Anda di halaman 1dari 33

1

Abdul Asis
NH0117002

Ainun Annisa
NH0117007 2 3
Eli Nurcahyani
NH0116042

4 5
Fadli Kamil Febriyani Mahadjani
NH0117032 NH0117040

Gamar H Kadir
NH0117045 6 7
Indah Mayasari
NH0117052
Thalassemia adalah suatu penyakit kongenital herediter yang
diturunkan secara autosom berdasarkan kelainan hemoglobin,
di mana satu aatu lebih rantai polipeptida hemoglibinkurang
atau tidak terbentuk sehingga mengakibatkan terjadinya
anemia hemolitik (Broyles,1997). Dengan kata lain, thalassemia
merupakan penyakit anemia hemolitik, dimana terjadi
kerusakan sel darah di dalam pembuluh darah sehingga
terjadi kerusakan sel darah di dalam pembuluh darah
sehingga umur eritosit menjadi pendek (kurang dari 120 hari).
Penyebab kerusakan tersebut adalah Hb yang tidak normal
sebagai akibat dari gangguan dalam pembentukan jumlah
rantai globin atau struktur Hb. (Wijayaningsih, 2014)
JENIS-JENIS
0 THALASSEMIA

Thalassemia Thalassemia

1 2
minor/thalassemia trait : intermedia: ditandai
ditandai oleh anemia oleh splenomegaly,
mikrositik, bentuk anemia berat, bentuk
heterozigot homozigot

3
Thalassemia mayor:
anemia berat, yidak
dapat hidup tanpa
transfuse.
Penyakit thalassemia
adalah penyakit
keturunan yang tidak
dapat ditularkan. Banyak
diturunkan oleh
pasangan suami isteri
pengidap thalassemia
dalam sel-selnya.
(Riyadi, 2015)
1 Pucat

2
Fasies mongoloid

7
Tulang;osteoporosis;t
fasies cooley
ampat struktur
mozaik

3 Gangguan
Pertumbuhan
Jantung membesar
karena anemia 8
kronis

4 Hepatosplenomegali Ginjal juga kadang-kadang


membesar disebabkan oleh
9
hemophoesis ekstra meduller

5 Ada riwayat
keluarga
Kelainan hormonal
seperti : DM,hipotiroid, 10
disfugsi gonad

6 Icterus atau sub


icterus
Serangan sakit perut dengan
muntah yang dapat
menstimulasi gejala penyakit 11
abdomen yang berat
Konsekuensi hematologic karena kurangnya sintesis satu rantau globin
disebabkan rendahya hemoglobin intraseluler (hipokromia) dan kelebihan
relative rantai lainnya. β – thalassemia. Dengan berkurangnya sintesis β-
globin, sebagia besar rantai α yang diproduksi tidak dapat menemukan
pasangannya rantai β untuk berkaitan. Rantai α yang bebas membentuk
agregat yang sangat tidak stabil dan menghasilkan berbagai akibat selanjutnya,
yang terpenting adalah kerusakan membrane sel, menyebabkan keluarnya K+
dan gangguan sintesis DNA. Perubahan ini menyebabkan destruksi precursor
sel darah merah dalam sumsum tulang (eritropoesis inefektif) dan hemolysis
sel darah abnormal dilimpa (status hemolitik). Anemia yang disebabkannya,
bila parah, menyebabkan kompentasi sumsum eritropoetik, yang dapat
menembs korteks tulang dan menyebabkan abnormalitas rangka pada anak-
anak yang sedang bertumbuh. Eritropoesis yang infektif juga berkaitan dengan
absorpsi berlebihan besi dari makanan, yang sama dengan beulangnya
transfuse darah (diperlukan oleh beberapa penderita) menyebabkan kelebihan
besi yang parah.
α – Thalassemia. Berkaitan dengan ketidakseimbangan sintesis rantai α dan
rantai non-α (β,γ atau δ). Rantai non-α yang tidak mempunyai pasangan akan
membentuk agregat yang tidak stabil yang merusak sel darah merah dan
prekursornya.
Thalassemia β

Menstimulus Eritropoesis

Hyperplasia Sel darah merah rusak Hemopoesis


Sumsum tulang Ekstramedula

Perubahan Hemolisis Splenomegali


Skeletal Limpadenopati

Anemia Hemosiderosis Hemokromatosis

Menstruasi seksual Kulit kecoklatan Fibrosis


& Pertumbuhan
lambat
Jantung Liver Kandung empedu Pankreas Limpa

Gagal Sirosis Kolekiti Diabetes Plenomegali


jantung
1 Lethargi

Pucat 2
3 Kelemahan

7 Pembesaran Limpa

Menipisnya tulang
kartilago 8
Disrytmia
4 Anoreksia 9

Sesak Nafas 5
Tebalnya tulang
6 cranial
KOMPLIKASI 1 Infark tulang

2 Nekrosis

3 Aseptic kapur femoralis

Asteomilitis
4 (terutama salmonella)

Hematuria sering
5 berulang-ulang
Darah tepi : kadar Hb rendah,retikulosit tinggi, jumlah
trombosit dalam batas normal.

Hapusan darah tepi : hipokrom mikrositer, anisofokilositosis,


PEMERIKSAAN

polikromasia sel target, normoblas pregmentosit


DIAGNOSTIK

Fungsi sumsum tulang : hyperplasia normablastik.

Kadar besi serum meningkat

Bilirubin indirect meningkat

Kadar Hb Fe meningkta pada thalassemia mayor

Adar Hb A2 meningkat pada thalassemia minor


PENATALAKSANAAN
1. Perawatan umum : makanan dengan gizi
seimbang
2. Perawatan khusus:
a. Transpusi darah diberikan bila kadar Hb
rendah sekali (kurang dari 6 gr%) atau
anak terlihat lemah dan tidak ada nafsu
makan.
b. Splenektomi. Dilakukan pada anak yang
berumur lebih dari 2 tahun dan bila limpa
terlalu besar sehingga risiko terjadinya
trauma yang berakibat perdarahan cukup
besar
c. Pemberian Roborantia, hindari preparat
yang mengandung zat besi.
d. Pemberian Desferixamin untuk
menghambat proses hemosiderosis yaitu
membantu ekskresi Fe. Utnuk mengurangi
absorbs Fe melalui usus dianjurkan minum
teh.
e. Transplantasi sumsum tulang (bone
marrow) untuk anak yang sudah berumur
di atas 16 tahun. Di Indonesia, hal ini masih
sulit dilaksanakan karena biayanya sangat
mahal dan sarananya belum memadai
1. Pengkajian fisik meliputi :
a. Riwayat keperawatan
b. Kaji adanya tanda-tanda
anemia(pucat, lemah, sesak
Pengkajian psikososial pada nafas cepat, hipoksia kronik,
anak meliputi usia, tugas nyeri tulang dan dada,
perkembangan menurunnya aktivitas,
psikososial(Erikson), kemampuan anoreksia) dan epistaksis
beradaptasi dengan penyakit, berulang.
dan mekanisme koping yang
digunakan anak. Sementara itu,
pengkajian psikososial pada
keluarga meliputi respons
emosional keluarga, koping yang
digunakan keluarga, dan
penyesuaian keluarga terhadap
stress
1 2 3 4 5
Perubahan Ketidakseimbang
Perubahan Ketidakefektifa
perfusi jaringan an anak Kurang
nutrisi kurang n koping
berhubungan terhadap pengetahuan
dari kebutuhan keluarga
dengan aktivitas berhubungan
tubuh berhubungan
berkurangnya berhubungan dengan kurang
berhubungan dengan
komponen seluler dengan tidak informasi
dengan dampak
yang penting seimbangnya tentang diit
kurangnya penyakit anak
untuk kebutuhan dan tanda
selera makan. terhadap fungsi
menghantarkan pemakaian dan tanda talasemia
keluarga
oksigen/ zat suplai oksigen.
nutrisi ke sel.
4
2 Keluarga akan
Anak akan toleran dapat mengatasi
terhadap aktivitas dan mengendalikan
stress

