Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL SKRIPSI

Analisis Kemampuan Berproses dan Kemandirian Pada Pembelajaran Pendekatan


Open Ended Terhadap Pemahaman Konsep Murid Dalam Pokok Bahasan
Persamaan Garis Lurus Kelas VIII SMP Negeri 1 Narmada
Tahun Pelajaran 2020/2021

OLEH :
NAMA : ANAS USMAN HUSNUDDU’A
NIM : E1R018007
KELAS :A
SMSTR :6

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS MATARAM
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan


dan teknologi, baik sebagai alat bantu dalam penerapan- penerapan bidang ilmu lain
maupun dalam pengembangan matematika itu sendiri. Penguasaan materi matematika oleh
siswa menjadi suatu keharusan yang tidak bisa ditawar lagi di dalam penataan nalar dan
pengambilan keputusan dalam era persaingan yang semakin kompetitif. Namun ironisnya,
matematika dan pembelajarannya tidak pernah sepi dari keluhan beberapa pihak, baik
siswa, orang tua, masyarakat dan bahkan oleh guru pengajar matematika. Kenyataan ini
perlu mendapatkan perhatian yang serius dengan inovasi-inovasi yang konstruktif sehingga
dapat memberikan harapan yang lebih cerah pada perkembangan Pendidikan matematika
dan pembelajaran matematika pada khususnya.
Matematika diperlukan untuk membekali siswa menjadi pelajar yang mandiri dan
mampu mengatasi permasalahan yang muncul dalam kehidupan. Oleh karena itu,
pelaksanaan pembelajaran Matematika tidak cukup hanya memberikan informasi berupa
teori atau konsep yang bersifat hafalan saja, perlu berorientasi pada pengembangan
keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah.Hasil belajar yang
optimal pada dasarnya diinginkan oleh semua pihak dan wawasan berpikir yang logis dan
kritis sangat dibutuhkan demi perkembangan kemajuan kedepan dalam pembelajaran
Hallatu,( 2017).
Orang yang mampu berpikir kritis adalah orang yang mampu menyimpulkan apa
yang diketahuinya, mengetahui cara menggunakan informasi untuk memecahkan
permasalahan, dan mampu mencari sumber-sumber informasi yang relevan sebagai
pendukung pemecahan masalah, Adinda (2016: 129). Berdasarkan penjelasan di atas,
keterampilan berpikir kritis merupakan kemampuan dasar untuk memecahkan masalah.
Masalah yang sangat menonjol dalam proses belajar matematika sekolah dasar dan
menengah adalah pada umumnya hasil belajar para siswa belum memuaskan. Siswa
cenderung pasif dan kurang terlibat dalam proses belajar mengajar. Kondisi seperti ini tidak
akan mengembangkan aspek kemampuan dan aktivitas siswa seperti yang diharapkan.
Rendahnya kemampuan tersebut ditunjukkan oleh rendahnya hasil belajar siswa. SMP
Negeri 1 Narmada merupakan sekolah standart nasional yang mempunyai fasilitas yang
cukup memadai. Hasil diskusi dengan guru yang mengajar di kelas VIII SMP Negeri 1
Narmada diperoleh bahwa :

1. siswa cukup sulit memahami konsep-konsep matematika karena konsep-


konsep matematika bersifat abstrak;
2. siswa tidak banyak yang siap/menyiapkan diri sebelum pelajaran dimulai
walaupun materi yang diajarkan pada pertemuan berikutnya sudah diketahui;
3. aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih rendah.

