Anda di halaman 1dari 14

Tugas : Makalah

Dosen : Dr. Yusran Haskas, SKM., S.Kep., Ns., M.Kes

KEPERAWATAN DIABETES MELITUS

(KONSEP DASAR DIABETES MELITUS)

OLEH

Febryani Mahadjani
(NH0117040)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES NANI HASANUDDIN

MAKASSAR

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT.Karena dengan rahmat dan
hidayah serta karunia-Nya, sehingga kami masih diberi kesempatan untuk bekerja
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Konsep Dasar Diabetes Melitus”, makalah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Diabetes Melitus.
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar kami bapak
Dr. Yusran Haskas, SKM., S.Kep., Ns., M.Kes dan teman-teman yang telah memberikan
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
kami harapkan.

Makassar, Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................

BAB I LATAR BELAKANG .............................................................................................. 4

A. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................... 4
C. TUJUAN..................................................................................................................... 5

BAB II TINJAUN TEORI ................................................................................................... 6

A. DEFINISI ................................................................................................................... 6

B. ETIOLOGI ........................................................................................................................... 6

C. MANIFESTASI KLINIS ............................................................................................ 7

D. PATOIFISIOLOGI ..................................................................................................... 8

E. KLASIFIKASI............................................................................................................ 9

F. KOMPLIKASI............................................................................................................ 9

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ............................................................................ 10

H. PENATALAKSANAAN .......................................................................................... 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 13

A. KESIMPULAN ........................................................................................................ 13

B. SARAN ..................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi masalah kesehatan masyarakat
yang cukup besar di Indonesia pada saat ini. Hal ini ditandai dengan adanya
pergeseran pola penyakit secara epidemiologi dari penyakit menular yang
cenderung menurun ke penyakit tidak menular yang secara global meningkat di
dunia, dan secara nasional telah menduduki sepuluh besar penyakit penyebab
kematian dan kasus terbanyak, yang diantaranya adalah penyakit diabetes melitus
(DM) dan penyakit metabolik (PM) (Depkes, 2008). (Diabetes et al., 2015)
Diabetes melitus atau kencing manis adalah suatu gangguan kesehatan
berupa kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh
peningkatan kadar gula dalam darah akibat kekurangan insulin ataupun resistensi
insulin dan gangguan metabolik pada umumnya. Pada perjalanannya, penyakit
diabetes akan menimbulkan berbagai komplikasi baik yang akut maupun yang
kronis atau menahun apabila tidak dikendalikan dengan baik. Diabetes merupakan
salah satu penyakit degeneratif yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat
dikendalikan atau dikelola, artinya apabila seseorang sudah didiagnosis DM, maka
seumur hidupnya akan bergaul dengannya (Isniati, 2007). (Diabetes et al., 2015)
Diabetes melitus lebih dikenal sebagai penyakit yang membunuh manusia
secara diam- diam atau “Silent killer”. Diabetes juga dikenal sebagai “Mother of
Disease” karena merupakan induk dari penyakit - penyakit lainnya seperti
hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, gagal ginjal, dan kebutaan.
Penyakit DM dapat menyerang semua lapisan umur dan sosial ekonomi (Anani,
2012; Depkes, 2008). (Diabetes et al., 2015)

B. RUMUSAN MASALAH
1. Definisi Diabetes Melitus
2. Etiologi Diabetes Melitus
3. Manifestasi Diabetes Melitus

4
4. Patofisiologi Diabetes Melitus
5. Klasifikasi Diabetes Melitus
6. Komplikasi Diabetes Melitus
7. Pemeriksaan Diagnostik
8. Penatalaksanaan Diabetes Melitus

C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Definisi Diabetes Melitus
2. Untuk Mengetahui Etiologi Diabetes Melitus
3. Untuk Mengetahui Diabetes Melitus
4. Untuk Patofisiologi Diabetes Melitus
5. Untuk Mengetahui Klasifikasi Diabetes Melitus
6. Untuk Mengetahui Komplikasi Diabetes Melitus
7. Untuk Mengetahui Pemeriksaan Diagnostik
8. Untuk Mengetahui Penatalaksanaan Diabetes Melitus

5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetic
dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat. (Smeltzer, S.C. & Bare, 2000)
Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi. (Long, 1996)
Diabetes melitus merupakan peyakit kronis yang berkaitan denan defisiensi
atau resistansi insulin relatif atau absolut dan ditandai dengan ganguan metabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak. (Diabetes et al., 2015)

B. ETIOLOGI
Etiologi secara umum tergantung dari tipe Diabetes, yaitu :
1. Diabetes Tipe I ( Insulin Dependent Diabetes Melitus / IDDM )
Diabetes yang tergantung insulin yang ditandai oleh penghancuran sel-sel beta
pancreas disebabkan oleh :
a. Faktor genetic
Penderita DM tidak mewarisi DM tipe 1 itu sendiri tapi mewarisi suatu
predisposisi / kecenderungan genetic ke arah terjadinya DM tipe 1. Ini
ditemukan pada individu yang mempunyai tipe antigen HLA ( Human
Leucocyte Antigen ) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang
bertanggung jawab atas antigen transplatasi dan proses imun lainnya.
b. Faktor Imunologi
Respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap seolah-olah
sebagai jaringan asing.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta. (Smeltzer, S.C. & Bare, 2000)

