Anda di halaman 1dari 25

RINGKASAN MODUL 3

PENGERTIAN, PERAN, JENIS, DAN PENELUSURAN PUSTAKA


A. Kegiatan/Aktivitas Ilmiah
Kegiatan ilmiah merupakan aktivitas menulis secara bersama-sama ( we wrote this
together ) agar dapat terbagi ilmu pengetahuan serta menolong satu sama lain
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi disiplin ilmu yang bersangkutan ( we
shared, we help each other ) sehingga disiplin ilmu terbina dengan baik dan benar (we
had fun and fund, benefit and outcome ). Masing-masing dimensi tersebut secara garis
besar dapat kita rekonstruksi dengan 3 tahap sosio-historis sebagai berikut.
1. Dimensi logos dari karya ilmiah terutama merupakan wujud dari teori kebenaran
korespondensi yang menyatakan adanya relasi satu-satu antara peryataan dan
pernyataan.
2. Dimensi potos dari karya ilmiah terutama merupakan wujud dari teori kebenaran
kosistensi/koherensi yang menyatakan bahwa antara satu pernyataan dengan
pernyataan lain itu harus konsisten atau padu.
3. dimensi etos dari karya ilmiah terutama merupakan wujud dari teori kebenaran
pragmatis yang menyatakan perlunya manfaat suatu pernyataan.
Secara lebih operasional lagi, dalam kegiatan ilmiah, bekerja dengan pustaka akan sangat
bermanfaat, baik bagi Anda sebagai penulis karya ilmiah maupun bagi pembaca karya Anda.
OLeary (2004) membedakannya menjadi reasons for reviewing literature (alasan/manfaat
mengkaji pustaka) dan purposes of the literature review (tujuan/manfaat kajian pustaka).
Adapun uraian manfaat tersebut dapat diurai dalam bentuk tabel sebagai berikut.

TabeL3.1.
Manfaat Mengkaji Pustaka dan Kajian Pustaka
Alasan/Manfaat Mengkaji Pustaka Tujuan/Manfaat Kajian Pustaka
Memberi Anda informasi tentang latar Memberi pembaca informasi tentang hal-
belakang topik (permasalahan dan hal yang dapat diperoleh dari tulisan
solusi) karya ilmiah yang Anda tulis. Anda.
Menyajikan konteks pada topik yang
Anda kaji.
Alasan/Manfaat Mengkaji Pustaka Tujuan/Manfaat Kajian Pustaka
Membekali Anda dan membuat Anda Membangun kredibilitas Anda sebagai
kritis terhadap pengetahuan dan penulis yang handal dan berwawasan luas.
keahlian (data, fakta, konsep, prinsip,
dan teori atau hasil penelitian) dalam
topik yang Anda tulis.
Mendukung gagasan serta argumen Menyajikan argumen tentang relevansi
Anda (bahan verifikasi/pembuktian dan signifikansi topik yang ditulis.
dan analisa, pemeriksaan, penguraian) .
Menemukan kesenjangan dalam topik
yang perlu dibahas (sehingga Anda
perlu menulis tentang topik tersebut).
Menghindari plagiarisme tidak sengaja Sesuai etika karya ilmiah

Sumber: OLeary (ibid.), dimodifikasi

Selanjutnya, kumpulan kata di sekitar kata perpustakaan yang maknanya senada satu dengan
lainnya adalah sebagai berikut.
1. Daftar pustaka
Daftar pustaka adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama penulis, penerbit
dan sebagainya yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku, dan
disusun menurut abjad.
2. Biblografi
Biblografi adalah daftar buku atau karangan yang merupakan sumber rujukan dari
sebuah tulisan atau karangan atau daftar tentang suatu subjek ilmu.
3. Kepustakaan
Kepustakaan bermakna (1) buku-buku kesusastraan; (2) daftar kitab yang dipakai
sebagai sumber acuan untuk mengarang dan sebagainya; biblografi; (3) semua buku,
karangan dan tulisan mengenai suatu bidang ilmu, topik. Gejala atau kejadian
(www.KamusBahasaIndonesia.org).
Lebih dari itu, ragam pustaka adalah sebagai berikut.
1. Encyclopedia, dalam encyclopedia tersusun sekumpulan artikel secara alfabetis.
2. Kamus adalah (1) buku acuan yang memuat kata dan ungkapan,biasanya disusun
menurut abjad berikut tentang keterangan tentang makna.
3. Kompilasi fakta dan data-data statistik tertiban pemerintah dan lembaga swasta.
4. Biblografi, berisi daftar tulisan yang ditulis oleh beberapa ahli yang terkenal dalam
bidangnyadilengkapi dengan uraian singkatan mengenai isi buku.
5. Periodicals, pustaka yang termasuk kategori periodicals di antaranya adalah jurnal,
majalah dan surat kabar.
Selanjutnya himpunan kata yang maknanya senada satu dngan disekitar kata perpustakaan
adalah sebagai berikut.
1. Perpustakaan adalah tempat, gedung, ruang, yang disediakan untuk pemeliharaan dan
penggunaan koleksi buku dan sebagainya dan (ii) koleksi buku, majalah, dan bahan
kepustakaan lainnya yang sisimpan untuk dibaca, dipelajari, dibicarakan.
2. Taman bacaan, adalah (i) ruang atau rumah tempat membaca, dan (ii)
perpustakaan,bibliotek.
3. Bibliotek, adalah perpustaaan, taman pustaka.
4. Persuratan, adalah perpustakaan, kepustakaan, kesustraan.
(www.kamusbahasaindonesia.org)

