Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Literasi berasal dari istilah latin 'literature' dan bahasa inggris 'letter'. Literasi merupakan
kualitas atau kemampuan melek huruf/aksara yang di dalamnya meliputi kemampuan membaca
dan menulis. Namun lebih dari itu, makna literasi juga mencakup melek visual yang artinya
"kemampuan untuk mengenali dan memahami ide-ide yang disampaikan secara visual (adegan,
video, gambar)."
Literasi memang tidak bisa dilepaskan dari bahasa. Seseorang dikatakan memiliki
kemampuan literasi apabila ia telah memperoleh kemampuan dasar berbahasa yaitu membaca
dan menulis. Jadi, makna dasar literasi sebagai kemampuan baca-tulis merupakan pintu utama
bagi pengembangan makna literasi secara lebih luas dan cara yang digunakan untuk memperoleh
literasi adalah melalui pendidikan.
Dalam bab ini, yang dibahas adalah tentang literasi teknologi, literasi media, dan literasi
perempuan. Maksud dari literasi teknologi dalam dunia pendidikan adalah peserta didik aktif
terlibat dalam proses teknologi atau belajar memanfaatkan hasil teknologi tidak hanya sebats
mengetahui, atau mengenal saja. Literasi media bertujuan untuk membangun konsumen agar
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang isi media, sehingga dapat
mengendalikan pengaruh media dalam kehidupannya. Literasi perempuan berarti kemampuan
seseorang untuk menyampaikan dan menerima pesan (wacana) tentang perempuan tanpa
diskriminasi sektarian-rasialistik. Perempuan seyogyanya dapat menyebarkan nilai-nilai
kehidupan melalui kegiatan literasi. Seorang perempuan baik yang belum menikah atau yang
telah menikah dapat melakukannya. Pendekatan kepada anak sejak dini dan di masa remaja
adalah perlakuan yang penting dan dapat berpengaruh besar pada hidup anak di masa yang akan
datang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana literasi teknologi ?
2. Bagaimana literasi media?
3. Bagaimana literasi gender?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang literasi teknologi.
2. Untuk mengetahui tentang literasi media.
3. Untuk mengetahuui tentang literasi gender.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Literasi Teknologi
A. Defenisi Literasi Teknologi
a. Menurut Maryland Technology Education State Curriculum, literasi teknologi ialah
kemampuan untuk menggunakan, memahami, mengatur dan menilai suatu inovasiyang
melibatkan proses dan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah danmemperluas
kemampuan seseorang.
b. Menurut National Academy Of Engineering and National Research Council Of
The National Academis. teknologi literasi ialah sebuah pemahaman tentang teknologi
pada sebuah tingkatan yang memungkinkan pemanfaatan secara efektif dalam
masyarakat teknologi modern yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu pengetahuan,
kemampuan dan berpikir kritis, serta pembuatan keputusan.
c. Menurut Rose (2007:43) istilah literasi teknologi dapat dimaknai sebagai pemahaman
atas hasil karya buatan manusia, hubungan diantara sains, lingkungan, teknologi,
kemampuan untuk menggunakan teknologi khususnya didalam pembelajaran dan
pengajaran sains dan kemampuan berinkuiri, dan kemampuan untuk mengevaluasi dan
membuat suatu keputusan

Berdasarkan ketiga definisi di atas, maka literasi teknologi dapat dimaknai sebagai
kemampuan yang terdiri dari aspek ilmu pengetahuan, keterampilan berpikir kritis,serta
pembuatan keputusan dalam upaya pemanfaatan teknologi/ inovasi hasil karyamanusia
secara efektif khususnya pada dunia pendidikan.