6
2. Diabetes Tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus / NIDDM )
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II belum diketahui . Faktor genetic
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin .
Selain itu terdapat faktor-faktor resiko tertentu yang berhubungan yaitu :
a. Usia
Resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun
b. Obesitas
c. Riwayat Keluarga
d. Kelompok etnik
Di Amerika Serikat, golongan hispanik serta penduduk asli amerika
tertentu memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk terjadinya diabetes
tipe II disbanding dengan golongan Afro-Amerika. (Smeltzer, S.C. & Bare,
2000)

C. MANIFESTASI KLINIS
1. Ketoasidosis atau serangan diam- diam pada tipe 1
2. Yang Paling sering terjadi adalah keletihan akibat defisiensi eneri dan keadaan
katabolis
3. Kadang kadang tidak ada gejala (pada diabetes tipe 2
4. Dieuretik ostomotik yan disertai poliuria, dehidrasi, polidipsia, selaput lendir,
dan kekencangan kulit buruk
5. Pada Ketoasidosi dan keadaan non-ketotik hipermosmolar hiperglikemik,
dehidrasi berpotensi menyebabkan hipovolemia dan syok
6. Jika diabetes tipe 1 tidak dikontrol, pasien mengalami penurunan berat badan
dan selalu lapar, padahal ia sudah makan sangat banyak
7. Gejala klasik :
a. Poliuri
b. Polidipsi
c. Polifagi
8. Penurunan Berat Badan

7
9. Lemah
10. Kesemutan, rasa baal
11. Bisul / luka yang lama tidak sembuh
12. Keluhan impotensi pada laki-laki
13. Keputihan
14. Infeksi saluran kemih (Suyono, S, 2001)

D. PATOFISIOLOGI
Pada DM tipe 1 terdapat ketidak mampuan menghasikan insulin karena sel-
sel beta telah dihancurkan oleh proses autoimun. Akibat produksi glukosa tidak
terukur oleh hati, maka terjadi hiperglikemia. Jika konsentrasi glukosa dalam darah
tinggi, ginjal tidak dapat menyerap semua glukosa, akibatnya glukosa muncul dalam
urine (glukosuria). Ketika glukosa berlebihan diekskresikan dalam urine disertai
pengeluaran cairan dan elektrolit (diuresis osmotik). Akibat kehilangan cairan
berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan berkemih (Poli Uri) dan rasa haus
(Poli Dipsi). Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak
yang menyebabkan penurunan berat badan. pasien juga mengalami peningkatan
selera makan (Poli Fagi) akibat penurunan simpanan kalori. Gejala lainnya
mencakup kelelahan dan kelemahan. (Smeltzer, S.C. & Bare, 2000)
Pada DM tipe 2 terdapat 2 masalah utama yang berhubungan dengan insulin
yaitu resistensi insulin dan ganguan sekresi insulin. Resistensi insulin ini disertai
dengan penurunan reaksi intra sel sehingga insulin menjadi tidak efektif untuk
menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Pada gangguan sekresi insulin
berlebihan, kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat normal atau sedikit
meningkat. Namun jika sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan
insulin maka kadar glukosa darah meningkat. Akibat intoleransi glukosa yang
berlangsung lambat dan progresif maka awitan DM tipe 2 dapat berjalan tanpa
terdeteksi. Gejala yang dialami sering bersifat ringan seperti kelelahan, iritabilitas,
poliuri, polidipsi, luka pada kulit yang lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan
yang kabur (jika kadar glukosanya sangat tinggi). (Smeltzer, S.C. & Bare, 2000)

8
E. KLASIFIKASI
Klasifikasi DM dan gangguan toleransi glukosa adalah sebagai berikut :
1. Diabetes mellitus
a. DM tipe 1 (tergantung insulin)
b. DM tipe 2 (tidak tergantung insulin)
1) Gemuk
2) Tidak gemuk
c. DM tipe lain yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu
1) Penyakit pancreas
2) Hormonal
3) Obat atau bahan kimia
4) Kelainan reseptor
5) kelainan genital dan lain-lain
2. Toleransi glukosa terganggu
3. Diabetes Gestasional (Suyono, S, 2001)

F. KOMPLIKASI
1. Akut
a. Ketoasidosis diabetic
b. Hipoglikemi
c. Koma non ketotik hiperglikemi hiperosmolar
d. Efek Somogyi ( penurunan kadar glukosa darah pada malam hari diikuti
peningkatan rebound pada pagi hari )
e. Fenomena fajar / down phenomenon ( hiperglikemi pada pagi hari antara
jam 5-9 pagi yang tampaknya disebabkan peningkatan sikardian kadar
glukosa pada pagi hari ). (Price, S.A. & Wilson, 2001)
2. Komplikasi jangka panjang
a. Makroangiopati
1) Penyakit arteri koroner ( aterosklerosis )
2) Penyakit vaskuler perifer
3) Stroke

