Anda di halaman 1dari 8

REKAYASA IDE

TURUNAN FUNGSI

Dosen Pengampu :

M. Badzlan Darari, M.Pd.


Andrea Arifsyah Nasution, S.Pd., M.Sc

Oleh :

Nama : 1. Atikah Farhani Lubis (4191131010)

2. Bunge Septina Anggraini (4193331004)

3. Emalia Syafitri Haz (4191131030)

4. Nadia Azhari Putri (4191131004)

5. Rosalya Marbun (4193331035)

Jurusan : Kimia

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Penulis mengucapkan terimakasih
kepada dosen yang sudah memberikan bimbingannya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dalam
mata kuliah Kalkulus Diferensial. Adapun tugas yang diberikan yakni “Rekayasa Ide”.
Dalam tugas ini, mahasiswa diharapkan mampu berpikir kritis dalam mengemukakan
pendapat tentang suatu jurnal, memahami seluruh maupun sebagian dari jurnal sehingga
dapat menambah wawasan. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu dalam
proses pembelajaran dan mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan.
Penulis sangat menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan yang
disebabkan oleh keterbatasan dan kemampuan kami. Oleh karena itu, kami meminta maaf
jika ada kesalahan dalam penulisan dan kami juga mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami mengucapkan
terimakasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi
para pembaca.

Medan, 7 November 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Matematika dapat dipandang sebagai ilmu dasar yang strategis diajarkan disetiap tingkatan kelas
pada satuan pendidikan dasar dan menengah. Adapun kemampuan matematika yang diharapkan dapat
dicapai oleh siswa dalam belajar matematika mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama
(SMP) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA), adalah pemahaman konsep, penalaran, komunikasi,
pemecahan masalah, dan memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan. Untuk
mecapai kelima kemampuan matematika tersebut bukan pekerjaan yang mudah, Jaworski (Depdiknas,
2006) menyatakan bahwa penyelenggaraan pembelajaran matematika tidaklah mudah, karena fakta
menunjukkan para siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika. Aktivitas pembelajaran di
kelas yang selama ini lebih dominan adalah aktivitas guru. Siswa cenderung pasif mendengarkan dan
mencatat, sesekali guru bertanya dan sesekali siswa menjawab, guru memberi contoh soal dilanjutkan
dengan memberi soal latihan kemudian guru memberikan penilaian. Aktivitas pembelajaran tersebut
mengakibatkan terjadinya proses penghafalan terhadap konsep atau prosedur, pemahaman konsep
matematika rendah, dan jika siswa dihadapkan pada permasalahan yang kompleks mereka cenderung
tidak dapat menyelesaikannya. Salah satu kemampuan berfikir matematis yang masih rendah adalah
kemampuan komunikasi. Hasil penelitian Rohaeti dan Wihatma (Herawati, 2006) menunjukkan bahwa
rata-rata kemampuan komunikasi siswa masih kurang, terutama da l am mengkomunika sikan ide -ide
matematika. Melalui kemampuan komunikasi matematis yang baik, diharapkan siswa dapat
mengorganisasi dan mengkonsolidasi berfikir matematis secara lisan maupun tulisan.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana meningkatkan kemampuan komunikasi matematis pada materi turunan fungsi
yang efektif dengan perangkat yang valid dan praktis?

Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran matematika dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Formulate Share Listen and Create bernuansa konstruktivisme untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis pada materi turunan fungsi yang efektif
dengan perangkat yang valid dan praktis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisis Permasalahan
Matematika dapat dipandang sebagai ilmu dasar yang strategis diajarkan disetiap tingkatan kelas
pada satuan pendidikan dasar dan menengah. Adapun kemampuan matematika yang diharapkan
dapat dicapai oleh siswa dalam belajar matematika mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Menengah Pertama (SMP) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA), adalah pemahaman konsep,
penalaran, komunikasi, pemecahan masalah, dan memiliki sikap menghargai kegunaan matematika
dalam kehidupan. Untuk mecapai kelima kemampuan matematika tersebut bukan pekerjaan yang
mudah. Aktivitas pembelajaran di kelas yang selama ini lebih dominan adalah aktivitas guru. Siswa
cenderung pasif mendengarkan dan mencatat, sesekali guru bertanya dan sesekali siswa menjawab,
guru memberi contoh soal dilanjutkan dengan memberi soal latihan kemudian guru memberikan
penilaian. Aktivitas pembelajaran tersebut mengakibatkan terjadinya proses penghafalan terhadap
konsep atau prosedur, pemahaman konsep matematika rendah, dan jika siswa dihadapkan pada
permasalahan yang kompleks mereka cenderung tidak dapat menyelesaikannya. Salah satu
kemampuan berfikir matematis yang masih rendah adalah kemampuan komunikasi.

