PENDAHULUAN
1
surya di Indonesia mencapai 0,88 MW dari potensi yang tersedia 1,2 x 10 9 MW.1
Dengan potensi yang cukup besar tersebut diharapkan energi surya ini dapat
membantu dalam memenuhi kebutuhan energi bangsa ini dan juga mengurangi
ketergantungan kita terhadap pemakaian energi fosil. Matahari dari dekat. Secara
global, matahari menyediakan 10.000 kali energi manusia yang dapat di
memanfaatkan siapapun secara gratis.
Energi matahari merupakan energi yang utama bagi kehidupan di bumi ini.
Berbagai jenis energi, baik yang terbarukan maupun tak-terbarukan merupakan
bentuk turunan dari energi ini baik secara langsung maupun tidak langsung
2
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Energi surya atau matahari telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia
dan jika dieksplotasi dengan tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan
kebutuhan konsumsi energi dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama. Matahari
dapat digunakan secara langsung untuk memproduksi listrik atau untuk
memanaskan bahkan untuk mendinginkan. Potensi masa depat energi surya hanya
dibatasi oleh keinginan kita untuk menangkap kesempatan.Ada banyak cara untuk
memanfaatkan energi dari matahari. Tumbuhan mengubah sinar matahari menjadi
energi kimia dengan menggunakan fotosintesis. Kita memanfaatkan energi ini
dengan memakan dan membakar kayu. Bagimanapun, istilah tenaga surya
mempunyai arti mengubah sinar matahari secara langsung menjadi panas atau
energi listrik untuk kegunaan kita. dua tipe dasar tenaga matahari adalah sinar
matahari dan photovoltaic (photo- cahaya, voltaic=tegangan) Photovoltaic
tenaga matahari: melibatkan pembangkit listrik dari cahaya. Rahasia dari proses
ini adalah penggunaan bahan semi konduktor yang dapat disesuaikan untuk
melepas elektron, pertikel bermuatan negative yang membentuk dasar listrik.
Energi matahari merupakan energi yang utama bagi kehidupan di bumi ini.
Berbagai jenis energi, baik yang terbarukan maupun tak-terbarukan merupakan
bentuk turunan dari energi ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Selain itu energi panas matahari juga berperan penting dalam menjaga kehidupan
di bumi ini. Tanpa adanya energi panas dari matahari maka seluruh kehidupan di
muka bumi ini pasti akan musnah karena permukaan bumi akan sangat dingin dan
tidak ada makluk yang sanggup hidup di bumi.
5
2.2 Energi Matahari sebagai Energi Alternatif
Energi panas matahari merupakan salah satu energi yang berpotensi untuk
dikelola dan dikembangkan lebih lanjut sebagai sumber cadangan energi terutama
bagi negara-negara yang terletak di khatulistiwa termasuk Indonesia, dimana
matahari bersinar sepanjang tahun, energi matahari yang tersedia adalah sebesar
81.000 TerraWatt sedangkan yang dimanfaatkan masih sangat sedikit.
Indonesia berpotensi untuk menjadikan solar sel sebagai salah satu sumber
energi masa depan mengingat posisi Indonesia pada daerah khatulistiwa. Dalam
kondisi puncak atau posisi matahari tegak lurus, sinar matahari yang jatuh di
permukaan panel surya di Indonesia seluas 1 m 2 mampu mencapai 900 hingga
1000 Watt. Total intensitas penyinaran perharinya di Indonesia mencapai 4500
watt hour/m2 yang membuat Indonesia tergolong kaya sumber energi matahari ini.