1 3
Anak menunjukkan Anak menunjukkan
tanda-tanda perfusi tanada-tanda
jaringan yang terpenuhunya
adekuat kebutuhan nutrisi
1. Perfusi jaringan adekuat
a. Monitoring tanda-tanda vital, pengisian kapiler, warna kulit, dan membrane mukosa.
b. Sandarkan kepala anak di tempat tidur dalam posisi tinggi.
c. Periksa dan dokumentasikan adanya rasa nyeri.
d. Obeservasi adanya keterlambatan respons verbal, kebingungan, atau gelisah.
e. Pertahankan suhu lingkungan agar tetap hangat sesuai kebutuhan tubuh.
f. Berikan oksigen sesuai kebutuhan

2. Mendukung anak toleran terhadap aktivitas


a. Nilai kemampuan anak dalam melakukan aktivitas sesuai dengan kondidi fisik dan tugas
perkembangan anak.
b. Monitoring tanda-tanda vital selama dan setelah melakukan aktivitas dan mencatat adanya respons
fisiologi terhadap aktivitas (peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, dan napas
cepat)
c. Berikan informasi kepada pasien atau keluarga untuk berhenti melakukan aktivitas apabila terjadi
gejala-gejala peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, napas cepat, pusing, atau
kelelahan.
d. Berikan dukungan pada anak untuk melakukan kegiatan sehari-hari sesuai dengan kemampuan
anak.
e. Ajarkan pada orang tua, teknik memebrikan penguatan terhadap partisipasi anak di rumah.
f. Jadwalkan aktivitas bersama anak dan keluarga dan libatkan tim kesehatan lain.
g. Jelaskan dan berikan rekomendasi kepada sekolah tentang kemampuan anak dalam melaksanakan
aktivitas
h. Monitoring kemampuan melakukan aktivitas secara berkala dan jelaskan kepada orang tua/
sekolah
3. Memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat
a. Izinkan anak untuk mengkomsumsi makanan yang dapat ditoleransi
anak
b. Rencanakan untuk perbaikan kualitas gizi pada saat selera makan
anak meningkat.
c. Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk
meningkatkan kualitas intake nutrisi

4. Keluarga dapat mengatasi dan mengendalikan stress yang terjadi


a. Berikan dukungan pada keluarga dan jelaskan kondisi anak sesuai
dengan realitas yang ada.
b. Bantu orang tua untuk mengembangkan strategi penyesuaian
terhadap krisis akibat penyakit yang di derita anak.
c. Berikan dukungan pada keluarga untuk mengembangkan harapan
realitas terhadap anak.
d. Analisis sistem yang mendukung dan penggunaan sumber-sumber di
masyarakat (pengobatan, keuangan sosial) untuk membantu proses
penyesuaian keluarga terhadap penyakit anak.
Berikan informasi tentang
kebuthan melakukan
aktivitas sesuai dengan
Jelaskan
tingkat perkembangan perawatan yang
dan kondisi fisik anak diperlukan di
Jelaskan terapi, dosis rumah. Tekankan untuk
obat, dan efek melakukan control
samping dari ulang sesuai jadwal
terapi/obat yang yang ditentukan.
diberikan.
An. O ( Laki-laki, 10 tahun ) dirawat di RSUP Wahidin dengan keluhan demam dan lemas.
Dokter mendiagnosa thalasemia mayor. Ibu klien mengatakan tidak nafsu makan sejak
seminggu terakhir, tidak bisa melakukan aktivitas sehari hari sehingga hanya tiduran di
tempat tidur karena lemas. Klien tampak pucat, konjungtiva anemis, perut cembung dan
teraba pembesaran hepar dan lien, kulit klien tamapk kehitaman dan kering, N : 80
x/menit, S : 38˚c, RR: 20 x/menit. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar
Hb : 6 gr%
Tanggal 14 Februari 2019, jam 11.00 WIB, di
ruang Anak - RSUP Wahidin Makassar,
diperoleh data sebagai berikut:
1. Identitas
a. Identitas Pasien
• Nama : An. O
• Umur : 10 Tahun
• Jenis kelamin : Laki-Laki
• Suku / Bangsa : Bugis / Indonesia
• Agama : Islam
• Pendidikan : SD
• Pekerjaan :-
• Alamat : Kota Makassar
• Tanggal masuk : 12 Februari 2018
• Diagnosa Medis : Thalesemia

