Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MENGENAI TEOR-TEORI DARI TOKOH-TOKOH PSIKOLOGI

Di susun oleh :
NAMA : ANDI MUHAMMAD AFLI
NIM : 50900123062

JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKSSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji sykur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa yang telah me-
limpahkan rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan salah
satu tugas individu mata kuliah ‘Pengantar Psikologi’sholawat dan salam tak lupa kita
haturkan kepada junjungan kita baginda Rasulullah SAW sebagai tauladan umat
manusia
Saya selaku penulis makalah ini, menyampaikan bahwa penulis makalah ini jauh dari
kata kesempurnaan mengingat keterbatasan dan pengetahuan saya. Oleh karena itu,
saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna mengembangkan
makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan orang lain dalam
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dan Allah SWT melimpahkan rahmat dan
hidayahnya serta perlindungan kepada kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGAN
TAR…………………………………………………..……..……
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................
A. Latar belakang………………………………………………………….
B. Rumusan masalah...................................................................................
C. Tujuan penulisan......................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN ………………………………………………………….
A. Teori-teori dari tokoh-tokoh Psikologi, dari masah Yunani kuno …
1. Thales ……………………………………………………………
2. Sockrates ……………………………………………………….
B. Teori-teori dari tokoh-tokoh Psikologi, dari masa
Renesains………
1. Rene descartes
2. Jhon lock
C. Teori-teori dari tokoh-tokoh Psikologi, dari
Timur…………….........
1. Al qindi …………………………………………………………..
2. Al farabi …………………………………………………………..
BAB III
PENUTUP.......................................................................................................
A. Kesimpulan ......................................................................................
B. Saran ..................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psikologi dapat didefinisikan secara singkat sebagai ilmu yang mempelajari

tingkah laku manusia dan hubungan-hubungan antar manusia. Karena

hubungan-hubungan antar manusia juga terwujud dalam bentuk tingkah

laku, maka dapat dikemukakan sebuah definisi yang lebih singkat lagi:

Psikologi ialah ilmu-ilmu tingkah laku manusia. Manusia adalah golongan

makhluk yang tertinggi derajatnya. Manusia memiliki kelengkapan pribadi

yang lebih sempurna daripada makhluk-makhluk lain ciptaan tuhan

karena abstraknya jiwa manusia itu, maka objek material psikologi adalah

terbatas pada aktivitas-aktivitas jiwa yang teramati melalui perwujudan

tingkah laku atau perbuatan-perbuatan manusia. Tentu saja dalam mempela-

jari tingkah laku itu orang bukan sembarang melakukan pengamatan. Ada

beberapa asumsi dapat dipakai oleh para psikolog dalam mempelajari jiwa

manusia. Asumsi-asumsi itu merupakan pangkal tolak, pedoman atau pen-

garah bagi pengamatan kita dalam upaya mempelajari jiwa yang dimanifes-

tasikan ke dalam tingkah laku yang nyata.Psikologi berhubungan dengan

tingkah laku manusia, setiap fase perkembangan pribadi manusia serta inter-

aksinya. Oleh karena itu amat sukar memperoleh pengetahuan yang

memadai tentang aspek-aspek serta intelerelasi tingkah laku manusia melalui


suatu penyelidikan yang intensif terhadap semua itu dalam waktu yang

bersamaan

B. Rumusan Masalah

1. Seberapa berkembangnya psikologi pada zaman yunani kuno


2. Seberapa berkembangnya psikologi pada masah Renesains
3. Seberapa berkembangnya psikologi di Timur Tengah pada masa itu

C Tujuan Penulisan

Untuk menambah wawasan si penulis agar memahami lebih dalam sesuatu yang di
buatnya, dan untuk menambah pengetahuan si penulis dan juga menambah pemaham
orang yang membacanya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori-teori dari Tokoh-tokoh psikologi, dari zaman yunani kuno

