PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
DESI NUR ISMA IRMAWATI
NIM : 857492567
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ BANDUNG
2022
A. JUDUL PTK
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM
MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri Tenjosari Kecamatan
Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya)
C. DIAGNOSIS
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti dapat
mendiagnosis masalah sebagai berikut:
1. Rendahnya pemahaman dan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal cerita.
2. Siswa belum bisa memaknai soal, tanda operasi yang harus mereka gunakan
dalam menyelesaikan soal-soal cerita.
3. Penggunaan pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih kurang
efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa terutama dalam menyelesaikan
soal cerita.
D. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita di kelas V SD
Negeri Tenjosari?
2. Bagaimana gambaran aktifitas siswa selama pembelajaran dengan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL)?
3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL)?
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika.
2. Untuk mengetahui gambaran aktifitas siswa selama pembelajaran dengan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).
3. Untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran matematika
dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).
F. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut:
1. Untuk Siswa
a. Agar mampu memahami soal cerita matematika yang tersedia.
b. Melatih siswa agar mampu menyelesaikan soal cerita matematika.
c. Melatih siswa berpikir kritis, kreatif, dan inovatif dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapi.
2. Untuk Guru
Manfaat untuk guru itu sendiri adalah sebagai masukan tentang alternative
model pembelajaran matematika SD dengan pendekatan kontekstual yaitu
pembelajaran yang bisa mengaitkan antara mata pelajaran matematika dengan
kehidupan nyata siswa.
G. KAJIAN PUSTAKA
1. Pembelajara Matematika di Sekolah Dasar
a. Pengertian Matematika
Istilah matematika berasal dari Bahasa Yunani “Mathematikos” berarti
secara ilmu pasti, atau “Mathesis” yang berarti ajaran, pengetahuan abstrak
dan edukatif, dimana kesimpulan tidak tertarik berdasarkan pengalaman
keindraan, tetapi atas kesimpulan yang ditarik dari kaidah-kaidah tertentu
melalui edukasi. (Ensiklopedia Indonesia : 13).
Matematikaberperan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan
memajukan daya pikir manusia, serta siswa dilatih berfikir kritis, sistematis
dan logis (Andriani, 2013:1). Oleh karena itu, matematika merupakan
matapelajaran yang diajarkan pada semua jenjang pendidikan mulai dari
sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Jika kita mengaitkannya dengan mata pelajaran matematika maka hal
tersebut menuntut siswa siswa untuk mengembangkan potensinya dalam
menyelesaikan permasalahan matematika baik dalam pembelajaran maupun
kehidupan sehari-hari.
Matematika sekolah berfungsi sebagai wahana untuk:
a. Meningkatkan kertajaman penalaran siswa yang dapat membantu
memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-
hari.
b. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan
dan symbol-simbol.
2. Soal Cerita
Soal cerita merupakan suatu permasalahan matematika dalam bentuk cerita
dan soal tersebut membutuhkan pengerjaan dan jawaban. Dalam menyelesaikan
soal cerita, siswa dituntut untuk lebih teliti dalam memahami soal. Oleh karena itu
diperlukan pemahaman tentang apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, serta
penyelesaian yang diperlukan.
Menyelesaikan soal cerita harus memahami terlebih dahulu masalah dalam
matematika. Masalah dalam matematika adalah persoalan yang ia sendiri harus
mampu menyelesaikan tanpa menggunakan cara atau alogaritma yang rutin.
Kurangnya pemahaman konsep menyebabkan siswa kesulitan mengerjakan
soal cerita dikarenakan guru yang mengajarkan dengan cara yang kurang tepat dan
tidak menggunakan contoh konkret yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-
hari. Kondisi tersebut seperti yang ditemukan dalam penelitian (Jamal, 2014)
tentang analisis kesulitan belajar matematika dengan kesimpulan bahwa
kesulitan siswa pada materi dikarenakan kurangnya pemahaman siswa dalam
memahami konsep dan sering salah menggunakan rumus dalam menyelesaikan
soal.
