Anda di halaman 1dari 6

NAMA : JIHAN HIDAYAH PUTRI

KELAS : A-1 2017

PRODI : PENDIDIKAN MATEMATIKA

NIM : 8176171016

Judul: “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Problem Based


Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Di
SMP”

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
yang dinamis dan syarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau
perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan
dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan
pada semua tingkat perlu terus–menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan
masa depan, pendidikan yang mampu mendukung pembangunan masa depan
adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang
bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema yang dihadapinya.
(Trianto, 2011: 11). Salah satu bidang studi yang memiliki peranan penting dalam
pendidikan adalah matematika, karena matematika merupakan salah satu ilmu
pendidikan yang utama dan berperan dalam melengkapi ilmu lainnya. Oleh karena
itu pendidikan matematika menjadi salah satu pusat perhatian kualitas pendidikan
di Indonesia sehingga banyak upaya yang muncul untuk memperbaiki kualitas
pendidikan matematika. Corckroft (dalam Abdurrahman, 2012: 204)
mengungkapkan bahwa :

“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan


dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan
keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi
yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan
informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir
logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; (6) memberikan kepuasan
terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”.

Berkenaan dengan hal di atas, seharusnya matematika menjadi mata


pelajaran yang diminati oleh siswa. Namun kebanyakan siswa Indonesia
menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan rumit karena selalu
berhubungan dengan angka, rumus dan hitung menghitung, bahkan mereka pun
tidak berniat untuk mempelajarinya, kecuali karena tuntutan materi. Survei dari
Program for International Student Assesment (PISA) pada tahun 2012 yang
dilakukan pada 65 negara menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa-
siswi Indonesia menduduki peringkat paling bawah dari 65 negara
(http:/news.detik.com).
Salah satu faktor penyebab permasalahan di atas disebabkan dari sikap
mengajar guru yang kurang dalam menyampaikan materinya dengan baik dan
benar. Banyak siswa yang mengandalkan hapalan dalam belajar matematika.
Ketika diberi masalah matematika yang baru siswa tidak yakin dapat
menyelesaikannya. Arends (dalam Trianto, 2011: 7) menyatakan bahwa : “it is
strange that we expect studens to learn yet seldom teach then about learning, we
expect student to solve problems yet seldom teach then about problem solving,“
yang berarti dalam mengajar adalah bahwa guru selalu menuntut siswa untuk
belajar dan jarang memberikan pelajaran bagaimana siswa untuk belajar, guru
juga menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tapi jarang mengajarkan
bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah.
Menurut standar isi dan kompetensi dasar SMP/MTs tahun 2006, tujuan
mata pelajaran matematika sebagai berikut:

“1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar


konsep dan mengaplikasikankonsep atau algoritma, secara luwes,
akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah, 2)
menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, 3)
memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model,
dan menafsirkan solusi yang diperoleh, 4) mengomunikasikan
gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah, dan 5) memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah.”

Dari kutipan diatas dapat kita simpulkan bahwa belajar matematika perlu
diberikan kepada setiap orang mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi.
Salah satu inovasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan
mengembangkan perangkat pembelajaran, yang salah satunya adalah LKS.
Perangkat pembelajaran atau yang sering disebut dengan kurikulum merupakan
bagian yang penting dari sebuah proses pembelajaran. Pernyataan ini sesuai
dengan UU sisdiknas No. 20 Tahun 2003 : BNSP (Kurikulum 2013 : 21)
menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Tetapi pada kenyataannya masih banyak guru yang tidak
memiliki perangkat pembelajaran saat mengajar, terutama LKS pada saat
mengajar di kelas. Beberapa alasan pentingnya perangkat pembelajaran bagi
seorang guru adalah : (1) sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar di
kelas, (2) sebagai kelengkapan administrasi tetapi lebih sebagai media
peningkatan profesionaisme sebagai seorang guru, (3) mempermudah guru dalam
menyampaikan materi pelajaran tanpa harus banyak berpikir dan mengingatnya.
Dalam penulisan ini, penulis akan membahas tentang kemampuan
pemecahan masalah siswa, dimana siswa diharapkan memiliki kreativitas untuk
kemampuan memecahkan sebuah masalah dan mampu memberikan gagasan-
gagasan baru dengan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu
masalah, yang menekankan pada segi kuantitas, ketergantungan dan keragaman
jawaban dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan
masalah disini sangat perlu dikembangkan guna dapat menyelesaikan masalah
matematika ynag membutuhkan kemampuan, keterampilan, dan pengalaman
dalam menyelesaikannya. Keterampilan yang dimaksud disini adalah kemampuan
yang dapat menghasilkan kreativitas, kemampuan berpikir tingkat tinggi dan
kemampuan menyelesaikan memecahkan masalah tersebut.

