Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN GLAUKOMA

KELOMPOK 1- KELAS A1 S1 KEPERAWATAN 2017


KELOMPOK 1
Anhari Sahdi (NH0116015)
1 Nilawati (HN0116110)
Abdul Wahab (NH0117001)

Agil Saputra (NH0117005)


2 Andi Karmila (NH0117009)
Ayu Ashari (NH0117016)

Ayuni Kurnia (NH0117018)`


3 Desya Larasati (NH0117024)
Eka Rahayu (NH0117028)

Fadli Kamil (NH0117032)


4 Fauzia Intan (NH0117037)
Feiby Bidiastuti (NH0117037)

Gretzia Heatubun (NH0117046)


5 Huriyah (NH0117050)
PENGERTIAN
Glaukoma

Istilah glaucoma digunakan untuk merujuk sekelompok kondisi ocu


lar yang dicirikan oleh kerusakan saraf optikus. Glaukoma adalah su
atu penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan intra
okular, penggaungan, dan degenarasi saraf optik serta defek lapang
pandang yang khas. Istilah glaukoma diberikan untuk setiap kondisi
gangguan kompleks yang melibatkan banyak perubahan gejala dan t
anda patologik, namun memiliki satu karakteristik yang cukup jelas
yaitu adanya peningkatan tekanan inraokulit, yang menyebabkan ker
usakan diskus optik (optikdisc), menyebabkan atrofi, dan kehilangan
pandangan perifer. Glakoma umumnya terjadi pada orang kulit hita
m dibandingkan pada orang kulit hitam (Tamsuri, 2011).
ETIOLOGI
Glaukoma

Penyebab adanya peningkatan tekanan intraokuli adalah p


erubahan anatomi sebagai bentuk gangguan mata atau siste
mik lainnya, trauma mata, dan predisposisi faktor genetik.
Glaukoma sering muncul sebagai manifestasi penyakit atau
proses patologik dari sistem tubuh lain riwayat glaukoma p
ada keluarga, diabetes melitus, dan pada orang kulit hitam
(Tamsuri, 2011).
PATOFISIOLOGI
Tingginya tekanan intraokular bergantng pada besarny
a produksi humor aqueus oleh badan siliari dan meng
alirkannya keluar. Besarnya aliran keluar humor aque
us melalui sudut bilik mata depan juga bergantung pa
d keadaan kanal Schlemen dan keadaan tekanan epis
klera. Tekanan intaokular dianggap normal bila kuran
g dari 20 mm Hg pada pemeriksaan dengan tonomete
r Schiotz (aplasti).

Jika terjadi peningkatan tekanan intraokuli lebih dari 23 mm


Hg, diperlukan evaluasi lebih lanjut. Secara fisiologis, tekana
n intraokuli yang tingginya akan menyebabkan terhambatnya
aliran darah menuju serabut saraf optik dan retina. Iskemia i
ni akan menimbulkan kerusakan fungsi secara bertahap. Apa
bila terjadi peningkatan tekanan intraokular, akan timbul pen
ggaungan dan degenerasi saraf optikus yang dapat disebabka
n oleh beberapa faktor (Tamsuri, 2011).
KLASIFIKASI
Glaukoma

Glaucoma Primer Sudut Terbuka Glaucoma Primer Sudut Tertutup


Glaucoma jenis ini biasanya d Glaucoma jenis ini terjadi tiba

1 ialami orang usia lanjut dan


merusak ketajaman penglihat
an seseorang secara perlahan-
lahan.
2 -tiba akibat menutupnya sudu
t bilik mata depan secara men
dadak. Akibatnya, tekanan bo
la mata mendadak tinggi.
Glaucoma Sekunder
Glaukoma kongenital
Glaucoma sekunder timbul s

3 4
ebagai akibat adanya penyakit Glaucoma kongenital terjad
lainnya, seperti peradangan p i karna subut bilik mata dep
ada jaringan mata, pembuluh an tebentuk secara tidak no
darah pada mata tidak norma rmal sejak lahir.
l, dan tumor.
MANIFESTASI KLINIK
Glaukoma