b. Identitas Penanggung Jawab


• Nama : Ny. I
• Umur : 30 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Suku / Bangsa : Bugis / Indonesia
• Agama : Islam
• Pendidikan : S2 Pendidikan
• Pekerjaan : PNS
• Alamat : Kota. Makassar
• Hub. Dengan pasien : Ibu
a. Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya selalu merasa sangat lemas

b. Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu klien membawa Anaknya datang ke IGD RSUP Wahidin pada
tanggal 12 Februari 2019 pukul 09.30, ibu klien mengatakan
anaknya demam dan lemas, pada tanggal 14 februari 2019 pukul
11.00 di dapatkan data : ibu klien mengatakan anaknya masih
demam dan lemas, klien tampak pucat, konjungtiva anemis, perut
cembung dan teraba pembesaran hepar, kulit klien tamapk
kehitaman dan kering, N : 80 x/menit, S : 38˚c, RR: 20 x/menit. Dari
hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar Hb : 6 gr%
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
• Ibu klien mengatakan sudah rutinitas melakukan transfusi
darah tiap bulannya.
• Imunisasi
Klien telah mendapat imunisasi yang lengkap
BCG : 1 kali
Campak : 1 kali
DPT : 3 kali
Polio : 4 kali
Hepatitis: 3kali
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu klien mengatakan suaminya mempunyai riwayat yang
sama dengan penyakit anaknya.

e. Riwayat Kehamilan dan Persalinan


Klien lahir dengan berat badan dan lahir 3200 gram, lahir
langsung dan menangis, menurut ibu klien selama hamil
ibu sering periksa ke dokter maupun bidan praktek. Klien
juga di beri ASI selam 1 tahun dan diberikan susu formula

f. Genogram

Ketetrangan:

: Pasien : Meninggal

: Laki-laki : Tinggal serumah

: Laki-laki
3. Pola Aktivitas dan Istirahat
• Subjektif : Rasa lemah cepat lelah, tidak dapat melakukan aktivitas sehari.
• Objektif : Klien tidak dapat melakukan aktivitas sehingga hanya bisa berbabring
di tempat tidur.

4. Pola Nutri-Metabolik
• Subjektif : Anoreksia, tidak enak diperut, penurunan berat badan.
• Objektif : Turgor kulit jelek, kulit kering/bersisik, kehilangan lemak sub kutan.

5. Respirasi
• Subjektif : Batuk produktif/non produktif sesak napas (-), sakit dada (-).
• Objektif : -

6. Rasa Nyaman dan Nyeri


• Subjektif : Nyeri dada (-)
• Obiektif : Pasien Nampak lemas.

7. Integritas Ego
• Subjektif : Faktor stress lama, masalah keuangan, perasaan tak berdaya/tak ada
harapan.
• Objektif : Menyangkal (selama tahap dini), ansietas, ketakutan, mudah
tersinggung.
8. Keamanan
• Subyektif: adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, kanker.
• Obyektif: demam rendah atau sakit panas akut.

9. Interaksi Sosial
• Subyektif: Perasaan isolasi/ penolakan karena penyakit menular, perubahan
pola biasa dalam tanggung jawab/ perubahan kapasitas fisik untuk
melaksanakan peran.