Dari hasil diskusi di atas terlihat bahwa banyak siswa yang tidak suka dan dan
merasa kesulitan serta belum mendapatkan semangat dan motivasi dalam kegiatan
pembelajaran matematika. Oleh karena itu perlu suatu upaya untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Narmada. Materi yang dipilih pada penelitian ini
adalah Persamaan Garis Lurus. Alasan memilih materi tersebut karena banyak siswa
mengalami kesulitan dalam pengerjaannya, Siswa tidak dapat menyusun bukti dengan
lengkap dan runtut untuk menarik kesimpulan. Kemampuan menduga siswa dalam
menyelesaikan permasalahan matematika masih sangat kurang. Siswa harus sering
diarahkan dan dimotivasi, serta nilai hasil pembelajarannya belum memuaskan, masih
banyak siswa yang belum bisa menjadi pembelajar mandiri. Untuk memahami materi
bahasan pokok persamaan garis lurus diperlukan ketelitian dan analisis masalah.

Penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian tindakan yang implementasinya


dapat dilihat, dirasakan, dan dihayati kemudian muncul pertanyaan apakah praktik-praktik
pembelajaran yang selama ini dilakukan memiliki efektifitas yang tinggi. Penelitian ini
melatih berpikir kritis dan sistematis mulai dari merencanakan, melaksanakan,
mengobservasi, dan merefleksi. PTK akan dapat meningkatkan proses dan produk
pembelajaran Susilowati (2018).
Dengan penerapan pembelajaran pendekatan open-ended berupa pemberian tugas
terstruktur untuk melatih siswa agar belajar menyelesaikan masalah sebelum guru
menyampaikan materi yang berkaitan dengan tugas itu, diharapkan siswa dapat menjawab
permasalahan dengan banyak cara dan mungkin juga banyak jawaban (yang benar),
sehingga mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa serta dapat
membangkitkan nalar siswa sehingga siswa bisa berpikir kreatif, logis dan kritis dalam
mengenali, memproses dan menghubungkan apapun yang diketahui.

Pembelajaran pendekatan open-ended memiliki beberapa kelebihan


diantaranya adalah:
1. siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran dan lebih sering
menyatakan pendapatnya;
2. siswa mendapat kesempatan untuk menggunakan keterampilan
matematika;
3. siswa berkemampuan rendah dapat memberi jawaban menurut caranya
sendiri;
4. siswa secara intrinsik termotivasi untuk membuktikan;
5. siswa memperoleh banyak pengalaman dalam menemukan dan menerima
pengakuan dari teman lain.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas serta terdorong oleh
peran tanggung jawab guru untuk memajukan anak didik, maka peneliti melaksanakan
penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul ” Analisis Kemampuan Berproses dan
Kemandirian Pada Pembelajaran Pendekatan Open Ended Terhadap Kemampuan
Pemahaman Konsep Murid Pada Pokok Bahasan Persamaan Garis Lurus Kelas VIII SMP
Negeri 1 Narmada Tahun Pelajaran 2020/2021”

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang diangkat dan dikaji dari pokok bahasan ini adalah sebagai
berikut; Apakah hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Narmada tahun pelajaran
2020/2021 pada pokok bahasan persamaan garis lurus dapat ditingkatkan melalui
pembelajaran pendekatan open-ended?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran


pendekatan open-ended dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Narmada tahun pelajaran 2020/2021 pada pokok bahasan persamaan garis lurus .
Dan kegunaan peningkatan tindakan kelas ini adalah :
1. Bagi Siswa

Menambahkan kekreatifan siswa dan membangkitkan kepercayaan diri siswa dalam


pembelajaran matematika
2. Bagi Guru

Menambahkan kualitas , wawasan serta pengalaman dam pembelajaran matematika


dengan menggunakan pendekatan pembelajaran open-ended
3. Bagi Sekolah

Sebagai masukan dan sumbangan kepada pihak sekolah maupun sekolah lainnya dalam
rangka perbaikan proses pembelajaran matematika
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi siswa antara lain:

a. diharapkan nilai siswa bertambah;


b. diharapkan siswa mampu menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dalam
kelompoknya;
c. diharapkan siswa kreatif dalam berpikir.

