Anda di halaman 1dari 21

QUIS KE-2 PERTEMUAN KE-5

MATA KULIAH : PENELITIAN TINDAKAN KELAS

SOAL:

1. Buatlah Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan masalah


pembelajaran yang anda hadapi!

2. Buatlah proposal PTK sederhana yang memuat :

a. Judul

b. Bidang kajian,

c. Pendahuluan yang memuat latar belakang

d. Perumusan masalah

e. Pemecahan masalah

f. Tujuan penelitian

g. Manfaat penelitian

3. Jelaskan seorang guru sebagai pengajar dan peneliti didalam kelasnya!


PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) MATA


PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA
PEMBELAJARAN (ALAT PERAGA) KELAS II
MIT MUHAMMADIYAH SUKARAME
BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN
2022/2023

Oleh :
DWI YUNITA SARI
NIM. 859904035

UPBJJ LAMPUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
BIDANG KAJIAN

Penggunan media pembelajaran (alat peraga) dalam mata pelajaran matematika


dengan upaya peningkatan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada hasil belajar siswa
kelas II.B MIT Muhammadiyah, Sukarame.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Prestasi belajar Matematika siswa kelas II MIT Muhammadiyah, sukarame


untuk tahun pelajaran 2022/2023 belum dapat memuaskan karena rata-rata prestasi
belajar siswa masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Mata pelajaran
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang paling ditakuti oleh siswa.
Di samping itu, Matematika termasuk dalam mata pelajaran yang menjadi fokus
dalam Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK)
Berdasarkan hasil pengamatan di dalam kelas dan data hasil belajar siswa kelas II
MIT Muhammadiyah, pada semester I Tahun Pelajaran 2022/2023, diprediksi
penyebab timbulnya masalah adalah sebagai berikut :
1. Sebagian siswa beranggapan bahwa Matematika merupakan mata pelajaran
yang tidak menarik, sulit, dan membosankan.
2. Proses pembelajaran Matematika kurang kondusif atau monoton.

3. Guru masih sering mengalami kesulitan dalam menanamkan konsep- konsep


dasar Matematika kepada siswa, khususnya pada konsep bilangan.
4. Metode pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru.

Keadaan tersebut perlu segera diatasi karena sangat berpengaruh terhadap


kualitas sekolah.
Tujuan adanya pelajaran Matematika disekolah, khususnya di Sekolah Dasar
(SD) atau Madrasah Ibtidiyah (MI) agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:
1. Memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
Matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan Matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,


merancang model Matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yangdiperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari Matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Tujuan pelajaran Matematika di sekolah memberikan gambaran bahwa belajar
tidak hanya di bidang kognitif saja tetapi meluas pada bidang psikomotor dan afektif.
Pembelajaran Matematika diarahkan untuk pembentukan kepribadian dan pembentukan
kemampuan berpikir yang bersandar pada hakikat Matematika, ini berarti hakikat
Matematika merupakan unsur utama dalam pembelajaran Matematika. Oleh karena itu
hasil-hasil pembelajaran Matematika berdampak pada kemampuan berpikir yang
matematis dalam diri siswa, yang bermuara pada kemampuan menggunakan Matematika
sebagai bahasa dan alat dalam menyelesaikan masalah-msalah yang dihadapi dalam
kehidupannya. Hasil lain yang tidak dapat diabaikan adalah terbentuknya kepribadian
yang baik dan kokoh.
Untuk mewujudkan tujuan pelajaran Matematika tersebut diperlukan strategi
dan metode pembelajaran yang tepat. Adanya media (Alat peraga) merupakan salah satu
metode yang dapatmemberiakan kontribusi kepada siswa. Media (alat peraga) dalam
kegiatan pembelajaran siswa agar terlihat lebih aktif. Di samping itu, daya nalar siswa
dapat dikembangan terutama untuk mata pelajaran Matematika.
Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui
para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya di tingkat Sekolah
Dasar. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan
keadaan siswanya maka sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui
karakteristik siswanya.
Selain karakteristik yang perlu diperhatikan adalah kebutuhan peserta didik.
Adapun karakteristik dan kebutuhan peserta didik dibahas sebagai berikut:
1. Karakteristik pertama anak SD adalah senang bermain. Karakteristik ini
menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan
permainan lebih-lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyogyanya merancang
model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di
dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius
tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara
mata pelajaran serius seperti IPA, Matematika, dengan pelajaran yang
mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau Seni Budaya
dan Keterampilan(SBDP).
2. Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak, orang dewasa dapat
duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling
lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh
anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak
sebagai siksaan.
3. Karakteristik yang ketiga adalah anak senang bekerja dalam kelompok.
Dari pergaulanya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang
penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan
kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya
dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan
orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga dan membawa
implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta
belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa
guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk
bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk
membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari
atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.
4. Karakteristik yang keempat adalah senang merasakan atau
melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung. Ditinjau dari teori
perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari
apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep- konsep
baru dengan konsep-konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa
membentukkonsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi- fungsi
badan, pera jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan
guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan
sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan
demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai
contoh anak akan lebih memahami tentang operasi hitung dan sapi sebagai
modelnya, maka anak kita ajak ke kandang sapi untuk belajar menghitung.
Di samping memperhatikan karakteristik anak usia SD, implikasi pendidikan
dapat juga bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan SD dapat
diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan adalah
tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu,
yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa arah keberhasilan
dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan
tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan
dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.
Anak usia SD/ MI ditandai oleh tiga dorongan ke luar yang besar yaitu:

(1) Kepercayaan anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok sebaya.

(2) Kepercayaan anak memasuki dunia permainan dan kegiatan yang


memerlukan keterampilan fisik, dan

(3) Kepercayaan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, simbolis, dan
komunikasi orang dewasa.
(https://jounal.ar.raniry.ac.id/index.php/fitrah/article/download/1330/658)

Dengan demikian pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan tugas-


tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan
pendidikan di SD, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan
pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itusendiri.
Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan
Media (Alat peraga) untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa mata pelajaran
Matematika pada Konsep Penjumlahan Kelas II Semester I MIT Muhammadiyah,
sukarame Tahun Pelajaran 2022/2023

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut di atas, maka


rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimanakah upaya untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa mata
pelajaran Matematika kelas II SD?
b. Apakah penggunaan media (alat peraga) dapat meningkatkan ketuntasan
belajar siswa mata pelajaran Matematika pada konsep penjumlahan Kelas II
Semester I MIT Muhammadiyah Tahun Pelajaran2022/2023?

2. PemecahanMasalah

Berdasarkan teori belajar dan media pembelajaran, permasalahan yang terjadi


dikelas II MIT Muhammadiyah Tahun Pelajaran 2022/2023 perlu diselesaikan
melalui tindakan guru berupa penggunaan media (alat peraga) dalam
pembelajaran penjumlahan bilangan cacah pada mata pelajaran Matematika.
Dengan menggunakan media (alat peraga) memungkinkan untuk
mengembangkan cara belajar siswa aktif. Di samping itu, dengan adanya media
(alat peraga) akan betul-betul dikuasai,dan mudah digunakan/ditransfer dalam
situasi lain, siswa dapat menguasai salah satu metode ilmiah yang sangat
berguna dalam kehidupannya, siswa dibiasakan berpikir analitis dan mencoba
memecahkan masalah yang akan ditransfer dalam kehidupan masyarakat.
Langkah-langkah pelaksanaan Media (alat peraga) pada kegiatan inti pembelajaran
yaitu:
a. Mengemukakan problema yang akan dicari jawabannya melalui kegiatan.
b. Diskusi pengarahan tentang cara pelaksanaan penggunaan media (alat
peraga).
c. Pelaksanaan media (alat peraga) berupa kegiatan percobaan untuk
menemukan konsep yang telah ditetapkan.
d. Membantu siswa dengan informasi, jika diperlukan siswa.

e. Membantu siswa melakukan analisis media (alat peraga) jika diperlukan.


f. Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa.

g. Memuji siswa yang giat dalam melaksanakan pembuatan media (alat peraga)
secara langsung.

h. Memberi kesempatan siswa memperlihatkan hasil media (alat peraga) yang


dibuat.

C. TujuanPenelitian

1. Meningkatkan ketuntasan belajar siswa Kelas II MIT Muhammadiyah


Tahun Pelajaran2022/2023.
2. Membantu guru agar lebih terampil menggunakan media (alat peraga) dalam
pembelajaran Matematika.
3. Menggugah kreativitas guru untuk menciptakan suatu pembelajaran
Matematika yang menyenangkan bagi siswa.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Instansi pendidikan MIT Muhammadiyah

Dengan penelitian ini diharapkan MIT Muhammadiyah dapat meningkatkan


SDM dalam merancang skenario pembelajaran yang tidak membosankan
siswa khususnya mata pelajaran Matematika.
2. Guru

Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di


kelasnya masing-masing.
3. Siswa

Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk lebih menyukai pelajaran


Matematika sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : MIT Muhammadiyah


Kelas /Semester : 2/2 (dua )
Tema 7 : Kebersamaan
Subtema 2 : Kebersamaan disekolah
Pembelajaran ke- :1
Mata Pembelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Penjumlahan
Alokasi Waktu : 45 menit (1 JP)

1. TUJUAN :
a. KOMPETENSI DASAR
Melakukan penjumlahan dan pengurangan sampai 500
b. INDIKATOR
1.1.1 Menyelesaikan penjumlahan bilangan tanpa teknik menyimpan
1.1.2 Menyelesaikan penjumlahan bilangan dengan teknik menyimpan
Tujuan Perbaikan
a.Meningkatkan pemahaman siswa memahami melalui media (alat peraga)
b. Mendistribusikan soal dalam bentuk pertanyaan minimal kepada 13 siswa

II. MATERI, MEDIA dan SUMBER


- Penjumlahan bilangan sampai 500
- Papan Penjumlahan
- Kartu angka
- Irene M.J.A, Dwi Tyas U, Wini.K, Tematik terpadu tema 2g, Kebersamaan,
SD/MI KELAS 2; penerbit Erlangga, tahun 2016 (Kurikulum 2013 revisi)..

III. KEGIATAN PEMBELAJARAN


A. Kegiatan Awal: (5 menit)
1. Memberi salam dan menanyakan keadaan anak-anak.
2. Mengabsen anak-anak
3. Mengajukan pertanyaan ringan kepada anak-anak sebagai berikut:
a. Bangun jam berapa tadi nak?
b. Berangkat sekolah pukul berapa dari rumah?
c. Ada berapa si jumlah jari tangan anak-anak?
4. Menyampaikan tujuan, manfaat pelajaran dan kegiatan yaitu anak-anak akan
bermain kartu dalam bentuk angka serta berdiskusi dalam kelompok.
B. Kegiatan Inti ( 30 menit)
1. Guru menempelkan gambar angka dipapan tulis, dan meminta siswa membaca
bilangan pada angka tersebut kemudian menunjuk angka yang dia sebut.
2. Secara acak siswa diminta menuliskan nama bilangan (angka) yang ditunjuk
oleh temannya.
3. Guru memperagakan dengan menyebutkan nama bilangan (angka) serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat memperagakannya.
4. Berdasarkan hasil pengamatan dan Tanya jawab guru meminta siswa untuk
berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyusun angka yang telah diacak.
5. Hasil diskusi dimantapkan.
6. Dengan didahului pertanyaa : Berapa jumlah kaki sapi, guru menjelaskan
dengan menyebutkan angka pada kartu angka yang telah dibuat.
C. Kegiatan Penutup : (10 menit)
1. Membimbing siswa memerangkum pelajaran
2. Guru memberikan latihan tertulis, dan menuliskan pertanyaan dipapan tulis
3. Guru memeriksa hasil tulisan siswa pada buku tulis
4. Siswa bersiap-siap untuk pulang dengan membereskan alat tulis dan barang-
barang bawaannya.
5. Berdo’a

IV. Evaluasi
1. Evaluasi dilakukan selama proses pembelajaran melalui Tanya jawab lisan
dan pada akhir pelajaran dengan tes tertulis.
2. Alat evaluasi : Pertanyaan lisan dan tertulis sebagai berikut :
a. Apa itu bilangan cacah?
b. Sebutkan bilangan-bilangan cacah 100-110
c. Urutkan bilangan cacah berikut : 80,85,81,83,82,84
d. Berapa hasil 100 + 200 = ....
Kunci jawaban:
a.Bilangan cacah adalah bilangan asli yang diawali dengan 0
b. 100,101,102,103,104,105,106,107,108,109,110
c.80,81,82,83,84,85
d. 300

3. Tugas utama guru adalah mengajar. Namun karena tuntutan profesi, guru tidak tega
(sampai hati) membiarkan adanya kekurangan-kekurangan dalam melaksanakan
tugas tersebut. Inilah sebabnya kegiatan PTK merupakan kegiatan yag tidak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Kegiatan belajar 1 ini mengkaji perbedaan
peran guru sebagai pengajar dan peneliti, serta perlunya melakukan kolaborasi
dengan teman sejawat ketika melaksanakan PTK. Sebagai guru tentu sudah faham
akan tugas-tugas dalam mengelola pembelajaran. Makin baik pemahaman akan
tugas-tugas tersebut seyogyanya semakin professional pula kinerja yang ditunjukan.
Dengan memahami tugas seorang guru dan memahami tugas seorang peneliti kita
akan mampu merumuskan tugas seorang pengajar (guru) yang sekaligus berperan
sebagai peneliti dalam kelasnya. Peran guru dalam berbagai tahap kegiatan
pembelajaran, baik sebagai pengajar maupun sebagai pengajar dan peneliti memiliki :

A. Tahap Persiapan
Sebelum mengajar seorang guru membuat persiapan, baik guru mengajar secara
rutin,maupun guru yang mengajar untuk memperbaiki pembelajaran (melakukan PTK).
Persiapan yang dibuat tentunya sesuai kurikulum yang berlaku, dan berfokus pada
kompetensi yangakan dicapai. Persiapan yang dibuatoleh guru pada umumnya dalam
bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) baik yang dibuat oleh guru secara rutin
maupun guru yang akan melaksanakan PTK, karena adanya kebutuhan yang berbeda.
Kedua RPP tersebut mempunyai persamaan dalam hal mata pelajaran, pokok dan sub
pokok bahasan, kelas, dan waktu. Komponen pokok kedua RPP itu juga sama, yaitu
terdiri dari empat komponen pokok : tujuan, materi, kegiatan, dan evaluasi. Namun
jabaran dari setiap komponen berbeda. RPP untuk pelaksanaan PTK lebih rinci dari pada
RPP pembelajaran rutin. Perbedaan tersebut sebagai berikut :
a. Tujuan , Tujuan ini dijabarkan dalam tujuan kurikuler setiap mata pelajaran. Khusus
guru yang melaksanakan PTK dalam RPP harus ditambahkan tujuan perbaikan, yang
sesuai dengan focus masalah yang ingin diatasi. Ini penting agar dalam proses
pembelajaran, tujuan tersebut menjadi fokus perhatian guru.
b. Materi, Biasanya bahan pembelajaran yang ditulis dalam RPP terbatas, bahkan hanya
ditulis pokok bahasan saja. Dalam RPP Pelaksanaan PTK materi harus dirinci, missal
berupa outline,sehingga guru tahu pasti apa yang akan dibahas didalam kelas. Jika
perlu, materi ini ditulis pada kertas tersendiri.
c. Media dan Sumber, Pada RPP untuk kegiatan rutin, media dan sumber sering diisi
seadanya, namun untuk PTK media dan sumber haru dirancang secara cermat. Dari
segi sumber, guruperlu memperkaya diri dengan sumber lain sehingga pengetahuannya
tentangtopikyang dibahas menjadi lebih mantap. Demikian pula dengan media/alat
harus dipilih yang memungkinkan siswa belajar lebih baik.
d. Kegiatan Pembelajaran, RPP untuk pelaksanaan PTK, langkah-langkah pembelajaran
harus dibuat secara rinci lengkap dengan pertanyaan yang akan diajukan, bahkan bila
perlu dengan scenario yang sangat rinci. Hal ini sangat penting karena perbaikan
menuntut guru memilih dan menetapkan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan
tujuan perbaikan. Tentu saja langkah-langkah atau skenario yang dibuat harus sesuai
dengan metode pembelajaran yang dipilih.
e. Evaluasi, Seyogyanya RPP dilengkapi dengan prosedur dan alat evaluasi. Dalan RPP
pembelajaranrutin hanya dicantumkan deskripsi singkat, seperti tes objektif dan uraian.
Oleh karena itu RPP untuk pelaksanaan PTK mencantumkan secara rinci butir-butir tes
yang akan diberikan atau lembar observasi yang akan digunakan.

B. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran


Pada tahap pelaksanaan pembelajaran peran guru pelaksana PTK sangat
berbeddari peran guru yang hanya bertugas mengajar. Jika guru yang mengajar hanya
memfokuskan dii pada pembelajaran maka, guru yang melaksanakan PTK
mempunyaiperan lain yaitu sebagai peneliti. Sebagai pengajar ia harus memfokuskan diri
pada pembelajaran dan kemudian sebagai peneliti ia juga harus memfokuskan diri pada
pengumpulan data.
Berikut ini akan diurutkan sejumlah aspek yang perlu menjadi perhatian guru
pelaksana PTK, mulai dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir.
a. Kegiatan Awal
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan apersepsi yangmenarik perhatian dan
minat peserta didik menghadapipelajaran yang akan disajikan. Dalam
pelaksanaan PTK guru benar-benar mempersiapkan beberapa apersepsi yang
lebih menarik. Hal ini akan tercapai jika guru telah merencanakan apersepsi
tersebut dengan cermat dan rinci dalam RP. Artinya guru tidak hanya
menuliskan kata-kata “Guru menyampaikan apersepsi” tetapi menulis dengan
rinci apa yang akan dilakukan guru ketika membuka pelajaran.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti pada dasarnya adalah kegiatan untuk mencapai kompetensi/
indicator yang dirancang didalam RPP, agar kegiatan ini benar-benar terarah
guru seyogyanya merancang dengan cermat dan rinci urutan kegiatan, mulai
dari kegiatan mencapai indikator yang paling mudah dan mendasar sampai
dengan yang paling sukar. Selama melaksanakan kegiatan inti, tugas guru
pelaksana PTK sangat kompleks guru harus mengingat langkah mana yang
lancar, mana yang tersendat, atau bahkan tidak jalan. Oleh karena itu ketika
melaksanakan pembelajaran guru harus mngingat dan mengumpulkan data
tentang perbaikan yang diinginkan. Kalau ini terlampau kompleks, ia dapat
meminta teman sejawat untuk melakukan observasi atau bertanya kepada
siswa pada akhir pelajaran.
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup bertujuan untuk memeriksa pemahaman siswa dan
menindak lanjuti hasil belajar. Oleh karena itu, anda pasti ingat bahwa
kegiatan penutup biasanya diisi dengan merangkum, member tes dan tindak
lanjut. Sehubungan dengan itu sambil melaksankan kegiatan penutup guru
harus mengingat kegiatan apa yang akan dilakukan dan bagaimana respons
siswa. Apakah tes yang diberikan dapat dikerjakan oleh siswa dan apakah pr
yang diberikan sesuai dengan konsep yang sedang dikaji.

C. Tahap Pasca Pembelajaran


Setelah pembelajaran usai, guru yang bertugas mengajar mungking segera dapat
beristirahat, namun guru yang melaksanakan PTK masih memiliki tugas yang
harus segera dilakukan. Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh guru
pelaksana PTK segera setelah pelajaran selesai :
a. Menghimpun atau merangkum catatan yang dibuat selama pelajaran
b. Berdialog dengan siswa jika diperlukan
c. Berdiskusi dengan tema sejawat untuk membahas data yang dikumpulkan,
d. Melakukan refleksi untuk mengungkap apa sebenarnya terjadi didalm kelas,
mengapa peristiwa tersebut terjadi dan apa dampaknya bagi siswa.
e. Merangkum hasil perbaikan pelajaran, yang mencakup apa yang sudah
tercapai dan apa yang belum tercapai.
f. Merangkum penyebab belum tercapainya perbaikan yang dirangkum pada
butir setelah semua dikerjkan oleh guru, maka selanjutnya ia harus
mengakomodasi hasil perbaikan dalam perncanaan perbaikan berikutnya.
Dengan perkataan lain ia membuat revisi atas rencana perbaikan berikutnya
yang mungkin sudah disiapkan. (IG.A.K Wardani Kuswaya Wihardit,2022,
Penelitian Tindakan Kelas, Tangerang Selatan, PT.Gramedia)

Bandar lampung, 24 Mei 2023

Dwi Yunita Sa
xx
xxi

Anda mungkin juga menyukai