Sebagian besar pasien tidak menyadari bahwa mereka mengalami penya Pandangan kabur, melihat halo
kit sampai mereka mengalami perubahan visual dan penurunan pandan sekitar lampu
gan (Lippincott, 2015). Mual,muntah,berkeringat

gejala dapat mencakup pandangan kabur atau “balo” di sekitar cahaya, ke Mata merah, hiperemia konjun
sulitan memfokuskan penglihatan, kesulitan menyesuaikan mata dalam ca gtiva, dan siliar
haya redup, kehilangan penglihatan perifer, rasa sakit atau ketidaknyaman Visus menururn
an di sekitar mata, dan sakit kepala (Lippincott, 2015). Edema kornea

Pucat dan cekungnya lempeng/diskusi saraf, ketika kerusakan saraf optic ber Bilik mata depan dangkal (mun
tambah parah, persepsi visual di area tersebut menghilang (Lippincott, 2015) gkin tidak ditemui pada glauko
. ma sudut terbuka)
Nyeri pada mata dan sekitarnya (orbita,kepala,gigi,telinga) Pupil lebar lonjong, tidak refle
ksi terhadap cahaya
TIO meningkat
FAKTOR RESIKO
Glaukoma

Usia lebih dari 45 tahun

Penderita diabetes

Penderita myopia ( mata min


us) yang parah.
Penderita hipertensi
Pekerja las.
Riwayat keluarga (keluarga ada yang m
engalami glaucoma)
PENATALAKSANAAN
Glaukoma

a. Pemeriksaan medis

b. Terapi farmakologis

c. Penatalaksanaan bedah

d. Penatalaksanaan
keperawatan
KONSEP
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Riwayat
a. Riwayat Okular
 Tanda peningkatan TIO: nyeri tumpu
l, mual, muntah, pandangan kabur
 Pernah mengalami infeksi: uveitis, tra b. Riwayat Kesehatan
uma pembedahan (Tamsuri, 2011). Menderita diabetes mellitus, hipertensi, penyakit kard
ovaskuler, serebrovaskular, gangguan tiroid.
Keluarga menderita glaucoma
Penggunaan obat kartikosteroid jangka lama: topical/si
c. Psikososial stemik
 Kemampuan aktivitas, gangguan Penggunaan antidepresan trisklinik, antihistamin, feno
membaca, resiko jatuh, berkenda tiazine (Tamsuri, 2011).
ra (Tamsuri, 2011)
PENGKAJIAN
d. Pengkajian umum
Usia
Gejala penyakit sistemik: dia d. Pengkajian
betes mellitus, hipertensi, ga 02
Pengukuran TIO dengan tono
ngguan kardiovaskular, hiper meter (TIO > 23 mm Hg)
tiroid. Nyeri tumpul orbita
Gangguan gastrointestinal: m Text Here
01 Perimetri: menunjukan penuru
ual, muntah (Tamsuri, 2011) Simple
nan luas lapang pandang
PowerPoint
Presentation
03 Kemerahan (hyperemia mata)
Gonioskopi menunjukan sudut
mata tertutup atau terbuka (Ta
msuri, 2011)
04
ANALISA DATA Masalah
No Data Diagnosa Keperawatan
Keperawatan
DS : Penurunan persepsi Penurunan persepsi sensori:
- Klien mengatakan sensori: penglihatan penglihatan yang berhubungan
penglihatan kabur, tidak dengan penurunan tajam
jelas, penurunan area penglihatan dan kejelasan
penglihatan penglihatan
1 DO :
- Pemeriksaan lapang
pandang menurun
- Penurunan kemampuan
identifikasi lingkungan
(benda, orang, tempat)
DS : Ansietas Ansietas berhubungan dengan
- Klien mengatakan takut kurang pengetahuan tentang
tidak akan dapat melihat penyakit dan prognosis
lagi setelah dilakukan
tindakan operasi
DO :
- Klien terlihat kebingungan
2 dan selalu bertanya perihal
tindakan operasi
- Tingkat konsentrasi klien
berkurang
- Terdapat perubahan pada
tanda vital, tekanan darah
meningkat

DS : Nyeri Nyeri berhubungan dengan


- Klien mengatakan mata peningkatan tekanan intraoskular
ANALISA DATA
DS : Nyeri Nyeri berhubungan dengan
- Klien mengatakan mata peningkatan tekanan intraoskular
tegang, nyeri hebat, lebih
sakit untuk melihat
3 DO :
- Klien tampak meringis,
menangis, menahan nyeri
- Klien Nampak sering
memegang matanya
DS : Gangguan perawatan Gangguan perawatan diri
- Klien mengatakan takut diri berhubungan dengan penurunan
melakukan aktivitas penglihatan, pembatasan
tertentu aktivitas pascaoperasi
DO :
4
- Tampak tubuh klien tidak
terawat dan kotor
- Nampak pergerakan klien
terbatas dan hanya di
tempat tidur.
DS : Nyeri Nyeri berhubungan dengan luka
- Klien mengatakan nyeri pascaoperasi
dan tegang
5 DO :
- Klien Nampak gelisa
kecenderungan memegang
daerah mata
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Penurunan persepsi sensori d. Gangguan perawatan diri
: Penglihatan yang berhubung yang berhubungan dengan p
an dengan penurunan tajam p enurunan penglihatan, pemb
englihatan dan kejelasan peng atasan aktivitas pascaoperasi.
lihatan.

b. Ansietas yang berhubung


an dengan kurang pengetah e. Nyeri berhubungan de
uan tentang penyakit dan pr ngan luka pasca operasi
ognosis.

