Anda di halaman 1dari 9

PENGGUNAAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

REALISTIK (PMR) DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN PECAHAN


SISWA KELAS III SD NEGERI 1 KARANGTANJUNG
TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh:
Veryana Mustikahadi1), Imam Suyanto2), Muh. Chamdani3)
FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret
e-mail: veryana.mh@gmail.com
1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS,
2,3 Dosen PGSD FKIP UNS

Abstract: The using of Realistic Mathematics Education Approach (PMR) in increasing


understanding of Fractions III Grade SDN Karangjantung. The aims of research to improve
understanding of fraction by PMR method dan describing tme more and the lack of method.
The results showed the use of PMR approach can improve understanding fractions grade III
SD assessment results known. The increase occurred from before the action to cycle III is
77,50%. Advantages of the approach these are link between PMR Mathematics to everyday
life. The lack approach PMR which takes a long time.

Keywords: approach, Realistic mathematics education (PMR), learning

Abstrak: Penggunaan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) dalam


Peningkatan Pemahaman Pecahan Siswa Kelas III SD. Tujuan penelitian ini adalah
meningkatkan pemahaman pecahan dengan pendekatan PMR dan mendiskripsikan kelebihan
dan kekuranganya. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tiga siklus.
Hasil penelitian menunjukan penggunaan pendekatan PMR dapat meningkatkan pemahaman
pecahan siswa kelas III SD. Peningkatan yang terjadi dari sebelum tindakan sampai siklus III
adalah 77,50%. Kelebihan pendekatan PMR yaitu keterkaitan antara Matematika dengan
kehidupan sehari-hari. Kekurangannya pendekatan PMR yaitu membutuhkan waktu yang
lama.

Kata Kunci: Pendekatan, Pendekatan Matematika Realistik (PMR), pembelajaran,

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan upaya atau rang memadai. Sehingga pendidikan banyak
kegiatan yang meningkatkan kemampuan se- melahirkan manusia yang tidak mampu ber-
seorang dalam segala bidang meliputi, pe- saing dengan perkembangan jaman. Ke-
ngetahuan, keterampilan, dan sikap untuk nyataan ini sangat bertentangan dengan
menghadapi tantangan zaman. Bermodalkan- tuntutan era globalisasi yang menuntut pen-
bekal pendidikan yang baik, manusia tidak didikan agar memiliki daya tanggap terhadap
akan begitu sulit untuk menghadapi ke- perkembangan jaman, situasi persaingan glo-
hidupan yang sesuai dengan zaman. Akan bal dan pendidikan untuk dapat membentuk
tetapi dunia pendidikan sekarang ini sedang pribadi manusia yang dapat belajar seumur
dihadapkan pada dua masalah yang sangat hidup. Menyikapi masalah ini, pemerintah
besar, yaitu mutu pendidikan yang rendah Indonesia mengeluarkan UU Nomor 20 tahun
dan sistem pembelajaran di sekolah yang ku- 2003 tentang sistem pen-didikan nasional.
Satuan pendidikan di sekolah dasar masalah yang meliputi kemampuan me-
bertujuan untuk membekali siswa dengan ke- mahami masalah, merancang model
mampuan dasar membaca, menulis, dan matematika, menyelesaikan model dan me-
menghitung. Kemampuan dasar ini tentunya nafsirkan solusi yang diperoleh (4) Meng-
harus diberikan dengan sebaik mungkin, agar komunikasikan gagasan dengan simbol, ta-
tujuan yang telah ditetapkan dalam satuan bel, diagram, atau media lain untuk mem-
pendidikan dapat dikuasai oleh siswa dengan perjelas keadaan atau masalah (5) Memiliki
baik. Keberhasilan pada tahapan dasar ini a- sikap menghargai kegunaan matematika da-
kan mempermudah siswa untuk dapat me- lam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin ta-
nempuh pendidikan selanjutnya secara berta- hu, perhatian, dan minat mempelajari mate-
hap. Pendidikan selayaknya diberikan dengan matika, serta sikap ulet dan percaya diri
pelayanan yang sebaik-baiknya bagi siswa dalam pemecahan masalah.
usia sekolah dasar, karena ini sebagai pon- Pada dasarnya matematika adalah se-
dasi utama untuk membangun keterampilan suatu yang abstrak, karena itu sangat me-
siswa. nyulitkan banyak orang memahaminya. Bagi
Keterampilan tersebut dibangun dari guru pembelajaran matematika merupakan
pemahaman siswa terhadap konsep materi suatu tantangan tersendiri, karena kenyataan
pelajaran. Dalam pendidikan matematika SD, sekarang banyak siswa yang tidak menyukai
pemahaman konsep dibagi menjadi 3 ke- matematika, bahkan tidak sedikit yang takut
lompok besar yaitu, penanaman konsep terhadap pelajaran matematika. Jika demi-
dasar, pemahaman konsep, dan pembinaan kian bagaimana mungkin siswa dapat me-
keterampilan. Hubungan antara penanaman mahami konsep materi matematika yang di-
konsep dan PMR adalah dalam pendekatan pelajari.
PMR siswa dituntut untuk menanamkan Masalah matematika sering kali men-
konsep dasar matematika yang di temukan- jadi sorotan guru atau pun orang tua karena
nya dengan menggunakan model pem- masih rendahnya pemahaman siswa terhadap
belajaran, hal ini akan terasa lebih bermakna konsep-konsep materi matematika. Padahal
dan siswa akan mengingat lebih lama, karena usaha untuk meningkatkan kualitas pem-
mereka bisa menemukan konsep dengan belajaran matematika sudah lama dilaksana-
sendirinya. Tahap selanjutnya pemahaman kan di sekolah, namun keluhan tentang per-
konsep siswa dilatih dengan diberikan masalahan matematika masih sering ditemu-
masalah matematika yang realistik dengan kan. Rendahnya pemahaman siswa bu-kan
kehidupan siswa, siswa akan terasa lebih semata- mata karena materi yang sulit, salah
mudah dalam memahami konsep karena satu penyebabnya yaitu pelaksanaan proses
konsep yang dipelajari langsung diterapkan pembelajaran. Pelaksanaan pem-belajaran
kedalam masalah matematika yang lebih matematika pada umumnya masih berpusat
realistik. Tujuan akhir pembelajaran ma- pada guru, bukan pada siswa.
tematika di SD yaitu agar siswa terampil Guru cenderung mentransfer pe-
dalam menggunakan berbagai konsep ma- ngetahuan yang dimiliki ke dalam pikiran
tematika dalam kehidupan sehari-hari. siswa. Siswa sering diposisikan sebagai
Pembelajaran matematika di SD me- orang yang tidak tahu apa-apa, yang hanya
miliki tujuan, seperti yang tertuang dalam menunggu apa yang guru berikan. Hasilnya
KTSP (2006) adalah sebagai berikut (1) siswa kurang mandiri, tidak berani menge-
Memahami konsep matematika, menjelaskan mukakan pendapat, dan kurang gigih dalam
keterkaitan antar konsep dan mengaplikasi- menyelesiakan masalah matematika, sehing-
kan konsep atau alogaritma, secara luwes, ga pengetahuan yang dipahami siswa hanya
akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan sebatas apa yang diberikan guru.
masalah (2) Menggunakan penalaran pada Kenyataan di kelas III SDN 1 Ka-
pola dan sifat, melakukan manipulasi ma- rangtanjung menunjukkan pembelajaran ma-
tematika dalam membuat generalisasi, me- tematika masih kurang efektif. Guru belum
nyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan maksimal dalam mengembangkan potensi
pernyataan matematika (3) Memecahkan yang ada pada diri siswa, kebanyakan yang
ada guru yang mengembangkan potensinya salah satu alternatif pembelajaran yang tepat,
sendiri. Guru menyampaikan pelajaran karena dengan pendekatan ini siswa dituntut
dengan metode ceramah, sementara siswa untuk membangun pengetahuan dengan
hanya mencatat apa yang disampaikan guru kemampuannya sendiri melalui aktivitas ak-
dan yang ada pada buku catatan. Dalam ke- tivitas yang dilakukan dalam kegiatan pem-
giatan belajar seperti ini guru menganggap belajaran. Melalui PMR dikenalkan sebagai
berhasil mengajar apabila dapat meng- su-atu proses, bukan barang yang sudah jadi.
kondisikan kelas dengan baik, siswa kelihat- Selain itu dalam pendekatan PMR, ma-
an tertib, tenang, dan duduk dengan tertib tematika dipandang sebagai suatu kegiatan
mengikuti pelajaran yang disampaikan guru. manusia. Oleh karena itu pembelajaran
Pembelajaran seperti ini tidak lain hanya matematika sebaiknya dikaitkan dengan
sekedar menyampikan fakta dari apa yang realita dan matematika sebagai bagian dari
sudah ada dalam buku paket. Siswa dianggap kegiatan manusia.
telah berhasil belajar, apabila siswa dapat Pada umumnya siswa kelas III SDN 1
mengingat fakta, menyampaikan kem-bali, Karangtanjung, mereka suka berkelompok
dan akhirnya bisa menjawab soal ulangan baik dakam bermain ataupun dalam belajar.
dengan baik. Guru sendiri merasa belum me- Hal ini bisa membantu peneliti dalam
ngajar apabila belum menjelaskan materi melaksanakan pembelajaran kelompok yang
kepada siswa. Kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik PMR meskipun
selama ini berlangsung di sekolah ter-nyata mereka belum terbiasa belajar berkolompok.
masih sangat jauh dari hakikat pendidikan Dari 40 siswa terdapat 4 siswa yang memiliki
yang sesungguhnya. kebutuhan khusus atau siswa Anak Ber-
Ilustrasi lain yang peneliti temukan, kebutuhan Khusus, pada pelaksanaan pem-
siswa kelas III sebagian besar belum meng- belajaran siswa Anak Berkebutuhan Khusus
uasai konsep pecahan seperti, pecahan 1/2, tersebut didampingi oleh seorang guru pen-
1/4, 1/3, dan 1/6. Data lain yang me- damping atau syedo, mereka mengikuti dan
nunjukkan kurangnya pemahaman siswa menyesuaikan materi yang sama dengan lain-
tentang pecahan adalah masih banyak siswa nya, hanya penyampainnya saja yang sedikit
yang mendapatkan nilai di bawah KKM. berbeda.
Dari beberapa kasus nampak bahwa Pelaksanaan pembelajaran PMR, guru
pemahaman siswa dalam konsep pecahan berfungsi sebagai pembimbing dalam
masih rendah. Ini disebabkan oleh beberapa menyeleksi kontribusi yang diberikan siswa
hal, diantaranya proses pembelajaran yang melalui pemecahan masalah kontekstual.
masih berpusat pada guru, guru tidak Siswa menyelesaikan masalah dengan cara-
melibatkan siswa secara aktif, materi dan nya sendiri. Pembelajaran tidak lagi ber-
soal latihan yang diberikan tidak relevan pusat pada guru tetapi lebih berpusat pada
dengan kehidupan siswa, siswa mengerjakan siswa, dengan kata lain pembelajaran ber-
tugas dan latihan soal harus sama persis langsung secara aktif. Melalui aktivitas
dengan apa yang guru berikan, penggunaan belajar tersebut diharapkan dapat meningkat-
alat peraga yang kurang maksimal, sikap kan pengalaman belajar, memahami konsep
siswa yang tidak antusias ketika mengikuti materi, sehingga aktivitas belajar terasa lebih
pem-belajaran matematika, serta kurangnya bermakna bagi siswa. Pembelajaran dengan
kata-kata motivasi yang diberikan guru. PMR, dapat membantu siswa aktif dalam
Dari kasus di atas tampak bahwa siswa proses pembelajaran, siswa akan mudah
mengalami kesulitan dalam memahami kon- memahami materi, konsep yang dipelajari.
sep pecahan. Hal itu antara lain disebabkan Berdasarkan uraian di atas, peneliti
oleh strategi pembelajaran yang digunakan ingin melakukan penelitian tindakan kelas
belum tepat. Siswa sebagai pelajar, maka yang berjudul Penggunaan Pendekatan
strategi belajar yang disajikan guru itu sangat PMR Dalam Peningkatan Pemahaman Pe-
penting. Terdapat berbagai strategi belajar cahan Siswa Kelas III SDN 1 Karangtanjung
yang dapat digunakan, khususnya dalam Tahun Ajaran 2012/ 2013.
matematika. Pendekatan PMR merupakan
Rumusan masalah dari penelitian ini kan instrumen penelitian berupa lembar tes,
adalah Berdasarkan latar belakang diatas, ru- lembar observasi, lembar kuesioner dan me-
musan masalahnya sebagai berikut: 1) Bagai- nentukan observer. Sumber data dalam
mana pelaksanaan pendekatan PMR dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi siswa,
me-ningkatkan pemahaman siswa tentang pe- teman sejawat, peneliti dan, dokumen.
