Anda di halaman 1dari 37

EKSPERIMENTASI METODE DISKUSI TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI FPB KELAS


VB SDN 1 PAJARESUK

Dosen Pengampu: Robia Astuti M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 4:

Era Mustika 2021406405021

Okta Fellissha 2021406405024

Melin Agista 2021406405026

Lisa Putri Anggraini 2021406405037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “Eksperimentasi Metode Diskusi
TerhadapHasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas V Sdn 1
Pajaresuk”Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan
besar Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan
yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar
bagi seluruh alam semesta.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu,
membimbing dan memberikan dukungan atau motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan makalah penelitian terutama kepada :

1. Ibu Robia Astuti M.Pd selaku dosen mata kuliah Metodelogi Penelitian
Kuantitatif.
2. Teman-teman kelompok yang sudah bekerjasama dalam menyelesaikan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca.

Pringsewu, 4 Maret 2023

Kelompok 4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan sebuah disiplin ilmu yang universal dalam


memajukan perkembangan teknologi modern sejak dalu, sehingga mempunyai
peran sangat penting untuk disiplin ilmu dan menunjukan daya pikir manusia.
Namun pembelajaran Matematika bagi sebagian guru di sekolah dasar,
cenderung dilaksanakan dan diajarkan dengan cara konvensional, di mana
guru sering menyuruh peserta didik dalam memperhatikan guru menjelaskan,
sehingga peserta didik tidak mandiri dan kreatif. Matematika merupakan suatu
mata pelajaran yang sebagian besar peserta didik menganggap sebagai mata
pelajaran yang sulit, dan sukar dipahami.

Dalam pemberian materi di Sekolah Dasar, dijumpai bahan ajar yang


berupa soal cerita sebagai aplikasi Matematika dalam kehidupan sehari-hari,
maupun bentuk soal yang dirangkai dalam kalimat sebagai rangkaian
pembinaan pola berpikir deduktif peserta didik. Untuk itu, guru perlu
menemukan cara terbaik bagaimana menyampaikan berbagai konsep yang
diajarkan di dalam mata pelajaran yang diampunya, sehingga semua peserta
didik dapat menggunakan dan mengingatnya lebih lama konsep tersebut dan
bagaimana setiap individual mata pelajaran dipahami sebagai bagian yang
saling berhubungan dan membentuk satu pemahaman yang utuh.

Matematika adalah salah satu pelajaran yang penting di sekolah dasar.


Mata pelajaran Matematika telah diperkenalkan sejak siswa menginjak kelas I
Sekolah Dasar (SD). Secararinci, Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk mata pelajaran Matematika SD/MI menyatakan bahwa
tujuan pembelajaran Matematika di SD adalah (1) melatih cara berpikir dan
bernalar dalam menarik kesimpulan, (2) mengembangkan aktivitas kreatif,(3)
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, (4) mengembangkan
kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan. Hal
tersebut belum terealisasi pada proses pembelajaran sebenarnya.

Pembelajaran matematika adalah membentuk logika berpikir bukan


sekedar pendai berhitung. Berhitung dapat dilakukan dengan alat bantu,
seperti kalkulator dan komputer, namun menyelesaikan masalah perlu logika
berpikir dan analisis (Fatimah, 2009:8). Oleh karena itu, siswa dalam belajar
matematika harus memiliki pemahaman yan benar dan lengkap sesuai tahapan,
melalui cara dan media yang menyenangkan dengan menjalankan prinsip
matematika.

Pembelajaran matematika, menurut Bruner (Herman Hudoyo, 2000 :


56) adalah belajar tentang konsep dan struktur matematika yang terdapat
dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara konsep dan
struktur matematika yang ada di dalamnya.

Berdasarkan hasil pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti di


SD N 1 Pajarisuk diketahui bahwa proses belajar mengajar yang dilakukan
oleh guru kelas V di SD tersebut masih mengunakan metode pembelajaran
langsung, yaitu metode ceramah atau berpusat pada guru. Sehingga peserta
didik tidak aktif dilibatkan dalam pembelajaran, akibatnya sebagian besar
peserta didik kurang semangat selama proses belajar berlangsung. Metode
ceramah yang digunakan oleh guru tersebut sangat mempengaruhi semangat
dan antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika di SDN
1 Pajaresuk cenderung rendah. Hal tersebut tentu sangat berdampak pada hasil
belajar siswa.
Hasil belajar mata pelajaran Matematika siswa kelas V B SDN 1
Pajaresuk khususnya pada pokok pembahasan atau materi FPB, diketahui
bahwa nilai rata-rata Matematika siswa kelas V belum mencapai ketuntasan
sesuai dengan ketentuan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini
bisa dibuktikan dari jumlah siswa sebanyak 52 hanya 21 siswa yang mencapai
KKM, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 31 siswa.
Berarti baru sekitar 40% siswa yang sudah mencapai KKM. Data tersebut
diperoleh dari nilai ulangan harian siswa.

Berdasarkan hasil observasi, faktor yang menghambat siswa dalam


memahami mata pelajaran matematika kelas V SDN 1 Pajaresuk antara lain :
1) Kurang adanya latihan dirumah, 2) sebagian besar siswa tidak focus ketika
guru menjelaskan 3) masih ada peserta didik yang suka ngobrol ketika
pelajaran matematika berlangsung.

Solusi dari faktor-faktor penghambat diatas yaitu kenali gaya belajar


yang tepat sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Cobalah untuk selalu
memperhatikan peserta didik dalam mempelajari matematika dengan
pendekatan lain. Berikan peserta didik soal atau latihan untuk dikerjakan
dirumah agar peserta didik dapat mengulang dan memperdalam materi yang
telah di sampaikan.