Agar siswa mampu menyelesaikan soal cerita dengan benar, selain
kemampuan melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, dan pembagia,
siswa juga dituntut memiliki kemampuan membaca pemahaman sehingga siswa
mampu memecahkan masalah yang terdapat dalam soal cerita matematika dengan
benar.
H. KERANGKA BERPIKIR
Kita ketahui bahwa belajar matematika dianggap sulit bagi siswa-siswi sekolah
dasar. Mengajar matematika di sekolah dasar memerlukan konsep, Teknik dan
metode-metode yang menarik untuk mempermudah siswa dalam memahami dan
menyelesaikan soal, khususnya dalam penyelesaian soal cerita.
Guru yang memiliki peran sebagai fasilitator harus mampu membantu siswa
dalam menemukan makna (pengetahuan). Untuk itu perlu dicari suatu pendekatan
yang dapat mendukung proses pembelajaran matematika yang menyenangkan
sehingga dapat meningkatkan motivasi sekaligus mempermudah pemahaman siswa
dalam belajar matematika.
Pendekatan kontekstual diyakini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran mata
pelajaran matematika khususnya dalam penyelesaian soal cerita. Pendekatan
kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru dalam mengaitkan materi
yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan kehidupan sehari-
hari. CTLmelibatkan tujuh komponen yaitu, 1) konstruktivis, 2) bertanya,3)
penemuan, 4) masyarakat belajar, 5) pemodelan, 6) refleksi, dan 7) penilaian(Dinia,
dkk, 2014:32).
Atas hal tersebut peneliti yakin bahwa penerapan pendekatan CTL akan
berpengaruh positif dalam dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran soal
cerita matematika.
I. HIPOTESIS PENELITIAN
Jika dikaji dari rumusan masalah, hasil kajian pustaka, dan kerangka berpikir
pada penelitian ini sehingga peneliti dapat merumuskan hipotesis berupa hipotesis
tindakan. Guru merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran secara
efektif dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Siswa akan lebih tertarik saat
metode belajar yang digunakan diaplikasikan dalam bentuk nyata sesuai dengan
kegiatan pembelajaran yang akan dipelajari. Pembelajaran akan lebih bermakna bagi
siswa bila menggunakan media dan alat pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran.
Guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator untuk keberhasilan siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan.
3. Observasi
Menurut Sugiyono (2018, hlm. 224) “pengumpulan data dapat dilakukan
dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara.” Pada tahap ini
dilakukan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dibuat. Data yang dikumpulkan dapat berupa data
kuantitatif (hasil tes, presentasi, nilai tugas dan lain-lain) atau data kuantitatif yang
menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa, mata diskusi yang dilakukan dan
lain-lain.
Instrument yang digunakan adalah:
a. Soal tes,
b. Lembar observasi kegiatan siswa,
c. Lembar observasi kegiatan guru,
d. Catatan lapangan,
e. Wawancara.
4. Refleksi
Pada tahap melakukan refleksi berarti mengadakan upaya evaluasi yang
dilakukan guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Refleksi adalah serangkaian
proses penting dalam penelitian tindakan spiral karena mendorong pihak yang
terkena dampak untuk mengkritik, bertukar dan berbagi temuan mereka (Kemmis
& Mctaggert, 1988; Mettetal, 2004; Wongwanich, 2001) dalam Kunlasomboon, N,
dkk. (2015, hlm. 1316).
Keputusan untuk melakukan siklus lanjutan ataukah berhenti dapat
diketahui pada tahap ini karena masalahnya telah terpecahkan.
K. BIAYA PENELITIAN
Rencana anggaran yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
L. PERSONALIA PENELITIAN
Dalam melaksanakan Peneltian Tindakan Kelas ini, peneliti akan dibantu oleh
dua orang guru sebagai observer yaitu guru kelas V (lima) yang bernama Ibu Erni
Suhaerah, S.Pd dan seorang guru kelas VI bernama Ibu Lilis Sugiwangsih, S.Pd
terutama saat melakukan observasi dan refleksi hasil pembelajaran, dengan subjek
penelitiannya adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Tenjosari Kecamatan
Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya.
M. JADWAL PENELITIAN
Keterangan:
= waktu pelaksanaan
DAFTAR PUSTAKA