Anda di halaman 1dari 15

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perencanaan (planning) merupakan fungsi awal dari serangkaian aktivitas manajemen


dalam mencapai tujuan secara efektif dan efiasien, sebelum fungsi berikutnya yaitu
organizing, actuating, dan controlling. Menurut Anderson dalam Syafaruddin,
perencanaan adalah pandangan masa depan dan menciptakan kerangka kerja untuk
mengarahkan tindakan seseorang di masa depan.

Perencanaan pendidikan pada hakikatnya adalah proses pemilihan yang sistematis,


analisis yang rasional mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya,
siapa pelaksananya dan kapan suatu kegiatan dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan lebih efektif dan efisien, sehingga proses pendidikan
itu dapat memenuhi tuntutan / kebutuhan masyarakat. Dengan demikian seperti
dikemukakan oleh Burhanuddin, maka terdapat empat aspek yang berkaitan dengan
perencanaan pendidikan tersebut yaitu berhubungan dengan masa depan, adanya
seperangkat kegiatan, adanya proses yang sistematis, dan adanya tujuan.

Perencanaan dalam dunia pendidikan, terutama dalam sebuah lembaga pendidikan,


memang sangatlah penting, sebab perencanaan tersebut kedepannya akan berperan
vital sebagai petunjuk dalam gerak langkah lembaga tersebut. Namun demikian, model
perencanaan dalam sebuah lembaga pendidikan tentunya akan sangat berbeda dengan
perencanaan dalam sebuah perusahaan. Perusahaan yang notabene berorientasi profit,
tentu saja ‘memproses’ benda mati, baik berupa barang maupun jasa. Di lain pihak,
lembaga pendidikan, atau dapat disebut sebagai sekolah, ‘memproses’ manusia dengan
segala sifat-sifat kemanusiaannya yaitu hidup dan berkembang.

Perencanaan dalam sebuah lembaga pendidikan, tentunya tidak boleh melenceng dari
tujuan pendidikan itu sendiri, karena tujuan itulah yang nantinya akan menjadi titik
tolak penyusunan sebuah kerangka rencana. Dan agar sebuah perencanaan dalam
lembaga pendidikan tersebut tidak melenceng dari tujuan pendidikan itu sendiri, harus
digunakan sebuah model dan metode perencanaan yang sesuai dan tepat. Oleh karena
itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang model dan metode perencanaan
pendidikan.
B. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah akan dibahas dalam makalah ini antara lain :

1. Apakah pengertian model perencanaan pendidikan?


2. Apa saja macam-macam model perencanaan pendidikan?
3. Bagaimana model perecanaan pendidikan berbasis wahyu?
II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Perencanaan Pendidikan

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, Hoetomo menterjemahkan model sebagai contoh,


pola acuan ragam, macam, atau barang tiruan yang kecil dan tepat seperti yang ditiru.
Sedangkan metode diartikan sebagai cara yang telah diatur dan terfikir baik-baik untuk
mencapai sesuatu maksud dalam ilmu pengetahuan, cara belajar dan sebagainya.

Perencanaan (planning) menurut Newman dalam Manullang, “Planning is deciding in


advance what is to be done”. Jadi perencanaan adalah penentuan terlebih dahulu apa
yang akan dikerjakan. Sedangkan Louis Allen mengatakan “Planning is the
determination of a course of action to achieve a desired result”, perencanaan adalah
penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Dengan demikian, model perencanaan dapat diartikan sebagai pola atau contoh atau
acuan yang digunakan dalam penyusunan sebuah perencanaan. Sedangkan metode
perencanaan diartikan sebagai cara atau langkah atau strategi yang ditempuh dalam
penyusunan sebuah perencanaan.

Model dan metode perencanaan dalam lingkup pendidikan, diartikan sebagai pola atau
acuan, dan cara yang ditempuh dalam penyusunan rencana pendidikan secara umum.
Tetapi model dan metode perencanaan pendidikan tentunya berbeda dengan model dan
metode perencanaan pengajaran, perencanaan pendidikan cakupannya lebih luas dan
lebih umum menyangkut rencana dan kebijakan yang dikeluarkan oleh pengambil
kebijakan tertinggi dalam instansi pendidikan. Sedangkan model dan metode
perencanaan pengajaran sebagaimana dilakukan Oleh Lukman Hakim bahwa model
perencanaan pengajaran memuat komponen sistem pembelajaran dan unsur kegiatan
yang dilakukan, baik oleh guru maupun siswa dalam proses pembelajaran. Dan
metode perencanaan pengajaran merpakan suatu cara menyusun materi-materi
pembelajaran atau pengalaman belajar yang ingin dicapai. Perencanaan berkaitan
dengan bagaimana cara, startegi, atau kegiatn yang dilakukan agar siswa memperoleh
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan.
B. Macam-macam Model Perencanaan Pendidikan

Perencanaan merupakan petunjuk mengenai apa yang akan dilakukan, akan tetapi jika
perencanaan tersebut disusun dengan begitu padat, ketat, kaku, dan tidak manusiawi,
maka dapat menimbulkan kebingungan dan ketidakpastian, karenanya perencanaan
untuk menjadi alat yang berguna menurut Harjanto perlu juga dipakai dalam suatu
kombinasi yang harmonis dengan alat lainnya seperti pengawasan dan evaluasi. Lebih
lanjut ia mengatakan, suatu rencana yang baik senantiasa menjadi alat petunjuk arah
dan sekaligus merupakan kiat yang lentur dan fleksibel.

Ada beberapa model perencanaan pendidikan yang dikemukakan para ahli pendidikan,
diantaranya Dr. Nanang Fattahdan Dr. Husaini Usman mengemukakan empat model
perencanaan pendidikan, yaitu :

1. Model Perencanaan Komperehensif

Model ini terutama digunakan untuk menganalisis perubahan-perubahan dalam


system pendidikan secara keseluruhan. Di samping itu berfungsi sebagai suatu
patokan dalam menjabarkan rencana-rencana yang lebih spesifik ke arah tujuan-
tujuan yang lebih luas.

2. Model Target Setting

Model ini diperlukan dalam upaya melaksanakan proyeksi ataupun memperkirakan


tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu. Dalam persiapannya dikenal:

a. Model untuk menganalisis demografis dan proyeksi penduduk


b. Model untuk memproyeksikan enrolmen (jumlah siswa terdaftar) sekolah
c. Model untuk memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja.

3. Model Costing dan keefektifan biaya

Model ini sering digunakan untuk menganalisis proyek-proyek dalam criteria


efisien dan efektifitas ekonomis. Dengan model ini dapat diketahui proyek yang
paling fleksibel dan memberikan suatu perbandingan yang paling baik di antara
proyek-proyek yang menjadi alternative penanggulangan masalah yang dihadapi.
Penggunaan model ini dalam pendidikan didasarkan pada pertimbangan bahwa
pendidikan itu tidak terlepas pada pertimbangan bahwa pendidikan itu tidak
terlepas dari masalah pembiayaan. Dan, dengan sejumlah biaya yang dikeluarkan
selama proses pendidikan, diharapkan dalam kurun waktu tertentu dapat
memberikan benefit tertentu.

4. Model PPBS

PPBS (planning, programming, budgeting system) bermakna bahwa perencanaan,


penyusunan program dan penganggaran dipandang sebagai suatu system yang tak
terpisahkan satu sama lainnya. PPBS merupakan suatu proses yang komprehensif
untuk pengambilan keputusan yang lebih efektif. Beberapa ahli memberikan
pengertian, antara lain: Kast Rosenzweig (1979) mengemukakan bahwa PPBS
merupakan suatu pendekatan yang sistematik yang berusaha untuk menetapkan
tujuan, mengembangkan program-program, untuk dicapai, menemukan besarnya
biaya dan alternative dan menggunakan proses penganggaran yang merefleksikan
kegiatan program jangka panjang. Sedangkan Harry J. Hartley (1968)
mengemukakan bahwa PPBS merupakan proses perencanaan yang komprehensif
yang meliputi program budget sebagai komponen utamanya.

Berdasarkan kedua pengertian tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa:


a. PPBS merupakan pendekatan yang sistematik. Oleh karena itu, untuk
menerapkan PPBS diperlukan pemahaman tentang konsep dan teori system.
b. PPBS merupakan suatu proses perencanaan komprehensif. Penerapannya
hanya dimungkinkan untuk masalah-masalah yang kompleks dan dalam
organisasi yang dihadapkan pada masalah yang rumit dan komprehensif.

Untuk memahami PPBS secara baik, maka perlu kita perhatikan sifat-sifat esensial
dari system ini. Esensi dari PPBS adalah sebagai berikut:

1) Memperinci secara cermat dan menganalisis secara sistematik terhadap tujuan


yang hendak dicapai.
2) Mencari alternative-alternatif yang relevan, cara yang berbeda-beda untuk
mencapai tujuan.
3) Menggambarkan biaya total dari setiap alternative, baik langsung ataupun tidak
langsung, biaya yang telah lewat ataupun biaya yang akan dating, baik biaya
yang berupa uang maupun biaya yang tidak berupa uanag.

4) Memberikan gambaran tentang efektifitas setiap alternative dan bagaimana


alternative itu mencapai tujuan.

5) Membandingkan dan menganalisis alternative tersebut, yaitu mencari


kombinasi yang memberikan efektivitas yang paling besar dari sumber yang
ada dalam pencapaian tujuan.

C. Model Perencanaan Pendidikan berbasis Al Qur’an

Sebagaimana fahami bahwa perencanaan dalam sebuah lembaga pendidikan adalah


sebuah keniscayaan. Akan tetapi satu hal yang perlu dipahami dalam perumusan
perencanaan tersebut tidak melepaskan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Yang mana
tujuan dari perencanaan adalah segala upaya yang dilakukan untuk tercapainya tujuan
secara sestimatis, efektif dan efesien. Sedangkan tujuan pendidikan Islam adalah untuk
membentuk manusia yang bertaqwa disisi Allah.

Modal yang terbesar diberikan Allah kepada manusia adalah wahyu. Wahyu inilah
kemudian seharusnya yang menjadi pembimbing dan pedoman dasar dalam segala
urusan manusia tidak terkecuali dalam model dan metode perencanaan pendidikan.
Kebenaran firman Allah ini didukung oleh argumentasi tekstual (nash). Huruf-
hurufnya, kata-katanya, uslub (susunan kalimat), adalah pilihan Allah sendiri tidak ada
iterpensi sedikitpun dari makluknya.

)17 :‫هللا الذي أنزل الكتاب بالحق والميزان (الشورى‬

“Allah menurunkan kitab al-Qur’an dengan penuh kebenaran dan keseimbangan”

Model dan metode perencanaan pendidikan berbasis wahyu dimaksud disini adalah
kembali kepada pemahaman akan model dan metode bagaimana Allah menurunkan wahyu
kepada Rasulnya Muhammad saw. Sejak ia mulai diproses menjadi nabi pilihan di akhir
zaman. Tentu rentetan-rentetan peristiwa yang terjadi pada rasulullah dalam peruses
kenabiannya khususnya dalam penerimaan wahyu adalah bukan sutau hal yang
“kebetulan”, dalam artian ini adalah melalui perencanaan Allah yang maha teliti dan maha
tahu tentang makhluknya dan apa yang ia akan sampaikan kepada Rasulnya untuk menjadi
pelajaran bagi ummat-ummat setelahnya.

‫ وقرانا فرقن__اه لتق_رأه على الن__اس على مكث ونزلن__اه ت__نزيال‬.‫وبالحق أنزلناه وبالحق نزل وما أرسلناك إال مبشرا ونزيرا‬
)106-105 :‫(اإلسراء‬

“Dan kami turunkan (Al-Qur’an itu) dengan sebenar-benarnya dan al-Qur’an itu telah
turun dengan (membawa) kebenaran” . Dan Al-Qur’an itu lelah kami turunkan secara
ber-angsur-angsur agar kamu membacanya perlahan-lahan kepada manusian kami
menurunkannya bagian demi bagian.

Melaksanakan perencanaan pendidikan Islam idealnya mengacu kepada bagaiman Allah


menurunkan Al-Qur’an ini sesui dengan tahapannya(tartibunnuzul) kepada Muhammad.
Karena dalam tartibunnuzulnya ini sebagai suatu metode dalam merencanakan pendidikan
Islam. Dan ia harus diyakini mengandung nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang jiaka
diserap, dianalisa dan diterapkan dengan benar dapat mengantarkan kepada terbentuknya
lembaga pendidikan Islam yang menghantarkan semua elemenya kepada ketaqwaan.

Tahapan turunya wahyu yang dimaksud disini menurut pakar tafsir dari kalangan sahabat,
ibnu abbas, yaitu: QS. Al-Alaq 1-5, QS. al-Qalam 1-7, QS. al-Muzammil 1-10, QS. al-
Mudasstir 1-7, dan ditutup dengan QS. al-Fatihah 1-7. Sehingga apabila ini terjadi akan
dapat diharapkan outpun pendidikan sesui tujuannya yaitu menjadi orang yang bertaqwa.

Maka Model dan Metode perencanaan Peendidikan Islam yang berbasis wahyu tersebut
adalah :

Surat Al-Alaq memiliki pandangan dasar pendidikan

karena surat ini persoalan-soalan substansial tentang siapa itu jati didiri manusia dijawab
dengan subtansial. Sebagaimana kita ketahui, setiap aliran pendidikan memiliki pandangan
dasarnya, dan dengan demikian pendidikan Islampun harus berbasis pada tentang manusia
apa yang dikemukakan pada surat al-Alaq.
Membangun sebuah paradigma pendidikan sangat erat hubungannya dengan “cara
pandang”, seorang terhadap sebuah pendidikan.

“ Bacalah dengan (menyebut ) nama Tuhanmu yang menciptakan”;


“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”;
“Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Mulia”;
“Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam”;
“Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

(QS. Al Alaq: 1-5)


Surat Al-Qalam Membentuk nilai-nilai kebenaran

Begitu juga halnya dalam paradigma dan model-model pendidikan perlu diktetengahkan
nilai-nilai pendidikan misalnya tentang kecerdasan, kejujuram integritas, moral atau
komitmen, dll. Dan itu sebetulnya dapat dirujuk pada Al-Qalam 1-7. Nilai-nilai ini
diperlukan sebagai standar atau acuan dalam mengukur realitas lebaga pendidikan atau
subyek didik menuju lembaga dan peribadi-peribadi yang dikehendaki

“Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis”;


“Berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila”;
“Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar
yang tidak putus-putusnya”; “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang
agung”; “Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan
melihat”; “Siapa diantara kamu yang gila”; “Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang
paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dia-lah Yang paling Mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.”

(QS. Al Qalam: 1-7)


Surat Al-Muzammil membentuk karakter ,

Dengan adanya padangan dasar dan nilai2 yag dikembangkan itulah suatu pola
transpormasi atau metode pendidikan dapat dirumuskan untuk melakukan perubahan anak
didik. Misalnya metode pengajarannya, pilihan materi ajarnya, pilihan kurikulum yang
diterapakan, itu semua secara mendasar ditunjujukkan dalam ayat- surat muzammil.
Kekuatan suatu pendidikan terletak pada seberapa jauh tingkat berubahan yang diberikan
oleh pendidikan itu dlam mentransoprmasi kan subyek didiknya.

“Hai orang yang berselimut (Muhammad)”;


“bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya)”;
“(yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit”;
“atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan”;
“Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat”;
“Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di
waktu itu lebih berkesan”;
“ Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak)”;
“Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan”;
“(Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung”;
“Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara
yang baik.”

(QS. Al Muzammil: 1-10)


Surat Al-Mudassir pilar transpormasi

Selanjutnya untuk menjaga kontinyuitas proses pendidikan itu hal yang penting untuk
dilakukan adalah membentuk institusi atau perangkat organisasi lainya yang itu semua
sebenarnaya telah dicakup oleh ayat-ayat dalam surat mudassir. sebagimana kita ketahui
bahwa suatu proses pendidikan membutuhkan lingkungan dan perangkat pendukung
lainnya termasuk dalam proses aggaran dll. Perangkat-perangkat ini disusun dengan suatu
pola pendekatan dimana dalam hal-hal yang besifat materil harus tunduk kepada hal-hal
yang lebih kepada sifat-sifat spirituil.

“Hai orang yang berselimut”;


“bangunlah, lalu berilah peringatan!”;
“dan Tuhanmu agungkanlah”;
“dan pakaianmu bersihkanlah”;
“dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah”;
“dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih
banyak”;
“Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.”

Surat Al-Fatihah Visi Pendidikan Islam

Terakhir, tetapi Mencakup dari sejak awalnya sebuah model perencanaan pendidikan Islam
haruslah memiliki visi yang jelas hendak dijadiakan apa subyek didik ini kedepan dan itu
semua dijawab dengan tuntas dalam surat al-fatihah.

Sebuah visi pada kenyataannya memberikan arahan gerak dan konsistensi utnuk mencapai
tujuan yang menjadi harapan pendidikan.

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”;
“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”;
“Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”;
“Yang menguasai hari pembalasan”;
“hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan
hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan”;
“Tunjukilah kami jalan yang lurus”;
“(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat
kepada mereka;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”.

(QS. Al Fatihah: 1-7)

Dari kelima hal ini (tartibunnuzul) seharusnya kemudian menjadi paradigma dasar dalam
merencanakan model dan metode pendidikan Islam. Jawaban yang dapat ditampilkan
adalah bahwa konsep pendekatan atau paradigma tartibunnuzul ayat ini ini adalah
“ijtihadi”.

Pertama, berkenaan dengan urut-urutan nuzulnya Al Qur’an sebagaimana yang tertera


dalam paradigma sistematika Nuzulnya wahyu, kenyataannya merujuk pada keterangan
Ibnu Abbas dan beberapa ahli tafsir lainnya.
Kedua, secara substansial dapat dianalisis bahwa kandungan ayat-ayat, sebagaimana yang
dimaksudkan dalam wahyu tersebut, adalah kerangka dasar perencanaan pendidikan yang
berarti secara penuh bersifat Islami.
Ketiga, mengikuti umumnya ahli tafsir bahwa surat Al Fatihah dipandang sebagai induk
kitab (ummul kitab) yang merupakan garis-garis besar atau bahkan kesimpulan Al Qur’an
sendiri, dan oleh karena itu tartib Nuzul wahyu ini berprinsip pada batas nuzulnya surat Al
Fatihah.
Keempat, adalah nyata bahwa perjuangan Rasulullah menyampaikan risalah-Nya sehingga
berhasil membangun peradaban Islam, menerapkan secara sempurna tahapan-tahapan
turunnya wahyu ini. Sehingga wajar atau bahkan seharusnya, jika kita ingin membangun
atau merencanakan pendidikan Islam mengikuti apa yang telah dipraktekkan oleh Beliau
yang ternyata juga terbukti kebenarannya.
Karena itu ketika umat Islam ingin kembali meraih kejayaannya, menjadi kiblat peradaban
manusia, maka prasyarat mutlak yang harus dilakukan adalah membangun dasar-dasar
orientasi, mengelaborasi dan menderivasikannya sehingga menjadi tatanan nilai, visi
ideologis dan sistem penjelas serta konsep-konsep yang diperlukan. Ini berarti mengikuti
pola yang diterapkan oleh Rasulullah dan substansi dari wahyu-wahyu yang pertama kali
diturunkan atau dengan apa yang disebut sebagai Tartibunnuzul al-wahyu. Upaya ini
ditransmisikan secara luas dan mendalam ke dalam umat manusia, secara terus menerus
dan akseleratif, sehingga tercapailah cita-cita sebagai masyarakat yang diridlai Allah SWT.
III. KESIMPULAN

Dari uraian dan pembahasan tentang model perencanaan pendidikan di atas, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Model dan metode perencanaan dalam lingkup pendidikan, diartikan sebagai pola
atau acuan, dan cara yang ditempuh dalam penyusunan rencana pendidikan secara
umum. Tetapi model dan metode perencanaan pendidikan tentunya berbeda dengan
model dan metode perencanaan pengajaran, perencanaan pendidikan cakupannya
lebih luas dan lebih umum menyangkut rencana dan kebijakan yang dikeluarkan
oleh pengambil kebijakan tertinggi dalam instansi pendidikan.
2. Macam-macam model perencanaan pendidikan menurut Nanang Fattah yang perlu
diketahui diantaranya:
1. Model perencanaan komprehensif;
2. Model target setting;
3. Model costing dan keefektifan biaya
4. Mode PPBS (planning, programming, budgeting sistem)

Agama Islam dengan ajarannya adalah sebuah konsep yang komprehensif yang mengatur
semua lini kehidupan manusia. perencanaan dalam Islam adalah sebuah keniscayaan dan
harus dipersiapakan segala sesuatu untuk tercapainya tujuan. Al-Qur’an dalam surat Al-
Hasyar ayat 18 Allah menjelaskan tentang keharusan dalam perencanaan:

)18( ‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن َآَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َو ْلَتْنُظْر َنْفٌس َم ا َقَّد َم ْت ِلَغ ٍد َو اَّتُقوا َهَّللا ِإَّن َهَّللا َخ ِبيٌر ِبَم ا َتْع َم ُلوَن‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan”(Qs.Al-Hasyr:18).

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa perlunya perencanaan untuk masa depan, apakah
untuk diri sendiri, pemimpin keluarga, lembaga, masyarakat maupun sebagai pemimpin
Negara.

Ayat-ayat yang berkaitan dengan model dan metode perencanaan pendidikan

Perencanaan dalam Al-Qur’an


1. Al-Baqarah 208

)208( ‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن َآَم ُنوا اْدُخ ُلوا ِفي الِّس ْلِم َك اَّفًة َو اَل َتَّتِبُعوا ُخ ُطَو اِت الَّشْيَطاِن ِإَّنُه َلُك ْم َع ُد ٌّو ُم ِبيٌن‬

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang
nyata bagimu.(Al-Baqarah 208)
1. Al-Fur’qan 67

‫َو اَّلِذ يَن ِإَذ ا َأْنَفُقوا َلْم ُيْس ِرُفوا َو َلْم َيْقُتُروا َو َك اَن َبْيَن َذ ِلَك َقَو اًم ا‬

67. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan
tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.
1. Al-baqarah 185,

‫ُيِريُد ُهَّللا ِبُك ُم اْلُيْس َر َو اَل ُيِريُد ِبُك ُم اْلُعْس َر َوِلُتْك ِم ُلوا اْلِع َّدَة َو ِلُتَك ِّبُروا َهَّللا َع َلى َم ا َهَداُك ْم َو َلَع َّلُك ْم َتْشُك ُروَن‬

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah
atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
1. Ali Imran 191,

‫اَّلِذ يَن َيْذ ُك ُروَن َهَّللا ِقَياًم ا َو ُقُعوًدا َو َع َلى ُج ُنوِبِهْم َو َيَتَفَّك ُروَن ِفي َخ ْلِق الَّسَم اَو اِت َو اَأْلْر ِض َر َّبَنا َم ا َخ َلْقَت َه َذ ا َب اِط اًل ُس ْبَح اَنَك‬
)191( ‫َفِقَنا َع َذ اَب الَّناِر‬

191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
1. Al-An’am 62,

62( ‫ُثَّم ُر ُّد وا ِإَلى ِهَّللا َم ْو اَل ُهُم اْلَح ِّق َأاَل َلُه اْلُح ْك ُم َو ُهَو َأْس َر ُع اْلَح اِس ِبيَن‬

Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang
sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaanNya. Dan Dialah
Pembuat Perhitungan yang paling cepat.
1. Annisa 9,

9( ‫َو ْلَيْخ َش اَّلِذ يَن َلْو َتَر ُك وا ِم ْن َخ ْلِفِه ْم ُذ ِّرَّيًة ِضَع اًفا َخ اُفوا َع َلْيِهْم َفْلَيَّتُقوا َهَّللا َو ْلَيُقوُلوا َقْو اًل َسِد يًدا‬

9. Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan


dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan
hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
1. Al-Isra’ 26-27

‫) ِإَّن اْلُمَبِّذ ِر يَن َك اُنوا ِإْخ َو اَن‬26( ‫َو َآِت َذ ا اْلُقْر َبى َح َّقُه َو اْلِم ْس ِكيَن َو اْبَن الَّسِبيِل َو اَل ُتَبِّذ ْر َتْبِذ يًرا‬

)27( ‫الَّش َياِط يِن َو َك اَن الَّش ْيَطاُن ِلَر ِّبِه َك ُفوًرا‬

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin
dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara
syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.
DAFTAR PUSTAKA

Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001)

Usman, Husaini, Manajemen, Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006)

Syafaruddin, Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran (Jakarta: Quantum Teaching,


2005)

Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepeminpinan Pendidikan, (Jakarta:


Bumi Aksara, 1994)

Hoetomo, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Mitra Pelajar, 2005)

Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008)

Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, (Yogyakarta: UGM Press, 2001)

Hakim, Lukmanul, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2008)

Sudjana, H.D, Matode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, (Bandung: Falah Production,
2001)

Terry, GR, disadur Winardi, Azas-azas Manajemen, (Bandung: Alumni, 1970)

Nata, Abuddin, H, Kapita Selecta Pendidikan Islam (Bandung: Angkasa, 2003

Anda mungkin juga menyukai