1.Thales
Thales dilahirkan dan tinggal di miletes( sekarang wilayah turki) pada tahun
620 SM.Dia adalah seorang filsuf, Matematikawan, dan Saintis. Dan dalam filsafat ia
di kenal sebagai bapak filsafat yunani kuno yang mewakili timbulnya filsafat alam
dalam masyarakat yunani kuno. Ia juga orang yang pertama kali, mencoba mendo-
brak tradisi yunani kuno dan mesir kuno.
Sulit sekali mengetahui biografi dan pemikiran-pemikiran secara menyeluru
dikarenakan ia tidak pernah menulis buku selama hidupnya. Adapun informasi men-
genai dirnya diperoleh melalui buku-buku murit-muritnya dan paling banyak di tulis
oleh Phytagoras dan Aristoteles. Ia juga mendirikan sekolah filsafat alam milesian
dan bersama murit muritnya, ia mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan di
bidang filsafat, matematika, dan sains. Kemudian ia meninggal pada tahun 546 SM.
Penegrtian humanisme adalah sikap filosofis dan etis yang menekankan nilai
dan hak pilihan manusia, secara individu dan kolektif, dan umumnya lebih memilih
pemikiran kritis dan bukti ( Rasionalisme dan Empirisme) dari pada penerimaan
dogma atau takhayul. Arti istilah humanisme telah berfluktuasi sesuai dengan gerakan
intelektual berturut turut yang mengidentifikasinya.
Istilah ini diciptakan oleh teolog friedrich niethammer pada awal abad ke-19
untuk merujuk pada sistem pendidikan yang didasarkan pada studi sastra klasik (“Hu-
manisme klasik “). Secara umum, bagaimanapun, humanisme mengacu pada prespek-
tif yang menegaskan beberapa gagasan tentang kebebasan dan kemajuan manusia. Ini
memandang manusia sebagai satu satunya yang bertanggung jawab untuk promosi
dan pengembangan individu dan menegakan kepedulian terhadap manusia dalam
hubuangannya dengan dunia ini.

2. Shocrathes
Socrates tinggal di Athena di Paruh kedua abad ke-5 SM. Ayahnya bernama
Sophroniskos dan ibunya bernama Phainarete. Ia dipercaya telah mempelajari filsafat
alam,melihat berbagai penjelasan Sifat alam semesta tetapi kemudian ia beralih pada
persoalan yang terkait dengan manusia seperti etika dan politik. Ia digambarkan
dalam sebagai sosok yang tidak tampan dengan perutnya yg gendut dan menggu-
nakan pakaian tua dan kumal tanpa menggunakan alas kaki.
Menurut Socrates, jiwa adalah Tuhan. Tuhan menyatu dalam jiwa. Manusia
pada hakikatnya adalah jiwa yang menguasai dirinya. Oleh karena itu, setiap manusia
yang tak berjiwa, bukan berarti tak bernyawa, melainkan tak lagi memiliki kemam-
puan menangkap pesan-pesan. Tuhan tentang moral dan kebaikan. Inilah pandangan
Socrates tentang jiwa dengan potensi yang paling mendasar dalam menemukan
hakikat akal budi dan kebenaran.
Socrates juga berpandangan bahwa sebenarnya pada diri setiap manusia ter-
pendam pemecahan berbagai masalah mengenai berbagai persoalan dalam kehidupan
nyata, oleh karena itu, sebenarnya setiap orang mampu untuk menghadapi segala
macam persoalan yang dihadapi. Hanya saja mereka tidak mampu menyadari bahwa
sesungguhnya dalam diri setiap orang terpendam kemampuan atas jawaban-jawaban
bagi segala macam persoalan yang dihadapinya.

