Anda di halaman 1dari 45

Analisis Kesulitan Siswa Kelas VII dalam Menyelesaikan Soal pada Materi

Bilangan Bulat di SMP Negeri 6 Palangka Raya

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:
Meila Kristin
ACA 118 043

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam

mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pada UU No. 20 pasal 3

tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan diberikan

dengan tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab (Hamalik, 2005: 81). Pendidikan di

Indonesia selalu mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut dapat

dilihat melalui adanya perubahan-perubahan yang bertujuan untuk memenuhi

tuntutan perkembangan dan peningkatan kualitas pendidikan. Menurut

Soedjadi (2000:6) mendefinisikan pendidikan adalah usaha yang dilakukan

agar siswa dapat mencapai tujuan pendidikan. Upaya peningkatan pendidikan

dilakukan agar siswa mampu menghadapi berbagai perubahan dan tuntutan

untuk menjadi manusia yang mampu berpikir serta bertindak sesuai dengan

kemampuannya sehingga diperlukan penalaran berpikir kritis, matematis, logis

dan kreatif dalam mengkomunikasikan gagasan atau ide dalam pemecahan

masalah. Cara berpikir tersebut dapat dikembangkan dengan belajar

matematika.

1
Matematika yang merupakan ilmu universal memiliki peran yang besar

dalam perkembangan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi.

Pelajaran matematika diberikan pada setiap jenjang pendidikan di sekolah di

Indonesia dengan tujuan untuk menumbuh kembangkan kemampuan berpikir

logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama

siswa. Selain itu penguasaan tentang matematika yang baik akan menjadi

landasan pesatnya pengembangan pengetahuan lain di masa depan. Septiawati

dalam Asprianti (2018:2) menuliskan bahwa matematika adalah disiplin ilmu

yang berkaitan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun

secara hirarkis dengan penalaran yang bersifat deduktif dan dengan

karakteristik yang saling berkaitan erat. Oleh karena itu, untuk memahami

konsep matematika yang tersusun secara hirarkis tersebut, menyebabkan antara

materi satu dengan yang lainnya saling berkaitan erat. Oleh karena itu, untuk

memahami konsep matematika perlu memperhatikan konsep-konsep

sebelumnya. Ini berarti belajar matematika harus bertahap dan berurutan secara

sistematis dan pengalaman belajar yang lalu sangat berpengaruh.

Salah satu sub bab pokok dalam matematika adalah bilangan bulat.

Muhsin (2012) mengemukakan bahwa bilangan bulat adalah bilangan penuh

yang terdiri dari bilangan bulat positif (1, 2, 3,...) bilangan nol dan bilangan

bulat negatif (-1, -2, -3,...). Operasi hitung bilangan bulat merupakan salah satu

sub pokok matematika dan dipelajari di jenjang Sekolah Menengah Pertama.

Bagi kalangan pelajar dari tingkat SD, SMP, SMA maupun perguruan tinggi,

beranggapan bahwa matematika merupakan ilmu yang sangat sulit karena

2
matematika bersifat abstrak (Yeni, 2015: 1), kesulitan yang dialami yaitu

banyak siswa belum memahami konsep matematika dan kurangnya minat

siswa dalam belajar matematika.

Kesulitan merupakan ketidaksanggupan atau ketidakmampunya siswa

dalam belajar karena belum menguasai konsep, fakta, prinsip dan keterampilan

(Waskitoningtyas, 2016: 26). Menurut Hasibuan ( 2018: 19) kesulitan belajar

menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa yang dipengaruhi oleh faktor dari

luar diri siswa yang buruk. Yeni (2015: 1) mengatakan bahwa kesulitan belajar

dapat diartikan sebagai ketidak sanggupan atau ketidak mampuan anak dalam

mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru.

Menurut Jamal (2014: 20) menegaskan bahwa kesulitan atau kendala

belajar yang dialami siswa disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, misalkan

kesehatan, bakat minat, motivasi, intelegensi dan sebagainya. Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa, misalkan dari

lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan masyarakat. Kesulitan siswa

dalam belajar matematika adalah kesulitan konsep. Ada tiga hal yang

menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika

diantaranya yaitu persepsi (perhitungan matematika), intervensi dan ektrafolasi

pelaksanaan proses belajar mengajar sangat menentukan sejauh mana

kerberhasilan yang akan dicapai dalam mata pelajaran matematika.

Berdasarkan hasil penelitian peneliti pada waktu melaksanakan PLP –

II di SMP Negeri 6 Palangka raya. Khususnya kelas VII, peneliti mendapatkan

3
bahwa kebanyakan siswa tersebut mengalami kesulitan dalam menyelesaikan

soal operasi bilangan bulat.

Kesulitan belajar siswa akan berdampak terhadap prestasi belajar siswa,

karena memperoleh prestasi yang baik maka didapat dari perlakuan belajar di

sekolah maupun diluar sekolah. Dan atas ketentuan serta usaha yang dilakukan

oleh siswa dalam belajar. Hal tersebut juga terjadi dalam belajar matematika,

oleh sebab itu memahami kesulitan belajar siswa dalam pelajaran matematika

penting bagi guru disekolah agar dijadikan menjadi masukan untuk

memperbaiki proses belajar mengajar dikelas.

Dari uraiaan di atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan

penelitian tentang kesulitan siswa dan faktor-faktor kesulitan apa saja yang

dialami siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan, pengurangan, perkalian

dan pembagian pada bilangan bulat.

Berdasarkan uraiaan di atas, maka perlu diadakan penelitiaan dengan

judul “Analisis Kesulitan Siswa Kelas VII dalam Menyelesaikan Soal pada

Materi Bilangan Bulat di SMP Negeri 6 Palangka Raya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah, dalam

penelitian ini yaitu:

1. Kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal pada

Operasi Bilangan Bulat?

4
2. Apa penyebab kesulitan siswa dalam mengerjakan soal Operasi

Bilangan Bulat?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini

adalah menganalisis dan mengidentifikasikan apa kesulitan dan penyebab

terjadinya kesulitan yang dialami oleh siswa kelas VII-7 SMP Negeri 6

Palangka Raya.

D. Pembatasan Masalah

Agar ruang lingkup penelitian tidak meluas, maka perlu adanya

pembatasan agar penelitian ini lebih efektif dan efesien. Pembatasan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini menggunakan materi bilangan bulat dengan sub materi

operasi hitung pada bilangan bulat ( penjumlahan, pengurangan,

perkalian dan pembagian pada bilangan bulat).

2. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas VII-7 SMP Negeri 6 Palangka

Raya Semester 1 (Ganjil) Tahun Ajaran 2022/2023.

3. Faktor-faktor penyebab kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal pada

materi operasi hitung bilangan bulat ( penjumlahan, pengurangan,

perkalian dan pembagian pada bilangan bulat).

5
E. Manfaat Penelitian

Secara umum penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam

memberikan masukan terhadap upaya peningkatan hasil belajar matematika

siswa. Secara operasional manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini

adalah :

1. Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai

analisis kesuliatan siswa dalam menyelesaikan soal matematika.

Sehingga guru dapat menyesuaikan cara mengajarnya sesuai dengan

kebutuhan siswa.

2. Bagi siswa, sebagai sumber informasi untuk mengetahui kesulitan yang

dialami dan menjadi langkah untuk perubahan yang lebih baik.

3. Bagi peneliti, penelitian ini memberikan pengalaman yang berharga

dalam rangka mengembangkan pengetahuan dan sebagai bekal untuk

terjun ke dunia pendidikan terkait dengan kesulitan siswa dalam

menyelesaikan soal matematika.

4. Bagi peneliti lain, sebagai bahan acuan dan pertimbangan untuk

melakukan penelitian yang sejenis.

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Teori dan Pustaka

1. Hakekat Matematika

Matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan,

besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya.

Matematika terbagi dalam tiga bagian besar yaitu aljabar, analisis dan

geometri. Menurut Ismail (Hamzah dan Muhlisrarini, 2014: 48), “Matematika

adalah ilmu yang membahas angka-angka dan perhitungannya, membahas

masalah-masalah numerik, mengenai kuantitas dan besaran, mempelajari

hubungan pola, bentuk dan struktur, sarana berpikir, kumpulan sistem, dan

alat”.

Menurut Soedjadi (2000: 11) definisi atau pengertian matematika

adalah :

“(a) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak yang

terorganisir secara sistematik; (b) Matematika adalah pengetahuan

tentang bilangan dan kalkulasi; (c) Matematika adalah pengetahuan

tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan; (d)

Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan

masalah tentang ruang dan bentuk; (e) Matematika adalah

pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik; (f) Matematika

adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat”.

7
Menurut Ruseffendi (Heruman, “ Matematika adalah bahasa simbol,

ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang

pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang telah

didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan

akhirnya ke dalil”. Sedangkan menurut Soedjadi (2000: 13), “Hakekat

matematika yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan,

dan pola pikir yang deduktif”.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa maksud

dengan hakikat dari matematika adalah ilmu yang membahas tentang angka-

angka dan perhitungannya, simbol, bentuk dan ruang, penalaran yang logik dan

sistematik, dan merupakan salah satu cabang ilmu sains.

2. Kesulitan Belajar Siswa

Menurut Ahmada (2004: 93) “Kesulitan adalah suatu kondisi proses

belajar yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu untuk

mencapai hasil belajar sehingga siswa tidak dapat belajar sebagaimana

mestinya”.

Dalam kurikulum pendidikan dijelaskan bahwa kesulitan belajar

merupakan terjemahan dari bahasa inggris Learning Disability yang berarti

ketidakmampuan belajar. Berkesulitan belajar atau Learning Disability artinya

ketidakmampuan belajar. Arti yang tepat sukar ditetapkan karena digunakan

dalam berbagai disiplin ilmu pendidikan, antara lain psikologi dan ilmu

kedokteran (Runtukahu, 2014: 19).

8
Kesulitan belajar atau ketidakberesan dalam belajar ditunjukan oleh

hasil belajar yang rendah. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal (dalam

Hidayati, 2013: 17). Kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan

yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran

dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca,

menulis, menalar atau kemampuan dalam bidang studi matematika

(Abdurtahman 2003: 7).

Anak-anak yang memiliki kesulitan belajar juga sering memperlihatkan

kekurangan dalam mendengarkan. Akibat dari keadaan semacam ini anak

berkesulitan belajar sering dianggap guru atau teman-teman mereka sebagai

anak yang ngawur, artinya menjawab tanpa mempertimbangkan kelengkapan

informasi. Anak yang demikian perlu dibimbing agar mereka berupaya

mengumpulkan informasi yang cukup sebelum menjawab suatu permasalahan

(Abdurrahman, 2003: 177)

Anak yang mengalami kesulitan belajar adalah anak yang memiliki

gangguan satu atau lebih dari proses dasar yang mencakup pemahaman

penggunaan bahasa lisan atau tulisan, gangguan tersebut mungkin

menanpakkan diri dalam bentuk kemampuan yang tidak sempurna dalam

mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau

menghitung.

Mulyadi (dalam Ninym, 2015: 3) menyatakan bahwa kesulitan belajar

adalah suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatab-hambatan

9
dalam kegiatan mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha lebih giat lagi

untuk dapat mengatasinya. Hambatan inilah yang mungkin disadari dan

mungkin saja tidak disadari oleh siswa yang mengalaminya.

3. Kesulitan Siswa Belajar Matematika

Kesulitan belajar matematika menyangkut kesukaran dalam

menyelesaikan soal matematika. Kesulitan belajar matematika pula dilihat dari

cara siswa memahami konsep mengenai materi yang diajarkan oleh guru. Ada

berbagai macam kesulitan yang dialami oleh siswa menyelesaikan soal

matematika, terutama pada materi operasi hitung bilangan bulat dengan sub

materi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Dalam hal ini

dapat dilihat bahwa siswa mengalami kesulitan dalam membedakan simbol

atau bilangan yang akan dioperasikan. Seperti halnya siswa sulit

mengoperasikan bilangan positif dan negatif.

Kesulitan belajar matematika disebut juga diskalkulia (dyscalculis).

Istilah diskalkulis memiliki konotasi medis, yang memandang adanya

keterkaitan dengan gangguan sistem saraf pusat. Kesulitan belajar yang berat

oleh Kirk (Abdurrahman, 2003: 259) disebut akalkulia (acalculia).

Kesulitan belajar siswa dalam bidang matematika lebih sering kita

jumpai dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Hal ini dapat dilihat dari

rendahnya nilai-nilai mereka dalam tes matematika yang diadakan (Sutisna,

2010: 37). Hal ini pula yang terjadi di kelas VII-7 SMP Negeri 6 Palangka

Raya.

10
Adapun yang menjadi indikator kesulitan belajar matematika dalam

penelitian ini pada faktor intelektual siswa mencakup 4 aspek yakni:

1. Kesulitan belajar fakta

Menurut Soedjadi (2000: 37), “ Fakta merupakan perjanjian atau

pemukatan yang dibuat dalam matematika, misalnya lambang, nama, istilah,

serta perjanjian”. Kaitannya dengan kesulitan belajar matematika siswa, siswa

sering kali mengalami kesulitan disebabkan dari adanya lambang-lambang atau

simbol-simbol, huruf dan angka.

Berdasarkan indikator kesulitan belajar fakta yang dijelaskan diatas

maka peneliti dapat mengukur dan memberikan gambaran. Pada langkah ini,

siswa dikatakan mengalami kesulitan apabila tidak dapat menuliskan dengan

benar apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal.

2. Kesulitan belajar konsep

Menurut Soedjadi (2000: 37), “Konsep merupakan pengertian abstrak

yang memungkinkan seseorang menggolong-golongkan objek atau peristiwa.

Hubungannya dengan kesulitan belajar matematika, siswa sering mengalami

kesulitan untuk menangkap konsep dengan benar.

Berdasarkan indikator kesulitan belajar konsep yang dijelaskan diatas

maka peneliti dapat mengukur dan memberikan gambaran. Pada langkah ini,

11
siswa dikatakan mengalami kesulitan apabila siswa tidak menangkap dengan

benar apa yang ditanyakan dalam soal.

3. Kesulitan belajar operasi

Menurut Soedjadi (2000: 38), “Operasi adalah pengerjaan hitung,

pengerjaan aljabar, dan pengerjaan matematika yang lain. Operasi dalam

matematika adalah suatu fungsi yaitu relasi khusus karena operasi adalah

aturan untuk memperoleh elemen tunggal dari satu atau lebih elemen yang

diketahui.

Berdasarkan indikator kesulitan belajar operasi yang dijelaskan diatas

maka peneliti dapat mengukur dan memberikan gambaran. Pada langkah ini

siswa dikatakan mengalami kesulitan apabila siswa tidak dapat mengerjakan

soal dengan benar.

4. Kesulitan belajar prinsip

Menurut Soedjadi (2000: 38), “ Prinsip yaitu pernyataan yang

menyatakan berlakunya suatu hubungan antara beberapa konsep. Pernyataan

ini dapat menyatakan sifat-sifat suatu konsep itu. Berkaitan dengan kesulitan

belajar yang dialami siswa dalam belajar matematika, maka sering siswa tidak

memahami asal usul suatu prinsip, ia tahu rumusnya dan bagaimana

menggunakannya, namun tidak tahu mengapa digunakan.

Berdasarkan indikator kesulitan belajar prinsip yang dijelaskan diatas

maka peneliti dapat mengukur dan memberikan gambara. Pada langkah ini,

siswa dikatakan mengalami kesulitan apabila siswa tahu rumusnya namu tidak

mengetahui bagaimana cara menggunakannya.

12
Adapun kesulitan menurut Lerner (2002); Heward & Orlansky (2002);

Krik & Gallagher (2008) dalam Runtukahu dan Kondou (2014: 49),

mengemukakan bahwa banyak gejala kesulitan belajar berhubungan dengan

kesulitan belajar matematika, antara lain: masalah hubungan spasial atau ruang,

masalah dengan simbol-simbol, dan masalah dengan bahasa. Selanjutnya,

Runtukahu dan Kandou (2014: 55-56), berpendapat bahwa karakteristik anak

berkesulitan belajar matematika antara lain, sebagai berikut : (1) Kesulitan

memahami konsep hubungan spasial (keruangan). Contoh: atas-bawah, jauh-

dekat, tinggi-rendah, dan kiri-kanan. Kesulitan ini mengganggu pemahaman

siswa tentang sistem bilangan secara keseluruhan; (2) Kesulitan dalam

memahami konsep arah dan waktu. Kesulitan belajar tentang arah (kiri-kanan,

atas-bawah, horizontal-vertikal, utara-selatan) dan waktu (jam); (3)

abnormalitas persepsi visual-spasial. Kesulitan dalam menulis dan

menggambar, kesulitan memahami objek terkait himpunan objek. Anak yang

memiliki abnormalitas persepsi visual juga sering tidak mampu membedakan

bentuk-bentuk geometri. (4) asosiasi visual-motor. Kesulitan belajar

kemampuan berhitung (counting), memahami korespodensi 1-1, dan kesulitan

membandingkan; (5) kesulitan mengenal dan memahami simbol. Contohnya:

lebih dari (>), kurang dari (<) dan sama dengan (=), simbol operasi bilangan

(+, -, ×, ÷ ). Kesulitan semacam ini dapat disebabkan oleh gangguan memori

(kondisi ketika otak memiliki kesulitan untuk menyimpan, mengendalikan dan

mengingat kembali). Misalnya, kesulitan dalam berhitung penjumlahan,

pengurangan, perkalian dan pembagian. (6) kesulitan dalam Bahasa dan

13
Membaca, matematika itu sendiri pada hakikatnya adalah simbolis, karena

itulah kesulitan dalam bahasa dapat mempengaruhi terhadap kemampuan anak

dibidang matematika. (7) skor PIQ jauh lebih rendah daripada skor VIQ,

rendahnya skor PIQ pada anak berkesulitan belajar matematika terkait

kesulitan memahami konsep, gangguan persepsi visual, dan adanya gangguan

asosiasi visula-motor.

4. Bilangan Bulat

Bilangan erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Manusia

menggunakan bilangan dalam berbagai aspek kehidupannya. Menurut Suparti,

dkk (2009: 102-17), menjelaskan bahwa bilangan bulat terdiri dari bilangan

bulat positif, nol dan bilangan bulat negarif.

Gambar 1. Bilangan Bulat

Operasi pada bilangan bulat terdiri dari 4 operasi pokok yaitu:

1. Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat

Pengertian penjumlahan menurut Hasan (Adjie Nahrowie, 2014)

diambil dari kata dasar jumlah yang berarti banyaknya (bilangan atau sesuatu

yang dikumpulkan menjadi satu). Penjumlahan adalah proses, cara, perbuatan

menjumlahkan. Menurut Subarinah (Adjie Nahrowie, 2014) penjumlahan

adalah menggabungkan dua kelompok (himpunan). Dari pengertian diatas

14
dapat disimpulkan bahwa pengertian penjumlahan adalah proses

menggabungkan dua kelompok (himpunan).

Menurut Astuti Lusia (2009) penjumlahan bilangan bulat mencakup:

a. Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan positif

Contoh 2.1:

5+4=9

b. Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan negatif

Contoh 2.2:

7 + (-5) = 2

c. Menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan positif

Contoh 2. 3:

-5 + 4 = -1

d. Menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan negatif

Contoh 2.4:

-5 + (-4) = -9

Pada operasi penjumlahan bilangan bulat, terdapat sifat-sifat penting

yang perlu diketahui, yaitu (Astuti Lusia, 2009):

a. Sifat tertutup

Jika a dan b bilangan bulat, maka a+b juga merupakan bilangan bulat.

b. Sifat pertukaran (komutatif)

Jika a dan b bilangan bulat maka a + b = b + a

c. Sifat pengelompokan (asosiatif)

Jika a, b dan c bilangan bulat, maka (a + b) + c = a + (b + c)

15
d. Sifat identitas

Jika a bilangan bulat maka bersifat a + 0 = 0 + a. Bilangan 0 merupakan

unsur atau elemen identitas dari penjumlahan.

e. Sifat invers penjumlahan

Untuk setiap bilangan bulat a, ada bilangan bulat b sehingga a + b = b +

a = 0. Bilangan b ini disebut lawan dari a dan biasanya dinyatakan

dengan (-a)

f. Sifat penghapusan (konselasi)

Jika a,b dan c bilangan bulat dan a + c = b + c maka a=b.

