berkaitan dengan tugas Anda sebagai pendidik. Selain itu, Anda juga
merasa bahwa tidak ada orang yang memperhatikan dan mau membantu
Anda dalam melaksanakan tugas mulia tersebut.
Oleh karena itu, Anda dan sekolah Anda perlu mengadakan kerja sama
dengan berbagai pihak. Pernahkah Anda bekerja sama dengan pihak luar?
Untuk kepentingan apa? Bagaimana cara Anda melakukan kerja sama
tersebut? Apabila kerja sama ini sudah Anda lakukan, Anda perlu
melanjutkan kerja sama tersebut untuk mendukung PKR. Coba bandingkan
apa yang pernah Anda lakukan dengan uraian berikut.
A. KERJA SAMA
Pada bagian ini, Anda akan diajak untuk bekerja sama dengan rekan
sejawat guru. Perlu disadari bahwa kita sebagai guru mempunyai kelebihan
dan kekurangan. Kerja sama ini dimaksudkan untuk saling memanfaatkan
kelebihan dan saling mengatasi kekurangan.
Anda sebagai seorang guru tentu memahami betul kondisi dan keadaan
sekolah Anda dan hal ini dapat mempengaruhi Anda dalam menjelaskan
proses pembelajaran. Adakalanya Anda melihat kekurangan di sekolah Anda
ini misalnya, kekurangan tenaga guru sehingga Anda harus mengajar
merangkap beberapa kelas sekaligus, atau siswa Anda tidak memiliki buku
sumber, atau Anda sendiri tidak mempunyai buku pedoman guru secara
lengkap atau Anda yang berijazah SGO atau PGA tetapi bertugas sebagai
guru kelas merasa kewalahan dalam mengajar atau Anda tidak menguasai
materi matematika dan IPA karena Anda dulu tidak pernah mendapatkan
pelajaran tersebut.
Anda juga merasa bahwa sekolah Anda tertinggal jauh dari sekolah lain
yang kondisinya serba berkecukupan. Ketinggalan tersebut Anda rasakan
sebagai akibat, antara lain dari hal berikut, mata pelajaran yang dapat Anda
berikan pada setiap harinya sangat terbatas paling hanya 2 mata pelajaran
saja, sedangkan mata pelajaran lain seperti kesehatan, kesenian dan kerajinan
tangan kurang mendapat perhatian. Selain itu, apabila ada materi pelajaran
yang kurang Anda kuasai Anda tidak mengajarkan kepada murid Anda.
Selain itu, Anda juga terlalu lelah karena mengajar merangkap beberapa
kelas sehingga dengan sangat terpaksa Anda tidak bisa mengajar sampai
waktu yang ditetapkan yaitu pukul 12.40. Anda menyuruh pulang murid
Anda lebih cepat yaitu pukul 11.00.
Setelah Anda mempelajari modul ini, Anda tidak perlu kuatir dengan
fenomena seperti itu karena Anda tidak sendirian. Anda mempunyai banyak
teman guru lain, baik yang satu sekolah ataupun dari sekolah lain. Di
masyarakat sekeliling Anda juga banyak ahli dan pakar-pakar dalam berbagai
bidang yang mungkin suatu saat Anda akan memerlukannya. Mereka
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang sama dengan Anda, yaitu
meningkatkan pendidikan anak-anak.
Di sekitar Anda juga banyak sekali kekayaan alam yang tak ternilai
harganya dan dapat Anda manfaatkan sebagai sumber belajar. Nah, sekarang
bagaimana caranya memanfaatkan sumber-sumber belajar tersebut untuk
mengatasi fenomena, seperti disebutkan di atas? Untuk menjawab pertanyaan
tersebut, ikutilah uraian berikut ini.
1. Cara Memanfaatkan Rekan Sejawat Guru dari Satu Sekolah
Sebagai Sumber Belajar
Di sekolah Anda hanya ada 3 orang guru, yaitu Anda sendiri (Bu
Dehes) lulusan SGO tetapi mengajar sebagai guru kelas, teman Anda
Pak Sebu lulusan SPG merangkap Kepala Sekolah, dan seorang guru
baru Pak Atei lulusan SPG. Oleh Kepala Sekolah Anda diserahi
tugas untuk mengajar di Kelas 3 dan Kelas 4, Pak Atei di Kelas 5
dan Kelas 6, sedangkan di Kelas 1 dan Kelas 2 diajar oleh Pak Sebu
Kepala Sekolah.
Dari hari ke hari Anda semakin merasa memperoleh kesulitan
dalam beberapa materi pelajaran matematika, misalnya di Kelas 3
Anda kurang menguasai tentang "luas kurva berdasarkan luas unit
bujur sangkar".
Apa yang harus Anda lakukan? Anda tidak harus "mengabaikan"
materi pelajaran tersebut sehingga tidak Anda ajarkan. Yang harus
Anda lakukan adalah mencoba mengatasi kesulitan Anda dengan
cara meminta bantuan Pak Atei atau Pak Sebu.
Pada saat istirahat atau sebelum pelajaran dimulai atau sore hari ketika
Anda sedang santai, Anda pergi ke Pak Atei atau Pak Sebu untuk
mendiskusikan masalah Anda. Langkah yang dapat Anda lakukan, seperti
berikut.
a. Kemukakan masalah yang Anda hadapi, misalnya dalam mata pelajaran
matematika Anda tidak menguasai tentang "luas kurva berdasarkan luas
unit bujur sangkar". Kemukakan mengapa Anda kurang menguasai
materi tersebut, apakah karena tidak mempunyai bukunya karena ketika
belajar di SGO tidak belajar matematika, Anda tidak mempunyai alat
peraga atau Anda tidak dapat menggunakan alat peraganya.
b. Menentukan alternatif pemecahan permasalahan berupa:
1) membahas bersama materi tersebut;
2) meminjam buku sumber, bahan dan alat peraga;
3) meminta teman Anda menggantikan mengajar, sementara Anda
mengajar di kelas teman Anda;
4) membawa murid Anda untuk belajar matematika di kelas teman
Anda.
2. Memilih Alternatif yang Paling Tepat dengan
Mempertimbangkan Kebutuhan, Waktu, Jadwal, dan Bahan yang
Tersedia
Perlu Anda sadari bahwa kerja sama ini adalah untuk saling membantu,
saling mengisi dan saling mengatasi kesulitan. Cara untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan tersebut dapat bervariasi, tergantung kepada
permasalahan yang dihadapi. Langkah-langkah di atas menunjukkan bahwa
kesulitan apa pun dapat diatasi asal ada keterbukaan dan saling pengertian
antara sesama guru. Anda dapat menduga apa yang akan terjadi apabila Bu
Dehes tidak berterus terang kepada Pak Atei, atau tidak ada pengertian dari
Pak Atei terhadap Bu Dehes. Murid-murid tentu tidak akan pernah belajar
tentang luas daerah kurva, mungkin Bu Dehes akan menggantinya dengan
pelajaran lain.
Jadi, kerja sama antara sesama guru dalam satu sekolah itu sangat
penting karena dapat memecahkan berbagai kesulitan terutama kesulitan
dalam melaksanakan tugas mengajar. Bukan tidak mungkin suatu saat Pak
Atei juga mempunyai kesulitan, seperti Bu Dehes, dan dia harus terbuka
untuk mengemukakan masalahnya sehingga setiap persoalan dapat diatasi.
Di sini Anda dituntut untuk menyadari bahwa setiap orang mempunyai
kekurangan, dan kekurangan tersebut dapat diatasi apabila kita bekerja sama
dan saling tolong menolong. Anda juga harus lakukan kebiasaan seperti itu,
tidak seperti sekarang ini Anda yang terus menerus menggantikan teman
Anda untuk mengajar karena teman Anda sering tidak masuk.
Gambar 4.1.
Kerja sama lebih menguntungkan
Keadaan seperti dicontohkan tersebut dapat terjadi tidak hanya dalam
satu sekolah, tetapi dapat juga terjadi dengan sekolah lain yang berdekatan
dengan sekolah Anda.
Dalam menjalin kerja sama antarsekolah ini, Anda tidak akan terlepas
dari berbagai hambatan, sebagai contoh dapat diikuti dalam uraian berikut
ini.
Gambar 4.2
Dua SD dalam satu kompleks
Tentu saja bahwa semua pendekatan ini dilakukan dengan bertitik tolak
dari asumsi (anggapan) bahwa masalah SD GT1 adalah masalah pendidikan
sekolah dasar pada umumnya dan bukan masalah SD GT1 saja. Ini berarti
bahwa seluruh pihak harus ikut membantu memecahkan kesulitan seperti itu.
Gambar 4.3.
Guru
Berdiskusi
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
Untuk bisa mengerjakan tugas ini, berikut ini adalah kata-kata kunci
yang menjadi pegangan Anda dalam mengerjakan tugas tersebut.
1. Langkah-langkah negosiasi.
2. Persiapan.
3. Alat pelajaran/suling.
4. Kegiatan belajar (berlatih suling).
RANGKUMAN
4) Kerja sama dengan guru lain pada prinsipnya adalah untuk ....
A. tukar informasi, pengalaman, dan memecahkan berbagai kesulitan
mengajar
B. untuk menggantikan mengajar kalau ada perlu ke luar
C. agar tidak usah membeli buku
D. hanya untuk mengisi kekurangan guru di sekolah
Kasus 1
Ketika saya berkunjung ke SD di daerah terpencil yang gurunya
mengajar merangkap kelas, di setiap dinding ruang kelas dihiasi dengan
ruas bambu yang diisi dengan berbagai jenis daun warna-warni (di
daerah sini sulit ditemui bunga) yang diperoleh dari sekitar sekolah.
Daun-daun ini dikumpulkan oleh murid-murid dan guru, kemudian
dipasang sebagai hiasan kelas. Jumlah hiasan tersebut tidak kurang dari
9 buah dalam satu ruang kelas. Saya tidak mengetahui secara pasti
apakah hiasan tersebut ada setiap hari atau hanya karena akan
dikunjungi. Ketika saya bertanya kepada salah seorang murid apakah
hiasan tersebut digunakan untuk belajar, mereka menjawab "tidak".
Kasus 2
Pada tahun 1960-an ada SD di kampung penulis yang terhitung maju, SD
tersebut baru didirikan selama 3-4 tahun, jadi termasuk SD baru. Kepala
sekolahnya termasuk berpikiran modern sehingga dalam waktu relatif
singkat SD tersebut sudah memiliki kebun sekolah, kolam ikan, dan
peternakan kambing. Semua ini dikelola oleh murid-murid dengan
bimbingan guru. Setiap bulan murid-murid dari seluruh kelas dibagi
tugas piket secara bergiliran, misalnya bulan pertama yang mengurus
kolam adalah Kelas 6 dan Kelas 1, Kelas 5 dan Kelas 2 mengurus kebun,
dan kelas 3 dan kelas 4 mengurus peternakan kambing.
Setiap harinya juga diatur piket per kelas, rata-rata 3 orang murid yang
harus mengurus kekayaan sekolah itu, antara lain memberi makan ternak
dan ikan, membersihkan kandang dan kolam, serta memelihara kebun.
Dari sini murid-murid belajar berkebun, beternak dan memelihara ikan.
Dengan demikian, SD tersebut menjadi lebih terkenal sehingga hampir
tiap minggu dikunjungi oleh instansi dan pejabat dari kota, misalnya
Dinas Pendidikan Nasional Provinsi, UNICEF, dan UNESCO. Murid-
muridnya bangga menjadi murid SD tersebut, apalagi kalau sedang piket,
mereka memakai pakaian yang bagus dengan memakai selempang.
Mereka senang belajar karena tidak hanya duduk di dalam kelasnya,
tetapi juga sering ke kebun, ke kolam atau ke kandang kambing.
Usaha apa saja yang dapat Anda lakukan? Anda tidak sendirian, Anda
mempunyai armada yang cukup besar, yaitu murid-murid Anda sendiri. Mari
kita manfaatkan mereka untuk kepentingan belajar mereka sendiri.
1. Mengumpulkan berbagai jenis tumbuhan, daun-daun atau bunga-bunga,
kemudian dikeringkan dan disusun berdasarkan jenisnya. Semua ini
disimpan dalam buku atau dalam lemari yang disusun rapi, dan inilah
yang disebut "herbarium". Setiap tumbuhan tersebut dapat diberikan
identitas, yaitu:
a. nama tumbuhan;
b. jenis (spesies);
c. keluarga;
d. tempat hidupnya.