B. Jenis Teknologi Pada Literasi Teknologi


Penggunaan teknologi merupakan bagian integral yang fungsional dalam kehidupan sehari-
hari. Saat ini sebagian besar jalur pendidikan dan professional memerlukan penggunaan
teknologi untuk berkomunikasi, memecahkan masalah atau penelitian lengkap. Siswa yang
mencapai literasi teknologi memiliki waktu lebih cepat mencapai tujuan pendidikan dan masuk
ke dalam karir pilihan mereka.
Untuk mengantarkan para siswa mencapai literasi teknologi, sudah tentu para guru/pendidik
juga seharusnya memiliki keterampilan atau literasi teknologi. Berikut adalah variasi aktifitas
penggunaan teknologi masa kini untuk mendorong literasi teknologi bagi kita semua, antara lain:
a. Membaca situs web;
b. Menggunakan mesin pencari;

2
c. Menggunakan pencarian peta;
d. Mengakses video, podcast, dan feed;
e. Mengevaluasi sumber web;
f. Meneliti di internet;
g. E-mail, chatting, microblogging;
h. Menggunakan situs sosial;
i. Mengunjungi dunia maya;
j. Blogging dan menggunakan wiki;
k. Menggunakan papan pesan, newsgroup, dan VOIP (Skype).

Dengan memahami bagaimana mengevaluasi informasi baru dan bagaimana menggunakan


alat-alat baru untuk membuat komunikasi cukup efektif, siswa dapat memanfaatkan kekuatan
teknologi baru dan terinspirasi untuk belajar.

C. Apa yang diharapkan dari Literasi Teknologi?


Teknologi Literasi membantu para pendidik serta peserta pendidik untuk tetap aktif dengan
segala perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini. Ilmu pengetahuan dan
teknologi dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga semua pendidik serta
peserta didik dituntut untuk berpartisipasi di dalamnya, hal ini penting guna keberadaan
informasi dari seluruh penjuru dunia mampu diketahui serta universal dan tentunya diharapkan
agar kita sadar akan informasi-informasi yang beredar dan sedang terjadi.
Teknologi yang dimanfaatkan dengan baik tentunya akan memberikan pengaruh positif
dalam hal ini terhadap para peserta didik. Tatkala teknologi menjadi “teman” yang baik, para
peserta didik juga akan mendapatkan hasil yang baik- baik dalam proses maupun hasil akhirnya.
Teknologi yang dimanfaatkan dengan baik memampukan para peserta didik untuk kreatif dalam
mengerjakan berbagai tugas-tugas, mandiri tentunya dalam menyelesaikan masalah-masalah
yang ada, terampil dalam menempatkan berbagai informasi- informasi yang telah didapatkan-
dalam kehidupan sehari- hari, dan interaksi dengan “warga” cyber world yang semakin meluas
dan menambah jaringan di berbagai penjuru dunia tanpa dihadapkan dengan permasalahan ruang
dan waktu, serta mampu memenuhi tuntutan jaman yang semakin kompleks.

D. Literasi Teknologi Bagi Para Peserta Didik


1. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memecahkan permasalahan dalam
kehidupan nyata.
Ketika proses pembelajaran dibuat semenarik mungkin, hal ini dapat memicu motivasi
para peserta didik dalam proses pendidikannya. Motivasi-motivasi inilah yang membuat
para peserta didik melakukan yang terbaik ketika diperhadapkan pada situasi dimana para
peserta didik harus menerapkanpengetahuannya dalam dunia nyata.
2. Menumbuhkan pemikiran reflektif

3
Ketika peserta didik dihadapkan pada tugas-tugas yangmembutuhkan kemandirian
dimana peserta didik harus menelaah sendiri bahan bacaan, mencari berbagai referensi, di
saat itulah peserta didik menjadi sosok dengan pemikiran yang rekflektif, berpikir secara
reflektif ketika menampung berbagai informasi, kemudian ditelaah, sehingga pada
akhirnya membentuk suatu pola pemikiran hasil dari peserta didik itu sendiri dan
tentunya dengan berbagai bahan referensi yang dapat dipercaya kebenarannya (ilmiah).
3. Membantu perkembangan dan keterlibatan aktif dari peserta didik dalam proses belajar
Sebagai peserta didik, partisipasi sangat diharapkan. Ketika peserta didik aktif dalam
proses pembelajaran, hal itu membuktikan bahwa peserta didik mempunyai keinginan
untuk mengelola informasi yang belum diketahui, serta kritis dalam menghadapi berbagai
permasalahan yang ada di dalam dunia nyata. Tentunya, peserta didik yang aktif
diharapkan akan menjadi generasi penerus yang partisipatif serta dibekali dengan
teknologi literasi (melek teknologi) demi tuntunan jaman yang semakin kompleks.

