Anda di halaman 1dari 5

BELAJAR DARI KEKAYAAN TRADISI

Disusun oleh:

Kelas X Kimia Analisis 1


Kelompok 6
1. Yasmin Firyal Majidah (35)
2. Innez Ayudia Sahara (11)
3. Safira Ayu Nasrullah (33)
4. Yohana Herawati (36)

SMK NEGERI 1 PASURUAN


Jl Veteran- Bugul Lor Kec. Panggungrejo Kota Pasuruan
2023
TRADISI atau adat istiadat serta kebiasaan turun-temurun yang telah
dipraktikkan masyarakat di seluruh Nusantara saat ini sedang menghadapi
tantangan serius, yaitu hilangnya generasi penerus yang mencintai tradisi lokal
mereka. Memang tak pernah dilakukan penelitian secara saksama berapa banyak
tradisi lokal yang telah punah karena habisnya para pelaku. Namun, dapat
dipastikan, ada ribuan tradisi lokal yang seakan artefaknya saja tak kelihatan di
dalam museum kita, bahkan penutur dan pelakunya mengalami keterputusan
generasi. Penyebabnya tidak sederhana. Selain karena arus urban perdesaan yang
menggerus nilai-nilai lokal, berkembangnya informasi dan teknologi juga
menyebabkan anak-anak kita tak lagi mencintai bangunan tradisi lokal yang kalah
bersaing dengan IT.
Jika kita berkhidmat pada hasil penelusuran banyak lembaga, lebih dari
3.000 tradisi budaya di Indonesia baik lisan maupun tulisan kini mulai
dilupakan.Kearifan tradisional Indonesia terancam jika tidak ada perlindungan dari
pemerintah untuk mencatat dan melestarikannya. Perlu ada undang-undang untuk
melindungi pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya yang bertujuan
mengembangkan budaya, memanfaatkan pengetahuan tradisional, melestarikan
budaya, mempromosikan serta melindungi budaya, dan pengetahuan tradisional,
seperti dengan penyebutan asal usul dan menghargai aspek religius yang berlaku di
masyarakat adat.

 Macam-Macam Tradisi
Berikut ini adalah macam-macam tradisi adalah sebagai berikut:

1. Petang Megang
Tradisi di Pekanbaru ini memiliki arti sesuai dengan namanya. Kata Petang di sini
berarti petang hari atau sore hari, sesuai dengan waktu dilaksanakan tradisi ini
memang dilaksanakan pada sore hari. Sedangkan Megang di sini berarti memegang
sesuatu yang juga dapat di artikan memulai sesuatu. Hal ini sesuai dengan waktu
diadakan tradisi ini yaitu sebelum Ramadhan dan ingin memulai sesuatu yang baik
dan suci yaitu puasa. Tradisi Petang Megang dilaksanakan di Sungai Siak. Hal ini
mengacu pada leluhur suku Melayu di Pekanbaru yang memang berasal dari Siak.
Tradisi ini diawali dengan ziarah ke berbagai makam pemuka agama dan tokoh-
tokoh penting Riau. Ziarah dilakukan setelah sholat Dzuhur. Lalu, dilanjutkan
dengan ziarah utamanya yaitu ziarah ke makam Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil
Muazzam Syah, yang juga dikenal dengan nama Marhum Pekan. Beliau
merupakan sultan kelima Kerajaan Siak Sri Indrapura (1780-1782 M) dan juga
pendiri kota Pekanbaru.

2. Mandi Balimau Kasau


Balimau Kasai adalah sebuah upacara tradisional yang istimewa untuk menyambut
bulan suci Ramadhan. Acara ini biasanya dilaksanakan sehari menjelang masuknya
bulan puasa. Upacara tradisional ini selain sebagai ungkapan rasa syukur dan
kegembiraan memasuki bulan puasa, juga merupakan simbol penyucian dan
pembersihan diri. Balimau sendiri bermakna mandi dengan menggunakan air yang
dicampur jeruk yang oleh masyarakat setempat disebut limau. Jeruk yang biasa
digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas. Sedangkan kasai adalah
wangi-wangian yang dipakai saat berkeramas. Bagi masyarakat Kampar,
pengharum rambut ini (kasai) dipercayai dapat mengusir segala macam rasa dengki
yang ada dalam kepala, sebelum memasuki bulan puasa.

3. Jalur pacu, Kuantan Singingi


Di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, masyarakatnya memiliki tradisi yang mirip
dengan lomba dayung. Tradisi “Jalur Pacu” ini digelar di sungai-sungai di Riau
dengan menggunakan perahu tradisional, seluruh masyarakat akan tumpah ruah
jadi satu menyambut acara tersebut. Tradisi yang hanya digelar setahun sekali ini
akan ditutup dengan “Balimau Kasai” atau bersuci menjelang matahari terbenang
hingga malam.