2. Mengumpulkan berbagai jenis binatang (serangga), baik binatang darat
atau binatang air, kemudian dikeringkan dan disusun dalam satu lembar
kertas manila dan diberi identitas seperti pada butir a. Ini berarti sekolah
sudah memiliki "insektarium". Kalau daerah sekitar sekolah Anda
banyak sungai, Anda dapat mengumpulkan berbagai jenis ikan kecil-
kecil, kemudian ditempatkan pada kotak yang sudah diberi plastik. Isi
air, dan ikan dilepas pada kotak tersebut. Anda sudah memiliki
"akuarium".
3. Mengumpulkan berbagai jenis biji-bijian, kemudian dikumpulkan pada
gelas plastik bekas akua sesuai dengan jenisnya dan disimpan dalam
lemari.
4. Mengumpulkan berbagai jenis batu-batuan, seperti batu padas, batu
sungai, batu pasir dan batu-batu lain. Batuan seperti ini banyak terdapat
di halaman, di sungai, di gunung dan di tempat lainnya, kemudian
disimpan pada lemari atau meja dan ditempatkan di salah satu sudut
ruangan kelas.
5. Mengumpulkan barang-barang bekas antara lain barang dari logam,
plastik, kayu, rotan, kaca, ebonit, kabel, kertas, karet, dan kain.
6. Mengumpulkan uang logam yang sudah tidak terpakai dari tahun-tahun
lama sampai dengan tahun terakhir.
7. Guru bersama-sama murid membuat sendiri berbagai jenis alat peraga
pelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, antara lain
globe, dan alat peraga terjadinya gerhana.
Barang-barang ini ditata secara rapi dan ditempatkan di ruang kelas atau
di ruang guru. Saya melihat di sekolah Anda ada ruang kelas yang masih
dapat dimanfaatkan untuk menyimpan barang tersebut. Alat yang dapat
digunakan untuk menyimpan bahan ini bisa berupa meja karena setiap
sekolah mempunyai meja yang sudah tidak terpakai yang sekarang ini hanya
disimpan di sudut ruangan atau digunakan sebagai penyekat ruangan. Saya
yakin usaha ini sangat bermanfaat untuk menunjang proses belajar mandiri.
Bagaimana? Apakah Anda sudah terbayang untuk melakukannya?
Barang-barang tersebut dapat digunakan oleh guru dan murid setiap saat
baik sebagai alat peraga pelajaran maupun sebagai alat bantu pelajaran.
Misalnya, sebagai alat peraga pelajaran dalam mata pelajaran IPA, biji-bijian
dapat digunakan untuk menerangkan tentang proses pertumbuhan tanaman,
dan jenis tumbuhan dikotil/monokotil. Sebagai alat bantu pelajaran dalam
mata pelajaran matematika, biji-bijian dapat digunakan sebagai alat hitung
atau contoh-contoh bentuk bidang misalnya lonjong, bulat, persegi
(goneometri) dan sebagainya.
Dengan demikian, semua koleksi ini setiap saat dapat digunakan sebagai
sumber belajar dan alat belajar sehingga apabila Anda memerlukan semua
bahan tersebut tinggal memilih dan menggunakan saja.
C. CARA MENGEMBANGKAN PROGRAM KEBUN, KOLAM DAN
PETERNAKAN SEKOLAH
PSB yang dimaksudkan dalam modul ini adalah suatu tempat melakukan
berbagai kegiatan belajar murid-murid. Tempat di sini dapat berupa ruangan
kelas, sudut ruangan atau tempat khusus yang sengaja disiapkan untuk
melakukan tugas kegiatan belajar, misalnya mengerjakan tugas meringkas
buku, melakukan pengamatan, melakukan simulasi, mendengarkan kaset,
melakukan percobaan dan kegiatan belajar lainnya.
Oleh karena PSB merupakan tempat kegiatan belajar maka PSB harus
dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dan sumber belajar, seperti berikut.
1. Alat perlengkapan
Alat perlengkapan belajar dapat berupa alat peraga, alat bantu belajar,
alat praktik dan berbagai benda atau barang, seperti yang telah dibahas
pada Modul 1, serta perlengkapan lainnya, misalnya gunting, karton,
kertas plastik dan sebagainya.
2. Sumber belajar
Sumber belajar di sini berupa buku-buku pelajaran, majalah, koran,
herbarium, insektarium, akuarium, tumbuhan dalam pot, binatang yang
dipelihara dan sebagainya.
3. Media elektronik
Sumber ini dapat berupa kaset audio, kaset video, radio dan TV.
Benda atau barang tersebut ditempatkan dan ditata pada tempat yang
telah disediakan. Penempatan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara,
seperti berikut.
1. Menurut jenisnya
Penempatan dilakukan berdasarkan jenis dari semua koleksi atau
benda/barang yang ada di PSB tersebut. Jenis tersebut diklasifikasikan
menurut alat praktikum, buku, tanaman, hewan dan tumbuhan yang
diawetkan, biji-bijian, batu-batuan dan lain-lain.
2. Menurut mata pelajaran
Penempatan dapat juga dilakukan berdasarkan mata pelajaran, yaitu alat
dan sumber untuk IPA ditempatkan pada satu sudut atau satu lemari.
Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya, misalnya Bahasa Indonesia,
IPS, Matematika, Olahraga dan kesehatan, PKN dan sebagainya
ditempatkan pada sudut atau lemari yang lain.
Dua hal inilah yang penting bagi Anda untuk dilaksanakan di sekolah
Anda. Tentu saja barang atau koleksi benda tersebut disesuaikan dengan
kemampuan dan kebutuhan pembelajaran. Anda tidak perlu merasa bahwa
PSB ini terlalu mewah karena harus ada radio atau TV. Koleksi Anda dapat
diisi dengan benda atau barang yang ada di lingkungan sekitar Anda.
Sekalipun masih terdapat beberapa cara penempatan dan penyimpanan
lainnya, misalnya menurut jenis kegiatan, dan menurut tujuan, tetapi 2 hal
diataslah yang paling mungkin Anda laksanakan.
LATIHAN
Di sekolah Anda tidak sepotong pun alat peraga pelajaran yang dapat
digunakan untuk membelajarkan murid-murid Anda di kelas 4 dalam
pelajaran IPS tentang "tertib lalu lintas", padahal pelajaran ini penting agar
murid mengetahui tentang kelalulintasan di kota. Untuk dibawa ke kota
jaraknya sangat jauh dan tentu memerlukan ongkos yang mahal. Apa yang
harus Anda lakukan? Jawablah pertanyaan berikut.
1) Langkah-langkah apa yang harus Anda lakukan untuk mempersiapkan
pelajaran tersebut?
2) Metode pembelajaran bagaimana yang paling tepat untuk mengajarkan
materi tersebut?
3) Uraikan langkah-langkah pembelajarannya!
RANGKUMAN
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
Nama/Kelompok : ..................................
Pokok Bahasan : Penggolongan makhluk hidup
Sub Pokok Bahasan : Hewan berbuku-buku (serangga)
Kelas : 5(lima)
Pada bagian ini akan dibahas tentang lingkungan sekitar dalam arti luas
yang meliputi 2 hal, yaitu lingkungan alam dan lingkungan sosial budaya.
Berbeda dengan pembahasan pada Kegiatan Belajar 2 bahwa yang dimaksud
dengan lingkungan adalah lingkungan di sekolah, termasuk lingkungan kelas
dan di luar kelas, seperti kebun sekolah, halaman sekolah dan sebagainya.
Lingkungan alam berkaitan dengan sumber-sumber alami, antara lain
laut, gunung, sungai, sawah, kolam, hutan, lembah, danau dan sumber alam
lainnya. Sedangkan lingkungan sosial budaya berkaitan, antara lain dengan
kehidupan kemasyarakatan, keagamaan, kenegaraan, kebudayaan, adat
istiadat, politik, ekonomi, dan lain-lain. Ke dalam lingkungan sosial budaya
ini dimasukkan pula tentang lembaga-lembaganya, seperti lembaga adat,
pemerintahan, budaya, dan seterusnya.
Lingkungan alam dan lingkungan sosial budaya ini, merupakan
laboratorium raksasa yang dapat dimanfaatkan seluas-luasnya untuk
kepentingan pendidikan, termasuk pendidikan di SD. Pernahkah Anda
menggunakan laboratorium raksasa ini? Bagaimana cara memanfaatkan
lingkungan ini sebagai laboratorium raksasa yang sangat berguna bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama perkembangan
kemampuan dan pengetahuan murid-murid SD?
Manfaat yang diperoleh dalam menggunakan lingkungan sebagai sumber
adalah:
1. murid-murid dapat melihat secara langsung benda-benda yang berkaitan
dengan mata pelajaran di sekolahnya;
2. murid dapat membuktikan dan menerapkan teori atau konsep yang
pernah didapat di sekolah ke dalam kehidupan sehari-hari;
3. menanamkan sikap untuk menyayangi lingkungan sekitar.
Untuk lebih jelasnya marilah kita coba bahas satu per satu!
Gambar 4.6.
Kekayaan Alam
Indonesia
Dalam memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, selain
Anda dituntut menguasai seluk-beluk lingkungan, Anda juga dituntut untuk
menguasai tentang materi kurikulum/silabus, serta materi dan topik-topik
pelajaran dalam buku paket yang berkaitan dan membutuhkan alam sekitar
sebagai sumber.
Untuk itu, marilah kita mengenal lingkungan sekitar Anda dengan
menggunakan Format 1 berikut ini!
Format 1
Identifikasi Sumber Lingkungan Sesuai dengan Materi Pelajaran
Ketersediaan
Sumber Alam Ada Tidak Untuk Mata Pelajaran *
1 2 3 4
1. Sumber Alam
a. Gunung
b. Sungai
c. Sawah
d. Lembah
e. Hutan
f. Kawah
g. Irigasi
h. Danau/Waduk
i. Pertambangan
j. Mata air
2. Sosial
a. Jenis suku bunga
b. Suku terasing
c. Kehidupan adat
d. Upacara adat
e. Rumah adat
f. Upacara keagamaan
g. Mata pencaharian penduduk
h. Pakaian adat
i. Ragam bahasa
3. Lembaga
a. Kantor Desa
b. Puskesmas
c. Posyandu
d. Tempat ibadah
e. Lembaga adat
f. Lembaga budaya/
sanggar tari
g. Perpustakaan
Ketersediaan
Sumber Alam Ada Tidak Untuk Mata Pelajaran *
1 2 3 4
h. Musium
i. Laboratorium
j. Pabrik/perusahaan
*) Lihat silabus
Bu Anei seorang guru yang mengajar merangkap kelas 5 dan kelas 5I,
menggabungkan seluruh murid dari kedua kelas tersebut, kemudian
membaginya menjadi 3 kelompok belajar yang masing-masing dibantu
oleh seorang Tutor. Pelajaran itu adalah pelajaran IPA dengan materi
"air dan kegunaannya". Di kelas, Bu Anei memberikan penjelasan bahwa
setiap kelompok harus mengamati tentang air di sungai. Persiapan
dilakukan dengan membuat lembaran kerja murid (LKM) sebagai
petunjuk caranya melakukan pengamatan. LKM ini terdiri dari 3 buah
(sesuai jumlah kelompok) berisi tentang kegiatan yang harus dilakukan
oleh murid. LKM tersebut memuat tugas yang berkaitan dengan berikut.
a. Murid Kelompok 1 ditugaskan mengamati tentang penggunaan air,
dengan berpedoman pada pertanyaan berikut.
1) Siapa saja yang menggunakan air tersebut?
2) Untuk apa air tersebut digunakan?
3) Bagaimana cara penduduk mengambil air?
4) Bagaimana cara penduduk menggunakan air?
5) Di mana penduduk menggunakan air?
6) Apa yang menyebabkan penduduk menggunakan air sungai?
7) Di mana atau tempat apa yang digunakan air sungai?
b. Murid kelompok 2 ditugaskan untuk mengamati kandungan air?
1) Berasal dari mana air tersebut?
2) Apakah air tersebut layak untuk diminum/digunakan?
3) Dari hasil pengamatan, apa saja yang mencemari air sungai
tersebut? (sampah, erosi hutan, sabun, minyak motor)
4) Adakah usaha penduduk untuk mencari sumber air lain?
c. Murid Kelompok 3 ditugaskan mengamati dan mewawancarai
penduduk untuk mengetahui usaha-usaha untuk menanggulangi
kekotoran air?
