Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ENERGI ALTERNATIF &

TERBAHARUKAN
(ENERGI MATAHARI)

KELOMPOK 4
1. Ichsan Purnama
2. Mohammad Abim
3. Muhammad Hasbi
4. Waldi E.F

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur sepantasnya dihaturkan kepada Allah SWT, karena rahmat
dan karunia yang dilimpahkan-Nya maka penyusun dapat menyelesaikan makalah
Energi Alternatif & Terbahaukan ini meskipun masih terdapat banyak kekurangan.
Dalam menyelesaikan makalah ini penyusun banyak dibantu oleh orangorang di sekitar penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Dengan penuh rasa hormat penyusun menghaturkan rasa terima kasih kepada
semua pihak yang telah banyak membantu, diantaranya :
1.

Prof. Dr. E.S. Margianti, SE, MM, selaku rektor Universitas Gunadarma.

2.

Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. selaku Kepala Jurusan Teknik Mesin

3.

Universitas Gunadarma.
Bapak Eko Susetyo Yulianto selaku dosen Energi Alternatif &
Terbahaukan.

4.
5.

Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan moril maupun materiil.
Teman teman mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas
Gunadarma.
Pada akhirnya penyusun menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini

masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna karena segala kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT sedangkan kekurangan adalah milik kita sebagai
makhlukNya. Untuk itu, kekurangan yang ada akan menjadi sebuah pelajaran bagi
penyusun, dan penyusun mengharapkan koreksi berupa kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca terutama pengoreksi untuk perbaikan di masa
yang akan datang.
Mudah-mudahan makalah yang telah penyusun sajikan ini dapat sangat
bermanfaat khususnya bagi penyusun sendiri dan umumnya bagi para pembaca
serta mahasiswa Jurusan Teknik Mesin.
Bekasi, 2 Oktober 201

Penyusun

BAB 1
PEMBAHASAN MATERI

1.

Energi alternatif
Energi alternatif adalah istilah yang merujuk kepada semua energi yang

dapat digunakan yang bertujuan untuk menggantikan bahan bakar konvensional


tanpa akibat yang tidak diharapkan dari hal tersebut. Umumnya, istilah ini
digunakan

untuk

mengurangi

penggunaan bahan

bakar

hidrokarbon yang

mengakibatkan kerusakan lingkungan akibat emisi karbon dioksida yang tinggi,


yang

berkontribusi

global berdasarkan Intergovernmental

besar
Panel

on

terhadap pemanasan
Climate

Change.

Selama

beberapa tahun, apa yang sebenarnya dimaksud sebagai energi alternatif telah
berubah akibat banyaknya pilihan energi yang bisa dipilih yang tujuan yang
berbeda dalam penggunaannya.
Istilah "alternatif" merujuk kepada suatu teknologi selain teknologi yang
digunakan pada bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi. Teknologi alternatif
yang digunakan untuk menghasilkan energi dengan mengatasi masalah dan tidak
menghasilkan masalah seperti penggunaan bahan bakar fosil.
Pada

tahun

2011, Badan

Energi

Internasional menyatakan

bahwa

"perkembangan teknologi energi surya yang terjangkau, tidak habis, dan bersih
akan memberikan keuntungan jangka panjang yang besar. Perkembangan ini akan
meningkatkan keamanan energi negara-negara melalui pemanfaatan sumber
energi yang sudah ada, tidak habis, dan tidak tergantung pada impor,
meningkatkan

kesinambungan,

mengurangi polusi,

mengurangi

biaya

mitigasi perubahan iklim, dan menjaga harga bahan bakar fosil tetap rendah dari
sebelumnya. Keuntungan-keuntungan ini berlaku global. Oleh sebab itu, biaya
insentif tambahan untuk pengembangan awal selayaknya dianggap sebagai
investasi untuk pembelajaran; inventasi ini harus digunakan secara bijak dan perlu
dibagi bersama.

2.

Energi Matahari
Matahari adalah suatu bola gas yang pijar dan ternyata ia tidak bulat betul .

Matahari mempunyai semacam ekuator dan kutub karena gerak rotasinya. garis
tengah ekuatorialnya : 864.000 mil, sedangkan garis tengah antar kutubnya 43 mil
lebi pendek.
Jarak matahari kebumi adalah 93 juta mil. Jarak ini dipakai sebagai suatu
astronomi. Satu satuan astronomi (astronomical = AU = 93 juta mil =14 juta KM).
Dibandingkan dengan bumi diameter bumi kira-kira 100 kali diameter bumi. Gaya
tarik matahari kira-kira 30 kali gaya tarik bumi.
Bagaimana dengan temperatur bumi, menurut perhitungan para ahli
temperatur dipermukaan matahari 60000 oC ; jenis batuan atau logam apapun
yang kita kenal dibumi ini akan lebur pada temperatur setinggi itu. Temperatu
tertinggi terlelatak dibagian tengahnya yang diperkirakan tidak kurang dari 25 juta
0