10. Pemeriksaan Fisik


• Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Nadi : 88 x / menit
Pernafasan : 20 x / menit
Suhu : 36,70 C
TD : 90/60 mmHg
GCS : 4-5-6
BB SMRS : 30 Kg
BB MRS : 29 Kg
TB : 110 Cm
Pemeriksaan Sistematis
a. Integumen
• Inspeksi : Kulit kehitaman dan kering, lesi (-), edema (-), diaphoresis (-),
inflamasi (-), kuku sianosis.
• Palpasi :Akralkering, teksturkasar, turgor >2 detik, nyeritekan (-), tekstur
kuku halus, capillary refill time > 2 detik.
b. Kepala
• Inspeksi: Posisi kepala tegak, proporsional, bentuk kepala sesuai, rambut
lurus, tersebar merata dan terpotong pendek.
• Palpasi: Tidak ada benjolan, tidak ada krepitasi dan deformitas, nyeri
tekan tidak ada, kulit kepala lembab.
c. Mata
• Inspeksi : Posisisimetris, alissejajar, daerahorbita normal, kelopakmata
normal, bulumata normal, konjungtiva anemis (+), ikterik -/-, perdarahan -
/-, iris simetris, warnahitam, reflex pupil (+), akomodasinormal ki/ka.
• Palpasi : edema (-), nyeri (-).
d. Telinga
• Inspeksi :posisisejajar, proporsional, simetris, otorea (-), kemerahan (-),
battle sign (-), serumen (-), tidakkotor.
• Palpasi :teksturlembut, nyeritekan (-), pembengkakan (-).
e. Hidung
• Inspeksi: Ukuran proporsional, secret (+), bulu hidung normal, rhinorea (-),
perdarahan (-), lesi (-), pernapasan cuping hidung (-).
• Palpasi: Yyeritekan (-), krepitasi (-).
f. Bibir, mulutdan faring
• Inspeksi: Bibir nampak pucat, lesi (-), mukosa bibir kering, gigi
utuh bersih, pendarahan gusi (-), lidah bersih, tidak bau mulut,
faring kemerahan (-).
g. Leher
• nspeksi: M. Sternoklei domastoideus simetris, kontraksi (-), deviasi
trakea (-), pembesaran tiroid (-), pembesaran limfe (-),
pembesaran vena jugularis (-), eritema (-).
• Palpasi: Posisi trakea pada garis tengah, pembesaran tiroid (-),
nyeri tekan (-), pembesaran limfe (-).
h. Thoraks
• nspeksi: Bentuk normal, simetris, lesi (-), ekspansi dinding dada
tidak simetris, retraksi otot bantu pernafasan berat, bentuk
mamaesimetris, ukuran sama, putting menonjol, kulit halus, RR 20
x/menit, rasio inspirasi ekspirasi 1:2.
• Palpasi: Massa (-), krepitasi (-), deformitas (-), nyeri tekan (-), ictus
cordisteraba di midclavikula sinistra 4-5 ICS, pembengkakan (-),
emfisema sub kutis (-), fremitus lemah dekstra sinistra.
• Perkusi: Pekak, batas jantungkiri ICS 2 SL kiridan 4 SL kiri, batas
kanan ICS 2 SL kanandan ICS 5 MCL kanan, pembesaran jantung
(-), pekak.
• Auskultasi : Bunyi sonor apek paru ki/ka., Vokal fremitus lemah
ki/ka.
i. Abdomen
• Inspeksi: Bentuk rata, penegangan abdomen (-), caput medusa (-), kulit
pruritus, massa (-).
• Palpasi: Massa (+), hepar teraba, lien tidak teraba, feses tidak teraba, VU
tidak teraba, nyeri tekan (-) pada semuaregio
- - -
- - -
- - -
• Perkusi : Timpani.
• Auskultasi : Bising usus 3 x/menit.
j. Inguinal-Genitalia-Anus
Nadifemoralis teraba, tidak ada hernia, pembengkakan pembuluh limfe tidak
ada, tidak ada hemoroid, warna feses kuning lembek, urine kuning bening.
k. Ekstremitas
• Inspeksi: Garis anatomi lurus, persendian normal, eritema (-).
• Palpasi: Kekuatan tendon (+), nyeri tekan (-), krepitasi (-), deformitas (-).
• Pergerakan normal, kekuatan otot5/5.
5 5

5 5

l. Persyarafan
• Pasien dalam keadaan compos mentis, kaku kuduk (-).
• Reflek S
Biceps :+, tricep : +, patella : +babinski : +
11. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 13 Februari 2019 pukul 11.00 WIB
Jenis Hasil Nilai Normal
pemeriksaan
Hemoglobin 6 gr/dl Pria : 13-18 g/dl, wanita 11.5-16.5 g/dl. Wanita hamil: 11- 16.5 g/dl. Anak : 12-34 g/dl

Hematokrit 17 % 40 – 48 %
Leukosit 2800 5000 -10000/Ul
Eritrosit 2.500.000 4.500.000-5.500.000 u/L
LED 40 mm/jam Pria : 0-25 mm/jam, wanita 0-20 mm/jam ( westegrem)
Diffferent count 0/2/4/65/32/6 Basofil : 0-2 %, eosinofil : 1-3%, netrofil batang : 1-6%, netrofil segmen: 4-6 %, limfosit 20- 40 %, monosit: 1-8%

MCV 70# 82-92#


MCH 29 27-31
MCHC 37.5 g/dl 32-36 g/dl
12. Analisa Data
Analisa Data Pasien AN. O Dengan Kasus Thalesemia di Ruang Anak
RSUP Wahidin tanggal 14 Februari 2019
N Tang Data focus Problem Etiologi
o gal
1 14 - DS: Ibu Klien mengatakan tubuh anaknya teraba hangat Perubahan perfusi Berkurangnya komponen seluler yang
. 02 - DO: Kulit terlihat kehitaman dan kering, jaringan perifer penting untuk menghantarkan oksigen/
2019 - Konjungtiva anemis zat nutrisi ke sel.
- N : 80x/menit
- RR : 20 x/menit
- Hb : 6 gr%
- Suhu : 38,5 ֯c
2 14 - DS : Perubahan nutrisi Berkurangnya selera makan
. 02 - - Ibu Klien mengatakan klien malas makan kurang dari
2019 - Ibu klien mengatakan Klien mengatakan tidak nafsu makan sejak seminggu terakhir kebutuhan
- Ibu klien mengatakan klien sangat kurus jika dibandingkan dengan teman seusianya.
DO :
- BB sekarang: 29 kg
- BB sebelum sakit : 30 kg
- Klien terlihat lemas

3 14 - DS : Kurang Kurang informasi tentang diit dan tanda


. 02 - - Ibu klien mengatakan dirinya masih belum jelas tentang tanda tanda talasemia pengetahuan tanda thalasemia
2019 - Ibu klien mengatakan dirinya belum mengerti tentang diit yang sesuai
DO:
- - Ibu klien tampak cemas
Perubahan perfusi jaringan berhubungan
dengan berkurangnya komponen seluler
yang penting untuk menghantarkan
oksigen/ zat nutrisi ke sel.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan


berhubungan dengan berkurangnya selera
makan

Kurang pengetahuan berhubungan dengan


kurang informasi tentang diit dan tanda tanda
Thalasemia
N DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
O (NOC) (NIC)
1 Perubahan perfusi jaringan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah 1) Monitor Tanda-tanda vital
. berhubungan dengan klien dapat teratasi: 2) Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan
berkurangnya komponen Kriteria Hasil : dan tubuh hangat sesuai dengan indikasi
seluler yang penting untuk 1) Tidak adanya syok 3) Kolaborasi pemberian transfusi darah
menghantarkan oksigen/ 2) TTV dalam batas normal
zat nutrisi ke sel. 3) Tidak terjadi sianosis

