Anda di halaman 1dari 16

Teknologi Ramah Lingkungan Bidang Energi

Diusulkan Oleh:

Nama : I Made Agus Jefry Pramana


No absen : 12
Kelas : IX A

SMP N 1 KUTA UTARA


TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teknologi
Ramah Lingkungan Di Bidang Energi”.

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh
pemenuhan tugas dari bapa/ibu guru di SMP N 1 KUTA UTARA. Selain itu, tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca
mengenai teknologi ramah lingkungan.

Selama penulisan makalah ini, saya banyak menerima bantuan dan dukungan
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada:

Ni Putu Mayra Dian Purnami (kakak saya sendiri)

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena adanya
keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, semua kritik dan
saran yang bersifat membangun akan saya terima dengan senang hati. Saya berharap,
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Badung,19 Maret 2020


Daftar isi
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia sebagai negara beriklim tropis memiliki kekayaan sumber daya
energi matahari yang sangat melimpah, namun dalam pemanfaatannya masih
sangat kurang. Pemanfaatan sumber daya energi minyak bumi dan batu bara
masih menjadi sumber energi utama yang terus menerus digunakan. Penggunaan
terus menerus ini mengakibatkan cadangan energi yang semakin berkurang tiap
tahunnya. Berdasarkan Kebijakan Umum Bidang Energi dari Departemen
Pertambangan dan Energi, sifat dari minyak bumi dan gas alam yang tidak
terbarukan (non renewable) serta cadangan di dalam bumi kita diperkirakan akan
menurun, oleh karena itu pemerintah harus terus berusaha menggalakkan usaha-
usaha penghematan energi dan pengembangan sumber energi alternatif. Untuk
mempertahankan kelangsungan energi di Indonesia, pemerintah telah
merumuskan kebijakan energi nasional. salah satunya adalah dengan
mengembangan Teknologi Lingkungan di Bidang Energi untuk menjaga
kelestarian sumber daya alam yang ada demi kelangsungan hidup manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan msalah dari latar belakang diatas adalah
1. Apa yang dimaksud dengan teknologi ramah lingkungan ?
2. Apa Saja Jenis-jenis teknologi ramah lingkungan di bidang energi ?
3. Bagaimana pengaplikasian teknologi ramah lingkungan di bidang energi
dalam kehidupan sehari-hari?
4. Apakah keuntungan dan kerugian dari penggunaan teknologi ramah
lingkungan di bidang energi?
1.3 Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui definisi dari teknologi ramah lingkungan
2. Untuk mengenal apa saja jenis jenis teknologi ramah lingkungan di bidang
energi
3. Untuk mengetahui pengaplikasian teknologi ramah lingkungan di bidang
energi dalam kehidupan sehari hari
4. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian penggunaan teknologi di bidang
energi
BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teknologi

Istilah teknologi barasal dari kata techne dan logia. Kata Yunani kuno techne
berarti seni kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah technikos yang berarti seseorang
yang memilki keterampilan tertentu. Dengan berkembangnya keterampilan seseorang
yang menjadi semakin tetap karena menunjukkan suatu pola, langkah dan metode
yang pasti, keterampilan itu lalu menjadi teknik. Istilah “teknologi” berasal dari
“techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi
dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya
adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan
akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat
lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.  Menurut Jaques Ellul
(1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai ”keseluruhan metode yang secara
rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia.”
Pengertian teknologi secara umum adalah:
·         Proses yang meningkatkan nilai tambah. Produk yang digunakan dan dihasilkan
untuk memudahkan dan meningkatkan    kinerja. Struktur atau sistem di mana proses
dan produk itu dikembangkan dan digunakan. Pada permulaan abad XX ini, istilah
teknologi telah dipakai secara umum dan merangkum suatu rangkaian sarana, proses
dan ide di samping alat-alat dan mesin-mesin. Perluasan arti berjalan terus sehingga
sampai pertengahan abad ini muncul perumusan teknologi sebagai sarana dan
aktivitas yang dengannya manusia berusaha mengubah atau menangani
lingkungannya.
       
Teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam pengertian
bahwa penerapan itu menuju pada perbuatan atau perwujudan sesuatu. Demikianlah
teknologi adalah segenap keterampilan manusia menggunakan sumber-sumber daya
alam untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan.
Secara lebih umum dapatlah bahwa teknologi merupakan suatu sistem penggunanaan
berbagai sarana yang tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan praktis yang ditentukan.
Ada juga pendapat yang mengemukakan bahwa Teknologi ialah ilmu atau
pengetahuan yang diterapkan pada penciptaan barang yang diperlukan atau
diinginkan manusia. Dapat juga dikatakan teknologi ialah ilmu tentang seni
keindustrian, yang mana industri diartikan upaya sungguh-sungguh dan ajek dalam
produksi, perniagaan dan atu pembuatan (manufacture). Teknologi juga dapat
diartikan penerapan pengetahuan secara sistematis pada tugas praktis dalam industri
(Flower, dkk, 1970; 1984). Jadi, teknologi adalah anak kandung ilmu pengetahuan.
Teknologi ramah lingkungan adalah teknologi yang dalam pembuatan dan
penerapannya menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan, proses yang efektif
dan efisien dan mengeluarkan limbah yang minimal sehingga dapat mengurangi dan
mencegah terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup.

2.1.1 Perkembangan Teknologi dalam Pembangunan dan Lingkungan

Perkembangan  Ilmu Pengetahuan dan Teknologi telah membawa kemajuan


dan kemudahan serta perubahan pada kehidupan manusia. Berbagai manfaatnya dapat
terasa pada era sekarang ini dimana semua perlahan beralih dari sesutau yang
sederhana menjadi sesuatu yang lebih modern.
Manusia sebagai makhluk yang berakal budi tidak henti-hentinya
mengembangkan pengetahuannya. Akibatnya teknologi berkembang sangat cepat dan
tidak terbendung seperti tampak dalam teknologi persenjataan, computer informasi,
kedokteran, biologi dan pangan. Kemajuan teknologi tersebut bila tidak disertai
dengan nilai etika akan menghancurkan hidup manusia sendiri seperti terbukti dengan
perang Irak, pemanasan global, daya tahan manusia yang semakin rendah,
pemiskinan sebagian penduduk dunia, makin cepat habisnya sumber alam, rusaknya
ekologi, dan ketidakadilan.
Pengaplikasian IPTEK harus sesuai dengan aturan yang ada dan
memperhatikan segala dampak buruk yang dapat ditimbulkan bagi manusia sebagai
pengaplikasinya ataupun dengan lingkungan sebagai area pengaplikasianya. Semua
harus berjalan dengan seimbang. Kemajuan IPTEK harus tetap diimbangi dengan
pemeliharaan keseimbangan dan kelestarian lingkungan. Jangan sampai kemajuan
yang dihasilkan mengakibatkan keburukan bagi lingkungan. Sesungguhnya
pengembangan IPTEK yang menghasilkan kemajuan jika dibarengi dengan
pemanfaatannya bagi peningkatan kelestarian dan pemeliharaan lingkungan akan
lebih membawa kemaslahatan bagi kemajuan kehidupan bangsa sehingga
pembangunan yang terencana pun dapat terealisasi dengan lebih baik dan sempurna.

2.2 Jenis- Jenis dan Pengaplikasi Teknologi Ramah Lingkungan di


Bidang Energi
Teknologi ramah lingkungan telah diterapkan dalam berbagai bidang antara
lain di bidang energi, bidang lingkungan, bidang industri, bidang rumah tangga, dan
lainnya. Dalam bidang energi beberapa teknologi ramah lingkungan yang dapat
dimanfaatkan diantaranya adalah biofuel, biogas, sel surya, PLTA, PLTPSAL, PLTA
(angin),geothermal, dan fuelcell.
1. Biofuel
Biofuel, berasal dari bahan-bahan organik, biofuel dapat diolah langsung dari
bahan organik seperti tumbuh-tumbuhan. Ada dua jenis biofuel yaitu dalam bentuk
etanol dan biodiesel. Etanol merupakan salah satu jenis alk*hol yang dapat dibuat
dengan fermentasi karbohidrat atau reaksi kimia gas alam. Beberapa tumbuhan yang
mengandung karbohidrat tinggi seperti jagung, sorgum, atau singkong biasanya
digunakan untuk menghasilkan etanol. Sedangkan biodiesel merupakan bahan bakar
alami yang biasanya diperoleh dari lemak nabati. Penggunaan bahan bakar dengan
sumber alam yang dapat diperbaharui akan menjamin kelestarian lingkungan dan
ketergantungan pada ketersediaan minyak bumi yang semakin menipis. Selain itu sisa
pembakaran dari biofuel juga lebih ramah lingkungan.
2. Biogas
Biogas diperoleh dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri anaerob
(bakteri yang hidup di lingkungan tanpa oksigen). Bakteri anaerob tersebut akan
mengubah zat organik  menjadi gas metana (CH4) sebesar 75%, dan gas lainnya
seperti korbondioksida, hidrogen, dan hidrogen sulfida. Gas yang digunakan sebagai
sumber bahan bakar adalah gas metana. Bahan organik yang paling sesuai untuk
produksi biogas adalah bahan organik yang berbentuk padat, cair, dan homogen
seperti kotoran dan urin hewan ternak. Teknologi ini tidak hanya bermanfaat karena
mampu menghasilkan sumber energi alternatif, namun juga dapat menjaga kebersihan
lingkungan dengan pemanfaatan limbah organik dari hewan ternak dan industri
pembuatan makanan.

