Anda di halaman 1dari 3

Komponen Keterampilan Bertanya (dasar)

Keterampilan Bertanya Dasar


Keterampilan bertanya dasar terdiri atas beberapa komponen yang perlu diterapkan oleh guru
dalam mengajukan berbagai jenis pertanyaan. Selanjutnya Wardani mengemukakan tentang
komponen-komponen keterampilan bertanya dasar, sebagai berikut:

1.         Mengajukan pertanyaan secara jelas dan singkat. Pertanyaan yang jelas dan singkat
akan membantu mempermudah siswa dalam memahami pertanyaan yang diajukan. Guru
dapat membuat pertanyaan dengan struktur kalimat yang sederhana dan mudah dipahami oleh
siswa.

2.        Memberi acuan. Sebelum bertanya guru hendaknya memberikan acuan berupa informasi
yang berkaitan dengan isi pertanyaan kepada siswa. Dengan demikian siswa akan dapat
menjawab pertanyaan guru setelah mengolah informasi yang diberikan.

3.        Pemusatan pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan guru hendaknya jangan terlalu luas


sehingga membutuhkan jawaban yang luas juga. Pertanyaan yang lebih spesifik dan sempit
akan menuntut pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang lebih khusus. Jika yang diajukan
adalah pertanyaan yang umum maka usahakan diiringi dengan pertanyaan yang lebih
spesifik.

4.       Pemindahan giliran. Pertanyaan yang rumit kadang-kadang tidak mampu dijawab oleh
seorang siswa secara lengkap. Untuk itu guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa
lain untuk melengkapinya. Dengan memindah giliran, siswa akan termotivasi untuk
memperhatikan jawaban yang diberikan temannya dan memungkinkan timbulnya interaksi
antar siswa.

5.       Penyebaran. Jika memungkinkan dan waktu mencukupi, setiap siswa sebaiknya mendapat
giliran untuk menjawab pertanyaan guru. Tujuan penyebaran pertanyaan hampir sama dengan
pemindahan giliran yaitu meningkatkan perhatian dan partisipasi siswa. Bedanya, pada
pemindahan giliran pertanyaannya satu tetapi rumit dan dijawab oleh siswa secara bergilir
untuk saling melengkapi; sedangkan pada penyebaran masing-masing siswa menjawab
pertanyaan yang berbeda.

6.       Memberi waktu berfikir. Dalam mengajukan pertanyaan, guru tidak perlu menunjuk


siswa terlebih dahulu. Seyogyanya ajukan pertanyaan, beri waktu kepada siswa untuk berfikir
kemudian tentukan atau tunjuk siswa yang akan menjawab pertanyaan itu.

7.       Memberikan tuntunan. Sering terjadi jawaban yang diberikan siswa terhadap pertanyaan
guru tidak sesuai harapan (jawaban salah). Jika terjadi hal seperti ini guru jangan menunggu
sampai ada siswa yang menjawab dengan benar karena akan menyita waktu pembelajaran.
Guru dapat memberikan gambaran yang bisa menuntun siswa secara bertahap sehingga siswa
mampu memberikan jawaban sesuai yang diharapkan. Langkah-langkahnya seperti berikut:

 Mengulang pertanyaan dengan cara lain yang lebih sederhana.


 Mengajukan pertanyaan yang lebih sederhana dengan lebih jelas.
 Menjelaskan kembali informasi yang berhubungan dengan pertanyaan.
Dalam proses pembelajaran, tujuan utama pertanyaan yang diajukan guru adalah agar siswa
belajar dengan harapan memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan
berpikirnya, oleh karena itu komponen-komponen keterampilan bertanya dasar di atas
seharusnya merupakan keterampilan bertanya yang wajib dikuasai/dimiliki oleh seorang
guru.