Dan matahari di Indonesia mampu bersinar hingga 2.000 jam pertahunnya.2
Pancaran energi surya atau bisa disebut dengan radiasi surya yang diterima
di setiap permukaan bumi berbeda-beda menurut ruang dan waktunya. Artinya
pancaran energi matahari akan sangat bergantung pada waktu, tempat dan keadaan
lingkungan dalam hal ini adalah kondisi iklim dan topografi masing-masing
wilayah. Radiasi diukur dalam satuan kW/m2, setiapsatuan waktu radiasi yang
2
6
memancar dapat disebut dengan intensitas radiasi atau dengan kata lain intensitas
radiasi matahari ialah jumlah energi matahari yang jatuh pada suatu bidang
persatuan luas dalam satu satuan waktu. Dalam atmosfer bumi terdapat
bermacam-macam radiasi seperti (Bryan Yuliarto, 2007) :
1. Direct Solar Radiation (S) yaitu radiasi langsung dari matahari yang sampai
ke permukaan bumi.
2. Radiation Difus (D) yang berasal dari pantulan-pantulan oleh awan dan
pembauran-pembauran oleh partikel-partikel atmosfer.
3. Surface Raflectivity (r) yaitu radiasi yang berasal dari pantulan-pantulan oleh
permukaan bumi.
4. Out Going Terrestial radiation (O), yaitu radiasi yang berasal dari bumi yang
berupa gelombang panjang.
5. Back Radiation (B) yaitu radiasi yang berasal dari awan-awan dan butir-butir
uap air dan CO2 yang terdapat dalam atmosfer.
6. Global (total) Radiation (Q), dan
7. Net Radiation (R)
Sel surya yang sering kita lihat adalah sekumpulan modul sel photovoltaic (photo
= cahaya, voltaic = listrik) yang disusun sedemikian rupa dan dikemas dalam
sebuah frame. Sel photvoltaic ini yang nantinya akan merubah secara langsung
energi matahari menjadi listrik.
7
(perkebunan, perikanan, kehutanan, tanaman pangan) dan memanaskan air.(dunia
listrik.blogspot.2008)
Sel Silikon
8
Sel silikon mempunyai sifat kimia khusus dalam format kristalnya.
Atom silikon mempunyai 14 elektron yang diatur dalam tiga kulit atom
yang berbeda. Dua kulit atom yang pertama terisi elektron penuh dan
sisanya pada kulit terluar yang hanya terisi empat elektron. Atom silikon
ini akan selalu mencari jalan untuk memenuhi kulit luarnya (ingin
memenuhi sampai punya 8 elektron) dengan cara melakukan ikatan
dengan atom silikon lain yang kulit luarnya sama mempunyai 4 elektron.
Gabungan dari dua atom ini adalah struktur kristal murni yang merupakan
dasar pembentuk sel photovoltaic.
Gambar 2. Silikon
9
diikat. Elektron ini kemudian lepas secara acak disekitar kisi kisi dari
kristal atom tersebut untuk mencari hole lain yang kosong untuk ditempati.
Elektron ini disebut sebagai elektron bebas dan dapat membawa arus
listrik.
10
maka kenetralan dari silikon ini akan terganggu. Pada sambungan akan
membentuk suatu campuran elektron dan akhirnya keseimbangan tercapai
lagi dan akan terbentuk suatu medan elektrik yang memisahkan kedua sisi
tersebut.
A = n-type ; B = p-type
Ketika cahaya dalam hal ini adalah photon (satuan energi dalam
cahaya) mengenai sel surya, maka energinya akan membebaskan pasangan
elektron dan hole.
11
listrik akan menghasilkan tegangan. Dengan kedua unsur arus dan
tegangan tersebut, akan didapatkan power.(Alpensteel.com)
A = n-type ; B = p-type
12
Struktur Sel Surya
Gambar diatas menunjukan ilustrasi sel surya dan juga bagian-bagiannya. Secara
umum terdiri dari :
1. Substrat/Metal backing
13
sebagai tempat masuknya cahaya sehingga material yang digunakan yaitu material
yang konduktif tapi juga transparan sepertii ndium tin oxide (ITO) dan flourine
doped tin oxide (FTO).