A. Teori-teori dari tokoh-tokoh psikologi, dari masa Renesains

1.Rene Descrates
Rene Descartes sering disebut sebagai bapak filsafat modern. Rene Descartes
lahir di La Haye Touraine-Prancis dari sebuah keluarga borjuis. Ayah Descartes
adalah ketua Parlemen Inggris dan memiliki tanah yang cukup luas (borjuis). Ketika
ayah Descartes meninggal dan menerima warisan ayahnya, ia menjual tanah warisan
itu, dan menginvestasikan uangnya dengan pendapatan enam atau tujuh ribu franc per
tahun. Dia bersekolah di Universitas Jesuit di La Fleche dari tahun 1604-1612, yang
tampaknya telah memberikan dasar-dasar matematika modern walaupun sebenarnya
pendidikan itu bidang hukum. Pada tahun 1612, dia pergi ke Paris, namun kehidupan
sosial di sana dia anggap membosankan, dan kemudian dia mengasingkan diri ke
daerah terpencil di Prancis untuk menekuni Geometri, nama daerah terpencil itu
Faubourg. Teman-temannya menemukan dia di tempat perasingan yang ia tinggali,
maka untuk lebih menyembunyikan diri, ia memutuskan untuk mendaftarkan diri
menjadi tentara Belanda (1617). Ketika Belanda dalam keadaan damai, dia tampak
menikmati meditasinya tanpa gangguan selama dua tahun. Tetapi, meletusnya Perang
Tiga Puluh Tahun mendorongnya untuk mendaftarkan diri sebagai tentara Bavaria
(1619). Di Bavaria inilah selama musim dingin 1619-1620, dia mendapatkan pengala-
man yang dituangkannya ke dalam buku Discours de la Methode (Russel, 2007:733).
Descartes, kadang dipanggil "Penemu Filsafat Modern" dan "Bapak Matematika
Modern", adalah salah satu pemikir paling penting dan berpengaruh dalam sejarah
barat modern. Dia menginspirasi generasi filsuf kontemporer dan setelahnya, mem-
bawa mereka untuk membentuk apa yang sekarang kita kenal sebagai kontinentalse-
buah posisi filosofikal pada Eropa abad ke-17 dan 18.
Salah satu persoalan utama dalam psikologi adalah hubungan antara perilaku
dan keadaan mental yang dalam sejarah pemikiran yang dikemukakan oleh Rene
Descartes (1596-1650). Ia dipandang sebagai pionir sains modern karena meletakkan
dasar-dasar pemahaman ilmiah yang berpengaruh dalam pengembangan
psikologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap latar belakang psikologi his-
toris dalam pemikiran Rene Descartes. Penelitian ini merupakan studi kepustakaan
dengan menggunakan metode analisis hermeneutik kefilsafatan. Penelitian dilakukan
dengan melacak kembali pemikiran Rene Descartes pada abad ke-17 M.
Data berupa pemikiran Descates kemudian dijelaskan melalui pemahaman se-
cara kontekstual terhadap karakteristik psikologi saat ini. Hasil penelitian ini mene-
mukan unsur-unsur pemikiran Rene Descartes yang berpengaruh dalam perkemban-
gan psikologi antara lain konsep hubungan tubuh-pikiran, prinsip mekanisme dalam
teori 'animal machine ', dan fungsi-fungsi mental dalam diri manusia. Hal itu mem-
buktikan bahwa kajian psikologi tidak hanya terbatas pada perilaku manusia yang da-
pat diamati melalui observasi tetapi juga wilayah proses mental.

