Anda di halaman 1dari 10

Makalah Asesment Sains

Asesment Kinerja(Performance)

Disusun Oleh:

Kelompok I
SANDY ABDI KUSUMAH (K 202 11 036)
ARDIN (K 202 11 002)
MEGAWATI MOH. AMIN (K 202 11 025)

Program Studi Magister Pendidikan Sains


Program Pascasarjana Universitas Tadulako Palu
2012
ASESMENT PERFORMANCE

Penilaian terhadap performance dapat diartikan penilaian formatif jangka


panjang (Joni, 1981). Penilaian ini dilakukan dengan mengkonsepsikan kriteria semakin
jauh menjangkau ke depan dan meletakkan dasar bagi pembinaan serta penyempurnaan
sistem secara terus menerus. Penilaian terhadap performance disusun dalam bentuk
indikator-indikator performance.
Indikator performance dalam pengukuran performance menurut Perrin (1988)
ada delapan titik kecacatan, diantaranya: 1. variasi interpretasi kesamaan istilah dan
konsep. 2. pergeseran tujuan. 3. Penggunaan pengukuran yang tidak bermakna dan tidak
relevan. 4. Kekacauan antara penghematan biaya dan pergeseran biaya. 5. Ketidakjelasan
perbedaan kekritisan subgroup oleh sejumlah indikator yang menyesatkan. 6. Pembatasan
pendekatan berbasis objektiv dengan evaluasi. 7. Ketidakgunaan indikator performance
untuk pembuatan keputusan dan alokasi sumberdaya. 8. Ketidakkonsistenannya antara
fokus yang menyempit dalam pengukuran dengan manajemen publik yang lebih besar.
Bernsteins (1999) dalam artikelnya mengungkapkan apa yang dikatakan oleh
Perrin bukan dari kecacatan konsep dasar pengukuran performance, tetapi sistem
implementasi yang lemah sehingga terlalu banyak terfokus pada proses dan pengumpulan
berlawanan dengan ketepatan penggunanan dari pengukuran. Winston (1999)
berdasarkan pengalamannya menyimpulkan bahwa sistem pengukuran performance
membutuhkan dinilai silang antara program dan perencanaan untuk menentukan faktor-
faktor: fasilitas hasil capaian yang diharapkan, outcome yang tidak diharapkan, tindakan
sebagai batas efektivitas implementasi. Feller (2002) menegaskan tentang penilaian
performance secara implisit sebagai: hasil karakteristik organisasi yang performancenya
dinilai dan kondisi politis dan organisasi dibawah sistem pengukuran performance yang
di adop dan diimplementasikan.
Aspek politis dan organisasi dalam pengukuran performance berhubungan
dengan indikator performance yang disusun serta ditetapkan. Dampak yang ditimbulkan
oleh penggunaan indikator performance dalam organisasi dan politis sangat besar, yang
menggambarkan kemajuan organisasi tingkat finansial, aktivitas yang akan
dikembangkan dll. Secara pertimbangan politis, sistem pengukuran performance
berdampak pada distribusi dan otoritas organisasi seperti halnya pertimbangan dalam
legitimasi pengambilan kebijakan. Dalam level kompetensi organisasi juga
mempengaruhi secara luas pengukuran performnace yang digunakan. Penggunaan
indikator performance tidaklah sederhana, Ketidak mampuan melepaskan diri dengan isu
yang ada berpengaruh pada pengukuran performance dan bagaimana mengukur
performance itu.
Feller (2002) memberikan arahan dalam pengukuran performance:
1. Kebimbang dalam pengungkapan dengan kata tanya apa, kapan, bagaimana,
dimana dan mengapa berdampak pada penemuan ilmiah merupakan pertanyaan
dasar dalam sejarah sain dan teknologi.
2. Apapun kepercayaan dan kepastian dalam melampirkan pengukuran output ilmiah,
transformasi output ke dalam outcome cukup komplek.
3. Barangkali pembatasan yang paling banyak dalam pengukuran performance sebagai
penerapan kebijakan sains yang mungkin sesuai dengan dimensi monitor dan
performance.
4. Sedikit pertimbangan memiliki dampak pada dukungan pemerintah tehadap sains
dan teknologi.
Sebelum menentukan teknik dan alat penilaian, penulis soal perlu menetapkan
terlebih dahulu tujuan penilaian dan kompetensi dasar yang hendak diukur. Adapun
proses penentuannya secara lengkap dapat dilihat pada bagan berikut ini.

MENENTUKAN TUJUAN PENILAIAN

MEMPERHATIKAN STANDAR KOMPETENSINYA

MENENTUKAN KD-NYA (KD1 + KD2 + KD3 DLL)

TES NON TES

MENENTUKAN MATERI PENTING/ -


PENDUKUNG KD : UKRK PENGAMATAN/
OBSERVASI (SIKAP,
PORTFOLIO, LIFE
SKILLS)
TEPAT DIUJIKAN SECARA - TES
SIKAP
TERTULIS/LISAN? - DLL

TEPAT TIDAK TEPAT

BENTUK BENTUK TES PERBUATAN


OBJEKTIF URAIAN
(PG, ISIAN,
DLL)
- KINERJA
(PERFORMANCE)
- PENUGASAN
(PROJECT)
- HASIL KARYA
(PRODUCT)
- DLL
IKUTI KAIDAH PENULISAN SOAL DAN SUSUNLAH PEDOMAN PENSKORANNYA

Keterangan: KD = Kompetensi Dasar


KD1 + KD2 = Gabungan antar kompetensi dasar
UKRK = Urgensi, Kontinuitas, Relevansi, Keterpakaian
Langkah-langkah penting yang dapat dilakukan sebagai berikut.

1. Menentukan tujuan penilaian. Tujuan penilaian sangat penting karena setiap


tujuan memiliki penekanan yang berbeda-beda. Misalnya untuk tujuan tes prestasi
belajar, diagnostik, atau seleksi. Contoh untuk tujuan prestasi belajar, lingkup
materi/kompetensi yang ditanyakan/diukur disesuaikan seperti untuk
kuis/menanyakan materi yang lalu, pertanyaan lisan di kelas, ulangan harian, tugas
individu/kelompok, ulangan semester, ulangan kenaikan kelas, laporan kerja
praktik/laporan praktikum, ujian praktik.

2. Memperhatikan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD). Standar


kompetensi merupakan acuan/target utama yang harus dipenuhi atau yang harus
diukur melalui setiap kompetensi dasar yang ada atau melalui gabungan
kompetensi dasar.

3. Menentukan jenis alat ukurnya, yaitu tes atau non-tes atau mempergunakan
keduanya. Untuk penggunaan tes diperlukan penentuan materi penting sebagai
pendukung kompetensi dasar. Syaratnya adalah materi yang diujikan harus
mempertimbangkan urgensi (wajib dikuasai peserta didik), kontinuitas
(merupakan materi lanjutan), relevansi (bermanfaat terhadap mata pelajaran lain),
dan keterpakaian dalam kehidupan sehari-hari tinggi (UKRK). Langkah
selanjutnya adalah menentukan jenis tes dengan menanyakan apakah materi
tersebut tepat diujikan secara tertulis/lisan. Bila jawabannya tepat, maka materi
yang bersangkutan tepat diujikan dengan bentuk soal apa, pilihan ganda atau
uraian. Bila jawabannya tidak tepat, maka jenis tes yang tepat adalah tes
perbuatan: kinerja (performance), penugasan (project), hasil karya (product), atau
lainnya.