2. Material semikonduktor
4. Lapisan Antireflektif
14
Refleksi cahaya harus diminimalisir agar mengoptimalkan cahaya yang
terserap oleh semikonduktor. Oleh karena itu biasanya sel surya dilapisi oleh
lapisan anti-refleksi. Material anti-refleksi ini adalah lapisan tipis material dengan
besar indeks refraktif optik antara semikonduktor dan udara yang menyebabkan
cahaya dibelokkan ke arah semikonduktor sehingga meminimumkan cahaya yang
dipantulkan kembali.
15
pertukangan kayu/besi biasa. Untuk aplikasi skala menengah dapat dilakukan oleh
industri manufaktur nasional.
16
Gambar 4. Mekanisme kerja pemanas air tenaga surya (Sumber :
ejournal.undip.ac.id)
Menunjukan arah aliran air, warna biru adalah air dingin setalah melewati
kolektor bagian bawah akan mengalami pemasanan di gambarkan berwarna
merah. Gambar diatas menunjukan mekanisme kerja pemanas air tenaga surya,
dimana terdapat sebuah pompa yang mengalirkan air dingin masuk melalui bagian
bawah kolektor sehingga berubah menjadi air panas yang keluar melalui bagian
atas kolektor menuju tangki penampungan air panas yang sudah di rancang untuk
mencegah radiasi panas keluar.
17
udara diluarnya akan menjadi penting. Penggunaan bahan yang keras dan bening
seperti kantong plastik atau tutup panci berbahan kaca memungkinkan cahaya
untuk masuk ke dalam panci. Setelah cahaya terserap dan berubah jadi panas,
kantong plastik atau tutup berbahan gelas akan memerangkap panas didalamnya
seperti efek rumah kaca. Hal ini memungkinkan kompor untuk mencapai
temperatur yang sama ketika hari dingin dan berangin seperti halnya ketika hari
cerah dan panas. Sedangkan prinsip kerja yang digunakan pada praktikum ini
adalah pemusatan cahaya matahari. Pada kompor ini terdapat bahan metal/logam
yang memantulkan cahaya, digunakan untuk memusatkan cahaya dan panas
matahari ke arah area memasak yang kecil, membuat energi lebih terkonsentrasi
dan lebih berpotensi menghasilkan panas yang cukup untuk memasak. Kompor
berbentuk parabola, sehingga pemusatan cahaya matahari dapat menghasilkan
panas yang cukup untuk memanaskan air.
Prinsip kerja dari kompor matahari adalah dengan memfokuskan panas yang
diterima dari matahari pada suatu titik menggunakan sebuah cermin cekung besar
sehingga didapatkan panas yang besar yang dapat digunakan untuk menggantikan
panas dari kompor minyak atau kayu bakar.
18
Untuk diameter cermin sebesar1,3 meter kompor ini memberikan daya
thermal sebesar 800 watt pada panci. Dengan menggunakan kompor ini maka
kebutuhan akan energi fosil dan energi listrik untuk memasak dapat dikurangi.
19
A. Lampu LED sebagai Penerangan Rumah
Saat ini sudah ada lampu hemat energi yang menggunakan DC seperti lampu
LED. Bandingkan lampu LED 3 Watt setara dengan Lampu AC 15 Watt.
Kekurangannya adalah:
* Instalasi kabel baru untuk lampu LED.
* Biaya pengadaan lampu yang lebih mahal.
Keuntungannya adalah:
* Penggunaan energi yang kecil
* Keandalan lampu LED 10 x lampu standard biasa
* Penggunaan kabel listrik 2 inti.
Bila kita berkeinginan untuk menggunakan energi sel surya untuk peralatan
rumah lainnya, ikuti contoh perhitungan berikut ini.
