Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TOKOH KARL MARX


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Mata Kuliah Filsafat Etika Keguruan
Dosen Pengampu
Triani Widyanti, M.Pd

Disusun oleh:
Alfi Tasya Salsabila
Abdul Rohman
Dina Maryanti
Nia Kurniawan
Robbiah Adawiyah
Juariah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU SOSIAL BAHASA DAN SASTRA
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 3


2.1 Latar Belakang Kehidupan Karl Marx .................................................... 3
2.2 Kilas Balik Kehidupan Karl Marx Yang Dianggap
Sebagai Tokoh Filsafat Pendidikan ........................................................ 4
2.3 Peranan Pemikiran Karl Marx Bagi Perkembangan
Ilmu Pengetahuan ................................................................................... 5
BAB III PENUTUP .....................................................................................................
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................
3.2 Saran ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan rahmat dan bimbingan Nya, sehingga kami mampu menyusun Makalah ini.
Makalah ini kami susun berdasarkan informasi dari beberapa sumber. Adapun yang menjadi
judul makalah adalah “TOKOH KARL MARX”.

Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi mahasiswa yang mengikuti


perkuliahan mata kuliah Filsafat Etika Keguruan dan umumnya bagi masyarakat. Tujuan
kami menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi salah satu tugas dari dosen
pembimbing kami dalam mata kuliah Filsafat Etika Keguruan. Karena itu, demi perbaikan
makalah ini, segala saran, kritik, dan masukan yang membangun akan senantiasa kami terima
dengan lapang hati. semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Garut, 11 Juni 2021

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada banyak negara khususnya negara-negara yang masih terbelakang, ideologi


marxis hingga kini masih sering digunakan sebagai simbol perlawanan kaum tertindah,
marginal dan miskin terutama terhadap hegemoni kapitalis dan penguasa tirani. Dalam
dunia akademik pemikirannya itu bahkan mampu mengkritik teori-teori besar lainnya
termasuk agama sekalipun.
Kepribadian marx sangat berbeda dengan ayahnya. Marx memiliki bakat intelektual,
tetapi keras kepala, kasar, agak liar dan jarang mengedepankan perasaan. Pada usia
delapan tahun, sesudah mempelajari hukum selama satu tahun di university Bonn yang
berkenalan dengan pemikiran-pemikiran Hegel. Meskipun Hegel telah meninggal tetapi
semangat berfilsafat telah mewarisinya masih di minati dan menguasainya
Pemikiran filsafat Marx berakar dari pemikiran Hegel dan Feurbach2, selain kedua
tokoh tersebut Marx juga mendalami pemikiran Adam Smith dan David Ricardo dalam
teorynya. Dua konsep Heggel yang berpengaruh pada pemikiran Marx, yakni dialektika
dan idealisme Hegel. Dialaektika adalah cara berfikir dan citra tentang dunia. Sebagai
cara berfikir dialektika menekankan arti penting dari proses, hubungan, dinamika, dan
konflik serta kontradiksi. Di sisi lain, dialektika adalah pandangan bawha dunia bukan
tersusun dari pembentukan diri manusia adalah lewat sejarah, sejarah masa kanak-kanak,
sejarah masa muda, dan sejarah masa tua. Dari berbagai bentuk masa yang dialami
manusia itu ternyata pada masa-masa itulah pembentukan diri, karakter dan karier
seseorang dalam menata hidup yang lebih baik dan berhasil. Manusia tidak bisa melepas
diri dari sejarah hidupnya sendiri dan dari sinilah terbentuknya berbagai nilai dan karakter
untuk menjadi manusia yang lebih sempurna. struktur yang statis, tetapi terdidri dari
proses, hubungan , dinamika konflik dan kontradiksi.
Walaupun gagasan Hegel ini di gunakan oleh Marx, akan tetapi Marx tidak menerima
begitu saja, melainkan melakukan kritik bahkan beberapa perubahan. Hegel cenderung
menerapkan dialektika hanya pada dunia gagasan, sedangkan Marx merasa bahwa
dialektika dapat di terapkan pada aspek kehidupan yang bersifat material seperti ada
aspek ekonomi.
Dalam konsep idealisme Hegel, lebih di tekankan pentingnya pikiran dan produk
mental ketimbang kehidupan material. Idealis tak hanya menekankan pada proses mental
tetapi juga pada gagasan yang di hasilkan pada prosses mental tersebut. Sementara
Feurbach juga mengkritik pemikiran Hegel yang lebih menekankan kesadaran dan
semangat masyarakat. Feurbach mengajukan konsep materialisme untuk mengkritik
pemikiran idealis dari Hegel. Menurut Ferbach tidak perlu memusatkan perhatian pada
gagasan akan tetapi pada realitas material kehidupan manusia dan Feurbach juga
melakukan kritik terhadap agama yang kemudian mempengaruhi Marx dalam

1
mengembangkan pemikirannya pada materialsme historis dan kritik Marx terhadap
agama
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dibuatlah rumusan masalah yaitu :
1. Latar Belakang Kehidupan Karl Marx
2. Kilas Balik Karl Marx Yang Dianggap Sebagai Tokoh Filsafat Pendidikan
3. Pemikiran Karl Marx Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan

1.3 Tujuan
Untuk membuat makalah ini diperlukannya sebuah tujuan supaya dapat menjawab
rumusan masalah yang telah ada. Oleh sebab itu, tujuan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk Mengetahui Latar Belakang Kehidupan Karl Marx
2. Untuk Mengetahui Kilas Balik Karl Marx Yang Dianggap Sebagai Tokoh Filsafat
Pendidikan
3. Untuk Mengetahui Pemikiran Karl Marx Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Kehidupan Karl Marx
Karl Marx lahir di Trier, Prussia, pada 5 Mei 1818 (Beilharz, 2005). Ayahnya adalah
seorang pengacara, memberikan kehidupan keluarga kelas menengah yang agak khas.
Kedua orang tuanya berasal dari keluarga rabbi, tetapi karena alasan-alasan bisnis, sang
ayah telah berpindah agama ke Lutheranisme ketika Karl masih sangat muda. Pada 1841
Marx menerima gelar doktornya di bidang filsafat dari Universitas Berlin, yang sangat
dipengaruhi oleh Hegel dan para Hegelian muda, yang bersikap mendukung, namun kritis
terhadap guru mereka. Disertasi Marx adalah suatu risalat filosofis yang kering, tetapi
benar-benar mengantisipasi banyak dari idenya di kemudian hari. Setelah lulus dia
menjadi seorang penulis untuk sebuah koran yang liberal-radikal dan dalam sepuluh
bulan dia telah menjadi kepala editornya. Akan tetapi, karena pendirian-pendirian
politisnya, koran itu ditutup oleh pemerintah tidak lama kemudian. Esai-esai awal yang
diterbitkan di dalam periode ini mulai mencerminkan sejumlah pendirian yang akan
menuntun Marx di sepanjang hidupnya. Pendirian-pendirian itu dibubuhi secara liberal
dengan prinsip-prinsip demokratis, humanisme, dan idealisme anak muda. Dia menolak
keabstrakan filsafat Hegelian, mimpi yang naif para komunis utopian, dan menolak para
aktivis yang sedang mendesakkan hal yang oleh Marx dianggap sebagai tindakan politis
pengatur. Dalam menolak para aktivis tersebut, Marx meletakkan dasar bagi pekerjaannya
sepanjang hayat
Usaha-usaha praktis, oleh massa sekalipun, bisa segera dijawab dengan Meriam bila
sudah membahayakan, tetapi ide-ide yang telah mengalahkan intelek kita dan
menundukkan keyakinan kita, ide-ide yang telah memaku suara hati kita, adalah rantai-
rantai yang tidak dapat dilepaskan orang tanpa mematahkan hatinya ; mereka adalh setan-
setan yang dapat dikalahkan orang hanya dengan menyerahkan diri kepadanya.(Marx,
1842/1977: 20)
Marx menikah pada 1843 dan tidak lama kemudian terpaksa meninggalkan Jerman
untuk mencari suasana yang lebih liberal di Paris. Di sana dia terus bergumul dengan ide-
ide Hegel dan para pendukungnya, tetapi dia juga menjumpai dua kumpulan ide yang
baru sosialisme Prancis dan ekonomi politis Inggris. Caranya menggabungkan
Hegelianisme, sosialisme, dan ekonomi politis yang membentuk orientasi intelektualnya
unik. Juga yang sangat penting pada titik tersebut ialah pertemuannya dengan orang yang
kemudian menjadi sahabat seumur hidup, dermawan, dan kolaboratornya Friedrich
Engels (Carver, 1983). Putra seorang pemilik pabrik tekstil, Engelsmenjadi seorang
sosialis yang kritis terhadap kondisi-kondisi yang sedang dihadapi kelas pekerja. Banyak
rasa iba Marx untuk kesengsaraan kelas pekerja berasal dari pembukaan dirinya kepada
Engels dan ide-idenya. Pada 1844 Engels dan Marx melakukan percakapan yang panjang
di sebuah kafe yang terkenal di Paris dan meletakkan dasar-dasar bagi hubungan mereka
yang berlangsung seumur hidup. Mengenai percakapan itu Engels mengatakan,
“kesepakatan kami yang lengkap di semua bidang teoritis menjadi jelas dan kerja sama