C. Pada pembukaannya tampak ada bercak hitam dengan adanya bercak hitam

itulah orang bisa menghitung kecepatan matahari mengadakan rotasi, yaitu 27


hari. Namun semakin dekat ke kutubnya ternyata makin lambat, dekat kutub
kecepatan rotasi adalah 34 hari. Lapisan bola matahari bagian dalam disebut
photosfer, tebalnya kira-kira 220 mil dari lapisan ini terdapat semburan api yang
berasal dari suatu ledakan. Semburannya mencapai ketinggian 140 ribu mil.
Lapisan luar dari photosfer yang disebut chromosfer, berwarna kemerahan dan
berasal dari hidrogen yang pijar. Lapisan ini menyamai lidah-lidah api yang
menjilat ke luar. Tebal chomosfer kira-kira 9.000 mil, lapisan lebih luar dari I
adalah korona. Korona berupa sinar kemilauan yang tebalnya kadang-kadang
melebihi garis tengah matahari itu sendiri. Korona tampak jelas waktu gerhana
matahari.
Sekarang ini kebutuhan akan listrik semakin hari semakin bertambah. Oleh
karena itu untuk menghemat penggunaan minyak bumi sebagai bahan untuk
membangkitkan listrik. Maka para peneliti mencoba memanfaatkan energi seperti
matahari untuk dimanfaatkan menjadi energi listrik. Karena dirasa-rasa oleh
mereka energi matahari merupakan energi yang sangat melimpah dan tidak akan
pernah habis jika kita gunakan secara terus menerus. Untuk mensiasati hal

tersebut para ahli menciptakan alat yang digunakan untuk mengubah energi panas
matahari menjadi energi listrik. Alat yang digunakan untuk memanaskan adalah
Panel Surya. Panel surya yang dapat kita manfaatkan untuk memanaskan air atau
pun menghasilkan tenaga listrik. Panel surya biasa dibuat dari lempengan logam
hitam yang dihubungkan dengan pipa air. Lempengan ini akan memindahkan
panas matahari ke air yang mengalir di sepanjang pipa.
Ada banyak cara untuk memanfaatkan energi dari matahari. Tumbuhan
mengubah sinar matahari menjadi energi kimia dengan menggunakan fotosintesis.
Kita memanfaatkan energi ini dengan memakan dan membakar kayu. Bagimanapun,
istilah tenaga surya mempunyai arti mengubah sinar matahari secara langsung
menjadi panas atau energi listrik untuk kegunaan kita. dua tipe dasar tenaga matahari
adalah sinar matahari dan photovoltaic (photo = cahaya, voltaic = tegangan)
Photovoltaic tenaga matahari melibatkan pembangkit listrik dari cahaya. Rahasia dari
proses ini adalah penggunaan bahan semi konduktor yang dapat disesuaikan untuk
melepas elektron, pertikel bermuatan negative yang membentuk dasar listrik.

Energi surya adalah energi yang berupa sinar dan panas dari matahari.
Energi ini dapat dimanfaatkan dengan menggunakan serangkaian teknologi
seperti pemanas surya,fotovoltaik surya, listrik panas surya, arsitektur surya,
dan fotosintesis buatan.
Teknologi energi surya secara umum dikategorikan menjadi dua
kelompok, yakni teknologi pemanfaatan pasif dan teknologi pemanfaatan aktif.
Pengelompokan ini tergantung pada proses penyerapan, pengubahan, dan
penyaluran energi surya. Teknologi aktif meliputi penggunaan panel fotovoltaik,
pompa, dan kipas untuk mengubah energi surya ke bentuk yang berguna.
Teknologi pasif meliputi pemilihan bahan konstruksi yang memiliki sifat termal
yang bagus, perancangan ruangan dengan sirkulasi udara secara alami, dan
menghadapkan bangunan ke matahari. Teknologi aktif meningkatkan persediaan
listrik dan disebut sebagai teknologi sisi penawaran, sedangkan teknologi pasif
mengurangi kebutuhan sumber daya alam lain dan disebut sebagai teknologi sisi
permintaan Contoh pemanfaatan energi surya secara aktif adalah penggunaan
panel fotovoltaik dan panel penyerap panas. Contoh pemanfaatan energi surya

secara pasif meliputi mengarahkan bangunan ke arah matahari, memilih bangunan


dengan massa termal atau kemampuan dispersi cahaya yang baik, dan merancang
ruangan dengan sirkulasi udara alami.

Gambar 1.1 Panel Fotovoltaik


Energi surya umumnya merujuk pada penggunaan radiasi surya untuk
kebutuhan praktis. Tetapi, semua energi terbarukan, kecuali geotermal dan pasang
surut, berasal dari matahari.
3.

Solar Cell
Sel surya atau sel photovoltaic, adalah sebuah alat semikonduktor yang

terdiri dari sebuah wilayah-besar diode p-n junction, di mana, dalam hadirnya
cahaya matahari mampu menciptakan energi listrik yang berguna. Pengubahan ini
disebut efek photovoltaic. Bidang riset berhubungan dengan sel surya dikenal
sebagai photovoltaics.
Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama cocok untuk
digunakan bila tenaga listrik dari grid tidak tersedia, seperti di wilayah terpencil,
satelit pengorbit bumi, kalkulator genggam, pompa air, dll. Sel surya (dalam
bentuk modul atau panel surya) dapat dipasang di atap gedung di mana mereka
berhubungan dengan inverter ke grid listrik dalam sebuah pengaturan net
metering.

