KELOMPOK 7
1. Ady Achmad Fauzi
2. Bangun Ismullah
3. Fahmi Kurniawan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur sepantasnya dihaturkan kepada Allah SWT, karena rahmat
dan karunia yang dilimpahkan-Nya maka penyusun dapat menyelesaikan makalah
Bahan Bakar Etanol dan Biodesel ini meskipun masih terdapat banyak kekurangan.
Dalam menyelesaikan makalah ini penyusun banyak dibantu oleh orang-orang
di sekitar penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan
penuh rasa hormat penyusun menghaturkan rasa terima kasih kepada semua pihak
yang telah banyak membantu, diantaranya:
1. Prof. Dr. E.S. Margianti, SE, MM, selaku rektor Universitas Gunadarma.
2. Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. selaku Kepala Jurusan Teknik Mesin
Universitas Gunadarma.
3. Bapak Eko Susetyo Yulianto selaku dosen Energi Alternatif & Terbahaukan.
4. Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan moril maupun materiil.
5. Teman teman mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma.
Pada akhirnya penyusun menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna karena segala kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT sedangkan kekurangan adalah milik kita sebagai
makhlukNya. Untuk itu, kekurangan yang ada akan menjadi sebuah pelajaran bagi
penyusun, dan penyusun mengharapkan koreksi berupa kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca terutama pengoreksi untuk perbaikan di masa yang akan
datang.
Mudah-mudahan makalah yang telah penyusun sajikan ini dapat sangat
bermanfaat khususnya bagi penyusun sendiri dan umumnya bagi para pembaca serta
mahasiswa Jurusan Teknik Mesin. Bekasi,
2 Oktober 2016
Penyusun
BAB I
PEMBAHASAN MATERI
BioEtanol
1.
Latar Belakang
Bahan bakar etanol adalah etanol (etil alkohol) dengan jenis yang sama
dengan yang ditemukan pada minuman beralkohol dengan penggunaan sebagai bahan
bakar. Etanol seringkali dijadikan bahan tambahan bensin sehingga menjadi biofuel.
Produksi etanol dunia untuk bahan bakar transportasi meningkat 3 kali lipat dalam
kurun waktu 7 tahun, dari 17 miliar liter pada tahun 2000 menjadi 52 miliar liter pada
tahun 2007. Dari tahun 2007 ke 2008, komposisi etanol pada bahan bakar bensin di
dunia telah meningkat dari 3.7% menjadi 5.4%. Pada tahun 2010, produksi etanol
dunia mencapai angka 22,95 miliar galon AS (86,9 miliar liter), dengan Amerika
Serikat sendiri memproduksi 13,2 miliar galon AS, atau 57,5% dari total produksi
dunia. Etanol mempunyai nilai "ekuivalensi galon bensin" sebesar 1.500 galon AS.
Etanol digunakan secara luas di Brasil dan Amerika Serikat. Kedua negara ini
memproduksi 88% dari seluruh jumlah bahan bakar etanol yang diproduksi di dunia.
Kebanyakan mobil-mobil yang beredar di Amerika Serikat saat ini dapat
menggunakan bahan bakar dengan kandungan etanol sampai 10%, dan penggunaan
bensin etanol 10% malah diwajibkan di beberapa kota dan negara bagian AS. Sejak
tahun 1976, pemerintah Brasil telah mewajibkan penggunaan bensin yang dicampur
dengan etanol, dan sejak tahun 2007, campuran yang legal adalah berkisar 25%
etanol dan 75% bensin (E25). Di bulan Desember 2010 Brasil sudah mempunyai 12
juta kendaraan dan truk ringan bahan bakar fleksibel dan lebih dari 500 ribu sepeda
motor yang dapat menggunakan bahan bakar etanol murni (E100).
Bioethanol adalah salah satu bentuk energi terbaharui yang dapat diproduksi
dari tumbuhan. Etanol dapat dibuat dari tanaman-tanaman yang umum,
Reaksi Kimia
Panas
yang
dihasilkan
dari
pembakaran
etanol
digunakan
untuk
menggerakkan piston pada mesin. Dapat dikatakan bahwa cahaya matahari digunakan
untuk menjalankan mesinnya.
Bukan hanya glukosa saja yang dapat difermentasi. Gula lainnya
seperti fruktosa juga dapat digunakan untuk fermentasi. 3 macam gula lainnya juga
dapat difermentasi dengan memecahnya melalui hidrolisis menjadi molekul-molekul
glukosa atau fruktosa. Amilum dan selulosa adalah molekul yang terdiri dari ikatanikatan glukosa. Sukrosa (atau gula tebu) merupakan molekul glukosa yang berikatan
dengan molekul fruktosa. Energi untuk membuat fruktosa berasal dari metabolisme
glukosa yang diperoleh dari fotosintesis (yang membutuhkan sinar matahari). Maka
dari itu, sinar matahari jga menyediakan energi yang dihasilkan oleh fermentasi dari
molekul-molekul ini.