1. Jhon Locke
John Locke adalah salah satu filsuf empirisme Inggris terbesar yang lahir di
Wringtontahun 1632, dekat Bristol. Ayahnya adalah seorang pengacara yang
berjuang di pihak parlemen melawan Raja Charles I. Locke sendiri sepanjang hidup-
nya membela sistem parlementer. Ia mendapat pendidikan klasik dengan disiplin ke-
tat di Westminster school dari tahun 1646-1652, ketika ia berpindah ke Christ
Church, Oxford, ia merasa bahwa pendidikan di Westminster school terlalu ke masa
lalu. Demikian juga di Oxford, ia menjadi benci pada pendidikan yang terpaku pada
bentuk skolastik. Minatnya akan filsafat timbul karena membaca secara pribadi karya
Descartes dan bukan karena pengajaran di Oxford. Ia menyelesaikan B.A. pada tahun
1656, dan M.A. pada tahun 1658. Pada tahun 1659 Locke ditunjuk sebagai senior stu-
dent di Oxford. Posisi itu dipegang sampai tahun 1684 ketika ia harus berhenti karena
alasan 2 politik. Di Oxford, Locke mempelajari juga kimia dan fisika, bahkan ilmu
kedokteran. Ijazah dan ijin praktek baru diperoleh pada tahun 1674. Pada tahun 1667
ia bekerja pada Lord Ashley, Earl dari shaftesbury. Locke menjadi sekertaris dan
dokter pribadinya. Pada tahun 1675 ia pergi ke Paris dan berada disana sampai tahun
1680. Selama di Paris ia bertemu dengan para pengikut Descartes dan ia banyak men-
dapat pengaruh dari pemikiran Gassendi (1592-1655). Locke kemudian kembali ke
Inggris dan bekerja lagi pada shaftesbury. Shaftesbury menjadi pemimpin oposisi di
parlemen melawan.
Dalam buku Essay Concerning Human Understanding,Locke (Dirgagunarsa,
1996: 19) mengemukakan bahwa kalau suatu benda dapat dianalisis sampai sekecil –
kecilnya, demikian oleh Jarnes Mill yang terkenal dengan reductio ad absurdum. Jiwa
manusia diibaratkan sebagai mental chemistry. Uraiannya yang terkenal dalam
hubungan ini ialah mengenai ide – (idea). Dikatakannya bahwa unsur atau elemen
terkecil dari jiwa manusia (human mind) ialah simple idea. James Mill berpendapat
bahwa simple idea bukan sesuatu yang dibawa sejak lahir, melainkan sesuatu yang
diperoleh. Sebab, apabila simple idea yang satu bergabung dengan simple idea yang
lain, akan terbentuk apa yang disebutnya complex idea. Kemudian, apabila complex
idea yang satu bergabung dengan commplex idea. Tergabungnya simple idea yang
satu dengan simple idea yang lain, hanya mungkin terjadi oleh adanya asosiasi.
Simple idea adalah ide – ide yang tidak dapat dipecah – pecah menjadi bagian
– bagian komponennya lebih lanjut. Ide – ide tersebut tidak dapat direduksi, primitif,
tak dapat dijelaskan, tidak bercampur (seperti marah, sakit, titik, suara, bau, dll), bi-
asanya diasosiasikan dengan objek – objek yang dekat dengan persepsi kita. Ide – ide
sederhana muncul (ada) dalam pikiran sebagai suatu kesatuan; pikiran sendiri tidak
dapat membuat, membayangkan, menciptakan, atau membangunnya, tetapi membu-
tuhkannya untuk menyimpannya dalam ingatan, memanggilnya kembali, memband-
ingkan dan mengasosiasikannya dalam kombinasi baru yang tidak ditemukan dalam
pengalaman kita tentangnya sebagai ide – ide sederhana (Tule, ed., 1995:149 – 150).
Dalam pandangan Locke, kita sering kali memiliki pandangan pengalaman
mengenai ide – ide sederhana sebagai unit – unit yang terpisah, otonom, mandiri. Ide
– ide sederhana, seperti yang ditemukan dalm rumpun terpadu dipecah – pecah oleh
pikiran menjadi komponen –komponen unik. Sebagai contoh, pengalaman tentang se-
potong logam panas menggambarkan ide – ide sederhana, seperti panas, keras, l but.
Beberapa ide sederhana, seperti panas, sentuhan, penglihatan, dan bau, hanya datang
dari indra yang bersesuaian. Yang lainnya, seperti bentuk, ruang sosok, dan bilangan
berasal dari indra – indra yang saling berbaut.
Complex ide adalah ide – ide yang dibangun menjadi kombinasi dari ide – ide
yang sederhana. Ide – ide yang kompleks termasuk ide – ide abstrak, ide – ide umum,
universalia, abstraksi – abstraksi, beberapa ide tentang refleksi dan instropeksi dan
lain – lain. Ide – ide kompleks terbagi menjadi (1) Mode – mode (2) relasi – re-
lasi (3) substansi. Kedua yang terakhir disebut mode – mode campuran; merupakan
konstruksi mental tak beraturan dan tidak bersesuaian dengan entitas nyata. Se-
buah mode yang sederhana merujuk pada bentuk – bentuk yang dapat diambil oleh
sebuah kompleks untuk merujuk pada bentuk – bentuk yang dapat diambil oleh se-
buah ide sederhana (seperti kesatuan, spasialitas); sedangkan sebuah pada bentuk –
bentuk yang dapat diambil oleh sebuah ide sederhana (seperti kesatuan, spasialitas);
sedangkan sebuah mode yang kompleks (seperti ide tentang bilangan atau jum-
lah). Relasi – relasi terdiri atas perbandingan (pengasosiasian, dll.), ide – ide (seperti
kausa/efek, identitas/diversitas, ketunggalan/kemajemukan, tempat/waktu). Substansi
merujuk pada pengenalan bahwa objek – objek eksternal senantiasa ada secara inde-
penden dari kesadaran yang mencakup (1) gagasan umum tentang substansi (materi,
landasan fisik yang melatari(, (2) gagasan partikular tentang substansi – substansi ,
dan (3) gagasan kolektif tentang substansi – substansi (Tule, ed., 1995 : 149).
Dalam konsepnya tentang tabula rasa. Locke menyatakan, semua pengetahuan,
tanggapan, dan perasaan jiwa manusia diperoleh karena pengalaman melalaui alat –
alat indranya. Pada waktu manusia dilahirkan, jiwanya kosong bagaikan sehelai ker-
tas putih yang tidak tertulis. Segala -galanya yang tertulis pada helai kosong tadi
akan tertulis oleh pengalaman – pengalaman sedari kecil melalui alat pancaindranya.
Semua pergolakan jiwanya akan tersusun oleh pengalamannya(Gerungan

