DOSEN PENGAMPU
Prof. Dr. Wahyu Sukartiningsih, M.Pd
DISUSUN OLEH :
1. Dyah Aditya N. (19010644013)
2. Giankana Inggita (19010644027)
3. Umi Nur Fadilah (19010644045)
2019/2020
Kata Pengantar
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
anugerah dan pertolongan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
sebagai tugas kurikulum dasar. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada sang
tauladan sejati Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan ilmu untuk kesuksesan
dunia maupun akhirat.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami meminta maaf atas segala kekurangan dan kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan pada
makalah - makalah selajutnya. Kami berharap makalah ini dapat dijadikan acuan bagi
kami, adik kelas kami, serta semua pihak yang membutuhkannya.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Salah satu aspek yang perlu dipahami dalam pengembangan kurikulum adalah
aspek yang berkaitan denga organisasi kurikulum. Organisasi kurikulum berkaitan
dengan pengaturan bahan pelajaran, yang selanjutnya memiliki dampak terhadap
masalah administrative pelaksanaan proses pembelajaran, tean teaching misalnya
(Olivia, 1992: 285 dalam Ruhimat, T. dkk, 2009: 83). Organisasi kurikulum bukan
masalah manajerial lembaga pendidikan. Organisasi kurikulum merupakan pola atau
desain bahan/ isi kurikulum yang tujuannnya untuk mempermudah siswa dalam
mepelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan
belajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.
2. Rumusan Masalah
Apa arti jenis model pengembangan kurikulum (Miller-Seller)?
3. Tujuan
Menjelaskan jenis model pengembangan kurikulum (Miller-Seller).
BAB II
PEMBAHASAN
Model Miller-Seller
3) Guru yang menerapkan kurikulum ini harus sudah memahami secara utuh, sudah
dilatih, dan mendukung model.
Miller dan Seller mencoba menyusun suatu model yang lebih komprehensif
berdasarkan pandangan mereka tentang kurikulum. Miller dan Seller (1985)
mengemukakan bahwa proses pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan
yang dilakukan secara terus menerus. Seller memandang bahwa pengembangan
kurikulum harus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-
kebijakan umum, misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakikat
belajar dan hakikat anak didik, pandangan tentang keberhasilan implementasi kurikulum
dan lain sebagainya.
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran