Anda di halaman 1dari 2

Perubahan sosial dan kebudayaan adalah sebuah proses berubahnya struktur sosial

dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial dan kebudayaan merupakan
gejala umum yang terjadi sepanjang waktu dalam setiap perubahan itu terjadi sesuai dengan
hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Gejala umum
yang terjadi sepanjang waktu dalam setiap perubahan, itu terjadi sesuai dengan hakikat dan
sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.

Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada struktur, sistem, dan fungsi
sosial masyarakat. Sementara perubahan budaya adalah perubahan yang terjadi pada unsur-
unsur budaya manusia, seperti perubahan unsur-unsur budaya manusia yaitu artefak, ide
gagasan, dan benda. Sehingga perubahan sosial berkaitan dengan perubahan kebudayaan.

Peran masyarakat sangat dibutuhkan untuk melestarikan kebudayaan yang


merupakan kekayaan, dan keunikan atau kekhasan. Apabila keikutsertaan masyarakat atau
generasi penerus menurun dalam pelestarian budaya dan adat istiadat dapat menyebabkan
cepat memudar dan menghilang seiring dengan banyaknya hal yang masuk lalu terbawa
oleh masyarakat sehingga dengan mudahnya kebudayaan yang seharusnya masyarakat jaga
dan lestarikan menjadi terkontaminasi dan hilang seiring berjalannya waktu. Dalam adat-
istiadat terdapat nilai-nilai yang dapat membentuk karakter masyarakat itu sendiri yang
terbentuk secara bersama-sama menjaga dan melestarikan budaya dan adat istiadat yang
ada di dalam lingkungan mereka.

Salah satu upacara adat yang masih dilaksanakan setiap tahunnya adalah Upacara
adat Seren Taun yang dilaksanakan setelah panen tiba. Setiap perayaan Seren Taun tidak ada
perubahan susunan acara kecuali tema perayaannya yang berubah, serta selain tidak
menghilangkan budaya adat dari zaman generasi sebelumnya. Setiap tahun akan
dilaksanakan Seren Taun untuk memperingati kebahagiaan atas melimpahnya hasil
pertanian, upacara ini dilaksanakan pada hari Sabtu dan minggu yang kemudian hasil
pertanian akan dibagikan kepada masyarakat.

Pada saat Seren Taun, terdapat salah satu acara kesenian yang bernama Pantun
Buhun yang berisi hikayat Banten. Dan pada saat acara tersebut dilakukan, masyarakat
dilarang untuk pulang terlebih dahulu sebelum acara selesai karna berdasarkan kepercayaan
yang ada akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Sangat penting untuk melestarikan dan mengajarkan budaya adat Seren Taun secara
turun-temurun kepada masyarakat karena mengandung nilai-nilai kearifan lokal berupa
peraturan, hukum dan sanksi adat serta pantangan-pantangan dari ketua adat kepada
rendangan melalui musyawarah, kumpulan dan rembukan, sehingga rendangan atau
kokolot lembur yang kemudian akan menyampaikannya kepada masyarakat adat untuk
kemudian disampaikan kepada generasi selanjutnya, selain sosialisasi langsung dari sesepuh
dan tokoh adat.
Selain Seren Taun ada beberapa tradisi dan ritual yang dilakukan masyarakat
Kasepuhan Adat Cisungsang berdasarkan informasi dari hasil wawancara pada waktu lalu,
setiap ritual yang ada di kesepuhan cisungsang memiliki makna sebagai bentuk rasa syukur
kepada Allah Subhanahu Wata’alla dan memiliki makna sebagai bentuk tolak bala atau
keselamatan. Diantaranya tradisi dan ritualnya adalah

1. Sebelum melaksanakan pernikahan, terdapat ritual khusus pembinaan oleh Amil


pada hari Sabtu dan Minggu. Agar pernikahan berjalan lancar dan menghindari hal
yang tidak diinginkan seperti turun hujan saat acara pernikahan berlangsung,
masyarakat menyimpan kemenyan diatas tenda pernikahan.
2. Pada malam 14 bulan purnama atau yang disebut dengan opat belas na masyarakat
Kasepuhan Adat Cisungsang melakukan tradisi dengan membunyikan angklung dan
memanjatkan doa-doa. Masyarakat menggunakan pakaian serba hitam, untuk laki-
laki memakai udeng dan perempuan memakai samping atau sarung kebat dan
biasanya menyediakan bubur merah dan bubur putih.
3. Masyarakat ada Kasepuhan Cisungsang akan melaksanakan upacara Munar Lembur
yang diadakan setiap 5 tahun sekali pada hari Senin dan Kamis yang dipimpin oleh
abah. Upacara ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan, selain
itu upacara Munar Lembur bermakna mengondisikan kembali wilayah mereka agar
baik untuk hidup masyarakatnya. Sebagai tempat tinggal ataupun tempat
melangsungkan berbagai aktivitas kehidupan mereka atau biasa disebut dengan
Ngaruwat Lembur.
4. Setiap hari Jumat dan Minggu, masyarakat dilarang untuk pergi ke sawah karena,
masyarakat percaya bahwa tanaman tidak akan berkah jika mereka tetap bekerja di
hari Jumat dan Minggu.

Ketua adat dan rendangan mereka mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk
menanamkan nilai-nilai kearifan lokal secara turun temurun kepada generasi muda dalam
kehidupan sehari-hari dan diharapkan para generasi muda memiliki pandangan yang sama
dengan generasi sebelumnya untuk ikut andil dalam kegiatan upacara adat dan tidak
melanggar nilai-nilai kearifan lokal seperti pantangan atau pamali.

Anda mungkin juga menyukai