4. Menyusun kisi-kisi tes dan menulis butir soal beserta pedoman penskorannya.
Dalam menulis soal, penulis soal harus memperhatikan kaidah penulisan soal.
Contoh instrumen performance:

LEMBAR I
CONTOH PENILAIAN DENGAN NUMERICAL RATING SCALE
UNTUK MENGAMATI KEMAMPUAN SISWA DALAM MELAKUKAN PRAKTIKUM
KALOR JENIS BENDA PADAT

Nama Siswa :
Kelas/Sem :
Mata Pelajaran : Fisika
Berilah tanda () centang pada tabel skor untuk setiap tindakan dengan keterangan sebagai
berikut:
Skor 4 bila Anda anggap cara melakukan aspek keterampilan sangat tepat, dan skor 1 bila
sangat tidak tepat
No Aspek Keterampilan Skor
1 2 3 4
A. Persiapan
1 Membaca panduan percobaan
2 Mengecek kesesuaian alat dan bahan yang disiapkan di meja dengan
yang ada di buku panduan
3 Mengecek penggunaan neraca
4 Mengecek jenis logam untuk percobaan
5 Mengecek pemanas Bunsen yang akan digunakan
6 Mengecek thermometer dan cara memegangnya
7 Mengecek gelas kimia
8 Menyiapkan kertas untuk mencatat percobaan
9 Mengecek bejana kalorimeter dan pengaduknya
B. Kegiatan Pendahuluan
10 Cara mengukur massa logam dengan neraca
11 Mencatat massa logam dalam tabel dan menulis satuannya
12 Cara mengukur massa gelas kimia dalam tabel dengan neraca
13 Mencatat massa gelas kimia dalam tabel dan menuliskan satuannya
14 Cara mengukur massa air
15 Mencatat massa air dalam tabel dan menulis satuannya
16 Cara mengukur massa bejana calorimeter dan pengaduknya
17 Mengukur massa thermometer
C. Kegiatan Percobaan
18 Mengukur suhu air, calorimeter dengan thermometer
19 Mencatat suhu air, calorimeter pada tabel dan menuliskan
satuannya
20 Memanaskan air dalam gelas kimia
21 Cara memanaskan logam dalam gelas kimia
22 Cara mengukur suhu logam dalam gelas kimia
23 Mencatat suhu logam dalam tabel
24 Cara memindahkan logam ke dalam calorimeter
25 Setelah batang logam dimasukkan dalam calorimeter, dilakukan
pengadukan agar perpindahan kalor merata
26 Selanjutnya dilakukan pengukuran suhu air sebagai suhu akhir dan
mencatatnya dalam tabel disertai satuannya
D. Kegiatan Akhir
27 Mengecek kembali hasil-hasil pengukurannya
28 Mengembalikan posisi neraca pada keadaan setimbang/netral
29 Mematikan lampu pemanas Bunsen dengan benar
30 Membersihkan gelas kimia, thermometer, batang logam, dan
ditempatkan pada tempatnya
31 Menganalisis data percobaan yang telah diperoleh dan membuat
laporan sederhana hasil percobaan
Total

..,
.20.
Guru


LEMBAR II

CONTOH PENILAIAN DENGAN KRITERIA RUBRIK


UNTUK MENGAMATI KEMAMPUAN SISWA DALAM MELAKUKAN PRAKTIKUM
KALOR JENIS BENDA PADAT

Nama Siswa :
Kelas/Sem :
Mata Pelajaran : Fisika

Berilah tanda () centang di bawah kata Ya bila Anda anggap bahwa aspek keterampilan yang
dinyatakan itu memang ada dan benar, dan berilah tanda centang di bawah kata tidak bila aspek
keterampilan itu muncul, tetapi tidak benar atau aspek itu tidak muncul sama sekali. Kata ya
diberi skor 1 dan kata tidak diberi skor 0.

