Lampiran: 3 lembar
Hal: Permohonan menjadi karyawan
Yth. Direktur
PT Sopeng Subur Jaya
Jalan H Andi Made Alie
Jakarta Pusat
Dengan hormat, Berdasarkan iklan yang dimuat dalam koran Fajar edisi 1 September 2015
tentang lowongan pekerjaan tenaga pelaksana, saya yang bertanda tangan di bawah ini
Memohon untuk diberi kesempatan untuk menjadi bagian dari perusahaan Bapak. Sebagai
pertimbangan saya lampirkan
1. Fotokopi KTP
2. CV
3. Fotokopi Transkrip Nilai
4. Pasfoto
Demikian surat lamaran kerja ini, saya ucapkan termakasih atas perhatian Bapak.
Hormat saya,
Kobar Semangat
Kepada Yth.,
Manajer Sumber Daya Manusia
PT. Sentosa Jaya Gumilang
Jl. Naripan No. 89Bandung
Dengan hormat,
Sesuai dengan iklan penawaran lowongan pekerjaan dari PT. Sentosa Jaya Gumilang, yang termuat
diharian Pikiran Rakyat edisi 13 Oktober 2015. Bersama surat ini saya bermaksud mengajukandiri
untuk bergabung dengan PT. Sentosa Jaya Gumilang sebagai staf Marketing.
Berikut ini data singkat tentang diri saya:
Nama : Sudibyo
Tempat & tgl. lahir : Bandung, 31 Januari 1992
Pendidikan Akhir : Sarjana Manajemen Universitas Lampung (Konsentrasi Manajemen Pemasaran)
Alamat : Perum Beringin Raya, Blok A5 No.45, Kemiling, Bandung
HP : 08123423245
e-mail : sudibyo@gmail.com
Status Perkawinan: Sudah Menikah
Saya memiliki kondisi kesehatan yang baik, dan mampu bekerja secara personal maupun tim. Saya
mampu berbahasa Inggris dengan baik secara lisan maupun tulisan, dan memilikikemampuan
manajemen dan marketing yang baik sesuai dengan latar belakang pendidikansaya. Saya juga
mampu bekerja menggunakan aplikasi komputer seperti Ms. Office (Excel,Word, Access,
PowerPoint, OutLook).
Hormat saya,
Sudibyo
Raden Ajeng Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879. Ayahnya bernama Raden Mas
Adipati Ario Sosroningrat yang merupakan bupati Jepara saat itu. Sementara, ibunya
bernama M.A. Ngasirah yang juga merupakan keturunan dari tokoh agama di Jepara
yang disegani saat itu , Kyai Haji Madirono. Karena terlahir sebagai anak bupati, tentu
hidup Kartini tercukupi secara materi. Ia bahkan berhasil menyelesaikan sekolah di ELS
(Europese Lagere School).
Padahal pada masa itu, banyak anak-anak seusia Kartini yang tidak bisa bersekolah.
Sayangnya setelah menikah dan melahirkan anak pertamanya, Kartini meninggal pada
17 September 1904 dalam usia 24 tahun.
Setelah Kartini meninggal, barulah pemikiran Kartini tentang perempuan di Indonesia
mulai banyak menjadi pembicaraan. J.H. Abendanon yang ketika itu menjabat sebagai
Menteri Kebudayaan, Agama dan Kerajinan Hindia Belanda mulai mengumpulkan
surat-surat yang pernah ditulis oleh R.A Kartini ketika ia aktif melakukan korespondensi
dengan teman-temannya yang berada di Eropa. Akhirnya disusunlah buku yang
awalnya berjudul 'Door Duisternis tot Licht' yang kemudian diterjemahkan dengan
judul Dari Kegelapan Menuju Cahaya yang terbit pada tahun 1911.
Buku ini kemudian banyak mengubah pemikiran masyarakat Belanda tentang wanita
pribumi. Inilah yang akhirnya membuat Kartini diabadikan sebagai salah satu Pahlawan
Nasional yang dikenal memperjuangkan hak wanita. Yuk tiru semangat Kartini!
Bukankah lebih baik jika kita mencegah kerusakan - kerusakan alam itu? Untuk itu,
marilah kita hindari kegiatan - kegiatan yang dapat menyebabkan alam kita ini rusak. Marilah
kita menjaga alam ini dengan kegiatan - kegiatan positif yang menjadikan lingkungan dan alam
kita ini lebih baik lagi agar kita dapat menjalani kehidupan di dunia ini tanpa adanya gangguan -
gangguan yang disebabkan karena kerusakan alam.