Anda di halaman 1dari 8

PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI BAHAN BELAJAR LEBIH EFISIEN

DIBANDING BUKU DI ERA MILENIAL

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu


Shalom, om swastiastu, namo buddhaya, salam kebajikan.

Pembicara 1
Terimakasih kepada moderator, yang mulia dewan juri, kolega kami dari tim kontra
serta pemerhati hukum dan konstitusi.
perkenalkan disini saya selaku pembicara pertama dari tim KONTRA atas mosi
perdebatan kali ini yaitu Penggunaan Internet Sebagai Bahan Belajar siswa Lebih
Efisien dibanding Buku di Era Milenial.
Dewan juri yth izinkan saya membuka alur perdebatan kali ini, dengan membagi ranah
pembicaraan saya menjadi 6 bagian yaitu, kata kunci, limitasi, latar belakang,
urgensitas, beban pembuktian dan status quo. 

KATA KUNCI
dimulai dengan menyebutkan kata kunci atas mosi perdebatan kali ini yakni : 
1. Internet: jaringan yang berfungsi untuk menghubungkan antara satu media
elektronik dengan media lainnya.
2. Siswa: dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah orang/anak yang sedang berguru
(belajar, bersekolah).
3. Efisien: suatu metode yang tepat untuk menghasilkan tujuan dengan maksimal
sesuai dengan yang diinginkan maupun yang dikehendaki.
4. Buku: kumpulan kertas atau bahan lainnya yang berisikan tulisan maupun tidak
yang dijilid menjadi satu.
5. Era: kurun waktu dalam sejarah
6. Milenial: masyarakat sosial yang melek dan adaptable pada teknologi.
7. Bahan belajar: seperangkat bahan bermuatan materi atau isi pembelajaran yang
didesain untuk mencapai tujuan pembelajaran.

LIMITASI
dewan juri yth disini kami sebagai tim KONTRA memberikan limitasi atas perdebatan
kali ini yaitu penggunaan internet sebagai bahan belajar siswa lebih efisien dibanding
buku di era milenial pada jenjang SMP di seluruh sekolah di Indonesia.
LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah sedemikian cepat sehingga
tanpa kita sadari sudah mempengaruhi setiap aspek kehidupan manusia. Selain itu
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memang mempunyai dampak yang
positif bagi manusia tapi dapat juga berdampak negative jika perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi saat ini tidak dipergunakan sebagai mana mestinya yaitu
khusus pada kegunaan smartphone. Dewasa ini produk teknologi sudah menjadi
kebutuhan sehari-hari dalam menjalankan aktivitas kehidupan, sudah bukan menjadi
hal yang aneh ataupun baru lagi, khususnya di kota-kota besar. Pada era modern ini,
tidak hanya orang dewasa saja yang dapat menikmati canggihnya teknologi, tetapi anak
kecil sudah banyak yang menikmatinya.