Berdasarkan beberapa permasalahan yang dihadapi dalam


pembelajaran matematika kelas V SDN 1 pajarisuk, maka diperlukan metode
mengajar yang relevan, guru harus mampu menawarkan metode yang lebih
efektif yang dapat mengembangkan pemahaman siswa dalam pembelajaran.
Banyaknya metode mengajar dapat memberikan dampak terhadap hasil
belajar siswa, maka dengan itu kami sebagai peneliti bertujuan untuk bekerja
sama dengan wali kelas, kelas V SDN 1 Pajarisuk untuk menerapkan metode
diskusi yang mana metode ini menekankan pada pengembangan pemikiran
dan komunikasi kepada siswa lain secara cepat.
Dengan metode diskusi dalam pembelajaran merupakan alternatif bagi
guru, karena metode diskusi merupakan metode yang dapat menanamkan
sikap percaya diri dalam mengemukakan pendapat kepada banyak orang.
Selain itu, metode diskusi dapat melatih siswa untuk aktif dalam belajar dan
semangat dalam belajar mengajar. Metode ini digunakan antara lain pada
kompetensi yang memerlukan penalaran atau analisis dan adanya lebih dari
satu kemungkinan jawaban. Tujuan metode diskusi adalah agar siswa lebih
aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan cara membahas dan
memecahkan masalah tertentu

Melalui pembelajaran secara diskusi diharapkan siswa dapat


memperoleh suatu pengalaman yang baru melalui interaksi dengan orang lain.
Berdasarkan konteks pembelajaran koopertif proses diskusi terjadi jika siswa
mendiskusikan secara kompak bagaimana mereka akan mencapai tujuan
dengan baik dan membuat hubungan kerjasama yang baik. Oleh karena itu
penulis ingin mengetahui bagaimana hasil belajar siswa jika menggunakan
menggunakan metode diskusi

Berdasarkan uraian diatas, perlu untuk melakukan penelitian tindakan


kelas sebagai penggunaan metode diskusi untuk melihat pengaruh metode
diskusi terhadap mata pelajaran matematika kelas V SDN 1 Pajaresuk.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka yang menjadi fokus


masalah dalam penelitian ini adalah penggunaan metode diskusi untuk
meningkatkan aktivitas belajar matematika di kelas V SDN 1 Pajaresuk.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dan identifikasi masalah di atas rumusan


masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ada perbedaan rata-rata hasil belajar matematika yang
menggunakan metode diskusi dengan rata-rata hasil belajar yang tidak
menggunakan metode diskusi?

2. Mana yang lebih baik antara rata-rata hasil belajar matematika yang
menggunakan metode diskusi dengan rata-rata hasil belajar yang tidak
menggunakan metode diskusi?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian adalah” untuk memperoleh kejelasan


menggunakan metode diskusi terhadap hasil belajar mata pelajaran
Matematika kelas V SDN 1 pajaresuk.

Secara khusus tujuan penelitan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Apakah ada perbedaan rata-rata hasil belajar


matematika yang menggunakan metode diskusi dengan rata-rata hasil
belajar yang tidak menggunakan metode diskusi.

2. Untuk mengetahui Mana yang lebih baik antara rata-rata hasil belajar
matematika yang menggunakan metode diskusi dengan rata-rata hasil
belajar yang tidak menggunakan metode diskusi.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa, penelitian ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan


siswa dalam rangka meningkatkan keberhasilan belajar Matemtika
2. Bagi guru, guru secara bertahap dapat mengetahui model atau metode
pembelajaran yang interaktif yang dapat meningkatkan system
pembelajaran di kelas sehingga permasalahan yang berhubungan
dengan kegiatan pembelajaran dapat teratasi.
3. Bagi sekolah, dapat memberikan pemikiran yang berguna untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga mutu lulusan lebih baik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan
Teori

1. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan dalam proses
pembelajaran guna memperoleh hasil yang pembelajaran optimal
(Sugihartono dkk, 2007: 81). Salah satu usaha yang tidak pernah guru
tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah
satu komponen yang ikut ambil bagian dalam kegiatan pembelajaran
(Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 1997: 82). Adapun beberapa
metode yang akan dibahas dalam penelitian ini.

a. Metode Ceramah

Menurut Abuddin Nata (dalam Tambak, 2014:377) metode


ceramah adalah penyampaian pelajaran yang dilakukan oleh guru
dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung di hadapan
peserta didik.

Ceramah akan berhasil apabila mendapatkan perhatian yang


sungguh-sungguh dari peserta didik, disajikan secara sistematik,
menggairahkan, memberikan kesempatan kepada peserta didik.

 Langkah-langkah Menggunakan Metode Ceramah

Ada tiga langkah pokok yang harus diperhatikan, yakni


persiapan, pelaksanaan dan kesimpulan. Langkah-langkah
tersebut diantaranya adalah:

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah:


- Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.

- Menentukan pokok-pokok materi yang akan


diceramahkan.

- Mempersiapkan alat bantu.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan:

- Langkah Pembukaan.

Langkah pembukaan dalam metode ceramah


merupakan langkah yang menentukan.
Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat
ditentukan oleh langkah ini.

- Langkah Penyajian.

Tahap penyajian adalah tahap penyampaian


materi pembelajaran de-ngan cara bertutur.
Agar ceramah berkualitas sebagai metode
pembe-lajaran, maka guru harus menjaga
perhatian siswa agar tetap terarah pada materi
pembelajaran yang sedang disampaikan.

- Langkah Mengakhiri atau Menutup Ceramah.

Ceramah harus ditutup dengan ringkasan


pokok-pokok matar agar materi pelajaran yang
sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak
terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan
yang memungkinkan siswa tetap mengingat
materi pembelajaran.

Namun dalam pembahasan kali ini metode ceramah yang


dipakai oleh guru kelas VA dan VB SDN 1 pajarisuk itu belum
berhasil meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran
matematika.

b. Metode Diskusi

Metode diskusi merupakan suatu cara mengajar yang bercirikan oleh


suatu keterikatan pada suatu topik pokok pertanyaan atau problem. Dimana
para anggota diskusi dengan jujur berusaha mencapai atau memperoleh suatu
keputusan atau pendapat yang disepakati bersama ( Hamalik,2001:45).