E. Strategi Pemahaman dalam Literasi teknologi informasi


Pada bagian ini, akan menjelaskan strategi pemahaman dengan menuju ke arah internet dan
TIK lainnya. Sebagai contoh, siswa dapat bertanya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan untuk
membantu memandu tujuan mereka untuk membaca dan juga untuk memantau pemahaman
mereka ketika mereka membaca. Demikian pula, untuk meringkas juga menentukan apa yang
penting, yang pada gilirannya berhubungan dengan pengaturan tujuan untuk membaca. Strategi
Pemahaman dalam Literasi teknologi informasi adalah sebagai berikut:
1. Pengaturan Keperluan untuk membaca.
Banyaknya informasi yang tersedia, kecepatan yang dapat dibuat untuk tampil di layar, dan
potensi untuk mengganggu pembaca dari nya atau tujuan awalnya, sangat penting untuk
mengajarkan siswa bagaimana untuk menjadi jelas tentang mengapa mereka membaca, apa yang
mereka baca, dan bagaimana memantau terus apa yang mereka baca untuk memastikan itu
sejalan dengan tujuan membaca mereka.
2. Mengajukan dan Menjawab Pertanyaan.
Strategi ini adalah alat pemahaman yang kuat untuk memantau dan menilai pemahaman
yang sedang berlangsung. Sehubungan dengan internet, tanya jawab dapat membantu siswa
memikirkan kemungkinan kredibilitas sumber informasi dan memberikan dasar untuk mencari
pertanyaan dan kata-kata kunci.
3. Memeriksa Struktur Teks.
Masuknya fitur teks baru seperti hyperlink, animasi grafis, menu pull-down, dan spesifik
lokasi pencarian telah mengubah sifat struktur teks. Menyadari teks umum tulisan dari internet,
serta fiturtext spesifik lokasi yang dapat berubah secara regular, menghadirkan tantangan
pemahaman baru.
4. Membuat Prediksi.
Siswa biasanya diajarkan untuk membuat prediksi tentang apa yang mereka cari dalam
teks yang akan datang berdasarkan ilustrasi, teks yang mereka sudah baca. Sekarang, mereka