3
kami dimulai sejak saat itu” (McLellan, 1973: 131). Pada tahun berikutnya, Engels
menerbitkan suatu karya yang terkenal, The Condition on the Working Class in England.
Selama periode tersebut Marx menulis sejumlah karya yang sulit dimengerti (banyak
yang tidak diterbitkan semasa hidupnya), termasuk The Holy Family (1845/1956) dan
The German Ideology (1845-1846/1970) (keduanya ditulis bersama Engels), tetapi dia
juga menulis The Economic and Philosophic Manuscripts of 1844 (1932/1964), yang
membayangkan pergulatannya kelak yang kian meningkat di ranah ekonomi.
2.2 Kilas Balik Karl Marx Yang Dianggap Sebagai Tokoh Filsafat Pendidikan
Pada usia 18 tahun, sesudah mempelajari hokum selama satu tahun di Universitas
Berlin Marx berkenalan dengan pemikiran-pemikiran Hegel. Meskipun pada waktu itu
hegel telah meninggal tetapi semangat dan filsafat yang diwariskannya masih diminati
dan menguasai pemikiran filsafat dan sosial di Eropa (Johnson, 1986). Sebelum mengenal
pemikiran dan filsafat Hegel, Marx telah mengenal pemikiran dan filsafat Emanuel Kant,
yaitu bahwa manusia berawal dari sebuah kesempurnaan (the holy spirit og God) tetapi
kemudian masuk ke dalam dunia yang penuh keterbatasan, kotor dan tidak suci (Salim,
2002). Hingga tahun 1844, Marx sangat dipengaruhi oleh pemikiran Hegel yang
mengasumsikan segala sesuatu di dunia atau di masyarakat memiliki kontradiksinya yang
kemudia kontradiksi itu akan menghasilkan sintesis sehingga segala sesuatu yang ada
selalu akan mengalami dialektika. Namun setelah itu Marx berubah karena menganggap
apa yang dipikirkan Emanuel Kant dan Hegel sangat idealis sehingga sulit diwujudkan.
Menurut Marx pemikiran Kant dan Hegel hanya bersifat ide bukan kenyataan dan
pengalaman. Sampai tahun 1845 marx menjalani kehidupan di Paris bersama dengan
istrinya. Di Parislah Marx terbentuk sebagai seorang yang kritis terhadap masalah-
masalah kemasyarakatan. Paris pada waktu itu merupakan kota yang dipenuhi kegiatan-
kegiatan radikal, intelektual dan sebagai pusat liberalism. Tokoh-tokoh sosialis Prancis
sangat mempengaruhi pemikiran Marx seperti St. Simon dan Proudhon demikian juga
tokoh revolusioner seperti Blanqui (Johnson, 1986). Interaksinya dengan berbagai tokoh
sentral intelektual, radikal dan revolusioner Paris itulah yang kemudian membawanya
peduli dengan kaum buruh dan rakyat kecil yang tertindas. Kepeduliannya tersebut
tampak ketika Marx menolak sistem kapitalis yang meluas dan berusaha
menggantikannya dengan sistem sosialis. Meluasnya sistem kapitalis itu menurut Marx
mengancam kondisi-kondisi materil dan sosial yang sesungguhnya dan tingkat kesadaran
sosial kelas-kelas buruh. Kritik dan semangat yang mendasari Marx melahirkan kritik
terhadap sistem kapitalisme ini berangkat dari filsafat moral keadilan dan cita-cita untuk
perubahan masyarakat menuju keadilan sosial ekonomi.
Berangkat dari pemikiran-pemikiran kritis Marx terhadap sistem kapitalis itulah
yang menjadi cikal bakal lahirnya perlawanan Marx terhadap sistem kapitalis. Dalam
perjuangannya menentang sistem kapitalisme tersebut Marx manulis beberapa karya
ilmiahnya yang populer seperti: Economic and Philosophical. Economic and
Philosophical itu berupa manuscript yang berisi analisisnya tentang ekonomi dan filsafat.
Karya lain yang menjadi prinsip dalam hidupnya diterjemahkan dalam tulisan yang diberi
judul The Germany Ideology yang membahas masalah materialisme historis. Kemudian

4
pada tahun 1857 Marx menulis suatu pernyataan yang menjadi program teoretis sebuah
organisasi, yang diberinya judul Manifesto Komunis. Dalam perjuangannya yang tak
kenal menyerah Marx terus menuangkan pemikirannya dalam karya yang bertajuk The
Class Struggles in France and The Eighteenth Brumaire of Louis Bonaparte yang
sesungguhnya sebuah esai. Karya yang paling menonjol dari Marx adalah Das kapital
yang menjelaskan kontradiksi internal dalam sistem kapitalis.

2.3 Pemikiran Karl Marx Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan


Pemikiran teori Karl Marx bagi perkembangan ilmu pengetahuan, . Pemikiran Marx
menjadi rujukan banyak ilmuan dan sangat relevan sebagai pisau analisis. Karya Marx sangat
banyak, namun diantara karyanya yang paling sngat mewarnai dalam pemikirannya adalah
Das Kapital. Dengan studi ilmiah dimungkinkan menentukan makna, pola, dan
kecenderungan dalam kejadian sejarah, bahkan dalam skala sejarah dunia. Pada dasarnya
pernyataan Marx tentang sejarah ada kesamaan dengan pemikiran evolusi, namun keunikan
materialisme-historis menganut konsep dialektika Hegel. Gagasan idealistik Hegel tentang
semangat sebagai substratum dan agen penggerak sejarah sesungguhnya. Marx menerima
ajaran Hegel secara selektif. Marx menerima gagasan formal dialektika, tetapi menolak kadar
idealistis dalam teorinya. Marx juga mengikuti filosof Jerman yang sezaman dengannya,
yaitu Feuerbach, dengan membangun filsafat materialistisnya sendiri yang berbeda dari
Hegelianisme.  Marx berpendapat kesadaran manusia terkondisikan oleh silang pengaruh
dialektika antara subjek atau individu dalam masyarakat dan obyek atau dunia material
dimana kita hidup. Dengan demikian sejarah adalah proses berkelanjutan dari penciptaan,
kepuasaan, dan penciptaan ulang kebutuhan manusia. Menurut analisis Marx, cara manusia
memenuhi kebutuhannya menjadi pondasi masyarakat. Sistem sosial dan politiknya menjadi
super struktur pondasi utama yang dibangun di atas pondasi ini. Materialisme historis berarti
bahwa cara memproduksi kebutuhan hidup pada akhirnya menentukan ide-ide dan institusi-
institusi sosial pada masanya Pergolakan sejarah sering digambarkan terjadi antara
demokrasi, aristokrasi dan monarki, namun bentuk sebenarnya adalah dari perjuangan-
perjuangan kelas yang berbeda. Perjuangan ini meluas dari individu ke keluarga menuju
komunitas dan negara, hingga akhirnya dunia seutuhnya.

Di bawah dunia kapitalisme, satu kelas hidup lewat kepemilikan, sementara yang lain
lewat pekerjaan. Kepentingan kelas bourjuis dan proletar adalah bertentangan. Para pemilik
mempertahankan properti mereka, dan para pekerja mempertahankan kemanusiaan. Konsep
keterasingan/keterkucilan cukup memiliki arti penting dalam tulisan-tulisan Marx. Yong
Hegelian memberikan satu konsepsi idealistik terhadap penggunaan metafisis Hegel atas
pengertian tersebut. Begitu juga dipengaruhi humanisme Feurbech, Marx meninggalkan
idealisme dan memberikan pengertian kongkrit lewat pengakarannya ke dalam proses pekerja
dan dengan demikian meneguhkan sebuah basis bagi kritik humanistik terhadap masyarakat
kapitalis.