Banyak bahan semikonduktor yang dapat dipakai untuk membuat sel surya
diantaranya Silikon, Titanium Oksida, Germanium, dll.
Sel surya dapat dianalogikan sebagai divais dengan dua terminal atau
sambungan, dimana saat kondisi gelap atau tidak cukup cahaya berfungsi seperti
dioda, dan saat disinari dengan cahaya matahari dapat menghasilkan tegangan.
Ketika disinari, umumnya satu sel surya komersial menghasilkan tegangan dc
sebesar 0,5 sampai 1 volt, dan arus short-circuit dalam skala milliampere per
cm2. Besar tegangan dan arus ini tidak cukup untuk berbagai aplikasi, sehingga
umumnya sejumlah sel surya disusun secara seri membentuk modul surya. Satu
modul surya biasanya terdiri dari 28-36 sel surya, dan total menghasilkan
tegangan dc sebesar 12 V dalam kondisi penyinaran standar (Air Mass 1.5).
Modul surya tersebut bisa digabungkan secara paralel atau seri untuk
memperbesar total tegangan dan arus outputnya sesuai dengan daya yang
dibutuhkan untuk aplikasi tertentu. Gambar dibawah menunjukan ilustrasi dari
modul surya.

Gambar 1.2 ilustrasi solar cell

Gambar 1.3 struktur solar cell


Gambar diatas menunjukan ilustrasi sel surya dan juga bagian-bagiannya.
Secara umum terdiri dari :
1. Substrat/Metal backing
Substrat adalah material yang menopang seluruh komponen sel surya.
Material substrat juga harus mempunyai konduktifitas listrik yang baik karena
juga berfungsi sebagai kontak terminal positif sel surya, sehinga umumnya
digunakan material metal atau logam seperti aluminium atau molybdenum. Untuk
sel surya dye-sensitized (DSSC) dan sel surya organik, substrat juga berfungsi
sebagai tempat masuknya cahaya sehingga material yang digunakan yaitu material
yang konduktif tapi juga transparan sepertii ndium tin oxide (ITO) dan flourine
doped tin oxide (FTO).
2. Material semikonduktor
Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel surya yang
biasanya mempunyai tebal sampai beberapa ratus mikrometer untuk sel surya
generasi pertama (silikon), dan 1-3 mikrometer untuk sel surya lapisan tipis.

Material semikonduktor inilah yang berfungsi menyerap cahaya dari sinar


matahari. Untuk kasus gambar diatas, semikonduktor yang digunakan adalah
material silikon, yang umum diaplikasikan di industri elektronik. Sedangkan
untuk sel surya lapisan tipis, material semikonduktor yang umum digunakan dan
telah masuk pasaran yaitu contohnya material Cu(In,Ga)(S,Se)2 (CIGS), CdTe
(kadmium telluride), dan amorphous silikon, disamping material-material
semikonduktor potensial lain yang dalam sedang dalam penelitian intensif seperti
Cu2ZnSn(S,Se)4 (CZTS) dan Cu2O (copper oxide).
Bagian semikonduktor tersebut terdiri dari junction atau gabungan dari dua
material semikonduktor yaitu semikonduktor tipe-p (material-material yang
disebutkan diatas) dan tipe-n (silikon tipe-n, CdS,dll) yang membentuk p-n
junction. P-n junction ini menjadi kunci dari prinsip kerja sel surya. Pengertian
semikonduktor tipe-p, tipe-n, dan juga prinsip p-n junction dan sel surya akan
dibahas dibagian cara kerja sel surya.
3. Kontak metal / contact grid
Selain substrat sebagai kontak positif, diatas sebagian material
semikonduktor biasanya dilapiskan material metal atau material konduktif
transparan sebagai kontak negatif.
4.Lapisan antireflektif
Refleksi cahaya harus diminimalisir agar mengoptimalkan cahaya yang
terserap oleh semikonduktor. Oleh karena itu biasanya sel surya dilapisi oleh
lapisan anti-refleksi. Material anti-refleksi ini adalah lapisan tipis material dengan
besar indeks refraktif optik antara semikonduktor dan udara yang menyebabkan
cahaya dibelokkan ke arah semikonduktor sehingga meminimumkan cahaya yang
dipantulkan kembali.

5.Enkapsulasi / cover glass


Bagian ini berfungsi sebagai enkapsulasi untuk melindungi modul surya
dari hujan atau kotoran.
4.

Jenis Solar cell


Hingga saat ini terdapat beberapa jenis solar cell yang berhasil

dikembangkan oleh para peneliti untuk mendapatkan divais solar cell yang
memiliki efisiensi yang tinggi atau untuk mendapatkan divais solar cell yang
murah dan mudah dalam pembuatannya.
1. Tipe wafer silikon kristal tunggal
Tipe ini dalam perkembangannya mampu menghasilkan efisiensi yang
sangat tinggi. Masalah terbesar yang dihadapi dalam pengembangan silikon kristal
tunggal untuk dapat diproduksi secara komersial adalah harga yang sangat tinggi
sehingga membuat solar cell panel yang dihasilkan menjadi tidak efisien sebagai
sumber energi alternatif. Sebagian besar silikon kristal tunggal komersial
memiliki efisiensi pada kisaran 16-17%, bahkan silikon solar cell hasil produksi
Sun Power memiliki efisiensi hingga 20%. Bersama perusahaan Shell Solar, Sun
Power menjadi perusahaan yang menguasai pasar silikon kristal tunggal untuk
solar cell.
2. Tipe wafer silikon poli kristal
Saat ini, hampir sebagian besar panel solar cell yang beredar di pasar
komersial berasal dari screen printing jenis silikon poli cristal ini. Wafer silikon
poli kristal dibuat dengan cara membuat lapisan lapisan tipis dari batang silikon
dengan metode wire-sawing. Masing-masing lapisan memiliki ketebalan sekitar
250 mikrometer. Jenis solar cell tipe ini memiliki harga pembuatan yang lebih
murah meskipun tingkat efisiensinya lebih rendah jika dibandingkan dengan
silikon kristal tunggal. Perusahaan yang aktif memproduksi tipe solar cell ini
adalah GT Solar, BP, Sharp, dan Kyocera Solar.
Kedua jenis silikon wafer di atas dikenal sabagai generasi pertama dari
solar cell yang memiliki ketebalan pada kisaran 180 hingga 240 mikro meter.