3. Sel Surya (Solar Cell)


Energi matahari dapat diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan
Photovoltaic (PV) cell atau sering disebut solar cell atau sel surya. Pada umumnya sel
surya ini terbuat dari silikon (Si) yang dimurnikan atau polikristalin silikon dengan
beberapa logam yang mampu menghasilkan listrik. Ketika cahaya matahari melalui
panel surya, cahaya menghasilkan emisi elektron pada komponen panel. Elektron ini
kemudian dihubungkan dengan sistem tertentu sehingga dihasilkan listrik yang
selanjutnya dialirkan dan disimpan pada baterai sehingga dapat digunakan pada saat
mendung atau malam hari.
Panel surya memiliki beberapa keunggulan, di antaranya tidak menghasilkan
emisi gas rumah kaca, mampu menghasilkan energi cukup besar, dan mudah dipasang
atau dipindahkan atau dikembangkan. Beberapa kekurangan panel surya adalah
membutuhkan sistem penyimpanan listrik dan komponen pada panel surya ini
termasuk jenis sampah yang berbahaya sehingga harus didaur ulang dengan benar
setelah pemakaian selama 20-25 tahun.

4. Pembangkit Listrik Tenaga Air (Hydropower)


Tenaga air atau hydropower menggunakan energi gerak dari aliran air untuk
menghasilkan listrik. Cara yang paling umum untuk memanfaatkan hydropower ini
yaitu dengan membangun bendungan untuk membentuk tempat penampungan air. Air
yang dibendung dialirkan melalui suatu pipa besar dengan debit atau laju tertentu
untuk memutar turbin yang akan menghasilkan listrik. Cara kerja pembangkit listrik
tenaga air ini mengubah energi gerak dari turbin menjadi energi listrik yang
dihasilkan melalui generator.
Teknologi ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain; dapat menghasilkan
energi yang besar, membutuhkan biaya yang sedikit, dan sedikit menghasilkan emisi
CO2. Namun, teknologi hydropower ini memiliki beberapa kelemahan, antara lain
banyaknya tanah yang terganggu dan pengalihan tempat tinggal penduduk,
menyumbang emisi metana (CH4) yang dilepaskan di udara akibat terurainya
organisme yang mati dalam air, dan mengganggu ekosistem air di daerah muara.

5. Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut Air Laut dan Ombak


(Ocean Power)
Energi listrik  dapat dihasilkan dari aliran air yang berasal dari pasang surut
air laut dan ombak. Saat ini masih sedikit negara yang menerapkan teknologi ini.
Salah satu negara yang sudah menerapkan yaitu di kota La Rance, Prancis. Hal ini
disebabkan pembangunan teknologi ini membutuhkan biaya yang sangat besar, alat
mudah rusak akibat korosi oleh air laut dan badai, serta di dunia hanya sedikit daerah
yang cocok untuk dibangun teknologi ini.