2. Manfaat bagi guru antara lain:

a. meningkatkan kreativitas guru dalam pengembangan materi pelajaran;


b. guru memiliki kemampuan penelitian tindakan kelas yang inovatif;
c. memberikan kesempatan guru lebih menarik siswa dalam
pembelajaran;
d. siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran.

4. Manfaat bagi sekolah antara lain:

a. diharapkan masyarakat lebih antusias untuk memasukkan anaknya ke


sekolah tersebut;
b. menciptakan lingkungan sekolah sebagai pusat ilmu pengetahuan.

D. Ruang Lingkup Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian :


Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Narmada pada semester ganjil tahun pelajaran
2020/2021. Dengan menyesuaikan jam pelajaran matematika kelas VIII SMP Negeri 1
Narmada.

2. Subyek dan Obyek Penelitian


Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Narmada, yaitu 50 siswa
yang terdiri dari 30 siswa putri dan 20 siswa putra. Dan obyek penelitian ini adalah
peningkatan strategi pembelajaran pendekatan open-ended
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Belajar

Secara umum Imron (1996:2), belajar adalah suatu upaya yang dimaksudkan untuk
menguasai/mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari
seseorang yang lebih tahu atau yang sekarang dikenal dengan guru atau sumber-sumber
lain karena guru sekarang ini bukan merupakan satu-satunya sumber belajar .Dalam
belajar, pengetahuan tersebut dikumpulkan sedikit demi sedikit hingga akhirnya
menjadi banyak. Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang
banyak belajar, sementara orang yang sedikit pengetahuannya diidentifikasi sebagai
orang yang 2 sedikit belajar dan orang yang tidak berpengetahuan dipandang sebagai
orang yang tidak belajar.
Menurut psikologi belajar, belajar adalah suatu perubahan tingkah laku dalam diri
seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman. Contoh: belajar
membaca berarti individu mendapat pengalaman, dan terjadi perubahan dalam 3 ranah
yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Pakar psikologi
menjelaskan bahwa perilaku belajar sebagai proses psikologis, individu dalam
interaksinya dengan lingkungan secara alami (Imron, 1996:3). Perubahan dalam aspek
kematangan, pertumbuhan, perkembangan tidak termasuk perubahan dalam pengertian
belajar.
Crow and Crow dalam Educational Psychology (1984), belajar adalah perbuatan
untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan berbagai sikap, termasuk
penemuan baru dalam mengerjakan sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan
menyesuaikan dengan situasi baru. Definisi ini menekankan hasil dari aktifitas belajar
(Sriyanti, 2013:16).
Dictionary of Psychology disebutkan bahwa belajar memiliki dua definisi. Pertama,
belajar diartikan sebagai “the process of acquiring knowledge”. Kedua, belajar
diartikan sebagai “a relatively permanent change potentiality which occurs as a result
of reinforced practice”. Pengertian pertama, belajar memiliki arti suatu proses untuk
memperoleh pengetahuan. Pengertian kedua, belajar berarti suatu perubahan
kemampuan untk bereaksi yang relative langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.
Pengertian belajar dari Dictionary of Psychology ini menekankan aspek proses serta
keadaan sebagai hasil belajar (Sriyanti, 2013:16-17).
Menurut pandangan psikologis, setidak-tidaknya ada tiga pandangan mengenai
teori belajar yaitu dari psikologi behavioristik, psikologi kognitif, dan psikologi
humanistik,
2. Pengertian Pembelajaran

