Anda di halaman 1dari 21

A.

JUDUL

Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa

SMA melalui Pembelajaran Matematika dengan Survey, Question, Read,

Recite, Record, Review (SQ4R).

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang bernilai edukatif.

Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara dua unsur, yaitu siswa

yang belajar dengan guru yang mengajar dan berlangsung dalam suatu ikatan

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya

(Djamarah dan Zain, 2002:1). Menurut Makmum (dalam Rosahdi, 2011:1)

mengemukakan bahwa proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu

rangkaian interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya.

Proses belajar di kelas tidak hanya menyampaikan informasi dari seorang

guru kepada siswanya, akan tetapi lebih jauh lagi guru perlu memikirkan

tujuan apa yang ingin dicapai dengan proses pembelajaran itu. Apakah tujuan

itu dicapai sesuai dengan tahapan perkembangan yang dijalani siswa?

Kemudian sumber serta strategi belajar apa yang perlu diterapkan dalam

pembelajaran agar tujuannya dapat dicapai.

Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan pada

setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai

dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Peran guru sangat dibutuhkan dalam

mengajar matematika, guru yang rajin dan cakap dapat membimbing


siswanya dalam kegiatan belajar mengajar agar dapat tercapai tujuan-tujuan

pembelajaran matematikanya. Adapun tujuan umum pendidikan matematikan

yang harus dicapai siswa menurut Turmudi (dalam Rosahdi, 2011:1),

diantaranya:

1. Kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat


digunakan dalam memecahkan masalah, pelajaran lain, ataupun
masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata.
2. Kemampuan menngunakan matematika sebagai alat untuk
berkomunikasi.
3. Kemampuan menggunakan matematika sebagai cara bernalar
yang dapat dialihgunakan pada setiap keadaan seperti berpikir
kritis, logis, sistematis, bersifat objektif, jujur, disiplin dalam
memandang dan menyelesaikan masalah.

Sejalan dengan hal itu, Sumarno (dalam Rosahdi, 2011:2)

mengemukakan lima kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa setelah

belajar matematika, yaitu: kemampuan pemahaman matematika

(mathematical understanding), penyelesaian masalah matematik

(mathematical problem solving), penalaran matematik (matematical

reasoning), koneksi matematik (mathematical connection), dan komunikasi

matematik (mathematical communication).

Untuk menanamkan lima kemampuan dasar tersebut, guru

mempunyai tugas untuk memilih model dan media pembelajaran yang tepat

sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan

pendidikan. Sampai saat ini masih banyak ditemukan kesulitan-kesulitan yang

dialami siswa di dalam mempelajari matematika. Guru-guru yang mengenal

sedikit model pembelajaran dari banyaknya model pembelajaran membuat


suasana ruangan kelas pembelajaran kurang menarik, karena kebanyakan dan

pada umumnya menggunakan metode ceramah.

Meskipun saat ini telah bermunculan beragam metode pembelajaran

yang dianggap dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa, namun

pada kenyataannya hampir di semua sekolah guru-guru matematika pada

umumnya lebih suka menggunakan pembelajaran konvensional.

Menurut H. W. Fowler (dalam Pandoyo, 1997:1) matematika

merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak, sehingga dituntut

kemampuan guru untuk dapat mengupayakan metode yang tepat sesuai

dengan tingkat perkembangan mental siswa. Untuk itu diperlukan model dan

media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi

dasar dan indikator pembelajaran.

Menurut Sobel dan Moletsky dalam bukunya Mengajar Matematika

(2001:1-2) banyak sekali guru matematika yang menggunakan waktu

pelajaran dengan kegiatan membahas tugas-tugas lalu, memberi pelajaran

baru, memberi tugas kepada siswa. Pembelajaran seperti itu yang rutin

dilakukan hampir setiap hari dapat dikategorikan sebagai 3M, yaitu

membosankan, membahayakan dan merusak seluruh minat siswa. Apabila

pembelajaran seperti ini terus dilaksanakan maka kompetensi dasar dan

indikator pembelajaran tidak akan dapat tercapai secara maksimal. Selain itu

pemilihan media yang tepat juga sangat memberikan peranan dalam

pembelajaran. Selama ini media pembelajaran yang dipakai adalah alat

peraga yang terbuat dari tripleks dan karton. Tetapi seiring berkembangnya
teknologi, media pembelajaran tersebut kurang menarik minat dan perhatian

siswa. Untuk itu diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat lebih

menarik minat dan perhatian siswa tanpa mengurangi fungsi media

pembelajaran secara umum.

C. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan dapat diidentifikasikan

sebagai berikut :

1. Siswa kesulitan belajar matematika dikarenakan masih rendahnya

kemampuan pemahaman konsep matematika.

2. Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru bidang studi masih

belum menemui sasaran, sehingga siswa terlihat pasif yang akan

mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah siswa dalam

pembelajaran matematika.

3. Siswa kurang mengenali konsep-konsep dasar mtematika yang berkaitan.

Hal ini mengakibatkan siswa bersikap negatif, tidak percaya diri, dan

kurang antusias terhadap pembelajaran matematika.

4. Siswa kurang tertarik dengan pembelajaran matematika, hal ini

disebabkan karena matematika masih dinilai sebagai pelajaran sulit yang

abstrak dan membosankan.

D. RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH

1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

a. Apakah peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika

siswa yang belajar dengan model SQ4R lebih baik daripada yang

belajar dengan model pembelajaran konvensional?

b. Apakah siswa bersikap positif terhadap pembelajaran matematika

dengan menggunakan model SQ4R?

2. Batasan Masalah

Agar dalam pelaksanaan penelitian, penulis tidak mendapat

kesulitan dan guna tercapainya keefektifan dan efisien hasil yang

diperoleh, maka diperlukan adanya suatu batasan masalah.

Mengingat luasnya ruang lingkup sekolah yang ada di Indonesia

dalam hal pelajaran matematika, maka batasan masalahnya adalah pada

siswa kelas X SMA PGRI 1 Kota Bandung tahun pelajaran 2015/2016

semester genap terhadap pelajaran matematika dengan pokok materi

E. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka

tujuan yang ingin dicapai peneliti ini adalah:

1. Untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep siswa yang

memperoleh pembelajaran model Survey, Question, Read, Recite,

Record, dan Review (SQ4R).


2. Untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap penerapan model

pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Record, dan Review

(SQ4R).

F. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang

bermanfaat antara lain:

1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang

bermanfaat bagi sekolah, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan kajian

bersama agar dapat meningkatkan kualitas sekolah.

2. Bagi Guru

a. Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi

pembelajaran yang sesuai dan bervariasi.

b. Dapat menciptakan suasana KBM yang menyenangkan.

c. Sebagai informasi bagi guru atau calon guru matematika tentang

penggunaan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dan

sebagai bahan pertimbangan khusus dalam memilih suatu model

pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematika.

3. Bagi Siswa:

Untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran

matematika sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematika.
4. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengalaman secara langsung bagaimana penggunaan

strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan.

G. DEFINISI OPERASIONAL

Untuk menghindari terjadinya pemahaman yang berbeda maka ada beberapa

istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut:

1. Pemahaman Konsep Matematika

2. Model Pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Record, dan Review

(SQ4R)

Metode SQ4R ini adalah metode membaca yang digunakan untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami sebuah bacaan.

Metode ini terdiri atas lima langkah, yaitu: Survey (penelaahan

pendahuluan), Question (bertanya), Read (membaca), Recite

(mengutarakan kembali), Record (menandai), dan Review (mengulang

kembali). Keenam langkah tersebut masing-masing mempunyai manfaat

yang saling mendukung.

3. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran biasa yang

dilakukan dengan menggunakan pendekatan seperti pendekatan

penjelasan langsung, pemberian contoh, ekspositori dan tanya jawab.

Berkaitan dengan uraian ini, Masriyah (dalam Andhani, 2015:16)


menyatakan bahwa pembelajaran yang selama ini sering dilakukan oleh

guru umumnya disebut pembelajaran langsung. Lebih lanjut, Hulukati

(dalam Andhani, 2015:16) mengungkapkan bahwa pembelajaran langsung

adalah suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa

mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat

diajarkan selangkah demi selangkah.

4. Sikap

Thurstone (dalam Azwar, 1995:5) mendefinisikan sikap sebagai

derajat afek positif atau afek negatif terhadap suatu objek psikologis.

Bruno (dalam Satriawan, 2015:9) menjelaskan bahwa sikap (attitude)

adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara

baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu.

H. KAJIAN TEORI

1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

Pemahaman adalah

Seseorang dikatakan memahami sesuatu jika telah dapat

mengorganisasikan dan mengutarakan kembali apa yang dipelajarinya

dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Siswa tidak lagi mengingat dan

menghafal informasi yang diperolehnya melainkan harus dapat memilih

dan mengorganisasikan informasi tersebut. Menurut Anderson (dalam

Satriawan, 2015:10), paham didefinisikan sebagai konstruksi makna


dari pesan-pesan pembelajaran, termasuk komunikasi lisan, tulisan, dan

grafik.