6. Pembangkit Listrik Tenaga Angin (Wind Power)


Kita dapat menangkap bentuk tidak langsung dari energi matahari ini dengan
turbin angin yang dapat mengubahnya menjadi energi listrik. Ada dua jenis
pembangkit listrik tenaga angin yang saat ini dikembangkan, yaitu: pembangkit listrik
tenaga angin yang dibangun di daratan dan di daerah pantai. Pembangkit listrik
tenaga angin yang dibangun di daratan harus terletak di daerah yang jauh dan sedikit
populasi penduduk. Meskipun pembangkit yang dibangun di pantai membutuhkan
biaya yang lebih besar, tetapi pembangkit ini memiliki potensi yang besar. Hal-hal
yang perlu dipertimbangkan dalam pembangunan pembangkit listrik jenis ini adalah
keberadaan angin yang harus cukup besar dan stabil.
7. Geotermal
Energi geotermal merupakan panas yang tersimpan dalam tanah, lapisan dasar
bumi, dan cairan dalam kerak bumi. Kita dapat menggunakan energi yang tersimpan
ini untuk memanaskan dan mendinginkan bangunan serta menghasilkan listrik. Salah
satu cara untuk mengambil energi geotermal ini dengan menggunakan sistem pompa
panas geotermal "geothermal heat pump system”. Sistem ini dapat memanaskan dan
mendinginkan sebuah rumah dengan memanfaatkan perbedaan temperatur. 
Kita juga dapat mengambil energi dari lapisan bumi yang lebih dalam dengan
sistem yang disebut hydrothermal reservoir. Beberapa batuan di dalam bumi memiliki
suhu sangat tinggi yang disebabkan oleh adanya pemecahan material radioaktif yang
terkandung dalam batuan tersebut. Air dalam tanah bertemu dengan batuan panas
sehingga terbentuk uap yang kemudian terakumulasi di antara bebatuan tersebut. Uap
air yang terkumpul dalam jumlah besar akan menimbulkan tekanan yang tinggi. Jika
kita mengebor bagian tersebut dengan bantuan pipa khusus maka uap air akan keluar
dengan kecepatan yang besar. Aliran uap inilah yang dapat digunakan untuk
menggerakkan turbin sehingga dapat menghasilkan listrik.

8. Fuel Cell dan Hydrogen Power


Matahari menghasilkan energi yang menjaga keberlangsungan hidup di bumi
melalui penggabungan inti (fusi) atom-atom hidrogen. Hidrogen merupakan unsur
kimia paling sederhana dan paling banyak di alam semesta. Para ilmuwan
menyatakan bahwa gas hidrogen (H2) akan menjadi bahan bakar di masa depan. Agar
hal itu dapat terwujud, ilmuwan saat ini fokus untuk mengembangkan sel bahan bakar
“fuel cell” yang menggabungkan gas hidrogen (H2) dan gas oksigen (O2). Reaksi
antara gas H2 dengan O2 menghasilkan energi panas yang tinggi sehingga dapat
digunakan sebagai sumber listrik. Reaksi antara keduanya dapat dituliskan sebagai
berikut: 2 H2 + O2 --> 2 H2O + energi. Ketika uap air ini dilepaskan ke atmosfer maka
tidak akan berbahaya sehingga tenaga hidrogen ini ramah lingkungan. Penggunaan
secara luas hidrogen sebagai bahan bakar akan menghilangkan masalah polusi udara
serta dapat mengurangi kerusakan iklim karena dalam teknologi ini tidak dihasilkan
CO2.

