PENDAHULUAN
Matematika merupakan alat dan sarana berpikir yang diperlukan oleh berbagai
bidang ilmu dan matematika juga dapat meningkatkan ketelitian. Selain itu
matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan mulai dari
Oleh karena itu, guru harus bertanggung jawab dalam memotivasi, membina
belajar.
siswa masih rendah di SMP Negeri 5 Gunung Talang. Hal ini dapat dilihat
dari nilai ketuntasan ujian semester I siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Gunung
1
2
Dari Tabel 1, terlihat bahwa hasil belajar matematika siswa belum mencapai
meminta siswa membaca Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam beberapa menit.
Pada saat diberi kesempatan membaca oleh guru ada siswa yang
menggunakan dengan sebaik mungkin dan ada juga yang tidak. Kemudian
soal dan latihan. Sewaktu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya, sedikit sekali siswa yang mau bertanya. Banyak siswa terlihat tidak
bidang studi matematika Ibu Hisda Sulfi Desnita, diperoleh berbagai informasi
masih banyak diantara siswa yang takut dan malu bertanya ada juga diantara
mereka yang kurang motivasi dalam belajar. Hal ini mengakibatkan masih
3
(UH). Untuk mengatasi hal tersebut, guru sebagai pengendali utama dalam
aktivitas dan hasil belajar siswa adalah strategi belajar aktif tipe hollywood
squares.
membantu siswa untuk bertanya sehingga siswa yang malas untuk bertanya
dan tidak percaya diri untuk menyampaikan pertanyaan secara langsung dapat
mengatasi masalahnya. Pada hollywood squares ini siswa tidak perlu bertanya
secara langsung pada guru, tetapi cukup dengan menuliskan pertanyaan pada
kertas kecil.
yang lebih mengaktifkan siswa. Salah satu perangkat pembelajaran yang dapat
dikembangkan adalah LKS yang dirancang sendiri oleh guru. LKS dalam
B. Identifikasi Masalah
1. Siswa malas untuk bertanya dan tidak percaya diri untuk menyampaikan
C. Pembatasan Masalah
2. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar dalam aspek kognitif
D. Perumusan Masalah
menggunakan strategi belajar aktif tipe hollywood squares lebih baik daripada
5
E. Tujuan Penelitian
siswa dengan menggunakan strategi belajar aktif tipe hollywood squares lebih
Gunung Talang.
F. Manfaat Penelitian
matematika siswa.
3. Siswa: agar lebih efektif dan kreatif dalam mengembangkan potensi yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Matematika
kreatifitas dari siswa. Untuk itu, guru harus menumbuhkan minat dan
antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, dalam rangka
perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan bagi siswa
bahwa: “dua hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran
matematika adalah pembentukan sifat yaitu pola berpikir kritis dan kreatif.
6
7
perubahan tingkah laku siswa dari tidak tahu menjadi tahu, baik dalam
yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak
sehingga siswa terlibat aktif dalam proses belajar, dan tidak hanya
pembelajaran matematika.
9
siswa, agar siswa dapat mengerti bagaimana yang disebut belajar dalam
konsep yang ada ke dalam situasi nyata. Untuk itu guru harus
matematika.
Seorang siswa akan dapat dengan cepat dan mudah memahami dan
lebih memahami materi yang telah dipelajarinya. Hal ini sejalan dengan
4. Pembelajaran Konvensional
ceramah atau berpola teacher centered (terpusat pada guru) dan rumus-
contoh-contoh.
beberapa contoh soal, siswa lalu mencatat apa yang dijelaskan guru di
oleh guru dalam waktu yang singkat. Selain itu pembelajaran ini dapat
hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. Ceramah
verbalisme.
materi pelajaran dan disajikan dalam bentuk tugas, soal dan pertanyaan.
baiknya oleh guru sehingga dengan cara itu siswa dapat menemukan
berikut:
komponen agar LKS yang dibuat sistematis dan dapat dipahami siswa.
6. Hasil Belajar
laku dan sikap. Menurut Hamalik (2007: 159) mengatakan bahwa “hasil
mengetahui suatu proses dan hasil belajar siswa. Sudjana (2002: 22)
belajarnya”.
16
belajar adalah dengan tes hasil belajar. Slameto (2003: 30) dalam evaluasi
bahwa tujuan tes hasil belajar adalah untuk mendapatkan informasi tentang
belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti tes akhir yang diberikan.
Hasil belajar matematika yang dimaksud disini adalah hasil belajar yang
aktif tipe Hollywood Squares. Hasil belajar yang diteliti pada penelitian
B. Penelitian Relevan
17
adalah.