Menurut Romiszowski (1981:4) dalam Winataputra (2008:2)


pembelajaran/instruction adalah sebagai proses pembelajaran yakni proses belajar
sesuai dengan rancangan. Unsur kesengajaan dari pihak di luar individu yang
melakukan proses belajar merupakan ciri utama dari konsep instruction. Proses
pengajaran ini berpusat pada tujuan atau goal directed teaching process yang dalam
banyak hal dapat direncanakan sebelumnya (pre-planned).
Menurut Budimansyah (2002:1) pembelajaran adalah sebagai perubahan dalam
kemampuan, sikap, atau perilaku siswa yang relatif permanen sebagai akibat
pengalaman atau pelatihan. Perubahan kemampuan yang hanya berlangsung sekejab
dan kemudian kembali ke perilaku semula menunjukkan belum terjadi peristiwa
pembelajaran, walaupun 3 mungkin terjadi pengajaran. Tugas seorang guru adalah
membuat agar proses pembelajaran pada siswa berlangsung secara efektif. Selain fokus
pada siswa pola fikir pembelajaran perlu diubah dari sekedar memahami konsep dan
prinsip keilmuan, siswa juga harus memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu dengan
menggunakan konsep dan prinsip keilmuan yang telah dikuasai.
Menurut UUSPN nomor 20 tahun 2003, pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Ada
lima konsep dalam pengertian tersebut yaitu: (1) interaksi, (2) peserta didik, (3)
pendidik, (4) sumber belajar, dan (5) lingkungan belajar.

3. Pengertian pendekatan open-ended


Shimada (dalam Soeyono, 2013) mengemukakan bahwa pendekatan open-ended
adalah pendekatan dalam pembelajaran yang dimulai dengan menyajikan suatu
permasalahan kepada siswa, di mana permasalahan memiliki metode atau penyelesaian
yang benar lebih dari satu. Hal tersebut serupa dengan pengertian pendekatan open-
ended yang dikemukakan oleh Sawada (dalam Nurhayati, 2013) yaitu bahwa
pendekatan open-ended merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran di mana
guru memberikan suatu situasi masalah pada siswa yang solusi atau jawaban masalah
tersebut dapat diperoleh dengan berbagai cara. Berdasarkan konsep yang dikemukakan
di atas, dapat dikatakan bahwa pendekatan open-ended merupakan pendekatan dalam
proses pembelajaran yang menawarkan suatu pembelajaran di mana dalam prosesnya
dimulai dengan pemberian masalah yang berkaitan dengan konsep matematika yang
akan dibahas.
Adapun sintaks pembelajaran dengan pendekatan open-ended yaitu tahap
menghadapkan siswa pada masalah terbuka, tahap membimbing siswa untuk
menemukan pola dan mengkontruksi pengetahuan atau permasalahannya sendiri, tahap
membiarkan siswa mencari solusi dan menyelesaikan masalah dengan berbagai
penyelesaian dan terakhir yaitu tahap siswa menyajikan hasil temuannya (Huda, 2013).
Pada keempat tahapan tersebut terdapat tahapan di mana siswa dihadapkan pada
masalah terbuka dan tahapan siswa menyajikan hasil temuannya. Kedua, tahapan
tersebut menuntut siswa untuk memiliki kepercayaan diri dalam pembelajaran. Ketika
siswa dihadapkan pada situasi presentasi, yaitu siswa menyajikan hasil temuannya
didepan teman-teman dan guru, kepercayaan diri siswa sangat dibutuhkan agar siswa
mampu dengan percaya diri menyajikan hasil temuannya. Berdasarkan paparan
tersebut, diperoleh pernyataan bahwa pendekatan open-ended akan dapat
meningkatkan kepercayaan diri siswa.
Anthony (dalam Kushartanti, 2009, hlm. 41) mengemukakan bahwa “Kepercayaan
diri merupakan sikap pada diri seseorang yang dapat menerima kenyataan, dapat
mengembangkan kesadaran diri, berpikir secara positif, memiliki kemandirian dan
kemampuan untuk memiliki serta mencapai sesuatu yang diinginkannya”. Dengan kata
lain, kepercayaan diri merupakan sikap yakin siswa bahwa dengan kemampuan dan
upayanya, dia dapat melakukan apa yang diinginkan dan mencapai tujuan pembelajaran
matematika yang diharapkan.

B. Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain:

1. Hasil penelitian Febrina Ramadhani(2018) berjudul “Penerapan Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Pendekatan Open-Ended
untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Pemahaman Konsep pada Materi
Persamaan Garis Lurus”,menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dengan pendekatan Open-Ended dapat meningkatkan aktivitas
belajar dan pemahaman konsep matematika siswa pada materi Persamaan Garis Lurus
kelas VIII E SMP Negeri 2 Mojolaban tahun pelajaran 2017/2018.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
adalah variabel terikat yang diukur yaitu sama-sama mengukur pemahaman konsep
pada materi persamaan garis lurus.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
adalah variabel bebas penelitian , yaitu pada penelitian tersebut variabel bebas yang
diukur adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)
dengan Pendekatan Open-Ended, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
mempunyai variabel
bebas yaitu pendekatan open-ended

2. Hasil penelitian Joko Tri Leksono, 2006 berjudul “Pengaruh Motivasi Belajar dan
Kemampuan Berproses pada Pembelajaran Pendekatan Open Ended terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Persamaan Garis Lurus Kelas VIII SMP Negeri 4
Pati ”, menunjukkan bahwa kesimpulan dari penelitian ini yaitu hasil belajar akan
meningkat jika motivasi belajar dan kemampuan berproses siswa meningkat. Sehingga
dalam penelitian ini Ada pengaruh antara motivasi belajar dan kemampuan berproses
dalam pembelajaran pendekatan open ended terhadap hasil belajar siswa pada pokok
bahasan persamaan garis lurus kelas VIII SMP Negeri 4 Pati .
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
adalah variabel bebas yang diukur yaitu sama-sama mengukur pendekatan open-ended
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
adalah variabel terikat penelitian, yaitu pada penelitian tersebut variabel terikat yang
diukur adalah motivasi dan hasil belajar peserta didik terhadap pemahaman konsep
persamaan garis lurus. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti mempunyai
variabel terikat yaitu Kemampuan Berproses dan Kemandirian berfikir dalam
memahami konsep persamaan garis lurus
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut Pendekatan OpenEnded terhadap
pemahaman pokok bahasan persamaan garis lurus akan mampu meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif ,aktivitas belajar siswa dan akan menciptakan motivasi
pembelajaran yang lebih baik terhadap pemahaman materi persamaan garis lurus.

C. Kerangka Berfikir

X Y

Pendekatan Open Ended Hasil Belajar Sisiwa

Proses

1. Menyajikan masalah
2. Mendesain pembelajaran
3. Memperhatikan dan mencatat respons siswa
4. Membimbing dan mengarahkan siswa
5. Membuat kesimpulan

Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor luar dan faktor
dalam individu itu sendiri. Adapun faktor dari luar meliputi: faktor lingkungan
sosial dan faktor non sosial. Sedangkan faktor dari dalam individu sendiri
meliputi: faktor jasmani dan faktor psikologis siswa itu sendiri. Oleh karena itu
pendekatan pembelajaran sangat diperlukan untuk dapat mendukung dalam proses
belajar mengajar sehingga mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
Untuk mewujudkan peningkatan hasil belajar siswa terhadap mata
pelajaran matematika, maka di dalam pembelajaran di sekolah haruslah dapat
membuat siswa lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran, dan dapat
meningkatkan hasil belajar mereka. Salah satu pendekatan pembelajaran yang
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa salah satunya adalah
pendekatan open-ended.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Eksperimen sebenarnya, dengan menggunakan jenis
desain penelitian salomon four – group design. Penelitian salomon four – group memiliki
kekuatan karena menggabungkan manfaat dari beberapa desain lain. Desain salomon four
group menyediakan kontrol yang lebih ketat lagi dengan memperluas desain sebelumnya
untuk mencakup satu kelompok kontrol lagi yang tidak menerima percobaan atau
perlakuan. Desain ini memberikan kontrol yang baik terhadap ancaman validitas internal.
Desain salomon four group memiliki dua kelompok yang telah diuji sebelumnya
dan dua tanpa pra-tes; Salah satu kelompok yang telah diuji sebelumnya dan salah satu
kelompok yang belum pernah diuji sebelumnya menerima perlakuan percobaan, dan
kemudian keempat kelompok menjalani ujian pendahuluan.