1) Bagaimana usaha penduduk untuk menjernihkan air?
2) Alat apa yang digunakan untuk menjernihkan air?
3) Bagaimana cara memasak air untuk diminum?
4) Untuk kepentingan apa saja air tersebut digunakan?
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
Di sekolah Anda tidak seorang pun yang mengetahui tentang sejarah
adanya candi di sekitar desa Anda. Sebelum Anda mengajarkan sejarah
nasional Anda ingin mengajarkan sejarah tentang candi tersebut. Apa yang
harus Anda lakukan? Jawablah pertanyaan berikut.
1) Langkah-langkah apa yang harus Anda lakukan untuk mempersiapkan
pelajaran tersebut?
2) Metode pembelajaran bagaimana yang paling tepat untuk mengajarkan
materi tersebut?
3) Uraikan langkah-langkah pembelajarannya!
Untuk dapat menjawab pertanyaan ini dengan tepat, berikut ini adalah
kata-kata kunci untuk menjawab pertanyaan tersebut!
1) Sumber informasi.
2) Cara penyampaian informasi tersebut.
3) Peran tutor murid/guru.
RANGKUMAN
TES FORMATIF 3
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Adat istiadat daerah yang termasuk pada sumber belajar adalah ....
A. alam fisik
B. sosial budaya
C. upacara panen
D. lembaga pemerintah/swasta
8) Lingkungan sekitar yang dapat dijadikan sumber belajar terdiri dari ....
A. lingkungan alam fisik
B. alam sosial budaya
C. lembaga
pemerintahan/swasta D.
Tes Formatif 1
1) D. Penyelenggaraan pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah
saja, tetapi juga merupakan tanggung jawab pemerintah dan
masyarakat.
2) B. Guru tidak bekerja sendirian dalam memecahkan berbagai kesulitan
belajar, tetapi harus bekerja sama dengan guru lain.
3) C. KKG bukan merupakan organisasi politis, tetapi merupakan forum
pertemuan guru dalam memecahkan berbagai kesulitan dalam
mengajar.
4) A. Kegunaan kerja sama adalah untuk saling tukar informasi,
pengalaman, pengaturan dalam memecahkan berbagai kesulitan
belajar.
5) C. BP3 merupakan wadah kegiatan orang tua murid yang merupakan
peran serta orang tua dalam pendidikan anaknya.
6) B. Cara yang paling efektif untuk mengatasi kesulitan guru adalah
melakukan kerja sama dengan guru dan kepala sekolah.
7) A. Kerja sama guru dan Kepala Sekolah itu perlu, terutama yang
berkaitan dengan penugasan mengajar dan administrasi.
8) C. Keterlibatan masyarakat dalam pendidikan itu harus secara nyata,
misalnya melalui rapat, menjadi tutor dan sebagainya.
Tes Formatif 2
1) B. Menurut teori mastery learning murid hanya dibedakan dari murid
lambat dan cepat, tidak murid pintar atau bodoh.
2 A. Belajar mandiri sebenarnya bukan belajar sendiri, tetapi cara belajar
yang sepenuhnya atau sebagai besar di bawah kendali murid dan
tidak berarti bahwa peran guru hilang, tetapi berkurang. Belajar
mandiri menitikberatkan pada inisiatif belajar ada pada murid.
3) C. Lingkungan sekitar merupakan laboratorium raksasa karena semua
materi pelajaran berkaitan dan terdapat di lingkungan.
4) D. Lingkungan merupakan sumber belajar untuk semua mata pelajaran,
baik yang bersifat mata pelajaran eksakta, sosial dan budaya.
Lingkungan merupakan perpaduan semua unsur.
5) B. Alat peraga diperlukan untuk memperjelas penjelasan guru karena
dengan alat peraga dapat diberikan contoh yang dapat diamati oleh
murid.
6) B. Untuk melengkapi sekolah dengan berbagai sumber belajar sekolah
harus berbuat sesuatu, dan tidak menunggu pemberian pemerintah.
Oleh karena itu, ia harus dapat menciptakan sekolah sebagai sumber
belajar.
7) C. PSB itu bukanlah tempat menyimpan alat, tetapi tempat kegiatan
belajar.
8) D. Banyak keuntungan yang diraih bila sekolah dapat memperagakan
kebun sekolah atau sumber belajar lainnya. Oleh karena yang
ditanyakan adalah yang tidak termasuk keuntungan maka
jawabannya adalah C.
Tes Formatif 3
1) C. Upacara panenan merupakan adat istiadat dalam masyarakat.
2) B. Untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber pembelajaran
harus diperhitungkan kaitannya dengan materi, kemudahan untuk
mencapainya dan keamanan bagi murid, bukan karena guru tidak
menguasai materi ini. Guru tetap harus menguasai materi.
3) D. Dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, guru tidak
boleh menyerahkan sepenuhnya kepada tutor.
4) B. Termasuk sosial budaya karena yang dilihat adalah pengaruhnya
terhadap kehidupan pemerintah.
5) C. Posyandu merupakan lembaga pemerintah.
6) D. Lingkungan sebagai sumber belajar dapat dilakukan baik terhadap
murid secara perorangan, kelompok atau klasikal.
7) A. Setelah selesai melakukan widyawisata, murid diharuskan membuat
laporan, dan ini dapat dijadikan bahan penilaian.
8) D. Lingkungan sekitar terdiri dari lingkungan fisik, dan lingkungan
sosial, termasuk lembaga-lembaganya baik lembaga pemerintah
maupun masyarakat.
Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
Selain itu, pada akhir uraian materi Kegiatan Belajar 3, akan dijelaskan
tentang prosedur kegiatan praktek mata kuliah PKR/PDGK4302 yang wajib
Anda laksanakan dan mempunyai kontribusi nilai terhadap nilai akhir mata
kuliah ini. Materi praktek yang harus Anda lakukan adalah praktek PKR di
kelas Anda sendiri dan simulasi PKR di kelas tutorial. Apabila Anda tidak
5.2 PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
melaksanakan praktek ini, nilai UAS mata kuliah PKR Anda tidak akan
dimunculkan hingga Anda menyerahkan nilai praktek PKR ke Pusat
Pengujian melalui UPBJJ.
M asih ingatkah Anda apa yang dimaksud dengan kurikulum, dan apa
fungsi kurikulum dalam pembelajaran? Marilah kita memulai
pembahasan materi modul ini dengan menjawab pertanyaan tersebut!
Bila kita membaca kepustakaan studi kurikulum, kita akan menemukan
konsep dasar kurikulum berasal dari Curere atau Curiculum (Sudjana: 1984)
yang artinya adalah jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dalam
suatu perlombaan atletik. Tentu Anda masih ingat dalam lomba lari ada
lari 100 m, 400 m, 1000 m, 42 km. Itulah pengertian awal kurikulum.
Istilah kurikulum kini telah menjadi istilah teknis dalam ilmu pendidikan
yang secara umum diartikan sebagai program pendidikan yang harus
ditempuh untuk mendapatkan status dan atau kemampuan tertentu. Setiap
jenjang pendidikan (pendidikan dasar, menengah, dan tinggi) pasti memiliki
kurikulum atau program pendidikan yang sengaja dibuat. Mulai tahun 1994
untuk jenjang pendidikan dasar telah ditetapkan kurikulum pendidikan dasar
1994. Karena pendidikan dasar terdiri atas pendidikan Sekolah Dasar 6 tahun
dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP 3 tahun). SD dan SLTP
memiliki kurikulum masing-masing.
Pada tahun 2004 secara terbatas mulai dirintis penerapan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai upaya penyempurnaan Kurikulum 1994
dan Suplemen tahun 1999. Dengan diundangkannya Undang-Undang RI
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas
No. 20 Tahun 2003) konsep KBK diteruskan dalam wadah pengembangan
kurikulum yang terdesentralisasi. Mulai tahun 2006, dengan ditetapkannya
Standar Isi dan Standar Kompetensi lulusan (SKL) dalam PerMendiknas No.
22 Tahun 2006, No. 23 Tahun 2006, dan No. 24 Tahun 2006, mulai
diterapkan secara bertahap pengembangan kurikulum pada tingkat satuan
pendidikan sebagai pelaksanaan dari Pasal 37 UU Sisdiknas No. 20 Tahun
2003. Mulai tahun 2006, model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dikembangkan dan dilaksanakan secara bertahap- berkelanjutan
pada setiap kabupaten/kota.
5.4 PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
Bagi kita sebagai guru, terlepas dari kurikulum dengan model apapun
yang dipakai, kurikulum merupakan pedoman dalam melaksanakan proses
pendidikan. Di dalam kurikulum dirumuskan tujuan pendidikan dasar, mata
pelajaran yang diberikan, beban waktu belajar yang disediakan, dan
pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Adanya kurikulum
sebagai dokumen tertulis belum menjamin terjadinya proses pembelajaran.
Adanya guru yang memahami dan mampu menerapkan kurikulumlah yang
memungkinkan terjadinya proses pembelajaran. Malah ada yang menekankan
peran guru sebagai kurikulum hidup. Oleh karena itu kita sebagai guru SD
mutlak wajib memahami kurikulum Sekolah Dasar. Selain itu, agar kita
sebagai guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik, kita harus
menguasai prosedur dasar pengembangan pembelajaran. Dengan cara itu
kurikulum sebagai rumusan tertulis akan dapat diwujudkan menjadi proses
belajar murid. Perlu kita garis bawahi bahwa kurikulum disusun memang
untuk mewujudkan tercapainya tujuan belajar murid. Marilah selanjutnya kita
bersama mengkaji lebih jauh struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan
untuk SD dan prosedur dasar pengembangan rencana pembelajarannya.
Tabel 5.1.
Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
1. Agama dan Akhlak Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk
Mulia membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari
pendidikan agama.
3. Ilmu Pengetahuan dan Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
Teknologi SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan
mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis,
kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar
ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah
secara kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi
lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir
ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SMK/MAK dimaksudkan untuk menerapkan ilmu pengetahuan
No Kelompok Mata Cakupan
Pelajaran
dan teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan, dan kemandirian
kerja.
5. Jasmani, Olahraga dan Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada
Kesehatan SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta
menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada
SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik
serta membudayakan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dimaksudkan untuk meningkatkan
potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama,
dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup
sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif
kemasyarakatan seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas,
kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan
penyakit lain yang potensial untuk mewabah.
Selain tujuan dan cakupan kelompok mata pelajaran sebagai bagian dari
kerangka dasar kurikulum, ditetapkan beberapa prinsip pengembangan
kurikulum sebagai berikut.
Tabel 5.2.
Struktur Kurikulum SD/MI
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 5
4. Matematika 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 4
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3
7. Seni Budaya dan Keterampilan 4
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan 4
B. Muatan Lokal 2
C. Pengembangan Diri 2*)
Jumlah 26 27 28 32
Latihan 5.1.
Dari ke tujuh prinsip tersebut di atas, ada sejumlah implikasi yang
perlu kita tindaklanjuti, sebagai berikut.
1. Pengembangan potensi peserta didik dalam konteks lingkungannya
merupakan kepedulian utama.
2. Antarsubstansi kurikulum dikembangkan secara saling berkaitan,
dan secara keseluruhan kurikulum dikembangkan secara
berdiversifikasi atau dengan keragaman yang bervariasi.
3. Kurikulum harus difungsikan sebagai wahana pendidikan untuk
mengakomodasikan dinamika perkembangan pemikiran dan praktek
dalam dunia ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Kurikulum harus bersifat fungsional, dalam pengertian hasil belajar
yang dihasilkan harus memberi bekal kepada peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan dan menjalani kehidupan nyata di
lingkungannya.
5. Kurikulum harus menjadi wahana pengembangan kompetensi secara
utuh dan menyeluruh yang didukung oleh semua mata pelajaran yang
satu dengan yang lainnya memiliki saling keterkaitan.
6. Isi dan proses kurikulum harus memungkinkan peserta didik mampu
dan mau belajar untuk belajar terus menerus.
7. Kurikulum dikembangkan sebagai wahana pendidikan ke-
Indonesiaan yang mampu merekat keberagaman untuk membangun
persatuan Indonesia.
Setiap pasang (dua orang) dari Anda, diminta untuk memilih salah
satu dari tujuh implikasi itu. Ketua kelompok belajar mahasiswa diminta
untuk mengatur agar ketujuh implikasi tersebut ada yang memilih. Jika
jumlah di kelas tutorial Anda lebih dari 14 orang, pasti ada satu atau
beberapa implikasi yang dipilih oleh lebih dari satu kelompok pasangan.