C. Kerangka Pemikiran
belum termotivasinya siswa dalam belajar. Hal ini terjadi karena siswa
malas bertanya pada guru dan temannya. Kerena tidak percaya diri untuk
bertanya mengenai materi yang tidak dipahami dan merasa malu bertanya.
secara aktif.
bagi siswa yang pasif dan malas bertanya. Dengan Hollywood Squares
siswa dapat bertanya langsung pada guru dan menuliskan pertanyaan pada
19
Siswa
Bandingkan
D. Hipotesis Penelitian
Talang.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
mengetahui ada tidaknya akibat dari suatu tindakan yang dikenakan pada
B. Rancangan Penelitian
Control Group Only Design, rancangan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
20
21
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
Negeri 5 Gunung Talang pada tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari
4 kelas yaitu kelas VIIIA sampai kelas VIIID. Jumlah siswa masing-masing
Tabel 3. Perincian Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Gunung Talang
No Kelas Jumlah
1 VIIIA 26
2 VIIIB 25
3 VIIIC 25
4 VIIID 25
Jumlah 101
Sumber : Tata Usaha SMPN 5 Gunung Talang
2. Sampel
oleh populasi tersebut. Mengingat jumlah populasi yang sangat besar maka
sebagai berikut:
22
rumus :
Σ (n i −1 ) S 2
2 i
S =
Σ( ni−1 )
2
3) Untuk Uji Bartlett digunakan uji Chi-Kuadrat ( χ )
Keterangan :
ni = Jumlah anggota kelompok i
2
Si = Variansi kelompok i
S2 = Variansi gabungan dari semua sampel
B = Bartlett
χ = Chi-Kuadrat
Kemudian harga χ2hitung dibandingkan dengan χ2tabel dengan
jika χ2hitung < χ2tabel, dengan kata lain populasi homogen. Dari hasil
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas
b. Variabel terikat
penelitian.
2. Data Penelitian
a. Jenis Data
1) Data Primer
2) Data Sekunder
b. Sumber Data
2) Data sekunder bersumber dari guru matematika kelas VIII dan tata
D. Prosedur Penelitian
Secara umum pelaksanaan penelitian dapat dibagi atas tiga tahap, yaitu.
1. Tahap Persiapan
Halaman 49)
Halaman 62-79)
2011/2012.
25
2. Tahap Pelaksanaan
kontestan.
posisinya masing-masing
pertanyaan permainan.
tulis
9) Siswa lain yang tidak terlibat diberi kartu yang menyatakan setuju
10) Soal yang tidak dijawab dengan benar oleh celebrity didiskusikan
siswa.
duduknya masing-masing.
depan kelas
kembali.
3. Tahap Penyelesaian
dilakukan setelah materi pokok berakhir dengan soal yang sama untuk
E. Instrumen Penelitian
1. Catatan Lapangan
guru dan siswa. Catatan lapangan merupakan catatan tertulis mengenai apa
harian yang ditulis peneliti secara bebas, buku ini mencatat seluruh
pembelajaran.
28
d. Menyusun butir-butir soal menjadi bentuk tes akhir yang akan diujikan
Halaman 80-82)
f. Melakukan uji coba soal pada sekolah yang KKM setara. Uji coba
Mean
TK=
Skor Maksimum
Keterangan:
Skor Maksimum (SM) adalah Skor tertinggi yang telah ditetapkan
pada nomor butir soal (pada penskoran)
Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran soal tes uji coba diperoleh
bahwa soal nomor 1 termasuk dalam kategori mudah, dan soal nomor
Soal yang dipakai adalah soal dengan kriteria Daya Pembeda 0,20 –
1,00. Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh bahwa semua soal
diterima. Proses perhitungan daya pembeda dapat dilihat pada
Lampiran 14 halaman 90.
c. Reliabilitas Tes
( )
2
n Σσ 1
r 11 = 1− 2
n−1
σ 1
dimana :
( Σx )2
2
Σx −
2 k
σ 1=
k
31
Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya soal
2
Σσ 1 = Jumlah varians butir
2
σ 1 = Varians total
Σx = Jumlah skor tiap butir soal
2
Σx = Jumlah kuadrat skor butir soal
Hasil perhitungan reabilitas tes uji coba soal adalah 0,925. Hal ini
a. Uji Normalitas
sebagai berikut:
X i− X
Zi=
S
Keterangan :
X = Skor Rata-rata
S = Simpangan baku
Xi = Skor dari tiap soal
F( Z i )=Ρ ( z≤z i )
BanyaknyaZ 1 , Z 2 , Z 3 , .. . , yang≤Z i
S (Z i )=
n
f. Ambil harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak selisih
L0 =maks|F ( Z i )−S (Z i )|
g. Bandingkan nilai
L0 yang diperoleh dengan nilai L0 yang terdapat
b. Uji Homogenitas
dimana
S 1 dan S 2 adalah simpangan baku dari masing-masing
(2005:249) :
2
S1
F=
S 22
Keterangan :
2
S 1 = Variansi hasil belajar tertinggi
2
S 2 = Variansi hasil belajar terendah
F = Perbedaan antara variansi tertinggi dengan variansi terendah
Hipotesis diterima jika Fhitung < Ftabel α (n1 – 1, n2 – 1), dengan α = 0,05.