B. Penelusuran Pustaka Cetak


Sadjati (2004) mengurai bagaimana menelusuri bahan pustaka cetak diperpustakaan.
Perpustakaan dimaksud dapat berlokasi di suatu gedung yang didesain khusus atau
pun bersifat mobile, seperti perpustakaan keliling. Hal pertama yang harus diketahui
adalah seluk beluk mengenai perpustakaan sebagai berikut.
1. Memahami isi/koleksi perpustakaan dan tempat penyimpanannya.
Berikut adalah kategori isi p[erpustakaan umumnya.
a. Koleksi buku
b. Koleksi artikel
c. Referensi
d. Periodikal
e. Koleksi microfilm
f. Koleksi media
g. Koleksi khusus
2. Memahami fasilitas yang tersedia (jika ada)
a. Tempat kartu katalog (card catalog) atau terminal komputer penelusuran
(online) isi/koleksi perpustakaan
b. Meja petugas perpustakaan
c. Meja tempat peminjaman buku
d. Ruangan belajar/baca
e. Tempat mesin fotokopi
f. Terminal komputer untuk menelusuri fasilitas (surfing) internet.
3. Memahami aturan dan prosedur untuk memanfaatkan isi/koleksi dan
menggunakan berbagai fasilitas yang tersedia.
a. Jam kerja dan tata tertib perpustakaan
b. Prosedur menjadi anggota perpustakaan, jika diperbolehkan menjadi
anggota.
c. Periode waktu pinjaman buku/artikel atau bahan lainnya.
d. Prosedur peminjaman buku/artikel atau bahan lainnya.
e. Prosedur pemerolehan buku/artikel atau bahan lainnya yang telah dipinjam
oleh orang lain.
f. Prosedur penggunaan sistem kartu katalog atau terminal komputer.
g. Prosedur pemanfaatan mesin fotokopi, komputer dan media audio visual.
h. Prosedur interlibrary loan (jika tersedia) yaitu peminjam buku, artikel atau
jurnal dari perpustakaan lain.
i. Memaknai informasi yang tertera pada kartu katalog dan lain-lain.(sadjati,
2004:2. 19-2.26).
Pelelusuran pustaka online
Penelusuran pustaka online pada dasarnya sama saja dengan penelususran pustaka secara
cetak. Kita awalnya sudah mempunyai topik, tokoh, penulis, pengarang atau hal lain yang
kita ingin kaji tentangnya diperdalam.

Plagiarisme dan etika serta penulisan rujukan (sitasi) dan penulisan referensi
A. PENGERTIAN DAN CONTOH-CONTOH PLAGIARISME
Beberapa contoh dan manifestasi plagiarisme, adalah siswa yang menyontek ketika
sedang ujian secara sendiri-sendiri, berdua atau beramai-ramai, dan protes siswa yang
menolak semua fakta yang dikumpulkan salah, sekali pun siswa tersebut semata-mata
menyalin (copy) semua dari internet.
Kebenaran siapa mengatakan/membuat apa pada dasarnya ditelusuri dengan
membedakannya menjadi tiga kategori berikut.
1. Karya ilmiah orisional merupakan kata-kata atau hasil buatan serta gagasan kita
sendiri.
2. Karya ilmiah harus mencantumkan sumber (dalam bentuk kutipan atau
acuan/referensi yang dapat ditemukan oleh pembacanya) jika kata-kata atau hasil
buatan itu kita sendiri (parafrase/modifikasi) sementara gagasannya diperoleh dari
orrang lain.
3. Karya ilmiah yang bukan kata-kata atau buatan kita sendiri dan/atau gagasan tidak
datang dari kita sendiri serta diakui sebagai hasil karya ilmiah kita sendiri dinamakan
plagiarisme.
Secara diagramatik ketiga kategori tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Sementara itu, palgiarisme tidak sengaja adalah perbuatan meniru karya orang lain yang
disebabkannya, keragu-raguan, atau ketidakhatian tentang barikut ini.
1. Mana yang termasuk pengetahuan umum mana yang tidak termasuk pengetahuan
umum.
2. Parafrase atau bagaimana menguraikan sesuatu denag kata-kata sendiri.
3. Tidak layaknya makalah atau artikel lama diterbitkan ulang tanpa perubahan yang
mendasar.
Katakata atau
buatan kita
Ya sendiri? Tidak
Gagasan kita sendiri?
Kutipan
langsung/utuh
Tidak

Ya
Parafrase/Modifikasi?