Penelitian yang lebih dulu dan telah lama dilakukan oleh para peneliti menjadikan
solar cell berbasis silikon ini telah menjadi teknologi yang berkembang dan
banyak dikuasai oleh peneliti maupun dunia industri. Divais solar cell ini dalam
perkembangannya telah mampu mencapai usia aktif mencapai 25 tahun.
Modifikasi untuk membuat lebih rendah biaya pembuatan juga dilakukan dengan
membuat pita silikon (ribbon si) yaitu dengan membuat lapisan dari cairan silikon
dan membentuknya dalam struktur multi kristal. Meskipun tipe sel surya pita
silikon ini memiliki efisiensi yang lebih rendah (13-15%), tetapi biaya
produksinya bisa lebih dihemat mengingat silikon yang terbuang dengan
menggunakan cairan silikon akan lebih sedikit.
3. Tipe lapisan tipis (thin film)
Tipe lapisan tipis generasi kedua solar cell. Ide pembuatan jenis solar cell
lapisan tipis adalah untuk mengurangi biaya pembuatan solar cell mengingat tipe
ini hanya menggunakan kurang dari 1% dari bahan baku silikon jika dibandingkan
dengan bahan baku untuk tipe silikon wafer. Dengan penghematan yang tinggi
pada bahun baku seperti itu membuat harga per KwH energi yang dibangkitkan
menjadi bisa lebih murah. Metode yang paling sering dipakai dalam pembuatan
silikon jenis lapisan tipis ini adalah dengan PECVD dari gas silane dan hidrogen.
Lapisan yang dibuat dengan metode ini menghasilkan silikon yang tidak memiliki
arah orientasi kristal atau yang dikenal sebagai amorphous silikon (non kristal).
Selain menggunakan material dari silikon, solar cell lapisan tipis juga dibuat dari
bahan semikonduktor lainnya yang memiliki efisiensi solar cell tinggi seperti
Cadmium Telluride (Cd Te) dan Copper Indium Gallium Selenide (CIGS).
Efisiensi tertinggi saat ini yang bisa dihasilkan oleh jenis solar cell lapisan tipis
ini adalah sebesar 19,5% yang berasal dari solar cell CIGS. Keunggulan lainnya
dengan menggunakan tipe lapisan tipis adalah semikonduktor sebagai lapisan
solar cell bisa dideposisi pada substrat yang lentur sehingga menghasilkan divais
solar cell yang fleksibel. Kedua generasi dari solar cell ini masih mendominasi
pasaran solar cell di seluruh dunia dengan silikon kristal tunggal dan multi kristal
memiliki lebih dari 84% solar cell yang ada dipasaran.

4. Tipe solar cell polimer


Tipe solar cell polimer atau disebut juga dengan solar cell organik dan tipe
solar cell foto elektrokimia merupakan jenis ke tiga dari jenis solar cell. Solar cell
organik dibuat dari bahan semikonduktor organik seperti polyphenylene vinylene
dan fullerene. Berbeda dengan tipe solar cell generasi pertama dan kedua yang
menjadikan pembangkitan pasangan electron dan hole dengan datangnya photon
dari sinar matahari sebagai proses utamanya, pada solar cell generasi ketiga ini
photon yang datang tidak harus menghasilkan pasangan muatan tersebut
melainkan membangkitkan exciton. Exciton inilah yang kemudian berdifusi pada
dua permukaan bahan konduktor (yang biasanya di rekatkan dengan organik
semikonduktor berada di antara dua keping konduktor) untuk menghasilkan
pasangan muatan dan akhirnya menghasilkan efek arus foto (photocurrent)
Tipe solar cell photokimia merupakan jenis solar cell exciton yang terdiri
dari sebuah lapisan partikel nano (biasanya titanium dioksida) yang di endapkan
dalam sebuah perendam (dye). Jenis ini pertama kali diperkenalkan oleh Profesor
Graetzel pada tahun 1991 sehingga jenis solar cell ini sering juga disebut dengan
Graetzel sel atau dye-sensitized solar cells (DSSC). Graetzel sel ini dilengkapi
dengan pasangan redok yang diletakkan dalam sebuah elektrolit (bisa berupa
padat atau cairan). Komposisi penyusun solar cell seperti ini memungkinkan
bahan baku pembuat Graetzel sel lebih fleksibel dan bisa dibuat dengan metode
yang sangat sederhana seperti screen printing. Meskipun solar cell generasi ketiga
ini masih memiliki masalah besar dalam hal efisiensi dan usia aktif sel yang masih
terlalu singkat, solar cell jenis ini akan mampu memberi pengaruh besar dalam
sepuluh tahun ke depan mengingat hargan dan proses pembuatannya yang sangat
murah.

5.

Proses Konversi Energi Pada Solar cell

Gambar 1.4 cara kerja surya cell


Sel surya konvensional bekerja menggunakan prinsip p-n junction, yaitu
junction antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri dari
ikatan-ikatan atom yang dimana terdapat elektron sebagai penyusun dasar.
Semikonduktor tipe-n mempunyai kelebihan elektron (muatan negatif) sedangkan
semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan hole (muatan positif) dalam struktur
atomnya.