Sedangkan konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau

sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan

produk pengetahuan seperti prinsip, hukum dan teori. Menurut Rosser

(dalam Satriawan, 2015:10) konsep adalah ssatu abstraksi yang mewakili

satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau

hubungan-hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Pemahaman

terhadap suatu konsep dapat berkembang baik jika terlebih dahulu

disajikan konsep yang paling umum sebagai jembatan antara informasi

baru dengan informasi lama yang telah ada pada struktur kognitif siswa.

Penyajian konsep yang paling umum perlu dilakukan sebelum

penjelasan yang lebih rumit mengenai konsep yang baru agar terdapat

keterkaitan antara informasi yang telah ada dengan informasi yang baru

diterima pada struktur kognitif siswa. Dalam pembelajaran matematika

pemahaman ditujukan terhadap konsep-konsep matematika, sehingga

lebih dikenal istilah pemahaman konsep matematika.

Pemahaman konsep matematika mempunyai tingkat kedalaman arti

yang berbeda-beda. Pada penelitian ini diambil dari kemampuan

matematika dalam ranah kognitif yang dikemukakan oleh Kilpatrick et al.

yaitu conceptual understanding (pemahaman konseptual).


2. Model Pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Record, dan Review

(SQ4R)

a. Model SQ4R

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran SQ4R

c. Indikator Model Pembelajaran SQ4R

Indikator pemahaman konsep menurut NCTM (dalam Aniar,

2012:24), yaitu:

1) Mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan

2) Mendefinisikan dan membuat contoh juga bukan contoh

3) Menggunakan model, diagram, dan simbol-simbol untuk suatu

konsep

4) Mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lain

5) Mengenal berbagai makna dan intrepretasi konsep

6) Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat

yang menentukan suatu konsep

7) Membandingkan dan membedakan konsep-konsep

d. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran SQ4R

3. Pembelajaran Konvensional

4. Sikap

a. Definisi Sikap
Thurstone (dalam Azwar, 1995:5) mendefinisikan sikap

sebagai derajat afek positif atau afek negatif terhadap suatu objek

psikologis.

b. Komponen Sikap

Menurut Walgito (dalam Rifky, 2014:4) menyatakan bahwa sikap

memiliki 3 komponen yaitu:

1) Komponen kognitif
Komponen kognitif merupakan komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan,
yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bahaimana orang
mempersepsikan terhadap objek.
2) Komponen afektif
Komponen afektif merupakan komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang
terhadap objek sikap.

3) Komponen perilaku
Komponen perilaku merupakan komponen yang
berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap.

c. Karakteristik Sikap

Menurut Brigham (dalam Dayakisni dan Hudiah, 2003:2) ada

beberapa ciri atau karakteristik dasar dari sikap, yaitu:

1) Sikap disimpulkan dari cara-cara individu bertingkah


laku.
2) Sikap ditujukan mengarah kepada objek psikologis atau
kategori, dalam hal ini skema yang dimiliki individu
menentukan bagaimana individu mengkategorisasikan
objek target dimana sikap diarahkan.
3) Sikap dipelajari.
4) Sikap mempengaruhi perilaku. Memegang teguh suatu
sikap yang mengarah pada suatu objek memberikan satu
alasan untuk berperilaku mengarah pada objek itu
dengan suatu cara tertentu.

I. PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN


Nama Tahun Metode
No Judul Penelitian Subjek Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian Penelitian
Berdasarkan
hasil penelitian,
diperoleh
kesimpulan
sebagai berikut:
1. Terdapat
perbedaan
peningkatan
kemampuan
pemecahan
masalah
matematika
yang
Teknik SQ4R signifikan
(Survey, antara siswa
Question, Read, yang
mendapat
Reflect, Recite,
pembelajaran
Review) dalam SMP matematika
Kelompok Kecil N 27 dengan
Wida Sari sebagai Upaya Ban- Eksperi- menggunakan
1 2001
Rosahdi untuk dung men teknik SQ4R
Meningkatkan kelas dalam
Kemampuan VIII kelompok
Pemecahan kecil dengan
Masalah siswa yang
Matematika mendapatkan
Siswa SMP pembelajaran
matematika
biasa.
2. Siswa
memberikan
sikap positif
terhadap
pembelajaran
matematika
dengan
menggunakan
teknik SQ4R
dalam
kelompok
kecil.
Pengaruh SMPN 1. Pemahaman
Strategi Preview, 12 konsep
Milda
Ban- Eksperi- matematika
2 Meividia Question, Read, 2012
dung men siswa yang
Aniar Reflection, Kelas memperoleh
Recite, Review VIII strategi
degan Setting preview,
Cooperatife question,
Learning Tipe read,
Kancing reflection,
Gemerincing recite, review
dengan setting
terhadap
cooperative
Pemahaman learning tipe
Konsep kancing
Matematika gemerincing
Siswa SMP lebih baik
daripada siswa
yang
memperoleh
pembelajaran
konvensional.
2. Siswa
bersikap
positif
terhadap
penggunaan
strategi
preview,
question,
read,
reflection,
recite, review
dengan setting
cooperative
learning tipe
kancing
gemerincing
dalam
pembelajaran
matematika.