Ya

Dokumen : Situasi, Kutipan, atau Referensi (Harus mencantumkan sumber)

Sumber : google image, term.

B. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIASME


Plagiasme seperti juga jenis kejahatan lainnya terjadi karena faktor-faktor kebutuhan, niat
dan kesempatan/fasilitas.
Mengingat hal-hal yang mungkin menyebabkan plagiarisme tersebut kiranya plagiarisme
dapat dicegah. Pencegahan plagiarisme dilakukan pada saat plagiarisme belum terjadi.
Pencegahan pada dasarnya dapat dilakukan dalam 3 (tiga) tahapan secara berurutan atau
secara bersamaan, sebagai berikut.
1. Tahap (re) sosialisasi dan (re)edukasi. Pada tahap ini, hal-hal yang berhubungan
dengan plagiarisme dikenalkan, disosialisasikan dan/atau disampaikan (kembali)
dengan cara yang mendidik pada pihak yang mungkin melakukan plagiarisme.
Edukasi dapat disampaikan secara formal ( terliput dalam suatu mata peajaran/modul
tertentu), informal (berbagai pelatihan pengenalan dan sosialisasi plagiarisme) atau
secara nonformal (lewat hubungan antar individu dan/atau lembaga)
2. Tahap pencegahan. Tiap lembaga atau kelompok individu menciptakan aturan dan
mekanisme untuk mencegah serta saling mengingatkan untuk tidak melakukan
plagiarisme. Terciptanya aturan dan mekanisme pencegahan plagiarisme merupakan
suatu manifestasi atau tahap lanjut dari proses sosialisasi dan edukasi tentang
plagiarisme. Aturan dan mekanisme dapat menumbuhkan sikap dan prkatek
penulisan karya ilmiah yang pantas.
3. Tahap Deteksi. Skalipun tahapan sosialisasi , edukasi,dan pencegahan sudah di
lakukan. Dalam kedua tahap sebelumnya, kemungkinan masi ada orang lain yang
karena satu dan lain tidak mendapatkanya dan/atau tidak teryakinkan sehinggah
masih saja melakukan plagiarisme
(http://.google.co.id/images?um=1&h1=id&biw=1179bih=56&tbs=isch%3A1&sa=1
&q=plagiarism&btnG=Telusuri)

C. ETIKA KARYA ILMIAH


Beberapa etika dalam pembuatan karya ilmiah adalah sebagai berikut
1. Pada tahap pengumpulan informasi dan data, selain harus mematuhi aturan lembaga
yang mempunyai data, kita harus memastika bahwa informasi atau orang yang yang
menjadi sumber informasi menyatakan kesediaanya dalam semua hal yang
disampaikanya entah secara anonim atau tidak untukdipublikasikan. Terlebih lagi jika
sumber informasi atau data itu bersifat eksperimen.
2. Pada tahap pmbuatan karya ilmiah, etika yang harus diperhatikan adalah terutama
tentang plagiarisme seperti di jelaskan di atas.
a. Sejalan dengan data, istilah,fakta,konsep, prinsip,dan teori yang berlaku pada
bidang atau bidang bidang keilmuan yang menaungi karya ilmiah.
b. Tidak ada fabrikasi data (tidak ada kesengajaan membuat data palsu) dan
(falsifikasi) data (tidak melakukan manipulasi data, komisi/penghilangan data,
dan/atau komisi/penambahan dan tertentu).
c. Memiliki keredahan hati bahwa karya seklai, kelipun merupakan karya terbaik
saat ini, bukan merupakan satu-satunya karya terbaik disepanbjang masa dan di
semua tempat.
d. Menghargai semua peraturan semua dan ketentuan dari tempat karya ilmiah akan
terbitkan, temasuk menghargai pandangan yang dikemukakannya sewaktu me-
review untuk menentukan layak tidaknya karaya dimaksud diterbitkan. Dalam hal
ini, sangat baik untuk mengingat apa yang dikatakan oleh Shannon (Makrkum,
2007 : 78) bahwa one mark of an educated man is his ability to differ without
becoming angry, sarcastic or discoourteous (suatu penanda dari orang terdidik
adalah kemampuan untuk berbeda pandapat tanpa menjadi marah, sarkastik atau
menjadi tidak sopan)
e. Jika karya ilmiah berupa karya tulis maka kaidah penulisan baku (dalam bahasa
Indonesia dinamakan EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan) merupakan suatu
keharusan.
f. Teknik serta ketentuan dokumentasi (sitasi atau referensi) seperti telah diuraikan
secara umumjuga perlu diperhatikan (Catatan: tiap lembaga yang akan
menerbitkan suatu publikasi memiliki ketentuan sendiri-sendiri tentang teknik
serta ketentuan dokumentasi.

D. DOKUMENTASI: KUTIPAN/SITASI DAN REFERENSI


Untuk keperluan pendokumentasiaan dalam karya/tulisan ilmiah, hal-hal yang perlu
diketahui dari dokumen tersebut adalah:
1. Judul buku, atau nama dokumen, surat kabar/majalah, dan seterusnya;
2. Nama penulis/lembaga yang mengeluarkan dokumen/pemilikdokumen;
3. Nama pernerbit;
4. Tempat diterbitkan, atau tempat menjamin/menentukan dokumen;
5. Tahun penerbit buku, atau tanggal bulan penerbitan surat kabar majalah.

1. Pendokumentasian dalam teks (kutipan/sitasi)


Penunjukan sumber acuan dalam teks dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti :
a. Menyebut tahun dan halaman di dalam kurung. Contoh: Menurut Michll (1974: 12),
gulma air dikelompokkan menjadi beberapa golongan yaitu...
b. Menyebut nama penulis, tahun dan halaman di dalam kurung di akhir kutipan. Contoh:
Penerapan pola taman padi yang berbeda akan memperolah ketersediaan pakan hama dan
musuh alami lainnya (Untung, 1987:55)
c. Menyebut nama penulis, tahun dan halaman di dalam kurung di akhir pokok
pembicaraan. Contoh : Pembersihan gulma disekitar taman padi (Aji, 1990:33) dapat
mengakibatkan...
2. Pendokumentasian di Akhir Teks (daftar pustaka/referensi)
Standart penulisan referensi yang digunakan tergantung pada standart yang dipakai oleh
setiap jenis publikasi. Berikut disajikan cara penulisan yang umumnya dipakai banyak
publikasi.
Penunjukan sumber acuan di akhir teks dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya:
a. Buku dengan satu penulis
Davis, Gordon B., 1976, Management Information System, Conceptual Fundation
Structure and Development, Mc. Graw Hill. London
b. Buku dengan dua penulis
Newman W. H. Dan E. Kirby Warrn, 1977, the process of Management, Concept,
Behavior and Practice. Preptice-Hall of India Pravite Ltd., New Delhi, hlm. 213.
Reid, DH, parsons, MB & green, CW 1989, Staff management in human services:
behavioral research and aplication, Charles C. Thomas, Springfield.
MODUL 4

KOMPONEN-KOMPONEN KARYA TULIS ILMIAH

Kegiatan Belajar 1

Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menulis Karya Ilmiah

A. PERSYARATAN DASAR MENULIS ARTIKEL ILMIAH

Ada empat persyaratan dasar yang perlu diperhatikan sebelum mulai menulis, yaitu

originalitas, pengetahuan dasar, informasi penunjang, dan kode etik (Molokwu dan

Wallis, 2008), dan pemahaman tentang norma atau kode etik penulisan (Bahdin dan

Ardial, 2005)

1. Keaslian (originalitas) ide merupakan persyaratan utama dari sebuah artikel ilmiah.

Ide/gagasan yang hendak disampaikan hendaknya merupakan gagasan murni dari

hasil pemikiran. Anda sendiri dan (apabila mungkin) merupakan sesuatu yang

inovatif.

2. Pengetahuan dasar tentang masalah/isu yang menjadi topik tulisan. Dalam konteks

ini, penulis harus membaca/mempelajari dengan tuntas literatur yang berkaitan

dengan topik artikel ilmiah.

3. Informasi penunjang sebagai pelengkap seperti data, gambar, atau grafik.

4. Norma atau kode etik yang berkaitan dengan cara pengutipan perizinan bahan yang

digunakan, dan penyebutan sumber data atau informan dalam proses karya ilmiah

(Bahdin dan Ardial,2005). Artinya, penulis harus menyebutkan/mencantumkan

rujukan yang diambil dari sumber lain.

B. KRONOLOGIS PROSES PENULISAN KARYA ILMIAH

Kronologi proses penulisan artikel ilmiah, dari mulai menentukan judul sampai

dengan tersusunnya naskah artikel yang siap untuk dikirim ke redaksi jurnal ilmiah.
1. Menetapkan tujuan penulisan, judul dan target pembaca.

2. Menyusun desain/struktur tulisan ilmiah dengan judul yang sesuai dengan tujuan

penulisan artikel ilmiah.

3. Buatlah diagram atau kerangka penulisan (out line) dengan tepat untuk

menggambarkan topik-topik yang akan ditulis.

4. Tulisan draf kasar (manuskrip) secepat mungkin di komputer atau draf tertulis di

kertas sesuai dengan struktur dan outline yang sudah anda susun.