Etanol juga dapat diproduksi dari etena (etilena). Dengan penambahan air ke dalam
etena maka akan mengubah etena menjadi etanol:
C2H4 + H2O CH3CH2OH
Ketika etanol dibakar di atmosfer (bukan di oksigen murni), maka akan ada
reaksi kimia yang lain yang menghasilkan 4 komponen kimia lainnya, termasuk
dengan gas nitrogen (N2). Gas nitrogen dapat menimbulkan munculnya nitrogen
oksida, salah satu polutan utama di udara
3.
Sumber
Etanol merupakan salah satu sumber energi terbaharui karena energi ini
didapatkan dari energi matahari. Pembuatan etanol diawali tanaman seperti tebu atau
jagung yang melakukan fotosintesis sehingga tumbuh sampai besar. Nantinya
tanaman ini yang diproses menjadi etanol.
Sekitar 5% dari etanol yang diproduksi di dunia pada tahun 2003 sebenarnya malah
merupakan produk minyak bumi. Etanol dari minyak bumi ini dibuat dengan hidrasi
katalis dari etilena dengan memakai asam sulfat sebagai katalisnya. Etanol juga bisa
dihasilkan via etilena atau asetilena, kalsium karbida, gas bumi, dan sumber lainnya.
2 juta ton etanol yang berasal dari minyak mentah dihasilkan setiap tahunnya. Etanol
yang berasal dari minyak bumi (etanol sintetik) secara kimia sama dengan bio etanol
dan hanya bisa dibedakan melalui penanggalan radiokarbon.
Bio-etanol biasanya diperoleh dari tanaman pertanian. Tanaman pertanian ini
dianggap bisa diperbaharui karena mereka mendapatkan energi dari matahari
melalui fotosintesis. Etanol dapat diproduksi dari banyak macam tanaman seperti
tebu, bagasse, miscanthus, bit
gula, sorgum,
saat
ini.
Proses
tersebut
adalah
penggunaan enzim dan fermentasi ragi untuk mengubah selulosa tanaman menjadi
etanol. Proses yang kedua adalah menggunakan pirolisis untuk mengubah seluruh
bagian tanaman menjadi cairan minyak bio atau syngas. Pemrosesan generasi kedua
ini juga bisa digunakan untuk tanaman lain misalnya rumput-rumputan atau kayu.
4.
Proses produksi
Langkah
dasar
yang
dibutuhkan
untuk
memproduksi
dandenaturasi.
etanol
Sebelum
Fermentasi
Etanol diproduksi dengan cara fermentasi mikroba pada gula. Fermentasi
mikroba saat ini hanya bisa dilakukan langsung pada gula. 2 komponen utama dalam
tanaman, amilum dan selulosa, dua-duanya terdiri dari gula dan bisa diubah menjadi
gula melalui fermentasi. Sekarang ini, hanya gula (contohnya tebu) dan amilum
(contohnya jagung) yang masih bernilai ekonomis jika dikonversi.
6.
Distilasi
Jika etanol ingin digunakan sebagai bahan bakar, maka sebagian besar
kandungan airnya harus dihilangkan dengan cara distilasi. Tingkat kemurnian etanol
setelah didistilasi masih sekitar 95-96%. (masih ada kandungan airnya 3-4%).
Campuran ini dinamakan etanol hidrat dan bisa digunakan sebagai bahan bakar, tapi
tidak bisa dicampur sama sekali dengan bensin. Jadi, biasanya kandungan air dalam
etanol hidrat dibuang habis terlebih dahulu dengan pengolahan lainnya sehingga baru
bisa dicampurkan dengan bensin
7.
Dehidrasi
Pada dasarnya ada 5 tahap proses dehidrasi untuk membuang kandungan air
dalam campuran etanol azeotropik (etanol 95-96%). Proses yang pertama, yang sudah
digunakan di banyak pabrik etanol sejak dulu, adalah proses yang disebut distilasi
azeotropik.
Distilasi
azeotropik
dilakukan
dalam
campuran.
dengan
Ketika
cara
zat
ini
adalah distilasi
ekstraktif.
Metode
ini
digunakan
dengan
cara
mungkin digunakan pada kendaraan lainnya, seperti traktor, perahu, dan pesawat
terbang. Konsumsi etanol dalam mesin lebih boros 51% dibandingkan bensin, karena
energi per unit volume etanol 34% lebih rendah dibandingkan dengan bensin. Rasio
kompresi pada mesin yang berbahan bakar etanol saja, dapat membuat mesin ini lebih
bertenaga dan lebih irit bahan bakar. Pada umumnya, mesin yang hanya berbahan
bakar
etanol
dikonfigurasi
untuk
menambahkan
sedikit
tambahan
tenaga
dan torsi yang lebih baik dibandingkan dengan mesin berbahan bakar bensin.