5
Menurut Marx, pekerja dan produknya menerima satu keberadaan yang terpisah dari
individual segera setelah properti pribadi dan pembagian kerja berkembang. Pemisahan ini
menghasilkan pengucilan pekerja (Gorman, 2010). Maka dengan demikian karl marx menjadi
tokoh filsafat ilmu yang di anggap karena pemikiran pemikirannya sebagai berikut :

 Materialisme Historis
Materialism histori merupakan istilah yang sangat berguna untuk memberi nama pada
asumsiasumsi dasar menganai teorinya. Dari The Communist Manifesto dan Das
Kapital, dimana penekanan Marx adalah pada kebutuhan materil dan perjuangan kelas
sebagai akibat dari usahausaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan. Menurut pandangan
ini, ide-ide dan kesadaran manusia tidak lain daripada refleksi yang salah tentang
kondisi-kondisi materil. Perhatian ini dipusatkan Marx sebagai uasaha Marx untuk
meningkatkan revolusi sosialis sehingga kaum proletariat dapat menikmati sebagian
besar kelimpahan materil yang dihasilkan oleh industrialisme. Dalam The German
Ideology Marx menunjukkan bahwa manusia menciptakan sejarahnya sendiri selama
mereka berjuang menghadapi lingkungan materilnya dan terlibat dalam hubungan-
hubungan sosial yang terbatas dalam proses-proses ini. Tetapi kemampuan manusia
untuk membuat sejarahnya sendiri, dibatasi oleh keadaan lingkungan materil dan
sosial yang sudah ada. Ketegangan-ketegangan yang khas dan kontradiksi-kontradiksi
yang menonjol akan berbeda-beda menurut tahap sejarahnya serta perkembangan
materil sosialnya. Marx mengandaikan bahwa pemilikan daya-daya produksi
masyarakat secara komunal dan suatu distribusi yang lebih merata yang didasarkan
pada kebutuhan manusia, bukan kerakusan borjuis
 Kelas Sosial
Kelas-kelas sosial muncul menurut Doyle (1986: 146) sangat erat kaitannya dengan
konsep Marx mengenai materialisme historis. Di mana kemampuan manusia untuk
memenuhi berbagai kebutuhannya tergantung pada terlibatnya mereka dalam
hubungan sosial dengan orang lain untuk mengubah lingkungan materil melalui
kegiatan produktifnya. Kelas-kelas ini dibedakan terutama karena perbedaan-
perbedaan dalam sumber-sumber pendapatan pokok, yakni upah, keuntungan dan
sewa tanah.... Tetapi ide bahwa masyarakat-masyarakat kapitalis di masa Marx hidup
ada pada proses gerak menuju sistem dua kelas saja, juga dikemukakannya dalam The
Communist Manifesto: “Masyarakat sebagai satu keseluruhan menjadi semakin
terbagi dalam dua kelompok besar yang saling bermusuhan ke dalam dua kelas yang
saling berhadapan secara langsung: Borjuis dan Proletariat”
 Kesadaran Sosial
Setelah terbentuknya kelas-kelas pada masyarakat kapitalis, maka akan muncul
kesadaran kelas mengenai kepentingan kelas-kelas mereka. Yang dimaksud kesadaran
kelas itu sendiri menurut Marx seperti dikutip dalam Doyle (1986) ialah satu
kesadaran subyektif akan kepentingan kelas obyektif yang mereka miliki bersama
orang-orang lain dalam posisi yang serupa dalam sistem produksi. Konsep
kepentingan mengacu pada sumber-sumber materil yang aktual yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan atau keinginan individu. Jadi Doyle memberikan contoh,
kepentingan kelas kapitalis terletak pada keuntungan yang semakin meningkat,
6
sedangkan kepentingan kelas proletar secara sempit meliputi kenaikan upah,
sedangkan secara luas meliputi penguasaan terhadap proses produksi yang lebih luas.
Pengaruh ideologi sangat berhubungan dengan kesadaran kelas, karena pengaruh
ideologi dapat mengakibatkan kurangnya kesadaran penuh akan kepentingan-
kepentingan kelasnya sendiri. Selain mengakibatkan kurangnya kesadaran penuh
terhadap kepentingan-kepentingan kelasnya, penerimaan ideologi yang dikembangkan
untuk mendukung kelas yang dominan dan struktur yang telah ada. Marx memusatkan
munculnya kesadaran kelas yang benar dengan analisisnya pada perkembangan yang
terjadi di dalam kelas proletar di daerah-daerah industri di kota. Alasannya adalah
karena mereka bekerja bersama-sama di suatu pabrik dalam kondisi yang kurang
manusiawi dan hidup berdampingan satu sama lain (antar buruh satu pabrik) sebagai
tetangga di satu kota juga, kaum proletar menjadi sadar akan penderitaan bersama dan