Tidak apa-apa, yang penting setiap kelompok bekerja secara mandiri.
Selanjutnya lakukan kegiatan sebagai berikut.
1. Bahas berdua apa makna dari implikasi itu.
2. Bahas langkah-langkah yang perlu Anda lakukan sebagai guru.
3. Tuliskan hasil diskusi pasangan Anda sebagai bahan dalam diskusi
kelas.
4. Sampaikan kepada tutor Anda untuk membahas hasil kerja kelompok
mandiri Anda dalam menjawab pertanyaan, “Bagaimana penerapan
ketujuh implikasi tersebut dalam rangka PKR?”
STANDAR KOMPETENSI
PENGALAMAN BELAJAR
DAN PROSES PEMBELAJARAN
Gambar 5.1.
Prosedur Dasar Pengembangan Kerangka Rencana Pembelajaran (RP)
Untuk melakukan pengembangan kerangka Rencana Pembelajaran
sesuai dengan diagram di atas, secara praktis dapat diuraikan dalam matriks
berikut ini.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
Muatan
Standar kompetensi Kompetensi dasar
Nilai dan Moral
1. memahami sistem 1.1 mengenal lembaga- kesadaran akan pentingnya
pemerintahan desa dan lembaga dalam susunan lembaga pemerintahan
pemerintah kecamatan pemerintahan desa dan
pemerintah kecamatan peduli terhadap pemerintahan desa
1.2 menggambarkan struktur peduli terhadap pemerintahan
organisasi desa dan kecamatan
pemerintah kecamatan berkomunikasi santun dengan unsur
pemerintah setempat
2. memahami sistem 2.1 mengenal lembaga- lembaga kesadaran akan pentingnya lembaga
pemerintahan kabupaten, dalam susunan pemerintahan kabupaten/kota, dan
kota, dan provinsi pemerintahan kabupaten, provinsi
kota, dan provinsi peduli terhadap pemerintahan
kabupaten/kota, dan provinsi
2.2 menggambarkan struktur peduli terhadap pemerintahan
organisasi kabupaten, kota, kecamatan kabupaten/kota, dan
dan provinsi provinsi
berkomunikasi santun dengan unsur
pemerintah kabupaten/kota, dan
provinsi
Kelas IV, Semester 2
3.2 menyebutkan
organisasi
pemerintahan
tingkat pusat,
seperti presiden,
wakil presiden dan
para menteri
sikap kosmopolit
4. menunjukkan
sikap terhadap 4.1 memberikan sepekan terhadap kehidupan global
globalisasi di contoh kesadaran saling ketergantungan secara global
lingkungannya sederhana
pengaruh kesadaran akan nilai budaya tradisional
globalisasi di kesadaran akan peran penting misi kebudayaan ke luar negeri
lingkungannya sikap selektif dalam mengadopsi produk asing
4.2 mengidentifikasi
jenis budaya
Indonesia yang
pernah
ditampilkan
dalam misi
kebudayaan
internasional
4.3 menentukan
sikap terhadap
pengaruh
globalisasi yang
terjadi di
lingkungannya
Kelas V, Semester 1
Standard Muatan
Kompetensi Dasar
Kompetensi Nilai dan Moral
1. 1.1 mendeskripsikan kesadaran berbangsa satu, bangsa Indonesia
memah negara kesatuan kesadaran bertanah tumpah darah satu, tanah air Indonesia
ami republik
penting Indonesia kesadaran menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia
nya 1.2 menjelaskan kesadaran bahwa bagi Indonesia bentuk negara kesatuan adalah
keutuha pentingnya final
n keutuhan negara
negara sikap saling menghormati antar unsur dalam kehidupan di
kesatuan republik Indonesia
kesatua Indonesia
n sikap bersahabat antar unsur dalam kehidupan masyarakat dan
republik 1.3 menunjukkan negara Indonesia
Indones contoh-contoh
ia perilaku dalam
(NKRI) menjaga keutuhan
negara kesatuan
republik Indonesia
2. 2.1 menjelaskan kesadaran bahwa di mana ada masyarakat di situ ada hukum
memah pengertian dan kesadaran bahwa Indonesia adalah negara hukum
ami pentingnya
peratur peraturan kesadaran bahwa perundang-undangan diperlukan untuk
an perundang- menjalankan UUD 1945
perund undangan tingkat kesadaran adanya tata urutan perundang-undangan
ang- pusat dan daerah
undang rasa keterikatan secara personal-sosial terhadap peraturan
2.2 memberikan perundang-undangan
an contoh peraturan
tingkat perundang- kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait
pusat undangan tingkat pada status dan perannya dalam kehidupan
dan pusat dan daerah,
daerah kebiasaan menjalankan peraturan karena kesadaran akan
seperti pajak, anti pentingnya ketertiban
korupsi, lalu lintas,
larangan merokok
Kelas V, Semester 2
Latihan 5.2.
Coba anda kaji standar isi PKN kelas IV dan V beserta muatan
nilai dan moral tersebut di atas, kemudian kerjakan tugas latihan
berikut ini.
1. Setiap 3 orang membentuk satu kelompok, dengan salah satu di
antaranya berfungsi sebagai ketua kelompok.
2. Setiap kelompok memilih satu standar kompetensi beserta semua
kompetensi dasar dan muatan nilai dan moral yang tercakup di
dalamnya, untuk kelas IV semester 1 atau kelas v semester 1 saja.
3. Bahas secara kritis-dialogis dan rumuskan pengalaman belajar untuk
setiap KD dengan memasukkan muatan nilai sebagai isi pendidikan
nilai terkait KD tersebut.
4. Hasil kerja masing-masing kelompok, simpan dulu oleh ketua
kelompok sebagai bahan latihan berikutnya.
Kebiasaan menjalankan
peraturan karena kesadaran
akan pentingnya ketertiban
Seperti kita lakukan pada Latihan di muka, marilah kita mengkaji
muatan PKn Kelas IV Semester 1 disandingkan dengan PKn Kelas V
Semester 1, yang kita rancang untuk dilaksanakan dengan PKR, dengan
mengerjakan latihan selanjutnya.
Latihan 5.3.
Coba anda kaji standar isi PKn kelas IV dan V beserta muatan
nilai dan moral tersebut di atas, kemudian kerjakan tugas latihan
berikut ini.
1. Setiap kelompok 3 orang dalam latihan sebelumnya, bergabung
dengan kelompok lain yang berbeda kelas, misalnya kelompok kelas
IV semester 1 dengan kelompok kelas V semester 1. salah satu ketua
kelompok lama di antaranya berfungsi sebagai ketua kelompok dan
satunya lagi sebagai sekretaris kelompok.
2. Setiap kelompok baru mengkaji sandingan standar kompetensi beserta
semua kompetensi dasar dan muatan nilai dan moral yang tercakup di
dalamnya, untuk kelas IV semester 1 dan kelas v semester 1. begitu
seterusnya.
3. Bahas secara kritis-dialogis dan rumuskan pengalaman belajar untuk
setiap KD dengan memasukkan muatan nilai sebagai isi pendidikan
nilai terkait KD tersebut masing-masing untuk kelas IV dan kelas V.
4. Kaji bersama pengalaman belajar mana yang harus dikerjakan oleh
kelas IV atau kelas V secara mandiri terpisah, dan pengalaman belajar
mana yang dapat dikerjakan secara bersama-sama antara kelas IV dan
kelas V, sehingga memungkinkan diterapkan belajar dari tutor kakak
(cross-age tutorial). siswa kelas V dapat menutori kelas IV.
5. Hasil kerja masing-masing kelompok, simpan dulu oleh ketua
kelompok sebagai bahan penyusunan rencana pembelajaran.
Melihat Kompetensi Dasar dan Muatan Nilai dan Moral pada Kelas IV
dan V, dapat dirumuskan Pengalaman Belajar sebagai berikut.
1. Karena PKn memiliki salah satu misinya pendidikan nilai, kita dapat
menjabarkan Kompetensi dasar tersebut menjadi beberapa indikator
yang berpijak pada nilai dan moral yang diharapkan menjadi dampak
instruksional PKn.
2. Indikator untuk:
a. Kelas IV:
Siswa dapat menjelaskan pentingnya lembaga pemerintahan
desa dan kecamatan dalam mewujudkan tujuan hidup
bermasyarakat dan bernegara:
Siswa dapat melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara
di lingkungan desa dan kecamatan:
Siswa biasa berkomunikasi dengan perangkat pemerintahan
desa dan kecamatan sesuai kebutuhan.
b. Kelas V:
Siswa dapat menjelaskan pentingnya NKRI sebagai wadah
kehidupan berbangsa Indonesia:
Siswa dapat menjelaskan pentingnya NKRI di atas tanah
tumpah darah Indonesia:
Siswa dapat menggunakan bahasa Indonesia untuk membangun
persahabatan dengan warga negara Indonesia lainnya di seluruh
tanah air Indonesia.
3. Pengalaman Belajar untuk:
a. Khusus Siswa Kelas IV:
Siswa berdiskusi secara pasangan untuk menjawab pertanyaan
“Mengapa diperlukan lembaga pemerintahan desa dan
kecamatan dalam mewujudkan tujuan hidup bermasyarakat dan
bernegara?”
Siswa secara perseorangan membuat karangan “Kewajibanku
sebagai warga negara di lingkungan desa dan kecamatan”.
Siswa bersimulasi mengunjungi kantor desa/Kecamatan dan
berdialog dengan perangkat pemerintahan desa dan kecamatan
mengenai upaya desa dan kecamatan dalam meningkatkan rasa
aman, kesejahteraan, tarap pendidikan warganya.
b. Khusus Siswa Kelas V:
Siswa berdiskusi dalam kelompok trio untuk menjawab
pertanyaan “Mengapa diperlukan NKRI sebagai wadah
kehidupan berbangsa Indonesia?
Siswa dapat menjelaskan pentingnya NKRI di atas tanah
tumpah darah Indonesia:
Siswa bermain peran tentang 5 anak Indonesia dari 5 suku yang
berbeda menggunakan bahasa Indonesia untuk membangun
persahabatan di antara mereka. Satu sama lain saling
memperkenalkan diri dan berceritera tentang latar belakang
kehidupannya dalam masing-masing lingkungan sosial
kulturalnya yang berbeda. Kemudian mencari kesamaan antar
karakter sosial kultural mereka yang menjadi tali pengikat
kebersamaan.
c. Siswa Kelas IV dan Kelas V secara bersama-sama.
Secara bersama-sama siswa kelas IV dan V bermain peran “Aku
dan sahabat ku?” Masing-masing siswa Kelas IV dan V, diminta
untuk mencari 5 teman, masing-masing 2 orang dari masing-masing
Kelas IV atau Kelas V asal mereka, dan 3 orang dari kelas yang
berbeda, Kelas IV untuk siswa Kelas V dan sebaliknya. Masing-
masing diminta saling berkomunikasi dan membuat catatan singkat
tentang nama, tanggal lahir, tempat lahir dan dibesarkan,
kehidupan keluarganya, kebudayaan lingkungannya dll. Setelah
masing-masing mendapatkan 5 teman barunya dengan cerita singkat
masing-masing, guru meminta sampel 3-5 orang untuk
menceriterakan teman barunya itu secara lisan dibantu dengan
catatan hasil dialognya dengan judul “Sahabatku yang baru”.
4. Contoh Rancangan PKR 211( Dua kelas, satu mata pelajaran, satu
ruangan)
a. Misalkan siswa Kelas IV berjumlah 15 orang, siswa Kelas V 15
orang.
b. Kedua kelas tersebut belajar dalam satu ruangan yang berkapasitas
40 orang., diisi oleh 30 orang. Jadi masih ada ruang pemisah, tanpa
partisi.
c. Mata pelajaran yang diajarkan adalah PKn, dengan 2 Kompetensi
dasar yang berbeda, karena memang kelasnya berbeda.
d. Waktu yang tersedia 2 jam pelajaran (90 menit)
e. Strategi Pembelajaran dapat diatur sebagai berikut.
i. Pendahuluan: Dilakukan pada 10 menit pertama, secara bersama-
sama Kelas IV dan V. Pada Kegiatan ini Guru membuka pelajaran,
mengecek prilaku awal, menjelaskan kompetensi yang akan
dikembangkan, dan memberikan langkah-langkah belajar untuk
masing-masing kelas dan untuk gabungan kelas, serta memberikan
pemicu belajar dan pemberian motivasi;
Untuk Anda ketahui, secara teoritis ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam menetapkan topik pembelajaran, khususnya dalam
pembelajaran kelas rangkap.