J. KERANGKA PEMIKIRAN

Dalam peneelitian ini, peneliti memakai desain kelompok kontrol non-

ekuivalen dimana terdapat kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sebagai

langkah awal, siswa pada kedua kelas diberikan pretes berupa tes uraian

sebanyak 5 soal. Tujuannya untuk melihat kemampuan pemahaman konsep


matematika siswa. Kemudian diberikan perlakuan, untuk kelas kontrol

diberikan pembelajaran konvensional sedangkan untuk kelas eksperimen

diberikan pembelajaran kooperatif tipe Survey, Question, Read, Recite,

Record, dan Review (SQ4R).

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan kemampuan pemahaman konsep

matematika siswa peneliti memberikan tes akhir (postes) berupa soal yang

sama dengan soal pretes yaitu berupa tes uraian sebanyak 5 soal. Selain itu,

untuk kelas eksperimen menggunakan data angket untuk mengukur skala

sikap siswa.

Kondisi Awal

Model Model
Pembelajaran Pembelajaran
SQ4R Konvensional

Kemampuan
Kemampuan
Pemecahan
Pemecahan Sikap Sikap
Konsep
Masalah
Matematika

Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan


pemahaman konsep matematika siswa antara yang memperoleh
pembelajaran model SQ4R dan model konvensional?

K. ASUMSI DAN HIPOTESIS

1. Asumsi
Menurut Arikunto (2006:68) bahwa Anggapan dasar adalah suatu

hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti dalam memperjelas

menetapkan objek penelitian, wilayah pengambilan data, instrumen

pengambilan data yang diterima oleh peneliti. Dengan demikian,

anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

Perhatian dan kesiapan siswa dalam menerima materi pelajaran

matematika akan meningkatkan minat belajar dan kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa.

Penyampaian materi dengan menggunakan model pembelajaran

yang sesuai, akan membangkitkan motivasi belajar dan siswa akan aktif

dalam mengikuti pelajaran sebaik-baiknya yang disampaikan oleh guru.

2. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah dan studi literatur maka

penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:

a. Peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang

menggunakan model pembelajaran Survey, Question, Read, Recite,

Record, dan Review (SQ4R) lebih baik daripada yang menggunakan

model pembelajaran konvensional.

b. Siswa dengan penerapan model Survey, Question, Read, Recite,

Record, dan Review (SQ4R) memperoleh sikap positif dalam

pembelajaran matematika.

L. METODE PENELITIAN
M. DESAIN PENELITIAN

N. POPULASI DAN SAMPEL

Populasi penelitian adalah siswa SMA kelas X SMA Bandung, mengingat

penelitian ini memerlukan keterampilan belajar siswa, maka SMA yang

dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah SMA yang berada di Bandung

yang pelajarannya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Jadi populasinya

adalah siswa SMA kelas X yang berada di Bandung. Keadaan siswa SMA

kelas X di bandung pada umumnya serupa. Karena itu, SMA yang dijadikan

tempat penelitian akan diambil sembarangan dan untuk memudahkan

penelitian ini, dilakukan komunikasi antar peneliti dengan pihak sekolah yang

bersangkutan, maka diambil SMA PGRI 1 Kota Bandung. Dari sekolah

tersebut dipilih dua kelas X secara acak.

O. OPERASIONALISASI VARIABEL

Berdasarkan konsep teoritis yang dikemukakan sebelumnya maka

konsep yang akan dioperasionalkan dalam penelitian ini terdiri dari dua

variabel, yaitu model pembelajaran Survey, Question, Read, Reflect, Recite,

Review (SQ4R) sebagai variabel bebas (variabel independen) dan

kemampuan pemahaman konsep matematika sebagai Variabel terikat

(variabel dependen).
P. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen yang digunakan berupa tes dan nontes. Tes yang digunakan adalah

tes pemahaman konsep matematika. Nontes yang digunakan adalah angket

model skala sikap.