2. Operasi Pengurangan bilangan bulat

Pengurangan adalah proses, cara atau perbuatan mengambil suatu angka

dari angka tertentu. Menurut Subarinah (Adjie Nahrowie, 2014) pengurangan

adalah pengambilan kelompok baru. Menurut Astuti Lusia (2009) pengurangan

bilangan bulat mencakup:

a. Mengurangkan bilangan bulat positif dengan positif.

Contoh 2.5:

6–9=-3

b. Mengurangkan bilangan bulat positif dengan negatif

Contoh 2.6:

4 – (-6) =10

c. Mengurangakn bilangan bulat negatif dengan positif

Contoh 2.7:

-2 – 7 = -9

16
d. Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan negatif

Contoh 2.8:

-9 – (-4) = -5

Pada operasi pengurangan bilangan bulat, terdapat sifat-sifat penting

yang perlu diketahui, yaitu:

a. Sifat tertutup pada pengurangan

Untuk sembarang bilangan bulat a dan b, jika a-b = c, maka c bilangan

bulat juga.

b. Pengurangan sebagai bentuk penjumlahan dengan lawan pengurangannya.

Untuk sembarang bilangan bulat a dan b, berlaku: a – b = a + (-b), artinya,

mengurangkan b dari a sama artinya dengan menambahkan lawan b pada

a.

c. Pada operasi pengurangan tidak berlaku sifat komutatif dan asosiatif.

Karena a – b ≠ b – a serta (a – b) – c ≠ a – (b – c).

d. Sifat pengurangan bilangan nol (0)

1) a – 0 = a

2) 0 – a = (-a)

3) 0 – 0 = 0

3. Operasi Perkalian Bilangan Bulat

Perkalian adalah penjumlahan berulang, maksudnya adalah 3 ×5 sama

artinya dengan 5 + 5 + 5 . hasil perkalian dua bilangan bulat dilihat dari tanda

bilangannya. Operasi perkalian pada bilangan bulat mencakup:

17
a. Hasil kali dua bilangan bulat positif adalah bilangan bulat positif.

a × b=ab.

b. Hasil kali bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif adalah

bilangan bulat negatif. a × (−b )=−ab

c. Hasil kali bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif adalah

bilangan bulat negatif. ( – a ) × b=−ab

d. Hasil kali dua bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat positif.

( – a ) × (−b )=ab atau ¿

e. Hasil perkalian antara bilangan bulat dengan nol adalah nol. Untuk setiap

bilangan bulat a, selalu berlaku: a × 0=0 × a=0

f. Unsur identitas pada perkalian. Untuk setiap bilangan bulat a, selalu

berlaku: a ×1=1× a=a

Pada operasi perkalian bilangan bulat, terdapat sifat-sifat penting yang

perlu diketahui, yaitu:

a. Sifat komutatif (pertukaran) pada perkalian. Untuk sembarang bilangan

bulat a dan b, berlaku: a × b=b× a

b. Sifat asosiatif (pengelompokan) pada perkalian. Untuk sembarang

bilangan bulat a, b, dan c, berlaku: ( a × b ) ×c=a×( b× c)

c. Sifat distributif (penyebaran) pada perkalian.

1) Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan. Untuk sembarang

bilangan bulat a, b dan c, berlaku: a × ( b+c )=( a× b ) + ( a× c ) .

2) Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan. Untuk sembarang

bilangan bulat a, b dan c, berlaku a × ( b−c ) =( a ×b )−( a ×b).

18
d. Sifat tertutup pada perkalian. Untuk sembarang bilangan bulat a dan b, jika

a × b=c ,maka c juga bilangan bulat.

4. Operasi Pembagian Bilangan Bulat

Pembagian didefinisikan sebagai a ÷ b=c , artinya adalah ada

sekumpulan benda sebanyak a dibagi rata (sama banyak) dalam b kelompok.

Maka cara membaginya dilakukan dengan pengambilan berulang sebanyak b

sampai habis dengan setiap kali pengambilan dibagi rata ke semua kelompok.

Banyaknya pengambilan ditunjukkan dengan hasil yang didapat oleh masing-

masing kelompok yaitu c. Hasil pembagian dua bilangan bulat dilihat dari

tanda bilangannya. Operasi pada bilangan bulat mencakup:

a. Hasil bagi dua bilangan bulat positif adalah bilangan bulat positif.

Contoh: 8 ÷ 2=4

b. Hasil bagi bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif, atau

sebaliknya adalah bilangan bulat negatif.

Contoh: 8 ÷ (−2 )=−4 atau (−16 ) ÷ 4=−4

c. Hasil bagi dua bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif.

Contoh: (−18 ) ÷ (−2 )=9

d. Pembagian dengan bilangan nol. Untuk sembarang bilangan bulat a, maka

a ÷ 0 tidak didefinisikan, 0 ÷ a=0

Pada operasi pembagian bilangan bulat, terdapat sifat-sifat penting yang

perlu diketahui, yaitu:

a. Ternyata, operasi pembagian pada bilangan bulat tidak bersifat tertutup.

Hal ini dapat dilihat pada pembagian 12 ÷7=1,7 karena 1,7 bukanlah

19
termasuk bilangan bulat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada operasi

pembagian bilangan bulat tidak berlaku sifat tertutup.

b. Ternyata, operasi pembagian pada bilangan bulat tidak bersifat komutatif

(pertukaran) karena 6 ÷ 2≠ 2 ÷ 6.

c. Ternyata, operasi pembagian pada bilangan bulat tidak bersifat asosiatif

(pengelompokan) karena ( 16 ÷ 4 ) ÷ 2 ≠16 ÷ ( 4 ÷2 ) .

d. Ternyata, operasi pembagian pada bilangan bulat tidak bersifat distributif

pembagian terhadap penjumlahan, karena 16 ÷ ( 4+ 2 ) ≠ ( 16 ÷ 4 )+ ( 16÷ 2 ) .

e. Ternyata, operasi pembagian pada bilangan bulat tidak bersifat distributif

pembagian terhadap pengurangan, karena 40 ÷ ( 8−4 ) ≠ ( 40÷ 8 ) −( 40 ÷ 4 ) .

f. Memiliki Elemen Identitas

Pada operasi pembagian, bilangan 1 (satu) merupakan elemen identitas,

maksudnya, untuk sembarang bilangan bulat, apabila dibagi dengan 1 akan

menghasilkan bilangan itu sendiri. Sehingga dapat dituliskan, “ untuk

setiap bilangan bulat p akan selalu berlaku p ÷1=1

Contoh: 46 ÷ 1=46 . Maka operasi pembagian pada bilangan bulat

memiliki elemen identitas.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:

1. penelitian yang dilakukan oleh Lenggo Geni (2018/2019) di MTsN 3

Agam (Sumatera Barat) dengan judul “ Analisis Kesulitan Siswa dalam

Menyelesaikan Soal Cerita Matematika pada Materi Bilangan Bulat dan

20
Pecahan di Kelas VII MTsN 3 Agam”. Dalam penelitian ini

menyimpulkan bahwa banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan soal cerita. Terlihat beberapa kesulitan yang dialami

siswa saat menyelesaikan soal cerita diantaranya 53, 13 % siswa

mengalami kesulitan dalam memahami soal cerita, 60,63% siswa

mengalami kesulitan dalam membuat model matematika, 61,13% siswa

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan model matematika dan 67,5%

siswa mengalami kesulitan dalam menyatakan jawaban akhir. Sehingga

dapat disimpulkan hampir lebih dari setengah jumlah siswa mengalami

kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita dengan materi Bilangan Bulat

dan Pecahan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Novita Karina Dewi dkk (2020) di SMP

Budi Luhur Samarinda kelas VII dengan juduk “ Analisis Kesulitan

Menyelesaikan Soal Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan

Pecahan Siswa Kelas VII”. Dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa

siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika

pada materi Operasi Hitung Bilangan Pecahan ditemukan beberapa

kesulitan yaitu kesulitan dalam menggunakan konsep (24,04%), kesulitan

dalam menggunakan prinsip (66, 35%), kesulitan dalam menyelesaikan

masalah verbal (9,61%). Penyebab kesulitan siswa dalam menggunakan

konsep adalah ketidakmampuan untuk menyatakan arti dari istilah yang

mewakili konsep tertentu, seperti siswa lupa dalam menentukan nilai

pembilang dan nilai penyebut dari sebuah ilustrasi pecahan sejenis,

21
kesulitan dalam menggunakan prinsip yaitu siswa tidak mampu

melakukan kegiatan penemuan tentang sesuatu yang tidak teliti dalam

perhitungan atau operasi hitung dan ketidakmampuan siswa untuk

menentukan faktor yang relevan dan akibatnya siswa tidak mampu

mengabstaksikan pola-pola, seperti siswa sering kali kurang teliti dalam

menuliskan algoritma perhitungan atau pengurangan, ragu dalam

menentukan sifat operasi hitung dan kesusahan dalam menyederhanakan

hasil pecahan. Dan kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah-

masalah verbal yaitu siswa tidak memahami istilah-istilah khusus seperti

siswa sering kurang teliti dalam memasukan data yang sesuai, siswa

sering kebingungan dalam membuat model matematikanya.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Sartika Hati (2015) di SMP Negeri 2

Limboto dengan judul “ Analisis Kesulitan Belajar Siswa pada Operasi

Hitung Bilangan Bulat dalam Menyelesaikan Soal Cerita di Kelas VII

SMP Negeri 2 Limboto”. Dalam penelitian menyimpulkan bahwa siswa

mengalami kesulitan belajar fakta (47,01%), kesulitan belajar konsep (27,

33%), kesulitan belajar prinsip (95,65%) dan kesulitan belajar operasi

(26,90%). Hal ini menunjukan bahwa tingkat kesulitan siswa tergolong

sedang jika dilihat dari keempat indikator tersebut.

C. Kerangka Berpikir

Menurunnya pemahaman siswa terkait materi bilangan bulat

menunjukkan siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal

yang berkaitan dengan materi bilangan bulat. Kurangnya pemahaman yang

22
dialami oleh siswa seperti dalam mengoperasikan bilangan bulat pada

penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Dengan adanya

kesulitan yang dialami oleh siswa mengakibatkan pada saat mengerjakan soal

tersebut terjadi kesulitan menentukan jawaban. Hal ini disebabkan karena

siswa belum memahami secara penuh materi yang berkaitan, hanya asal

menggunakan sifat operasi bilangan bulat, sulit dalam menentukan mana

bilangan positif dan negatif. Untuk mengetahui lebih pasti penyebab kesulitan

yang dialami siswa perlu dilakukan analisis.

Kesulitan merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan

adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai tujuan, sehingga

memerlukan usaha lebih giat dalam mengatasinya. Hambatan-hambatan ini

mungkin disadari dan mungkin juga tidak disadari oleh orang yang

mengalaminya dan dapat bersifat sosiologis, psikologis atau fisiologis dalam

keseluruhan proses belajarnya. Orang yang mengalami hambatan dalam proses

mencapai hasil belajar akan mendapatkan hasil dibawah semestinya. Sehingga

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh guru tercapai dalam penelitian

ini penulis akan melihat bagaimana kesulitan yang dialami siswa saat

menyelesaikan soal matematika pada bilangan bulat (penjumlahan,

pengurangan, perkalian dan pembagian),

Materi bilangan bulat erat kaitannya dengan penerapan matematika

dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, soal-soal yang terdapat pada

materi bilangan bulat lebih banyak berbentuk soal uraian dan pilihan ganda.

23
Untuk mengetahui alur berpikir dan tahapan pengerjaan yang dilakukan siswa

dengan lebih jelas dipergunakanlah soal bentuk uraian.

Pada penelitian ini, dilakukan analisis kesulitan dan diambil konsep

tentang bilangan bulat dengan melihat adanya kesulitan belajar fakta, kesulitan

belajar konsep, kesulitan belajar operasi, dan kesulitan belajar prinsip. Setelah

diketahui kesulitan yang dialami oleh siswa dilakukan wawancara untuk

mengetahui penyebab kesulitan tersebut. Dari penyebab tersebut maka dapat

diklarifikasikan kesulitan apa saja yang dialami siswa pada materi bilangan

bulat.

24
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Palangka Raya tahun

ajaran 2021/2022 yang beralamat di jalan Seth Adji, Panarung, Kec. Pahandut,

Kota Palangka Raya. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran

2022/2023.

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, karena proses

dan hasil penelitian dituangkan berdasarkan analisis deskriptif dalam bentuk

paparan atau gambaran berupa afirmasi atau kejadian. “Penelitian deskriptif

merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

mengenai status atau gejala yang ada, menurut apa adanya pada saat penelitian

dilakukan” (Arikunto, 2016: 282).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, karena pertanyaan pada rumusan masalah mengenai kesulitan yang

dialami siswa dalam menyelesaikan soal Bilangan Bulat dan penyebab

terjadinya kesulitan-kesulitan tersebut tidak dapat dijawab dengan cara

kuantifikasi, akan tetapi memerlukan data berupa kata-kata tertulis ataupun

lisan.

25
Menurut Moleong (2017: 6) mengatakan bahwa penelitian kualitatif

adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk

kata-kata dan bahasa.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran matematika dan

siswa kelas VII-7 SMP Negeri 6 Palangka Raya tahun ajaran 2021/2022

sebanyak 37 orang. Dari sumber data dipilih 5 siswa untuk dilakukan tes dan

wawancara untuk mengetahui penyebab siswa mengalami kesulitan dalam

mengerjakan materi Bilangan Bulat mewakili seluruh siswa kelas VII-7 SMP

Negeri 6 Palangka Raya.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah atau tahap-tahap yang akan

dilalui atau dikerjakan dalam melakukan suatu penelitian agar diperoleh data-

data yang akurat sehingga tercapailah tujuan dari penelitian. Prosedur dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pra-Penelitian

a. Memilih lokasi penelitian yaitu SMP Negeri 6 Palangka Raya.

b. Melakukan observasi dan wawancara ke lokasi penelitian.

c. Menyusun proposal penelitian.

d. Mengkonsultasikan proposal penelitian dengan dosen pembimbing.

26
e. Mengadakan seminar proposal.

f. Memperbaiki proposal penelitian sesuai saran dosen pembimbing.

g. Menyiapkan instrumen penelitian berupa tes dan pedoman

wawancara, dan alat-alat komunikasi.

h. Uji Validitas Instrumen.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Melakukan tes

b. Memeriksa hasil tes.

c. Mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dialami siswa.

d. Menentukan beberapa siswa untuk diwawancara.

e. Melakukan wawancara pada siswa yang terpilih untuk diwawancarai.

3. Analisis data

Pada tahap ini hasil jawaban siswa dianalisis dari tes dan wawancara

yang telah dilakukan. Analisis ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-

bentuk kesulitan dan mengetahui penyebab siswa mengalami kesulitan pada

materi Bilangan Bulat.

4. Membuat laporan hasil penelitian.

Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan terhadap hasil

analisis data yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya.

Secara ringkas prosedur penelitian ini dapat dilihat pada

Gambar 1 dibawah ini:

27
Gambar 1. Prosedur Penelitian

E. Definisi Istilah

Definisi istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan,

karangan, dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal

usul, sebab, penyebab).

2. Kesulitan merupakan hambatan yang dialami siswa saat menyelesaikan

soal pada materi bilangan bulat. Kesulitan diartikan juga merupakan

gangguan dalam menyimak, berbicara, membaca, menulis dan

berhitung hal ini karena faktor internal individu itu sendiri, yaitu

disfungsi minimal otak.

28
3. Bilangan Bulat merupakan gabungan dari himpunan invers bilangan

asli, himpunan bilangan asli dan bilangan nol. Himpunan semua

bilangan asli sebagai bagian dari himpunan bilangan bulat disebut

bilangan bulat positif, ditulis {1, 2, 3, ...} atau {+1, +2, +3,...}.

sedangkan {...,-3, -2, -1} disebut himpunan semua bilangan bulat

negatif.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah kesulitan yang

dialami siswa dalam menyelesaikan soal uraian pada materi bilangan bulat

serta faktor penyebab kesulitan siswa. Ada 2 metode yang digunakan peneliti

untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu metode tes dan

wawancara.

1. Metode Tes

Metode Tes digunakan untuk mengetahui bentuk-bentuk kesulitan yang

dialami siswa kelas VII-7 SMP Negeri 6 Palangka Raya pada materi Bilangan

Bulat. Bentuk tes uraian dipilih dalam penelitian ini karena untuk mengetahui

alur berpikir dan tahapan pengerjaan yang dilakukan siswa, sehingga diketahui

letak kesulitan yang dialami siswa untuk dianalisis. Pengertian tes menurut

Arikunto (2016: 150) adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain

yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Pada penelitian

ini tes diberikan kepada siswa kelas VII-7 SMP Negeri 6 Palangka Raya tahun

29
ajaran 2022/2023. Jenis tes yang digunakan berbentuk essay (uraian) sebanyak

4 soal yang dilaksanakan secara lansung di ruang kelas VII-7 SMP Negeri 6

Palangka Raya. Kelebihan dari tes essay adalah siswa dituntut untuk menjawab

secara rinci, sistematika dapat dievaluasi, berpikir dan teliti. Setelah diberikan

tes essay maka diketahui letak kesulitan apa saja yang dialami oleh siswa.

Tahap selanjutnya yaitu jika hasil tes siswa memenuhi kriteria yang ditentukan

maka akan dijadikan bahan oleh peneliti dalam pengumpulan data.

2.Metode Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengetahui penyebab siswa mengalami

kesulitan, terutama pada siswa kelas VII-7 SMP Negeri 6 Palangka Raya tahun

ajaran 2022/2023 pada materi Bilangan Bulat. Sehingga peneliti merasa yakin

akan kebenaran data yang diperoleh karena didapat lansung dari subjek yang

diteliti.

Adapun pengertian wawancara yang dikemukankan oleh Arifin (2009:

157) merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-test yang dilakukan

melalui percakapan dan tanya jawab, baik lansung maupun tidak lansung.

Pada metode wawancara ini dilakukan terhadap 5 orang siswa yang

mewakili setiap aspek kesulitan untuk mengumpulkan keterangan dari siswa

mengenai kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal essay

(uraian) pada materi bilangan bulat.

30
G.Instrumen Penelitian

Adapun instrumen dalam penelitian ini yaitu, instrumen penelitian

adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode (Arikunto, 2006:

149). Sehingga, instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan

peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Dengan demikian pemilihan

instrumen menentukan hasil data yang akan diperoleh dalam penelitian.

1.Pengembangan Instrumen

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan

menjadi 2 yaitu, instrumen utama dan instrumen pendukung.

a.Instrumen Utama

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah soal atau lembar tes.

Lembar tes merupakan salah satu instumen utama yang akan digunakan untuk

menganalisis kesulitan yang dialami siswa.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk penyusunan butir soal

adalah sebagai berikut:

1)Mengidentifikasikan materi yang diteliti berdasarkan Kurikulum

2013 mata pelajaran matematika dikelas VII SMP.

2)Menyusun kisi-kisi butir soal tes.

3)Membuat butir soal tes.

4)Menganalisis validitas butir soal dengan bantuan ratters.

Berikut ini adalah kisi-kisi instrumen tes yang digunakan untuk

menyusun instrumen tes.

31
Tebel 2. Kisi-kisi Instrumen Tes
Tingkat : SMP/MTs
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Bilangan Bulat
Waktu : 2 ×4 0 menit

Kompetensi Materi Indikator Nomor Bentuk


Dasar Pokok Butir Soal
Soal
3.2 Menjelaskan Bilangan 1. Menyelesaikan 1 Uraian
dan Bulat operasi hitung
melakukan penjumlahan
operasi hitung bilangan bulat
bilangan bulat 2. Menyelesaikan 2
dengan operasi hitung
memanfaatkan pengurangan
berbagai sifat bilangan bulat
3
operasi 3. Menyelesaikan
operasi hitung
perkalian
bilangan bulat 4
4. Menyelesaikan
operasi hitung
pembagian
bilangan bulat

b.Instrumen Penelitian
Instumen yang digunakan dalam penelitian ini yakni instrumen untuk

mengukur kesulitan belajar siswa dalam bentuk tes essay pada materi operasi

bilangan bulat. Berikut kisi-kisi dan rubrik kesulitan belajar siswa kelas VII-7

SMP Negeri 6 Palangka Raya.

