PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ekonomi, dan alam. Oleh karena itu matematika dapat dikatakan sebagai
sistematis dan matematika juga salah satu mata pelajaran penentu kelulusan
matematika masih kurang, hal ini menjadikan siswa malas belajar matematika.
1
Dalam peraturan Dirjen Dikdasmen No. 506/C/PP/2004 tanggal
menyelesaikan masalah.
belum memahami berbagai konsep matematika. Oleh karena itu, guru haruslah
hasil belajar yang diperoleh siswa, salah satu contoh dilihat dari rendahnya
ketuntasan belajar matematika pada ujian mid semester siswa kelas VIII
MTsN Tarusan.
Tabel 1. Persentase Ketuntasan Siswa pada Ujian Semester 1 Matematika
Kelas VIII pada Tahun Pelajaran 2011 / 2012.
Jumlah 101 58
VIII MTsN Tarusan yang tidak tuntas pada ujian semester. Kriteria
belajar di sebabkan karena berbagi hal, yang terjadi selama ini antaranya siswa
kurang bersemangat dan kurang aktif dalam belajar karena kegiatan belajar
masih terpusat pada guru sehingga terjadi proses pemanjaan pola pikir siswa
sehingga siswa hanya menghafal tanpa mengerti isi dan konsep dari pelajaran
yang diberikan. Selain itu siswa beranggapan matematika pelajaran yang sulit
karena siswa terbiasa menanti apa yang disampaikan oleh guru. Ketika siswa
mengalami kesulitan, siswa tidak mau bertanya pada guru sehingga terlihat
sekali siswa kurang aktif selama proses pembelajaran berlangsung.
Selanjutnya saat diberikan tugas tidak semua siswa yang serius dalam
pandai, dengan kata lain pada umumnya siswa kurang bertanggung jawab
Jika guru memberikan soal latihan yang modelnya tidak sama dengan
contoh, siswa kesulitan untuk menyelesaikan soal tersebut. Seperti ketika guru
jumlah kuadrat sisi lainnya. Guru membuat sebuah gambar segitiga siku-siku
kemudian guru memberikan soal lain dengan r sebagai sisi miring, p dan q
Gambar 1
Terlihat dari gambar 1 bahwa siswa kurang paham terhadap konsep
materi yang di ajarkan. Siswa tidak dapat menjawab kembali konsep yang
jika hal ini tidak segera diantisipasi tentu akan merugikan siswa,
serta prestasi belajar siswa. Dalam hal ini guru harus pandai memilih metode
yang pas untuk mengatasi masalah yang dihadapi siswa, sehingga siswa lebih
false statement merupakan salah satu strategi dalam pembelajaran aktif yang
siswa untuk terlibat dalam materi pembelajaran berlangsung. Strategi ini dapat
menumbuhkan kerja sama tim dan saling bertukar pendapat (Hisyam, 2008:
24).
akan lebih aktif karena mereka akan bertukar pikiran dengan anggota
kelompoknya demi keberhasilan kelompoknya dalam menjawab pernyataan
B. Identifikasi Masalah
dalam pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
miliki dan agar terpusatnya penelitian ini maka penulis membatasi masalah
dalam pembelajaran
D. Perumusan Masalah
Statement lebih baik dari pada kemampuan pemahaman konsep siswa yang
Tarusan?
E. Asumsi
di dalam kelas.
pembelajaran matematika.
F. Tujuan Penelitian
G. Manfaat Penelitian
2. Motivasi bagi siswa kelas VIII MTsN Tarusan agar aktif dan bekerja sama
diajarkan disekolah.
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
diharapkan.
dan mengajar). Belajar dan mengajar akan menjadi terpadu dalam suatu
siswa dengan guru dan antara sesama siswa dalam pembelajaran. Proses
guru dengan siswa sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang lebih
baik.
dan terarah.
dengan baik. Untuk itu dalam kegiatan belajar dan mengajar diperlukan
belajar secara aktif. Keterlibatan siswa secara aktif harus didukung oleh
sendiri.
mengemukakan bahwa :
Agar belajar jadi lebih aktif siswa harus mengerjakan banyak sekali
tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan dan
memecahkan masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari.
Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh
gairah.
111) strategi ini merupakan aktifitas kerja sama dan juga menstimulasi
dalam suatu kelompok yang mempunyai tugas yang sama. Agar lebih
5-6 siswa.
d. Guru membagikan dua kartu yang sama pada tiap kelompok (satu
kartu berisikan pernyataan benar yang terdiri dari dua buah soal yang
benar dan satu kartu berisi pernyataan salah yang terdiri dari dua buah
dikurangi.
4. Pemahaman Konsep
merupakan contoh atau bukan contoh dari ide abstrak tersebut (Fadjar, 2009 :
memahami, dan memberi contoh atau bukan contoh suatu objek persoalan dan
Dari indikator di atas, maka indikator yang dilihat dalam penelitian ini
adalah:
dengan konsepnya).
5. Pembelajaran Konvensional
tanya jawab mengenai soal latihan yang dianggap sulit oleh siswa.
6. Pembentukkan Kelompok
Pembentukan kelompok pada penelitian ini adalah
7. Penelitian Relevan
B. Kerangka Konseptual
Salah satu faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah adalah
belajar karena mereka hanya bersikap menerima saja informasi yang diberikan
guru. Guru berperan penting dalam memperbaiki hasil belajar siswa, yaitu
dengan memilih sistem pembelajaran yang tepat. Salah satu cara yang dapat
digunakan oleh guru adalah dengan cara menerapka strategi True or False
Statement.
dengan siswa dan siswa dengan guru. Strategi ini dapat meningkatkan
C. Hipotesis
kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis dalam penelitian ini adalah
kemampuan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Keterangan :
1. Populasi
kelas VIII MTsN Tarusan Tahun Pelajaran 2011/2012 seperti terlihat pada
Tabel 4 yang terdiri dari 4 lokal dengan jumlah siswa sebagai berikut:
Tabel 4. Jumlah siswa kelas VIII MTsN Tarusan tahun ajaran
2011/2012
2. Sampel
atau wakil populasi yang diteliti. Sesuai dengan masalah yang diteliti,
maka dibutuhkan dua kelas sebagai sampel yaitu kelas eksperimen dan
diujikan adalah :
Keterangan:
= bilangan baku
= Skor siswa ke i
= Rata-rata
= Simpangan baku
4) Menghitung harga S (Zi) yaitu proporsi skor baku yang lebih kecil
( ) =
mutlaknya
berdistribusi normal.
value yang diperoleh lebih kecil dari taraf nyata yang ditetapkan (),
H0 : 12 = 22 = 32 = 42
berikut :
menggunakan rumus:
( 1)2
2 = ( 1)
= [( 1)] log 2
2 = ( 10)[ ( 1) 2 ]
Dimana :
B = Bartlett
= Jumlah siswa kelas ke-i
2 = Variansi kelas ke i
2 = Variansi gabungan semua sampel
2 = Chi-Kuadrat
ln 10 = 2, 3026
Kriteria pengujian: Tolak hipotesis H0 jika X2 X2(1-)(k-1),
homogen.
H0: 1 = 2 = 3 = 4
(2 )
= , = 1 + 2 + +
2
=
=
1
=
( 1)
=
( 1)
value yang diperoleh lebih kecil dari taraf nyata yang ditetapkan ()
1. Variabel
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam
a. Jenis data
1). Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari subjek
kelas kontrol.
2). Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak lain. Data
b. Sumber Data
1). Data primer bersumber dari siswa kelas VIII MTsN Tarusan yang
sampel penelitian.
2). Data sekunder bersumber dari kantor tata usaha dan guru bidang
D. Prosedur Penelitian
Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu:
1. Tahap persiapan
akademis siswa.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Kelas Eksperimen
Untuk kelas eksperimen diterapkan pembelajaran
1. Pendahuluan ( 10 menit)
dalam pembelajaran
pernyataan benar yang terdiri dari dua buah soal yang benar
dan satu kartu berisi pernyataan salah yang terdiri dari dua
siswa.