Latihan 5.4.
Gambar 5.4.
Ilustrasi Saling ketumpang-tindihan Ranah Kognitif, Afektif, dan
Psikomotorik
Keterangan:
Irisan A : perpaduan kognitif dan afektif
Irisan B : perpaduan kognitif dengan psikomotorik
Irisan C : perpaduan afektif dengan psikomotorik
Irisan D : perpaduan kognitif, afektif dengan psikomotorik
Untuk Anda pahami yang dimaksud dengan bahan belajar adalah rincian
materi yang dapat berupa fakta, konsep, teori, nilai, prosedur dan kegiatan
belajar yang dijabarkan dari tujuan dan topik PKR yang telah dipilih. Pada
saat kita membicarakan pengembangan topik melalui pendekatan pengarasan
dan pengugusan dan mengerjakan latihan 1 dan 2, cakupan pokok-pokok
materi secara menyeluruh telah nampak.
Coba lihat kembali model Fogarty dan model Griswold. Bila diperlukan
dari sub-sub-topik yang sudah ada dapat dikembangkan menjadi butir materi
yang lebih rinci. Misalnya untuk butir makanan ikan paus dapat
dikembangkan lagi ke dalam jenisnya, di mana dapat diperoleh, berapa
harganya, bagaimana menyimpannya, bagaimana kandungan gizinya, dan
seterusnya.
Bila dari pemetaan gugus materi itu kita sudah merasa telah memperoleh
wawasan, selanjutnya kita harus memilih materi mana yang akan
disampaikan secara lisan, yang harus digali dari bahan tertulis, yang
memerlukan pengamatan, atau yang menuntut percobaan. Untuk dapat
melakukan pemilihan materi yang memadai perlu memperhatikan syarat-
syarat sebagai berikut:
1. mendukung ketercapaian kompetensi dasar dan indikator;
2. berkaitan erat dengan materi sebelumnya;
3. didukung oleh sarana dan sumber belajar yang tersedia atau dapat
disediakan;
4. sesuai dengan perkembangan mental murid;
5. menjadi dasar bagi studi lebih lanjut.
Bahan belajar yang dipilih harus sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan sebelumnya. Hal ini merupakan prinsip dari kurikulum model
tujuan yang kita anut. Tentu saja hal ini tidak mengurangi kemungkinan
diperolehnya bahan lain sebagai dampak pengiring. Bahan belajar harus
berkaitan erat dengan bahan belajar lain yang telah dipelajarinya atau prior
learning. Dengan demikian pada diri murid akan terjadi proses belajar yang
bermakna atau meaningful. Bahan belajar juga harus memperhitungkan
sarana pendukung yang tersedia atau yang dapat disediakan. Misalnya untuk
mengajarkan bahan tentang ikan paus paling tidak harus tersedia sumber
bahan gambar dan uraian tentang ikan paus. Di samping itu bahan belajar
harus sesuai dengan perkembangan mental murid. Untuk ini seyogyanya guru
memahami perkembangan berfikir anak sebagaimana dikemukakan oleh Jean
Piaget. Murid SD menurut Piaget berada pada taraf berpikir konkret dan
peralihan antara berpikir konkrit dengan berpikir abstrak. Pada tahap-tahap
ini anak lebih mudah memahami sesuatu yang dukung oleh bukti nyata dan
selanjutnya membuat kesimpulan yang didukung oleh bukti nyata. Memilih
bahan yang sangat abstrak untuk SD kelas rendah tentu sangat tidak tepat.
Sedang untuk SD kelas yang lebih tinggi hal yang abstrak sudah dapat
diajarkan asal dengan dukungan bukti yang nyata. Yang dimaksud "nyata"
tidak harus selalu ada bendanya tetapi paling tidak ada gambarnya. Karena
itu salah besar bila guru mengajarkan ikan paus tapi guru sendiri belum
melihat gambarnya sekalipun. Yang terakhir, bahan belajar harus dapat
dijadikan dasar untuk belajar lebih lanjut. Artinya bahan tersebut harus
berkaitan dengan bahan lain yang akan diajarkan lebih lanjut. Dalam
hubungan inilah pemetaan penguraian gugus topik terasa sangat penting.
Latihan 5.6.
Kita harus yakin bahwa proses belajar adalah intinya dari kegiatan
pembelajaran. Proses pembelajaran harus menghasilkan terjadinya proses
belajar pada diri murid. Bila tidak, hal itu bukanlah kegiatan pembelajaran
atau dapat disebut sebagai pembelajaran yang gagal. Agar kegiatan
pembelajaran tidak gagal, sejak awal harus disusun "rancangan"-nya.
Yang dimaksud dengan "rancangan atau disain" dalam kegiatan
pembelajaran adalah kerangka pikir yang melukiskan bentuk penataan
interaksi guru-murid-sumber belajar dalam rangka pencapaian tujuan belajar.
Penataan interaksi ini mencakup urutan prosedur atau langkah yang akan
dilalui oleh guru dan murid serta jenis dan bobot isi kegiatan yang akan
berlangsung pada setiap langkah prosedur tersebut. Bruce Joyce dan Marsha
Weil tahun 1986 menyebut rancangan ini dengan istilah "model". Sebanyak
empat kelompok besar model pembelajaran yakni Model Pengolahan
Informasi, Model Sosial, Model Personal, dan Model Pengubahan Perilaku
diperkenalkan dalam bukunya. Hampir semua model tersebut dirancang
untuk pembelajaran kelas tunggal, namun dalam banyak hal dapat
disesuaikan untuk PKR.
Di luar model-model tersebut ada model dasar pembelajaran yang
mengaitkan seluruh model yakni model Weil Murphy dan McGreal tahun
1986. Model dasar ini memiliki lima langkah sebagai berikut:
1. Orientasi atau Pendahuluan
Guru menetapkan tujuan, langkah, dan materi.
2. Pengembangan
Guru menjelaskan konsep atau keterampilan, mendemonstrasikan model
atau langkah, dan mengecek pengertian murid.
3. Latihan terstruktur
Guru memandu kegiatan kelompok murid, dan memberi balikan kepada
murid, dan murid memberi tanggapan.
4. Latihan terbimbing
Murid-murid berlatih memahami konsep baru atau keterampilan, guru
memantaunya, dan selanjutnya murid-murid berlatih lebih lanjut di luar
kelas.
5. Latihan bebas atau mandiri
Guru memeriksa dan membetulkan hasil latihan di luar kelas dan murid
melanjutkan latihan mandiri.
Dengan menggunakan kerangka berpikir dari model dasar ini kita akan
melihat lebih jauh beberapa kemungkinan model yang khas untuk
pembelajaran merangkap kelas.
Secara umum ada dua gugus model pembelajaran merangkap kelas,
yakni Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS) dan Proses Belajar Melalui
Kerja Sama (PBMKS). (Knowles dalam Miller, 1991: 228).
PBAS ditandai oleh kemandirian murid, sumber belajar yang memadai,
berorientasi tugas dan masalah, dan motivasi instrinsik yang berdasarkan
perasaan ingin tahu. Di lain pihak, menurut Kagan (dalam Miller, 1991: 210)
PBMKS ditandai oleh proses berbagai ide dan pengalaman melalui
pengelolaan suasana keterbukaan, komunikasi, pemecahan masalah secara
bersama, pencapaian ide terbaik, saling mendorong dan menghargai, dan
pembinaan kerja sama kelompok. Kedua format pembelajaran ini merupakan
sarana konseptual yang sangat tepat untuk digunakan dalam PKR.
Seperti kita ketahui dalam PKR sumber dan media belajar memiliki
kegunaan yang sangat penting karena seorang guru harus mengelola kegiatan
belajar dari dua kelas atau lebih, untuk satu mata pelajaran atau lebih dalam
satu atau lebih dari satu ruangan belajar. Pada saat yang bersamaan seorang
guru harus dapat membuat terjadinya proses belajar pada diri semua murid
yang dihadapinya. Jelas dalam situasi seperti itu seorang guru tidak dapat
menjadikan dirinya sebagai satu-satunya sumber belajar.
Mengenai pemanfaatan sumber belajar ini secara luas akan dapat Anda
pelajari pada Modul 3. Yang perlu dikemukakan pada pembahasan ini adalah
mengenai media belajar.
Secara sederhana media belajar mencakup bahan dan alat audio seperti
kaset audio dan siaran radio, bahan dan alat visual seperti siaran TV, gambar,
dan diagram, benda tiruan dan benda sesungguhnya.
Semua bahan dan alat tersebut digunakan untuk membantu murid dalam
memahami, menghayati, dan menerapkan bahan belajar yang disiapkan untuk
mencapai tujuan. Dengan kata lain kehadiran media alam pembelajaran
mengandung manfaat dalam membantu murid untuk belajar. Dalam
pelaksanaan PKR terutama di SD yang kecil dan memiliki banyak
kekurangan dalam sarana belajar, pemilihan media haruslah sesuai dengan
lingkungan dan tepat guna. Layak lingkungan artinya media yang dipakai itu
tersedia di lingkungan sekitar. Dengan demikian guru atau murid dapat
memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan keadaan. Tepat guna
artinya meskipun media tersebut tidak sepenuhnya memenuhi persyaratan
ideal tapi masih tetap berfungsi membantu murid untuk belajar.
Berkaitan dengan hasil latihan mengenai rumusan tujuan belajar, cobalah
Anda berikan beberapa contoh media layak lingkungan dan tepat guna untuk
SD di tempat Anda bertugas. Kali ini Anda diminta mengerjakan tugas secara
perseorangan. Setelah itu baru Anda diskusikan dengan mahasiswa lain.
Nah, sekarang kita telah selesai membahas berbagai segi yang tercakup
dalam kegiatan perencanaan PKR dan berbagai latihan telah Anda selesaikan.
Untuk memudahkan Anda mengingat hal-hal pokok yang telah dibahas,
perhatikan rangkuman berikut ini.
RANGKUMAN
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
Evaluasi Program
Pembelajaran Kelas Rangkap
B
a.
agian ini merupakan pembahasan akhir modul 5. Kita akan membahas
dua hal:
Penilaian program PKR dan.
b. Pemanfaatan hasil penilaian belajar murid untuk memperbaiki PKR.
Selama ini tentu Anda sudah terbiasa memberikan tes atas ulangan
mengenai hal-hal yang tidak diajarkan, bukan? Pernahkan Anda
memanfaatkan nilai ulangan murid untuk memperbaiki PKR? Misalnya Anda
melaksanakan PKR di kelas III dan IV. Ternyata kelas III cenderung
mendapat nilai baik karena kelas III dan IV selalu dirangkap dalam satu
ruangan tanpa penyekat atau pemisah ruangan. Sebaliknya PKR kelas V dan
VI yang selalu berlangsung di dua ruangan terpisah cenderung kurang
berdisiplin. Bagaimana tindakan Anda selanjutnya? Cobalah diskusikan hal
tersebut dalam kelas tutorial. Tutor Anda akan mendampingi diskusi tersebut.
Dengan selesainya pembahasan di atas, kini Anda telah memahami
bagaimana cara merencanakan dan melaksanakan PKR.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Apakah Anda akan mempertahankan model PKR kelas III dan IV?
Mengapa?
2) Apakah Anda akan menggabungkan ruangan kelas V dan VI? Mengapa?
TES FORMATIF 3
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Terlaksana-tidaknya jadwal PKR harian perlu dilihat agar guru dapat ....
A. melapor ke Kepala Sekolah
B. melaksanakan PKR dengan baik
C. memperbaiki jadwal berikutnya
D. menyusun jadwal baru
II. Kompetensi Dasar: (misal: dari IPA kelas 4 dan Bahasa Indonesia kelas
5, dan pilih topik-topik yang dapat dipadukan). Kompetensi Dasar
diambil dari Dokumen KTSP Depdiknas.
V. Media dan Sumber Belajar: Apabila media dan sumber belajar yang
digunakan berbeda untuk setiap tingkatan kelas, harus dijelaskan untuk
setiap tingkatan kelas.
VI. Metode Pembelajaran: Apabila metode pembelajaran yang digunakan
berbeda untuk setiap tingkatan kelas, harus dijelaskan untuk setiap
tingkatan kelas.