URGENSITAS
LALU MENGAPA PENGGUNAAN BUKU SEBAGAI BAHAN BELAJAR LEBIH
EFISIEN WALAUPUN DI ERA MILENIAL?
Urgensi/kepentingan media buku daripada internet
Dewan juri yang terhormat,
Melestarikan budaya baca yang sudah mulai hilang, sedangkan jika
menggunakan internet lebih banyak menonton hal-hal yang tidak penting
atau lebih banyak bermain game online
Perlu kita ketahui dalam lingkungan masyarakat Indonesia, budaya membaca
dan menulis mulai menjadi salah satu kegiatan yang sulit ditemui. Hal ini
dikarenakan semakin pesatnya kemajuan komunikasi yang memang
mendominasi dari segi informasi yang mudah didapat dan kecepatan akses yang
cepat dan mudah, bahkan bisa diakses dimana saja. bagi banyak orang
merupakan suatu kemajuan yang baik,tetapi bagaimana dengan nasib buku-
buku yang sekarang mulai tergeser dengan adanya mesin pencari elektronik
yang tersedia disetiap ponsel pintar. generasi sekarang lebih suka membaca di
ponsel dibanding membaca buku. Ini menjadi suatu masalah yang sangat serius
bagi masyarakat Indonesia, pemandangan Perpustakaan yang biasanya
dipenuhi pengunjung kini mulai sepi. program perpustakaan keliling, itu
merupakan sebuah sinyal bahwa Perpustakaan mulai sepi dan mereka mau
tidak mau harus membawa perpustakaan tersebut (perpustakaan Keliling)
kepada para pembacanya. Secara umum, faktor yang sangat berpengaruh besar
adalah lingkungan sekitar seseorang yang memang jauh dari kebiasaan atau
budaya membaca. Seseorang yang sudah membudayakan membaca akan
menjadikan membaca sebagai kegiatan yang sangat penting dan menjadikan
membaca sebagai suatu kebutuhan. Namun masalahnya saat ini masih banyak
orang yang tidak membiasakan kegiatan membaca ini.
BEBAN PEMBUKTIAN
Adapun argument yang kami bawakan untuk mendukung pendirian kami terhadap
mengapa penggunaan buku sebagai bahan belajar lebih efisien walaupun di era
milenial
Sosialisasi yang diinisiasi oleh Deputi Perlindungan Anak Kemen PPPA ini merupakan
bagian dari pemenuhan hak anak untuk memperoleh informasi yang layak seperti
tercantum dalam Konvensi Hak Anak Pasal 13 ayat (1) dan Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Berikut beberapa beban
pembuktian yang kami bawakan
Sebuah riset yang dilakukan situs jejaring sosial Yahoo di Indonesia melaporkan
pengguna terbesar internet di Indonesia adalah remaja berusia 15-19 tahun yakni
sebesar 64%.

Sementara itu Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet menyebutkan, tahun lalu


pengguna internet di Indonesia diperkirakan mencapai 25 juta, dimana pertumbuhannya
setiap tahun rata-rata 25%. Dikutip dari BBC.com;
 Komnas Perlindungan Anak menyebutkan mereka telah menerima 100 laporan
anak hilang yang diduga akibat aktivitas pada jaringan pertemanan di internet.
 Ada 11 kasus di Jakarta, anak-anak berusia 14-15 tahun dijadikan pelampiasan
kebutuhan biologis oleh orang dewasa melalui sosial media.
 Sekjen Komisi Perlindungan Anak Nasional Aris Merdeka Sirait mengatakan dari
Januari sampai pertengahan Februari terdapat sekitar 36 kasus terkait
penyalahgunaan internet.
 Wadir Reskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Hengki Haryadi menambahkan
kejahatan via internet lainnya yang melibatkan anak usia 17 tahun yakni perkara
pornografi. Pelaku menyebarkan foto-foto telanjang anak perempuan di bawah
umur. "Akibat perbuatan pelaku ini, korban sampai dikeluarkan dari sekolahnya
karena ada foto korban yang mengenakan seragam sekolah dan tersebar di situs
porno sehingga diketahui oleh pihak sekolah," tambahnya.

STATUS QUO
Dunia pendidikan mengalami perubahan sejak adanya pandemi Covid-19 yang
meggantikan sistem pembelajaran tatap muka (ptm) menjadi pembelajaran secara
daring, karena hal ini telah membiasakan siswa bergantung pada internet.
Penggunaan internet di Indonesia melonjak cukup signifikan pada masa pandemi
Covid-19. Hasil survei yang dilakukan Alvara Research Center menunjukkan,
kebutuhan internet pada 2020 ini mencapai 8,1 persen, naik dari tahun lalu sebesar
6,1 persen.
Sementara pada 2015 5 persen, dan 2012 4,8 persen. Angka ini bertolak belakang
bila dibandingkan belanja kebutuhan dasar yang justru mengalami penurunan
dibandingkan tahun lalu sebesar 49,8 persen, saat ini hanya sebesar 38,1%. Meski
menurun, namun kebutuhan dasar tetap menduduki porsi tertinggi belanja
masyarakat.