4
juga akan membuat prediksi berdasarkan nama-nama situs dan link dalam website untuk
memutuskan apa yang harus klik dan kapan harus klik.
5. Membuat Kesimpulan.
Menyimpulkan, kemampuan untuk memahami apa yang belum dinyatakan secara
langsung dalam teks, membutuhkan menggabungkan potongan-potongan informasi yang lengkap
dalam teks tetapi belum tentu bersama-sama dalam menggabungkan informasi yang ditemukan
dalam teks dengan pengetahuan sebelumnya. Teks online memperluas ruang lingkup
menyimpulkan untuk memasukkan keterampilan seperti menentukan kegunaan potensial dari
situs dan jenis-jenis informasi mungkin ditemukan dengan mengkliklink tertentu, yang juga
dapat terkait dengan interpretasi dan evaluasi informasi secara online.
6. Mengintegrasikan Situs Baru dengan Pengetahuan Sebelum.
Sekarang, selain mengingat apa yang telah diketahui tentang suatu topik, pembaca harus
mengingat apa yang diketahui tentang halaman Web variabel-ous dan mekanisme pencarian.
Karena fitur desain website sangat bervariasi dan terus berubah, bahkan situs yang dikenal dapat
terlihat berbeda daripada hari ini. Hal ini penting untuk menggunakan pengetahuan sebelumnya
untuk membuat prediksi tentang membaca yang akan datang dan untuk menyesuaikan dan
memperluas pengetahuan sebelumnya seperti informasi ditemui.
7. Membuat Gambar dan Visual Representasi.
Memvisualisasikan saat membaca dan menciptakan citra mental dari ide diwakili dalam
teks atau cerita saat mereka terungkap mengambil dimensi baru dengan masuknya grafis dalam
banyak teks elektronik. Grafik ini dapat meningkatkan atau bersaing dengan representasi visual
pembaca.
8. Menentukan Apa Penting.
Proses mental mungkin dilakukan sebelum teks berada di layar, dengan pembangunan
sebuah kata kunci atau kata-kata untuk panduan pencarian. Sepanjang proses navigasi Web dan
membaca teks, siswa diwajibkan untuk fokus pada aspek pemahaman.
9. Skimming, Scanning, dan Selektif membaca.
Banyak peneliti percaya bahwa volume teks yang tersedia di Internet membutuhkan
pembaca untuk terlibat lebih lengkap dalam skimming, scanning, dan membaca selektif..
Memang, strategi ini mungkin sekarang menjadi bagian integral dari proses membaca.
10. Meringkas dan mensintesis.
Sekali lagi, volume teks di Internet membutuhkan perbandingan hampir konstan
informasi di beberapa sumber. Penting bagi pembaca secara teratur untuk berhenti dan
memastikan mereka dapat dimasukkan ke dalam kata-kata mereka sendiri apa yang mereka baca.
11. Berurusan dengan Informasi grafik.
Seperti yang ditunjukkan sebelumnya, belajar cara membaca dalam lingkungan
multimedia di mana informasi dapat disampaikan melalui maya, foto, dan sejenisnya, penting
mengambil interpretasi informasi grafis ke tingkat yang baru.
12. Pemantauan dan Perbaikan Pemahaman.

5
Pengaturan diri menjadi lebih penting daripada sebelumnya, tidak hanya dalam proses
mental yang berhubungan dengan prehensifsion, tetapi juga dalam pemrosesan yang terkait
dengan navigasi yang bergerak strategis dalam situs.
13. Menafsirkan dan Mengevaluasi Informasi.
Sejak posting informasi online tidak diatur, siswa tidak bisa berasumsi dalam domain
public, dan kredibel. Leu, Leu, dan Coiro (2004) memberikan banyak informasi tentang
melakukan pencarian serta cara mudah mengingat dunia informasi.
14. Menjelajahi Teks.
Untuk beberapa derajat, strategi ini meliputi semua yang lain, terutama Skimming,
Scanning, dan Selektif membaca. Dalam beberapa tahun terakhir, istilah navi-gating telah datang
untuk dihubungkan dengan internet, dan itu membutuhkan mengetahui perbedaan antara
browsing dan searching dan kapan harus menggunakan masing-masing hal tersebut.

Literasi Media
A. Pengertian Literasi Media
Secara bahasa, literasi media artinya “melek media” atau “cerdas bermedia”, yaitu
kemampuan memahami dunia media massa sehingga kritis dan selektif dalam menerima
informasi dari media dan tidak mudah terpengaruh pesan terangan-angan dan terselubung
pemberitaan media. Jadi, literasi media adalah kemampuan untuk mengakses, menganalisis,
mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi dalam berbagai bentuk media.
Literasi media merujuk pada kemampuan khalayak yang mampu melek terhadap media dan
pesan media. Berikut beberapa defenisi literasi media:
1. Literasi media adalah pengetahuan mengenai berbagai media berfungsi dalam masyarakat
(Paul Messaris).
2. Literasi media adalah memahami kemampuan budaya, ekonomi, politik, dan teknologi
pembuatan , produksi dan penyiaran pesan (Justin lewis & Shut Shally).
3. Literasi media adalah rangkaian gerakan melek media, yaitu gerakan melek media
dirancang untuk meningkatkan kontrol individu terhadap media yang mereka gunakan
untuk mengirim dan menerima pesan (Baran& Dennis).
4. Literasi media adalah kemampuan itu untuk komunikasikan dengan segenap kemampuan
didalam semua media, cetakan dan elektronik, seperti juga mengakses meneliti dan
mengevaluasi gambar-gambaran, kata-kata dan bunyi-bunyi yang membentuk kultur
media massa saat itu (Tapio Varis).

B. Latar Belakang Literasi Media


Literasi media diperlukan agar pembaca, penonton atau konsumen informasi media
menyadari hal-hal sebagaimana dikemukakan Association for Media Literacy (2007) adalah:
1. Semua pesan media dibangun

6
2. Setiap media memiliki karakteristik, kekuatan dan keunikan membangun bahasa yang
berbeda
3. Pesan media diproduksi untuk satu tujuan
4. Semua pesan media berisi penanaman nilai dan tujuan yang ingin dicapai
5. Manusia menggunakan kemampuan, keyakinan, pengalaman mereka untuk membangun
arti pesan media
6. Media dan pesan dapat mempengaruhi keyakinan, dan pengalaman mereka untuk
membangun sendiri arti pesan media.

C. Tujuan Literasi media


1. Literasi media bertujuan untuk membangun konsumen agar memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang isi media, sehingga dapat mengendalikan pengaruh
media dalam kehidupannya.
2. Literasi media juga bertujuan untuk menghasilkan publik atau warga masyarakat yang
“well informed” serta dapat membuat penilaiaan terhadap content media berdasarkan
pengetahuan, pemahaman mereka terhadap media yang bersangkutan.

D. Center For Media Literacy (2003) menyatakan upaya untuk literasi media bagi khalayak
adalah untuk mengevaluasi dan berpikir secara kritis terhadap content media massa,
mencakup:
1. Kemampuan mengkritik media
2. Kemampuan memproduksi media
3. Kemampuan menggajarkan tentang media
4. Kemampuan mengeksplorasi sistem perbuatan media
5. Kemampuan mengeksplorasi berbagai posisi
6. Kemampuan berpikir kritis atas isi media

Literasi Perempuan
Istilah literasi dalam tulisan ini bukan saja diidentikkan dengan kemampuan seseorang untuk
membaca dan menulis (Hornby, 1995), tetapi secara esensial dipahami sebagai kemampuan
seseorang untuk menyampaikan dan menerima pesan (Iriantara, 2009, h. 4). Literasi perempuan
berarti kemampuan seseorang untuk menyampaikan dan menerima pesan (wacana) tentang
perempuan tanpa diskriminasi sektarian-rasialistik.
Wacana perempuan bergerak melalui gerakan literasi mulai tampak belakangan ini. Gerakan
itu antara lain mengawal melek aksara dan gemar membaca. Meski, literasi secara luas diartikan
sebagai bentuk sikap seorang pribadi untuk dapat tangguh, kritis, menjaga jarak dengan
persoalan, serta mampu menghadapi berbagai tantangan yang menuntut harusnya berdiri di kaki

7
sendiri. Hal ini diungkapkan oleh Penggerak Perempuan Literasi, Betta Anugerah kepada
Analisa, beberapa waktu lalu.
Menurutnya hal itu masuk dalam kerangka wacana besar, yakni bagaimana kondisi objektif
perempuan dan literasi saat ini? Menurutnya perempuan dalam hal ini menjadi subjek, bukan
objek. Artinya perempuan senantiasa melakukan usaha pencerdasan dan pembentukan karakter
anak bangsa melalui kegiatan berliterasi. “Literasi sangat dekat dengan perempuan. Sejarah
mencatat peran perempuan dalam keluarga. Salah satunya adalah menularkan budaya literasi
kepada anak sejak dini,” katanya.
Indonesia pernah mengalami perkembangan isu perempuan yang cukup progressif di awal
tahun 2000. Dalam konteks ekonomi, perempuan hanya dominan dalam
level daytodaylabor (tenaga kerja harian) dan bukan pada posisi top managerial(pengambil
keputusan). Dalam konteks pendidikan, kini telah semakin banyak perempuan yang sadar
pendidikan. Namun, tidak sedikit juga angka buta huruf. Terutama perempuan di wilayah daerah
3T (tertinggal, terluar, terdepan) Indonesia.
“Buta huruf atau niraksara menghinggap pada sebagian besar perempuan usia lanjut namun
masih mampu berkarya-bekerja. Populasi perempuan yang mengenyam pendidikan pun lebih
banyak dari laki-laki. Namun, misalnya jumlah siswa perempuan di bangku sekolah dasar hingga
menengah atas itu tidak dapat menjamin bahwa keadilan gender telah berhasil,” bebernya.
Perempuan seyogyanya dapat menyebarkan nilai-nilai kehidupan melalui kegiatan
literasi. Dari wilayah terkecil yakni keluarga, dari dalam rumah. Seorang perempuan baik yang
belum menikah atau yang telah menikah dapat melakukannya. Pendekatan kepada anak sejak
dini dan di masa remaja adalah perlakuan yang penting dan dapat berpengaruh besar pada hidup
anak di masa yang akan datang. “Perempuan sebagai individu yang dianggap paling dekat
dengan anak dapat menularkan kebiasaan membaca, membeli buku, dan memandu anak dalam
memahami isi bacaan secara menyeluruh,” sahutnya.
Sebagai contoh, seorang ibu yang membacakan dongeng kepada anaknya. Sejatinya, dari
sanalah nilai-nilai baik dalam kehidupan dapat diperoleh sang anak dengan sekaligus. Anak
dapat berekreasi dengan imajinasinya, sembari menikmati kehangatan dari seorang ibu yang
sebenarnya sedang mengedukasi anak tersebut. Sejatinya pemerintah telah merespon baik
beberapa hal terhadap perempuan. Dimulai dari adanya kajian anggaran yang responsif terhadap
gender. Begitupun ditegaskannya, secara umum pemerintah belum memenuhi hak-hak
perempuan karena definisi hak perempuan masih melekat pada adanya budaya patriarki.
Wujudnya masih berupa status quo.

8
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Literasi teknologi dalam dunia pendidikan adalah peserta didik aktif terlibat dalam proses
teknologi atau belajar memanfaatkan hasil teknologi tidak hanya sebats mengetahui, atau
mengenal saja. Peserta didik tidak hanya mengenal teknologi namun juga mampu memanfaatkan
teknologi sebaik mungkin. Pemanfaatan teknologi ini juga memampukan para peserta didik
untuk melatih diri mereka, menemukan dan memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-
harinya melalui penggunaan teknologi.
Literasi media adalah kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan
mengkomunikasikan informasi dalam berbagai bentuk media. Literasi media bertujuan untuk
membangun konsumen agar memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang isi
media, sehingga dapat mengendalikan pengaruh media dalam kehidupannya.
Literasi perempuan berarti kemampuan seseorang untuk menyampaikan dan menerima
pesan (wacana) tentang perempuan tanpa diskriminasi sektarian-rasialistik. Perempuan
seyogyanya dapat menyebarkan nilai-nilai kehidupan melalui kegiatan literasi. Dari wilayah
terkecil yakni keluarga, dari dalam rumah. Seorang perempuan baik yang belum menikah atau
yang telah menikah dapat melakukannya. Pendekatan kepada anak sejak dini dan di masa remaja
adalah perlakuan yang penting dan dapat berpengaruh besar pada hidup anak di masa yang akan
datang.

B. Saran
Diharapkan para peserta didik maupun mahasiswa dapat menerapkan literasi teknologi,
media, dan perempuan dalam bidang pengajaran maupun lingkungan masyarakat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Apriadi, Tamburaka.2013. Literasi Media: Cerdas bermedia khalayak media massa.


Jakarta:Rajawali Pers.

http://kartikaliterasi.blogspot.com/2016/11/rika-kartika-bab-i-pendahuluan-1.html

http://duniapendidikan.putrautama.id/literasi-media-literasi-teknologi-literasi-visual/

https://www.komunikasipraktis.com/2017/01/pengertian-literasi-media-latar.html

http://teraskita.wordpress.com/2014/10/15/literasi-perempuan/

http://harian.analisadaily.com/mobile/wanita-dan-keluarga/news/perempuan-dan-
literasi/297923/2017/01/13

10

Anda mungkin juga menyukai