No Aspek Keterampilan
Ya Tidak
1 Membaca panduan percobaan
2 Mengecek kesesuaian alat dan bahan yang disiapkan di meja dengan
yang ada di buku panduan
3 Mengecek penggunaan neraca
4 Mengecek jenis logam untuk percobaan
5 Mengecek pemanas Bunsen yang akan digunakan
6 Mengecek thermometer dan cara memegangnya
7 Mengecek gelas kimia
8 Menyiapkan kertas untuk mencatat percobaan
9 Mengecek bejana kalorimeter dan pengaduknya
10 Cara mengukur massa logam dengan neraca
11 Mencatat massa logam dalam tabel dan menulis satuannya
12 Cara mengukur massa gelas kimia dalam tabel dengan neraca
13 Mencatat massa gelas kimia dalam tabel dan menuliskan satuannya
14 Cara mengukur massa air
15 Mencatat massa air dalam tabel dan menulis satuannya
16 Cara mengukur massa bejana calorimeter dan pengaduknya
17 Mengukur massa thermometer
18 Mengukur suhu air, calorimeter dengan termometer
19 Mencatat suhu air, calorimeter pada tabel dan menuliskan
satuannya
20 Memanaskan air dalam gelas kimia
21 Cara memanaskan logam dalam gelas kimia
22 Cara mengukur suhu logam dalam gelas kimia
23 Mencatat suhu logam dalam tabel
24 Cara memindahkan logam ke dalam kalorimeter
25 Setelah batang logam dimasukkan dalam calorimeter, dilakukan
pengadukan agar perpindahan kalor merata
26 Selanjutnya dilakukan pengukuran suhu air sebagai suhu akhir dan
mencatatnya dalam tabel disertai satuannya
27 Mengecek kembali hasil-hasil pengukurannya
28 Mengembalikan posisi neraca pada keadaan setimbang/netral
29 Mematikan lampu pemanas Bunsen dengan benar
30 Membersihkan gelas kimia, thermometer, batang logam, dan
ditempatkan pada tempatnya
31 Menganalisis data percobaan yang telah diperoleh dan membuat
laporan sederhana hasil percobaan
Total
LEMBAR III
CONTOH PENILAIAN DENGAN DESCRIPTIVE RATING SCALE
UNTUK MENDESKRIPSIKAN PARTISIPASI SISWA DALAM
KEGIATAN DISKUSI KELAS

Nama Siswa :
Topik :
Tanggal :

1. Bagaimanakah aktifitas siswa dalam diskusi?

Sangat aktif Tidak Aktif

2. Bagaimanakah kemampuan siswa mengemukakan pendapat?

Sangat lancar Tidak lancar

3. Bagaimanakah urutan pikiran siswa?

Runtut Kacau

4. Bagaimanakah kemampuan siswa membantah pendapat orang lain?

Tepat Klise

5. Bagaimanakah kemampuan mendukung pendapat orang lain?

Logis Tak Jelas


LEMBAR IV
CONTOH PENILAIAN DENGAN DAFTAR CHECK UNTUK MENGAMATI
KEGIATAN MENGERJAKAN LATIHAN SOAL DALAM KELOMPOK

Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Topik Diskusi :
Tanggal :
Kelompok :

Aktivitas Positif Aktivitas Negatif


No Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 AAN
2 BEBEN
3 CICI
4 DUDU
5 EKO
Jumlah

Berilah tanda () centang pada kolom :


Akitivitas Positif dengan keterangan :
1 = Mengerjakan soal latihan
2 = Mengemukakan gagasan untuk memecahkan soal latihan
3 = Mencari cara menyelesaikan soal dari buku/sumber belajar
4 = Menjawab soal dengan benar
5 = Mengumpulkan lembar jawaban
Aktivitas Negatif dengan keterangan :
6 = Pasif/tidak berpartisipasi aktif dalam diskusi
7 = Mengganggu aktivitas/pekerjaan teman lainnya
8 = Melakukan aktivitas yang mengganggu teman di luar konteks diskusi
9 = Menjawab soal asal-asalan
10 = Tidak mengumpulkan lembar jawaban

Skor Skor
No Nama Siswa Aktivitas Positif Aktivitas Selisih Skor
Negatif
1 AAN 4 0 4
2 BEBEN 5 0 5
3 CICI 3 0 3
4 DUDU 1 -1 0
5 EKO 3 -2 1

KETERANGAN :
Banyaknya aktivitas positif sebaiknya lebih banyak daripada aktivitas negative agar skor akhir
tidak bernilai negatif

Anda mungkin juga menyukai