c. Nyeri yang berhubunga


n dengan peningkatan tek
anan intraokular.
INTERVENSI
Glaukoma Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
No Dx
(NIC) (NOC)
Penurunan persepsi Setelah dilakukan perawatan 1. Kaji ketajaman penglhatan klien
sensorik: penglihatan 1x24jam diharapkan : 2. Dekati klien dari sisi yang sehat
yang berhubungan Tujuan : klien dapat 3. Identifikasi alternative utuk
dengan penurunan melaporkan kemampuan yang optimalisasi sumber rangsangan
tajam penglihatan dan lebih baik untuk proses 4. Sesuaikan lingkungan untuk
kejelasan penglihatan rangsangan penglihatan dan optimalisasi penglihatan
mengomunikasikan perubahan - Orientasi klien terhadap
visual ruang rawat
Kriteria Hasil : - Letakan alat yang sering
1 a. Klien mengidentifikasi digunakan di dekat klien atau
factor-faktor yang pada sisi mata lebih sehat
memengaruhi fungsi - Berikan pencahayaan yang
penglihatan cukup
b. Klien mengidentifikasi - Letakan alat di tempat yang
dan menunjukan pola- tetap
pola alternative untuk - Hindari cahay menyilaukan
meningkatkan 5. Anjurkan penggunaan alternative
penerimaan rangsangan rangsangan lingkungan yang
penglihatan dapat diterima: auditorik, taktil
INTERVENSI
Ansietas Setelah dilakukan 1. Kaji derajat 1. Umumnya factor yang
berhubungan perawatan 1x24jam kecemasan. menyebabkan kecemasan
dengan kurang diharapkan : Factor yang adalah kurangnya
pengetahuan Tujuan : agar tidak menyebabkan pengetahuan dan
tentang terjadi kecemasan kecemasan, tingkat ancaman aktual terhadap
penyakit dan Kriteria Hasil : pengetahuan, dan diri. Pada klien
prognosis a. Klien ketakutan klien akan glaucoma, rasa nyeri dan
mengungkapkan penyakit penurunan lapang
kecemasan 2. Orientasikan tentang pandang menimbulkan
berkurang atau penyakit yang dialami ketakutan utama.
hilang klien, prognosis, dan 2. Meningkatkan
b. Klien tahapan perawatan pemahaman klien akan
berpartisipasi yang akan di jalani penyakit. Jangan
dalam kegiatan 3. Berikan kesempatan memberikam keamanan
pengobatan pada klien untuk palsu seperti mengatakan
bertanya tentang penglihatan akan pulih
2
penyakit atau nyeri akan segera
4. Beri dukungan hilang.
psikologis 3. Gambarkan secara
5. Terapkan setiap objektif tahap
prosedur yang pengobatan, harapan
dilakukan dan proses pengobatan, dab
jelaskan tahap orientasi pengobatan
perawatan yang akan masa berikutnya.
dijalani, seperti 4. Menimbulkan rasa aman
riwayat kesehatan, dan perhatian bagi klien
pemeriksaan fisik: 5. Dukungan psikologis
foto toraks, EKG, dapat berupa penguatan
diet: sedasi operasi, tentang kondisi klien,
dll peran serta aktif klien
6. Bantu klien dalam perawatan maupun
mengekspresikan mengorientasikan
INTERVENSI
Nyeri Setelah dilakukan 1. Kaji derajat nyeri 1. Nyeri glaucoma umumnya
berhubungan perawatan 1x24jam setiap hari atau sangat parah terutama pada
dengan diharapkan : sesering mungkin, jika glaucoma sudut tertutup
peningkatan Tujuan : nyeri diperlukan 2. Penyebab munculnya nyeri
tekanan berkurang, hilang atau 2. Terangkan penyebab adalah peningkatan
intraoskular terkontrol nyeri dan factor/ tekanan intrakular, yang
Kriteria Hasil : tindakan yang dapat dapat meningkatkan akibat
a. Klien dapat memicu nyeri dipacu oleh :
mengidentifikasi 3. Anjurkan klien untuk - Mengejar (Valsalva
penyebab nyeri menghindari perilaku maneuver)
b. Klien yang dapat - Batuk
menyebutkan memprovokasi nyeri. - Mengangkat benda
factor-faktor 4. Secara Kolaboratif berat
yang yang dapat berikan obat analgetik - Pengunaan kafein
meningkatkan 5. Ajarkan tindakan (rokok, kopi, the)
nyeri distraksi dan relaksasi - Gerakan kepala tiba-
c. Klien mampu pada klien tiba
melakukan - Menunduk/kepala
tindakan untuk lebih rendah dari
mengurangi nyeri pinggang
- Tidur pada sisi yang
sakit
- Hubungan seks
- Penggunaan obat
kartikosteroid