3. Penutup ( 10 menit)
b. Kelas Kontrol
sebagai berikut:
menit)
E. Instrumen Penelitian
penelitian yaitu tes akhir dengan indikator pemahaman konsep yang berfungsi
a. Menyusun Tes
diujikan
Suatu tes dikatakan valid jika tes tersebut dapat mengukur apa
yang seharusnya diukur. Validitas yang diuji dalam penelitian ini adalah
validitas isi yaitu cara membuat butir soal harus sesuai dengan kurikulum
adalah penyesuaian antara soal yang diberikan dengan materi yang ada
dalam kurikulum. Tes yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini
dahulu dilakukan uji coba untuk melihat apakah soal tersebut sudah
memenuhi kriteria soal yang baik. Adapun kriteria soal yang baik adalah
relevan dengan kelompok sampel. Dalam penelitian ini uji coba tes
informasi yang di peroleh dari kepala sekolah VIII MTsN Gurun Panjang
berbeda. Terbukti dari KKM kedua sekolah yang sama yaitu 65.
d. Analisis Item
disusun baik atau tidak. Menurut Suharsimi (2009 : 207) bahwa: Tujuan
analisis butir soal yaitu untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang baik,
kurang baik, dan soal yang jelek. Dengan analisa soal dapat diperoleh
termasuk soal yang mudah, sedang, atau sukar. Tingkat kesukaran soal
3) Reliabilitas Soal
n si
2
r 11 = 1 2
n 1 st
Keterangan:
r 11 = Koefisien reliabilitas tes
s 2
i = Jumlah varians skor tiap-tiap item
2
s t = Varians total
n = Banyak butir item
(2009 : 209):
1. Apabila r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes
hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah
memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable)
2. Apabila r11 lebih kecil daripada 0,70 berarti bahwa tes hasil belajar
yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki
reliabilitas yang tinggi (un-reliable).
yang mana.
Tabel 8: Contoh Rubrik Anatik skala 4 secara umum
Skala 0 1 2 3
Indikator
untuk kerja yang cukup memenuhi, skala 2 dianggap untuk kerja yang
baik, dan skala 3 dianggap untuk kerja yang sangat baik (Dimodifikasi dari
Skor yang diperoleh masih harus dirubah dalam skala angka yang
dikonversikan ke skala 0-100 yaitu skor yang diperoleh siswa dibagi skor
= 100%
2. Analisis Data hasil Belajar Siswa dengan Kemampuan Pemahaman
Konsep.
sampel.
a. Uji Normalitas
berdistribusi normal
berdistribusi normal.
lebih kecil dari taraf nyata yang ditetapkan (), maka tolak H0 dan
H0: 12 = 22
H1:12 22
adalah:
S12
F 2
S2
Dimana:
(1)(1 1,21) < < (11,21) dalam hal lain tolak H0.
2 2
dikatakan homogen.
c. Uji Hipotesis
dikemukakan maka digunakan uji kesamaan dua rata-rata yaitu uji satu
H0: 1 2
Hi: 1 2
Dengan:
rumus:
1
2
= 1 1
+
1 2
Dengan:
n 1S12 n2 1S 22
S2 1
n1 n2 2
Dimana:
lainnya.
X1 X 2
t'
S12 S 22
n1 n 2
Dimana:
12 22
terjadi sebaliknya, dengan: 1 = , 2 = , dimana:
1 2
1= (11), (1 1)
2 = (11), (2 1)
2 2
terima H0.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Silberman Melvin L. (2006). Aktive Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif.
Bandung : Nusa Media (Diterjemahkan oleh Muttaqien).
Tim Penulis. (2008). Buku Panduan Penulisan Tugas Akhir/ Skripsi. UNP
Padang: Universitas Negeri Padang.