(dan
juga
akan
mesin),
maka
dalam
pengepakannya, bahan bakar etanol harus ditutup rapat. Karena etanol dengan amat
mudah bercampur dengan air, maka etanol tidak dapat didistribusikan dengan pipa
yang lebih efisien dan modern. Para teknisi sekarang juga melihat dampak yang
ditimbulkan karena adanya kandungan air dalam etanol yang menyebabkan kerusakan
pada mesin-mesin kecil, terutama pada karburatornya.
Sebuah
studi
yang
dilakukan
dipublikasika
oleh Society
of
tahun
2004 dan
Automotive
Engineers
bensin. Metode ini akan memunculkan kemungkinan bahwa alkohol nantinya akan
memperbaiki efektifitas pada mobil elektrik hibrida. Perubahan ini akan
menggunakan mesin 2 bahan bakar (dual-fuel) yaitu alkohol murni (atau azeotrop
atau E85) dengan injeksi langsung turbocharger, dengan rasio kompresi tinggi,
volume silinder kecil, tapi menghasilkan tenaga yang sama dengan mesin yang
memiliki volume silinder 2 kalinya. Setiap bahan bakar akan ditempatkan terpisah,
dengan tangki alkohol yang berukuran jauh lebih kecil. Mesin berkompresi tinggi ini
(yang berarti juga efisiensinya tinggi), akan menggunakan bahan bakar bensin pada
kondisi daya jelajah rendah. Alkohol hanya akan diinjeksikan ke silinder ketika
dibutuhkan, yaitu misalnya saat ingin berakselerasi dengan cepat. Injeksi silinder
langsung ini akan meningkatkan nilai oktan etanol yang sudah tinggi sampai 130.
Dari sini, penggunaan bensin serta emisi gas buang akan berkurang sampai 30%.
Nilai oktan etanol yang lebih tinggi meningkatkan rasio kompresi mesin dan
juga meningkatkan efisiensi termal. Dalam sebuah studi, kontrol mesin yang
kompleks ditambah sirkulasi ulang pipa gas buang yang ditingkatkan bisa
meningkatkan rasio kompresi sampai 19,5 dengan bahan bakarnya etanol murni
sampai E50. Hal ini nantinya akan menghasilkanekonomi bahan bakar mobil etanol
sama dengan ekonomi bahan bakar mobil bensin.
Sejak tahun 1989 juga telah dioperasikan mesin etanol yang memakai basis
dari mesin diesel di Swedia. Mesin-mesin ini dipakai di bus kota, juga digunakan di
truk-truk distribusi dan pengangkut sampah. Mesin ini dibuat oleh perusahaan Scania,
mempunyai rasio kompresi yang telah dimodifikasi dan bahan bakarnya adalah
93.6 % etanol dan 3.6 % peningkat pembakaran, dan 2.8% denaturan (bahan bakar ini
disebut sebagai ED95).[35] Adanya peningkat pembakaran memungkinkan mesin ini
melakukan pembakaran seefisien dengan siklus pembakaran pada mesin diesel.
Mesin-mesin ini telah digunakan di Britania Raya oleh Reading Transport tapi
penggunaan bahan bakar bioetanol saat ini akan ditutup.
9.
etanol yang
tinggi
akan
memunculkan
masalah
yaitu
kurangnya tekanan uap bahan bakar tersebut sehingga susah untuk menguap dan
memicu pembakaran di musim dingin selagi musim dingin (hal ini terjadi karena
etanol cenderung menaikkan kalor penguapan bahan bakar). Ketika tekanan uap
kurang dari 45kPa maka mesin akan suusah untuk dinyalakan. Maka, untuk
menghindari masalah ini, terutama ketika suhu kurang dari 11 C (52 F), maka
pemerintah Amerika Serikat dan Uni Eropa sepakat untuk menggunakan E85 sebagai
campuran etanol maksimum yang digunakan di kendaraan bahan bakar fleksibel di
negara mereka. Di tempat-tempat yang suhunya sangat dingin, pemerintah Amerika
Serikat mengurangi campuran etanol pada bahan bakar menjadi E70, meskipun
namanya tetap dijual sebagai E85. Selain itu, di tempat yang suhunya turun sampai
dibawah 12 C (10 F), maka disarankan untuk menambahkan sistem pemanas
mesin, berlaku untuk bensin dan kendaraan E85. Pemerintah Swedia juga mempunyai
sistem pengurangan campuran etanol ini, mereka mengurangi campuran etanol
menjadi E75 selagi musim dingin.