2.3 Dampak Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan Bidang Energi


Pada hakikatnya manusia selalu berusaha untuk menuju kepada kehidupan
yang lebih baik dan menyenangkan. Untuk itu manusia menciptakan alat agar dapat
memanfaatkan kekayaan alam yang ada. Manusia menciptakan alat dan teknologi
untuk dapat melakukan pembangunan demi kehidupan yang lebih baik. Pembangunan
berarti mengubah lingkungan. Dalam usaha menjaga agar lingkungan tetap dapat
mendukung kelangsungan hidup manusia maka perlu suatu perencanaan
pembangunan yang matang dan baik.
Dengan peralatan dan teknologi manusia dapat mengeduk dan memanfaatkan
segala macam kekayaan alam yang ada. Oleh karena terdesak oleh kebutuhan sumber
daya alam yang makin meningkat, manusia mulai berfikir bahwa pada suatu saat
sumber daya alam akan habis. Walaupun proses alam dapat membentuk lagi sumber
daya alam seperti sediakala, akan tetapi proses alam tersebut memakan waktu yang
sangat lama, kira-kira 4 milyar tahun. Dengan tingkat kemajuan teknologi seperti
sekarang ini, sumber daya alam pasti akan terkuras habis dalam waktu yang relative
singkat.
Sumber daya alam seperti minyak bumi, batu bara, logam, dan lain - lain pada
suatu saat akan habis jika digunakan terus-menerus. Sumber daya alam yang lain
seperti udara dan air yang merupakan kebutuhan hidup yang utama memang tidak
akan habis. Akan tetapi karena kegiatan manusia, udara dan air mungkin pada suatu
saat akan tidak dapat digunakan lagi. Walaupun secara alamiah akan terjadi proses
pembersihan udara dan air, naming pencemaran yang terjadi jauh lebih cepat dari
proses pembersihannya. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk mengurangi laju
pencemaran lingkungan. Bahkan bila mungkin meniadakan sama sekali pencemaran
tersebut. Usaha ini harus dilakukan dengan sungguh - sungguh dan perlu pengaturan
serta pengawasan yang ketat.
Untuk dapat melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap masalah
pencemaran lingkungan, pemerintah Republik Indonesia telah memberlakukan
Undang-Undang No.4 Tahun 1982 yang memuat pedoman pokok tentang analisis
dampak lingkungan sebagai realisasi kebijaksanaan pemerintah dalam pengelolaan
lingkungan. Dengan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) diharapkan
dapat diambil suatu keputusan dan tindakan pencegahan terhadap kemungkinan
terjadinya kerusakan fisik dan biologis lingkungan yang selanjutnya akan
berpengaruh terhadap system kehidupan makhluk yang ada di dalamnya.
Perkembangan industri yang pesat yang merupakan penerapan kemajuan
teknologi adalah usaha manusia untuk mengolah dan memanfaatkan sumber daya
alam dan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidupnya agar menjadi lebih baik.
Semua kegiatan tersebut akan memberikan dampak lingkungan. Kenyamanan hidup
banyak ditentukan oleh kualitas lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup
manusia. Kualitas lingkungan merupakan keseimbangan antara sumber daya alam
dan hasil kegiatan manusia.
Teknologi yang diciptakan manusia dari waktu ke waktu mengalami
perubahan yang sangat cepat. Ada teknologi ramah lingkungan dan teknologi tidak
ramah lingkungan.
Manfaat Penerapan Strategi Ramah Lingkungan
Beragam manfaat dapat diperoleh perusahaan dengan menerapkan strategi ramah
lingkungan. Beberapa manfaat tersebut diantaranya adalah:
1. Sebagai pedoman bagi perbaikan produk dan proses produksi.
2. Efektif dan efisien dalam penggunaan sumberdaya alam dan
    energi.
3. Mengurangi atau mencegah terbentuknya bahan pencemar atau limbah.
4. Mencegah berpindahnya pencemar dari satu media lingkungan ke
    media lingkungan lain.
5. Mengurangi resiko terhadap kesehatan dan lingkungan.
6. Mendorong pengembangan teknologi pengurangan limbah pada
    sumbernya, teknologi bersih dan produk akrab lingkungan.
7. Menghindari biaya clean-up.
8. Meningkatkan daya saing produk di pasar internasional melalui
    penggunaan teknologi baru dan/atau perbaikan teknologi.
9. Kerjasama yang lebih erat antara pemerintah, agro-industri dan
     masyarakat.
10. Pengurangan biaya yang tinggi karena penerapan sistem
      pengelolaan limbah ujung pipa (end off pipe treatment).
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulannya pengertian dari teknologi ramah
lingkungan adalah teknologi yang dalam pembuatan dan penerapannya menggunakan
bahan baku yang ramah lingkungan, proses yang efektif dan efisien dan
mengeluarkan limbah yang minimal sehingga dapat mengurangi dan mencegah
terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup. Dalam bidang energi
beberapa teknologi ramah lingkungan yang dapat dimanfaatkan diantaranya adalah
biofuel, biogas, sel surya, PLTA, PLTPSAL, PLTA (angin),geothermal, dan fuelcell.
Dampak yang di timbulkan bagi lingkungan sangatlah positif karena pada dasarnya
teknologi ramah lingkungan memang di ciptakan untuk meminimalisir pencemaran
lingkungan jadi dampak negatif yang di timbulkan sangatlah sedikit.
Daftar Pustaka
Anwar, Ibrahim M., Sekilas Perkembangan Alih Teknologi di Indonesia. Prisma No.
4, LP3ES, Jakarta, 1987.
Kusumaatmadja, Sarwono., Persepsi, Kesadaran, dan Pentaalan Terhadap lingkungan
hidup, dalam Sudjana, Eggi dan Burhan, Latif(ed.).Upaya Penyamaan Persepsi,
Kesadaran dan Pentaatan Terhadap Pemecahan Masalah Lingkungan hidup.
CIDES, Jakarta, 1996.
Soemarwoto, Olto., Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan:
Jakarta, 1991.
Soerjani, Mohammad., Permasalahan lingkungan hidup dalam tinjauan Filosofis
ekologis dalam Sudjana, Eggi dan Burhan, Latif (ed.). Upaya Penyamaan
Persepsi, Kedadaran dan Pentaan terhadap pemecahan Masalah Lingkungan
Hidup, CIDES, Jakarta, 1996.
Susastro, Hadi., Teknologi dan Keunggulan Komparatif, CSIS, Jakarta, Maret 1992.

Anda mungkin juga menyukai