Kondisi kelebihan elektron dan hole tersebut bisa terjadi dengan

mendoping material dengan atom dopant. Sebagai contoh untuk mendapatkan


material silikon tipe-p, silikon didoping oleh atom boron, sedangkan untuk
mendapatkan material silikon tipe-n, silikon didoping oleh atom fosfor. Peran dari
p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik sehingga elektron (dan
hole) bisa diekstrak oleh material kontak untuk menghasilkan listrik. Ketika
semikonduktor tipe-p dan tipe-n terkontak, maka kelebihan elektron akan
bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p sehingga membentuk kutub positif
pada semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub negatif pada semikonduktor
tipe-p. Akibat dari aliran elektron dan hole ini maka terbentuk medan listrik yang
mana

ketika cahaya matahari mengenai susuna p-n junction ini maka akan

mendorong elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak negatif, yang

selanjutnya dimanfaatkan sebagai listrik, dan sebaliknya hole bergerak menuju


kontak positif menunggu elektron datang
Secara

sederhana

solar

cell

terdiri

dari

persambungan

bahan

semikonduktor bertipe p dan n ( p-n junction semiconductor ) yang jika tertimpa


sinar matahari maka akan terjadi aliran electron, aliran electron inilah yang
disebut sebagai aliran arus listrik. Bagian utama perubah energi sinar matahari
menjadi listrik adalah absorber (penyerap), meskipun demikian, masing-masing
lapisan juga sangat berpengaruh terhadap efisiensi dari solar cell. Sinar matahari
terdiri dari bermacam-macam jenis gelombang elektromagnetik. Oleh karena itu
absorber disini diharapkan dapat menyerap sebanyak mungkin solar radiation
yang berasal dari cahaya matahari.
Lebih detail lagi sinar matahari yang terdiri dari photon-photon, jika
menimpa permukaaan bahan solar cell ( absorber ), akan diserap, dipantulkan atau
dilewatkan begitu saja, dan hanya foton dengan level energi tertentu yang akan
membebaskan electron dari ikatan atomnya, sehingga mengalirlah arus listrik.
Level energi tersebut disebut energi band-gap yang didefinisikan sebagai sejumlah
energi yang dibutuhkan untuk mengeluarkan elektron dari ikatan kovalennya
sehingga terjadilah aliran arus listrik. Untuk membebaskan elektron dari ikatan
kovalennya, energi foton ( hc/v ) harus sedikit lebih besar atau diatas daripada
energi band-gap. Jika energi foton terlalu besar dari pada energi band-gap, maka
extra energi tersebut akan dirubah dalam bentuk panas pada solar cell.
Untuk bisa membuat agar foton yang diserap dapat sebanyak banyaknya,
maka absorber harus memiliki energi band-gap dengan range yang lebar, sehingga
memungkinkan untuk bisa menyerap sinar matahari yang mempunyai energi
sangat bermacam-macam tersebut. Untuk mendapatkan daya yang cukup besar
diperlukan banyak sel surya. Biasanya sel-sel surya itu sudah disusun sehingga
berbentuk panel, dan dinamakan panel photovoltaic (PV). PV sebagai sumber
daya listrik pertama kali digunakan di satelit. Kemudian dipikirkan pula PV
sebagai sumber energi untuk mobil, sehingga ada mobil listrik surya. Sekarang, di
luar negeri, PV sudah mulai digunakan sebagai atap atau dinding rumah. Bahkan

Sanyo sudah membuat PV yang semi transparan sehingga dapat digunakan


sebagai pengganti kaca jendela.
6.

Sistem Pembangkit Listrik Pada Solar cell

Gambar 1.5 sistem pembangkit listrik tenaga surya


Solar cell merupakan pembangkit yang tidak hanya terdiri dari sistem
konversi dari photon sinar matahari menjadi arus listrik atau yang diebut sebagai
modul photo voltaik. Perlu ada sistem pendukung yang berfungsi menyimpan
energi listrik yang dibangkitkan agar keluarannya dapat lebih stabil dapat
digunakan saat tidak ada sinar matahari atau pada saat malam hari. serta Satu unit
sistem pembangkit listrik solar cell terdiri dari beberapa komponen antara lain
adalah:
1.

Modul sel surya atau disebut juga panel Photo Voltaik (Panel PV).

Modul sel surya terdiri dari beberapa jenis ada yang berkapasitas 20 Wp, 30 Wp,
50 Wp, 100 Wp. Modul PV dilihat dari jenisnya dapat berjenis mono kristal, poli
kristal, atau amorphous.
2.

Penyimpan energi listrik atau dikenal dengan Aki ( battery ) yang

bebas perawatan. Baterai biasanya dapat bertahan 2-3 tahun. Kapasitas baterai
disesuaikan dengan kapasitas modul dan besar daya penggunaan listrik yang
diinginkan.
3.

Pengatur pengisian muatan baterai atau disebut dengan kontroler

pengisian (solar charge controller). Komponen ini berfungsi untuk mengatur

besarnya arus listrik yang dihasilkan oleh modul PV agar penyimpanan ke baterai
sesuai dengan kapasitas baterai.
4.

Inverter, merupakan modul untuk mengkonversi listrik searah (dc)

menjadi listrik bolak-balik (ac). Komponen ini digunakan ketika penggunaan


listrik yang diinginkan adalah bolak-balik (ac). Meskipun begitu saat ini sudah
banyak terdapat alat-alat elektronik maupun lampu penerang yang menggunakan
tipe arus searah sehingga beberapa sistem solar cell tidak membutuhkan inverter
ini.
5.

Kabel (wiring), yang merupakan komponen standar sebagai

penghubung tempat mengalirkan arus listrik.


6.

Mounting hardware atau framework, yang merupakan pendukung

untuk menempatkan atau mengatur posisi solar panel agar dapat menerima sinar
matahari dengan baik. Biasanya framework digunakan untuk menempatkan solar
panel pada posisi yang lebih tinggi dari bagian lain yang ada disekitarnya.
7.

Energi Alternatif Matahari Kelebihan dan Kekurangan


Berikut ini ada beberapa kelebihan energi alternatif matahari:

1.

Ramah lingkungan
Kelebihan energi alternatif surya atau matahari yaitu ramah lingkungan.

Energi matahari tidak menghasilkan limbah atau sisa pembuangan yang berbahaya
bagi lingkungan. Tidak hanya dalam jangka yang pendek semata tetapi dalam
jangka panjang.
2.

Gratis
Selain tidak terbatas, energi matahari ini tersedia dalam jumlah banyak dan

dapat digunakan secara gratis. Dengan begitu, untuk dapat menggunakannya tidak
perlu mengeluarkan biaya untuk membelinya. Anda hanya perlu menggunakannya
sesuai dengan kebutuhan dan mengolahnya menjadi energi yang siap pakai.
Berbeda dengan minyak bumi yang dijual dengan harga yang relatif mahal.
3.

Melimpah

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, energi alternatif dari matahari


ini tidak akan habis. Namun selain itu, energi matahari ini juga tersedia dalam
jumlah yang sangat banyak atau melimpah.
Namun selain kelebihan, energi alternatif ini juga memiliki kekurangan.
Salah satunya yaitu tidak dapat diandalkan setiap saat, contohnya yaitu ketika
musim hujan tiba. Ketika hujan, langit akan mendung dan menutupi sinar
matahari. Akibatnya energi matahari tidak dapat digunakan, kebutuhan akan
energi pun juga tidak akan terpenuhi. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa energi
matahari tidak dapat diandalkan, mengingat ada banyak hal yang membutuhkan
energi untuk mengerjakannya.
Selain tidak dapat diandalkan, energi matahari juga termasuk energi yang
belum efisien serta penyimpanannya mengalami beberapa kendala seperti
mahalnya pembuatan panel. Karena alasan-alasan tersebutlah kenapa energi
matahari

masih

belum

digunakan

atau

dimanfaatkan

secara

optimal.

Bagaimanapun, energi matahari ini tetap dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia


sebaik mungkin. Contohnya yaitu adanya PLTS atau Pembangkit Listrik Tenaga
Surya.

8.

Pemanas Tenaga Matahari


Panas tenaga matahari menggunakan panas matahari secara langsung.

Pengumpul panas matahari diatas atap dapat menyediakan air panas untuk rumah,
dan membantu menghangatkan rumah. Sistem panas matahari berdasarkan prinsip
sederhana yang telah dikenal selama berabad-abad: matahari memanaskan air
yang mengisi bejana gelap. Teknologi tenaga panas matahari yang ada di pasar
saat ini sangat efisien dan bisa diandalkan. Saat ini pasar menyediakan tenaga
matahari untuk aplikasi dengan cakupan luas, dari pemanas air domestik dan
pemanas ruangan di perumahan dan gedung gedung komersial, sampai pemanas
kolam renang, tenaga matahari-pendingin, proses pemanasan industri
memproses air menjadi tawar.

dan

Saat ini produksi pemanas air panas domestik merupakan aplikasi paling
umum untuk tenaga panas matahari. Di beberapa negara hal ini telah menjadi
sarana yang umum digunakan oleh gedung tempat tinggal. Tergantung pada
kondisi dan konfigurasi sistem, kebutuhan air panas dapat disediakan oleh tenaga
matahari hingga 100% . Sistem yang lebih besar dapat ditambahkan untuk
menutupi bagian penting dari kebutuhan energi untuk pemanas ruangan. Ada dua
tipe teknologi: Tabung vakum- penyedot di dalam tabung vakum menyedot radiasi
dari matahari dan memanaskan cairan di dalam, seperti di panel tenaga matahari
datar. Tambahan radiasi diambil dari reflektor di belakang tabung. Bentuk bundar
tabung vakum membuat cahaya matahari dari berbagai sudut dapat mencapai
penyerap secara langsung. Bahkan di saat mendung, ketika cahaya datang dari
banyak sudut pada saat bersamaan, tabung vakum kolektor tetap dapat
efektif. Kolektor solar panel datar- pada dasarnya merupakan kotak yang ditutupi
kaca yang ditaruh di atap seperti cahaya langit. Di dalam kotak terdapat
serangkaian tabung pemotong dengan sirip pemotong terpasang. Seluruh struktur
dilapisi substansi hitam yang didesain untuk menangkap sinar matahari. Sinar ini
memanaskan air dan campuran bahan anti beku, yang beredar dari kolektor turun
ke pemanas air di bawah tanah.

Gambar 1.6 Pemanas Tenaga Matahari

9.

Sumber Panas Bagi Industri


Panas matahari juga dimanfaatkan oleh industri sebagai sumber panas.

Tungku matahari yang dibangun di Odeillo, Prancis, adalah salah satu contohnya.
Tungku ini berhasil menangkap panas matahari dengan suhu 3.500 derajat celsius.
Sistem kerjanya mirip pembangkit menara, bedanya pada tungku ini konsentrasi
dari cermin kaca datar (heliostats) diarahkan kepada cermin parabola yang
berfungsi mengontrasikan panas sehingga panas yang dicapai lebih tinggi. Pada
pusat konsentrasi panas ditempatkan penerima panas.
Tingginya pencapaian panas dari tungku matahari ini, membuatnya bisa
diaplikasikan untuk kebutuhan berbagai industri.
Dibawah ini kebutuhan panas dari Industri (dalam derajat celsius):
1.000

= pembangkit menara generasi terbaru

1.400

= . menghasilkan hidrogen dari molekul metana

Hingga 2.500

= test materi untuk pemakaian ekstrim seperti PLTN atau

pesawat ruang angkasa


Hingga 3.500
10.

= memproduksi materi nano

Pemanfaatan Energi Matahari Untuk Rumah Tangga


Pemanfaatan energi matahari secara pasifnya adalah lebih mengacu pada

bangunan menuju arah matahari, merancang sebuah ruangan memanfaatkan


sirkulasi udara secara alami hingga memilih bangunan berdasarkan massa
thermal. Biasanya, energi matahari sendiri dimanfaatkan untuk kebutuhan yang
praktis melalui penggunaan radiasi matahari.
Ada beberapa contoh pemanfaatan dari energi matahari yang sering kita
jumpai di kehidupan sehari-hari berikut ini:
1. Teknologi Thermal Matahari
Teknologi thermal matahari sendiri bisa dimanfaatkan untuk memanaskan
ruangan, memanaskan air, menghasilkan panas dan mendinginkan ruangan.

2. Bidang Perkebunan dan Pertanian


Demi produktivitas tanaman yang semakin meningkat, maka pemanfaatan
energi matahari dalam bidang perkebunan dan pertanian sendiri dilakukan dengan
cara mengoptimalkan penyerapan dari energi matahari ini. Adapun cara untuk
meningkatkan produktivitas dari tanaman bisa melalui teknik pengaturan waktu
siklus penanaman, tinggi barisan tanaman yang bervariasi, dan pengaturan
orientasi dari barisan tanaman itu sendiri.
Meskipun sinar surya atau matahari ini merupakan salah satu sumber daya
alam dengan ketersediaan yang melimpah, akan tetapi biasanya penggunaan sinar
matahari ini banyak digunakan dan dimanfaatkan khususnya di darah yang
memiliki intensitas sinar surya lebih sedikit.
3. Sistem Pemanasan Air
Pemanfaatan dari tenaga surya lainnya adalah dimanfaatkan sebagai teknik
pemanasan air. Khususnya untuk daerah yang terletak pada garis lintang bujur
rendah tepatnya berada di bawah suhu 40 derajat celcius, hampir 70% air panas
yang dibutuhkan dalam kebutuhan rumah tangga biasanya dapat diperoleh dengan
memanfaatkan sistem tenaga surya hingga temperatur air panas 60 derajat celcius.
Adapun sistem pemanas air yang digunakan umumnya kolektor plastik tanpa
menggunakan kaca untuk memanaskan air dalam kolam renang dan kolektor plat
datar menggunakan kaca yang biasanya dipakai untuk kebutuhan rumah tangga.
4. Pengolahan Air
Pemanfaatan energi matahari juga digunakan dalam sistem pengolahan air
melalui destilasi surya untuk pembuatan air payau yang bisa diminum. Adapun
pemanfaatan tenaga surya melalui sistem destilasi ini pertama kali dilakukan oleh
seorang ahli kimia di Arab sejak abad ke -16. Biasanya rancangan alat untuk
destilasi ini sendiri terdiri dari destilasi vertikal, miringan ganda, miringan
tunggal, multi efek, dan multi sumbu.

Adapun semua alat penyuling atau destilasi ini biasanya bisa digunakan
saat beroperasi pada kondisi gabungan, aktif hingga pasif. Penyuling aktif untuk
jenis multi efek sendiri biasanya diaplikasikan pada pilot scale atau skala industri
besar, sedangkan penyuling jenis miringan ganda ini bisa dimanfaatkan untuk
kebutuhan rumah tangga karena lebih ekonomis.
5. Pengering Pakaian
Untuk pemanfaatan tenaga matahari yang satu ini pasti sudah menjadi
keseharian ibu-ibu rumah tangga. Karena tenaga surya atau matahari secara
langsung ini berguna untuk mengeringkan baju tepat dijemur di bawah sinar
surya. Sehingga membuat baju Anda menjadi lebih kering dan tetap awet.
11.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia


Pembangkit Listrik Tenaga Surya, disingkat PLTS, adalah pembangkit

listrik yang mengubah energi surya menjadi listrik. Indonesia, sebagai negara
yang terletak di kawasan katulistiwa, memiliki potensi energi surya yang
melimpah. Dengan matahari yang bersinar sepanjang tahun, diperkirakan energi
surya dapat menghasilkan hingga 4.8 KWh/m2, atau setara dengan 112.000 GWp.
Sayangnya pemanfaatan salah satu jenis energi terbarukan ini masih belum
maksimal. Indonesia baru mampu memanfaatkan sekitar 10 MWp.
Umumnya pemanfaatan energi matahari melalui Pembangkit Listrik
Tenaga Surya digunakan pada daerah pedesaan dengan skala kecil yakni
menggunakan Solar Home System (SHS). Solar Home System adalah pembangkit
listrik skala kecil yang dipasang secara desentralisasi (satu rumah satu
pembangkit). Listrik harian yang dihasilkannya berkisar antara 150-300 Wp.
Sedangkan untuk untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya skala besar,
jumlahnya masih sangat sedikit. Dan dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya di
Indonesia yang telah beroperasi tersebut hanya mampu memproduksi puluhan
hingga ratusan kiloWattpeak (kWp) listrik. Dua Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Terbesar di Indonesia, yakni di Karangasem dan Bangli (Bali) masing-masing
kapasitasnya hanya 1 MW. PLTS Kabaena (Sulawesi Tenggara) dengan kapasitas

200 kWp. Diantara beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia


tersentralisasi yang memiliki skala besar antara lain adalah :
PLTS di Kabupaten Karangasem, Bali dengan kapasitas 1 MW.
PLTS di Kabupaten Bangli, Bali dengan kapasitas 1 MW.
PLTS di Pulau Gili Trawangan (NTB) berkapasitas 600 kWp.
PLTS di Pulau Gili Air (NTB) dengan kapasitas 160 kWp.
PLTS di Pulau Gili Meno (NTB) dengan kapasitas 60 kWp.
PLTS di Pulau Medang, Sekotok, Moyo, Bajo Pulo, Maringkik, dan
Lantung dengan total kapasitas 900 kWp.
PLTS Raijua (Kabupaten Sabu Raijua, NTT) dengan kapasitas 150 kWp.
PLTS Nule (Kab. Alor, NTT) dengan kapasitas 250 kWp.
PLTS Pura (Kab. Alor, NTT) dengan kapasitas 175 kWp.
PLTS Solor Barat (Kab. Flores Timur, NTT) dengan kapasitas 275 kWp.
PLTS Morotai (Maluku Utara) dengan kapasitas 600 kWp.
PLTS Kelang (Maluku) dengan kapasitas 100 kWp.
PLTS Pulau Tiga (Maluku) dengan kapasitas 75 kWp.
PLTS Banda Naira (Maluku) (Maluku) dengan kapasitas 100 kWp.
PLTS Pulau Panjang (Maluku) dengan kapasitas 115 kWp.
PLTS Manawoka (Maluku) dengan kapasitas 115 kWp.
PLTS Tioor (Maluku) (Maluku) dengan kapasitas 100 kWp.
PLTS Kur (Maluku) dengan kapasitas 100 kWp.
Kisar (Maluku) dengan kapasitas 100 kWp.
PLTS Wetar (Maluku) dengan total kapasitas 100 kWp.
PLTS Kabaena (Sulawesi Tenggara) dengan kapasitas 200 kWp.
Indonesia, melalui Perusahaan Listrik Negara (PLN) pun masih berusaha
menambah jumlah Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia. Baik
menambah jumlah pembangkitnya maupun kapasitas listrik yang dihasilkannya.
PLTS-PLTS baru tersebut akan dibangun di pulau-pulau kecil Indonesia.

BAB 2
KESIMPULAN

1.

KESIMPULAN
Berdasarkan

pembahasan

diatas

maka

dapat

diperoleh

beberapa

kesimpulan sebagai berikut:


A.

Jumlah energi matahari yang mencapai bumi adalah 2,6 x 1024 Joule
setiap tahunnya. Jika dengan efisiensi kerja solar cell (photovoltaic) yang
mencapai 20%, diharapkan dapat mencukupi kebutuhan energi di bumi,
dimana sekarang energi listrik yang dibangkitkan dengan solar cell di
seluruh dunia baru mencapai sekitar 12 GW.

B.

Selain kebutuhan energi, energi matahari merupakan energy yang


berkelanjutan (sustainable) serta tidak menimbulkan polusi atau ramah
lingkungan.

C.

Energi matahari dapat dimanfaatkan dalam kebutuhan manusia jika


dikonversi menggunakan solar cell menjadi energi listrik.

D.

Radiasi matahari berupa photon diserap oleh absorber, dimana photon


dengan level energi tertentu membebaskan electron dari ikatannya
sehingga mengalirkan arus listrik.

2.

Tips-tips Hemat Energi


Berikut ada beberapa tips untuk menghemat energi :

1. Matikan peralatan listrik apabila tidak digunakan lagi


2. Jangan gunakan mesin cuci apabila cuciannya hanya sedikit
3. Gunakan pentilasi udara ketimbang AC untuk menyejukkan ruangan
4. Apabila hendak keluar jika jaraknya dekat gunakan sepeda atau berjalan kaki
ketimbang menggunakan motor atau mobil
5. Gunakan fasilitas transfortas umum/massal untuk bepergian ketimbang
menggunakan mobil pribadi.

6. Gunakan air dan energi lainnya seperlunya saja.


8. Gunakan peralatan yg hemat energi
9. Pakailah lampu hemat energi (LED) sebagai penerang di rumah
10. Manfaatkan sinar matahari sebagai penerang ketimbang menggunakan
lampu.
11. Gunakan peralatan yg dapat digunakan berulang-ulang ketimbang sekali
pakai.
12. Mulailah menggunakan energi Alternatif
13. RE-USE
14. REDUSE
15. RECYLE

DAFTAR PUSTAKA
https://teknologisurya.wordpress.com/dasar-teknologi-sel-surya/prinsip-kerja-selsurya/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengumpul_panas_surya
http://benergi.com/energi-alternatif-matahari-serta-kelebihan-dan-kekurangannya
http://benergi.com/pemanfaatan-energi-matahari-untuk-industri-dan-kebutuhanrumah-tangga

Anda mungkin juga menyukai