KAJIAN PUSTAKA
Upacara Ngalungsur Geni adalah adat yang masih dipengang teguh dan diwarisi
secara turun-temurun oleh masyarakat Dangiang. Kepercayaan terhadap roh-roh
halus, leluhur dan cikal bakal desa merupakan manifestasi keteguhan hati yang
berakar kuat di sanubari masyarkat Danging. Memang dalam masyarakat
pedesaan umumnya, cara berpikir masyarakat tidak bisa dipisahkan dari
lingkungan alam. Irama alam merupakan irama hidup masyarakat, mereka
terikat secara akrab dengan alam semesta dan kekuatannya. Orang selalu
berpartisipasi dengan irama alam dan secara mental mereka tidak bisa lepas dari
kekuatannya (Mulder, 1973:66).
Latar belakang sejarah hidupnya dalam membuka pertama kali Desa Dangiang,
telah mengokohkan kepercayaan masyarakat setempat, akan tuah dan keramat
makam leluhur serta benda-benda peninggalannya sebagai bentuk
penghormatan, maka dilakukan upacara yang disebut dengan Ngalungsur Geni,
yakni upacara meneruskan (mewarisi) kesaktian benda-benda pusaka milik
leluhur, sekaligus sebagai penghormatan kepada leluhur sebagai cikal bakal
pendiri Desa Dangiang.
Upacara tradisional pada umunya mempunyai tujuan untuk menghormati,
mensyukuri, memuja dan meminta keselamatan pada leluhur (karuhun) dan
Tuhan-Nya. Demikian pula pada upacara Siraman dan Ngalungsur Geni yang
dilakukan masyarakat Desa Dangiang, bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur
pada Tuhan Yang Maha Esa da penghormatan pada leluhur serta
peninggalannya yang berupa benda-benda pusaka. Bneda-benda pusaka
peninggalan leluhur ini dianggap sebagai benda keramat yang berjasa dalam
melawan penjajahan merebut kemerdekaan RI. Benda-benda pusaka ini dicuci
dan dibersihkan tiap tahun sekali pada tanggal 14 bulan Mulud. Air bekas
cucian ini dipercaya masyarakat dapat memberi berkah keselamatan, kesehatan
dan keberhasilan.
Ada lima tahapan dalam upacara ngalungsur geni yaitu: ngalirap, membuka
sejarah desa, ziarah kubur, mencuci benda-benda pusaka, dan doa bersama.
Ngalirap adalah bergotong royong untuk membuat pagar baru di sekitar rumah
joglo, membersihkan jalan, masjid, dan makam. Kegiatan ini dilakukan pagi
hingga sore hari. Malamnya, dilaksanakan acara membuka sejarah desa yang
dipimpin oleh kuncen di Joglo hingga dini hari. Usai menceritakan sejarah desa,
dilanjutkan ziarah kubur ke makam leluhur Eyang Batara Turus Bawa.
Pagi hari, peziarah berangkat ke maskam leluhur. Sekitar pukul 11.00 WIB
peserta kembali ke Joglo untuk melaksanakan upacara mencuci benda pusaka.
Mencuci benda pusaka dilakukan di Sungai Cidangiang yang berjarak lebih
kurang 300 meter dari Joglo. Banyak masyarakat yang datang ke sungai
Cidangiang untuk mengambil air bekas cucian benda pusaka yang dipercaya
mendatangkan keberkahan, keselamatan, dan rejeki. Sungai Cidangiang
memiliki keterkaitan sejarah dengan leluhur Dangiang. Dahulu para leluhur
Dangiang manakala hendak shalat Jumat, mereka berwudhu di Sungai
Cidangiang tersebut.
PENUTUP
Upacara Tradisional atau upacara adat (customary ritual) merupakan upacara-
upacara yang berhubungan dengan adat suatu masyarakat adalah sytem aktivitas
atau rangkaian tindakan yang ditata oleh adat atau hukum yang berlaku dalam
masyarakat yang berhubungan dengan berbagai macam peristiwa tetap yang
biasanya terjadi dalam masyarakat bersangkutan.
Upacara tradisional merupakan salah sau yang masih dilaksanakan oleh
Sebagian masyarkat Indonesia, terutama di pedesaan. Tentu saja ini termasuk
asset budaya yang perlu mendapat perhatian yang bertujuan pelestarian,
pengembangan dan pemanfaatan. Upacara Siraman dang Ngalungsur Geni yang
dilakukan masyarakat Dangiang merupakan tradisi turun-temurun sejak jaman
nenek moyang yang berakar kuat di sanubari masyarakatnya. Upacara Siaraman
dan Ngalungsur Geni terdiri dar lima tahap yaitu: ngalirap, membuka sejarah
desa, ziarah kubur, mencuci benda pustaka dan doa bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Ani, R. 2011. Upacara Siraman dan Ngalungsur Geni di Desa Dangiang
Kabupaten Garut. URL: https://media.neliti.com/media/publications/291880-
upacara-siraman-dan-ngalungsur-geni-di-d-d14da506.pdf. Diakses pada 30 Juni
2020
Irvan, S. 2020. Upacara Siraman dan Ngalungsur Geni Desa Dangiang. URL:
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbjabar/upacara-siraman-dan-ngalungsur-geni-di-
desa-dangiang-kabupaten-garut/. Diakses pada 30 Juni 2020