9
b. Mikroangiopati
1) Retinopati
2) Nefropati
3) Neuropati diabetic (Price, S.A. & Wilson, 2001)

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan kadar serum glukosa
a. Gula darah puasa : glukosa lebih dari 120 mg/dl pada 2x tes
b. Gula darah 2 jam pp : 200 mg / dl
c. Gula darah sewaktu : lebih dari 200 mg / dl
2. Tes toleransi glukosa
Nilai darah diagnostik : kurang dari 140 mg/dl dan hasil 2 jam serta satu nilai
lain lebih dari 200 mg/ dlsetelah beban glukosa 75 gr
HbA1C > 8% mengindikasikan DM yang tidak terkontrol
3. Pemeriksaan kadar glukosa urin
Pemeriksaan reduksi urin dengan cara Benedic atau menggunakan enzim
glukosa . Pemeriksaan reduksi urin positif jika didapatkan glukosa dalam urin.

(Long, 1996)

H. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktifitas insulin dan
kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadi komplikasi vaskuler serta
neuropatik.Tujuan terapetik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa
darah normal tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktifitas
pasien. Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan DM yaitu diet, latihan,
pemantauan, terapi dan pendidikan kesehatan.
1. Penatalaksanaan diet
Prinsip umum :diet dan pengndalian berat badan merupakan dasar dari
penatalaksanaan DM. Tujuan penatalaksanaan nutrisi :
a. Memberikan semua unsur makanan esensial missal vitamin, mineral
b. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai

10
c. Memenuhi kebutuhan energy
d. Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap haridengan mengupayakan
kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-cara yang aman dan
praktis.
e. Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat.
2. Latihan fisik
Latihan penting dalam penatalaksanaan DM karena dapat menurunkan kadar
glikosa darah dan mengurangi factor resiko kardiovaskuler. Latihan akan
menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa
oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin. Sirkulasi darah dan tonus otot
juga diperbaiki dengan olahraga.
3. Pemantauan
Pemantauan glukosa dan keton secara mandiri untuk deteksi dan pencegahan
hipoglikemi serta hiperglikemia.
4. Terapi
a. Insulin
Dosis yang diperlukan ditentukan oleh kadar glukosa darah
b. Obat oral anti diabetik
1) Sulfonaria
a) Asetoheksamid ( 250 mg, 500 mg )
b) Clorpopamid(100 mg, 250 mg )
c) Glipizid ( 5 mg, 10 mg )
d) Glyburid ( 1,25 mg ; 2,5 mg ; 5 mg )
e) Totazamid ( 100 mg ; 250 mg; 500 mg )
f) Tolbutamid (250 mg, 500 mg )
2) Biguanid
Metformin 500 mg
5. Pendidikan kesehatan
Informasi yang harus diajarkan pada pasien antara lain :

11
a. Patofisiologi DM sederhana, cara terapi termasuk efek samping obat,
pengenalan dan pencegahan hipoglikemi / hiperglikemi
b. Tindakan preventif(perawatan kaki, perawatan mata , hygiene umum )
c. Meningkatkan kepatuhan progranm diet dan obat. (Smeltzer, S.C. & Bare,
2000)

12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Diabetes melitus atau kencing manis adalah suatu gangguan kesehatan
berupa kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh
peningkatan kadar gula dalam darah akibat kekurangan insulin ataupun resistensi
insulin dan gangguan metabolik pada umumnya. Pada perjalanannya, penyakit
diabetes akan menimbulkan berbagai komplikasi baik yang akut maupun yang
kronis atau menahun apabila tidak dikendalikan dengan baik. Diabetes merupakan
salah satu penyakit degeneratif yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat
dikendalikan atau dikelola, artinya apabila seseorang sudah didiagnosis DM, maka
seumur hidupnya akan bergaul dengannya.

B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini kelompok masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karna itu kelompok meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA
Diabetes, P. et al. (2015) ‘Unnes Journal of Public Health’, 4(2), pp. 153–161.
Long, B. . (1996) Essential of Medical – Surgical Nursing : A Nursing Process Approach.
Bandung: IAPK Padjajaran.
Price, S.A. & Wilson, L. . (2001) Pathophysiology: Clinical Concept of Disease Processes.
4th edn. Jakarta: EGC Buku Kedokteran.
Smeltzer, S.C. & Bare, B. . (2000) Brunner and Suddarth’s Textbook of Medical – Surgical
Nursing. 8th edn. Jakarta: EGC Buku Kedokteran.
Suyono, S, et al (2001) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 3rd edn. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.

14

Anda mungkin juga menyukai