Hasil penelitian Rohaeti dan Wihatma (Herawati, 2006)menunjukkan bahwa rata-rata


kemampuan komunikasi siswa masih kurang, terutama da l am mengkomunika sikan ide -ide
matematika. Melalui kemampuan komunikasi matematis yang baik, diharapkan siswa dapat
mengorganisasi dan mengkonsolidasi berfikir matematis secara lisan maupun tulisan.

B. Pengembangan Ide

Pengembangan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe FSLC bernuansa


konstruktivisme untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis pada materi turunan
fungsi.Dalam pengembangan ide ini agar siswa SMA dapat memahami pembelajaran matematika
turunan fungsi ini kami membuat dengan model plomp yang terdiri dari 5 bagian yaitu :

1. Angket Motivasi/Respon Matematika


Dimana setiap siswa harus mendapatkan angket ini supaya siswa termotivasi akan belajar
turunan fungsi apalagi belajar matematika.
2. Pengujian
Dengan memberikan kuis-kuis didalam kelas selama 20 menit setiap pertemuan sebelum
memulai pembelajaran seperti kuis turunan fungsi yang bersifat kooperatif.

3. Pengevaluasian
Dengan mengevaluasikan setiap hasil yag dilakukan siswa, guru dapat melakukan
pengevaluasikan setiap siswa dengan membuat system mendapatkan point padi didalam
kuis guna meningkatakan nilai siswa.
4. Revisi
Merevisi ulang pembelajaran turunan fungsi yang sudah diajarkan sebelumnya supaya
semakin ingat dan terwujudkan apa yang diharapkan selama proses pembelajaran
berlanjut.
5. Implementasi
 Pusat perhatian hanya siswa saja
 Didalam proses pembelajaran berlanjut membuat system mendapatkan poit
 Berkelompok dalam mendiskusikan materi turuna fungsi

Jadi, pada model plomp ini turunan fungsi XI IPS dapat secara praktis dan meningkatkan
kemampuan komunikasi matematis setiap siswa berdasarkan respon guru.

C. Komponen dan Pelaksanaannya

Proses pembelajaran matematika untuk siswa SMA ini sudah secara aktif dalam kegiatan
belajarnya yang mobilitas.Penerapan proses pembelajaran pada siswa SMA yaitu setiap siswa
bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama dan mendiskusikan suatu masalah
secara kelompok.Kegiatan ini sudah termasuk salah satu metode pelaksanaan pembelajaran yang
kooperatif dalam pembelajaran matematika turunan bagi kelas IX IPS.Dengan pelaksanaan
metode ini telah menunjukkan ketercapaian dan keterampilan pengembangan pembelajran
matematika turunan bagi setiap siswa kelas IX IPS.Tahap-tahap pengembangan pembelajaran
turunan fungsi ini yaitu :

1. Investigasi awal yaitu pada tahap ini dilakukan studi literature mengumpulkan semua
data.
2. Perancangan, merancang perangakat pembelajaran yang akan dikemabangkan oleh siswa
3. Realisasi/ Konstruksi,menyusun sebuah LKS membuat CD pembelajaran,menyusun tes
kemampuan berpikir bagi siswa.

D. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal


Kelebihan:
 Jurnal memakai metode pengembangan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe
Formulate Share Listen and Create bernuansa konstruktivisme untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi matematis pada materi turunan fungsi. Model pembelajaran
yang dipakai adlaah model plomp, sehingga hasil penelitian yang didapatkan lebih akurat
karena memakai berbagai macam media.
 Metode yang dipakai oleh jurnal Memiliki jangkauan yang luas , sehingga tujuan dapat
tercapai yang memungkinkan bahwa melebihi tujuan awal.
 Adanya tabel hasil yang dilengkapi pembahasan serta rumus di dalam isi jurnal
mempermudah pembaca mengetahui isi dari jurnal.
 Jurnal dilengkapi dengan landasan teori Yang didapatkan dari hasil penelitian
sebelumnya sehingga teori teori yang digunakan telah Teruji.

Kekurangan:

 Penelitian yang dilakukan memakan waktu lama


 Metode yang dilakukan memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi untuk dilakukan
dikarenakan banyaknya media pembelajaran yang harus dibuat
 Metode penelitian menghabiskan banyak dana untuk pembuatan media Pembelajaran
 Metode yang dilakukan memiliki resiko yang memungkinkan siswa mengalami kelelahan
dan depresi akibat banyaknya tes dan pembelajaran yang dilakukan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari metode ini yaitu tercapainya tujuan penelitian yang telah
dirancang dengan menggunakan metode yang telah ditentukan ini kemampuan siswa dalam
berkomunikasi matematis meningkat .

Saran
Saran dari kelompok kami yaitu agar strategi guru dalam menerapkan model
pembelajaran kooperatif ini dapat di terapkan tidak hanya di satu sekolah ini saja tapi diterapkan
secara merata di sekolah yang ada di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Anggar Titis Prayitno , PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
FSLC BERNUANSA KONSTRUKTIVISME PADA MATERI TURUNAN FUNGSI UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA , Jurnal Euclid , (1)1 : 22-32

Anda mungkin juga menyukai