1. Tes

2. Non Tes

Q. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

Langkah penelitian yang akan diambil untuk penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Pengajuan judul penelitian

b. Menyusun rancangan penelitian (proposal penelitian)

c. Seminar proposal penelitian

d. Revisi/perbaikan proposal

e. Menyusun instrumen penelitian

f. Mengajukan permohonan ijin penelitian kepada pihak-pihak yang

berwenang

g. Melakukan uji coba instrumen penelitian

h. Mengumpulkan data

i. Mengolah hasil uji coba instrumen, hasilnya dianalisis yang meliputi

validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda

j. Revisi instrumen berdasarkan hasil uji coba

2. Tahap Pelaksanaan
a. Pemilihan sampel

b. Pelaksanaan tes awal (pretes)

c. Pelaksanaan pembelajaran

d. Pelaksanaan tes akhir(postes)

e. Pengisian skala sikap

3. Tahap Akhir

Tahap akhir ini merupakan tahap bagi peneliti untuk mengolah dan

menganalisis data yang diperoleh dari tes yang telah dilaksanakan.

4. Penulisan

R. RANCANGAN ANALISIS DATA

Setelah semua data yang diperlukan telah terkumpul,dilanjutkan dengan

pengolahan data sebagai bahan untuk menjawab permasalahan yang ada

dalam penelitian. Adapun prosedur untuk pengolahan datanya adalah sebagai

berikut:

1. Analisis Data Tes Awal

a. Statistik Deskriptif Data Tes Awal (Pretes)

Berdasarkan statistik deskriptif data pretes diperoleh nilai maksimum,

nilai minimum, rata-rata, simpangan baku, dan varians kelas

eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan program IBM

SPSS Statistic 23 for windows.

b. Uji Normalitas Distribusi Data Tes Awal (Pretes)


Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

dilakukan pada data skor pretes, postes dan gain pada kelompok

eksperimen dan kontrol. Dalam uji noemalitas ini digunakan uji

Shapiro-wilk dengan signifikansu 5%.

Jika data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka

analisis dilanjutkan dengan uji homogenitaas varians untuk

menentukan uji parametrik yang sesuai. Namun, jika data berasal dari

populasi yang tidak berdistribusi normal, maka tidak dilakukan uji

homogenitas varians akan tetapi langsung dilakukan uji perbedaan dua

rata-rata (uji non-parametrik). Untuk menguji normalitas dihitung

dengan menggunakan program IBM SPSS Statistic 23 for windows.

Hipotesis Statistik:

Ho : 1 = 2

Ha : 1 2

Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

Dengan kriteria pengujian menurut Uyanto (2006,36),

1) Jika nilai signifikasi >0,05 maka sebaran skor data


berdistribusi normal.
2) Jika nilai signifikasi <0,05 maka sebaran skor data tidak
berdistribusi normal.

c. Uji Homogenitas Dua Varians

Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah dua

sampel yang diambil mempunyai varians yang homogen atau tidak.

Untuk menguji homogenitas uji Levence dengan taraf signifikansi 5%.

Untuk menguji homogenitas dihitung dengan menggunakan levenses

test for equality variances pada program IBM SPSS Statistic 23 for

windows. Dengan kriteria pengujian menurut Santoso (dalam

Satriawan, 2015:39),

1) Jika nilai signifikasi >0,05, maka kedua kelas memiliki varians

yang sama (homogen).

2) Jika nilai signifikasi <0,05, maka kedua kelas memiliki varians

yang tidak sama (tidak homogen).

Hipotesis Statistik:

Ho : 1 = 2

Ha : 1 2

Keterangan:

Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas eksperimen

dan kelas kontrol.


d. Uji Kesamaan Dua Rerata (Uji-t)

2. Analisis Data Tes Akhir

3. Analisis Data Gain Ternormalisasi

4. Analisis Data Sikap

5. Analisis Lembar Observasi

S. JADWAL PENELITIAN

Bulan
Kegiatan 1 2 3 4 5 6
2016
Pengajuan Judul
Menyusun Proposal
Seminar Proposal
Revisi Proposal
Menyusun Instrumen
Mengurus Perijinan
Uji Coba Instrumen
Pelaksanaan Penelitian dan Analisi
Penyusunan Laporan Skripsi

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai