Anda di halaman 1dari 2

Sebuah tradisi diadakan secara terus menerus bukan tanpa alasan.

Nilai-nilai luhur selalu


tersembunyi di dalamnya meski tidak tampak dengan jelas. Tradisi diciptakan untuk mempererat
manusia dengan Sang Pencipta, manusia dengan sesamanya, dan manusia dengan alam yang
menjadi tempat hidupnya dari kecil hingga akhirnya dewasa dan meninggal dunia.

Salah tradisi yang tetap diadakan hingga sekarang meski usianya telah ratusan tahun adalah
Ojung atau Ohjung. Tradisi ini konon sudah ada sejak abad ke-13 masehi saat negeri ini masih
dikuasai oleh banyak kerajaan. Seiring dengan berkembangnya waktu, tradisi yang awalnya
berasal dari Madura akhirnya menyebar ke banyak tempat di Jawa Timur. Berikut ulasan
selengkapnya tentang tradisi Ojung.

Sejarah Tradisi Ojung


Seperti yang telah sedikit di nukil di atas, Ojung pertama kali dilakukan pada abad ke-13. Orang-
orang di kawasan Pulau Madura melakukannya setiap tahun. Dahulu kala, acara ini diadakan di
sebuah lapangan besar lalu disaksikan oleh banyak orang. Mereka yang berusia 17-50 tahun
boleh ikut dalam tradisi yang cukup seru ini.

Sejarah tradisi Ojung [image source]Seiring dengan berjalannya waktu, tradisi ini akhirnya
berkembang menjadi sesuatu yang khas. Ojung berkembang menjadi tradisi yang tidak hanya
berisi nilai keberanian dan kejantanan saja tapi juga nilai spiritual yang cukup besar.

Pagelaran Ojung di Jawa Timur


Tradisi Ojung yang awalnya berasal dari Madura, lambat laun menyebar ke banyak tempat di
Jawa Timur. Penyebaran ini terjadi seiring dengan migrasi etnis Madura di berbagai kawasan
Jawa Timur seperti Situbondo, Banyuwangi, Surabaya, hingga Malang. Etnis yang datang ke
kawasan ini masih membawa tradisi Ojung yang diturunkan dari para leluhurnya di masa lalu.

Pagelaran Ojung [image source]Setiap tahun di desa yang memiliki penduduk mayoritas etnis
Madura ini selalu mengadakan pagelaran Ojung. Biasanya ketua desa akan membuat sebuah
panggung di mana para petarung Ojung bisa menampilkan aksinya yang sangat hebat. Mereka
akan di bekali rotan yang telah dilenturkan sebagai senjata satu-satunya hingga salah satu
dinyatakan kalah.

Ojung dan Meminta Hujan


Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, Ojung adalah sebuah tradisi yang di dalamnya
mengandung nilai spiritualitas. Tradisi ini tidak hanya sebuah pertunjukan pertarungan antara
dua pria saja. Lebih dari itu, Ojung juga berisi banyak harapan untuk keselamatan desa selama
setahun ke depan dan juga sebagai alat untuk meminta hujan kalau kemarau panjang berjalan
dengan cukup lama.

ojung dan meminta hujan [image source]Pertarungan yang dilakukan oleh dua orang pria
dianggap sebagai permohonan. Luka atau darah yang mungkin mengalir dalam pertarungan ini
juga dianggap sebagai wujud kesungguhan. Para penduduk yakin kalau Ojung dilakukan dengan
benar dan sungguh-sungguh, hujan yang diharapkan akan segera muncul dalam waktu dekat.

Nilai Spiritual dan Kekeluargaan dari Ojung


Yang menarik dari tradisi Ojung bukan hanya untuk tolak bala dan juga untuk memanggil hujan
saja. Ojung dilakukan juga untuk mempererat rasa persatuan dan kesatuan antara warga. Meski
tradisi ini dilakukan dengan saling memukul dengan rotan, penduduk tidak akan saling
mendendam. Siapa saja baik yang kalah atau menang akan saling memaafkan dan tidak
mendendam.

nilai spiritual dan kekeluargaan [image source]Perilaku yang ditunjukkan oleh para pemain
Ojung mirip sekali dengan jiwa kesatria. Mereka memang bertempur namun di luar itu, nilai
persahabatan tetap dijunjung tinggi dan mampu mengalahkan segalanya. Ojung adalah
perwujudan nilai luhur yang tidak bisa digantikan oleh apa pun di dunia ini termasuk harga dan
tahta.

Anda mungkin juga menyukai