Pembicara 2

PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI BAHAN BELAJAR SISWA LEBIH EFISIEN


DIBANDING BUKU DI ERA MILENIAL
Assalamualalikum wr. Wb
Shalom, om swastiastu, namo buddhaya, salam kebajikan

Perkenalkan saya Meisy Roziana selaku pembicara kedua dari tim kontra
Dewan juri dan hadirin yang terhormat, saya ingin mengemukakan hal- hal berikut yang
menjadi argumen saya.
Menurut kami di zaman modern ini penggunaan buku jauh lebih efisien dibandingkan
internet.
Mengapa begitu? Karena internet memiliki banyak dampak negatif bagi anak di zaman
sekarang yang keseharian nya serba menggunakan internet.
Di zaman ini anak sudah menggunakan internet pada umur yang sangat muda. Jika
anak selalu menggunakan internet pada keseharian nya dalam pembelajaran, itu akan
menimbulkan sifat malas yang membuatnya selalu bergantung pada internet dan
menghilangkan etika nya sebagai seorang pelajar. Contohnya, anak akan malas
mengerjakan PR dan mengcopy-paste semua jawabannya dari google, dan dalam
masa sekarang ini anak bisa menggunakan internet untuk mencari jawaban-jawaban
yang mereka inginkan demi mendapatkan nilai yang bagus.
Dari contoh berikut bisa kita lihat bahwa internet membuat anak menjadi pemalas dan
membuat moral anak menjadi semakin buruk.
Di samping itu jika kita terus-menerus menggunakan internet sebagai bahan belajar
sehari-hari itu dapat mengganggu kesehatan kita seperti kerusakan mata karena terus
memandang layar laptop/komputer/HP dalam pembelajaran.
Sebenarnya tanpa kita sadari penggunaan internet sebagai pembelajaran banyak
menimbulkan dampak buruk bagi sang pelajar contohnya, sang anak akan menjadi
kurang bersosialisasi dengan anak-anak lain, membuat anak menjadi mager/malas,
menjadi kecanduan dengan internet, mengalami gangguan perkembangan, merusak
kesehatan mata dan yang lainnya.

Selanjutnya, izinkanlah saya untuk membuka argumen saya dengan menjawab


urgensitas yang telah dibawakan oleh rekan saya dari pembicara pertama mengenai

LALU MENGAPA PENGGUNAAN BUKU SEBAGAI BAHAN BELAJAR LEBIH


EFISIEN WALAUPUN DI ERA MILENIAL?
Tujuan Pendidikan sendiri telah tercantum di dalam UU. No. 20 Tahun 2003 Tentang
sistem pendidikan nasional pasal 3 yakni, mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara
yang demokratis juga bertanggung jawab.
Programme for International Student Assessment (PISA) PISA yang merupakan studi
evaluasi sistem pendidikan seluruh negara.Berdasarkan survei yang dilakukan Program
for International Student Assessment (PISA) yang di rilis pada 2019, Indonesia
menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang
memiliki tingkat literasi rendah.
Sementara UNESCO menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia hanya
0,001persen. Artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 orang yang gemar membaca.
Pada riset berbeda yang dilakukan Central Connecticut State Univesity pada Maret
2016, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat
membaca.

Adanya penyalahgunaan teknologi, misalnya menyontek dan plagiarism,


menyontek adalah hal yang sangat di wanti” bagi semua guru di sekolah kepada
muridnya,tetapi jika selalu berpatokan kepada internet,yaitu pastinya menggunakan
hp,bagaimana guru bisa mengetahui apa saja yg dilakukan oleh muridnya.

Guru dan siswa kurang berinteraksi dengan lingkungannya


maksud dari ini adalah,jika guru memberikan tugas anak murid akan malas bertanya
kepada guru,karena mereka sudah bisa mencari jawaban di google,belum tentu mereka
mengerti apa yang dia kerjakan.
Membutuhkan biaya dan tenaga terutama untuk daerah terpencil.
untuk sekolah yang berada di daerah terpencil,seperti yang kita ketahu jika daerah”
terpencil itu sangat sulit untuk mendapatkan jaringan akses untuk membuka internet.

