Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

Kajian Mandiri 2

Review Artikel Jurnal

Disusun Oleh:

ARUM ROHMASARI
168060020
MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA

PASCASARJANA UNIVERSITAS PASUNDAN

2017

Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran


Vol. 2 No 1, Maret 2015
Halaman 34 - 46

PENALARAN MATEMATIS DAN MATHEMATICAL HABITS OF MIND


MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN
PENEMUAN TERBIMBING
Marfi Ario
marfiario@gmail.com
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Review :
Pendahuluan
Penalaran adalah suatu proses berpikir untuk menarik kesimpulan dari fakta-fakta yang
ada melalui berbagai cara yang diakui kebenarannya (Shadiq, 2004; Mikrayanti, 2012). Secara
garis besar, penalaran matematis dapat digolongkan pada dua jenis, yaitu penalaran induktif dan
penalaran deduktif. Penalaran deduktif adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari
kasus-kasus khusus hingga diperoleh kesimpulan yang berlaku umum. Sedangkan penalaran
induktif adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari aturan yang berlaku umum hingga
diperoleh kesimpulan yang berlaku khusus (Shadiq, 2004; Ramdani, 2012; Sumarmo, 2013).
Kebiasaan berpikir dalam matematika dikenal dengan istilah mathematical habits of
mind. Istilah mathematical habits of mind digunakan oleh matematikawan, para pendidik, dan
para ahli untuk menggambarkan intisari dari makna doing mathematics dan think matematically
(Seeley, 2014).
Pentingnya kemampuan penalaran dan mathematical habits of mind bagi siswa, maka
perlu dilakukan upaya untuk mengembangkan kedua kemampuan tersebut. Beberapa model
pembelajaran yang direkomendasikan oleh para ahli maupun peneliti adalah pembelajaran
berbasis masalah (problem-based learning) dan pembelajaran penemuan (discovery learning).
Markaban (2006) mengemukakan bahwa metode penemuan murni kurang tepat karena pada
umumnya sebagian besar siswa masih membutuhkan konsep dasar untuk dapat menemukan
sesuatu.
Metode
Penulis menggunakan metode quasi experiment dengan desain the pretest-post-tes two
treatment design, yaitu kelas eksperimen 1 menerima perlakuan 1 dan kelas eksperimen 2
menerima perlakuan 2 (Cohen, dkk., 2007). Pada penelitian ini, kelas eksperimen 1 diberikan
pembelajaran berbasis masalah dan kelas eksperimen 2 diberikan pembelajaran penemuan
terbimbing. Untuk mendapakatkan hasil yang maksimal penulis metode ini dipandang sudah
tepat dan dapat dipertanggung jawabkan.
Kelebihan dan Kelemahan Artikel
1. Tidak ada ISSN
2. Ada contoh instrumen yang digunakan penulis
3. Hasil pengolahan data disajikan secara lengkap
4. Kesimpulan yang diambil sudah sesuai data
Delta Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol. 2 No 1, April 2013
ISSN 2089-855x
Halaman 1 - 14

KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN BERPIKIR LOGIS


MATEMATIK SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR:
Eksperimen terhadap Siswa SMA Menggunakan Pembelajaran Berbasis
Masalah dan Strategi Think-Talk-Write
Wahyu Hidayat, Utari Sumarmo
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Siliwangi
azzam@wahyurock.com , utari.sumarmo@yahoo.co.id

review :
Studi ini memberikan kesimpulan yaitu sebagai berikut:
a. Tidak terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematik dan berpikir logis
matematik antara siswa yang memperoleh pendekatan berbasis masalah disertai dengan
strategi Think-Talk-Write (PBM-TTW) dan siswa yang memperoleh pembelajaran
konvensional. Kemampuan komunikasi matematik dan berpikir logis matematik siswa
tergolong sedang. Disimpulkan pula tidak terdapat perbedaan kemandirian belajar
antara siswa yang memperoleh PBM-TTW dan siswa yang memperoleh pembelajaran
konvensional. Kemandirian belajar siswa tergolong antara sedang dan cukup baik.

b. Beberapa kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas berpikir


logis, di antaranya adalah tugas mengestimasi adanya korelasi dua variabel, tugas
analogi mengenai kombinasi. Selain beberapa kesulitan di atas, diperoleh pula kesan
siswa agak bosan dengan belajar sendiri melalui bahan ajar yang diberikan dalam
waktu terlalu lama. Siswa mengusulkan adanya selingan pembelajaran langsung dari
guru.
Beberapa implikasi dari temuan studi ini di antaranya, pembelajaran yang mengutamakan
siswa belajar aktif secara mandiri belum sepenuhnya memberi hasil yang memuaskan dalam
pencapaian kemampuan dan diposisi berpikir logis matematik Pembelajaran yang menugaskan
siswa belajar sendiri secara terus menerus dalam waktu yang agak lama menimbulkan rasa bosan
sehingga mengurangi kegairahan belajar siswa. Selama pembelajaran, dalam kondisi tertentu
siswa merasa memerlukan kehadiran bantuan guru. Pengembangan kemampuan dan disposisi
berpikir logis matematik memerlukan waktu lebih lama dan perhatian serta upaya guru yang lebih
banyak.
Saran yang dapat diajukan di antaranya adalah pengembangan kemampuan berpikir logis
matematik dan berpikir tingkat tinggi lainnya hendaknya lebih diutamakan untuk konten
matematika yang esensial dan disertai dengan penyediaan bahan ajar dan bantuan guru yang
sesuai dengan kebutuhan siswa. Pengembangan dipsosisi matematik tetap harus menjadi perhatian
guru melalui pembiasaan dan keteladanan dari guru seperti halnya pengembangan nilai dan
karakter lainnya.

IBIMA Publishing
Journal of e-Learning and Higher Education
http://www.ibimapublishing.com/journals/JELHE/jelhe.html
Vol. 2013 (2013), Article ID 657749, 15 pages
DOI: 10.5171/2013.657749

Research Article

Social Network System in Classroom:


Antecedents of Edmodo © Adoption
Mathupayas Thongmak
MIS Department, Thammasat Business School, Thammasat University, Thailand
Correspondence should be addressed to: Mathupayas Thongmak; mathupayas@tbs.tu.ac.th
Received date: 6 March 2013; Accepted date: 2 May 2013; Published date: 29 July 2013
Academic Editor: Tajul Ariffin Masron
Copyright © 2013. Mathupayas Thongmak. Distributed under Creative Commons CC-BY 3.0

Review :
Web 2.0, terutama jaringan sosial, bisa jadi lebih bermanfaat untuk area lain seperti
pendidikan daripada hiburan saja. Bisa digunakan untuk mendukung pengajaran jarak jauh
dan untuk memenuhi pembelajaran kelas fisik. Aplikasi jaringan sosial di Indonesia
pendidikan menghasilkan berbagai manfaat seperti gaya kolaborasi baru, meningkatkan
pengalaman kelas modern, sumber daya sharing dalam berbagai format, dll. Jadi, ini kertas
bertujuan untuk mempelajari pendorong vital untuk sosial adopsi jaringan. Edmodo dipilih
karena kurang dikenal dan kurang digunakan sekalipun Meski menyediakan lebih aman dan
mudah platform dari jaringan sosial yang populer, Facebook. Model penerimaan teknologi
bersama dengan faktor instruktur dan siswa faktor dikumpulkan untuk memeriksa mereka
pentingnya. Kuantitatif kuesioner diaplikasikan untuk mengungkap hasilnya. Itu Hasil
menunjukkan bahwa instruktur harus tekankan manfaat menggunakan Edmodo, mendidik
siswa bagaimana cara menggunakan beberapa Fitur Edmodo yang tidak biasa lingkungan
kolaborasi online, dan perlakukan siswa dengan hati-hati. Edmodo's pengembang juga harus
memperbaiki toolnya fitur untuk bersaing dengan jenderal lainnya tujuan jaringan sosial
Untuk selanjutnya penelitian, penerimaan yang berbeda jaringan sosial pendidikan atau di
dalam lingkungan lain harus dipelajari generalisasikan hasilnya Penelitian tindakan juga
harus diaplikasikan untuk belajar online kegiatan yang sesuai untuk kelompok yang berbeda
pelajar.

Anda mungkin juga menyukai