Kendaraan bahan bakar fleksibel di Brasil dapat dioperasikan menggunakan
etanol sampai E100. Mesin kendaraan ini juga akan menimbulkan turunnya uap
penguapan seperti pada kendaraan E85. Untuk mengatasinya, kendaraan bahan bakar
fleksibel di Brasil juga dibuatkan tangki bensin kecil cadangan yang diletakkan dekat
mesin. Ketika mesin akan dinyalakan, maka bensin akan diinjeksikan ke ruang bakar
sehingga tidak menimbulkan masalah di suhu rendah. Bensin ini biasanya dibutuhkan
bagi penduduk yang tinggal di Brasil bagian tengah atau selatan, dimana saat musim
dingin suhunya akan turun sampai dibawah 15 C (59 F). Pada tahun 2009, akhirnya
diluncurkan mesin berbahan bakar fleksibel generasi terbaru yang tidak
membutuhkan
tangki
bensin
tambahan
lagi.[41][42] Di
bulan
Maret
bakar bensin yang dicampur dengan etanol. Semua kendaraan ringan di Brasil bisa
beroperasi dengan menggunakan etanol dengan campuran sampai 25% (E25). Sejak
tahun 1993, pemerintahan federal sudah mewajibkan campuran etanol berkisar antara
22% sampai 25%, dan di bulan Juli 2011 adalah 25%. Di Amerika Serikat, semua
kendaraan ringan bisa memakai campuran etanol dalam bahan bakar sampai 10%
(E10). Di akhir tahun 2010, lebih dari 90 persen bensin yang dijual di AS dicampur
dengan etanol. Di bulan Januari 2011, Badan Perlindungan Lingkungan Amerika
Serikat mengeluarkan surat pernyataan untuk mencampurkan etanol dalam bensin
sampai 15% (E15). Bahan bakar dengan etanol 15% ini hanya dijual untuk mobil
kecil dan truk ringan dengan keluaran tahun 2001 atau lebih baru. Negara lainnya
juga telah menerapkan peraturan serupa, dengan kebijakan masing-masing.
11.
mempunyai nilai ekonomi bahan bakar yang satuannya adalah liter per 100 kilometer.
Nilai ekonomi bahan bakar ini biasanya berbanding lurus dengan energi yang
terkandung dalam bahan bakar. Tapi, pada faktanya ada banyak variabel yang dapat
memengaruhi performa bahan bakar di dalam mesin. Etanol sendiri memiliki energi
per unit volume 34% lebih rendah daripada bensin. Maka, teorinya adalah jika
memakai bahan bakar etanol, maka jumlah bahan bakar yang dikonsumsi akan lebih
boros 34% daripada bensin biasa. Tapi etanol memiliki kelebihan lain yaitu nilai
oktan yang tinggi, maka mesin dapat dibuat lebih efisien dengan cara meningkatkan
rasio kompresinya. Misalnya, dengan penambahan turbocharger variabel maka rasio
kompresi dapat menjadi optimum, sehingga ekonomi bahan bakar nantinya bisa
konstan dengan campuran etanol berapapun. Untuk campuran E10 (10% etanol dan
90% bensin), maka efeknya akan kecil jika dibandingkan dengan bensin biasa. Untuk
bahan bakar etanol E85 (85% etanol), maka efeknya akan menjadi signifikan. E85
memang lebih boros daripada bensin sehingga pemilik mobil akan lebih sering
mengisi bahan bakar. Performa kendaraan sendiri tergantung dari mobilnya apa.
Sebuah tes yang dilakukan pada tahun 2006 oleh Badan Perlindungan Lingkungan
AS (EPA) pada mobil-mobil E85 menyebutkan bahwa ekonomi bahan bakar mobil
E85 lebih boros sekitar 25,56% daripada bensin. Rating ekonomi bahan bakar yang
dikeluarkan oleh EPA ini berpengaruh ketika orang akan membeli mobil. Tapi, karena
E85 ini adalah bahan bakar dengan performa tinggi (nilai oktannya 94-96), maka
semestinya juga dibandingkan dengan bensin yang mahal. Harga ritel etanol E85 di
Amerika Serikat adalah 2,62 dolar AS per galon AS, sedangkan harga bensin biasa
adalah 3,03 dolar AS per galon AS. Harga etanol murni di Brasil (E100) adalah 3,88
dolar, sedangkan harga bensin campuran E25 adalah 4,91 dolar (pada bulan Juli
2007)
12.
dengan jumlah 13,2 miliar galon AS dan Brasil dengan 6,92 galon AS. 2 negara ini
memproduksi 88% etanol dunia, yang total semuanya adalah 22,95 galon AS (86,9
miliar liter). Insentif yang diberikan pemerintah, diikuti dengan pengembangan
inisiatif
dari
industri,
telah
mendorong
negara-negara
seperti Jerman, Spanyol, Perancis, Swedia, China, Thailand, Kanada, Kolombia, Indi
a, Australia, dan beberapa negara Amerika Tengah untuk mengembangkan industri
etanol.