Bila kita membutuhkan daya listrik Alternating Current sebesar 2000W selama
10 jam per hari ( 20KWh/hari ) maka dibutuhkan 24 panel sel surya dgn
kapasitas masing-masing 210WP dan 30 aki @12V 100Ah. Ini berdasarkan
perhitungan energi surya dari jam 7 pagi s/d jam 5 sore ( 10 jam ) dan asumsi
konversi energi minimal 4 jam sehari.
20
Energi Jumlah panel Kapasitas panel Perhitungan Hasil
surya sel surya sel surya
4 jam 24 panel 210 Watt 4 x 24 x 210 20.160
Watt hour
C. Pembangkit Listrik
Prinsipnya hampir sama dengan pemanasan air hanya pada pembangkitan listrik,
sinar matahari diperkuat oleh kolektor pada suatu titik fokus untuk menghasilkan
panas yang sangat tinggi bahkan bisa mencapai suhu 3800 C. Pipa yang berisi air
dilewatkan tepat pada titik fokus sehingga panas tersebut diserap oleh air di
dalam pipa. Panas yang sangat besar ini dibutuhkan untuk mengubah fase cair air
21
di dalam pipa menjadi uap yang bertekanan tinggi. Uap bertekanan tinggi yang di
hasilkan ini kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin uap yang kemudian
akan memutar turbo generator untuk menghasilkan listrik.
Ada dua jenis kolektor yang biasa digunakan untuk pembangkitan listrik yaitu
kolektor parabolik memanjang dan kolektor parabolik cakram.
22
Gambar 7. Kolektor Parabolik Cakram
Di India dengan area seluas 219.000 meter persegi maka kolektor mampu
menghasilkan listrik sebesar 35-40 MW dengan rata-rata intensitas penyinaranya
adalah sebesar 5.8 KWH per meter persegi per hari.(Gordon Feller).
Kita dapat juga membangkitkan listrik langsung dari energi surya, yaitu dengan
menggunakan photovoltaic. Alat ini terbuat dari bahan semikonduktor yang
sangat peka dalam melepaskan elektron ketika terkena panjang gelombang sinar
matahari tertentu. Akan tetapi alat ini masih sangat mahal dan efisiensinya masih
sangat rendah, yaitu sekitar 10%.
Prinsipnya: sinar matahari akan menembus kaca dari alat ini kemudian
23
memanaskan gas yang terperangkap di bawah kaca. Gas suhu tinggi ini akan
memasuki tower tertutup yang tingginya bisa mencapai 1000 meter vertikal. Oleh
karena perbedaan suhu gas pada permukaan bumi dan 1000 meter diatas
permukaan bumi, maka gas akan mengalir ke atas melalui tower ini. Aliran
gas/udara tersebut akan memutar turbin gas. Skema sederhana dapat dilihat pada
gambar dibawah.
Berdasarkan proyeksi dari tingkat arus hanya 354MW, pada tahun 2015 kapasitas
total pemasangan pembangkit tenaga panas matahari akan melampaui 5000 MW.
Pada tahun 2020, tambahan kapasitas akan naik pada tingkat sampai 4500 MW
setiap tahunnya dan total pemasangan kapasitas tenaga panas matahari di seluruh
dunia dapat mencapai hampir 30.000 MW- cukup untuk memberikan daya untuk
30 juta rumah.
24
Penggunaan energi panas matahari tidak menghasilkan polutan dan emisi
yang berbahaya baik bagi manusia maupun lingkungan.
Penggunaan energi panas matahari untuk pemanas air, pengeringan hasil
panen akan dapat mengurangi kebutuhan akan energi fosil.
Pembanguan pemanas air tenaga matahari cukup sederhana dan memiliki
nilai ekonomis.
Kerugian dari penggunaan energi panas matahari antara lain:
Sistem pemanas air dan pembangkit listrik tenaga panas matahari tidak
efektif digunakan pada daerah memiliki cuaca berawan untuk waktu yang
lama.
Pada musim dingin, pipa-pipa pada sistem pemanas ini akan pecah karena
air di dalamnya membeku.
