Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KESULITAN BELAJAR OPERASI HITUNG PEMBAGIAN

ANGKA RATUSAN DENGAN ANGKA SATUAN PADA SISWA KELAS V


SDN 61 KENDARI

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:

Artikasari Awaliyah Kahar

A1G120039

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan suatu negara dipengaruhi oleh pendidikan


masyarakatnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat suatu negara,
semakin baik kualitas warga negaranya, semakin berkembang pula negara
tersebut. Di Indonesia sendiri, pendidikan dapat ditempuh melalui jalur
formal, non formal, dan informal. Perkembangan zaman tentunya membawa
banyak perubahan salah satunya pola pikir masyarakat yang semakin terbuka
dan menganggap pendidikan sebagai hal yang penting. Akhirnya masyarakat
berlomba-lomba untuk memasukkan anak mereka ke sekolah-sekolah terbaik
yang sesuai dengan kemampuan ekonominya. Hal ini dilakukan oleh para
orang tua dengan harapan sang anak memiliki masa depan yang cerah.
Menurut Kompri (Nengsih & Astuti, 2021) Pendidikan merupakan usaha
secara sadar yang dilakukan seseorang dalam melakukan latihan
pengembangan diri bagi siswa agar menjadi individu yang sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai sebelumnya. Tujuan pendidikan di Indonesia diatur
dalam kurikulum nasional yang akan berganti sesuai dengan perkembangan
zaman dan kebutuhan siswa. Terdapat banyak hal yang diatur dalam
kurikulum salah satunya mata pelajaran wajib.

Pada kurikulum nasional terlah diatur berbagai mata pelajaran wajib


di sekolah dasar, salah satunya adalah matematika. Matematika merupakan
salah satu mata pelajaran wajib yang membahas mengenai angka-angka dan
perhitungan, membahas kuantitas, bentuk, pola, serta struktur. Menurut
Jhonson (Yeni, 2015), matematika adalah bahasa simbolis yang memiliki dua
fungsi, yaitu fungsi praktis guna mengekspresikan hubungan-hubungan
kuantitatif dengan keruangan, dan fungsi teoritis untuk memudahkan berpikir.
Menurut Soedjadi (Siagian, 2016), Matematika memiliki ciri-ciri yaitu: a)
memiliki objek yang abstrak; b) bertumpu pada kesepakatan: c) berpola pikir
deduktif; d) memiliki simbol-simbol yang kosong arti; e) memperhatikan
semesta pembicaraan; f) konsisten dalam sistemnya. Objek matematika
disebut abstrak sehingga untuk memahami matematika seseorang harus dapat
berpikir abstrak. Hal ini memungkinkan siswa dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kritisnya dalam menyelesaikan
permasalahan matematika.

Tujuan pembelajaran matematika sesuai kurikulum 2013 yaitu: 1)


memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
tersebut lalu mengimplikasikan konsep dalam pemecahan masalah; 2)
menggunakan penalaran dalam memanipulasi matematika dalam generalisasi,
pola, menyusun bukti, sifat, atau menjelaskan gagasan matematika; 3)
problem solving meliputi kemampuan memahami masalah, merancang,
menyelesaikan model, serta menafsirkan solusi yang diperoleh; 4)
mengomunikasikan pernyataan dalam berbagai bentuk seperti tabel, simbol,
diagram atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah; 5)
memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-
hari. Depdiknas (Surya, 2018). Dilihat dari tujuan yang terlah dipaparkan,
matematika merupakan ilmu yang penting untuk dipahami sebab
implementasinya pada kehidupan sehari-hari cukup besar.

Pelajaran matematika mendorong siswa untuk berpikir abstrak dalam


menyelesaikan persoalannya sebab pada dasarya objek dari matematika itu
sendiri adalah abstrak. Menurut Termen (Sari, 2016) kemampuan berpikir
abstrak tidak terlepas dari pengetahuan tentang konsep, karena berpikir
memerlukan kemampuan-kemapuan seperti membayangkan atau
menggambarkan benda dan peristiwa yang secara fisik tidak selamanya atau
tidak selalu ada. Berpikir abstrak dapat meningkatkan kecerdasan emosional
anak serta kemampuan memecahkan masalah. Namun, banyak siswa yang
tidak menyukai pelajaran matematika karena mereka menganggap
matematika adalah pelajaran yang rumit dan terlalu banyak angka. Hal ini
merupakan salah satu faktor yang menjadi hambatan siswa dalam
mempelajari suatu mata pelajaran. Mereka tidak menyukai pelajaran tersebut
sehingga mempengaruhi mood dan kesulitan dalam belajar matematika.

Menurut Masroza (Yeni, 2015), kesulitan belajar ini merupakan


gangguan yang secara nyata ada pada anak yang terkait dengan tugas umum
maupun khusus, yang diduga disebabkan karena faktor disfungsi neurologis,
proses psikologis, maupun sebab-sebab lainnya sehingga anak yang
berkesulitan belajar dalam suatu kelas menunjukkan prestasi belajar redah.
Dalam pembelajaran matematika sendiri, umumnya kesulitan siswa dikarena
siswa yang tidak memahami dengan baik suatu konsep, sehingga kesulitan
dalam mengerjakan soal-soalnya. Hal ini sejalan dengan yang dijelaskan oleh
Widdiharto (Sri, 2016), yang menyatakan bahwa kesulitan belajar merupakan
kurang berhasilnya siswa dalam menguasai konsep, prinsip, serta algoritma
penyelesaian masalah, walaupun mereka telah berusaha mempelajarinya, dan
hal ini diperparah dengan kurangnya seorang siswa dalam mengabstraksi,
menarik kesimpulan, berpikir deduktif serta mengingat konsep dan prinsip,
biasanya mereka akan merasa bahwa suatu pelajaran yang diberikan itu sulit.

Kesulitan belajar matematika dapat diartikan sebagai suatu gangguan


dari dalam diri yang dialami peserta didik yang menyebabkan peserta didik
tidak dapat mengikuti pembelajaran tentang bilangan, termasuk pembelajaran
umum didalamnya yang terdapat penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian dengan efektif dan wajar (Adri, Dwi, & Yofa, 2020). Materi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian merupakan materi
dasar matematika yang harus dikuasai siswa. Umumnya, siswa kelas rendah
sudah menguasai penjumlahan dan pengurangan dengan baik, dan mulai
mempelajari perkalian dan pembagian. Diantara keempat operasi hitung
tersebut, peneliti menemukan bahwa banyak siswa yang kesulitan dalam
menyelesaikan operasi hitung pembagian. Menurut Indah dkk (Meilida,
2022), kesulitan yang dialami siswa yang ditemui ada 3 aspek yaitu
pemahaman konsep, keterampilan, pemecahan masalah diantaranya: siswa
kurang memahami konsep dari pembelajaran matematika dikarenakan siswa
tidak paham dengan materi yang dijelaskan, siswa kurang dalam keterampilan
berhitung dalam pembelajaran matematika, siswa kurang dalam pemecahan
masalah terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliana dkk (2020),


didapatkan data hasil jawaban siswa SDN Palebon 01 dalam mengerjakan 4
soal operasi hitung pembagian yaitu, pada nomor 1 terdapat 19 siswa benar
dari 36 siswa dengan persentase 52,78%, soal nomor 2 terdapat 14 siswa
benar dengan persentase 38,89%, soal nomor 3 terdapat 7 siswa yang
menjawab benar dengan persentase 19,44%, dan pada soal nomor 4 terdapat 4
siswa yang menjawab benar dengan persentase 11,11%. Data ini
menunjukkan betapa buruknya kemampuan siswa SDN Palebon 01 dalam
menyelesaikan operasi hitung pembagian.

Penelitian yang dilakukan oleh Amelia & Mustika (2022)


menunjukkan hasil yang tidak berbeda jauh. Dari 5 orang siswa, hanya 2
siswa yang dapat menjawab soal pembagian angka ratusan dan angka satuan
dengan baik dan benar. Sedangkan 3 siswa terkendala pada pemahaman
konsep dan kemampuan perkalian. Mereka tidak memahami dengan baik
konsep pembagian, tidak menghafal perkalian, sehingga terjadi kesalahan
dalam penempatan angka, dan kesalahan-kesalahan lainnya. Hasil penelitian
ini menekankan pada penguasaan konsep yang kurang oleh siswa dan
kurangnya penjelasan yang diberikan guru kepada siswa.

Di SD Negeri 61 Kendari, siswa diajarkan operasi pembagian


menggunakan pembagian bersusun. Operasi pembagian melibatkan unsur
perkalian didalamnya. Untuk pembagian bersusun sendiri melibatkan
perkalian dan pengurangan. Pembagian angka puluhan dengan satuan lebih
mudah dipahami siswa sebab mereka menghafal perkalian 1-10, sedangkan
untuk pembagian angka ratusan dengan satuan, siswa mulai kesulitan. Materi
pembagian diajarkan sejak kelas 3, namun pada kenyataannya, di SD negeri
61 Kendari banyak siswa kelas tinggi khususnya kelas 5 yang masih kesulitan
dalam menyelesaikan soal pembagian angka ratusan dan satuan. Siswa tidak
memahami dengan baik mengenai konsep pembagian bersusun dan proses
pengerjaannya sehingga siswa kebingungan dan merasa kesulitan. Mereka
lebih memahami perkalian sebab sudah mengahafal tabel perkalian 1-10,
tetapi ketika soalnya dibalik dari 7 x 6= 42 menjadi 42 : 6, hanya sedikit
siswa yang bisa menjawab. Hal ini dikarenakan siswa belajar matematika
dengan metode hafalan. Akhirnya ketika muncul soal dengan bentuk yang
sedikit berbeda, mereka akan kesulitan. Siswa yang kesulitan dalam
memahami konsep dasar pembagian angka ratusan dan satuan akan
mengalami kesulitan dalam memahami materi matematika lainnya yang
menggunakan pembagian sebagai operasi bilangannya.

Berdasarkan permasalahan uraian diatas, peneliti tertarik untuk


melakukan peneletian yang membahas mengenai kesulitan siswa dalam
belajar operasi hitung pembagian angka ratusan dengan angka satuan dengan
menulis proposal penelitian yang berjudul “Analisis Kesulitan Belajar
Operasi Hitung Pembagian Angka Ratusan dengan Angka Satuan pada
Siswa Kelas V SD Negeri 61 Kendari”. Kesulitan belajar operasi hitung
khususnya pembagian harus segera diatasi agar siswa tidak merasa kesulitan
dalam mengerjakan soal pada materi-materi selanjutnya. Dengan memahami
kesulitan belajar yang dialami siswa, maka besar kemungkinan kesulitan
tersebut dapat diatasi sedikit demi sedikit.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah, maka penulis merumuskan


permasalahan sebagai berikut:

1. Apa saja kesulitan belajar yang dialami siswa kelas V SD Negeri 61


Kendari pada materi operasi hitung pembagian angka ratusan dengan
angka satuan?
2. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan-
kesulitan belajar siswa kelas V SD Negeri 61 Kendari?
D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang terlah diuraikan, maka tujuan


dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa kelas V SD Negeri 61


Kendari pada materi operasi hitung pembagian angka ratusan dengan
angka satuan.
2. Mengetahui upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan-
kesulitan belajar siswa kelas V SD Negeri 61 Kendari.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan


penelitian, maka manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan mengenai
kesulitan belajar operasi hitung pembagian pada siswa kelas V serta
upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan belajar
tersebut.
2. Secara Praktis
a. Bagi siswa, membantu mengurangi kesalahan dan kesulitan yang
dialami dalam menyelesaikan soal operasi hitung pembagian.
b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan guru dalam menentukan
rancangan pembelajaran untuk meminimalkan terjadinya kesulitan dan
kesalahan yang dilakukan siswa.
c. Bagi Sekolah, hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan untuk
perbaikan kualitas pembelajaran mengenai operasi hitung di SD/MI
lain yang memiliki kasus serupa.
DAFTAR PUSTAKA

Adri, Dwi, & Yofa. (2020). Analisis Kesulitan Belajar Matematika Kelas V SD
Negeri 25 Rajang Begantung II. J-PiMat, Vol. 2, No. 2 , 231-241.

Amelia, R., & Mustika, D. (2022). Kesulitan Belajar Operasi Hitung Pembagian
pada Siswa Kelas IV SDN 84 Pekanbaru . PRIMARY: Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar , 1433-1438.

Meilida, A. (2022). Analisis Kesulitan Mengerjakan Perkalian dan Pembagian


pada Siswa Kelas VI di SDN Dangu Hulu Sungai Tengah. Jurnal
Pahlawan Vol. 18, No. 2 , 38-45.

Nengsih, & Astuti, P. (2021). Analisis Kesulitan dalam Menyelesaikan Soal


Materi Operasi Bilangan Cacah Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Kajian
Pendidikan Matematika, Vol. 6, No. 2 , 293-306.

Sari, D. P. (2016). Berpikir Matematis dengan Metode Induktif, Deduktif,


Analogi, Integratif dan Abstrak. Jurnal Matematika dan Pendidikan
Matematika , 79-89.

Siagian, M. D. (2016). Kemampuan Koneksi Matematika dalam Pembelajaran


Matematika. MES (Journal of Mathematics Education and Science , 58-67.

Sri, R. (2016). Analisis Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas V Sekolah


Dasar Kota Balikpapan pada Materi Satuan Waktu Tahun Ajaran
2015/2016. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika , 24-32.

Surya, A. (2018). Learning Trajectory pada Pembelajaran Matematika Sekolah


Dasar (SD). Jurnal Pendidikan Ilmiah, Vol. 4, No. 2 , 22-26.

Yeni, E. M. (2015). Kesulitan Belajar Matematika di Sekolah Dasar.


JUPENDAS , 1-10.

Yuliana, E., Purnamasari, I., & Purnamasari, V. (2020). Analisis Kesulitan Belajar
pada Materi Operasi Hitung Pembagian di SD. Jurnal Sinektik , 71.

Anda mungkin juga menyukai