3. Untuk mencegah
peningkatan TIO lebih
lanjut

4. Analgetik berfungsi untuk


meningkatkan ambang
nyeri. Biasanya analgetik
INTERVENSI
Gangguan Setelah dilakukan 1. Terangkan pentingnya 1. Klien dianjurkan untuk
perawatan diri perawatan 1x24jam perawatan diri dan istirahat ditempat tidur
berhubungan diharapkan : pembatasan aktivitas pada 2-3 jam pertama
dengan Tujuan : kebutuhan selama fase pascaoperasi atau 12 jam
penurunan perawatan diri klien pascaoperasi jika ada komplikasi.
penglihatan, terpenuhi 2. Bantu klien untuk Selama fase ini, bantuan
pembatasan Kriteria Hasil : memenuhi kebutuhan total diperlukan bagi klien
aktivitas a. Klien perawatan diri 2. Memenuhi kebutuhan
pascaoperasi mendapatkan 3. Secara bertahap, perawatan diri
bantuan parsial libatkan klien dalam 3. Pelibatan klien dalam
dalam memenuhi kebutuhan aktivitas perawatan dirinya
pemenuhan diri dilakukan bertahap dengan
kebutuhan diri berpadoman pada prinsip
b. Klien bahwa aktivitas tersebut
memeragakan tidak memprovokasi
perilaku peningkatan TIO dan
perawatan diri menyebabkan cedera mata.
secara bertahap 4. Control klinis dilakukan
dengan menggunakan
indicator nyeri mata pada
saat melakukan aktivitas
INTERVENSI
Nyeri Setelah dilakukan 1. Kaji nyeri setiap hari 1. Normalnya, nyeri terjadi
berhubungan perawatan 1x24jam 2. Anjurkan untuk dalam waktu kurang dari
dengan luka diharapkan : melaporkan lima hari setelah operasi
pascaoperasi Tujuan : nyeri perkembangan nyeri dan berangsur menghulang.
berkurang, hilang atau satiap hari atau segera Nyeri dapat mengingkat
terkontrol saat terjadi peningkatan sebab peningkatan TIO 2-3
Kriteri Hasil : nyeri dadakan hari pascaoperasi. Nyeri
a. Klien 3. Ajarkan teknik distraksi mendadak menunjukkan
mendemonstrasik dan relaksasi peningkatan TIO masif
an teknik 4. Lakukan tindakan 2. Meningkatkan kolaborasi;
penurunan nyeri kolaboratif dalam memberikan rasa aman
b. Klien melaporkan pemberian analgetik untuk peningkatan
nyeri berkurang topical/sistemik dukungan psikologis
atau hilang 3. Beberapa kegiatan klien
dapat meningkatkan nyeri
seperti gerakan tiba-tiba,
membungkuk, mengucek
mata, batuk, dan mengejan
4. Mengurangi ketegangan,
mengurangi nyeri
5. Mengurangi nyeri dengan
meningkatkan ambang
nyeri
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Glaukoma No
1.
Diagnosa Keperawatan
Penurunan persepsi sensori :
Implementasi
1. Mengkaji ketajaman penglhatan
Penglihatan yang berhubungan klien
dengan penurunan tajam 2. Mendekati klien dari sisi yang sehat
penglihatan dan kejelasan 3. Mengidentifikasi alternative utuk
penglihatan. optimalisasi sumber rangsangan

2. Ansietas yang berhubungan 1. Mengkaji derajat kecemasan.


dengan kurang pengetahuan Factor yang menyebabkan
tentang penyakit dan prognosis. kecemasan, tingkat pengetahuan,
dan ketakutan klien akan penyakit
2. Mengorientasikan tentang penyakit
yang dialami klien, prognosis, dan
tahapan perawatan yang akan di
jalani
3. Memberikan kesempatan pada klien
untuk bertanya tentang penyakit

3. Nyeri yang berhubungan dengan 1. Mengkaji derajat nyeri setiap hari


peningkatan tekanan intraokular. atau sesering mungkin, jika
diperlukan
2. Menerangkan penyebab nyeri dan
factor/ tindakan yang dapat
memicu nyeri
3. Menganjurkan klien untuk
menghindari perilaku yang dapat
memprovokasi nyeri.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
4. Gangguan perawatan diri yang 1. Menerangkan pentingnya
berhubungan dengan penurunan perawatan diri dan pembatasan
penglihatan, pembatasan aktivitas aktivitas selama fase pascaoperasi
pascaoperasi. 2. Membantu klien untuk memenuhi
kebutuhan perawatan diri
Secara bertahap, libatkan klien
dalam memenuhi kebutuhan diri
3. Melibatkan klien dalam memenuhi
kebutuhan diri
5. Nyeri berhubungan dengan luka 1. Mengkaji nyeri setiap hari
pasca operasi 2. Menganjurkan untuk melaporkan
perkembangan nyeri satiap hari
atau segera saat terjadi
peningkatan nyeri dadakan
3.Mengajarkan teknik distraksi dan
relaksasi
EVALUASI KEPERAWATAN

Berdasarkan intervensi keperawatan yang telah dibuat maka hasil


yang diharapkan adalah (Yulianti, 2012):
1. Klien mendapatkan kemampuan yang lebih untuk proses rang
sang penglihatan dan mengomunikasikan perubahan visual.
2. Tidak terjadi kecemasan.
3. Nyeri berkurang, hilang atau terkontrol.
4. Tidak terjadi kecemasan
5. Tidak terjadi cedera mata pascaoperasi
6. Nyeri berkurang, hilang, dan terkontrol.
7. Kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi.(Yulianti, 2012)
Thank you

Anda mungkin juga menyukai