B. Prosedur Penelitian
Bahan ajar yang dikembangkan berupa modul matematika materi persamaan garis
lurus dengan pendekatan open-ended untuk SMP kelas VIII. Bahan ajar ini
dikembangkan dan diatur melalui beberapa prosedur pengembangan , yaitu dengan
berbagai macam langkah dalam penelitian meliputi :
1. Menetapkan Topik atau bahan yang akan di teliti. Misalnya pada eksperimen
pengaruh kemampuan berproses dan kemandirian (X) Terhadap Pemahaman
konsep persamaan garis lurus (Y)
2. Membagi Responden menjadi 4 kelompok dengan cara randomisasi (secara acak)
• Group 1 dan 2: Pretest – Post test Control Group Design
• Group 3 dan 4: Post test-only Control group design
3. Membagi 4 kelompok tersebut menjadi 2 kelompok pertama( Kelompok 1 dan 2)
Yaitu suatu rancangan penelitian yang menggunakan dua kelompok subjek. Dua
kelompok subjek tes tersebut diberi nama kelompok kontrol dan eksperimen.
Kelompok eksperimen diberi perlakuan, sementara itu kelompok kontrol tidak.
Sebelum dan sesudah pemberian perlakuan kedua kelompok tersebut diukur
variabelnya.
Dan kelompok kedua ( kelompok 3 dan 4), dalam model rancangan ini,
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dibentuk dengan prosedur random,
sehingga keduanya dapat dianggap setara. Selanjutnya kelompok eksperimen
diberikan perlakuan. Setelah perlakuan telah diberikan dalam jangka waktu
tertentu, maka setelah itu dilakukan pengukuran variabel terikat pada kedua
kelompok tersebut, dan hasilnya dibandingkan perbedaannya.
4. Pada kelompok pertama ( klp 1 dan 2 ) dimana kelompok 1dijadikan menjadi
kelompok perlakuan dan untuk kelompok 2 menjadi kelompok kontrol.
5. Pada kelompok 3 dan 4 dimana kelompok 3 diberikan perlakuan sedagkan untuk
kelompok 4 sebagai kelompok kontrol.

Desain : Solomon empat kelompok

Group Pretest Independent Posttest


Variabel
(R) E 𝑌1 X 𝑌2
(R) 𝐶1 𝑌1 - 𝑌2
(R) 𝐶2 - X 𝑌2
(R) 𝐶3 - - 𝑌2
DAFTAR PUSTAKA

Haryati, Sri. 2015. Profesi Kependidikan Panduan untuk Guru dan Calon Guru. Edisi Revisi,
Yogyakarta: Sembilan Bintang
Imron, Ali.1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Jaya.
Sriyanti, Lilik. 2013. Psikologi Belajar. Yogyakarta.:Penerbit Ombak.
Nenden Faridah,dkk.2016.Pendekatan Open-Ended Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis dan Kepercayaan Diri Siswa.Jurnal Pena Ilmiah.1(1):12-14
Febrina Ramadhani, Triyanto, dan Ira Kurniawati. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan
Aktivitas Belajar dan Pemahaman Konsep pada Materi Persamaan Garis Lurus. Jurnal
Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi . 2(5): 393-395
Mira,dkk.2018. Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar Pada Pembelajaran
Matematika Kurikulum 2013 .35(1):61-62

Dwi Susilowati. 2018. Penelitian Tindakan Kelas (Ptk) Solusi Alternatif Problematika
Pembelajaran.1(2):(36-37)

Anda mungkin juga menyukai