VIII. Evaluasi: (harus disertakan lembar kerja siswa, soal tes formatif, kunci
soal/cara pengerjaan tes, dan lembar penilaian evaluasi proses/evaluasi
hasil belajar).
CONTOH FORMAT RANCANGAN PEMBELAJARAN KELAS
RANGKAP
MODEL 222
2 matapelajaran-2 tingkatan kelas berbeda-2 ruangan kelas
bersebelahan
(untuk kegiatan Praktek mata kuliah PDGK4302 di kelas Anda sendiri)
Waktu :
I. Standar Kompetensi: (misal: dari Matematika kelas 2 dan IPA kelas 3).
Standar Kompetensi diambil dari Dokumen KTSP Depdiknas.
II. Kompetensi Dasar: (misal: dari Matematika kelas 2 dan IPA kelas 3,
dan pilih topik-topik yang dapat dipadukan). Kompetensi Dasar diambil
dari Dokumen KTSP Depdiknas.
V. Media dan Sumber Belajar: Apabila media dan sumber belajar yang
digunakan berbeda untuk setiap tingkatan kelas, harus dijelaskan untuk
setiap tingkatan kelas.
VI. Metode Pembelajaran: Apabila metode pembelajaran yang digunakan
berbeda untuk setiap tingkatan kelas, harus dijelaskan untuk setiap
tingkatan kelas.
Tahap Waktu
Kegiatan Siswa dan (dalam
Guru Pembelajaran
menit)
Pendahuluan (Uraikan strategi Anda dalam menyampaikan
kegiatan awal/pembuka kepada 2 kelompok
siswa dari tingkatan kelas berbeda yang ada
di 2 ruang bersebelahan tentang 2 mata
pelajaran berbeda tetapi topiknya dapat
dipadukan.
Penyajian Anda harus menguraikan strategi
penyampaian materi kepada 2 kelompok
siswa dari tingkatan kelas berbeda pada 2
ruang kelas bersebelahan
Anda juga harus menguraikan strategi atau
skenario pembelajaran untuk mengelola 2
ruangan kelas yang bersebelahan. Misal
Anda dapat melakukan pembelajaran dengan
strategi team teaching atau bantuan siswa
sebagai tutor kakak untuk dimintai bantuan
melakukan supervisi saat siswa mengerjakan
tugas kelompok/individu, sementara Anda
sedang menangani kelas yang satunya dsb.
Penutup Pada kolom ini, Anda harus menguraikan
kegiatan penutup, misalnya:
Anda meminta siswa di kelas yang satunya
untuk merangkum bersama-sama dengan
dipimpin oleh ketua kelas, sedangkan Anda
melakukan evaluasi hasil belajar.
VIII. Evaluasi: (harus disertakan lembar kerja siswa, soal tes formatif, kunci
soal/cara pengerjaan tes, dan lembar penilaian evaluasi proses/evaluasi
hasil belajar).
PETUNJUK
Rata-rata butir 1 = A
2. Mengembangkan &
mengorganisasikan materi, media
pembelajaran, dan sumber
belajar
Rata-rata butir 2 = B
3. Merencanakan skenario
kegiatan pembelajaran kelas
rangkap
3.1 Menyusun langkah-langkah
pembelajaran kelas rangkap.
3.2. Menentukan alokasi waktu
pembelajaran kelas rangkap.
3.3 Menentukan cara-cara memotivasi
siswa.
rata-rata butir 3 = C
4. Merancang pengelolaan kelas
Menentukan cara-cara
pengorganisasi- an siswa agar dapat
berpartisipasi dalam pembelajaran
kelas rangkap.
rata-rata butir 4 = D
rata-rata butir 5 = E
6. Tampilan dokumen
rancangan pembelajaran kelas
rangkap
6.1 Kebersihan dan kerapian.
rata-rata butir 6 = F
.................................,200............
Pengamat
(Kepala Sekolah/Teman Sejawat/Tutor)
NIP.
Nilai APKG 1 =R
R = A+B+C+D+E+F =
6
R = Rata-rata Butir
PENJELASAN SKALA NILAI APKG
I LEMBAR PENILAIAN
KEMAMPUAN MERENCANAKAN PEMBELAJARAN KELAS
RANGKAP
Indikator :
1.1 Menggunakan bahan pembelajaran yang sesuai
dengan Standar Isi dan Kompetensi
Penjelasan : Standar Isi dan Kompetensi dapat dilihat dari
dokumen KTSP yang dikeluarkan Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) Depdiknas atau silabus
yang dikembangkan oleh sekolah masing-masing.
NAMA MAHASISWA :
NIM :
ALAMAT SEKOLAH :
MODEL PKR :
KELAS/SEMESTER :
MATA PELAJARAN :1.
2.
TOPIK:
TANGGAL:
KELOMPOK BELAJAR:
UPBJJ-UT:
PETUNJUK
1. Amatilah dengan cermat pembelajaran yang sedang berlangsung.
2. Pusatkan perhatian Anda pada kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran serta dampaknya pada diri siswa.
3. Nilailah kemampuan guru tersebut dengan menggunakan butir-butir
penilaian di bawah ini.
4. Khusus untuk butir 3, yaitu mendemonstrasikan kemampuan khusus
dalam pembelajaran, pilih salah satu butir penilaian yang sesuai dengan
mata pelajaran yang sedang diajarkan.
1. Melakukan pembelajaran 1 2 3 4 5
a. Melaksanakan tugas rutin kelas.
d. Melaksanakan kegiatan
pembelajaran secara
individual, kelompok, atau
klasikal.
e. Menggunakan sumber
belajar yang sesuai dengan
kemampuan/tujuan, siswa,
situasi, dan lingkungan.
g. Menggunakan waktu
pembelajaran secara efisien.
h. Mengakhiri
kegiatan
pembelajaran.
Rata-rata butir 1 = P
2. Mengelola interaksi kelas
a. Menunjukkan perhatian serta
sikap bersahabat, terbuka, dan
penuh pengertian kepada
siswa.
b. Memicu dan
memelihara keterlibatan
siswa
3. Mendemonstrasikan kemampuan
khusus dalam pembelajaran
kelas rangkap (isi yang sesuai
dengan RP PKR yang sedang
dinilai)
a. Bahasa Indonesia
1) Mendemonstrasikan
penguasaan materi
bahasa Indonesia
2) Memberikan latihan
keterampilan berbahasa
3) Mengembangkan kemampuan
siswa untuk berkomunikasi dan
bernalar
sehari-hari
b. Matematika
1) Menanamkan konsep
matematika melalui
kegiatan manipulatif
2) Menguasai simbol-
simbol matematika
3) Memberikan latihan
penggunaan konsep
matematika dalam kehidupan
Rata-rata butir 3.a = R
2) Meningkatkan keterlibatan
siswa melalui pengalaman
langsung
d. IPS
1) Mengembangkan pemahaman
konsep waktu
2) Mengembangkan pemahaman
konsep ruang.
3) Mengembangkan pemahaman
konsep kelangkaan (scarcity)
2) Penguasaan materi
Pendidikan Kewarganegaraan
3) Menerapkan konsep
Pendidikan Kewarganegaraan
dalam kehidupan sehari-hari.
Rata-rata butir 3.e = R
4. Melaksanakan penilaian proses
dan hasil belajar
a. Melaksanakan penilaian
selama proses pembelajaran.
Pengamat
Kepala Sekolah/Teman Sejawat
NIP.
PENJELASAN SKALA NILAI APKG 2
LEMBAR PENILAIAN KEMAMPUAN
MELAKSANAKAN
PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
1. Melakukan Pembelajaran
Dalam pembelajaran:
1 tidak satu deskriptor pun tampak,
2 satu deskriptor tampak,
3 dua deskriptor tampak,
4 tiga deskriptor tampak, atau
5 semua deskriptor tampak.
IDENTITAS
1. NAMA MAHASISWA :
2. NIM :
3. MODEL PKR :
4. TEMA/TOPIK :
5. KELAS/SEMESTER :
Berilah tanda check (v) pada salah satu pilihan antara skala penilaian 1, 2, 3,
4, atau 5 sesuai hasil pengamatan tutor, dan isilah dengan berapa menit para
mahasiswa menghabiskan waktu simulasi untuk masing-masing aspek
perilaku yang ditampilkan. Apabila ada komentar khusus mengenai aspek
yang diamati dapat diuraikan pada kotak komentar di bawahnya.
...........................,...............200
Pengamat
Tutor
Catatan:
KW = rata-rata nilai Kegiatan Awal
KI = rata-rata nilai Kegiatan Inti
KK = rata-rata nilai Kegiatan Akhir
A. PENDAHULUAN/KEGIATAN AWAL
1. Menarik Minat/perhatian
2. Memberikan Acuan
3. Membuat Kaitan
B. PENYAJIAN/KEGIATAN INTI
2. Tanya-jawab/Pemberian Penguatan
C. PENUTUP/KEGIATAN AKHIR
1. Peninjauan Kembali
3. Lembar Kesan
Anda harus mengambil data yang dikumpulkan dari siswa Anda sendiri
tentang bagaimana kesan siswa setelah Anda mempraktekkan PKR di kelas
Anda. Siswa Anda harus menuliskan kesan-kesan atau apa yang dirasakannya
saat Anda sebagai guru mengajar dengan salah satu model PKR.
Sebelumnya, Anda harus menjelaskan bahwa Anda sedang melaksanakan
praktek PKR, dan meminta siswa memberikan jawaban yang jujur tentang
perasaan mereka. Lembar Kesan ini harus disertai dengan beberapa hasil
kerja siswa (dapat berupa LKS, atau lembar evaluasi, atau yang lainnya).
Berikut ini acuan pertanyaan yang harus dijawab siswa Anda.
NAMA:
KELAS:
Perlu diperhatikan bahwa apabila nilai praktek mata kuliah ini tidak
masuk/terlambat sampai ke UT Pusat, maka nilai akhir mata kuliah ini tidak
dapat diumumkan atau tidak akan muncul di Daftar Nilai Ujian (DNU)
mahasiswa.
Berikut ini cara penilaian praktek mata kuliah Pembelajaran Kelas
Rangkap yang harus diikuti oleh tutor.
Pokjar :
UPBJJ-UT :
Masa Ujian :
Mengetahui,
Kepala UPBJJ-UT Tutor
Kunci Jawaban Tes Formatif
Tes Formatif 1
1) C. Kepedulian merupakan komitmen utuh untuk memfasilitasi
perwujudan KTSP.
2) D. Berdiversifikasi mengandung arti penganekaragaman dalam
berbagai dimensi.
3) C. Yang perlu diakomodasikan adalah dinamika pemikiran dan praktik.
4) A. Hasil belajarlah yang harus memberi bekal belajar lebih lanjut.
5) B. Semua mata pelajaran harus mendukung perwujudan KTSP.
6) A. Kemampuan dan kemauan belajar terus-menerus merupakan wujud
belajar sepanjang hayat.
7) D. Keanekaragaman atau kebinekaan harus mampu direkat sehingga
menjadi tunggal ika.
8) B. Nilai dan moral selalu bersifat eksplisit dan implisit.
9) C. Aktivitas belajar dapat berpijak pada satu atau beberapa indikator.
10) B. Itulah prinsip dasar pengalaman belajar atau learning experiences.
Tes Formatif 2
1) A. Standar Isi sebagai titik tolak dan rambu-rambu pembelajaran.
2) B. Yakin pengelompokan murid atas dasar kemampuannya atau tugas
belajarnya.
3) C. Membagi gambaran keterkaitan antarkonsep dan berbagai bidang
studi/keilmuan.
4) C. Dalam rangka menata tugas-tugas belajar siswa menurut mata
pelajaran dan tingkat kelas.
5) D. Dalam rangka mengelola PKR dengan baik.
6) A. Sebagai wujud kemandirian belajar murid dengan bimbingan
sepenuhnya dari guru.
7) C. Sebagai upaya pemanfaatan aneka sumber belajar yang layak di
setiap sekolah.
8) A. Jumlah besar atau kecil sama saja kecuali dalam cara
penggunaannya.
9) C. Pemanfaatan lingkungan sekitar perlu diupayakan karena unsur itu
yang paling potensial.
10) C. Bersifat layak tujuan dan layak tempat.
Tes Formatif 3
1) C. Sebagai umpan balik bagi pelaksanaan PKR berikutnya.
2) C. Keberhasilan PKR dalam kaitan dengan tujuan.
3) D. Mendiagnosis keterlaksanaan PKR.
4) A. Sebagai tindak lanjut pemenuhan keseluruhan rancangan
pembelajaran.
5) C. Sebagai tindak lanjut penalaran tugas yang diberikan kepada murid.
6) D. Sebagai upaya melibatkan seluruh siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
7) B. Upaya untuk meningkatkan hasil pembelajaran.
8) B. Agar pada masa berikutnya kekecewaan itu dapat diatasi.
9) C. Interaksi antara guru merupakan wujud keterbukaan dan kepedulian
bersama.
10) C. Informasi yang memberi rambu-rambu bagi pelaksanaan kegiatan
selanjutnya.
Daftar Pustaka
Daughs, D.R. (1989). Sodia Science. Utoh: Utah State University Press.
Daughs, D.R. and Monson, J.A (1989). Science Technology, and Society.
Utah State University Press.
Raharjo, E dkk (1994). Ilmu Pengetahuan Alam, untuk SD (Kelas, IV, V, VI).
Bandung: Sarana Pancar karya.
PENDAHULUAN
Selamat Belajar!
K EGIATAN B ELAJAR 1
A. PENGERTIAN
S S
S
Keterangan:
G = guru
S = siswa
2. Siswa mendapat kesempatan untuk belajar sesuai dengan minat, cara
dan kecepatannya sendiri. Siswa yang ingin belajar sendiri mendapat
kesempatan untuk belajar sendiri, yang ingin berkelompok boleh bekerja
dalam kelompok. Siswa yang lebih cepat selesai dapat membantu
temannya.
3. Siswa mendapat bantuan dari guru jika ia memerlukannya. Oleh karena
itu, guru perlu tanggap terhadap kesulitan/masalah yang dihadapi siswa
sehingga dapat memberi bantuan tepat waktu dan sesuai kebutuhannya.
4. Dalam batas-batas tertentu, siswa dapat dilibatkan dalam penentuan cara
belajar, alat yang akan digunakan, dan tujuan yang ingin dicapai.
B. RASIONAL
Jika Anda baca alasan-alasan di atas dengan cermat, Anda tentu sepakat
bahwa keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan akan
membuahkan hasil dalam terbentuknya berbagai sikap dan nilai serta
terpenuhinya kebutuhan belajar siswa. Jika hal ini dapat diwujudkan, tentu
kepuasan akan muncul pada diri Anda. Keberhasilan siswa dalam belajar
mencerminkan keberhasilan guru dalam mengajar.
Berkaitan dengan PKR, penguasaan guru yang mantap dalam mengajar
kelompok kecil dan perseorangan tentu akan memberi nilai tambah. Seorang
guru yang mengajar kelas rangkap akan lebih sering memerlukan bentuk
pengajaran kelompok kecil atau perseorangan karena ia harus menangani
lebih dari satu kelas. Ia tidak mungkin menerapkan pengajaran klasikal
secara terus-menerus sebagaimana yang mungkin dilakukan oleh guru yang
hanya mengajar satu kelas. Oleh karena itu, seorang guru yang merangkap
kelas seyogianya menguasai keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan sehingga waktu kegiatan akademik (WKA) dapat ditingkatkan.
Alasan lain pentingnya kemampuan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan bagi guru PKR adalah hakikat atau prinsip PKR, yaitu
(1) keserempakan kegiatan belajar mengajar, (2) kadar tinggi WKA,
(3) kontak psikologis guru - siswa secara berkelanjutan dan (4) pemanfaatan
sumber belajar secara efisien; tampaknya dapat diwujudkan melalui
penguasaan yang mantap terhadap keterampilan mengajar kelompok kecil
dan perseorangan. Dalam pengajaran kelompok kecil dan perseorangan, guru
dituntut terampil mengelola kelompok dan perseorangan secara serempak. Ini
berarti, dalam waktu yang sama guru dituntut untuk mengelola lebih dari satu
kelompok atau lebih dari satu orang, bahkan kelompok dan perseorangan
sekaligus. Keserempakan kegiatan belajar-mengajar merupakan salah satu
ciri khas dari pengajaran kelompok kecil dan perseorangan; di samping
kemampuan guru dalam mengadakan pendekatan secara pribadi, mendorong
dan memudahkan belajar, serta mengorganisasikan kegiatan. Semua ciri ini
sesuai dengan hakikat PKR.
C. VARIASI PENGORGANISASIAN
Contoh 1
Guru mulai pelajaran dengan menjelaskan empat sehat lima sempurna
melalui gambar dan berbagai jenis makanan. Sambil menjelaskan guru
mengadakan tanya jawab. Setelah selesai guru meminta siswa bekerja dalam
kelompok untuk menyusun menu 4 sehat 5 sempurna sesuai dengan jenis
makanan yang ada di daerah itu. Pada akhir pelajaran, guru meminta setiap
kelompok untuk menyerahkan laporannya.
Bila contoh di atas digambarkan dalam bentuk diagram, akan tampak
sebagai berikut.
Gambar 6.2.
Contoh 2
Guru memulai pelajaran tentang bentuk-bentuk daun dengan
memperlihatkan berbagai gambar. Kemudian, guru meminta setiap siswa
untuk pergi ke kebun sekolah selama 10 menit, untuk mencari 3 bentuk daun
yang berbeda.
Setelah itu, siswa diminta membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 5
orang. Kelompok diminta merangkum temuan dari setiap anggotanya. Hasil
kelompok dipajang di tempat yang telah disediakan.
Gambar 6.3.
Contoh 3
Setelah selesai menjelaskan soal-soal penjumlahan (dengan menyimpan)
yang kemudian diikuti oleh latihan bersama; guru meminta siswa membuka
buku paketnya. Setiap siswa diminta mengerjakan 5 soal yang dapat dipilih
dari 10 soal yang ada dalam buku. Siswa yang sudah selesai langsung
menyerahkan pekerjaannya pada guru. Guru langsung memeriksa pekerjaan
itu. Yang sudah benar boleh istirahat, sedang yang masih salah harus
memperbaiki.
Gambar 6.4.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Sebagai guru SD, Anda pasti sudah pernah mengajar kelompok kecil,
dengan cara membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil.
Cobalah ingat, apa yang biasanya Anda lakukan ketika mempersiapkan
siswa untuk bekerja kelompok serta ketika kegiatan kelompok sedang
berlangsung. Berdasarkan ingatan tersebut, cobalah perkirakan, ciri-ciri
mengajar kelompok kecil yang mana yang sudah Anda terapkan?
2) Cobalah diskusikan dengan teman-teman Anda, topik-topik mana yang
sebaiknya disajikan melalui kegiatan kelas besar (klasikal) serta topik
mana yang sebaiknya disajikan melalui kegiatan kelompok kecil!
3) Bekerjalah dengan teman yang sudah pernah mengajar kelas rangkap.
Cobalah rancang satu pengorganisasian siswa (kapan akan digunakan
kegiatan klasikal, kelompok kecil dan perseorangan), jika seandainya
Anda akan mengajar kelas rangkap. Diskusikan alasan Anda untuk
pengorganisasian yang Anda kembangkan tersebut!
Petunjuk Jawaban Latihan
RANGKUMAN
TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
2) Salah satu ciri pengajaran kelompok kecil dan perseorangan adalah ....
A. siswa lebih sering belajar dalam kelompok
B. adanya pembagian waktu yang ketat
C. adanya hubungan antarpribadi yang akrab dan sehat
D. siswa bebas memilih teman belajarnya
Keempat keterampilan tersebut akan kita kaji satu per satu berikut ini.
A. KETERAMPILAN MENGADAKAN PENDEKATAN
SECARA PRIBADI
Gambar 6.5
3. Memberikan respons positif terhadap buah pikiran siswa. Guru yang
baik akan selalu memberi respons yang positif terhadap buah pikiran
siswa, betapa pun kecilnya buah pikiran tersebut. Misalnya, siswa
mengajukan pertanyaan yang salah atau yang jawabannya sangat mudah,
guru tidak menertawakannya, tetapi mendorongnya untuk memperbaiki
pertanyaannya atau mencari sendiri jawaban pertanyaan yang mudah
tersebut. Cobalah Anda pikirkan, bagaimana cara Anda merespons jika
ketika Anda berbicara tentang "sikap saling menyayangi dalam
keluarga", salah seorang siswa Anda berkata", "Saya sering mencubit
adik karena dia nakal".
4. Membangun hubungan saling mempercayai. Kepercayaan adalah sesuatu
yang patut dihormati. Kalau kepercayaan ini dirusak, orang tidak akan
pernah lagi percaya kepada kita. Anda barang kali ingat satu peribahasa
yang mengatakan, "Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak
percaya".
Membangun hubungan saling mempercayai antara guru dan siswa dapat
dilakukan guru dengan cara verbal, seperti "Ibu percaya Siti pasti dapat
menyelesaikan soal itu; dengan cara nonverbal, seperti mendekati dan
menepuk; dan melakukan kontak langsung dengan siswa.
5. Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa tanpa kecenderungan
untuk mendominasi ataupun mengambil alih tugas siswa. Kesiapan ini
dapat ditunjukkan dengan berbagai cara antara lain: mendatangi siswa
yang kelihatan kebingungan, menanggapi pertanyaan siswa dengan
penuh kehangatan, dan menunjukkan atau memberikan sumber belajar
yang diperlukan oleh siswa.
6. Menerima perasaan siswa dengan penuh keterbukaan dan pengertian.
Memahami perasaan siswa merupakan pekerjaan yang memerlukan
usaha dan ketulusan dari guru. Jika guru mampu merasakan apa yang
dirasakan oleh siswa, kemudian berusaha merespons secara tulus, guru
telah berhasil menciptakan hubungan yang akrab dan sehat. Misalnya,
etika siswa merasa gelisah karena lupa membawa pekerjaan rumah,
kemudian dengan gemetar menyampaikannya kepada guru, guru
hendaknya dapat memahami perasaan anak tersebut dan kemudian
memberikan respons yang tepat. Coba Anda pikirkan, bagaimana cara
Anda merespons kepada siswa yang mengalami masalah seperti itu.
7. Berusahalah mengendalikan situasi hingga siswa merasa aman, penuh
pemahaman, merasa dibantu, serta merasa menemukan alternatif
pemecahan masalah yang dihadapi. Penciptaan situasi belajar yang aman
dan menyenangkan bagi siswa sangat tergantung dari kemampuan guru
untuk menerapkan berbagai keterampilan dasar mengajar. Memberi
penguatan secara tepat, menghindari respons negatif, memberi petunjuk
yang jelas, tegas dalam bertindak, merupakan usaha-usaha yang dapat
dilakukan guru dalam menciptakan suasana belajar yang aman dan
menyenangkan.
Dari uraian di atas Anda dapat menyimak bahwa keterampilan
mengadakan pendekatan secara pribadi memungkinkan terjadinya
kontak psikologis yang terus-menerus antara guru dan siswa meskipun
guru tidak selalu berada bersama siswa. Kontak psikologis ini
merupakan salah satu prinsip PKR. Meskipun mengajar lebih dari satu
kelas, guru dapat memelihara kontak psikologis dengan semua siswa.
Ketidakberadaan guru secara fisik di satu kelompok siswa, tidak
membuat siswa merasa bahwa guru tidak ada. Sebaliknya, siswa selalu
merasa bahwa guru selalu berada bersama mereka.
Jika kita kaitkan keterampilan di atas dengan PKR, kita akan melihat
bahwa keterampilan ini sangat dibutuhkan dalam PKR. Jika guru
terampil membimbing dan memudahkan siswa belajar, mengajar dua
kelas atau lebih tidak akan menjadi masalah. Guru tidak harus
membimbing atau membantu semua siswa, namun guru tahu kapan dia
harus membantu siapa, dan bagaimana dia harus membantunya.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
Agar latihan yang Anda kerjakan menjadi lebih terarah dan efektif,
bacalah terlebih dahulu rambu-rambu pengerjaan latihan berikut ini.
1) Sebaiknya, setiap keterampilan Anda kaji dulu dengan cermat, kemudian
buatlah perincian komponennya. Anda dapat memberikan contoh atau
kata kunci untuk setiap subkomponen. Setelah keempat kelompok
komponen selesai Anda kaji dan terperinci, satukan semua catatan Anda
sehingga menjadi sebuah instrumen. Berikut ini dapat Anda kaji contoh
format instrumen. Tentu saja Anda dapat mengubahnya sehingga
menjadi instrumen yang mudah digunakan. Contohnya, berikut ini.