Menurut Martinis Yamin ( 2011:49), metode diskusi merupakan


interaksi antara peserta didik dan peserta didik atau peserta didik dengan
guru dalam menganalisis, memecahkan masalah, menggali dan
memperdebatkan topik dari permasalahan tertentu.

Metode diskusi merupakan proses saling bertukar pikiran antara dua


orang atau lebih. Melalui proses ini, kedua belah pihak akan saling berdialog
dan mengemukkan pandangannya secara argumentatif. Proses ini dilakukan
dengan penuh keterbukaan dan persaudaraan. Tujuan utamanya adalah untuk
mencari kebenaran. Metode ini akan mampu merespon daya intelektual
peserta didik untuk melakukan analisis kritis dan menumbuhkan kepercayaan
diri dalam membangun sebuah pemikiran yg dapat dipertanggung jawabkan
dan dimanfaatkan oleh seluruh umat manusia ( Nizar, 2008:178).

Menurut Abdul Rachman Shaleh metode diskusi adalah suatu cara


penguasaan bahan pelajaran melalui tukar menukar pendapat berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh guna memecahkan suatu
masalah. Dengan kata lain, dalam metode ini peserta didik mempelajari
sesuatu melalui cara musyawarah diantara sesama mereka di bawah
pimpinan atau bimbingan guru. Hal ini perlu bagi peserta didik kelak, bukan
saja karena manusia senantiasa dihadapkan pada berbagai ppersoalan yang
tidak dapat dipecahkan seorang diri, melainkan juga karena melalui kerja
sama atau musyawarah mungkin diperoleh suatu pemecahan yang lebih baik
( Shaleh, 2006:195).

Sehingga dapat di simpulkan bawah metode diskusi adalah proses


interaksi antara peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan guru
yang bertujuan untuk dapat menganalisis dan memecahkan sebuah masalah
melalui diskusi atau pertukar pendapat.

Menurut Abdul Majid (2013 : 201-203) macam-macam jenis


diskusi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran antara lain:

1. Diskusi kelas

Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses


pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota
kelas sebagai peserta diskusi.

2. Diskusi kelompok kecil

Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa


dalam kelompok-kelompok, Jumlah anggota kelompok antara
3-5 orang.

3. Simposium

Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu


persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan
keahlian.

4. Diskusi panel

Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang


dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri
dari 4-5 orang dihadapan pendengar.
5. Seminar

Seminar merupakan bentuk pertemuan yang dihadiri oleh


sejumlah orang untuk melakukan kajian dan pembahasan suatu
masalah (topik/tema) melalui gagasan pikiran dan tukar
pendapat yang dipandu oleh orang ahli.

6. Lokakarya

Menurut Supriadie dalam Abdul Majid (2013 : 203) lokakarya


adalah bentuk pertemuan yang membahas masalah
praktis/teknis/operasional yang biasanya merupakan tindak
lanjut dari hasil seminar sehingga hal-hal yang bersifat
konseptual dapat diturunkan ke dalam suatu produk yang siap
untuk dikembangkan atau dilaksanakan.

Agar pelaksanaan pembelajaran dengan metode diskusi ini


berjalan lancar dan efektif, maka perlu dilakukan beberapa langkah-
langkah. Berikut adalah langkah-langkah metode diskusi menurut
Hamdayama (2015):

a. Langkah Persiapan

Pada langkah ini, hal yang perlu dilakukan oleh guru adalah:

 Menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, baik


yang bersifat umum maupun khusus.

 Menentukan jenis diskusi yang tepat sesuai dengan tujuan


pembelajaran.

 Mengidentifikasi masalah yang akan didiskusikan oleh


siswa.
 Menyiapkan segala sarana penunjang, seperti hal-hal yang
berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, meliputi
ruang kelas dan petugas diskusi.

b. Pelaksanaan Diskusi

Pada langkah ini, hal yang perlu dilakukan oleh guru adalah:

 Memastikan seluruh persiapan diskusi sudah tersedia


dengan baik.

 Memberikan arahan kepada siswa terkait tujuan


pembelajaran serta aturan yang terdapat dalam diskusi.

 Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan yang telah


ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi penting untuk
memperhatikan suasana atau iklim belajar yang
menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling
menyudutkan, dan lain sebagainya.

 Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap siswa


untuk mengeluarkan pendapatnya.

 Mengendalikan pembicaraan terbatas pada topik atau


persoalan yang sedang dibahas. Hal ini penting agar
pembahasan tidak melebar dan peserta diskusi menjadi
tidak fokus.

c. Menutup Diskusi

Langkah terakhir ini berisi hal-hal berikut:

 Membuat kesimpulan berdasarkan hasil diskusi yang telah


disepakati.
 Mengevaluasi jalannya diskusi dengan meminta pendapat
seluruh siswa sebagai umpan balik untuk perbaikan
pembelajaran selanjutnya.

2. Hasil Belajar

Mengutip dari Jihad & Haris (2012), hasil belajar adalah segala
sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang
dilakukannya. Hasil belajar adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa
dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang
diwujudkan dalam bentuk raport tiap semester.

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa dari perbuatan


dan tingkah laku setelah terjadinya proses pembelajaran yang mencakup
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat
melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pendidikan
yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan.
Hasil belajar akan sesuai dengan yang diharapkan apabila pada saat proses
pembelajaran, gaya belajar yang digunakan sesuai dengan kebutuhan masing-
masing individu.

Menurut Oemar Hamalik ( 2006) hasil belajar adalah bila seseorang


telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut.

Menurut Nana Sudjana ( 2011) hasil belajar merupakan suatu


kompetensi atau kecakapan yg dapat dicapai oleh siswa setelah melalui
kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru disuatu
sekolah dan kelas tertentu.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian


hasil belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai dalam usaha belajar peserta
didik dalam waktu tertentu berupa pengetahuan, sikap, ataupun perubahan
tingkah laku setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
3. Matematika

National Research Council (NRC, 1989:1) dari Amerika Serikat telah


menyatakan: “Mathematics is the key to opportunity.” Matematika adalah
kunci ke arah peluang-peluang keberhasilan. Bagi seorang siswa, keberhasilan
mempelajarinya akan membuka pintu karir yang cemerlang. Bagi para
warganegara, matematika akan menunjang pengambilan keputusan yang tepat,
dan bagi suatu negara, matematika akan menyiapkan warganya untuk bersaing
dan berkompetisi di bidang ekonomi dan teknologi.