2. Uji Hipotesis
adalah uji kesamaan dua rata-rata (uji satu pihak). Pasangan hipotesis
a. Hipotesis Penelitian
konvensional.
konvensional.
b. Hipotesis Statistik
H 0 : μ1 =μ2
H 1 : μ1 > μ2
Keterangan :
µ1 = Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
µ2 = Rata-rata hasil belajar kelas kontrol
X 1 −X 2
√
t=
√
2 2
1 1 (n 1 −1 )S1 +(n2 −1 )S2
S + S=
n1 n2 dengan n1 +n2 −2
35
Dimana :
X1 = Nilai rata-rata kelompok eksperimen
X2 = Nilai rata-rata kelompok kontrol
n1 = Jumlah siswa kelompok eksperimen
n2 = Jumlah siswa kelompok kontrol
S 21 = Variansi hasil belajar kelas eksperimen
2
S2 = Variansi hasil belajar kelas kontrol
S = Simpangan baku kedua kelompok data
Kriteria pengujian:
aktif tipe hollywood squares lebih baik dari pada hasil belajar
nyata α = 0,05.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
siswa yang didapatkan pada tes akhir. Peserta tes pada kedua kelompok
kelas sampel terdiri dari 48 orang siswa dengan perincian 24 siswa dari
kelas eksperimen yaitu kelas VIIID dan 24 siswa dari kelas kontrol yaitu
Dari hasil analisis didapat nilai rata-rata dan simpangan baku seperti
Dari Tabel terlihat bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 81,208
15,008 dan kelas kontrol 18,89. Setelah nilai rata-rata dan simpangan baku
36
37
a. Uji Normalitas
diperoleh L0 < Ltabel artinya data tes hasil belajar matematika pada
2. Pengujian Hipotesis
uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah uji-t dengan taraf
C. Pembahasan
suatu teknik instruksional dari belajar aktif yang termasuk dalam bagian
belajar aktif tipe hollywood squares yang disertai LKS, hasil belajar
konvensional.
ada beberapa siswa yang masih ribut saat pembentukan celebrity squares
terbiasa dan sudah mulai paham dengan pelaksanaannya. Begitu juga pada
saat guru menyajikan materi dan diskusi kelompok pada setiap pertemuan
pada saat guru membagi siswa pada lima kelompok, siswa cenderung
lain cenderung ribut karena guru terfokus pada celebrity squares dan
soal latihan yang ada dalam LKS, sehingga siswa yang berkemampuan
kembali ini membuat pembelajaran tetap melekat dalam pikiran siswa dan
Guru menyuruh siswa mengerjakan latihan yang ada pada LKS di tempat
jika ada siswa yang belum mengerti tentang pelajaran dan menanyakan
berikutnya.
dominan. Hal ini disebabkan karena masih banyak siswa kelas kontrol
masih banyak di antara nilai siswa yang belum tuntas atau masih dibawah
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Bab IV diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih baik
dari hasil belajar kelas kontrol, dalam arti hasil belajar matematika siswa yang
dengan LKS lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang
5 Gunung Talang.
B. Saran
44
1. Untuk guru bidang studi matematika pada umumnya dan guru matematika
belajar Aktif tipe Hollywood Squares yang disertai dengan LKS untuk
kegiatan pembelajaran.
2. Penulis menyarankan agar adanya penelitian lebih lanjut pada materi yang
DAFTAR43
RUJUKAN
Dewi, Kamelia Sari. 2010. “Penerapan Strategi Belajar Aktif Tipe Hollywood
Squares dalam Pembelajaran Matematika Kelas VIII SMP N 1 2 X Enam
Lingkung”. UBH : Skripsi.
45
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 1995. Srtrategi Belajar Mengajar.
Banjarmasin: Rhineka Cipta.
Husnul, Fitri. 2007. Studi tentang Penerapan Metode Belajar Aktif Tipe Berbagi
Pengetahuan Secara Aktif pada Siswa Kelas X SMA 1 Tilatang Kamang.
Padang: Universitas Bung Hatta.
Mitri, Irianti. 2007. Modul Rencana Pembelajaran Dan Lembar Kerja Siswa
Berbasis CTL Untuk Siswa Menengah. Pekanbaru: UNRI.
Muliyardi. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika. Padang: MIPA UNP.
Sudjana, Nana. 2002. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Silberman, Melvin L. 2004. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif.
Bandung : Nusamedia.