JUDUL PROPOSAL
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti merasa tertarik
untuk melakukan penelitian “Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem
Based Learning Pada Pokok Bahasan Limit Ditinjau Dari Minat Belajar Dan
Prestasi Belajar Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 1 Kotabaru”
C. PEMBATASAN MASALAH
Agar pembahasan ini tidak meluas, maka masalah penelitian ini dibatasi
sebagai berikut:
1. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotabaru Tahun
Pelajaran 20--/20--
2. Penelitian hanya pada mata pelajaran matematika siswa kelas X SMA Negeri
1 Kotabaru.
D. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah ada peningkatan nilai siswa terhadap penggunaan model
pembelajaran PBL ?
2. Apakah ada pengaruh kenapa minat belajar dan prestasi siswa meningkat
terhadap penggunaan model PBL ?
3. Apakah penggunaan model pembelajaran PBL efektif dan efesien untuk
meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa ?
E. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) terhadap Minat belajar dan prestasi belajar matematika
siswa-siswi SMA Negeri 1 Kotabaru.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara minat
belajar dan prestasi belajar matematika siswa yang diterapkan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
F. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Guru
Sebagai referensi dalam memilih alternatif model pembelajaran yang dapat
digunakan dalam pembelajaran matematika dan memberikan gambaran untuk
menerapkan variasi metode yang dapat memberikan suasana belajar yang
lebih bebas dan menarik
2. Bagi Siswa
Untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar dengan menggunakan metode
pembelajaran PBL dan Dapat memberikan pengalaman belajar yang
bervariasi dan menarik bagi siswa, Serta mendorong siswa untuk aktif dalam
pembelajaran
3. Bagi Peneliti
4. Minat Belajar
Menurut Kartono (1995), minat merupakan moment-moment dari
kecenderungan jiwa yang terarah secara intensif kepada suatu obyek yang
dianggap paling efektif (perasaan, emosional) yang didalamnya terdapat
elemen-elemen efektif (emosi) yang kuat. Minat juga berkaitan dengan
kepribadian. Jadi pada minat terdapat unsur-unsur pengenalan (kognitif),
emosi (afektif), dan kemampuan (konatif) untuk mencapai suatu objek,
seseorang suatu soal atau suatu situasi yang bersangkutan dengan diri pribadi
(Buchori, 1985).
3. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto S. (2013: 203) yang menyatakan bahwa ”Instrumen
penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
lebih cermat, lengkap serta sistematis sehingga lebih mudah diolah”.
Menemukan atau Mengembangkan Instrumen
Creswell (2012) mengemukakan bahwa ada tiga pilihan untuk
mendapatkan instrument yang akan digunakan, yaitu:
Mengembangkan sendiri
Instrumen untuk mengukur variabel dalam penelitian
mungkin tidak tersedia dalam kepustakaan atau tidak tersedia
secara komersial. Bila hal ini terjadi, maka peneliti harus
melakukan pengembangan instrument. Mengembangkan instumen
tersebut terdiri atas beberapa langkah, seperti mengidentifikasi
maksud instrument, melakukan tinjauan terhadap kepustakaan,
menulis pertanyaan, dan menguji pertanyaan pada individu yang
serupa dengan yang direncanakan untuk diteliti.
Menemukan dan kemudian memodifikasinya
Memodifikasi instrument berarti menemukan instrument
yang sudah ada, mendapatkan ijin untuk mengubahnya, dan
membuat berbagai perubahan agar cocok dengan kebutuhan.
Biasanya, penulis instrument aslinya akan meminta salinan versi
yang sudah dimodifikasi dan hasil yang didapatkan dari penelitian,
sebagai pertukaran untuk penggunaan instrumennya.
Menemukan dan kemudian menggunakannya secara keseluruhan
1. Tes
adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain
yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu
atau kelompok.
2. Reliabilitas dan Validitas Instrumen tes
a. Reliabel
Creswell (2012) mengemukakan bahwa reliabel berarti
nilai-nilai dari suatu instrument selalu stabil dan konsisten.
Nilai-nilai seharusnya mendekati sama saat peneliti
mengguji instrument berulang kali dalam waktu yang
berbeda. Nilai-nilai juga harus konsisten. Saat seorang
individu menjawab soal yang sama, seseorang harus
menjawab secara konsisten mendekati pertanyaan yang
sama.
b. Valid
Creswell (2012) mengemukakan bahwa validitas menjadi
sebuah bukti yang menunjukkan bahwa penafsiran tes
(terhadap nilai tentang konsep atau konstruk yang
asumsinya diukur oleh tes) sesuai dengan tujuan
penggunaannya.
Data dalam penelitian kali ini merupakan data deskriptif. Data yang
dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar daripada
angka-angka (Emzir, 2010). Data dalam penelitian mencakup transkrip
wawancara, catatan lapangan, fotografi, videotape, dokumen pribadi dan
jurnal ilmiah