Disusun Oleh :
Kelompok 10
Abdullah Azzam Alwan (1202050001)
As Syifa Tsabita Salsabila (1202050018)
Chindy Tri Amelia (1202050025)
KELAS : 4A
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi fokus dalam pembahasan ini adalah
faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan guru dalam memahami konsep matematika
pada materi limit fungsi aljabar matematika.
C. Tujuan
Adapun tujuannya yaitu untuk mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan
kesulitan guru dalam memahami konsep matematika pada materi limit fungsi aljabar
matematika.
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu mata pelajaran yang dianggap sangat penting dalam dunia pendidikan di
Indonesia adalah matematika. Matematika merupakan ilmu universal dan mendasari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memajukan daya pikir serta analisa
manusia. Matematika tergolong sebagai mata pelajaran abstrak. Oleh karena itu proses
pembelajarannya membutuhkan perhatian serius dari semua pihak seperti, guru, lingkungan
sekolah, wali peserta didik, dan lingkungan bermain di rumah, karena pembelajaran matematika
merupakan proses dimana siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan matematika, (Suherman
dkk, 2003). Peran beberapa pihak tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran
matematika.
Limit merupakan salah satu pokok bahasan matematika yang diajarkan di tingkat SMA.
Limit mulai dibahas di kelas XI. Limit di ajarkan disemua jurusan yang ada, seperti jurusan IPA,
IPS ataupun jurusan Bahasa. Materi limit yang diajarkan di SMA terbagi menjadi dua yaitu limit
aljabar dan limit trigonometri. Secara singkat limit fungsi terbagi menjadi aktivitas menjelaskan
arti limit fungsi di suatu titik dan tak hingga. Selanjutnya adalah menggunakan sifat-sifat yang
dimiliki oleh limit fungsi untuk menghitung bentuk tak tentu fungsi aljabar dan trigonometri.
Kesulitan-kesulitan guru dalam memahami konsep matematika pada materi limit fungsi
aljabar adalah sebagai berikut:
1. Guru kurang memahami materi limit fungsi aljabar pada pembelajaran matematika
Segala sesuatu yang baru itu muncul dengan pemicu, di antaranyakarena tumbuh
dari informasi yang baru, penemuan baru, teknologi baru, strategi belajar yang baru yang lebih
variatif, sistem kolaborasi dan kompetisi yang baru, eksploradi ke wilayah sumber informasi
baru, menjelajah forum komunikasi baru yang lebih variatif.
4. Guru kurang mampu melakukan proses pembelajaran yang membuat peserta didik
termotivasi dalam penyelesaian masalah dalam pembelajaran matematika
Beberapa guru dapat dikatakan salah dalam memilih metode pembelajaran. Masih
ada guru yang menggunakan metode ceramah pada saat mengajar. Saat kegiatan belajar, siswa
hanya memperhatikan guru memberikan materi. Sehingga siswa tidak perlu repot-repot untuk
memecahkan masalah dalam soal matematika karena guru yang akan menyelesaikan atau
menjawabnya. Guru harusnya memberikan kesempatan untuk mengajak siswa berfikir lebih
dalam untuk menyelesaikan soal matematika. Jika siswa terbiasa berfikir untuk menyelesaikan
sebuah masalah, maka tugas guru selanjutnya hanya membimbing mereka apakah itu bear atau
tidak.
Hampir semua pendidik dan pengajar ingin kelas yang dipegangnya lancer dan tida ada
hambatan. Indikator hambatan yang berasal dari guru itu sendiri, antara lain:
a. Kontrol dan batasan terhadap siswa sangat ketat, atau malah guru menerapkan sedikit sekali
kontrol. Guru tidak tegas dalam menjalankan peraturan kelas.
b. Lay out kelas tetap sama, tidak mengubah-ubah letak tempat duduk siswa sesuai dengan
kegiatan pembelajaran.
c. Jika siswa melanggar langsung dihukum, guru tidak mau mendengaralaasan siswa,
keputusan semua berasaldari guru. Siswa mengalami kekurangan motivasi karena merasa
aspirasinya tida didengar.
d. Komunikasi hanya satu arah, kelas baru dianggap baik apabila sunyi. Saat guru berbicara,
siswa hanya mendengarkan saja, siswa menjadi tidak berinisiatif untuk berbicara.
e. Tidak ada minat dan perhatian terhadap siswa, terlalu memperhatikan emosi siswa dari pada
kesuksesan pengelolaan kelas. Tidak menerapkan disiplim kepada siswa, hanya
memperhatikan siswa jika mereka berbuat negatif, tidak adapenghargaan bagi mereka yang
sudah berbuat positif.
f. Tidak kratif, menggunakan materi yang sama setiap tahun, tidakada variasi, guru tidak
mempersiapka kelasnya.
Penggunaan media merupakan bagian yang perlu diperhatikan guru dalam kegiatan
pembelajaran. Namun pada kenyataannya media pembelajaran masih kurang diperhatikan.
Media pembelajaran dibuat dengan harapan dapat dipahami oleh peserta didik untuk
memahami pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru dalam memahami konsep matematika pada
materi limit fungsi aljabar guru kurang memahami materi limit fungsi aljabar pada
pembelajaran matematika, kurang terampilnya guru dalam mengatur suasana hati, guru kurang
mampu melaksanakan proses pembelajaran yang memicu keaktifan siswa, guru kurang mampu
melakukan proses pembelajaran yang membuat peserta didik termotivasi dalam penyelesaian
masalah dalam pembelajaran matematika, guru kurang mampu memahami situasi dalam kelas,
kosongnya kesiapan guru dalam menyediakan media pembelajaran sebagai penunjang dalam
proses belajar.
B. Saran
Perlu diadakannya pelatihan untuk guru yang nantinya akan memberikan manfaat serta
memberikan kemudahan dalam melaukan proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Azra, Deni, dan Syahrir. 2019. Kesulitan Guru Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah
Dasar. Jurnal Ilmiah Mandala Education.Volume 6 No 1 : 142-148.
Nur dan Utami. 2019. Kesulitan Guru Dalam Mengajar Mata Pelajaran Matematika.
https://www.kompasiana.com/nuraidahfitriyah/5d4a49490d8230417c540b42/kesulitan-guru-
dalam-mengajar-mata-pelajaran-matematika?page=all
Diakses pada 5 April 2022