cahan bagi siswa kelas III SDN 1 Ka- Teknik pengumpulan data yang digunakan
rangtanjung Tahun Ajaran 2012/2013?, 2) adalah dengan tes, observasi, wawancara, tes,
Apakah penggunaan Pendekatan PMR dapat dan dokumentasi. Analisis data yang di-
meningkatkan pemahaman pecahan pada lakukan dalam penelitian ini adalah teknik
siswa kelas III SDN 1 Karangtanjung Tahun analisis deskriptif yang meliputi data kuan-
Ajaran 2012/2013?, 3) Apakah kelebihan dan titatif dan data kualitatif. Data kuantitatif
kekurangan penggunaan pendekatan PM) diperoleh dari hasil belajar siswa sedangkan
pada mata pelajaran matematika tentang data kualitatif diperoleh dari hasil observasi.
pecahan kelas III SDN 1 Karangtanjung Sebagai dasar untuk mengetahui keefektifan
Tahun Ajaran 2012/2013? dan keberhasilan tindakan serta pedoman
Tujuan penelitian ini yaitu 1) Untuk analisis data perlu adanya indikator capaian
menguraikan tentang penggunaan Pendekat- dalam penelitian yaitu: 1) Guru melaksana-
an PMR dalam meningkatkan pemahaman kan pembelajaran menggunakan pendekatan
yang tepat tentang pecahan pada siswa kelas PMR dengan menggunakan berbagai jenis
III SDN 1 Karangtanjung Tahun ajaran media realistik, diukur melalui pengamatan
2012/2013. 2) Untuk menjelaskan bagaimana setiap siklusnya, 2) 85% siswa mendapat
pelaksanaan PMR dalam meningkatkan pe- nilai tes akhir lebih atau sama dengan nilai
mahaman siswa tentang pecahan bagi siswa KKM yaitu 75 atau lebih untuk rentang nilai
kelas III SDN 1 Karangtanjung tahun ajaran idea l0 sampai dengan 100, 3) 85% siswa
2012/2013. 3) Untuk mendeskripsikan ke- aktif dalam kegiatan pembelajaran yang
lebihan dan kekurangan penggunaan Pen- diukur melalui lembar pengamatan dalam
dekatan PMR tentang pecahan pada siswa penilaian proses, 4) Minimal rata-rata ak-
kelas III SDN 1 Karangtanjung tahun ajaran tivitas siswa 85% dan rata-rata aktivitas guru
2012/ 2013. lebih dari 85%. KKM pada penelitian ini
adalah 75.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan melalui HASIL DAN PEMBAHASAN
PTK. Prosedur penelitian tindakan kelas Penelitian Tindakan Kelas ini di-
berupa perencanaan, pelaksanaan, pengamat- lakukan dalam dua siklus. Penelitian di-
an, dan refleksi. Pelaksanaan tindakan di- laksanakan pada bulan Januari 2013 sampai
laksanakan dalam tiga siklus, masing-masing dengan Maret 2013. Kegiatan pembelajaran
siklus dua pertemuan. dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi
Penelitian tindakan kelas pada pem- kegiatan awal, inti, dan akhir. Pada kegiatan
belajaran Matematika menggunakan pen- awal dimulai dengan salam, berdoa, meng-
dekatan PMR dilaksanakan di kelas III SDN kondisikan siswa, mengecek kehadiran sis-
1 Karangtanjung. Penelitian ini dilaksanakan wa, menyampaikan apersepsi untuk meng-
pada semester II tahun ajaran 2012/2013 te- hubungkan materi yang telah didapat siswa
patnya dari bulan Januari 2013 sampai sebelumnya dengan materi yang akan di-
dengan Maret 2013. sampaikan oleh guru, dan menyampaikan tu-
Pada tahap perencanaan peneliti mem- juan pembelajaran yang akan dicapai sebagai
pelajari kurikulum atau silabus untuk me- acuan bagi siswa. Dalam kegiatan inti, guru
ngetahui kompetensi dasar dan materi yang melaksanakan pembelajaran dengan meng-
akan dijadikan bahan pembelajaran, lalu gunaan pendekatan PMR. Selama proses
menentukan waktu penelitian. Setelah itu pembelajaran, guru memberikan penilaian
peneliti menyusun RPP pelaksanaan tindak- kepada siswa, baik penilaian proses maupun
an, menyiapkan media apa saja yang akan pe-nilaian hasil.