Tabel 2.1 Kisi-kisi Instrumen Kesulitan Belajar Siswa

32
Indikator Kesulitan Indikator Materi Aspek Soal

1. Fakta Menjumlahkan bilangan bulat 1

2. Konsep Mengurangkan bilangan bulat 2

3. Prinsip Mengalikan bilangan bulat 3

4. Operasi Membagi bilangan bulat 4

Tabel 2.2 Rubrik Penelitian kesulitan belajar siswa

No Indikator Deskripsi Skor

1 Kesulitan belajar fakta Menuliskan dengan 4


benar simbol dari
objek kata yang
digunakan dan simbol
bilangan dari soal.
Menuliskan simbol 3
dari objek kata yang
digunakan dari simbol
bilangan, tetapi salah
satunya salah.
Menuliskan salah satu 2
simbol dari objek kata
yang digunakan dan
simbol bilangan
Salah menuliskan satu 1
simbol dari objek kata
yang digunakan dan
simbol bilangan dari
soal.
Tidak menuliskan 0
simbol dari objek kata
yang digunakan dan
simbol bilangan soal
2. Kesulitan belajar konsep Menuliskan dengan 4
benar model

33
matematika dan
pemisalan yang akan
digunakan dalam
menyelesaikan
masalah.
Menuliskan model 3
matematika yang akan
digunakan dan
pemisalan dalam
menyelesaikan
masalah tetapi hanya
sebagian yang benar.
Menuliskan model 2
matematika dan
pemisalan
yang akan digunakan
dalam menyelesaikan
masalah, tetapi kurang
tepat.
Salah menuliskan 1
model matematika
dan
pemisalan yang akan
digunakan dalam
menyelesaikan
masalah.
Tidak menuliskan 0
model matematika
dan
pemisalan sama sekali.
3. Kesulitan belajar Menuliskan model 4
operasi penyelesaian masalah
dari soal operasi
hitung bilangan bulat
dalam
menyelesaikan soal
cerita dan benar
Menuliskan 3
penyelesaian masalah
dari soal operasi

34
hitung bilangan bulat
dalam
menyelesaikan soal
cerita tetapi kurang
tepat
Menuliskan 2
penyelesaian masalah
dari soal operasi
hitung bilangan bulat
dalam menyelesaikan
soal cerita tetapi
penyelesaiannya
salah.
Salah menuliskan 1
penyelesaian masalah
dari soal operasi
hitung bilangan bulat
dalam menyelesaikan
soal cerita
Tidak menuliskan 0
penyelesaian masalah
dari soal.
4. Kesulitan belajar prinsip Menuliskan simbol, 4
model matematikanya,
dan penyelesaian dari
soal dengan benar dan
tepat.
Menuliskan simbol, 3
model matematikanya,
dan penyelesaiannya
dari soal, tetapi kurang
tepat.
Menuliskan simbol, 2
model matematikanya,
dan penyelesaiannya
dari soal, tetapi tidak
lengkap.
Salah menuliskan 1
simbol, model
matematikanya,

35
dan penyelesaiannya
dari soal
Tidak menuliskan 0
simbol, model
matematikanya,
dan penyelesaiannya
dari soal.

Selain instrumen utama peneliti juga membutuhkan instrumen

pendukung yang dapat membantu kinerja peneliti dalam proses penelitiannya.

c. Instrumen Pendukung

Instrumen pendukung dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


1)Peneliti

Menurut Moleong (2012: 168), “ Kedudukan peneliti dalam penelitian

kualitatif cukup rumit. Peneliti sekaligus merupakan perencana, pelaksana,

pengumpulan data, analisis, penafsiran data, dan pada akhirnya menjadi

pelapor hasil penelitiannya”.

2)Wawancara

Menurut Moleong (2012:186), “Wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu, pewawancara

yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang diberikan jawaban atas

pertanyaan itu”. Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang

menghendaki komunikasi lansung antara peneliti dan subjek atau responden

(Arikunto, 2006: 149). Dengan demikian wawancara digunakan untuk metode

pengumpulan data agar peneliti mengetahui penyebab kesulitan yang dialami

36
siswa dan peneliti merasa yakin akan kebenaran data yang diperoleh lansung

dari subjek.

3)Dokumentasi

Dokumentasi merupakan alat/media yang digunakan peneliti untuk

mengabadikan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat proses penelitian.

Dokumentasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah kamera

digital. Penggunaan kamera digital untuk mengabadikan peristiwa ketika

dilaksanakannya tes dan wawancara.

2.Validitas Instumen

Suatu tes harus dirancang sedemikian rupa sehingga benar-benar berisi

materi yang relevan dan mencakup materi secara keseluruhan. Untuk itu

sebelum soal diberikan kepada siswa maka perlu dilakukan uji validitas soal.

Suatu objek ukur hendak diungkap oleh tes haruslah dibatasi terlebih

dahulu kawasan perilakunya secara seksama dan konkret. Dalam penelitian ini

ada batasan-batasan sebagai berikut:

a. Materi

1). Rumusan butis tes sesuai dengan indikator.

2). Batasan jawaban atau ruang lingkup yang diuji sudah jelas.

3). Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan tujuan pengukuran.

4). Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan K13 SMP/MTs.

b.Konstruksi

37
1). Rumusan butir tes sudah menggunakankata tanya/perintah yang

menuntut jawaban/uraian singkat.

2). Rumusan butir tes tidak menimbulkan penafsiran ganda.

3). Rumusan butir tes sesuai dengan indikator kesulitan.

c.Bahasa

1). Rumusan butir tes sudah menggunakan bahasa yang sederhana

sehingga komunikatif.

2). Rumusan butir tes tidak menimbulkan salah pengertian.

3). Butir tes menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

d.Nilai

Memberikan nilai A untuk butir tes yang dapat digunakan, memberikan

nilai B jika butir tes perlu diperbaiki, atau memberikan nilai C jika tes perlu

dihilangkan.

Butir soal tes pada penelitian ini divalidasi oleh ratters. Seorang ratters

dapat menyatakan apakah suatu butir tes dapat digunakan atau tidak dengan

memberikan penilaiaan untuk setiap kriteria penelaahan yang tercantum pada

kartu telaah butir soal yang disediakan.

Berikut hasil telaah ratters.

No Ratter Nomor Soal


1 2 3 4
1 Ratter 1 A A A A

2 Ratter 2 A A A A

3 Ratter 3 A A A A

38
Kesimpulan A A A A

Berdasarkan hasil penelaahan tiga orang ratters, maka keempat butir

soal dapat digunakan untuk mengambil data penelitian.

H. Pengecekan Keabsahan Data

Dengan pengecekan keabsahan data, maka calon peneliti akan yakin

bahwa data yang diperoleh benar-benar valid dan reliabel.

1. Ketekunan pengamat

Ketekunan pengamat adalah faktor yang sangat mempengaruhi dalam

proses penelitian sehingga data yang diperoleh benar-benar relevan dengan

keadaan subjek karena peneliti terus memantau semua yang terjadi pada

subjek. Ketekunan pengamat bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur situasi

yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan

kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

2. Triangulasi

Pada penelitian ini, peneliti juga menggunakan triangulasi untuk

mendapatkan keabsahan data. Menurut Moleong (2017: 330), triangulasi

merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau perbandingan

terhadap data yang diperoleh. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah triangulasi sumber. Patton (Moleong, 2017: 330) menyatakan

triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat

39
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam penelitian kualitatif. Peneliti membandingkan data yang

dikumpulkan dengan menggunakan data hasil tes dan wawancara terhadap

subjek penelitian. Pada penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data juga

dilakukan observasi dan dokumentasi. Materi yang akan diteskan adalah soal

essay (uraian) bilangan bulat, dan dalam wawancara yang akan dibahas adalah

jawaban siswa dari soal materi bilangan bulat.serta ditambah dengan

wawancara dengan guru mata pelajaran matematika terhadap data hasil tes

wawancara.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang dilakukan dengan menggunakan analisis data yang

dikemukakan oleh Miles dan Huberman (Basrowi dan Suwardi, 2008: 209)

mencakup tiga kegiatan yang bersamaan: “(1) reduksi data, (2) penyajian data,

dan (3) penarikan kesimpulan. Teknik analisis data inilah yang akan dilakukan

dalam penelitian ini.

1. Reduksi Data

Menurut Sugiyono (2016: 338), “ mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari

tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu”. Dalam penelitian ini

peneliti mereduksi data dengan cara memilih data yang diperoleh pada data-

data yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian.

Data yang direduksi adalah lembar jawaban siswa dan hasil wawancara siswa

40
kelas VII-7 SMP Negeri 6 Palangka Raya dalam menyelesaikan soal essay

(uraian) bilangan bulat. Setelah data direduksi maka didapat gambaran tentang

hasil pengamatan dan mempermudah untuk kembali data yang diperoleh jika

diperlukan. Adapun tahap reduksi data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1). Peneliti mengumpulkan hasil jawaban siswa..

2). Peneliti mengoreksi hasil pekerjaan subjek penelitian.

3). Peneliti melakukan wawancara dengan subjek yang dipilih peneliti,

dan hasil wawancara tersebut disederhanakan menjadi susunan

bahasa yang baik dan benar.

2. Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi, maka tahap selanjutnya adalah penyajian data.

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang telah terorganisasi dan

terkategori sehingga dapat digunakan untuk penarikan kesimpulan. Penyajian

data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara

kategori dan sejenisnya (Sugiyono, 2016: 341). Data yang akan disajikan pada

penelitian ini menggunakan uraiaan dan gambar hasil pekerjaan siswa kelas

VII-7 SMP Negeri 6 Palangka Raya yang berupa kesulitan-kesulitan yang

dialami oleh siswa dalam menyelesaikan soal bilangan bulat.

Adapun tahapan penyajian data dalam penelitian ini yaitu:

1). Menyajikan hasil analisis pekerjaan siswa.

2). Menyajikan hasil wawancara yang telah dilaksanakan

41
3). Menyajikan hasil analisis data wawancara dalam bentuk narasi

(cerita) sesuai dengan tujuan penelitian.

3. Verifikasi Data dan Penarikan Kesimpulan ( conclusion drawing/

verification)

Setelah data diperoleh, baik dari sumber maupun dari subjek penelitian,

peneliti mengecek kembali (verifikasi) data yang diperoleh. Kemudian peneliti

menganalisa agar diperoleh kesimpulan yang jelas sesuai dengan tujuan

penelitian yaitu mendeskripsikan dan menganalisis apa saja kesulitan dan

penyebab kesulitan yang dialami oleh siswa dalam menyelesaikan soal

bilangan bulat.

42
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2012. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

As’ ari, A. R, Tohir, M., Valentino, E Imron, Z., & Taufiq, I. 2017. Buku Siswa
Matematika (Revisi). Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.

Dewi, K, D., Dkk. 2020. Analisis Kesulitan Menyelesaikan Soal Matematika


Materi Operasi Hitung Bilangan Pecahan Siswa Kelas VII. Jurnal
Pendidikan Matematika: Unmul.

Geni, L. 2019. Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita


Matematika pada Materi Bilangan Bulat dan Pecahan Kelas VII MTsN 3
Agam. Jurnal Pendidikan: IAIN.

Hati, Sartika. 2015. Analisis kesulitan Belajar Siswa Pada Operasi Hitung
Bilangan Bulat dalam Menyelesaikan Soal Cerita Dikelas VII SMP Negeri
2 Limboto. Jurnal Pendidikan: Universitas Negeri Gorontalo.

Hidayati, Nurjanah., dkk. 2017. Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan


Soal-soal pada Materi Bilangan Bulat di Kelas VII SMP Muhammadiyah 2
Tugumulyo. Jurnal Pendidikan: STKIP-PGRI Lubuklinggau.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Matematika SMP/MTs Kelas VII.


Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2017. Silabus Mata Pelajaran Matematika Sekolah Menengah


Pertama/Madrasah Tsanawiyah Negeri. Jakarta.

Moleong, L., J. 2018. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Prasetyo, Yoga. 2022. Identifikasi Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal


Cerita Teorema Pythagoras Kelas VIII SMP Negeri 6 Palangka Raya.
Skripsi Sarjana, tidak diterbitkan, Universitas Palangka Raya.

Runtukahu, J. Tombokan. 2014. Pembelajaran Matematika Dasar bagi Anak


Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Sanusi, Magdalena Rosario M. 2019. Pemahaman Konsep dan Analisis


Kesalahan Mengenai Materi Operasi Bilangan Bulat Pada Mahasiswa
dari Kabupaten Mappi Papua Program Matrikulasi Kelas B. Jurnal
Pendidikan: Universitas Sanata Dharma.

Sihombing, Kristin Andriani BR. 2021. Identifikasi Kesalahan Siswa Dalam


Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di
Kelas VIII SMP Santa Maria Palangka Raya. Skripsi Sarjana, tidak
diterbitkan, Universitas Palangka Raya.

Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia (Konstatasi Keadaan


Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan). Jakarta: Depdiknas.

Utami, Lina. 2016. Analisis Kesulitan Siswa SMP kelas VII dalam Menyelesaikan
Soal Operasi Hitung Bilangan dan Solusi Pemecahanya. Jurnal
Pendidikan: Universitas Sebelas Maret.

Anda mungkin juga menyukai