C.Teori- teori dari Tokoh-tokoh psikolog, dari Timur Tengah

1. Al kindi
Al-Kindi lahir di Kufah pada sekitar tahun 801 Masehi. Ia lahir dari suku Arab
di Kinda, yang berperan penting dalam awal sejarah Islam. Ayahnya, Ishaq, meru-
pakan Gubernur Kufah, yang membimbingnya sejak pendidikan pertamanya di Ku-
fah.
Dari Kufah, Al-Kindi kemudian melanjutkan studinya di Bagdad, di bawah naungan
Khalifah Abbasiyah, Al-Ma’mun (813-833) dan Al-Mu’tasim (833-842).
Berkat bakatnya yang menonjol saat belajar di Bagdad, Al-Kindi dipekerjakan
oleh Al-Ma’mun di House of Wisdom, yaitu pusat penerjemahan teks-teks filosofis
dan ilmiah dari bahasa Yunani ke bahasa Arab. Selain itu, Al-Kindi juga diangkat se-
bagai guru putra Khalifah Al-Mu’tasim, yang menggantikan Al-Ma’mun.
Al-Kindi mendefenisikan jiwa sebagai berikut, “Kesempurnaan awal bagi fisik
yang bersifat alamiah, mekanistik, dan memiliki kehidupan yang energik, atau kesem-
purnaan fisik alami yang memiliki alat dan mengalami kehidupan. Dalam hal jiwa, al-
Kindi lebih dekat dengan pandangan Aristoteles. Menurut al-Kindi bahwa jiwa memi-
liki 3 daya (Hasyimsyah Nasution, 2005), antara lain
1. daya bernafsu (al-quwwah asy-syahwāniyyah),
2. daya marah (al-quwwah al-ghadhabiyyah) dan
3. daya berpikir (al-quwwah al-‘aqilah), daya berpikir ini disebut akal.
Bagi al-Kindi akal terbagi ke dalam tiga bagian yaitu; (1), akal yang bersifat poten-
sial; (2) akal yang keluar dari sifat potensial menjadi aktual; (3) akal yang telah men-
capai tingkat kedua dari aktualitas.
Menurut al-Kindi bahwa jiwa tidak tersusun, namun mempunyai arti penting,
sempurna, dan mulia. Substansi jiwa berasal dari Tuhan. Hubungan jiwa dengan
Tuhan sama dengan hubungan cahaya dengan matahari. Selain itu jiwa bersifat spiri-
tual, ilahiah, terpisah dan berbeda dari tubuh. Jiwa atau ruh tidak pernah tidur, hanya
saja ketika tubuh tertidur, ia tidak menggunakan indra-indranya. Dan bila disucikan,
ruh dapat melihat mimpi-mimpi luar biasa dalam tidur dan dapat berbicara dengan
ruh-ruh lain yang telah terpisah dari tubuh-tubuh mereka. Argumen yang di-
kemukakan AI-Kindi tentang perbedaan ruh dengan badan adalah bahwa ruh menen-
tang keinginan hawa nafsu dan sifat pemarah.
Bagi al-Kindi jiwa akan tetap kekal setelah kematian. Dia pindah ke alam kebe-
naran yang di dalamnya terdapat nur Sang Pencipta. Itulah tempatnya yang abadi. Di
tempat itu, ia sangat dekat dengan Sang Pencipta. Itulah tempatnya yang abadi. Di
tempat itu, ia sangat dekat dengan Sang pencipta sehingga mampu mengetahui segala
hal, yaitu mengetahui setiap yang nyata maupun yang tidak nyata, atau mengetahui
setiap rahasia dan bukan rahasia. Mengenai hal ini al-Kindi mendasarkan pendapat-
nya pada ayat Al-Qur’an; sesungguhnya kamu dalam keadaan lalai dari (hal) ini,
maka Kami singkapkan darimu tutup (yang menutupi) matamu, sehingga pengli-
hatanmu pada hari itu amat tajam (QS. Qaf: 22).
Al-Kindi memiliki buku kecil tentang obat duka yang berjudul Kiat Melawan
Kesedihan. Dalam bukunya ini al-Kindi mendefinisikan tentang kesedihan, dan men-
jelaskan sebab-musabab kesedihan, serta menyebutkan beberapa cara untuk melawan
kesedihan. Al-Kindi mendefinisikan kesedihan sebagai gangguan psikis (neurosis)
yang terjadi karena kehilangan hal-hal yang dicintai dan yang diinginkan.
Al-Kindi menasihati, agar perbaikan dan penyembuhan jiwa dari gangguan
kesedihan dilakukan secara bertahap. Pertama-tama dengan membiasakan diri melak-
sanakan kebiasaan terpuji pada hal-hal yang sepele. Kemudian meningkatkan pada
tahap mendisiplinkan kebiasaan terpuji tadi pada hal-hal yang sulit, baru setelah itu
meningkat ke hal-hal yang lebih sulit. Tahapan itu berlanjut hingga kita sampai pada
hal-hal yang sangat sulit.