Tabel 6.1.
Lembar Pengamatan
Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
2. Mengorganisasikan a.
b.
c.
dan seterusnya
RANGKUMAN
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
9) Pak Joko merangkap Kelas 4 dan Kelas 5 sejak setahun yang lalu. Suatu
hari, pada jam pertama, Kelas 4 dan Kelas 5 diminta bekerja dalam
kelompok. Kelas 5 melakukan percobaan IPA dengan alat-alat yang
sudah disiapkan, sedangkan Kelas 4 menulis cerita yang didasarkan pada
gambar seri yang diberikan. Setelah memberi penjelasan tentang cara
kerja, waktu, dan hasil yang diharapkan. Pak Joko menyuruh siswa, baik
Kelas 4 maupun Kelas 5, untuk segera mulai bekerja di kelompok
masing-masing
Kelompok mulai bekerja, namun 2 kelompok Kelas 4 dan satu kelompok
Kelas 5 tidak segera mulai bekerja karena masih bingung, tidak tahu
harus mulai dari mana. Sampai waktu yang disediakan hampir habis,
kelompok tersebut belum menghasilkan apa-apa, sedangkan Pak Joko
tetap duduk di pintu penghubung sambil membaca.
Pertanyaan:
Apa yang semestinya dilakukan Pak Joko agar kasus, seperti di atas tidak
terjadi?
A. menegur kelompok yang belum mulai bekerja
B. meminta siswa Kelas 5 mengawasi siswa Kelas 4
C. melakukan supervisi proses awal dengan berkunjung ke kelompok
pada awal kegiatan kelompok
D. melakukan supervisi proses lanjut dengan jalan langsung
membimbing kelompok yang mendapat kesulitan.
10) Pak Dodi yang sedang mengajar Kelas 5 dan kelas 6 menjadi bingung
karena tugas matematika yang dikerjakan secara perseorangan oleh kelas
6 tidak ada yang benar. Demikian juga Kelas 5 yang diberi tugas bekerja
dalam kelompok untuk mengelompokkan kata-kata yang sama artinya
dari sebuah wacana, tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Bahkan ada yang tidak menghasilkan apa-apa.
Dikaitkan dengan keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan, kemungkinan terjadinya kasus di atas karena Pak Dodi
tidak menguasai keterampilan-keterampilan, kecuali ....
A. memberikan orientasi kegiatan sebelum kelompok/perseorangan
mulai bekerja
B. menunjukkan kepekaan dan kehangatan terhadap kebutuhan siswa
C. melakukan supervisi proses awal dan proses lanjut
D. mengkoordinasikan kegiatan dengan cara melihat kemajuan siswa
serta penggunaan materi dan sumber
Pak Gutara kelihatan cukup santai. Pada awal kegiatan, Pak Gutara
memberi pengarahan secara santai sehingga masing-masing kelas tahu
tugasnya masing-masing. Ketika Kelas 4 mengamati halaman sekolah, Pak
Gutara ikut ke halaman dan mendekati kelompok/anak-anak yang bekerja
secara individual untuk menanyakan apakah mereka sudah mencatat apa
yang dilihat. Pak Gutara juga kelihatan bercakap-cakap secara santai dengan
beberapa orang anak. Setelah 10 menit berlalu, Kelas 4 masuk kelas dan
menulis laporannya. Setelah yakin bahwa semua kelompok dan tiga orang
anak tahu tugasnya, Pak Gutara pergi ke Kelas 5. Pak Gutara mengajukan
pertanyaan tentang isi cerita dan kemudian secara bergantian anak-anak
diminta menceritakan apa yang menarik dari cerita yang dibacanya.
Akhirnya, Pak Gutara membagi kelas menjadi 4 kelompok. Setiap kelompok
diminta membuat sesuatu dari cerita tersebut. Kelompok boleh membuat
sebuah puisi, cerita bergambar atau bentuk lain yang mereka inginkan.
Sementara Kelas 5 bekerja, Pak Gutara pergi ke Kelas 4. Pak Gutara
mendapatkan dua orang dari tiga orang anak yang bekerja secara individual
sedang bergabung dengan salah satu kelompok, untuk membantu kelompok
tersebut. Anak yang satu lagi masih asyik menyelesaikan tugasnya.
Selanjutnya, Pak Gutara mengingatkan anak-anak bahwa waktu sudah
hampir habis dan setiap kelompok/ individu agar bersiap-siap membacakan
laporannya. Satu kelompok kelihatan masih bingung, namun luput dari
perhatian Pak Gutara. Setelah waktu kerja kelompok berakhir, Pak Gutara
membimbing Kelas 4 membacakan laporannya. Anak-anak kelihatan gembira
dan mereka sangat bersemangat menanggapi laporan temannya. Namun, ada
satu kelompok yang ternyata tidak dapat membacakan laporannya karena
belum selesai. Pak Gutara meminta kelompok tersebut membacakan apa yang
sudah ditulis. Setelah itu, kelompok tersebut diminta menyelesaikan
laporannya di luar kelas. Selama membimbing pembacaan laporan, Pak
Gutara kadang-kadang mengomentari laporan yang dibacakan, dan kadang-
kadang bertanya kepada yang memberi komentar. Setelah 30 menit berakhir,
Kelas 4 diajak bergabung dengan Kelas 5. Salah satu kelompok Kelas 5
membacakan puisi yang ditulisnya, kemudian ada yang memasang cerita
bergambar yang dibuatnya. Kelas 4 juga memajang laporannya di dinding
kelas. Kelas menjadi ramai karena anak-anak diberi kebebasan untuk
memberi komentar. Setelah 2 kelompok menyampaikan hasil pekerjaannya,
Pak Gutara mengakhiri pelajaran dengan meminta anak-anak memperbaiki
hasil pekerjaannya di rumah sesuai dengan komentar yang diberikan. Hari
berikutnya, hasil yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada Bu Nina
untuk Kelas 4 dan kepada Pak Gutara sendiri untuk Kelas 5.
Kemunculan Contoh/Komentar
Komponen Ya Tidak
A. Mengadakan pendekatan secara pribadi
1. Menunjukkan kehangatan dan kepekaan
2. Mendengarkan secara simpatik
3. Memberikan respons positif
4. Membangun hubungan saling mempercayai
5. Menunjukkan kesiapan membantu siswa
6. Menerima perasaan siswa
7. Mengendalikan situasi
B. Mengorganisasikan kegiatan
1. Memberi orientasi umum
2. Memvariasikan kegiatan
3. Membentuk kelompok
4. Mengkoordinasikan kegiatan
5. Membagi perhatian
6. Mengakhiri kegiatan dengan kulminasi
C. Membimbing dan memudahkan belajar
1. Memberikan penguatan
2. Melakukan supervisi proses awal
3. Melakukan supervisi proses lanjut
4. Melakukan supervisi pemaduan
D. Keterampilan merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran
1. Membantu siswa menetapkan tujuan
belajar
2. Merencanakan pembelajaran
3. Bertindak sebagai penasihat bagi siswa
4. Membantu siswa menilai hasil belajarnya
sendiri
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Cobalah amati teman Anda yang sedang mengajar kelompok kecil.
Tandailah keterampilan membimbing dan memudahkan belajar yang
muncul selama dia mengajar. Pada saat lain, amati teman yang sama dan
catat keterampilan mengorganisasikan kegiatan yang mundur.
Diskusikan hasil pengamatan Anda dengan teman tersebut.
2) Cobalah rancang kegiatan kelompok kecil untuk kelas Anda selama + 40
menit. Laksanakanlah rancangan tersebut, dan mintalah salah seorang
dari teman Anda untuk mengamati Anda. Setelah selesai, diskusikan
hasil pengamatan tersebut.
3) Kalau di tempat tutorial Anda ada video PKR, cobalah amati model PKR
yang ditayangkan melalui video. Fokuskan pengamatan Anda pada
munculnya keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.
Bandingkan dan diskusikan hasil pengamatan Anda dengan hasil
pengamatan teman lain.
4) Ketika Anda sendiri harus mengajar kelas rangkap, cobalah terapkan
secara sungguh-sungguh keterampilan membimbing dan memudahkan
belajar. Apabila mungkin, mintalah seorang rekan Anda untuk
mengamati ketika Anda sedang mengajar. Setelah selesai, mintalah hasil
pengamatan tersebut dan cocokkan dengan kesan Anda sendiri.
TES FORMATIF 3
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
Tes Formatif 1
1) B. Memilih teman sendiri tidak perlu dilakukan dalam belajar
kelompok kecil dan perseorangan
2) C. Merupakan hakikat/dasar dari terjadinya belajar dalam kelompok
kecil dan perseorangan.
3) A. Dalam kegiatan klasikal semua siswa diperlakukan sama sehingga
tidak semua kebutuhan siswa dapat dipenuhi.
4) D. Kebiasaan bekerja sama merupakan salah satu dampak pengiring
pengajaran kelompok kecil dan perseorangan.
5) C. Jawaban B dan D juga benar, tetapi jawaban tersebut sudah tercakup
dalam jawaban C; bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya.
6) B. Hakikat PKR, yaitu keserempakan kegiatan belajar-mengajar, waktu
keterlibatan akademik yang tinggi, pemanfaatan sumber secara
maksimal, dan kontak psikologis berkesinambungan antara guru dan
siswa, hampir sama dengan hakikat mengajar kelompok kecil dan
perseorangan.
7) A. Sebelum bekerja, siswa harus tahu dengan jelas tugasnya.
8) C. Menyerahkan laporan kepada guru tidak memberi kesempatan
kepada siswa untuk saling belajar sehingga tidak merupakan
kegiatan kulminasi yang efektif.
9) B. Penetapan ketua dan sekretaris kelompok sebaiknya dilakukan oleh
kelompok, bukan disiapkan oleh guru.
10) D. Pengenalan secara pribadi jangan dimanfaatkan untuk melaporkan
siswa kepada orang tuanya karena ini berarti merusak kepercayaan.
Tes Formatif 2
1) C. Sasaran utama keterampilan melakukan pendekatan secara pribadi
adalah membangun hubungan yang akrab dan sehat.
2) D. Merupakan contoh keterampilan melakukan supervisi lanjut.
3) B. Menyiapkan siswa untuk mengikuti laporan pada akhir kegiatan,
termasuk keterampilan melakukan supervisi pemaduan.
4) C. Keterampilan ini termasuk keterampilan melakukan proses lanjut
5) A. Kegiatan akhir (kulminasi) termasuk keterampilan
mengorganisasikan kegiatan.
6) A. Contoh ini termasuk keterampilan melakukan supervisi pemaduan.
7) B. Jawaban A dan D juga benar, tetapi sudah tercakup dalam jawaban
B atau yang paling diharapkan dari kegiatan ini adalah "saling
belajar".
8) D. Membantu siswa menilai kemajuannya sendiri termasuk
keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-
mengajar.
9) C. Supervisi proses awal bertujuan untuk memantau apakah kelompok
sudah paham akan tugasnya dan sudah mulai bekerja atau apakah
ada kelompok yang memerlukan bantuan.
10) B. Menunjukkan kepekaan dan kehangatan terhadap kebutuhan siswa
tidak langsung berkaitan dengan kegagalan siswa, Pak Dodi
mungkin peka terhadap kebutuhan siswa, tetapi tidak memenuhi
kebutuhan tersebut.
Tes Formatif 3
1) B. Subketerampilan ini tidak tampak dalam contoh.
2) C. Memvariasikan kegiatan dari berbincang secara klasikal menjadi
menggambar dalam kelompok.
3) A. Mengendalikan situasi; tanpa kehadiran Bu Siti, kelas tetap bekerja
dengan tertib. (Jawaban B juga benar, namun yang paling benar
adalah A).
4) B. Supervisi proses awal, Bu Siti meyakinkan diri bahwa kelompok
sudah mulai bekerja dengan arah yang benar.
5) A. Mengakhiri kegiatan dengan kulminasi melalui pemajangan hasil
kerja.
6) A. Sudah jelas, pada waktu yang sama, Kelas 3 dan Kelas 4 asyik
belajar.
7) B. Semua siswa asyik dengan kegiatan/tugas masing-masing.
8) D. Tindakan guru seperti ini dapat membuat kelas menjadi kacau.
Daftar Pustaka
Gale, J.A. (1974). Group Work in Schools. Sydney: McGraw Hill Book
Company.