5. Untuk tulisan versi terakhir (draf final) perhatikan hal-hal berikut :

a. Memeriksa semua data, fakta, atau referensi.

b. Memeriksa rangkain penulisan sebuah topik dalam paraf dengan tepat; yang

dimaksud dengan paragraf adalah serangkaian kalimat yang memperbincangkan

sebuah ide, dimulai dengan baris baru dan biasanya diakhiri dengan referensi.

Jadi, Anda harus dapat memenggal rangkaian penulisan kedalam paragraf-paragraf

agar pembaca dapat menghayati sebuah isu/konteks dari ide serta permasalahan yang

ingin Anda sampaikan.

a. Memeriksa kesalahan ejaan menggunakan fungsi spell-check dari pengolah kata

(apabila menggunakan bahasa Inggris).

b. Memeriksa bahwa anda telah menggunakan tata bahasa dan tanda baca yang

benar.

c. Memastikan bahwa subjudul sesuai dengan outline yang sudah anda susun.

d. Membaca ulang dengan seksama untuk memastikan bahwa semua yang anda

tulis relevan dengan judul dan tujuan penulisan artikel.

6. Menulis abstrak merupakan kegiatan terakhir yang dilakukan penulis, yaitu

menyusun tulisan berupa ringkasan artikel yang isinya harus merangkum isu-isu

utama atau yang paling menonjol dari artikel tersebut.


7. Dapatkan teman atau kolega untuk membaca. Gunanya adalah untuk mengukur

apakah tulisan anda dapat dipahami oleh pembacanya.

8. Apabila saudara sudah menentukan salah satu jurnal tertentu untuk mengirimkan

naskah, maka perhatikan hal-hal berikut.

a. Apa visi dan misi dari jurnal tersebut. Untuk itu, Saudara dapat mengaksesnya

melalui internet.

b. Siapa atau kelompok mana yang Saudara bidik sebagai target pembaca.

C. JENIS-JENIS ARTIKEL ILMIAH

Berdasarkan sumbernya, ada dua jenis artikel ilmiah, yaitu artikel hasil penelitian dan

artikel nonpenelitian.

1. Artikel yang Diangkat dari hasil penelitian lapangan (artikel hasil penelitian)

Jenis artikel ini merupakan tulisan yang berisi paparan tentang proses dan hasil-hasil

yang diperoleh peneliti dari suatu kegiatan penelitian (Bahdin dan Ardial, 2009).

Untuk tujuan publikasi ilmiah, maka laporan penelitian diubah menjadi artikel ilmiah

yang merupakan hasil pemadatan (condensed) dari laporan penelitian.

2. Artikel nonpenelitian

Artikel nonpenelitian adalah telaah artikel, kajian pustaka, dan hasil pengembangan

proyek. Dalam modul ini hanya dibicarakan telaah artikel dan kajian pustaka.

a. Telaah artikel (review articles)

Telaah artikel (review articles) adalah tulisan yang merupakan evaluasi atas

sebuah isu/masalah yang sudah pernah dipublikasikan. Pada dasarnya, hal-hal

yang dilakukan dalam reviu artikel adalah (i) membuat definisi/batasan masalah

yang akan dibahas; (ii) menyusun/membuat catatan-catatan dari penelitian

sebelumnya sebagai upaya bentuk penjelasan kepada target pembaca tentang

status dari research/materi yang akan dijadikan bahan telaah; (iii)


mengidentifikasikan hubungan, kontradiksi, dan kesenjangan dan inkonsistensi

dalam kajian pustaka; dan (iv) menyarankan tidak lanjut untuk menyelesaikan

masalah (APA, 2009).

b. Kajian teori (theoretical articles)

Kajian teori (theoretical articles) adalah tulisan ilmiah yang membuat cuplikan-

cuplikan tentang hasil-hasil penelitian yang sudah dilakukan banyak peneliti

tentang sebuah masalah dan menghubungkannya dengan teori-teori yang baru

atau yang belum digunakan oleh peneliti tersebut.


KEGIATAN BELAJAR 2

KOMPONEN DAN ISI ARTIKEL ILMIAH

Perbedaan dasar antara laporan dan artikel ilmiah terletak pada lingkup publikasi, materi/isi,

fokus, target pembaca, format, dan tujuan penulisan.

Laporan penelitian Artikel ilmiah


Publikasi lebih luas. Dapat diangkat dari
Publikasi di lingkungan terbatas. Isinya tentang proses dan
laporan penelitian, hasil pemikiran atau
hasil-hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian.
kajian pustaka,
Banyak/tebal, detil dan spesifik, karena tujuannya adalah Lebih ringkas, sebatas pada pesan dan gagasan
untuk melaporkan secara utuh hasil sebuah penelitian. Jumlah yang ingin disampaikan penulis. Jumlah
halaman 19 sampai >200 halaman. halaman 15-20 halaman,

Merupakan tulisan yang diangkan dari


Merupakan laporan hasil penelitian untuk disampaikan di
hasil penelitian atau nonpenelitian untuk
lingkungan terbatas.
disebarluaskan bagi target pembaca.
Hanya diminati oleh mereka yang benar-benar membutuhkan Diminati oieh lingkungan yang lebih luas
untuk rujukan bahan penelitian lebih lanjut. dan sifatnya untuk publikasi.
Struktur/format lebih longgar, tetapi tetap
Struktur/format lebih rinci dan sangat prosedural. fokus pada pesan yang ingin disampaikan
penulis.
Dirancang untuk disusun menjadi laporan untuk Dirancang untuk dimuat dalam jurnal
sponsor/penyandang dana. ilmiah atau kumpulan buku artikel.

A. Judul

Judul yang baik adalah yang memenuhi kriteria berikut.

1. Merupakan ringkasan dari ide pokok karya tulis dan disusun sedemikian rupa agar

dapat menarik perhatian pembaca.

2. Judul haruslah mengandung kata-kata kunci yang mewakili isi tulisan.

Judul artikel yang baik adalah 10-12 kata dan hindari penggunaan kata-kata yang

tidak perlu (redundant), seperti :

a. Sebuah studi tentang;

b. Penelitian tentang.......;
c. Laporan kegiatan penelitian tentang;

d. Hindari penggunaan jargon, symbol, singkatan, formula;

e. Hindari penyajian secara sub/superscript.

3. Nama pengarang/penulis artikel diletakkan di bagian atas dari artikel di bawah judul

artikel. Penulis juga harus mencantumkan nama-nama anggota peneliti, yaitu orang-

orang yang ikut menjadi anggota peneliti.

B. ABSTRAK DAN KATA-KATA KUNCI

Abstrak berasal dari kata Latin abstracum yang artinya bentuk padat (condensed form)

dari sebuah tulisan yang panjang.

Abstrak yang baik ditulis dalam satu paragraf secara akurat, self-contained, singkat

(concise) and spesifik, nonevaliatif, serta utuh (coherent) dan mudah dipahami

(readable).
1. Akurat (accurate) artinya isi abstrak secara benar mencerminkan tujuan da nisi

artikel.

2. Self-contained, artinya abstrak hendaknya menjelaskan kalau ada akronim atau istilah

yang unik, sehingga pembaca dapat langsung mengerti isinya tanpa harus mencari

referensi lain.

3. Singkat dan spesifik, artinya kalimat semaksimal mungkin dibuat informatif

terutama kalimat pokok.

4. Non-evaluatif, artinya abstrak lebih sebagai laporan daripada evaluasi.

5. Utuh (coherent) dan mudah dipahami (readable), artinya abstrak ditulis dengan

bahasa yang lugas dan jelas.

Kapan perlu menulis abstrak? Abstrak diperlukan pada saat kita akan:

1. Mengirimkan artikel untuk jurnal, terutama jurnal online

2. Mengajukan dana penelitian;

3. Menulis proposal;

4. Menyelesaikan disertai doktor atau tesis sarjana sastra;

5. Menulis proposal untuk kertas konferensi;

6. Menulis proposal untuk sebuah bab buku.

Aspek-aspek pokok yang perlu ditonjolkan dalam abstrak umumnya terdiri dari tujuh

bagian, berikut ini.

1. Sebutkan tujuan penulisan dengan jelas dalam kalimat pertama.

2. Sebutkan metode yang digunakan:

a. Sebutkan dengan jelas pendekatan yang digunakan, apakah kajian teori, laporan

hasil penelitian, dll.;

b. Sebutkan desain dan metodologi penelitian yang digunakan;


c. Jelaskan dengan singkat garis besar metodologi yang digunakan tanpa harus

terperangkap pada detil.

3. Jelaskan temuan-temuan pokok termasuk temuan kuantitatif atau kecenderungan-

kecendrungan dari temuan yang diperoleh: laporkan hasil temuan sesuai dengan

tujuan penelitian.

4. Pernyataan singkat dari kesimpulan, saran, dan implikasi berisi dampak dari temuan.

5. Cantumkan kata-kata kunci yang merupakan kata-kata yang menunjukakn identifikasi

dari artikel untuk tujuan indeksisasi.

6. Ditulis dengan jelas, singkat, dan bahasa yang teknis dan terukur/konkret.

7. Hal-hal yang perlu dihindari dalam menyusun sebuah abstrak, yaitu tidak mengacu

pada karya orang lain, tidak menambahkan informasi yang tidak terdapat dalam karya

asli, dan tidak mendefinisikan istilah.

Bagaimana sebaiknya Anda mempersiapkan diri dalam menulis abstrak?

1. Abstrak akan berada di awal tulisan Anda, seharusnya menjadi bagian terakhir yang

Anda tulis.

2. Mulailah menulis abstrak Anda pada halaman baru adan membiarkan otak Anda

berjalan dan letakkan nomor halaman 2 di sudut kanan atas serta tuliskan kata Abstrak

di bagian atas halaman.

3. Menjaga tetap pendek atau singkat, yaitu dengan menentukan unsur-unsur yang Anda

anggap paling penting.

4. Struktur abstrak sesuaikan dengan urutan tulisan Anda, mulailah dengan ringkasan

singkat dari Pendahuluan.

5. Lihatlah abstrak dalam jurnal profesional yang lain untuk contoh bagaimana

meringkas artikel Anda.

6. Tulis draf kasar abstrak Anda.


Syarat-syarat penulisan abstrak :

1. Ditulis dalam satu paragraf, terdiri dari 100-2050 kata yang menjelaskan secara

singkat tentang tujuan, metode, hasil dan kesimpulan dari artikel.

2. Agak sulit memang menyampaikan informasi secara lengkap dalam jumlah kata yang

minim, karena itu mulailah dengan hal-hal yang menurut Anda paling penting dan

signifikan;

3. Jangan menggunakan singkatan atau kutipan.

C. BAGIAN INTI (BODI)

Bagian inti sebuah artikel jurnal umumnya terdiridari pendahuluan, materi inti dan

penutup.

1. Pendahuluan

Pendahuluan diawali dengan latar belakang yaitu menyampaikan kepada pembaca

tentang permasalahan yang umum sebagaimana sudah Anda nyatakan dalam laporan

penelitian dan kemudian mengerut menjadi masalah yang lebih spesifik.

2. Materi inti

Materi inti merupakan bagian yang menyajikan inti permasalahan. Agar lebih

sistematis dan memudahkan pembaca memahami tulisan Saudara, bagian ini bisa

menjadi bagian terpisah (subjudul).

3. Metode

Metode yang digunakan harus relevan dengan tujuan penelitian dan informasi yang

disampaikan harus sesuai kronologis pernyataan penelitian.

4. Hasil dan pembahasan

Bagian ini menjelaskan hasil analisis data yang dilakukan. Dapat dipresentasikan

dalam bentuk tabel atau grafik. Hasil analisis data juga hendaknya dijelaskan secara

tertulis.
5. Penutup/kesimpulan

Dalam bagian ini jelaskan jumlah temuan-temuan Anda berdasarkan hasil analisis

data, mengiterpretasikan hasil analisis data, dan menarik kesimpulan.


MODUL 5

MENULIS KARYA ILMIAH

KEGIATAN BELAJAR 1

BERPIKIR KRITIS, ANALISIS, DAN SISTEMATIS DALAM MENULIS KARYA

ILMIAH

A. HAKEKAT DAN CONTOH PROSES MENULIS

Menulis karya ilmiah umumnya kaya dengan narasi. Dengan kata lain, sebagian besar

tulisan itu didominasi oleh narasi.

He reads: Keterampilan menulis erat kaitannya dengan keluasan dan kedalaman kita

membaca tentang materi apa saja yang hendak kita tulis.He writes: Dari hasil tapa, orang

jaman dulu mendapat kasaktian, kedigdayaan, atau mungkin kekayaan. He teachs: dengan

mengajar, pengetahuan yang kita peroleh lewat bacaan dan kita kristalkan menjadi tulisan

makin menjadi kaya.

B. BERPIKIR KRITIS ATAU REFLEKTIF TENTANG HAKEKAT PROSES

MENULIS

Hakikat dan contoh proses menulis adalah sebagai berikut. Pertama, untuk memberi

landasan keilmuan bagi refleksi yang kita lakukan harus diperhatikan, karakteristik tulisan

yang dihasilkan dan pengaruh yang diharapkan dengan dipatuhinya ketiga karakteristik karya

ilmiah.
Tabel 5.1

Cara berpikir, karakteristik tulisan yang dihasilkannya dan pengaruh yang diharapkan dari

Logos, Patos, dan Etos

Kedua, materi yang disajikan dalam Kegiatan Belajar 1 ini pada dasarnya adalah

sebuah karya tulis ilmiah. Sebagai sebuah karya ilmiah, tulisan ini melewati beberapa

draf/tulisan awal.

Ketiga, judul subbab ini berpikir kritis atau refleksi tentang hakikat proses

menulis menyatakan bahwa subbab ini mengurai atau merupakan refleksi/berpikir kritis

tentang subbab sebelumnya yang berjudul hakikat dan contoh proses menulis.

Keempat, melengkapi uraian dari ketiga butir uraian di atas adalah penjelasan tentang

makna yang dikandung judul kegiatan belajar ini, yaitu : Berpikir kritis, analisis, dan

sintesis dalam menulis karya ilmiah. Khususnya, hal yang perlu dijelaskan adalah berpikir

analisis dan sintesis.

Kelima, anda perlu untuk mampu mengidentifikasi aspek-aspek logos, patos, dan etos

pada tulisan di subbab pertama kegiatan belajar ini.