Membutuhkan lahan yang sangat luas yang seharusnya digunakan untuk
pertanian, perumahan, dan kegiatan ekonomi lainya. Hal ini karena rapat
energi matahari sangat rendah.
Lapisan kolektor yang menyilaukan bisa mengganggu dan membahayakan
penglihatan, misalnya penerbangan.
Sistem hanya bisa digunakan pada saat matahari bersinar dan tidak bisa
digunakan ketika malam hari atau pada saat cuaca berawan.
Penyimpanan air panas untuk perumahan bukan merupakan masalah,
tetapi penyimpanan uap air pada pembangkit listrik memerlukan teknologi
yang sulit.
25
Dalam pengembangan energi surya fotovoltaik terdapat banyak kendala,
kendala-kendala tersebut antara lain yaitu :
Harga modul surya yang merupakan komponen utama SESF masih tergolong
mahal, sehingga kurangnya minat lembaga keuangan untuk memberikan kredit
bagi pengembangan SESF itu sendiri.
Sulit untuk mendapatkan suku cadang dan air accu , khususnya di daerah
perdesaan dan hal ini dapat memicu kerusakan pada SESF.
Berikut ini berbagai kendala yang dialami dalam pengembangan energi surya
termal, yaitu :
Teknologi energi surya termal untuk memasak dan mengeringkan hasil pertanian
masih sangat terbatas. Teknologi surya termal masih belum berkembang karena
sosialisasi ke masyarakat luas masih sangat rendah
Sumber daya manusia (SDM) di bidang surya termal masih sangat terbatas. Saat
ini, SDM hanya tersedia di Pulau Jawa dan terbatas lingkungan perguruan.
26
BAB III
CADANGAN ENERGI MATAHARI
27
Potensi Radiasi Matahari
28
Energi matahari dipancarkan ke permukaan dan diradiasikan ke dalam
ruang angkasa. Dalam perjalarannya ke permukaan, 30% energi matahari akan
direfleksikan dan disebar kembali ke angkasa, memberikan bumi dan atmosfer
albedo sekitar 30%, sementara itu sebanyak 19% diabsorbsi oleh atmosfer dan
awan serta 51% diabsorbsi oleh permukaan [Ahrens, 2003].
E = m . c2
Dengan c adalah cepat rambat cahaya dan m adalah jumlah massa yang
hilang. Dengan demikian kuantitas energi (E), jumlahnya akan semakin besar,
sehingga total energi yang dihasilkan dari tak berhingga reaksi fusi yang terjadi
pada inti matahari dalam tiap detiknya akan sangat besar.
29
Gambar 8. Posisi Matahari (sumber : http://openlearn.open.ac.uk)
30
dapat dimulai dengan melakukan pendayagunaan energi matahari yang sangat
potensial dan tak terbatas terutama untuk wilayah Indonesia.
Teknologi ini masih relatif baru di Indonesia , hal ini dimungkinkan karena
ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia masih sangat terpengaruh oleh
teknologi dari negara-negara Barat yang pada umumnya negara-negara tersebut
mempunyai 4 musim, sehingga kurang mendapatkan sinar matahari kalupun
mendapat sinar namun dengan jumlah yang tidak terlalu besar.
Sedang di Indonesia seharusnya sel surya ini mendapatkan perhatian
khusus, sebab Indonesia yang merupakan daerah tropis dan di daerah katulistiwa
maka Indonesia mempunyai karakteristik angin yang kurang baik (sangat
fluktuatif) dibanding dengan karakteristik angin di negara negara Barat namun
31
sangat menguntungkan untuk energi matahari yang rata-rata mendapat sinar
matahari 6 jam dalam sehari dengan cuaca yang sangat mendukung.
32
Pengukuran rata- rata
33
19 Menado Sulawesi Utara 1991 1995 4.91
PLTS di Indonesia
34
kebijakan yang dapat mendorong penyediaan energi khususnya listrik bagi
masyarakat pedesaan.
Saat ini Indonesia telah memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang
berlokasi di pulau Bali, Sumbawa dan Maluku Utara. PLTS yang terdapat di pulau
35
Bali yakni di daerah Karangasem dan Bangil menghasilkan energi listrik sebesar 1
megawatt. Sedangkan di Sumbawa menghasilkan energi listrik sebesar 900 KWP
dan di Maluku Utara tepatnya di daerah Morotai menghasilkan energi listrik
sekitar 600 KWP. Selain ketiga PLTS tersebut, pihak PLN masih merencanakan
pembangunan PLTS diberbagai pulau di Indonesia ditahun 2014 mendatang.
Di Sumatera Selatan potensi energi surya tidak terlalu besar. Hal tersebut
terlihat dari gambar dibawah ini.
Dari hasil estimasi model pemetaan secara Spasial, dapat dikatakan bahwa
semakin tua warna biru yang terlihat berarti semakin besar intensitas radiasi
matahari yang tercancar ke daerah tersebut. Pada gambar diatas, sumatera Selatan
memiliki warna yang mendekati putih, hal ini menandakan intensitas radiasi yang
ada pada Sumatera Selatan sangatlah kecil sehingga dapat dikatakan bahwa
Sumatera Selatan kurang berpotensi untuk pengembangan energi surya. Namun
tidak menutup kemungkinan untuk memanfaatkan energi surya seperti yang saat
36
ini dilakukan pemerintah dengan membuat panel-panel surya untuk
menghidupkan lampu lalu lintas jalan saat ini.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Energi surya merupakan sumber energi yang ramah lingkungan karena
tidak memancarkan emisi karbon berbahaya yang berkontribusi terhadap
perubahan iklim seperti pada bahan bakar fosil. Setiap watt energi yang
dihasilkan dari matahari berarti kita telah mengurangi pemakaian bahan bakar
fosil, dan dengan demikian kita benar-benar telah mengurangi dampak
perubahan iklim. Penelitian terbaru melaporkan bahwa rata-rata sistem rumah
surya mampu mengurangi 18 ton emisi gas rumah kaca di lingkungan setiap
tahunnya. Energi surya juga tidak memancarkan oksida nitrogen atau sulfur
dioksida yang berarti tidak menyebabkan hujan asam atau kabut asap.
Energi surya merupakan energi alternatif yang memiliki potensi cukup
besar di Indonesia. Energi terbarukan ini telah dikembangkan dengan dua
metode yaitu energi surya fotovoltaik yang secara umum dikenal sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik (PLTS Fotovoltaik) dan energi
surya termal yang mana pemanfaatannya di Indonesia masih dilakukan secara
tradisional, seperti untuk mengeringkan hasil pertanian dan perikanan secara
langsung. Namun pengembangan ini masih belum bisa dikatakan optimal
karena energi yang termanfaatkan hanya baru beberapa persen dari energi
yang ada terlebih lagi adanya kendala-kendala yang menyebabkan pemerintah
kurang memperhatikan potensi energi surya ini.
Matahari merupakan sumber energi yang benar-benar bebas untuk
digunakan oleh setiap orang. Tidak ada yang memiliki Matahari, jadi setelah
Anda menutupi biaya investasi awal, pemakaian energi selanjutnya dapat
dikatakan gratis.
37
4.2 Saran
Proyek-proyek energi surya skala besar (pembangkit listrik tenaga surya yang
besar) akan membutuhkan lahan yang luas, dan banyak air untuk tujuan
pendinginan.
Banyak daerah di dunia yang tidak memiliki cukup sinar matahari untuk
menjadikan energi surya bernilai ekonomis. Karena itu, solusi ilmiah yang lebih
maju sangat diperlukan untuk membuat energi surya menjadi komersial di daerah-
daerah tersebut.
38