2. Al farabi
Nama lengkapnya ialah Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Tharkhan,
lahir di wasij, distrik Farab, Turkestan dari seorang Ayah Persia dan Ibu Turki.
Karena itu, berbeda dengan Al-Kindi, Al-Farabi bukan keturunan Arab, melainkan
keturunan Persia-Turki. Beliau di kenal juga dengan nama Abu Nasher, atau Avem-
pes dalam literatur Barat.
Selagi Anak pejabat Al-Farabi memperoleh pendidikan berbagai disiplin ilmu,
yaitu bahasa, sastra, logika, filsafat kepada Guru-guru terkenal, Seperti Abu Bakar
Al-Saraj, bisyh Mattius bin Yunus, Yuhana Ibn Hailam dll. Awal karirnya bermula ia
berkenalan dengan sultan dinasti Hamadan di Aleppo, yaitu Syaifud Daulah al-Ham-
dani. Perkenalan ini membawanya sebagai ulama Istana, Di sinilah ia mengem-
bangkan aktivitas filsafanya. Namun karena pertentangan politik ia keluar dari istana
samapi ai wafat dalam usia 80 Tahun.
Al-Farabi menaruh perhatian besar pada eksistensi jiwa dalam kaitannya den-
gan kekuatan berpikir menurut dia jiwa ada dalam tubuh manusia, memancar dari
akal kesepuluh. Dari akal kesepuluh ini pulalah memancar bumi, roh, api udara dan
tanah. Dalam persoalan jiwa ini al-Farabi mencoba melakukan sintesis antara penda-
pat Plato dengan Aristoteles. Menurut Plato, jiwa itu ia sesuatu yang berbeda dengan
tubuh, ia adalah substansi rohani. Adapun menurut Aristoteles, jiwa adalah bentuk
tubuh.
Dalam hal ini, al-Farabi mencoba mencari jalan kompromis antara kedua penda-
pat yang berbeda di atas. Menurut dia, jiwa itu berupa substansi dalam dirinya dan
bentuk berhubungannya dengan tubuh. Tampak dengan jelas al-Farabi mengambil
teori substansi dari Plato dan teori bentuk dari Aristoteles.
Al-Farabi, dengan kontribusi pemikirannya tentang kesempurnaan manusia yang di-
tuangkan melalui lima konsep kemampuan dan daya manusia, yaitu: (1) daya vege-
tatif atau kemampuan tumbuh berkembang (al-quwwat al-ghadziyah), (2) daya
mengindra (al-quwwah al-hassah), (3) daya imajinasi (al-quwwah al-mutakhayyilah),
(4) daya berpikir (al-quwwat al-nâthiqah), dan (5) daya rasa (al-quwwah al-tar-
wi`iyyah). Kelima kemampuan atau daya yang ada pada diri manusia, menurut al-
Farabi memiliki berbagai macam daya yang akan menghantarkan dirinya sebagai
manusia yang sehat dalam kehidupannya, yang diperoleh melalui tiga daya yang dim-
iliki, yaitu; daya indra (al-quwwah al-hassah), daya imajinasi (al-quwwah al-mu-
takhayyilah), dan daya pikir (al-quwwah al-nâthiqah), yang masing-masing disebut
sebagai indra eksternal, indra internal dan intelek (M. Bahrun Amiq dan Miftahus Su-
rur, 2011).

BAB III
PENUTP

1. Kesimpulan : Untuk mengetahui lebih dalam tentang teori-teori dari tokoh-


tokoh dari zaman yunani kuno, dari masah Renesains, dan dari Timur.
2. Saran : Di dalam penulisan makalah ini saya sangat mengharapkan pendapat
dan sara dari teman-teman agar kedepannya kalau ada tugas seperti ini saya
bisa membuatnya lebih baik lagi.

Daftar Pustaka:
Thales | Biografi, Pemikiran, dan Karya, https://feelsafat.com/2020/07/thales-bi-
ografi-pemikiran-dan-karya.html,senin 3:06

Anda mungkin juga menyukai