4. Tahlil Jamak/Kenduri Ruwah, Kepulauan Riau


Warga Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, punya tradisi khas
menyambut datangnya bulan puasa, yaitu menggelar Tahlil Jamak atau Kenduri
Ruwah. Tahlil Jamak itu berupa zikir serta berdoa untuk para arwah orang tua atau
sesame muslim. Selain doa, juga dilaksanakan kenduri dengan sajian menu kenduri
yang bersumber dari sumbangan sukarela warga. Tradisi tersebut disatukan sejak
berdirinya Masjid Penyengat. Bahkan , sampai saat ini, Kenduri Ruwah masih
dilakukan secara berjamaah di masjid tersebut.
5. Tradisi Barzanji
Tradisi Barzanji merupakan tradisi Melayu yang berlangsung hingga kini. Tradisi
ini terus mengalami perkembangan dengan berbagai inovasi yang ada. Misalnya,
penggunaan alat musik modern untuk mengiringi lantunan Barzanji dan shalawat.
Barzanji menghubungkan praktik tradisi Islam masa kini dengan tradisi Islam di
masa lalu. Selain itu, melalui Barzanji masyarakat Melayu Islam dapat mengambil
pelajaran dari kehidupan Nabi Muhammad Saw.
Dari perayaan pembacaan Barazanji ini, ada banyak nilai-nilai yang dapat kita
ambil. Misalnya, menambah kecintaan kita terhadap baginda Rasul. Dan dari syair-
syair tersebut kita dapat mengambil hikmah dari kehidupan Nabi Muhammad. Dan
juga, dengan kegiatan tradisi ini, dapat membuka ruang sosialisasi antar satu
dengan lainnya sehingga mempererat hubungan tali silaturrahmi. Dan dengan
perpaduan antara budaya Islam dan Indonesia akan melahirkan budaya baru
sehingga memperkaya kebudayaan Indonesia.

 Fungsi Tradisi

Berikut ini adalah beberapa fungsi dari tradisi.


 Penyedia Fragmen Warisan Historis
Fungsi dari tradisi adalah sebagai penyedia fragmen warisan historis
yang kita pandang bermanfaat. Tradisi yang seperti suatu gagasan dan
material yang bisa dipergunakan orang dalam tindakan saat ini dan untuk
membangun masa depan dengan dasar pengalaman masa lalu. Misalnya
adlah peran yang harus diteladani seperti tradisi kepahlawanan,
kepemimpinan karismatis dan lain sebagainya.
 Memberikan Legitimasi Pandangan Hidup
Fungsi tradisi adalah untuk sebagai pemberi legitimasi pada
pandangan hidup, keyakinan, pranata dan aturan yang telah ada. Semuanya
ini membutuhkan pembenaran agar bisa mengikat anggotanya. Seperti
wewenang seorang raja yang disahkan oleh tradisi deri seluruh dinasti
terdahulu.
 Menyediakan Simbol Identitas Kolektif
Fungsi tradisi adalah menyediakan simbol identitas kolektif yang
meyakinkan, memperkuat loyalitas primodial kepada bangsa, komunitas dan
kelompok. Seperti tradisi nasional dengan lagu, bendera, emblem, mitologi
dan ritual umum.
 Sebagai Tempat Pelarian
Fungsi tradisi adalah untuk membantu sebagai tempat pelarian dari
keluhan, ketidakpuasan dan kekecewaan kehidupan modern. Tradisi yang
mengesankan masa lalu yang lebih bahagian menyediakan sumber pengganti
kebangaan jika masyarakat berada dalam kritis.Tradisi kedaulatan dan
kemerdekaan di masa lalu bisa membantuk suatu bangsa untuk bertaan
hidup ketika berada dalam penjajahan. Tradisi kehilangan kemerdekaan,
cepat atau lambat akan merusak sistem tirani atau kediktatoran yang tidak
berkurang di masa kini.

 Tujuan Tradisi
Tradisi yang ada pada masyarakat memiliki tujuan supaya hidup manusia kaya
akan budaya dan nilai-nilai bersejarah. Selain itu, tradisi juga akan membuat
kehidupan menjadi harmonis. Tetapi hal ini akan terwujud jika manusia
menghargai, menghormati dan menjalankan suatu tradisi dengan baik dan benar
dan juga sesuai dengan aturan.

 Penyebab Perubahan Tradisi


Dalam hal ini penyebabnya adalah banyaknya tradisi dan bentrokan antara
tradisi satu dengan tradisi lainnya. Benturan tersebut bisa terjadi antara tradisi
masyarakat atau antara kultur yang berbeda atau didalam masyarakat tertentu.
Perubahan tradisi dari segi kuantitatifnya terlihat dalam jumlah penganut atau
pendukungnya. Rakyat bisa ditarik untuk mengikuti tradisi tertentu yang
selanjutnya mempengaruhi semua rakyat satu negara atau bahkan bisa mencapai
skala global. Perubahan tradisi dari segi kualitatifnya adalah perubahan kadar
tradisi, gagasan, simbol dan nilai tertentu ditambahkan dan yang lainnya dibuang.

Anda mungkin juga menyukai