 KOMPONEN KETRAMPILAN BERTANYA LANJUTAN

a.       Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan

Pertanyaan yang dikemukakan guru dapat mengandung proses mental yang berbeda-beda,
dari proses mental yg rendah sampai proses mentl yang tinggi.Oleh karena itu, guru dalam
mengajukan pertanyaan hendaknya berusaha mengubah tuntutan tingkat kognitif dalam
menjawab pertanyaan dari tingkat mengikat kembali fakta-fakta ke bebagai tingkat kognitif
lainnya yg lebih tinggi seperti pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

b.       Pengaturan urutan pertanyaan

Untuk mengembkan tingkatkognitif dari yg sifatnya rendah ke yang lebih tinggi dan
kompleks, guru hendaknya dapat mengatur urutan pertanyaan ygdiajukan kepada siswa dari
tingkat mengingat, kemudian pertanyaaan pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Usahkan agar jangan memberikan pertanyaan yg tidak menentu atau yg bolak-balik,
misalnya sudah sampai kepada pertnyaan aanalisis, kembali  lagi kepada pertanyaan ingatan,
dan kemudian melonjak pada pertanyaan evaluaasi. Hal ini akan menimbulkan kebingungan
pada siswa dan partisipasi siswa dalamg mengikuti pelajaran dapat menurun

c.        Penggunaan pertanyaan pecak

Jika pertanyaan yg diberikan oleh siswa dinilai benaar oleh guru, tetapi masih dapat
ditingkatkan menjadi lebih sempurna, guru dapata mengajukan pertanyan-pertanyaan pelcak
kepada sisiwa tersebut. Beberapa teknik pertanyaan pelacak yg dapat digunkan :

1. Klasifikasi: jika siswa menjawab dengan kalimat yg kurang tepat, guru dapat memberikan
pertanyaan pelacak yg meminta siswa tersebut untuk menjelaskan dengan kata-kata lain shg
jawaban siswa menjadi lebih baik.

2.   Meminta siswa memberikan alasan (argumentasi) yg dapatmenunjang kebenaran


pandangannya dalam menjawab peranyaan guru.
3.   Meminta kesempatan pandangan; guru dpat memberikan kesempatan kepada siswa lainnya
untuk menyatakan persetujuan atau penolkandisertai alas an terhadap jawaban rekannya, agar
diperoleh pandangan yg dapata diterima oleh semua pihak.

4.   Meminta kesempatan jawaban; guru dapat meminta siswa untuk meninjau kembali jawaban
yg diberikannya bila dianggap kurang tepat.

5.    Meminta jawaban yg lebih relevan; bila jawaban siswa kurang relevan, guru dapat meminta
jawaban yg benar dan relevan dari siswa tersebut.

6.    Meminta contoh

7.    Meminta jawaban yg lebih kompleks

d.       Peningkatan terjadinya interaksi(dapat siswa ke siswa dan bisa dari siswa ke guru)

TIPE KETERAMPILAN BERTANYA

Adapun tipe dan bentuk pertanyaan sangat beragam, penggunaan dalam bentuk setiap
pertanyaan bergantung pada tujuan yang diharapkan, tipe pertanyaan yaitu:
1. Pertanyaan yang menuntut fakta-fakta, yaitu pertanyaan untuk mengembangkan atau
melatih daya ingat siswa terhadap sesuatu yang pernah dipelajarinya.
2. Pertanyaan yang menuntut kemampuan yang membandingkan,, yaitu pertanyaan
untuk mengembangkan atau melatih daya fakir analisis dan sintesis.
3. Pertanyaan yang menuntut kemampuan memperkirakan, yaitu pertanyan untuk
mengembangkan atau melatih kemampuan atau membuat perkiraan-perkiraan.
4. Pertanyaan yang menuntut kemampuan analisis, yaitu pertanyaan untuk
mengembangkan dan melatih kemampuan daya analisis.
5. Pertanyaan yang menuntut pengorganisasian, yaitu pertanyaan untuk mengembangkan
atau melatih kemampuan berfikir secara teratur.
6. Pertanyan yang tidak perlu dikemukakan jawabannya, yaitu pertanyaan untuk
memberikan penegasan atau meyakinkan tentang sesuatu kepada siswa, pertanyaan ini
digolongkan dengan pertanyan retorika yang tidak perlu mendapatkan jawaban.

Anda mungkin juga menyukai