Teknologi telah memanjakan siswa sehingga membuat siswa malas dan terlalu
bergantung pada teknologi.
anak akan malas mengerjakan PR dan mengcopy-paste semua jawabannya dari
google,
Jadi, dewan juri yang terhormat, kami tim kontra berdiri tegak dengan pendirian kami
dari awal, dengan tegas kami menolak mosi ini dengan alasan internet memberikan
dampak buruk bagi pelajar jika dijadikan sebagai alat pembelajaran sehari-hari.
Sekian dan terima kasih. selanjutnya saya kembalikan ke moderator

Pembicara 3

PENGGUNAAN INTERNET LEBIH EFISIEN SEBAGAI BAHAN BELAJAR SISWA


LEBIH EFISIEN DIBANDING BUKU DI ERA MIMLENIAL

Assalamualaikum wr wb
Shalom, om swastiastu, namo buddhaya, salam kebajikan.
Dewan juri yth, pada kesempatan kali ini, saya sebagai pembicara ketiga dari tim kontra
akan membuka cakrawala berfikir kita semua, dimana kami sebagai tim kontra menolak
dengan tegas adanya mosi perdebatan mengenai penggunaan internet sebagai bahan
belajar bagi siswa lebih efisien dibanding buku di era milenial.

Memang benar dewan juri yth bahwasanya argumen yang disampaikan oleh tim pro
memanglah benar mengenai dampak-dampak positif dari internet, tetapi jika dilihat lehi
dalamm lagi pada kenyataannya argumen tersebut tidaklah tepat jika
diimplementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Mengapa demikian? Karena
masing-masing kita sudah saling mengetahui bahwa para siswa dimulai dari jenjang
sekolah dasar hinnga sekolah menengah atas telah banyak sekali melakukan
penyalahgunaan terhadap internet ini. Hal ini dikarenakan kurangnya pengawasan dari
orang dewasa, kurangnya pengetahuan tentang dampak buruk internet oleh orang tua
ataupun pendidik dan juga dikarenakan rasa ingin tahu mereka yang tinggi. Maka
dalam mosi kali ini, argumen yang kami berikan lebihlah tepat bagi siswa walaupun di
era milenial ini yang sangat maraknya kasus-kasus yang berawalkan dari internet.

Baiklah saya akan masuk kepada ranah pembicaraan saya yang pertama, dimana saya
akan membidas beberapa pernyataan pernyataan rancu yang disampaikan oleh rekan
intelektual kami dari tim pro.
BIDASAN

PERBANDINGAN KOMPREHENSIF

Dewan juri yang terhormat, seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya mengenai
tujuan dari pendidikan yang telah disampaikan oleh pembicara 2 adalah untuk
mengembangkan potensi-postensi siswa, dapat kita simpulkan bahwa adanya internet
ini lebih banyak mengarah ke hal-hal negatif bagi siswa tersebut yang dimana hal ini…

SOLUSI CERDAS

Dewan juri yang kami muliakan dan rekan” intelektual yang berbahagia, sesuai dengan
mosi perdebatan kali ini, kami sebagai tim kontra menolak dengan tegas berdirinya
mosi perdebatan ini, sehingga kami juga memaparkan solusi cerdas untuk menjawab
permasalahan pada mosi perdebatan kali ini.

a) Dengan memberlakukan kembali pola pembelajaran tradisional


Dalam pola ini, guru yang bertindak selaku komponen sistem instruksional, dan
buku menjadi media utama belajar bagi siswa, dan internet ditiadakan dalam
kegiatan belajar mengajar seperti yang telah diterapkan di tahun-tahun sebelum
terjadinya pandemi.
b) Memperkuat peran pendampingan dan pemantauan oleh pusat dan daerah
dalam pelaksanaan pembelajaran.
Dengan diberlakukannya hal ini dapat diyakinkan bahwa pembelajaran akan
berlangsung dengan baik karena terjadinya pemantauan secara langsung
kepada sistem pembelajaran guru dan juga kepada siswa oleh pemerintah
langsung.
c) RPP
Dilaksanakannya rencana pengajaran yang terprogram sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh guru sebelum
melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat membantu para guru untuk
mengatur, materi apa saja yang hendak di terangkan pada siswa, tentunya hal ini

SIMPULAN
Kami sebagai tim kontra tidak setuju dengan mosi perdebatan kali ini karena melihat
begitu banyaknya dampak negative yang ditimbulkan dan juga maraknya kasus-kasus
dari internet ini yang dimana hal ini sangat menghambat pertumbuhan kemajuan bagi
para penerus bangsa kita.

Anda mungkin juga menyukai