kemelaratan ekonominya. Singkatnya, terpusatnya mereka pada satu tempat
memungkinkan terbentuknya jaringan komunikasi dan menghasilkan kesadaran
bersama.
 Perubahan Sosial
Kesadaran kelas yang diperoleh oleh kaum proletar pada akhirnya akan membentuk
jaringan komunikasi untuk menjelaskan kepentingan bersama kaum proletar. Jaringan
komunikasi ini pada akhirnya menurut Doyle dapat membentuk suatu organisasi yang
bisa berbentuk serikat-serikat buruh atau serikat-serikat kerja lainnya yang tujuan
kepentingannya untuk mendesak upah yang lebih tinggi, perbaikan kondisi kerja dan
sebagainya. Namun akhirnya tambah Doyle, organisasi kelas buruh itu akan menjadi
cukup kuat untuk menghancurkan seluruh struktur sosial kapitalis dan menggantikan
dengan struktur sosial yang akan menghargai kebutuhan dan kepentingan umat
manusia seluruhnya. Sebenarnya cara Marx menganalisis suatu perubahan sosial pada
masyarakat adalah dengan menggunakan analisa dialektika cara analisa dialektika
seperti dikutip dari Doyle, merupakan inti model bagaimana konflik kelas
mengakibatkan perubahan sosial. Menurut Marx manusialah yang menciptakan
sejarahnya sendiri, meskipun kegiatan kreatifnya ditentukan dan terikat materil dan
sosial yang ada. Meskipun manusia bisa membuat sejarahnya sendiri, Ia tidak dapat
membuat semaunya sendiri. Jadi dapat disimpulkan perubahan sosial dapat dilakukan
dengan perjuangan kelas dalam konteks ini adalah proletar, yang perjuangan kelas
tersebut dilakukan dengan cara revolusi baik dengan menggunakan kekerasan maupun
dengan damai. Sehingga revolusi tersebut dapat menghasilkan sesuai apa yang
diramalkan marx yaitu masyarakat ideal yang tanpa kelas yang istilah populernya
komunisme.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori bagaimanapun ilmiahnha bukanlah sesuatu yang absolut dan mutlak
kebenarannya. Itulah sebabnya dalam sepanjang sejarah teori teori selalu silih berganti,
karena setiap teori adalah anti tesa dari teori sebelumnya. Seperti dikatakan Hegel bahwa
segala sesuatu di dunia ini mengalami dialektikanya, demikian juga halnya dengan teori.
Kebenaran suatu teori juga sangat relatif, masing-masing memiliki keunggulan dan
kelemahannya sendiri. Persoalannya seperti halnya dengan berbagai teori Karl Marx,
meskipun mengandung sejumlah kelemahan dan banyak ditolak, tetapi dalam beberapa
hal justru masih cukup relevan untuk menganalisis kehidupan masyarakat hingga kini.
3.2 Saran
Sebagai insan akademisi, maka sudah seharusnya setiap mahasiswa menempatkan
sebuah pemikiran yang salah satunya dari Karl Marx pada posisi yang benar. Dalam
masyarakat kapitalis terdapat konsep komoditas dan kontradiksi nilai guna dan niilai
tukarnya. Dalam hal ini kemampuan modal untuk menghasilkan keuntungan terletak
pada eksploitasi kaum ploletariat. Kontradiksi tersebut menyebabkan konflik kelas
diantara kaum proletariat dan borjuis, yang pada akhirnya akan menghasilkan revolusi
karena proletarianisasi akan memperbanyak barisan kaum ploretariat.
Meskipun dia mengkritik kapitalisme, Marx percaya bahwa kapitalisme baik dan bahwa
kritiknya atasnya adalah dari pesrpektif potensi masa depannya. Marx merasa bahwa dia
mampu memandang dari masa depan potensial kapitalisme karena konsepsi
materialisnya atas sejarah. Dengan memfokuskan pada kekuatan-kekuatan produksi,
Marx mampu memprediksi kecenderungan-kecenderungan historis yang
memungkinkannya mengidentifikasi di mana tidakan politis dapat menjadi efektif.
Tindakan politis da bahkan revolusi dibutuhkan karena hubungan-hubungan produksi
dan ideologi dapat menahan perkembangan kekuatan-kekuatan produksi yang
diperlukan. Menurut pandangan Marx, perubahan-perubahan tersebut pada akhirnya akan
mendatangkan masyarakat komunis.

8
DAFTAR PUSTAKA
Bahari, Y. (2010). Karl Marx: Sekelumit tentang Hidup dan Pemikirannya. Jurnal
Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora, 1, 1–10.
Fitria. (2013).. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Magnis Suseno, Franz .2003. Pemikiran Karl Marx; dari sosialisme utopis ke perselisihan
revisionism. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

9
10

Anda mungkin juga menyukai