Negara/wilayah
2010
2009
2008
2007
Amerika Serikat
13,230.00 10,600.00
9,000.00
6,498.60
Brasil
6,921.54
6,577.89
6,472.2
5,019.2
Uni Eropa
1,176.88
1,039.52
733.60
570.30
541.55
541.55
501.90
486.00
435.20
89.80
79.20
290.59
237.70
211.30
Republik
4
Rakyat
Tiongkok
5
Thailand
Kanada
India
91.67
66.00
52.80
Kolombia
83.21
79.30
74.90
Australia
56.80
26.40
26.40
356.63
66.04
10
Lainnya
Total dunia
247.27
22,946.87 19,534.993 17,335.20 13,101.7
Efek
Etanol adalah bahan bakar yang jika dibakar dengan oksigen maka akan
menghasilkan karbon dioksida, air, dan aldehida. Bensin sendiri menghasilkan
2,44 kg CO2 per liter dan etanol 1,94 kg/liter.[63] Karena energi yang dihasilkan oleh
etanol hanya 2/3 energi yang dihasilkan bensin, maka etanol menghasilkan CO2 19%
lebih banyak daripada bensin dengan energi yang sama. Undang-undang Kebersihan
Udara AS mengharuskan penambahan oksigenat untuk mengurangi emisi karbon
dioksida di Amerika Serikat. Zat adiktif yang biasa digunakan pada bensin, MTBE,
saat ini mulai dikurangi penggunaannya karena ternyata mencemari air tanah,
sehingga etanol dianggap sebagai aditif alternatif yang menjanjikan.
Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti atmosfer di Universitas
Stanford mengemukakan bahwa bahan bakar E85 dapat meningkatkan risiko
kematian akibat pencemaran udara sampai 9% di kota Los Angeles. Level ozon juga
meningkat secara signifikan, kabut asap meningkat dan penyakit seperti asma juga
meningkat.
Penghitungan pasti berapa banyak karbon dioksida yang dihasilkan untuk
memproduksi bioetanol sangatlah kompleks dan prosesnya juga tidak pasti, sehingga
sangat tergantung dari bagaimana etanol itu diproduksi dan nantinya akan dibuat
asumsi dalam penghitungan tersebut. Penghitungan karbon dioksida itu semestinya
termasuk:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Keuntungan lain yang didapat dari produksi sampingan seperti pakan ternak atau
listrik.
membutuhkan lahan yang luas juga. Universitas Minnesota melaporkan bahwa jika
semua jagung yang ditanam di A.S. digunakan untuk memproduksi etanol maka akan
menggantikan 12% konsumsi bensin A.S. sekarang ini. Mereka mengklaim bahwa
lahan yang digunakan untuk memproduksi etanol diperoleh melalui deforestasi hutan,
dan lainnya juga telah meneliti bahwa area yang sekarang ini dipakai untuk menanam
tanaman ini biasanya tanahnya tidak cocok. Dalam beberapa hal, pertanian dapat saja
membuat
kesuburan
tanah
berkurang
karena
berkurangnya
organisme
organik, turunnya kualitas dan kuantitas air, penggunaan pestisida yang semakin
besar, dan potensi penggusuran komunitas lokal. Teknologi yang semakin modern
memungkinkan para petani untuk memperoleh hasil yang sama besar dengan
pengorbanan yang lebih sedikit.
Produksi etanol selulosa merupakan salah satu pendekatan baru yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah penggunaan lahan ini. Etanol selulosa dapat
diproduksi dari bagian mana saja dari sebuah tanaman, sehingga berpotensi akan
melipatgandakan hasil, sehingga akhirnya konflik makanan vs. bahan bakar akan bisa
diminimalkan. Daripada biasanya yang hanya menggunakan amilumnya saja,
produksi etanol selulosa akan memaksimalkan penggunaan seluruh bagian tumbuhan.
Dengan ini, maka pengeluaran karbon pun menjadi lebih sedikit karena mendapatkan
hasil yang lebih banyak dengan menggunakan material yang masih bisa dipakai.
Teknologi untuk memproduksi etanol selulosa ini sampai saat ini sudah sampai
pada tahap komersialisasi.
15.
dibakar di AS, maka diperkirakan ongkos produksi disertai dengan perubahan iklim
adalah 469 juta dolar AS untuk bensin, 472952 juta dolar AS untuk etanol jagung
tergantung dari sumber panas pengilangannya beserta teknologinya, dan hanya 123
208 juta dolar AS untuk etanol selulosa tergantung dari tanamannya (biomassa
prairie, Miscanthus, stover jagung, atau switchgrass).
17.
Efisiensi Tanaman
Ketika hasil etanol semakin meningkat dan tanaman yang bisa dipakai untuk
etanol semakin banyak, maka produksi etanol bisa semakin ekonomis. Sekarang ini,
penelitian untuk meningkatkan hasil etanol dari tanaman jagung sedang dilakukan
menggunakan bioteknologi. Juga, selama harga minyak tetap tinggi, maka
penggunaan
tanaman
sebagai
bahan
bakar
akan
semakin
dipilih.
Tanaman switchgrass, yang tumbuhnya cepat, bisa ditanam di lahan yang tidak cocok
untuk tanaman lain dan menghasilkan etanol banyak per unit wilayah.
Tabel Efisiensi Tanaman
Jenis
tanaman
Miscanthus
Penghematan
gas rumah
kaca
Keterangan
vs. bensin[a]
37%73%
31007600
Switchgrass
L/ha,
330810 g/acre
Poplar
37006000
L/ha,
51%100%
68008000
Tebu
L/ha,
87%96%
727870 g/acre
Sorgum
manis
25007000
L/ha,
270750 g/acre
Jagung
31004000
10%20%
L/ha,
330424 g/acre
18.
Penggunaan Lain
Bahan bakar etanol juga bisa digunakan sebagai bahan bakar roket. Sampai
tahun 2010, ada etanol meskipun dalam jumlah sedikit yang digunakan di Pesawat
ringan contohnya Mark-III X-racer.[82]
Sampai saat ini masih banyak penggunaan kerosin untuk penerangan dan
memasak di negara-negara yang masih kurang berkembang. Etanol bisa digunakan
sebagai sumber untuk menggantikan minyak ini juga. Sebuah proyek non-profit yang
bernama Proyek Gaia sedang mengusahakan agar kompor berbahan etanol bisa
menggantikan kayu bakar, arang, atau kerosin.
Biodiesel
1.
Latar Belakang
Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono alkil ester
dari rantai panjang asam lemak yang dipakai sebagai alternative bagi bahan bakar
dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui sepetri minyak nabati atau lemak
hewan.
Biodiesel merupakan bahan bakar dari proses transesterifikasi lipid untuk
mengubah minyak dasar menjadi ester yang diinginkan dan membuang lemak bebas.
Setelah melewati proses ini tidak seperti minyak nabati langsung biodiesel memiliki
sifat pembakaran yang mirip dengan diesel dari minyak bumi dan dapat
menggantikan mingak bumi dalam banyak kasus. Namun biodiesel lebih sering
digunakan sebagai penambah untuk diesel petroleum.
dua macam bahan bakar tersebut, bukan hanya untuk menanggulangi krisis energi
yang mendera bangsa namun juga sebagai salah satu solusi kebangkitan ekonomi
masyarakat.
Oleh sebab itu pada kali ini kami akan mencoba untuk menbuat minyak biodiesel dari
minyak goreng murni sehingga nantinya diharapkan mahasiswa dapat membuat
biodiesel ataupun memahami prinsip kerjanya untuk dapat diimplementasikan
dikehidupan nantinya.
2.
Sejarah Biodiesel
Biodiesel pertama kali dikenalkan di Afrika selatan sebelum perang dunia II
sebagai bahan bakar kenderaan berat. Biodiesel didefinisikan sebagai metil/etil ester
yang diproduksi dari minyak tumbuhan atau hewan dan memenuhi kualitas untuk
digunakan sebagai bahan bakar di dalam mesin diesel. Sedangkan minyak yang
didapatkan langsung dari pemerahan atau pengempaan biji sumber minyak (oilseed),
yang kemudian disaring dan dikeringkan (untuk mengurangi kadar air), disebut
sebagai minyak lemak mentah. Minyak lemak mentah yang diproses lanjut guna
menghilangkan kadar fosfor (degumming) dan asam-asam lemak bebas (dengan
netralisasi dan steam refining) disebut dengan refined fatty oil atau straight vegetable
oil (SVO).
SVO didominasi oleh trigliserida sehingga memiliki viskositas dinamik yang
sangat tinggi dibandingkan dengan solar (bisa mencapai 100 kali lipat, misalkan pada
Castor Oil). Oleh karena itu, penggunaan SVO secara langsung di dalam mesin diesel
umumnya memerlukan modifikasi/tambahan peralatan khusus pada mesin, misalnya
penambahan pemanas bahan bakar sebelum sistem pompa dan injektor bahan bakar
untuk menurunkan harga viskositas. Viskositas (atau kekentalan) bahan bakar yang
sangat tinggi akan menyulitkan pompa bahan bakar dalam mengalirkan bahan bakar
ke ruang bakar. Aliran bahan bakar yang rendah akan menyulitkan terjadinya
atomisasi bahan bakar yang baik. Buruknya atomisasi berkorelasi langsung dengan
kualitas pembakaran, daya mesin, dan emisi gas buang.
Pemanasan bahan bakar sebelum memasuki sistem pompa dan injeksi bahan
bakar merupakan satu solusi yang paling dominan untuk mengatasi permasalahan
yang mungkin timbul pada penggunaan SVO secara langsung pada mesin diesel.
Pada umumnya, orang lebih memilih untuk melakukan proses kimiawi pada minyak
mentah atau refined fatty oil/SVO untuk menghasilkan metil ester asam lemak (fatty
acid methyl ester - FAME) yang memiliki berat molekul lebih kecil dan viskositas
setara dengan solar sehingga bisa langsung digunakan dalam mesin diesel
konvensional.
Biodiesel
umumnya
diproduksi
dari refined
vegetable
Bahan bakar nabati bioetanol dan biodiesel merupakan dua kandidat kuat
pengganti bensin dan solar yang selama ini digunakan sebagai bahan bakar mesin
Diesel. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan pengembangan dan implementasi
dua macam bahan bakar tersebut, bukan hanya untuk menanggulangi krisis energi
yang mendera bangsa namun juga sebagai salah satu solusi kebangkitan ekonomi
masyarakat.
Keuntungan lain dari biodiesel antara lain :
1. Termasuk bahan bakar yang dapat diperbaharui.
2. Tidak memerlukan modifikasi mesin diesel yang telah ada.
3. Tidak memperparah efek rumah kaca karena siklus karbon yang terlibat
pendek.
4. Kandungan energi yang hampir sama dengan kandungan energi petroleum
diesel.
5. Penggunaan biodiesel dapat memperpanjang usia mesin diesel karena
memberikan lubrikasi lebih daripada bahan bakar petroleum.
6. Memiliki flash point yang tinggi, yaitu sekitar 200OC, sedangkan bahan bakar
petroleum diesel flash pointnya hanya 70 OC.
7. Bilangan setana (cetane number) yang lebih tinggi daripada petroleum diesel
Biodiesel tergolong bahan bakar yang dapat diperbaharui karena diproduksi dari
hasil pertanian, antara lain : jarak pagar, kelapa, sawit, kedele, jagung, rape seed,
kapas, kacang tanah. Selain itu biodiesel juga bisa dihasilkan dari lemak hewan dan
minyak ikan. Penggunaan biodiesel cukup sederhana, dapat terurai (biodegradable),
tidak beracun dan pada dasarnya bebas kandungan belerang (sulfur).
3.
No
.
Value
Parameter
1.
2.
Kinematik
Viscoity
Palm
Jatropha
Biodiesel
Biodiesel
0.868
0.879
0.83
5.3
4.84
5.2
Solar
(Cst) (40C)
3.
16
18
4.
174
191
70
5.
Calorific
37-38
37-38
41
< 50 ppm
< 50 ppm
Max 0.5
62
51
42
209.7
198
NA
45-62
95-107
NA
Value,
LHV (MJ/kg)
6.
7.
Cetane Number
8.
Bilangan
Penyabunan
(mg
KOH/g)
9.
Iodine
Value
(mg
I2/g)
4.
Fraksi olein lebih baik digunakan untuk pembuatan minyak goreng, karena asam
lemak tak jenuh yang terkandung di dalamnya lebih mudah dihancurkan di dalam
tubuh. Fraksi stearin biasanya digunakan sebagai bahan baku pada pabrik oleokimia
dan untuk diekspor. Akan tetapi, saat ini ekspor stearin mendapat saingan dari negara
lain yang juga penghasil kelapa sawit seperti Malaysia. Akibatnya, fraksi stearin akan
terus berlimpah karena produksi oleokimia dalam negeri sampai kini juga masih
sangat sedikit dibanding produksi bahan baku yang terus meningkat.
Stearin memiliki asam lemak jenuh yang lebih banyak daripada fraksi olein,
karena itu fraksi stearin memiliki bilangan setana lebih besar. Kedua alasan di atas
menjadikan fraksi stearin sebagai sumber yang tepat untuk dijadikan bahan baku
pembuatan biodiesel .
5.
baru atau bekas. Methanol sebanyak 200 ml atau 0.2 liter. Soda api atau NaOH 3,5
gram untuk minyak goreng bersih, jika minyak bekas diperlukan 4,5 gram atau
mungkin lebih. Kelebihan ini diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas atau
FFA yang banyak pada minyak goreng bekas. Dapat pula mempergunakan KOH
namun mempunyai harga lebih mahal dan diperlukan 1,4 kali lebih banyak dari soda.
Proses pembuatan; Soda api dilarutkan dalam Methanol dan kemudian dimasukan
kedalam minyak dipanaskan sekitar 55 oC, diaduk dengan cepat selama 15-20 menit
kemudian dibiarkan dalam keadaan dingin semalam. Maka akan diperoleh biodiesel
pada bagian atas dengan warna jernih kekuningan dan sedikit bagian bawah
campuran antara sabun dari FFA, sisa methanol yang tidak bereaksi dan glyserin
sekitar 79 ml. Biodiesel yang merupakan cairan kekuningan pada bagian atas
dipisahkan dengan mudah dengan menuang dan menyingkirkan bagian bawah dari
cairan. Untuk skala besar produk bagian bawah dapat dimurnikan untuk memperoleh
gliserin yang berharga mahal, juga sabun dan sisa methanol yang tidak bereaksi.
Manfaat :
1.
2.
3.
sampah/limbah.
Tidak menambah jumlah gas karbon dioksida, karena minyak berasal
dari tumbuhan/nabati.
Energi yang dihasilkan mesin diesel lebih sempurna dibandingkan solar
3.
baru.
Aman dalam penyimpanan dan transportasi karena tidak mengandung
4.
5.
racun.
Tidak memerlukan teknologi tinggi dalam pembuatannya.
Limbah dari biodiesel ini merupakan Glyserin. Glyserin ini merupakan
bahan dasar pembuatan sabun, sehingga ramah lingkungan dan
mengurangi polusi. Limbahnya pun bisa menjadi berguna.
Adanya asam lemak bebas dalam minyak goreng tidak bagus pada kesehatan. FFA
dapat pula menjadi ester jika bereaksi dengan methanol, sedang jika bereaksi dengan
soda akan mebentuk sabun. Produk biodiesel harus dimurnikan dari produk samping,
gliserin, sabun sisa methanol dan soda. Sisa soda yang ada pada biodiesel dapat
henghidrolisa dan memecah biodiesel menjadi FFA yang kemudian terlarut dalam
biodiesel itu sendiri. Kandungan FFA dalam biodiesel tidak bagus karena dapat
menyumbat filter atau saringan dengan endapan dan menjadi korosi pada logam
mesin diesel.
BAB II
PENUTUP
2.1
Kesimpulan Bioetanol
Saran
2.3
Kesimpulan Biodiesel
Dari hasil penelusuran beberapa literatur dan pembahasan yang kami lakukan, dapat
ditarik kesimpulan bahwa:
1. Bioenergi yang baik sebagai pengganti bahan bakar minyak (BBM) fosil, adalah
minyak jelantah yang dapat dijadikan biodiesel sebagai pengganti solar dalam
kehidupan sehari-hari maupun industri dan biodiesel minyak jelantah ini juga ramah
lingkungan karena hasil emisi yang dikeluarkan jauh lebih rendah daripada solar.
2. Dengan pengembangan usaha pembuatan biodiesel minyak jarak ini akan
memunculkan wirausahawan yang berkompeten di dalam pelestarian lingkungan
hidup dan membuka lapangan pekerjaan, sehingga meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Indonesia.
3. Usaha pengolahan biodiesel ini mudah dan murah sehingga semua kalangan
masyarakat dapat menekuninya, mulai dari kalangan bawah (ground level) hingga
menengah keatas.
2.4 Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Biodiesel. Diunduh 26 Maret 2013 : 14.15.
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_jarak. Diunduh 26 Maret 2013 : 14.30.
3. SNI 04-7182-2006 : Biodiesel. Diunduh 28 Maret 2013 : 14.10.
Firdaus, I.U. 2010. Usulan Teknis Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Jelantah. PT.
Nawapanca Engineering: Bandung.
Hambali, E, dkk. 2005. Teknologi Bioenergi. Agro Media: Jakarta.
Kelompok Ilmiah Pelajar. 2009. Cara Membuat Biodiesel Dari Minyak Jelantah.
Bandung.
Ridhotulloh, D. M. 2008. Jangan Buang Minyak Jelantah. http://www.inilah.com.
Diakses tanggal 5 Oktober 2010: Samarinda.
Wawicaksono. 2007. Bahan Bakar Minyak Jelantah, Kabar Gembira Buat
Lingkungan Hidup. http://www.beritahabitat.net. Diakses tanggal 5 Oktober 2010:
Samarinda.