2 Perubahan nutrisi kurang Tujuan : : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam 1) Kaji adanya alergi makanan
. dari kebutuhan masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi 2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
berhubungan dengan Kriteria : kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
berkurangnya selera makan 1) Adanya peningkatan BB sesuai dengan tujuan 3) Ajarkan pasien / keluarga bagaimana membuat catatan
2) BBI sesuai dengan tinggi badan makanan harian.
3) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi 4) Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
4) Tidak ada tanda- tanda malnutrisi
5) Menunjukkan penigkatan fungsi pengecapan dari menelan
6) Tidak terjadi penurunan BB yansg berarti

3 Kurang pengetahuan Tujuan : : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 masalah 1) Kaji pemahaman tentang talasemia klien dan keluarga
. berhubungan dengan teratasi klien sebelumnya
kurang informasi tentang Kriteria : 2) Berikan penjelasan mengenai diit dan tanda tanda
diit dan tanda tanda 1) Keluarga dan klien telah mengerti diit dan tanda tanda talasemia talasemia
Thalasemia 2) Klien dan keluarga tampak tenang 3) Evaluasi pemahaman klien setelah di berikan penkes
Diagnosa Hari/ tanggal/ jam Implementasi Evaluasi
Perubahan perfusi jaringan Jum’at 15 Februari 2019 1. Memonitor tanda-tanda vital 1. TTV:
berhubungan dengan berkurangnya 08.00 2. Mencatat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan TD: 90/60 mmHg
komponen seluler yang penting untuk dan tubuh hangat sesuai dengan indikasi N: 80x/m
menghantarkan oksigen/ zat nutrisi ke 3. Kolaborasi pemberian transfuse darah P: 20x/m
sel. S: 36.80C
1. Tubuh klien teraba hangat
2. Tranfuse PRC 3 bag

Perubahan nutrisi kurang dari Jum’at 15 Februarai 1. Mengkaji adanya alergi 1. Ibu klien mengatakan anaknya tidak
kebutuhan berhubungan dengan 2019 2. Mengajarkan bagaimana membuat catatan makanan harian. mempunyai riwayat alergi terhadap
berkurangnya selera makan 08.30 3. Memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi makanan
2. Keluarga mau di ajarkan
3. Pasien mengetahui dan mengerti
mengenai pentingnya kebutuhan nutrisi

Kurang pengetahuan berhubungan Jum’at 15 Februari 2019 1. Mengkaji 1. Ibu klien mengatakan ia tidak terlalu
dengan kurang informasi tentang diit 10.00 pemahaman tentang talasemia klien dan keluarga klien paham dengan penyakit yang di derita
dan tanda tanda Thalasemia sebelumnya anaknya
1. Memberikan penjelasan mengenai diit dan tanda tanda 2. Keluarga sudah memahami mengenai
thalasemia diit dan tanda-tanda thalesemia
2. Mengevaluasi pemahaman klien setelah di berikan penkes
Hari/ Tanggal Diagnosa Evaluasi

Jum’at 15 Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan S : Ibu klien mengatakan anaknya tidak merasa dingin
Februari 2019 berkurangnya komponen seluler yang penting O:
untuk menghantarkan oksigen/ zat nutrisi ke sel. - TTV
TD: 90/60 mmHg
N: 80x/m
P: 20x/m
S: 36.80C
- Kulit klien teraba hangat
- Terpasang transfuse darah
A: Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
Jum’at 15 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan S : Ibu klien mengatakan anaknya tidak mempunyai riwayat alergi terhadap makanan
Februari 2019 berhubungan dengan berkurangnya selera O:
makan - Keluarga klien sudah bisa membuat catatan makanan harian.
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

Jum’at 15 Kurang pengetahuan berhubungan dengan S : Ibu klien mengatakan ia tidak terlalu paham dengan penyakit yang di derita anaknya
Februari 2019 kurang informasi tentang diit dan tanda tanda
Thalasemia O:
- Keluarga sudah memahami mengenai diit dan tanda-tanda thalesemia
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai