Skripsi
(1301617017)
Puji syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya, sehingga dapat menyelesaikan tugas proposal ini .
Saya menyadari tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga saya dapat memperbaiki
kesalahan.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih . Semoga tugas ini bermanfaat dan berguna
bagi para pembaca yang memerlukannya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran penting dalam
pendidikan. Bukti matematika itu penting adalah pelajaran matematika
diajarkan di semua jenjang pendidikan. Matematika diperlukan oleh siswa
sebagai pengetahuan dasar dalam mempelajari bidang ilmu lain. Dalam
mempelajari matematika siswa harus mengenal dan memahami konsep dasar
matematika. Siswa yang mampu memahami konsep matematika dapat
mengaplikasikan dan menyelesaikan suatu permasalahan dengan tepat.
Kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika juga mampu
membantu siswa untuk memahami materi pelajaran selanjutnya.
Matematika yang seharusnya dijadikan sebagai ilmu penting untuk
dipelajari oleh siswa pada nyatanya tidak demikian. Banyak siswa yang
kesulitan dan lemah dalam memahami ilmu matematika. Hal tersebut
disebabkan oleh kemampuan pemahaman konsep matematika yang dimiliki
siswa tergolong rendah. Salah satu pokok bahasan matematika yang dianggap
sulit dan tidak disukai siswa adalah eksponen. Materi eksponen memiliki
keabstrakan yang cukup sulit untuk dibayangkan oleh siswa. Maka dari itu
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa terhadap eksponen masih
tergolong rendah.
Metode mengajar merupakan sarana interaksi guru dengan siswa di
dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian yang perlu diperhatikan
adalah ketepatan dalam memilih metode mengajar, metode mengajar yang
dipilih harus sesuai dengan tujuan, jenis dan sifat materi yang diajarkan.
Kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut
sangat berpengaruh terhadap hasil yang di capai. Ketepatan menggunakan
suatu metode dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami dan monoton
sehingga mengakibatkan sikap yang acuh terhadap pelajaran matematika.
Masalah ini seringkali menghambat dalam pembelajaran. Kurang tepatnya
pemilihan metode mengajar oleh guru akan mempengaruhi pretasi belajar
yang dicapai oleh siswa. Selain metode mengajar hal lain yang juga sangat
mempengaruhi adalah minat siswa dalam pelajaran matematika pada
khususnya masih sangat rendah. Hal ini karena siswa beranggapan bahwa
matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan.
Dalam menghadapi era saat ini yang penuh dengan persaingan dan tantangan
diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan tinggi dalam
memecahkan masalah. Seseorang yang memiliki kemampuan tinggi harus dapat
berpikir logis,rasional,kritis dan kreatif.Kemampuan berpikir logis, rasioanal, kritis
dan kreatif termasuk dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi yang tidak dapat
terjadi dengan sendirinya, melainkan diperleh melalui proses pendidikan khusunya
pendidikan matematika di sekolah.
Judul ini membahas tentang salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi
tersebut, khusunya dalam bidang matemtika yaitu beroikiris kritis matematika.
Berpikir kritis adalah aktivitas mental yang dilakukan menggunakan langkah-langkah
dalam metode ilmiah, yaitu: memahami dan merumuskan masalah , mengumpulkan
dan menganalisis informasi yang diperlukan dan dapat dipercaya, merumuskan
praduga dan hipotesis.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka identifikasi
masalah dari penelitian ini adalah :
1. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematis masih
rendah.Hal ini karena kemampuan pemahaman matematis siswa
yang masih kurang untuk mengenal dan paham konsep dasar
matematika yang membuat siswa mengalami kesulitan dalam
belajar matematika.
2. Kemampuan berpikir kritis siswa yang masih rendah karena siswa
yang belajar matematika hanya dengan menghafal tanpa
memahami konsep dasar dan kurangnya siswa dalam mengejarkan
soal-soal matematika sebagai latihan.
3. Pembelajaran yang diterapkan guru belum tepat untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
dengan mengembangkan bahan ajar berupa LKS.
C. Batasan Masalah
Upaya untuk menghindari meluasnya kajian permasalahan maka dilakukan
pembatasan masalah yaitu pendekatan Open-Ended akan dilaksanakan pada pokok
bahasan operasi dan faktorisasi bentuk aljabar di kelas VIII SMP Negeri Jakarta
Timur.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dirumuskan permasalahan yang dilakukan dalam penelitian ini
yaitu “apakah pendekatan Open-Ended dengan bahan ajar dapat membantu untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan berpikir kritis pada
siswa SMP?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan bahan ajar untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan berpikir kritis siswa
SMP.
G. Manfaat Penelitian
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teoritik
Hal ini dapat ditemui bahkan pada beberapa Buku Sekolah Elektronik
(BSE) Matematika yang diterbitkan pemerintah. Kreativitas siswa dalam
berpikir selama proses pembelajaran menjadi tidak begitu penting.
Kemampuan mengkritisi suatu jawaban beserta cara menjawabnya pun
menjadi hal yang tabu, karena prosedur dan aturan dalam menyelesaikan soal
sudah diajarkan terlebih dahulu oleh guru. Penelitian dalam bidang
pengembangan berpikir kritis maupun berpikir kreatif menunjukkan bahwa
kedua kemampuan ini dapat dikembangkan melalui pembelajaran di kelas.
Kanik (2010, p.3) dalam disertasinya mendata beberapa hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa pembelajaran di kelas memiliki pengaruh signifikan
terhadap kemampuan dan sikap berpikir kritis, diantaranya adalah
pembelajaran yang bermakna dan membangun pengetahuan awal siswa.
Kegiatan lain yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis adalah
menanyakan soal-soal tingkat tinggi, memberi waktu yang cukup kepada
siswa untuk berpikir lebih dalam tentang suatu topik, guru menjadi model atau
panutan dalam berpikir kritis dan menciptakan budaya berpikir kritis,
pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis, pembelajaran berbasis
penelitian, menggunakan masalah sehari-hari sebagai motivasi, critical
reading and writing activities, debat, case-studies, pembelajaran jigsaw, role-
playing, game, dan melakukan evaluasi dari pembelajaran menggunakan soal
essai.
C. Kerangka Pikir
Media pembelajaran Matematika ini dibuat melalui beberapa tahapan,
yaitu perencanaan, desain, dan pembuatan. Perencanaan yaitu tahap awal dari
penelitian ini yang terdiri dari analisis masalah dan analisis kebutuhan.
Analisis masalah antara lain mengidentifikasi permasalahan dan mencari
solusi dari permasalahan yang ada. Analisis kebutuhan antara lain
menentukan isi materi dasar-dasar pengenalan komputer kurikulum dan dapat
dibuat dengan menggunakan bahan ajar matematika.
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana hasil rancangan bahan ajar matematika untuk siswa kelas VIII
SMP?
2. Bagaimana hasil analisis bahan ajar matematika untuk siswa kelas VIII
SMP?
3. Bagaimana hasil belajar siswa setelah menggunakan bahan ajar
matematika untuk siswa kelas VIII SMP?
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Model pengembangan yang diacu adalah model Dick & Carey
dan Borg & Gall. Borg & Gall, (2003) dalam bukunya "Educational
Research" mengatakan, karena model Dick & Carey adalah suatu model
pengembangan instruksional yang sangat sistematis. Mulai dari tahap
awal pengembangan sampai kepada desiminasi produk yang
dikembangkan dengan melakukan proses perbaikan yang berlangsung
secara terus menerus hingga target (standar kualitas) produk yang
dikembangkan tercapai, yaitu (efektif, efisien, dan berkualitas). Ini
adalah tahapan pengembangan instruksional yang tidak dimiliki oleh
model pengembangan instruksional lainnya.
B. Prosedur Pengembangan
Suneetha, Rao, & Rao (2004, p.260) menyatakan beberapa
alasan pentingnya suatu bahan ajar matematika yaitu:
1. sebagai panduan guru dalam mengajar,
2. sebagai buku referensi dan perangkat untuk mengajar,
3. mengefektifkan pembelajaran (waktu dan energi yang
digunakan),
4. membantu guru membuat lembar kegiatan siswa LKS,
5. sebagai suplemen soalsoal latihan,
6. selain memberi informasi dan pengetahuan, juga menstimulasi
pemikiran dan penalaran siswa,
7. bisa mengembangkan kebiasaan belajar sendiri pada siswa,
8. membantu siswa menyelesaikan tugas di rumah,
9. membantu siswa dalam mengerjakan soal dengan melihat
contoh soal yang ada dalam bahan ajar,
10. membantu siswa memahami dan menginterpretasi fakta dan
ide yang diberikan di bahan ajar, dan
11. membantu siswa memperoleh ilmu dengan cepat dan tepat.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SMP Negeri di Jakarta Timur
pada semester ganjil Tahun Ajaran 2020/2021.