Selanjutnya disebutkan bahwa: “Mathematics is a science of patterns


and order.” Artinya, matematika adalah ilmu yang membahas pola atau
keteraturan (pattern) dan tingkatan (order). Lalu Pembelajaran Matematika
menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin
tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan karakteristik dari matematika (lihat, misalnya Kline,


1968; Bell, 1978; National Research Council, 1989; dan Souviney, 1994),
matematika mempunyai potensi yang besar untuk memberikan berbagai
macam kemampuan, dan sikap yang diperlukan oleh manusia agar ia bisa
hidup secara cerdas (intelligent) dalam lingkungannya, dan agar bisa
mengelola berbagai hal yang ada di dunia ini dengan sebaik-baiknya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu


tentang pola dan keteraturan sehingga matematika merupakan kunci
keberhasilan dari peluang-peluang yang ada.

4. Gaya Belajar

Gaya belajar adalan suatu pendekatan yang menjelaskan tentang


bagaimana cara individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing
orang untuk berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit
dan baru melalui persepsi yang berbeda (Danaryanti & Noviani, 2015). Gaya
belajar atau learning style merupakan cara peserta didik bereaksi dan
menggunakan perangsang yang diterimanya dalam proses belajar
(Khoeron,Sumarna & Permana, 2014).

Menurut Nasution (dalam Ulfa 2017:15) “Gaya belajar adalah gaya


yang konsisten yang dilakukan oleh peserta didik dalam menangkap stimulus
atau informasi, cara mengingat berfikir dan memecahkan soal.” Guru maupun
orang tua tidak dapat memaksakan cara belajar sesuai dengan yang mereka
inginkan kepada peserta didik karena peserta didik memiliki gaya belajar
sendiri-sendiri.

Gaya belajar merupakan sajian khas yang dimiliki oleh seorang guru,
biasanya gaya belajar dari satu guru ke guru lainya berbeda. Di dalamnya guru
akan memberikan sebuah informasi tentang pembelajaran dengan gaya
tertentu guru tersebut.

B. Teori Yang Relevan

Dari beberapa karya ilmiah yang saya baca, terdapat teori yang relevan
dengan penelitian yang telah kelompok kami laksanakan.

Teori relevan tersebut antara lain :

1. Terbukti dengan menerapkan metode diskusi peneliti dapat meningkatkan


hasil belajar siswa kelas V SDN 003 Tembilahan Kota, Kecamatan
Tembilahan sehingga semua siswa telah berhasil mencapai KKM atau
tuntas dalam pembelajaran dan mampu meningkatkan nilai rata-rata kelas.
2. Penerapan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar
Matematika siswa kelas VISD Negeri 1 Kaliasem tahun pelajaran
2019/2020 yang berjumlah 24 orang siswa .Hal tersebut dapat membuat
pembelajaran menjadi efektif sehingga berdampak pada hasil belajar
matematika siswa.
3. Berdasarkan hasil pengolahan data dalam penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa metode pembelajaran diskusi berpengaruh terhadap hasil belajar
Matematika siswa kelas IV SDN Doyong 04 Tangerang, Banten.

C. Kerangka Berfikir

1. Kaitan metode pembelajaran dengan hasil belajar siswa mata pelajaran


matematika materi FPB.

 Metode pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang digunakan


oleh guru sebagai media untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Dengan kata lain, metode pembelajaran adalah teknik
yang diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Hal ini karena
proses pembelajaran itu merupakan proses transfer ilmu dari guru ke
peserta didik dan menggunakan teknik khusus agar efektif. Jika
metode pembelajaran yang kita terapkan tepat, maka hasil
pembelajaran jelas maksimal atau berhasil. Dengan memahami metode
pembelajaran secara utuh, maka siswa dapat memperoleh ide-ide dan
pengalaman atau wawasan baru.Kemampuan dalam memilih metode
yang tepat merupakan kunci keberhasilan guru dalam mengajar, oleh
karena itu kemampuan ini merupakan salah satu kemampuan vital
yang harus dikuasai guru.

 Martinis Yamin ( 2011:49), metode diskusi merupakan interaksi antara


peserta didik dan peserta didik atau peserta didik dengan guru dalam
menganalisis, memecahkan masalah, menggali dan memperdebatkan topik
dari permasalahan tertentu. Pembelajaran ini berlandaskan teori kognitif.
Oleh karena itu, metode pembelajaran ini dianggap tepat dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan pembelajaran langsung
atau ceramah adalah model yang berpusat pada guru, atau siswa
kurang di libatkan dalam proses pembelajaran berlangsung, sehingga
model pembelajaran ini di anggap kurang tepat untuk di terapkan.
 Berdasarkan kajian teori yang telah di paparkan di atas, dapat di
katakan bahwa metode pembelajaran diskusi merupakan interaksi
antara peserta didik dengan peserta didik atau peserta didik dengan
guru untuk menganalisis, memecahkan masalah. Siswa juga bekerja
sama dalam kelompok kecil maupun kelompok besar. Dengan kata
lain, dalam metode ini peserta didik mampu mempelajari sesuatu
melalui cara musyawarah diantara sesama mereka di bawah pimpinan
atau bimbingan guru sehingga dapat menyelesaian soal FPB.

2. Kaitan gaya belajar dengan metode diskusi dalam mata pelajaran


Matematika materi FPB.

