MAKASSAR
2019
PSIKOSOSIAL & BUDAYA DALAM KEPERAWATAN
(SUKU BALI)
Di sebuah desa yang bernama Kamasam, desa yang begitu asri yang terdapat di
provinsi Bali. Di suatu pagi seorang gadis Bali Made menderita penyakit
demam yang menyebabkan aktivitasnya terganggu, tiba-tiba datanglah 2
pemuda Bali menyarankan gek Made untuk berobat Balian.
Kadek: “Iya, Gek kamu udah dua hari gak pernah muncul di kampus”
Made: “Iya ini Bli, Gek aku lagi demam badanku terasa nyeri semua udah dua
hari ini. Rencananya aku mau cari obat Tradisional di Balian yang bagus. Kira-
kira Bli tau gak dimana ada Balian yang bisa obati penyakit ?” sambil tersenyum
lesu.
Wayan: “Oh iya, kebetulan Gek kemarin Biang aku sakit persis kaya kamu Gek,
aku anta aja ke Balian yang ada di desa Kamasan di Tabanan”
Kadek: “ Oh iya Bli Wayan benar, kalu nda salah Balian itu namanya Ajik Agus”
Made: “ Oh iya Gek, Bli, yaudah gimana kalian bisa anterin saya nda ke tempat
itu ? ”
Di antarnyalah gadis Bali bernama Made untuk berobat dengan Balian yang
berada di Desa Kamasan.
Kadek: “ Permisis Gek, ini saya mau antar teman saya berobat sama Bli Agus. Bli
Agusnya ada nda ? “
Putu: “ Oh iya, sebentar saya panggil dulu, marik Gek, Bli silahkan masuk”
sambil mempersilahkan untuk duduk. Kemudian memanggil Bli Agus.
Kemudian Bli Agus menemui tamu yang sudah di beritahukan oleh Gek Putu
di ruang tamu.
Agus: “ Swastiyastu “
Made: “ Ini Bli, saya lagi sakit udah dua hari ini saya demam, badan saya sakit
semua “
Agus: “ Oh iya gek, mungkin kamu kecapean, kamu mau nda meboreh ? buat
ngilangin penyakit kamu. “
Made: “ Iya mau Bli “
Beberapa menit kemudian Balian Ida Agus mengobati gadis Bali yag sakit itu
dengan pengobatan Meboreh.
Di tempat Balian itu terdapat 4 gadis Bali yang sedang meramuh Meboreh.
Putu: “ Iya Jik. “sambil berlalu menghampiri 4 gadis Bali yang sedang meramu
Meboreh. “ Gek kata Ajik tolong meborehnya disiapin. “
Agus: “ Gek Attin ini obat di pake buat meboreh, ini boreh anget di pakenya
seluruh badan selama 30 menit saja ya Gek. “
Made: “ Oh iya Jik, kalu begitu kami bertiga permisi dan matur suskme.”