Keenam, anda perlu perhatikan bahwa tulisan subbab pertama kegiatan belajar ini

terdiri atas tiga paragraf yang masing-masing terdiri dari beberapa kalimat.
KEGIATAN BELAJAR 2

Bentuk Tulisan dan Bahasa dalam Menulis Karya Ilmiah

A. Tabel dan Diagram

Tabel dan diagram digunakan sumber acuan teknis tabel diagram yang pada Ms. Office

Wod dan Ms. Office Exel. Untuk membuat tabel kita baik di Ms. Office word maupun di

Ms. Office exel. Diagram tertentu memerlukan (tabel) data tersendiri. Dengan kata laon,

tidak semua data pada tabel mana saja dapat dibuat diagram mana saja.

B. Diagram Sederhana

Untuk membuat diagram, kita harus memerlukan narasi minimum yang harus ada pada

sebuah karya tulisi lmiah. Prinsip umumnya adalah tiada ada satu pun angka yang

terdapat dalam table/diagram yang tidak diuraikan dalam narasi.

C. Diagram Paduan

Pada diagram paduan disajikan diagram-diagram yang menyajikan diagram dengan

paduan 2 atau lebih variable dan paduan 2 atau lebih jenis diagram.

D. Bahasa Indonesia Baku

Selepas anda menulis karya ilmiah yang memadukan narasi dengan table/diagram, hal

terakhir yang perluan diperhatikan adalah bahasa yang digunakan. Dalam hal ini, bahasa

yang digunakan tentu adalah bahasa Indonesia bakudengan ejaan yang sudah

disempurnakan (EYD).

E. Tulisan Baku

Beberapa ketentuan tentang tulisan baku adalah sebagai berikut.

1. Penulisan nama orang itu sesuai dengan keinginan orang yang bersangkutan. Misal,

nama tersebut dapat Djoeanda, Djuanda atau Juanda.


2. Huruf pertama gelar (kehormatan, keturunan, agama), jabatan, atau pangkat yang

diikuti nama orang ditulis dengan huruf kapital. Contoh : Raden Leonard

Situmorang, Gubernur Akhmad Heryawan, Prof. Dr. Dina Mustafa.

F. Ejaan Baku

Beberapa ejaan lama yang sudah dibakukan atau disempurnakan adalah sebagai berikut.

Ejaan Lama EYD (Ejaan yang disempurnakan)


Dj djurang J Jurang
Tj Tjoktjok C cocok
J Jakin Y yakin
Nj Nyanyian Ny- nyanyian
Sj sjarat Sy syarat
Ch chawatir Kh khawatir
Oe Djoewanda U - Juanda

G. Kosa Kata Baku

1. Berikut terdapat beberapa contoh kata-kata baku dan non baku.

Baku Nonbaku Baku Nonbaku


Telur Telor Kemarin Kemaren
Nasihat Nasehat Senin Senen
Hakikat Hakekat Kaidah Kaedah
Mengubah Merubah Ikhlas Ihlas
Ikhtiar Ihtiar Insaf Insyaf
Asas Azas Izin Ijin
Rezeki Rejeki Zaman Jaman
Loka karya Lokakarya Margasatwa Margasatwa
Tata niaga Tataniaga Suku bangsa Sukubangsa
Analisis Analisa Apotek Apotik
Konduite Kondite Subjektif Subyektif
Standardisasi Standarisasi Telepon Tilpun
Musim Hujan Musim Penghujan Sistematis Sistimatis
Frase Frasa Ambulans Ambulan
Esai Esei Zona Zone
Telegram Tiligram Tim Team

2. Selain kata-kata baku, juga terdapat sejumlah kata bentukan yang mulai dianggap

baku. Contoh : ratusan, ribuan, dst. (beratus-ratus, beribu-ribu, dst.).


3. Pilih kata yang lebih singkat atau bercita rasa baik jika terdapat dua atau lebih kata

yang mempunyai rujukan yang sama. Contoh : suaka politik (bukan perlindungan

politik).

4. Sesuai dengan perkembangan pemakaian bahasa Indonesia di masa kini, terdapat

beberapa kata relative baru yang sering digunakan. Contoh : bertele-tele (berbicara

tidak ada ujung pangkalanya), bobrok (rusak sama sekali : bangunan atau akhlak).

H. Tata Bahasa Baku

1. Tata Bentuk

2. Tata Kalimat

I. Lafal Baku

Indonesia yang memiliki ratusan bahasa daerah dengan lafal sendiri-sendiri tentu

memerlukan standarisasi lafal demi kelancaran dan keefektifan komunikasi lisan. Dengan
lafal standard, perhatikan para peserta komunikasi lisan lebih dipusatkan pada isi

komunikasi, penelitian atau asosiasi tidak menguntungkan terhindarkan.

Anda mungkin juga menyukai