 Gaya belajar adalah gaya yang konsisten yang dilakukan oleh


seorang peserta didik dalam menangkap stimulus atau informasi,
cara mengingat berfikir dan memecahkan soal. Banyak orang yang
tidak menyadari bahwa mereka lebih suka pada satu gaya karena
tak ada sesuatu yang eksternal yang mengatakan kepada mereka
bahwa mereka berbeda dari orang lain. Hal ini menunjukkan
pentingnya peserta didik untuk mengenali gaya belajar yang
dimilikinya agar memperoleh hasil belajar seperti yang diharapkan.
Ada peserta didik yang berperilaku nakal namun mendapat hasil
belajar yang baik dan adapula peserta didik yang pendiam namun
mendapat hasil belajar yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.

 Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa dari


perbuatan dan tingkah laku setelah terjadinya proses pembelajaran
yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang
bertujuan
untuk mendapatkan data pendidikan yang akan menunjukkan
tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan. Hasil belajar
akan sesuai dengan yang diharapkan apabila pada saat proses
pembelajaran, gaya belajar yang digunakan sesuai dengan
kebutuhan masing-masing individu.

 Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan di atas, dapat


dikatakan bahwa gaya belajar sangat berpengaruh dalam hasil
belajar peserta didik, karena dengan adanya gaya belajar siswa
dapat memperoleh informasi dengan mudah sesuai dengan
kebutuhannya masing-masing pada saat proses belajar. Siswa
mampu belajar dengan menerapkan gaya belajar mereka yang dominan
sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal terutama pada
pembelajaran Matematika materi FPB.

D. Hipotesis

Dari uraian pada kerangka berpikir di atas, maka diajukan hipotesis penelitian
sebagai berikut.

1. Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dapat memberikan


kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dari pada
pembelajaran yang metode ceramah. Sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa di mata pelajaran matematika materi FPB.

2. Gaya belajar sangat berpengaruh dalam hasil belajar, peserta didik yang
mengenali gaya belajarnya akan lebih mudah menerima pelajaran, karena
biasanya gaya belajar sesuai dengan masing-masing individu. Sehingga
siawa dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
BAB 3
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan
permasalahan yang ada yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen semu (quasi


experiment). Penelitian ini dikatakan semu karena peneliti tidak mengontrol
semua variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan
kerja sama dan hasil belajar Matematika siswa, antara kelas yang diajar dengan
menggunakan metode diskusi dan kelas yang tidak menggunakan metode diskusi.
Cara mengetahuinya yaitu dengan membandingkan hasil belajar Matematika
siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan cara bertahap dengan urutan


kegiatan sebagai berikut :
1. Menentukan populasi dan mempelajari karakteristik populasi.
2. Memilih sekolah secara random dan menentukan kelas yang akan digunakan
untuk penelitian dan uji coba instrumen.
3. Melakukan uji coba untuk instrument tes ke kelas ujicoba.
4. Mengambil nilai untuk uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya
pembeda tes.
5. Memberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan motode
pembelajaran diskusi pada kelompok eksperimen, dan model pembelajaran
langsung (ceramah) pada kelompok kontrol.
6. Mengambil nilai hasil belajar pada kedua kelompok menggunakan instrument
tes (Pretest-Postest) yang telah di uji coba.
7. Menghitung uji normalitas dan homogenitas
8. Menganalisis data penelitian menggunakan uji t
9. Menginterpretasikan hasil penelitian dan pembahasan
10. Menarik kesimpulan
a. Tempat dan Waktu Penelitian
1. TempatPenelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Pajaresuk kabupaten Pringsewu
Provinsi Lampung.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - Mei Tahun 2023

Tabel 1. Waktu penelitian dari bulan Maret 2023 - Mei 2023


NO. Tahap Bulan
1. Perencanaan Maret 2023
a. Pemilihan Masalah Maret 2023
b. Pemilihan dan pengambilan judul Maret 2023
c. Pengajuan izin penelitian Maret 2023
2. Penyusunanan BAB 1,2,3 Maret – Mei 2023
3. Pelaporan Mei 2023

B. Populasi Sampel dan Teknik Sampling


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 1
Pajaresuk tahun ajaran 2022/2023 yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VA dan
kelas VB.

Tabel 2. Populasi Siswa


NO. Kelas Jumlah
1. Kelas VA 23
2. Kelas VB 29
Total 52

2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Sugiyono, 2012: 118). Sampel penelitian ini diambil dari
sebagian populasi di antara 2 kelas V SDN 1 Pajaresuk tahun ajaran
2022/2023 yang berjumlah 52 siswa. Dimana kelas VA yang berjumlah 23
siswa menjadi kelas kontrol (tidak menggunakan metode diskusi), dan kelas
VB yang berjumlah 29 siswa menjadi kelas eksperimen (menggunakan
metode diskusi).

3. Teknik sampling
Teknik sampling yangdigunakan dalam penelitian ini adalah cluster
randam sampling yaitu teknik yang digunakan untuk menentukan sampel bila
objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas .Pada penelitian ini yang
menjadi pendapat ahli yaitu guru mata pelajaran Matematika kelas V yang
bertugas dibidang akademik, yang lebih mengetahui siswanya.Dari dua kelas
tersebut kemudian dipilih lagi untuk menentukan kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.Berdasarkan hasil riset maka kelas yang terpilih adalah
kelas VB sebagai kelompok eksperimen dan kelas VA sebagai kelompok
kontrol.

C. Definisi Operasional Variabel


1. Metode Diskusi
Dalam penelitian yang telah dilakukan di SDN 1 Pajaresuk dengn
judul yang memiliki variabel bebas yaitu metode diskusi, dimana metode
diskusi dapat di maknai sebagai suatu cara mengajar yang bercirikan oleh
suatu keterikatan pada suatu topik pokok pertanyaan atau problem. Dimana
para anggota diskusi dengan jujur berusaha mencapai atau memperoleh suatu
keputusan atau pendapat yang disepakati bersama. Metode diskusi dilakukan
oleh guru dengan peserta didik atau peserta didik dengan peserta didik dalam
mencapai sesuatu hal.

2. Hasil Belajar Matematika


Hasil belajar Matematika dapat dimaknai sebagai kemampuan yang
diperoleh peserta didik setelah mengikuti serangkaian proses pembelajaran
Matematika berlangsung. Hasil belajar Matematika dalam konteks ini
ditekankan pada pencapaian hasil tes yang meliputi pre-test dan post-test. Pre-
test akan menunjukkan kemampuan awal siswa terkait materi Matematika
yang akan diajarkan sebelum pemberian perlakuan, sedangkan post-test
akan menunjukkan perkembangan hasil belajar siswa setelah pemberian
perlakuan. Hasil dari pre-test sebelum perlakuan dan post-test setelah
perlakuan inilah yang nantinya akan dibandingkan dan dijadikan sengai
indikator dalam mengetahui peningkatan hasil belajar Matematika pada materi
FPB yang diajarkan dalam penelitian ini.

D. Instrumen Penelitian dan Pengembangan


1. Instrument Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa tes
yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa di mata pelajaran
Matematika. Tes ini dilakukan sebagai sampel pada kelas yang menggunakan
pembelajaran metode diskusi, instrument tes yang diberikan dalam bentuk
essay berjumlah 10 soal.

Tes dilaksanakan di akhir setelah proses pembelajaran di lakukan,


dimana kelas yang menggunakan pembelajaran dengan metode diskusi
dengan kelas yang tidak menggunakan metode diskusi diberikan soal yang
sama, hal ini bertujuan untuk mencari tau apakah hasil belajar siswa dengan
metode diskusi lebih baik daripada hasil belajar siswa yang tidak
menggunakan metode diskusi.

2. Pengembangan Instrumen Penelitian


Instrument merupakan alat bantu yang digunakan dalam proses
pengambilan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah.
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan non tes.
Instrument tes berupa soal-soal kemampuan berfikir kreatif, dan instrument
non tes berupa wawancara. Pengembangan instrument ini meliputi validasi
dan reliabilitas, kesukaran tes, dan daya pembeda.

Melihat instrument dari penelitian ini, digunakan kelas uji coba yaitu
kelas VB, dengan jumlah sampelnya sebanyak 29 siswa.
a. Validitas
Dalam mengetahui tingkat validitas tes, penulis menggunakan validitas isi
yaitu:
 Kesesuaian indikator dan butir soal
 Kejelasan bahasa dalam soal
 Kesesuaian soal dengan tingkat kemampuan siswa.

Tes akan dikatakan valid apabila sudah sesuai dengan materi yang
diajarkan dalam proses pembelajaran. (Dalam Sugiyono 2010:353),
menyatakan bahwa instrument yang berbentuk tes, maka pengujuan
validasi isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrument
dan materi yang diajarkan. Validitas ini dilakukan oleh kelompok peneliti
yang berjumlah 4 mahasiswa, dan 1 guru maple Matematika SDN 1
Pajaresuk.

Sebuah tes dikatakan memiliki validasi jika hasilnya sesuai dengan


criteria, serta memiliki kejajaran tes, materi yang diajarkan dalam proses
pembelajaran berlangsung. Teknik yang
digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi
product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh
Pearson(Arikunto, 2012, hlm. 85). Rumus korelasi produk moment
sebagai berikut:
r hitung =n ∑ XiYi−¿ ¿ ¿

Keterangan :
r hitung = koefisien korelasi
n = jumlah responden
∑ Xi = jumlah skor yang diperoleh dari tes (skor item )

∑Yi = jumlah skor total ( seluruh item )


Tabel 3.Interprestasi Koefesiensi Kolerasi
Interval Koefesien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Cukup
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat

Selanjutnyar xy yang diperoleh di subtitusikan kerumust hitung untuk


menentukan keberatian validitas statistic dengan rumus :
r √n−2
t hitung =
√ 1−r 2
Keterangan :
t : Nilai t hitung
r : koefisien korelasi hasilr hitung
n : jumlah responden
Hasil t hitung yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan Tabel t
denganα =0,05 dan derajad kebebasan(d k =n−2).Kaidahkeputusan:Jika
t hitung >t tabel berarti valid dan Jika diperoleht hitung ≤ t tabel berarti tidak valid.

b. Tingkat Kesukaran Tes


Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar atau
mudahnya suatu soal. ( Arikunto,1999:207). Rumus yang digunakan
untuk menghitung tingkat kesukaran tes yaitu:

pi =
∑ xi
Sm N
Keterangan :
pi:proporsimenjawabbenaratautingkatkesukaran

∑ xi :jumlah skor pesertates


Sm: Skor maksimum
N :jumlah peserta tes
Table 4. Tingkat Kesukaran
Nilai p Keputusan
p<0,3 Sulit

0,3 ≤ p ≤ 0,7 Sedang

p>0,7 Mudah

c. Daya Pembeda Tes


Untuk mengetahui sejauh mana tiap butir soal mampu membedakan
kelompok dalam aspek yang diukur sesuai dengan perbedaan yang ada
dalam kelompok tes.Rumus untuk menghitung daya pembedadapat
digunakan formula sebagaiberikut:

D=
∑ A−∑ B
n1 n2
Keterangan :
D :indeks daya pembeda
∑A :jumlah skor peserta tes pada kelompok atas di bagi dengan
skor maksimum tiap item.
∑B :jumlah skor peserta tes pada kelompok bawah dibagi dengan
skor maksimum tiap item
n1 :Jumlah pesertates pada kelompok atas.
n2 :Jumlah pesertates pada kelompok bawah

Hasil dari perhitungan daya pembeda dikontruksikan dengan criteria


indeks daya pem beda yang dapa tdilihat pada table berikut:
Tabel 5 KriteriaIndeks Daya Pembeda
Nilai p Keputusan
D>0,3 Cukup baik
0,1 ≤ D ≤ 0,3 Kurang baik
D<0,1 Tidak baik
Soal yang diterima adalah soal yang terletak pada daya pembeda lebih
dari 0,3 dalam kategori diterima.Disimpulkan dalam penelitian ini daya
pembeda soal yang diterima pada nilai lebih dari 0,3.

d. Reabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keajengan atau
ketetapan tes yang digunakan. Tes dikatan reliabel yaitu jika soal tes
tersebut memberikan hasil yang relatif sama (konsisten) walaupun soal tes
tersebut diberikan pada subjek, waktu dan tempat yang berbeda. Untuk
mengetahui reliabilitas tes digunakan rumus alpha. Rumus alpha
digunakan karena soal yang diberikan berupa uraian. Sebagaimana
diungkapkan Riduwan (2010: 115), bahwa untuk mengetahui reliabilitas
tes pada soal uraian menggunakan rumus alpha, sebagai berikut :

( )( ∑s
)
2
k
R11 = 1− 2 i
k−1 st
Dimana :

(∑ x i )
2
(∑ x t )
2

2
∑x − 2
i
N 2
∑x −2
t
N
S=i ; dan S =
t
N N
Keterangan:
r 11 : Koefisienreliabilitas
n :Jumlahbutirsoal
2
Si :Jumlahvariansskortiapbutirsoal
2
St :Varians total
x i : Skor tiapbutirsoalkei (i=1,2,3 ,… , n )
x t : Skor total tiapbutirsoal
N : Banyak subjek
Selanjutnya nilai reliabilitastesr 11 dikonsultasikan dengan nilai
tabelr produk moment dengandk =n−1, taraf nyata 5%. Kemudian
membandingkan r 11 dengan r tabel . Kaidah Pengujian : Jika
r 11 ≥ r tabel , berarti reliabel dan jikar 11 <r tabel , berarti tidak reliabel.
Table 6.Klasifikasi Tingkat Reliabilitas
Besarnya rII Interpretasi
0,80 < rII ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 < rII ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < rII ≤ 0,60 Cukup
0,20 < rII ≤ 0,40 Rendah
rII ≤ 0,20 Sangat rendah

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut sugiyono (2013:224 )Teknik pengumpulan data adalahcara atau


teknik yang sangat strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data.

Pengumpulan data merupakan tahapan yang sangat penting dalam penelitian.


Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang memiliki
keterpecayaan tinggi, dan sebaliknya. Oleh karena itu, tahap ini tidak boleh salah
dan harus dilakukan dengan cermat sesuai prosedur dan ciri-ciri penelitian
kualitatif (sebagaimana telah dibahas pada materi sebelumnya).

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bentuk angka atau bilangan.
Berdasarkan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis dengan cara
perhitungan matematika atau statistika.

Teknik pengumpulan data penelitian yang kami gunakan yaitu:


a. Observasi
Observasi juga merupakan langkah awal yang kami lakukan untuk
memperoleh gambaran riil tentang aktivitas siswa, kejadian dikelas,
kondisi sekolah dan kelas yang ada di SDN 1 Pajarisuk.

Observasi pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan


pengamatan mengenai peningkatan kemampuan kerja sama siswa
selama pembelajaran matematika.
Hasil observasi siswa ini nantinya akan digunakan sebagai data utama
untuk mengetahui peningkatan kemampuan kerja sama siswa. Selain
itu, hasil observasi ini juga akan digunakan untuk mengetahui
seberapa jauh pengaruh metode diskusi pada peningkatan kemampuan
kerja sama antarsiswa selama mengikuti pembelajaran matematika.

Hal-hal yang diamati selama observasi meliputi aspek siswa, untuk


aspek siswa, kami akan mengamati kelas VB bagaimana perubahan
kemampuan kerja sama antarsiswa ketika menggunakan metode
diskusi,dan membandingkan dengan siswa kelas VA yang tidak
memakai metode diskusi.

Dengan melakukan observasi kami mendapat informasi yang akurat


untuk menjawab pertanyaan penelitian kami.

b. Wawancara
Wawancara adalah proses komunikasi atau interaksi untuk
mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti
dengan informan atau subjek penelitian. Pada hakikatnya wawancara
merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam
tentang tema/judul yang kami angkat dalam penilitian, dan kami
melakukan wawancara terlebih dahulu kepada wali kelas yang kami
akan teliti yaitu wali kelas, kelas VB SD N 1 Pajarisuk.
Agar wawancara efektif, kami melakukan beberapa tahapan saat
melakukan:
1. Mengenalkan diri
2. Menjelaskan maksud kedatangan
3. Menjelaskan materi wawancara
Mengajukan pertanyaan (Yunus, 2010: 358).
F. Teknik Analisis Data
a. Uji Normalitas Data
Data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas jika dihitung
secara manual adalah dengan rumus chi Kuadrat. Penggunaan metode
chi kuadrat adalah untuk mengadakan pendekatan dari Pengujian
normalitas data dengan (X2) dilakukan dengan cara membandingkan
kurva normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul dengan
kurva normal.
Untuk menghitung uji normalitas, maka menentukan terlebih
dahulu hipotesis. Hipotesis dalam uji normalitas adalah sebagai
berikut:
H0: Menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara kreativitas siswa yang mendapatkan pembelajaran PLAS
dengan pembelajaran konvensional.
Ha: Menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
kreativitas siswa yang mendapatkan pembelajaran PLAS dengan
pembelajaran konvensional Atau bisa ditulis dengan:
Bentuk Statistik:

H0: 1 = 2

Ha: 1 ≠ 2
k
( fo−fe )2
χ =∑
2

i=1 fe
Keterangan :
2
χ : Nilai chi-kuadrat

fo : frekuensi yang diobservasi (frekuensi empiris)

fe : frekuensi yang diharapakan (frekuensi teorotis)

Dengan

( ∑ fk )( ∑ fb )
fe=
∑T
Keterangan:

fe : frekuensi yang diharapakan (frekuensiteorotis)


∑ fk : jumlah frekuensi pada kolom

∑ fb : jumlah frekuensi pada baris

∑T : jumlahkeseluruhan baris dan kolom

Dengan membandingkan χ 2hitung dengan χ


2
tabel untuk α =5 % dan

derajat kebebasan (dk) = k – 1. Tolak Ho Jika χ 2hitung ≥ χ 2tabel , maka

distribusi data tidak normal dan terima Ho Jika χ 2hitung < χ 2tabel ,maka

distribusi data normal (Sugiyono, 2010 : 79-82).

b. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dilakukan untuk melihat apakah sampel yang

diambil bersifat homogen atau tidak. Uji homogenitas variansi

dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah kelas eksperimen

dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen atau tidak. Untuk

mengetahui hasil uji homogenitas antara kelas ekperimen dan kelas

kontrol dilakukan dengan menggunakan bantuan software Statistics

Passage for the Social Science (SPSS) 21.0 for windows. Kriteria uji

yang digunakan adalah dua buah distribusi dikatakan memiliki

penyebaran yang homogen apabila nilai hitung F < nilai tabel F

dengan α (α = 0.05) tertentu dan d = ( - 1) dan d = ( - 1).

Yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Hipotesis dalam uraian kalimat

Ho = tidak ada perbedaan varian dari beberapa kelompok data

Ha = ada perbedaan varian dari beberapa kelompok data

b. Hipotesis statistik
Ho = S21=S 22

Ha = S21 ≠ S22

c. Rumus Statistik
2
SB
F hitung = 2
SK
Keterangan:
2
S B = untuk varian terbesar

2
S K = untuk varian terkecil

Dengan
2
( X i−X i )
S =∑
2
i
n−1
Keterangan:

X i = data pada sampel ke ..i

X i = nilai rata-rata sampel ke..i

n = jumlah data

Rumus interpolasi yang digunakan adalah

( Riduwan, 2009:147)

C 1−C 0
C=C 0+ .(B−B0 )
B1−B0
Dimana:

C : nilai ttabelyang dicari melalui interrpolasi

C0 : nilai ttabel pada awal nilai yang sudah ada

C1 : nilai ttabelpada akhir nilai yang sudah ada

B : nilai dk yang dicari

B0 : nilai dk pada awal nilai yang sudah ada

B1 : nilai dk pada akhir nilai yang sudah ada

d. Kriteria Uji
Selajutnya membandingkan nilai F hitungyang diperoleh dengan

F tabel dk pembilang = n−1 (varians terbesar) dan dk penyebut =

n−1 (varians terkecil). denganα = 5%. Kriteria pengujian:

jikadiperoleh F hitung > F tabel berarti H o ditolakdan jika

F hitung ≤ F tabel berarti H o diterima.

c. Uji –t satu pihak


ji-t satu sampel merupakan salah satu prosedur pengujian
statistik inferensial yang digunakan untuk menguji apakah rata-rata
dari data yang kita gunakan secara statistik berbeda secara signifikan
bila dibandingkan dengan nilai rata-rata yang sudah diketahui
berdasarkan asumsi atauupun opini. Karena uji ini hanya melibatkan
satu kelompok sampel, kita akan melakukan pengujian nilai rata-rata
sampel tersebut terhadap nilai rata-rata pada hipotesis nol. Dalam uji-t
satu sampel, uji statistik yang digunakan adalah sebagai berikut:
Rumus uji –t :

4. Uji –t dua pihak


Uji t dua pihak digunakan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan rata-rata hasil belajar matematika siswa pada materi FPB
dengan metode diskusi dengan yang tidak menggunakan metode
diskusi. Uji-t dua pihak dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
 Hipotesis
Uji t terdapat 2 rumus yang dapat digunakan yaitu:
a. Jika standar deviasi populasi diketahui maka yang
digunakan adalah rumus Z hitung
X – μ0
Rumusnya : Zhitung= σ
√n
b. Jika standar deviasi populasi tidak diketahui maka
yang digunakan ialah rumus thitung
X – μ0
Rumusnya:thitung= s
√n
langkah-langkah :
c. Hipotesis dalam kalimat
Contoh :
H0 : kualitas mengajar dosen statistika paling rendah
atau sama dengan 70% dari rata-rata nilai ideal.
H1 : Kualitas mengajar dosen statistika paling tinggi
70% dari rata rata nilai ideal
d. Hipotesis dalam statistika
H0 : µO ≥ ........
H1 : µO<......
e. Mencari t hitung
Contoh :

X=
∑ xi = ...........
n

S2= ∑ x 2−¿ ¿ ¿
S =...........
X – μ0
thitung = s ttabel
√n
f. Mencari ttabel ∝=5 %
db = n -1
ttabel= …..

g. Kriteria uji pihak kiri


jika ttabel> thitung maka H0 diterima
jika ttabel≤ thitung maka H0 ditolak
h. bandingkan thitung dengan ttabel
i. kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Omear Hamalik, 2001, Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara (Metode
Diskusi).
Omear Hamalik, 2007. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S , 1999, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Rineka Cipta.
Asep Jihad dan Abdul Haris, 2012. Evluasi Pembelajaran . Yogyakarta: Multi
Presindo. (Hasil Belajar).
Nizar, Samsul 2008. Memperbincangan Membicarakan Dinamika Intelektual
dan Pemikiran HAMKA Tentang Pendidikan Islam. Jakrta: Prenada
Media Group. (Diskusi).
Rahmat, Hidayatullah, 2017 “ Pengaruh Metode Pembelajaran Diskusi
Kelompok Terhadap Belajar PKN Kelas IV SD Sengka Kecamatan
Bontonompo Selatanka Kabupaten Gowa, Skripsi : Makssar.
Riduwan, 2010, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung:
Alfabeta.
Shaleh, Abdul Rachan, 2006. Pendidikan Agama Islam dan Pembangun Watak
Bangsa, Jakrta: Raja Grafindo Persada. (Diskusi).
Silalahi, U, & Atif, N, F, 2015, Metode Penelitian Kuantitatif.
Sudjana, Nana 2017. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosda Karya (Hasil Belajar).
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2013, Metodologi Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Bandung: Alfabeta.
Yamin, Martinis, 2011. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Saiful Ibad
(ed). Jakarta : Raja Grafindo Bersada. (Diskusi).

Anda mungkin juga menyukai