Dalam proses perbaikan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam


memecahkan masalah matematika disini. Penulis ingin membatasi perangkat
pembelajaran yang dikembangkan, yaitu hanya pada media pembelajaran berupa LKS.
Sebagai sarana pembelajaran cetak yang menarik untuk dipakai. Hendaknya dalam
penyusunan LKS pada materi yang disampaikan dipadukan dengan pendekatan
pembelajaran yang kontekstual agar pembelajaran menjadi bermakna. Salah satu
pembelajaran yang dapat digunakan adalah Problem Based Learning, karena Problem
Based Learning dapat memandu guru dan siswa menguraikan rencana pemecahan
masalah menjadi tahap-tahap kegiatan; guru memberi contoh mengenai
penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas
tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan
berorientasi pada upaya penyelidikan siswa. (Trianto, 2011: 23).
Berdasarkan tulisan dan permasalahan yang ada di atas, maka penulis
tertarik untuk mengangkat masalah ini ke dalam satu penelitian yang berjudul
“Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Problem Based
Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Di
SMP”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut :
1. Belajar matematika di sekolah masih berpatokan kepada guru
2. Pembelajaran matematika belum berorientasi pada penggunaan masalah
dunia nyata.
3. LKS berbasis pendekatan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran
matematika siswa SMP kelas VIII belum diterapkan.
4. Dalam proses pembelajaran, guru belum memberikan soal-soal yang
berbasis masalah kontekstual yang dapat mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah siswa.
5. Hasil belajar matematika siswa masih rendah.
6. Pembelajaran matematika di sekolah cenderung monoton secara
konvensional

C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan dari permasalahan di atas sebagai berikut :
1. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa melalui
LKS yang dikembangkan berbasis pendekatan pemecahan masalah?
2. Bagaimana keefektifan LKS yang dikembangkan berbasis pendekatan
pemecahan masalah terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa?
3. Bagaimana respon siswa terhadap LKS yang dikembangkan berbasis
pendekatan pemecahan masalah ?

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa
2. Untuk mengembangkan LKS berbasis pendekatan pemecahan masalah yang
efektif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap LKS yang dikembangkan berbasis
pendekatan pemecahan masalah .

E. Dasar – Dasar Teori


Pemecahan masalah adalah aplikasi dari konsep dan keterampilan. Dalam
pemecahan masalah biasanya melibatkan beberapa kombinasi konsep dan
keterampilan dalam suatu situasi baru atau situasi yang berbeda. Pendekatan
pemecahan masalah menekankan pada pengajaran untuk berpikir tentang cara
memecahkan masalah dan pemprosesan informasi matematika.
Problem Based Learning secara umum adalah salah satu model
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan cara menghadapkan
peserta didik tersebut dengan berbagai masalah yang dihadapi dalam
kehidupannya. Dengan model pembelajaran ini, peserta didik dari sejak awal pada
berbagai kehidupan yang mungkin akan ditemuinya kelak pada saat mereka sudah
lulus dari bangku sekolah kelak.
LKS merupakan media pembelajaran yang digunakan sebagai sarana
pembelajaran cetak yang menarik untuk dipakai, dalam penyusunan LKS pada materi
yang disampaikan hendaknya dipadukan dengan pendekatan pembelajaran yang
kontekstual agar pembelajaran menjadi bermakna.

F. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
pengembangan dengan menggunakan modifikasi dari model pengembangan 4-D
(Four-D Models) S. Thiagarajan, Semmel dan Semmel. Model ini dipilih karena
sistemastis dan cocok untuk mengembangkan LKS yang dilakukan berbasis
Pendekatan pemecahan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa.

G. Daftar Pustaka

Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar . Jakarta : Rineka


Cipta

Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada

Paparan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Bidang Pendidikan.


2014. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan

PISA.2012.http://news.detik.com/read/2013/12/04/144944/2432402/10/ini-
peringkat-kemampuan-matematika-siswa-di-dunia-indonesia-nomor-
berapa (accessed 28 Januari 2016)

Rusman.2012.Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme


Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sukidin., Basrowi & Suranto. 2010. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas.


Surabaya : Insan Cendekia

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group

Wardhani, Sri dan Rumiati. 2011. Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika
SMP: Belajar dari PISA dan TIMSS. Yogyakarta: PPPPTK Matematika

H. Nama-nama Calon Dosen Pembimbing:


Berikut ini saya ajukan beberapa nama dosen yang saya harapkan dapat
membantu membimbing penyusunan thesis saya.

1. Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd.


2. Dr. Mulyono,M.Si.
3. Dr. KMS. Muhammad Amin Fauzi,M.Pd.
4. Dr. Edy Surya, M.Si.

Anda mungkin juga menyukai