digunakan dalam pembelajaran, mempersiap-
Semakin baik langkah pembelajaran Penggunaan pendekatan PMR pada
yang digunakan dan semakin siswa ber- pembelajaran Matematika diketahui dapat
semangat belajar maka hasil belajar pun meningkatkan keaktifan dan keantusiasan
semakin meningkat. Pada Siklus I masih ku- siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil
rang baik, sehingga masih perlu diperbaiki penilaian proses dalam penelitian ini di-
pada siklus II. Hasil pelaksanaan tindakan ketahui dalam hal keaktifan persentase siswa
siklus II terjadi peningkatan yang cukup baik, yang aktif dalam pembelajaran mengalami
akan tetapi belum menunjukkan keberhasil- peningkatan. Diketahui pada kondisi awal
an. Peneliti kemudian melanjutkan penelitian terlihat sebagian besar siswa tidak antusias
siklus III. Hasil siklus III dapat dikatakan selama pembelajaran Matematika, namun
baik sehingga peneliti mengakhiri penelitian pada siklus I dapat mengalami peningkatan.
tindakan kelas ini. Terlihat sudah mulai banyak siswa yang
Berikut peneliti sajikan perbandingan antusias selama pembelajaran. Siswa terlihat
persentase ketuntasan hasil belajar siswa senang, antusias, dan dapat mengikuti pem-
dari pretest, Siklus I, II, dan III pada tabel 1. belajaran dengan baik. Selain itu diketahui
juga pendekatan Pendidikan Matematika
Tabel 1. Ketuntasan Belajar Siklus I, Realistik (PMR) dapat meningkatkan moti-
Siklus II, dan Siklus III. vasi dan minat siswa dalam pembelajaran
Pelaksanaan Prosentase Matematika. Persentase siswa yang tuntas
Tindakan Ketuntasan pada siklus I adalah 67,50%. Berdasarkan
Pretest 22,50% observasi serta wawancara yang dilakukan
Siklus I 67,50% selama pelaksanaan pembelajaran, peneliti
Siklus II 80,00% menemukan bahwa pelaksanaan pem-
Siklus III 100% belajaran masih kurang maksimal dan masih
terdapat kekurangan dalam pelaksanaan pem-
Peneliti melaksanakan penelitian tin- belajaran sehingga peneliti memutuskan un-
dakan kelas dengan langkah-langkah pem- tuk mengadakan tindakan perbaikan siklus II
belajaran menggunakan pendekatan PMR. untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan
Adapun langkah-langkah tersebut adalah: 1) yang terdapat pada tindakan sebelumnya dan
memahami masalah kontekstual, 2) men- untuk mencapai pelaksanaan pembelajaran
jelaskan masalah kontekstual, 3) menyelesai- yang maksimal.
kan masalah kontekstual, 4) membandingkan Pada pelaksanaan tindakan siklus II ter-
dan mendiskusikan jawaban, 5) me- jadi peningkatan. Siswa semakin aktif, ter-
nyimpulkan. Langkah-langkah ini peneliti lihat lebih senang, antusias, dan dapat me-
peroleh berdasarkan hasil penelitian di ngikuti pembelajaran dengan baik. Persentase
lapangan dengan menyederhanakan langkah- siswa yang tuntas jika dibandingkan dengan
langkah penggunaan pendekatan PMR siklus I, pada siklus II ini mengalami pening-
menurut Rozani (2010). katan yaitu dari 67,50% menjadi 80,00%.
Pelaksanaan tindakan pada penelitian Jika dibandingkan dengan hasil pada siklus I,
ini dilaksanakan dalam 3 siklus dan masing- siklus II mengalami peningkatan. Hal
masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Tiap tersebut dikarenakan siswa lebih antusias dan
siklus dilaksanakan melalui empat tahap lebih memperhatikan pembelajaran dengan
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
dan refleksi. Peneliti melaksanakan tindakan (PMR) pada siklus II dibandingkan antusias
dengan melakukan perbaikan demi perbaikan dan perhatian siswa pada siklus I. Hasil dari
mulai dari pelaksanaan tindakan siklus I siklus II mengalami peningkatan berarti
hingga siklus III. Kekurangan-kekurangan peneliti mengalami berhasil pada siklus II
yang terdapat pada pelaksanaan pembelajar- karena hasil dari penilaian hasil yang dicapai
an telah diperbaiki pada pembelajaran pada siklus II mencapai indikator yang
selanjutnya hingga terlaksana kegiatan pem- diharapkan. Selain itu berdasarkan observasi
belajaran yang baik dan maksimal sesuai serta wawancara yang dilakukan selama pe-
dengan yang diharapkan. laksanaan pembelajaran, peneliti masih me-
nemukan bahwa pelaksanaan pembelajaran dikator yang di-harapkan dan dapat di-
juga masih kurang maksimal dan masih perbaiki dengan me-ningkat lagi menjadi
terdapat kekurangan dalam pelaksanaan 100%. Indikator keberhasilan sebesar 85%
pembelajaran sehingga peneliti memutuskan siswa tuntas dalam pembelajaran sudah
untuk mengadakan tindakan perbaikan siklus tercapai. Hal ini membuktikan ada pe-
III untuk memperbaiki kekurangan ke- ningkatan pembelajaran menggunakan pen-
kurangan yang terdapat pada tindakan se- dekatan PMR baik secara proses maupun
belumnya dan untuk mencapai pelaksanaan hasil.
pembelajaran yang maksimal. Berdasarkan pelaksanaaan tindakan
Pada pelaksanaan tindakan siklus III penelitian menggunakan pendekatan PMR
terjadi peningkatan pembelajaran. Kekurang- pada pembelajaran Matematika siswa kelas
an kekurangan dalam pembelajaran se- III yang dilaksanakan dari siklus I sampai
belumnya berhasil diminimalkan sehingga siklus III dapat diketahui respon siswa
tercapai pelaksanaan pembelajaran yang selama pembelajaran berlangsung. Pada saat
maksimal dan terjadi peningkatan. Siswa pembelajaran dengan menggunakan pen-
terlihat lebih aktif, lebih senang, antusias, dekatan PMR berlangsung, siswa menjadi
dan dapat mengikuti pembelajaran dengan antusias dan tertarik, bersemangat, aktif dan
baik. Data penilaian hasil siklus III diketahui tidak merasa bosan. Namun ada juga
bahwa persentase siswa yang tuntas jika beberapa siswa yang kurang antusias karena
dibandingkan dengan siklus II, pada siklus III adanya perbedaan karakteristik pada siswa.
ini mengalami peningkatan yaitu dari 80,00% Beberapa siswa merasa bingung dan ke-
menjadi 100%. sulitan untuk mengikuti pembelajaran karena
Penggunaan pendekatan PMR pada adanya perbedaan kemampuan kognitif,
pembelajaran matematika diketahui dapat karena pada siswa kelas III ini terdapat
meningkatkan keaktifan dan keantusiasan jurang yang tinggi antara siswa dengan
siswa dalam pembelajaran. Dari siklus ke kemampuan kognitif yang rendah dan siswa
siklus diketahui siswa terlihat senang, an- dengan kemampuan kognitif yang tinggi.
tusias, dan dapat mengikuti pembelajaran Ketuntasan hasil belajar siswa kelas III
dengan baik. pendekatan PMR diketahui da- dalam pembelajaran Matematika dapat di-
pat meningkatkan motivasi dan minat siswa lihat dari kemampuan siswa untuk me-
dalam pembelajaran Matematika. Hal ini mahami dan menerapkan pecahan yang su-
membuktikan ada peningkatan pembelajaran dah mereka dapatkan. Berdasarkan hasil
menggunakan pendekatan PMR baik secara yang diperoleh, diketahui bahwa pembelajar-
proses maupun hasil. an matematika menggunakan pendekatan
Dalam penelitian ini ditemukan peng- PMR dapat meningkatkan hasil belajar siswa
gunaan pendekatan PMR pada pembelajaran dari siklus I, siklus II dan siklus III.
Matematika dapat meningkatkan hasil belajar Berdasarkan hasil penilaian proses dalam
siswa. Berdasarkan penilaian hasil diketahui penelitian ini diketahui adanya peningkatan
persentase siswa yang tuntas mengalami pada penilaian proses dalam setiap siklus.
peningkatan yaitu dari kondisi awal 22,50% Berikut peneliti sajikan perbandingan per-
menjadi 67,50% pada siklus I, pada siklus II sentase penilaian proses pada tabel 2.
mengalami peningkatan menjadi 80,00%,
Jika dibandingkan dengan hasil pada siklus I, Tabel 2. Perbandingan Penilaian Proses
siklus II mengalami peningkatan. Hal ter- Rata-rata Persentase
sebut dikarenakan siswa lebih antusias dan Aspek yang Penilaian Proses
lebih memperhatikan pembelajaran dengan Dinilai Siklus Siklus Siklus
pendekatan PMR pada siklus II dibandingkan I II III
antusias dan perhatian siswa pada siklus I. Ketepatan 42,5% 66,3% 93,8%
Hasil dari siklus II mengalami peningkatan Keberanian 45,0% 67,5% 91,3%
berarti pe-neliti mengalami berhasil pada Kerjasama 55,0% 71,3% 92,5%
siklus II karena hasil dari penilaian hasil Rata-rata 47,5% 68,4% 92,5%
yang dicapai pada siklus II mencapai in-
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa tindakan sampai siklus III adalah 77,50%. 3)
untuk aspek ketepatan mengalami pe- Kelebihan penggunaan pendekatan PMR
ningkatan yaitu dari penilaian siswa yang tentang pecahan siswa kelas III SDN 1
menguasai aspek tersebut yang hanya 42,5% Karangtanjung tahun ajaran 2012/2013
pada siklus I meningkat menjadi 66,3% pada adalah: a) pendekatan PMR memberikan pe-
siklus II dan 93,8% pada siklus III, ke- ngertian tentang keterkaitan antara Ma-
terampilan matematika siswa untuk aspek ke- tematika dengan kehidupan sehari-hari dan
beranian mengalami peningkatan yaitu dari tentang kegunaan Matematika pada umum-
penilaian siswa yang menguasai aspek ter- nya bagi manusia, b) pendekatan PMR mem-
sebut yang hanya 45,0% pada siklus I me- berikan pengertian bahwa cara penyelesaian
ningkat menjadi 67,5% pada siklus II dan masalah tidak harus tunggal dan tidak perlu
91,3% pada siklus III. Terbukti dari sama antara sesama siswa bahkan dengan
peningkatan persentase siswa yang me- gurunya, c) pendekatan PMR memberikan
lakukan kerjasama yaitu dari 55,0% pada pengertian bahwa proses pembelajaran me-
siklus I menjadi 71,3% pada siklus II dan rupakan sesuatu yang utama. Tanpa kemauan
92,5% pada siklus III. Keberhasilan yang menjalani proses tersebut, pemebelajaran
dialami oleh penelitian sudah sesuai dengan tidak akan bermakna, d) pendekatan PMR
85% indikator penelitian. Dengan demikian memberikan pengertian bahwa matematika
peneliti memutuskan tidak melakukan tin- adalah suatu bidang kajian yang dapat di-
dakan perbaikan lagi karena pembelajaran konstruksi dan dikembangkan sendiri oleh
yang dilakukan telah sesuai dengan apa yang siswa, e) pendekatan PMR dapat me-
direncanakan dan hasilnya telah sesuai ningkatan keaktifan, keantusiasan siswa dan
dengan apa yang diharapkan dimana semua semangat siswa dalam mengikuti pembelajar-
indikator kinerja telah tercapai atau dengan an tentang pecahan, f) pendekatan PMR
kata lain, peneliti telah mencapai ke- membuat siswa berpikir inovatif dan kreatif
berhasilan dalam penelitian ini. dalam mengapresiasikan imajinasi serta sti-
mulus siswa dalam memecahkan masalah, g)
SIMPULAN DAN SARAN pendekatan PMR meningkatkan minat dan
Berdasarkan hasil penelitian tentang motivasi siswa tentang pecahan. Kekurangan
penggunaan pendekatan PMR pada pem- pendekatan PMR yaitu: a) upaya meng-
belajaran Matematika di kelas III SDN 1 implementasikan PMR membutuhkan pe-
Karangtanjung, maka dapat kesimpulan se- rubahan pandangan yang sangat mendasar
bagai berikut: 1) Pelaksanaan pendekatan mengenai peranan soal kontekstual, b) pen-
PMR dalam meningkatkan pemahaman carian soal kontekstual perlu dipelajari
tentang pecahan bagi siswa kelas III SDN 1 dahulu, terlebih karena soal tersebut harus
Karangtanjung dilaksanakan melalui 6 bisa disesuaikan dengan bermacam cara, c)
langkah yaitu: a) membagi kelompok, b) me- upaya mendorong siswa agar bisa me-
nyajikan masalah kontekstual, c) mem- nemukan berbagai cara menyelesaikan soal
bimbing siswa menyelesaikan masalah, d) juga merupakan hal yang tidak mudah
berdiskusi, d) presentasi, e) menyimpulkan. dilakukan oleh guru, d) proses pengembang-
2) Penggunaan pendekatan PMR dapat me- an kemampuan berpikir siswa, melalui soal
ningkatkan pemahaman tentang pecahan kontekstual proses matematisasi horizontal
siswa kelas III SDN 1 Karangtanjung Tahun maupun vertikal, karena proses dan me-
Ajaran 2012/2013. Hal ini dibuktikan dengan kanisme berpikir siswa harus diikuti dengan
meningkatnya keterampilan proses dan pe- cermat, agar guru bisa membantu siswa
nilaian hasil siswa dalam mata pelajaran dalam melakukan penemuan kembali ter-
matematika. Berdasarkan penilaian hasil hadap konsep matematika, e) pendekatan
diketahui prosentase siswa yang tuntas me- PMR membutuhkan waktu yang lama.
ngalami peningkatan yaitu dari pretest Saran peneliti di antaranya:
22,50% menjadi 67,50% pada siklus I, pada penggunaan pendekatan PMR dalam pem-
siklus II 80,00%, dan pada siklus III menjadi belajaran matematika dalam meningkatkan
100%. Peningkatan yang terjadi dari sebelum pemahaman tentang pecahan kelas III SD
terutama SDN 1 Karangtanjung yaitu: a) media pembelajaran sehingga dapat
dengan penggunaan pendekatan PMR dalam menunjang penanaman konsep yang bersifat
mengajar guru hendaknya dapat menciptakan abstrak menjadi sesuatu yang konkret, j)
suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, pembaca yang berminat akan penerapan
dan menyenangkan agar siswa tidak merasa PMR, agar dapat mengembangkan penelitian
jenuh terhadap penbelajaran matematika, b) ini menjadi penelitian yang lebiih luas, k)
dalam penggunaan PMR guru perlu me- hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan
rancang pembelajaran yang baik, dengan sebagai referensi dalam memberikan
menggunakan strategi dan pendekatan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran
pembelaran yang tepat sesuai dengan kondisi Matematika tentang pecahan dengan
dan situasi siswa yang akan menerima menggunakan pendekatan PMR, l)
pelajaran, c) dengan penggunaan PMR guru diharapkan dengan adanya penelitian dengan
dalam mengajar perlu menjadikan siswa menggunakan PMR ini dapat memacu
sebagai jiwa dan potensi yang lebih, artinya peneliti lain untuk dapat lebih kritis dalam
guru cukup sebagai fasilisator dan motivator menghadapi problematika yang muncul
dengan memberikan kesemapatan kepada dalam kegiatan belajar mengajar sehingga
siswa untuk lebih aktif dan produktif agar dapat terselesaikan dengan cara yang tepat.
siswa dapat mengembangkan kemampuannya
dengan sebaik-baiknya, d) dalam penggunaan DAFTAR PUSTAKA
PMR guru dalam mengenalkan konsep
Matematika sebaiknya diperkenalkan melalui Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian
realita dan konteks tertentu yang diwujudkan Kualitatif. Bandung: PT Remaja
dalam kehidupan nyata sehingga siswa akan Rosdakarya.
benar-benar merasakan bahwa konsep
matematika yang abstrak dapat dibangun dari Nur Fajariyah & Defi Triratnawati. 2008.
fenomena alam dan sebaliknya siswa akan Cerdas Berhitung Matematika 3 untuuk
merasakan bahwa konsep Matematika yang SD/MI kelas III. Jakarta:
abstrak dapat diterapkan dalam kehidupan Depdiknas.Wijaya. 2011. Pendidikan
sehari-hari, e) Jangan beranggapan pelajaran Matematika Realistik. Yogyakarta:
Matematika tentang pecahan itu sulit dan Graha Ilmu
menakutkan karena melalui pendekatan PMR
sebenarnya pelajaran Matematika itu mudah Padmono, Y. (2009). Evaluasi pembelajaran.
dan menyenangkan, f) dengan Penggunaan Kebumen: PGSD Kebumen.
PMR dapat meningkatkan belajar dengan
cara belajar kelompok baik di sekolah mau- Wahyudi. (2008). Pembelajaran Matematika
pun di rumah karena dengan belajar di Sekolah Dasar. Kebumen: PGSD
kelompok memungkinkan terjadinya tukar Kebumen
pendapat, sehingga yang kurang pandai bisa
dibantu oleh yang lebih pandai, g) dalam Wiriaatmadja, R. (2009). Metode Penelitian
penggunaan PMR mempelajari matematika Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
jangan hanya membaca dan menghafal, Rosdakarya.
namun lakukanlah dengan menemukan
konsep dan kemudian perdalam konsep
tersebut dengan banyak latihan mengerjakan
soal-soal matematika, h) bagi sekolah,
khususnya SDN 1 Karangtanjung dapat me-
milih pendekatan PMR sebagai salah satu
alternatif dalam upaya peningkatan prestasi
belajar siswa., i) engan penggunaan PMR
sekolah sebagai satuan pendidikan,
hendaknya bekerja sama dengan komite
sekolah untuk mengupayakan pengadaan

Anda mungkin juga menyukai